Anda di halaman 1dari 12

1

GUBERNUR JAWA BARAT

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT


NOMOR: 744.05/Kep.135-Kesra/2022
TENTANG
TIM KOORDINASI KESEHATAN JIWA MASYARAKAT
DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR JAWA BARAT,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan peran serta pemerintah dalam


menghadapi masalah kesehatan jiwa masyarakat dan
peningkatan pelaksanaan kerja sama di bidang promotif,
preventif, kuratif, maupun rehabilitatif terhadap
masyarakat dengan gangguan jiwa mental pada
khususnya, serta untuk mengurangi dampaknya terhadap
kesejahteraan masyarakat telah ditetapkan Tim
Penanggulangan Kesehatan Jiwa Masyarakat Provinsi Jawa
Barat berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat
Nomor 440.05/Kep.372-Yansos/2014;
b. bahwa sehubungan dengan adanya perubahan
nomenklatur, tugas, dan fungsi Perangkat Daerah di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, perlu
dilakukan peninjauan kembali atas Keputusan Gubernur
Jawa Barat Nomor 440.05/Kep. Kep.372-Yansos/2014;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan
Gubernur tentang Tim Koordinasi Kesehatan Jiwa
Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat;

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang
diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
2

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik
Indonesia tanggal 4 Djuli 1950) jo. Undang-Undang Nomor
20 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Jakarta Raya
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor
31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
15) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang
Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4744) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4010);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia no 5256);
4. Undang-undang Nomor 18 tahun 2014 tentang Kesehatan
Jiwa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
nomor 185, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia nomor 5571);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5601) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6573);

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang
diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
3

7. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang


Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 229, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5942);
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
220/Menkes/SK/III/2002 tentang Pedoman Umum Tim
Pembina, Tim Pengarah, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
Masyarakat (TP-KJM);
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
406/Menkes/SK/VI/2009 tentang Pedoman Pelayanan
Kesehatan Jiwa Komunitas;
10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 4 Tahun
2013 tentang Pedoman Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2013 Nomor 4 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Barat Nomor 140);
11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun
2018 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Jiwa (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor
223);
12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 14 Tahun
2019 tentang Penyelenggaraan Kesehatan (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 Nomor 14,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor
242);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan
KESATU : Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 440.05/Kep.372-
Yansos/2014 tentang Tim Penanggulangan Kesehatan Jiwa
Masyarakat Provinsi Jawa Barat, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
KEDUA : Membentuk Tim Koordinasi Kesehatan Jiwa Masyarakat
Daerah Provinsi Jawa Barat, yang selanjutnya disingkat
TKKJM, dengan susunan personalia dan uraian tugas
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II,
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan
Gubernur ini.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang
diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
4

KETIGA : TKKJM sebagaimana dimaksud pada Diktum KEDUA,


mempunyai tugas merumuskan langkah aksi terkait
pelaksanaan kesehatan jiwa di Jawa Barat, meliputi pusat
krisis, tim reaksi cepat dan promosi kesehatan jiwa dan tim
penelitian, pengembangan, pendidikan dan pelatihan.
KEEMPAT : TKKJM sebagaimana dimaksud pada Diktum KEDUA
mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana aksi upaya kesehatan jiwa di Daerah
Provinsi Jawa Barat;
b. identifikasi, klarifikasi, dan pemetaan permasalahan
kesehatan jiwa masyarakat dalam rangka merumuskan
kebijakan umum upaya kesehatan jiwa masyarakat;
c. pembinaan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan program
kerja upaya kesehatan jiwa masyarakat; dan
d. pelaporan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Gubernur
Jawa Barat.
KELIMA : Personalia pada bidang ditunjuk berdasarkan penugasan
instansi/lembaga bidang.
KEENAM : Pembiayaan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas dan
fungsi TKKJM sebagaimana dimaksud pada Diktum KETIGA
dan Diktum KEEMPAT, bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa
Barat;
b. sumber lain yang sah sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
KETUJUH : Keputusan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Bandung
pada tanggal 30 Maret 2022
GUBERNUR JAWA BARAT,

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang
diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
5

LAMPIRAN I KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT


NOMOR : 744.05/Kep.135-Kesra/2022
TANGGAL : 30 Maret 2022
TENTANG : TIM KOORDINASI KESEHATAN
JIWA MASYARAKAT DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT.

SUSUNAN PERSONALIA

I. Ketua : Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat.

II. Wakil Ketua : Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat


Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat.

III. Sekretaris I : Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Daerah


Provinsi Jawa Barat.

Sekretaris II : Kepala Dinas Sosial Pemerintah Daerah Provinsi


Jawa Barat.

Sekretaris III : Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat


Daerah Provinsi Jawa Barat.

IV. Koordinator Bidang : Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinas


Pusat Krisis Kesehatan.

Anggota : 1. Bidang Medis Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa


Barat.
2. Analis Kebijakan Sub. Bagian Kesehatan
Pelayanan Dasar Biro Kesra Sekretariat Daerah
Provinsi Jawa Barat.
3. Ikatan Dokter Indonesia Provinsi Jawa Barat.
4. Perhimpunan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran
Jiwa Cabang Bandung dan Sekitarnya.
5. Perhimpunan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran
Jiwa Cabang Cirebon.
6. Penyuluh Sosial Dinas Sosial Provinsi Jawa
Barat.
7. Bidang Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana
Provinsi Jawa Barat.
8. Bidang Bina Desa, Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Barat.
9. Yayasan Ruang Empati Bandung.

V. Koordinator Bidang : Kepala Bagian Pelayanan Dasar Biro Kesra.


Reaksi Cepat
Anggota : 1. Direktur Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa
Barat.
2. Kepala Kesehatan Kodam Siliwangi.
3. Kepala Bidokes POLDA Jawa Barat.
4. Direktur Rumah Sakit Sartika Asih POLRI
Bandung.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang
diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
6

5. Direktur Rumah Sakit Dustira TNI AD Bandung.


6. Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Barat.
7. Bidang Rehabilitasi Sosial, Dinas Sosial Provinsi
Jawa Barat.
8. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Dinas
Kesehatan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
Barat.
9. Seksi Penguatan Kelembagaan Masyarakat
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Barat.
10. Seksi Deteksi Dini Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Jawa Barat.
11. UPT Perlindungan Perempuan dan Anak.

VI. Koordinator Bidang : Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas


Promosi Kesehatan Kesehatan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
Barat.

Anggota : 1. Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Atas


Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
2. Bidang Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat.
3. Bidang Pendidikan Khusus dan Layanan
Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
4. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
5. Sub Bagian Perencanaan Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat.
6. Seksi Komunikasi Publik Dinas Informasi dan
Komunikasi Provinsi Jawa Barat.
7. Seksi Penyuluhan dan Pengembangan Sosial
Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat.
8. Sub Bagian Tata Usaha dan Perencanaan Dinas
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak
dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat.
9. Seksi Operasi Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Jawa Barat.
10. Humas Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
11. Sub Bagian Komunikasi Pimpinan Biro
Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah
Provinsi Jawa BaraKepala Subbagian
Kepegawaian, Umum, dan Kehumasan pada
Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat.
12. Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran.
13. Bidang Promosi Kesehatan Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Jawa Barat.
14. Bidang Kesehatan Masyarakat Komite Nasional
Pemuda Indonesia (KNPI) Jawa Barat.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang
diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
7

15. Bidang Psikoedukasi Masyarakat Yayasan


Ruang Empati Bandung.
16. Komunitas Peduli Skizofrenia .
17. Bipolar Care Indonesia atau Komunitas Peduli
Bipolar.
18. Mother Hope Indonesia.
19. Yayasan Biru Indonesia.
20. Junior Chamber International Bandung.
21. Yayasan Grapiks.
22. Generasi Jabez.

VII. Kordinator Bidang : Unsur Badan Penelitian dan Pengembangan


Penelitian dan Daerah Provinsi Jawa Barat.
Pengembangan
Anggota : 1. Wakil Direktur SDM Pendidikan Latihan
Pengembangan pada Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Jawa Barat.
2. Departemen Keperawatan Jiwa Fakultas
Keperawatan Universitas Padjajaran
3. Departemen Psikiatri Fakiltas Kedokteran
Universitas Padjadjaran.
4. Teddy Hidayat,dr., SpKJ(K) Direktur Yayasan
Ruang Empati
5. Dr. Deni Kurniadi Sunjaya, dr.,DESS Dosen
Fakultas Kedokteran Masyarakat Universitas
Padjajaran
6. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

VIII. Koordinator Bidang : Kepala UPTD Pelatihan Kesehatan (Upelkes) Jawa


Pendidikan dan Barat.
Pelatihan
Anggota : 1. Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis
Kedokteran Jiwa Indonesia Cabang Bandung
dan Sekitarnya.
2. Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis
Kedokteran Jiwa Indonesia Cabang Cirebon.
3. Ikatan Dokter Indonesia Provinsi Jawa Barat.
4. Ketua Himpunan Psikologi Indonesia Wilayah
Jawa Barat.
5. Ketua Himpunan Psikologi Klinis Wilayah Jawa
Barat.
6. Perhimpunan Perawat Nasional Indonesia
Cabang Jawa Barat.
7. Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia Jawa
Barat.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang
diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
8

8. Dr Elvine Gunawan., SpKJ, Bagian


Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya Manusia Yayasan Ruang Empati
9. Politeknik Kesejahteraan Sosial.

GUBERNUR JAWA BARAT,

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang
diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
9

LAMPIRAN II KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT


NOMOR : 744.05/Kep.135-Kesra/2022
TANGGAL : 30 Maret 2022
TENTANG : TIM KOORDINASI KESEHATAN
JIWA MASYARAKAT DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT.

URAIAN TUGAS
I. Ketua:
1. merumuskan kebijakan pelaksanaan kesehatan jiwa masyarakat di Daerah
Provinsi Jawa Barat;
2. mengoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan penanggulangan kesehatan
jiwa masyarakat di Daerah Provinsi Jawa Barat;
3. monitoring dan evaluasi perkembangan kesehatan jiwa masyarakat di Daerah
Provinsi Jawa Barat; dan
4. melaporkan kegiatan penanggulangan kesehatan jiwa masyarakat kepada
Gubernur Jawa Barat.
II. Wakil Ketua:
1. merumuskan kebijakan pengkoordinasian serta administratif terhadap
pelaksanaan pengkoordinasian serta teknis administarsi program kesehatan
jiwa masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat;
2. merumuskan Aspek pelayanan dan Pengembangan Program Kesehatan Jiwa
Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat.
III. Sekretaris 1:
1. menyusun jadwal pertemuan secara berkala untuk mereview perkembangan,
kendala, dan penyelesaian masalah yang terjadi;
2. membuat notulen rapat penanggulangan kesehatan jiwa masyarakat di Daerah
Provinsi Jawa Barat; dan
3. menyusun laporan secara berkala mengenai pelaksanaan penanggulangan
kesehatan jiwa masyarakat di Daerah Provinsi Jawa Barat.
IV. Sekretaris 2:
1. merumuskan pelaksanaan tugas pimpinan unit atau lintas sektor dan mitra
kerja serta merumuskan penerapan prinsip koordinasi, integrasi dan
singkronisasi, baik di lingkungan masing-masing maupun antar satuan
organisasi, dalam pelaksanaan penanggulangan kesehatan jiwa masyarakat di
Daerah Provinsi Jawa Barat;
2. melaksanakan pengawasan terhadap penyimpangan serta mengambil
langkah-langkah yang diperlukan pimpinan lintas sektor terkait dalam
mengoordinasikan bawahan masing-masing agar bertanggung jawab dan
melakukan pembinaan terhadap bawahannya dalam melaksanakan upaya
penanggulangan kesehatan jiwa masyarakat di Daerah Provinsi Jawa Barat.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang
diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
10

V. Sekretaris 3:
1. merumuskan kebijakan teknis rencana program kegiatan penanggulangan
kesehatan jiwa masyarakat di Daerah Provinsi Jawa Barat;
2. merumuskan strategi upaya pembinaan, koordinasi, sosialisasi, fasilitasi,
monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penanggulangan kesehatan
jiwa masyarakat di Daerah Provinsi Jawa Barat;
3. melakukan evaluasi dan observasi pengawasan pelayanan kesehatan jiwa di
fasilitas kesehatan maupun masyarakat.
VI. Koordinator Bidang Pusat Krisis:
1. melakukan assessment, skrining, triase, konseling awal, memberikan
informasi dan pelayanan rujukan;
2. mengakses dan berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan IGD RS terdekat
yang mampu memberikan layanan kesehatan jiwa;
3. Menangani berbagai permasalahan terkait suatu kejadian yang tidak terduga
yang membutuhkan penanganan dan pengambilan keputusan segera;
4. pengambilan keputusan/ tindakan yang cepat dan tepat;
5. merespon terhadap suatu kejadian dengan cepat;
6. membuka layanan yang dapat di akses 24 jam;
7. membuka layanan hotline untuk tata laksana kasus gawat darurat.
Anggota:
1. memberikan pelayanan serta tindakan secara cepat dan tepat sesuai prosedur
yang ditetapkan terkait permasalahan penanganan kesehatan jiwa masyarakat
di Daerah Provinsi Jawa Barat;
2. merespon terhadap suatu kejadian dengan cepat dan mengoordinasikan
kepada pihak lintas sektor terkait penanggulangan kesehatan jiwa masyarakat
di Daerah Provinsi Jawa Barat agar mendapatkan akses pelayanan 24 jam.
VII. Koordinator Bidang Reaksi Cepat:
1. menyediakan call center reaksi cepat;
2. mensosialisasikan alur dan prosedur penanganan ODGJ di masyarakat;
3. menyediakan fasilitas untuk prosedur penyaluran ODGJ ke fasilitas pelayanan
kesehatan jiwa.
Anggota:
1. melakukan sosialisasi tentang alur dan prosedur penanganan ODGJ
kepada masyarakat;
2. menyediakan fasilitas penyaluran ODGJ ke pelayanan kesehatan jiwa.
VIII. Koordinator Bidang Promosi Kesehatan:
1. mengadakan survey terkait stigma gangguan jiwa di masyarakat;
2. mengadakan koordinasi pembuatan materi promosi kesehatan jiwa agar tepat
sasaran;
3. membuat iklan layanan masyarakat tentang kesehatan jiwa dan
mempublikasikan di berbagai media;
4. melakukan koordinasi program kesehatan jiwa yang dilakukan di berbagai
tatanan pelayanan kesehatan.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang
diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
11

Anggota:
1. melaksanakan survey stigma gangguan jiwa dalam rangka pembuatan materi
promosi kesehatan jiwa masyarakat untuk dipublikasikan diberbagai media;
2. melakukan promosi kesehatan di tingkat desa;
3. melakukan edukasi, koordinasi, dan menyusun tata laksana lintas sektor pada
kasus khusus, seperti kasus pasung;
4. mengoordinasikan pelaksanaan program kesehatan jiwa di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan;
5. membuat pengawasan dan evaluasi indikator hasil promosi kesehatan.

IX. Koordinator Bidang Litbang dan Diklat:


1. menyusun norma, standar, prosedur dan kriteria bidang rehabilitasi
penyandang disabilitas fisik dan mental baik di tingkat rumah sakit maupun
masyarakat;
2. merumuskan kebijakan bidang pemberdayaan sosial individu, keluarga,
populasi rentan, penyandang disabilitas fisik dan mental, kelompok
masyarakat;
3. merumuskan kebijakan bidang pemberdayaan sosial individu, keluarga,
populasi rentan, penyandang disabilitas fisik dan mental, kelompok
masyarakat;
4. menyusun kebijakan teknis bidang pendidikan dan pelatihan dan
pengembangan dan penelitian serta pengembangan kesejahteraan sosial bagi
masyarakat penyandang disabilitas fisik dan mental;
5. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dan pengembangan kesejahteraan
sosial;
6. Merumuskan pelaksanaan kegiatan pemrosesan sertifikasi pekerja sosial dan
tenaga kesejahteraan sosial bagi penyandang disabilitas fisik dan mental;
7. merumuskan pelaksanaan akreditasi bagi lembaga kesejahtetaan sosial dan
memastikan pelayanan yang diberikan sesuai dengan prosedur atau standar
nasional.
Anggota:
1. melaksanakan kegiatan proses sertifikasi bagi pekerja sosial dsn tenaga
kesejateraan sosial penyandang disabilitas fisik dan mental;
2. melakukan survey kebutuhan pelatihan dan peningkatan kapasitas Sumber
Daya Manusia dan membuat modul pelatihan sesuai survey kebutuhan;
3. melaksanakan akreditasi bagi lembaga kesejahteraan sosial;
4. melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pendidikan dan
pelatihan kesejahteraan sosial penyandang disabilitas fisik dan mental;
5. melaksanakan bimbingam teknis dan suvetvisi di bidang perlindungan sosial
bagi penyandang dosabilitas fisik dan mental;

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang
diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
12

6. mengembangkan penelitian kesehatan jiwa yang berkualitas sehingga bisa


dijadikan landasan pengambilan keputusan;
7. membuat kajian dan laporan kepada kooordinator hasil pengawasan dan
evaluasi pelayanan kesehatan jiwa di Provinsi Jawa Barat.

GUBERNUR JAWA BARAT,

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang
diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara

Anda mungkin juga menyukai