Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang
diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
2
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang
diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
3
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
KESATU : Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 440.05/Kep.372-
Yansos/2014 tentang Tim Penanggulangan Kesehatan Jiwa
Masyarakat Provinsi Jawa Barat, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
KEDUA : Membentuk Tim Koordinasi Kesehatan Jiwa Masyarakat
Daerah Provinsi Jawa Barat, yang selanjutnya disingkat
TKKJM, dengan susunan personalia dan uraian tugas
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II,
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan
Gubernur ini.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang
diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
4
Ditetapkan di Bandung
pada tanggal 30 Maret 2022
GUBERNUR JAWA BARAT,
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang
diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
5
SUSUNAN PERSONALIA
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang
diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
7
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang
diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
8
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang
diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
9
URAIAN TUGAS
I. Ketua:
1. merumuskan kebijakan pelaksanaan kesehatan jiwa masyarakat di Daerah
Provinsi Jawa Barat;
2. mengoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan penanggulangan kesehatan
jiwa masyarakat di Daerah Provinsi Jawa Barat;
3. monitoring dan evaluasi perkembangan kesehatan jiwa masyarakat di Daerah
Provinsi Jawa Barat; dan
4. melaporkan kegiatan penanggulangan kesehatan jiwa masyarakat kepada
Gubernur Jawa Barat.
II. Wakil Ketua:
1. merumuskan kebijakan pengkoordinasian serta administratif terhadap
pelaksanaan pengkoordinasian serta teknis administarsi program kesehatan
jiwa masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat;
2. merumuskan Aspek pelayanan dan Pengembangan Program Kesehatan Jiwa
Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat.
III. Sekretaris 1:
1. menyusun jadwal pertemuan secara berkala untuk mereview perkembangan,
kendala, dan penyelesaian masalah yang terjadi;
2. membuat notulen rapat penanggulangan kesehatan jiwa masyarakat di Daerah
Provinsi Jawa Barat; dan
3. menyusun laporan secara berkala mengenai pelaksanaan penanggulangan
kesehatan jiwa masyarakat di Daerah Provinsi Jawa Barat.
IV. Sekretaris 2:
1. merumuskan pelaksanaan tugas pimpinan unit atau lintas sektor dan mitra
kerja serta merumuskan penerapan prinsip koordinasi, integrasi dan
singkronisasi, baik di lingkungan masing-masing maupun antar satuan
organisasi, dalam pelaksanaan penanggulangan kesehatan jiwa masyarakat di
Daerah Provinsi Jawa Barat;
2. melaksanakan pengawasan terhadap penyimpangan serta mengambil
langkah-langkah yang diperlukan pimpinan lintas sektor terkait dalam
mengoordinasikan bawahan masing-masing agar bertanggung jawab dan
melakukan pembinaan terhadap bawahannya dalam melaksanakan upaya
penanggulangan kesehatan jiwa masyarakat di Daerah Provinsi Jawa Barat.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang
diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
10
V. Sekretaris 3:
1. merumuskan kebijakan teknis rencana program kegiatan penanggulangan
kesehatan jiwa masyarakat di Daerah Provinsi Jawa Barat;
2. merumuskan strategi upaya pembinaan, koordinasi, sosialisasi, fasilitasi,
monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penanggulangan kesehatan
jiwa masyarakat di Daerah Provinsi Jawa Barat;
3. melakukan evaluasi dan observasi pengawasan pelayanan kesehatan jiwa di
fasilitas kesehatan maupun masyarakat.
VI. Koordinator Bidang Pusat Krisis:
1. melakukan assessment, skrining, triase, konseling awal, memberikan
informasi dan pelayanan rujukan;
2. mengakses dan berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan IGD RS terdekat
yang mampu memberikan layanan kesehatan jiwa;
3. Menangani berbagai permasalahan terkait suatu kejadian yang tidak terduga
yang membutuhkan penanganan dan pengambilan keputusan segera;
4. pengambilan keputusan/ tindakan yang cepat dan tepat;
5. merespon terhadap suatu kejadian dengan cepat;
6. membuka layanan yang dapat di akses 24 jam;
7. membuka layanan hotline untuk tata laksana kasus gawat darurat.
Anggota:
1. memberikan pelayanan serta tindakan secara cepat dan tepat sesuai prosedur
yang ditetapkan terkait permasalahan penanganan kesehatan jiwa masyarakat
di Daerah Provinsi Jawa Barat;
2. merespon terhadap suatu kejadian dengan cepat dan mengoordinasikan
kepada pihak lintas sektor terkait penanggulangan kesehatan jiwa masyarakat
di Daerah Provinsi Jawa Barat agar mendapatkan akses pelayanan 24 jam.
VII. Koordinator Bidang Reaksi Cepat:
1. menyediakan call center reaksi cepat;
2. mensosialisasikan alur dan prosedur penanganan ODGJ di masyarakat;
3. menyediakan fasilitas untuk prosedur penyaluran ODGJ ke fasilitas pelayanan
kesehatan jiwa.
Anggota:
1. melakukan sosialisasi tentang alur dan prosedur penanganan ODGJ
kepada masyarakat;
2. menyediakan fasilitas penyaluran ODGJ ke pelayanan kesehatan jiwa.
VIII. Koordinator Bidang Promosi Kesehatan:
1. mengadakan survey terkait stigma gangguan jiwa di masyarakat;
2. mengadakan koordinasi pembuatan materi promosi kesehatan jiwa agar tepat
sasaran;
3. membuat iklan layanan masyarakat tentang kesehatan jiwa dan
mempublikasikan di berbagai media;
4. melakukan koordinasi program kesehatan jiwa yang dilakukan di berbagai
tatanan pelayanan kesehatan.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang
diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
11
Anggota:
1. melaksanakan survey stigma gangguan jiwa dalam rangka pembuatan materi
promosi kesehatan jiwa masyarakat untuk dipublikasikan diberbagai media;
2. melakukan promosi kesehatan di tingkat desa;
3. melakukan edukasi, koordinasi, dan menyusun tata laksana lintas sektor pada
kasus khusus, seperti kasus pasung;
4. mengoordinasikan pelaksanaan program kesehatan jiwa di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan;
5. membuat pengawasan dan evaluasi indikator hasil promosi kesehatan.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang
diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
12
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang
diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara