Anda di halaman 1dari 2

Koordinasi BPN

Peserta

Kabid Perencanaan Pak Jodie

Kasie Perncanaan Bu rani

Koordinator Safeguard Tamhar

Koordinator Perizinan Asep Hendy

Koordinasi dalam rangka mempertegas kemungkinan pilihan mekanisme berdasarkan informasi


lapangan dan informasi real kondisi pendanaan yang tersedia pada tahun 2023.

Bu Rani menginformasikan hal yang terpenting dalam B2B adalah clear and clean dengan pemilik
lahan bahwa mereka bersedia menjual lahan dan tidak akan mengalihkan kepemilikan lahan
sampai pembayaran dari Pihak yang memerlukan tanah dalam hal ini perkim sampai tahun 2023.
Jika hal tersebut dipandang sulit berdasarkan informasi yang berkembang saat ini dan pihak
konsultan tentu lebih tahu kondisinya , sebaiknya dilakukan dengan mekanisme tahapan agar lebih
aman kalaupun ada penolakan dari masyarkat program dapat tetap berjalan, karena ada
mekanisme penggantian sesuai peraturan.

Pak Jodie menyarankan jika dananya tersedia tahun ini lebih baik B2B karena jelas lebih mudah dan
lebih efesien dalam penggunaan anggaran, namun jika belum siap maka kemungkinan akan terjadi
berberapa hal perubahan pemikiran dari pemilik lahan kecuali ada pendekatan persuasif yang
memungkinkan tidak ada pemidahan kepemilikan sampai proses pembayaran oleh perkim

Jika dana pembebasan dianggarkan pada tahun 2023, pembebasan lahan lebih baik menggunakan
tahapan, tetapi pihak yang memerlukan tanah (Perkim) harus telah menyediakan anggaran
maksimal 4 % dari anggaran pembebasan lahan, yang akan dipergunakan untuk proses
operasional kegiatan pentahapan, karena akan banyak agenda yang dilakukan dan membutuhkan
banyak sumberdaya manusia baik dari Internal BPN maupun instansi terkait lainnya.

Koordinasi dengan Perkim

Peserta

Sekdis Bu tyas, Pak Halil, Pak Danar, Asep Hendi, Rosnila, Andika, Tamhar

Menindaklanjuti pertemuan di Perkim dan koordinasi dengan BPN di informsikan bahwa untuk
menentukan pilihan Penlok atau B2B sama beratnya berdasarkan hasil diskusi dengan BPN di atas

B2B cepat namun akan ada kendala jika masyarakat menolak dengan berbagai alasan apalagi dalam
kurun waktu yang panjang menuggu kepastian pembayaran sementara anggaran pembebasan lahan
baru tersedia pada tahun 2023, persyaratan utamanya adalah ada pernyataan untuk tidak
mengalihkan kepemilikan tanah pada pihak lain. Persoalan lainya harga permeter lahan saat ini
belum di ketahui dan menunggu tim apraisal, sementara isu berkembang pada pemilik lahan sudah
berbagai variasi harga dan setiap hari menanyakan langsung pada tim LARAP dan PPC walau telah di
jelaskan untuk harga nanti ada pihak independen yang menentukan. Kekhawatiran warga tidak
percaya dan tidak bisa menerima harga yang di terbitkan dari tim apraisal karena sudah punya
gambaran harga tersendiri. Walaupun tim apraisal mengeluarkan harga berdasarkan kajian dan
berdasarkan fakta dilapangan

Bu Tyas saat diskusi sebelumnya dan memperhatikan berberapa pasal dalam peraturan yang ada
bahwa pilihan lokasi tersebut tidak dapat di pindahkan karena telah dilakukan kajian secara teknis
dan sudah dilakukan DED, untuk menghindari pemilik lahan memindahkan kepemilikan pada pihak
lain, arahan dari pimpinan kegiatan pembebasan lahan pada program SPAM REG Karian Non KPBU
tidak menggunakan mekanisme B2B, melainkan dengan Tahapan atau penetapan Lokasi.

Mengenai biaya 4 % yang harus segera di sediakan saat memulai proses kegiatan dengan tahapan
seharusnya bisa dianggarkan dari pusat dengan mekasnisme seperti penganggaran untuk tim
apraisal (pengangaran dari pusat yang di titip ke PPC). Karena sudah jelas dari Provinsi Banten di
anggarkan pada tahun 2023. Untuk menyikapi hal tersebut Perlu diskusikan dengan pihak pusat
melalui struktural (Perkim prov Banten dengan Dirjen CK pusat) dan konsultan dengan manajemen.
Informasi hasil diskusi masing masing pihak untuk segera di sampaikan baik melalui group WA atau
diskusi offline.

Pilihan mekanisme penlok di atas di tindaklanjuti finalisasi DPPT ditunjuk tim kecil diwakili PPC
dan Perkim (Bu Erna, Pak halil. Pak Danar dan Tim Safeguard). Diharapakan agar Tim Kecil tersebut
segera menyelesaikan dokumen untuk di sahkan dan di tindaklanjuti ke BPN, target penyelesaian
DPPT selama 3 minggu (karena sudah ada draft yang disusun tim LARAP).

Percepatan pelaksanaan pembebasan lahan melalui tahapan akan di komunikasikan dengan BPN
dan dinas Barang jasa Provinsi Banten bersamaan dengan penyusunan finalisasi DPPT oleh tim kecil,
agar tahapan sesuai prosedur dan aturan.

Anda mungkin juga menyukai