Anda di halaman 1dari 3

NARASI DONGEN CERITA RAKYAT

TIMUN EMAS
Alkisah di sebuah desa di daerah jawa tengah, hidup seorang janda paruh baya
yang bernama Mbok Rondo. Karena kesepian, ia sangat mengharapkan kehadiran
seorang anak, namun sayangnya harapan itu pupus karena suaminya telah
meninggal dunia. Tiap hari tiada henti Mbok Rondo selalu berdoa agar bisa
diberikan seorang anak untuk menemani hidupnya.Bangkit dari kesedihnanya
mbok rondo pun kembali menjalankan aktivitas sehari-harinya,dan bekerja.

Mbok Rondo: sedang apa? Sapa mbok rondo kepada teman petani nya

Petani: ini,sedang memotongi rumput liar…. Jawab petani tersebut.

Saat sedang bersantai setelah bekerja dan hendak pulang kerumah, mbok rondo
tidak sengaja bertemu dengan raksasa. Tak disangka sangka raksasa itu yang tahu
akan kehadiran mbok Rondo, langsung beranjak mendekati mbok Rondo dan
berkata…

Raksasa: “Hei wanita tua! Apakah kau sungguh-sungguh menginginkan


seorang anak?”

Mbok Rondo:ampuni aku wahai raksasa…. Aku sangat menginginkan


anak…. Diiriku ini sangat kesepian…..

Raksasa: sungguh menyedihkan… aku hendak memakanmu, tetapi tubuhmu


hanya tulang saja, sangat memuakan. Baiklah… aku akan memnberi mu
anak da nada persyaratanya. Aku akan mengambil kembali anak itu saat
berumur 16 tahun dan akan memakanya. Jadi aku akan kembali,mbok
rondo.

Ucap raksasa meninggalkan mbok rondo setelah memberikan sebuah bingkahan


timun. Mbok Rondo pun melaksanakan perintah raksasa, dan merawat timun
tersebut.
Setelah 1 bulan menungu, tidak disangka timun tersebut berubah menjadi sebuah
anak kecil yg lucu nan imut, dengan kejadian ini mbk Rondo memberi nama
TIMUN MAS terhadap anak tersebut. Dengan ini pula mbok Rondo tidak
kesepian..

Beberapa waktu kemudian raksasa pun kembali mendatangi kediaman Mbok


Rondo dan Timun Mas. Saat itu Timun Mas yang berusia 6 tahun hendak dimakan
oleh raksasa tersebut.

Raksasa: dimana anak itu mbok rondo. Ini sudah saatnya.

Mbok Rondo: "Sabar aku akan menyerahkannya padamu, tapi apakah kau
mau? Tubuhnya masih kecil dan kurus, aku rasa ia belum cukup lezat untuk
kau makan,”

Mbok rondo: “Ia sedang pergi. Percayalah padaku, kembalilah sepuluh


tahun lagi, aku jamin ia sudah gemuk,”

Raksasasa: baiklah,akan kutunggu beberapa tahun lagi.

Sepuluh tahun berlalu. Saatnya raksasa kembali untuk mengambil Timun Mas

Karena tidak ingin berpisah dengan timun mas, mbok Rondo pun menyuruh timun
mas melarikan diri dan juga membekalinya beberapa bungkusan untuk bertahan
diri. Dengan begitu mbok Rondo akan mengecoh raksasa sebentar.

Mbok rondo: ambil ini anak ku….. berhati-hatilah

Timun mas: baik ibu……

Tak disangka raksasa langsung mengejar timun dengan tatapan ingin


mrnyantapnya. Timun mas pun yg sedang dikejar lalu mengeluarkan bungkusan
pertama yg dibekali mbok rondo yg berisi biji mentimun. Ia melemparkannya ke
arah raksasa. Keajaiban pun terjadi. Biji mentimun itu berubah menjadi ladang
timun yang buahnya sangat banyak.
Langkah raksasa tertahan oleh ladang timun itu. Maacm menginjak genangan air
raksasa dapat melewati rintangan itu, timun mas pun segera mengeluarkan
bungkusan kedua yg berisi jarum. Timun Mas melemparkan jarum- jarum itu.
Jarum-jarum itu berubah menjadi pohon-pohon bambu yang tinggi dan berdaun
lebat. Raksasa harus bekerja keras menerobos pohon-pohon bambu itu.

Timun Mas membuka bungkusan ketiga. Sambil terus berlari, ia me lemparkan isi
bungkusan itu, yaitu garam. Lagi-lagi keajaiban terjadi. Garam itu berubah menjadi
lautan yang luas. Namun, lautan itu tak menjadi penghalang bagi raksasa.

Timun Mas ketakutan melihat kekuatan raksasa itu. Bungkusan ter akhir adalah
harapan satu-satunya. Sambil berdoa, Timun Mas membuka bungkusan keempat.
Isinya terasi. Sekuat tenaga, Timun Mas melemparkan terasi itu ke arah raksasa.
Apa yang terjadi? Terasi itu berubah menjadi lautan lumpur yang panas mendidih.
Raksasa yang berlari kencang tak dapat menghentikan langkahnya. Ia pun
terperosok ke dalam lumpur.

Timun Mas menghentikan langkahnya. Ia lega karena berhasil


menyelamatkan diri. Dengan kelelahan ia berjalan pulang ke
rumahnya.
Mbok rondo, yang terus menangis sepeninggal Timun Mas, sangat
bahagia melihat kepulangan putrinya. Mereka berpelukan dan
mengucap syukur pada Tuhan atas pertolonganNya.

Anda mungkin juga menyukai