Anda di halaman 1dari 4

MIS FATHUR RAHMAN BATU SOPANG

Nama Pencerita : Muhammad Amin

TIMUN EMAS
Cerita dari Jawa Tengah

Pada zaman dahulu, di Jawa Tengah ada seoraang janda yang tua, pekerjaannya mencari
kayu di hutan yang Bernama Mbok Rondo. Suatu hari ia mencari kayu, setelah lama dia
beristirahat dan mengeluh “andaikan saya mempunyai anak, agar bebanku lebih ringan” tiba-tiba
bumi bergetar seperti gempa bumi. Muncullah raksasa yang sangat besar sambil tertawa. Mbok
rondo ketakutan dan tak bisa bergerak “ha ha ha apakah kau ingin mempunyai anak, aku bisa
mengabulkannya” kata raksasa itu. Rasa takutnya Mbok Rondo mulai menghilang “Benarkah?”
tanya Mbok Rondo. “ha ha ha Benar, tapi ada syaratnya. Kalau anakmu sudah berumur 16 tahun,
kau harus menyerahkannya kepadaku. Dia akan kujadikan santapanku ha ha ha” jawab raksasa
itu. Karena begitu inginnya dia punya anak maka Mbok Rondo tidak berpikir panjang lagi yang
penting segera punya anak “Baiklah aku tidak keberatan” jawab Mbok Rondo. Kemudian
raksasa itu langsung memberikan biji mentimun kepada Mbok Rondo.

Mbok Rondo segera pulang dan menanam benih itu di halaman belakang rumah. Setiap
hari Mbok Rondo menyirami biji mentimun itu. Ajaibnya dua minggu kemudian tanaman itu
sudah bebuah sangat lebat, di antara sekian banyak mentimun ada satu buah yang sangat besar
warnanya kuning. Kalau terkena sinar matahari, buah itu berkilau seperti emas. Mbok Rondo
sangat tertarik dan membawa pulang buah timun itu.

Sampai di rumahnya Mbok Rondo mengambil pisau dan membelah buah itu. Kemudina
dia membuka buah timunya dengan hati-hati. Ajaib! Ternyata ada seorang bayi perempuan yang
cantik di dalamnya. “Ah, ternyata raksasa itu tidak berbohong! Sekarang aku mempunyan anak
perempuan” Mbok Rondosangat gembira. Ia menamakan bayi itu Timun Emas. Hari, bulan, dan
tahun pun berganti. Timun Emas tumbuh menjadi gadis yang jelita. Mbok Rondo sangat
menyayangi Timun Emas.

Pagi itu sangat cerah, seperti biasa Mbok Rondo dan Timun Emas bersiap pergi ke hutan
untuk mencari kayu. Tiba-tiba bum.. bum.. bum.. bumi bergetar disusul suara tawa yang
menggelegar “ha.. ha.. ha.. hai Mbok Rondo, keluarlah! Aku dating untuk menagh janji” kata
raksasa itu.

Bergetar seluruh tubuh Mbok Rondo, cepat-cepat ia memeluk Timun Emas dan
membisikinya agar gadis itu sembunyi di kolong tempat tidur. Lalu Mbok Rondo keluar
menemui raksasa itu. “Aku tahu, kedatanganku kemari untuk mengambil Timun Emas. Berilah
aku waktu dua tahun lagi. Kalua Timun emas kuberikan sekarang, tentu kurang lezat untuk
disantap. Tubuhnya masih kecil.”

“Benar juga. Baiklah, dua tahun lagi aku akan datang. Kalua bohong, kamu akan kutelan
mentah-mentah,” ancan raksasa itu. Sambal tertawa raksasa itu meninggalkan rumah Mbok
Rondo. Mbok Rondo menghela nafas lega, kemudian ia masuk ke rumah menghampiri anaknya
yang masih bersembunyi di kolong tempat tidur. “Anakku keluarlah, raksasa itu sudah pergi”
kata Mbok Rondo.

Dua tahun kemudian Timun Emas sudah dewasa, ia semakin cantik. Tapi Mbok Rondo
cemas jia teringat akan janjinya kepada si raksasa. Pada suatu malam, Ketika mbok Rondo
sedang tidur, ia mendengar suara gaib dalam mimpinya. “Hai Mbok Rondo, kalua kau ingin
anakmu selamat, mintalah bantuan kepada seorang pertapa di Bukit Gandul.”

Esok harinya, Mbok Rondo pergi ke Bukit Gandul. Disana ia bertemu dengan seornag
pertapa. Pertapa itu memberikan empat bungkus kecil yang isinya biji timun, jarum, garam, dan
terasi. Mbok Rondo menerimanya dengan rasa heran, Sang Pertapa menerangkan khasiat benda-
benda itu.

Sesampainya di rumah, ia menceritakan perihal pemberian pertapa itu kepada Timun


Emas. “Ankku, mulai saat ini kamu tidak perlu cemas dan takut kepada raksasa itu, sebab kamu
sudah memiliki penangkalnya. Berdoalah selalu suapaya Tuhan menyelamatkanmu,” kata Mbok
Rondo.

Ketika Mbok Rondo sedang menjahit baju untuk imun Emas, tiba-tiba bumi berguncang
pertanda raksasa datang. “Ho… ho... ho… mana Timun Emas! Ayo, cepat serahkan dia padauk.
Aku sudah sangat lapar!” kata raksasa dengan suara menggelegar.
“Baik, akan kubawa dia keluar,” kata Mbok Rondo. Ia segera masuk ke rumah.
Diamblnya bungkusan pemberian sang Pertapa, kemudian memberikannya kepada Timun Emas.
“Anakku, bawalah bekal ini. Pergilah lewat pintu belakang sebelum raksasa itu menangkapmu.”

“Baiklah, Mbok,” Timun Emas segera berlari lewat pintu belakang. “Mbok Rondo, mana
Timun Emas?!” suara raksasa itu semakin tidak sabar.

“Maafkan aku raksasa. Timun Emas ternyata sudah pergi.”

“Apa kau bilang?” raksasa itu geram. Namun, dengan kesaktiannya raksasa itu dapat
melihat Timun Emas yang sedang melarikan diri. “Walau lari ke ujung dunia, aku pasti dapat
mengejarmu!” teriak si raksasa.

Karena terus menerus berlari, Timun Emas mulai kelelahan. Dalam keadaan terdesak,
Timun Emas teringat akan bungkusan pemberian sang pertapa. Dengan cepat ia taburkan biji
timun di sekitarnya. Mentimun itu langsung tumbuh dengan lebat. Buahnya besar-besar sehingga
membuat raksasa berhenti dan memakan buah mentimun itu sehingga tidak ada yang tersisa.

“Ha… ha… ha… buah mentimun ini dapat menambah tenaga,” kata si raksasa. Setelah
keying, raksasa itu Kembali mengejar Timun Emas. Pada saat itu juga, timun Emas membuka
bungkusan dan menabur jarum ke tanah. Sungguh ajaib! Jatum jarum itu berubah menjadi hutan
bambu yang lebat. Raksasa itu berusaha menembusnya, namun kaki dan tubuhnya terasa sakit
karena tergores dan tertusuk bambu yang patah. Ia pantang menyerah dan berhasil melewati
hutan bambu itu.

“Hai, Timun Emas, jangan harap kamu bisa lolos!” seru si raksasa sambal membungkuk
untuk menangkap Timun Emas. Dengan sigap Timun Emas melompat ke samping “Oh, hamper
saja aku tertangkap” Timun Emas terengah-engah ia teringat bungkusan yang tersisa. segera
dibukanya bungkusan yang berisi garam, garam itu ditaburkan ke arah si raksasa.
Seketikabutiran garam itu berubah menjadi lautan. Raksasa tu sangat terkejut, karena tiba-tiba
tubuhnya tercebur ke dalam laut tapi berkat kesaktiannya, ia berhasil berenang ke tepi dan
Kembali mengejar Timun Emas dengan amarah karena merasa dipermainkan Timun Emas.
“Bocah Kurang ajar! Kalau tertangkap, akan kutelan kau bulat-bulat!”
Timun Emas semakin khawatir karena raksasa itu berhasil melewati lautan yang sangat
luas itu. Akan tetapi, ia tidak putus asa dan terus berlali meskipun sudah kelelahan. Raksasa itu
terus mengejar. Timun Emas melemparkan isi bungkusan terakhir yang berisi terasi ke arah
raksasa. Tiba-tiba saja terbentuklah lautan lumpur yang mendidih.

Raksasa itu terkejut sekali. Dalam sekejap, tubuhnya di telan lautan lumpur. Dengan
segala upaya, ia berusaha menyelamatkan diri dan meronta-ronta namun usahanya sia-sia.
Tubuhnya pelan-pelan tenggelam ke dasar lumpur.

“Timun Emas tolonglah aku! Aku berjanji tidak akan memakanmu,” raksasa itu meminta
belas kasihan. Tapi lumpur panas itu menelan tubuh raksasa. Kini Tmun Emas bisa bernafas lega
karena selamat dari maut.

Ia segera berjalan ke rumahnya. Di kejauhan Mbok Rondo tampak berlari ke arah Timun
Emas, kerena sangat mengkhawatirkan anaknya. “syukurlah anakku, ternyata Tuhan masih
melindungimu.” Kata Mbok Rondo setelah keduanya saling mendekat. Mereka berpelukan
dengan rasa haru dan Bahagia.

Anda mungkin juga menyukai