TIMUN EMAS
Dahulu di Jawa Tengah ada seorang janda yang sudah tua mbok
rondo namanya pekerjaannya hanya mencari kayu di hutan sudah
lama sekali mbok rondo ingin mempunyai seorang anak tapi dianya
seorang janda miskin lagi pula sudah tua mana bisa mendapatkan
anak.
Pada suatu hari, sehabis mengumpulkan kayu di hutan mbok rondo
duduk beristirahat sambil mengeluh.
Karena begitu inginnya dia punya anak maka Mbok rondo tidak
berpikir panjang lagi. Yang penting segera punya anak.
"Baiklah aku tidak keberatan" jawab Mbok Rondo.
Kini joko telah sampai didepan rumah mbok rondo dan timun emas,
joko dengan rasa gugup pun mengetuk pintu rumah mbok rondo
Tok... Tok... Tok...
Ceklek
“Eh joko... Ada apa kok kamu kesini?” Tanya mbok joko
“Eh niki nopo niku...” Jawab joko bingung
“(Lakok ndredek ngene)” Batin Joko
“Omong opo to Lee...”
“Eee niki mbok, disuruh si mbah nganter makanan buat mbok
sama Timun Emas” jawab joko canggung dan sedikit takut
“Oalah gausah repot-repot lee, suwun yo” jawab si mbok seneng
“Sami-sami mbok”
“Mbok Timun Emas kok ndak ada kemana dia?” tanya joko
penasaran
“Oh Timun Emas lagi mbok suruh buat ke kebun ambil
ssayuran”
“Owalah... Mbok,Timun mas nek wes gede tak jak rabi oleh pora
mbok? ” Bicara joko penuh keberanian
“Pie le... Pengen rabi karo timun emas?” Kaget mbok
“Hehehe... Enggeh mbok” jawab joko sedikit gembira
“Iku hakmu nak, nek kamu pengen nikah sama timun emas,
mbok ndak masalah selagi kamu bisa menjaga dan menyayangi
timun emas, seperti kamu menyayangi ibu dan mbahmu” jawab
mbok panjanh lebar
“Enggeh mbok,joko akan menjaga timun emas sebisa joko”
jawab joko tegas
“Yasudah mbok, joko pamit pulang dulu, karna masih ada
urusan lain” pamit joko
“iyo le, ati-ati suwun ya buat makanane pasti timun emas senang”
Jawab mbok senang hati
“Nggeh mbok sami-sami”
Akhirnya joko pun pulang karna masih ada urusan lain, setelah joko
pergi timun emas pun datang, ia dan mbok rondo langsung makan
makanan yang diberikan oleh joko tadi.
Mbok Rondo sangat menyayangi Timun Emas pagi itu sangat cerah.
Mbok Rondo dan Timun Emas bersiap pergi ke hutan untuk mencari
kayu. Tiba-tiba bum, bum, bum... Bumi bergetar lalu disusul suara
tawa menggelegarlah.
"Anakku, mulai saat ini kamu tidak perlu cemas. Kamu tak perlu
takut kepada raksasa itu, sebab kamu sudah memiliki
penangkalnya. Berdoalah selalu supaya Tuhan
menyelamatkanmu" kata Mbok Rondo.
"Terima kasih Mbok...!"
Demikianlah hari pun berganti hari. Hingga pada suatu ketika Mbok
Rondo sedang memanen timun, tiba-tiba bumi berguncang pertanda
raksasa datang.
Benar saja tak lama kemudian raksasa itu sudah berada di ambang
pintu.
"mbok rondo, mana timun mas?!" suara raksasa itu dengan tidak
sabar.
"Maafkan aku, raksasa..!"
"Apa ada apa?"
"Timun Mas ternyata sudah pergi"
"Apa kau bilang?" geram raksasa itu.
"Maafkan Aku.....!"
"Kurang ajar mengapa kau tidak bilang sejak tadi?"
Tapi Lumpur panas itu menelan tubuh si raksasa. Kini Timur emas
bisa bernapas lega karena selamat dari bahaya maut.
Ia segera berjalan ke arah rumahnya. di kejauhan nampak Mbok
rondo berlari ke arah timur emas kiranya wanita itu mengkhawatirkan
keselamatan anaknya.
"syukurlah anakku, ternyata Tuhan masih melindungimu." kata
mbok rondo setelah keduanya saling mendekat.
mereka berpelukan dengan rasa haru dan bahagia.
Tak selang lama pemuda yang kemarin sempat bertemu dengan mbok
rono pun datang karena ia melihat mbok rondo dan timun emas
berpelukan.
Joko pun tersenyum dan menatap mata timun emas dengan senyum
bahagia, karna sudah beberapa hari ia tidak bertemu timun mas karna
kata simbok timun emas sedang pergi kerumah pamannya (bohong
simbok)
Diwaktu yang bersamaan nining yang tak sengaja lewat depan rumah
simbok, dia melihat joko, timun emas dan mbok sedang ngobrol
bersama.
“Lo... Lo... Lo... Itu mas joko ngapain di rumah timun emas?”
Monolog nining saat tak sengaja melihat 3 orang yang lagi ngobrol
Belum sempat menjawab mbok rondo yang geram karna sedari tadi
anaknya disalahkan pun angkat bicara
Ketika nining dan timun emas akan bertengkar joko yang sedari tadi
diam pun angkat bicara
Warga yang melihat pertengkaran antara dua keluarga itu yang sedang
meperebutkan satu orang perjaka pun terheran-heran
“Gak bahaya ta...?” seru salah satu warga