Mbak Sirni adalah seorang janda yang menginginkan seorang anak supaya dapat
membantunya bekerja. Namun, hingga suaminya meninggal dunia, ia belum juga dikaruniai
seorang anak. Meskipun kini Mbak Sirni telah tua, namun keinginannya untuk memiliki
seorang anak tidaklah pudar. Ia berharap ada seseorang baik hati bersedia memberikan anak
padanya untuk ia rawat.
Suatu hari, ia didatangi raksasa yang akan memberinya anak. Mbak Sirni amatlah
senang tetapi raksasa tersebut tidaklah memberi percuma-cuma. Syaratnya, saat anak tersebut
berumur 17 tahun harus diserahkan kembali padanya untuk disantap. Mbak Sirni yang
awalnya keberatan tetapi berfikir lama akhirnya menyetujui permintaan raksasa tersebut.
Raksasa memberi biji mentimun agar ditanam dan dirawat. Setelah dua minggu,
salah satu dari mentimun yang ditanam tersebut berbuah paling besar dan berkilau keemasan.
Lalu, Mbak Sirni membelah ketimun tersebut dengan hati-hati. Tanpa diduga, isi mentimun
itu adalah seorang bayi cantik yang diberi nama Timun Mas.
Timun Mas tumbuh menjadi gadis nan jelita, rajin dan sangat baik kepada semua
orang. Suatu hari datang raksasa untuk menagih janjinya. Mbak Sirni amat takut kehilangan
Timun Mas yang sudah ia rawat sepenuh hati, ia mengulur janji supaya raksasa datang dua
tahun lagi, Raksasa pun menyetujui. Ia berpikir semakin dewasa, Timun Mas semakin enak
disantap.
Mbak Sirni semakin sayang sama Timun Mas. Di sisi lain, ia merasa cemas dan
sedih kalau teringat janjinya. Suatu malam Mbak Sirni bermimpi. Dalam mimpinya itu
disebutkan bahwa agar anaknya selamat maka ia harus menemui petapa di Gunung Gundul.
Keesokan harinya ia segera pergi ke Gunung Gundul untuk menemui pertapa sakti.
Setelah bersusah payah mendaki Gunung Gundul, akhirnya Mbok Sirni berhasil menemui
pertapa sakti tersebut. Pada pertapa sakti, Mbok Sirni menceritakan masalahnya. Mbok Sirni
juga menceritakan mimpinya bahwa Ia harus menemui pertapa sakti untuk meminta tolong.
Sang pertapa sakti bersedia membantu Mbok Sirni.
Ia memberi Mbok Sirni, satu biji tanaman mentimun, jarum, sebutir garam, dan
sepotong terasi.
“Berikan benda-benda ini semua pada anakmu. Katakan padanya, jika Ia dikejar
raksasa, maka lemparkanlah benda-benda tersebut secara berurutan, niscaya Ia akan selamat
dari kejaran raksasa.” kata pertapa sakti pada Mbok Sirni.
Beberaapa tahun raksasa datang lagi untuk menagih janji. Timun Mas diminta keluar
melalui pintu belakang oleh Mbak Sirni. Raksasa melihat Timun Mas keluar dari pintu
belakang, ia mengejarnya.
Terakhir, Timun Mas membuka terasi, seketika terbentuklah lautan yang mendidih.
Raksasa tidak mampu menyelamatkan diri, ia meninggal dalam lautan lumpur itu.
Timun Mas segera terduduk karena sangat kelelahan. Ia bersyukur karena si raksasa
akhirnya bisa dilumpuhkan.
Mereka segera berpelukan sambil menangis bahagia. Akhirnya Mbok Sirni dapat
hidup bahagia bersama putrinya, Timun Mas, tanpa gangguan dari raksasa.