Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

OPERASI TEKNIK KIMIA


Fixed and Fluidized Bed

Kelas 2A D-IV Teknologi Kimia Industri


Kelompok 5 (Fluidisasi Bahan Resin) :
1. Aisha Shabrina (2141420035)
2. Arva Yudha A (2141420090)
3. Izzatul Aulia A (2141420003)
4. Siti Jamilah (2141420070)
Kelompok 6 (Fluidisasi Bahan Pasir Silica) :
1. Agus Budi Santoso (2141420074)
2. Kharistya Indah P (2141420121)
3. Trusta Pricessis (2141420093)
4. Verdi Rizal (2141420038)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2022
Laporan Praktikum OTK-1 Fixed and Fluidized Bed
Tujuan percobaan :
1. Mengetahui pressure drop lewat fixed bed dan fluidized bed
2. Membuktikan persamaan Carman – Kozeny
3. Mencari harga bed voidge (e)

Alat dan Bahan :


Alat :
1. Rangkaian Fixed and Fluidized Bed
2. Piknometer
3. Timbangan Analitik
4. Kolom
5. Beaker Glass
6. Spatula
Bahan :
1. Air
2. Resin 100 gram
3. Pasir Silica 200 gram

Langkah Percobaan Aliran Fixed and Fluidized Bed menggunakan udara sebagai media

1. Dicari terlebih dahulu densitas bahan yang akan dipakai yaitu Resin dan Pasir Silica
dengan cara
a) Ditimbang Pikno kosong
b) Dimasukkan air pada piknometer kosong dan ditimbang kembali
c) Dihitung Volume Air, dan air dikeluarkan.
d) Setelah pikno kosong, dimasukkan setengah bagian piknometer dengan bahan
yang akan di fluidisasi, kemudian ditimbang kembali
e) Dihitung selisih piknometer + bahan dengan pikno kosong untuk mengetahui
massa bahan yang ada di dalam piknometer.
f) Ditambahkan air hingga volume piknometer penuh kemudian ditimbang lagi.
g) Dihitung massa air yang ada dalam pikno+bahan+air
h) Hitung Volume bahan dengan data yang telah ada.

2. Ditimbang bahan resin sebanyak 100 gram/ pasir silika 200 gram
3. Dimasukkan bahan ke dalam kolom dengan ketinggian pada kolom sesuai dengan
variable yang diinginkan.
4. Diperiksa manometer, dan berada pada skala 0 (nol). Jika tidak, diatur kembali sehingga
manometer menunjukkan angka 0 (nol).
5. Diperiksa semua selang yang terhubung pada kolom dan dipastikan tidak ada yang
longgar, begitu pula dengan pengunci kolom.
6. Dinyalakan pompa udara
7. Diatur kecepatan udara sebesar 2.0 l/menit. Catat ketinggian bed,pembacaan manometer
8. Dinaikkan laju alir dan tabulasikan hasil yang diperoleh.
9. Dimasukkan data ke dalam data pengamatan.

Data 1. Data pengamatan Resin :


Laju alir (L/Min) ΔL (mm) ΔP (cmH2O)
0 0 1,7
2 0 2,1
4 0 3,1
6 0 4
8 0 5
10 3 5,4
12 1 5,4
14 3 5,4
16 4 5,4
18 4 5,5
20 5 5,6
22 9 5,6
24 13 5,7

Perhitungan densitas

Keterangan Resin
Piknometer Kosong (g) 13,82
Piknometer + air (g) 25,32
Piknometer + resin 14,97
Piknometer + resin + air 25,61

 Massa air dalam pikno penuh = 25,32-13,82 = 11,5 gram


Massa air = volume air
Jadi Volume air dalam pikno penuh = 11,5 ml
 Massa resin dalam (pikno+resin) = 14,97-13,82 = 1,15 gram
 Massa air dalam (pikno+resin+air) = 25,61 – (13,82+1,15)
= 10,64 gram = 10,64 ml
 Volume Bahan dalam (pikno+resin+air) = 11,5ml – 10,64ml
= 0,86ml
 Densitas resin

massa
=
volume

1,15 gram
 resin = = 1,3372 gram/ml
0,86 ml
Perhitungan pada Bed

Keterangan Jumlah
Jari-jari tabung 2,5 cm
Massa resin yang dimasukkan tabung 100,22 gram
Tinggi resin pada tabung 4,6 cm

 Volume tabung (Total V Bed) = πr2t


= 3,14 x (2,5)2 x 4,6
= 90,275 cm2
m
 Volume Resin (V.Partikel) =

100,22 gram
=
1,3372 gram/ml
= 74,9476 ml
 Menghitung ɛ (Void Fraction) Resin

Total V Bed−V Partikel


ɛ=
Total V Bed

90,275−74,9476
ɛ= = 0,1697
90,275
 Menghitung Pressure Drop

Q = 2L/min
= 3,33 x 10-5 m3/s

Luas Bed = π x r2
= 3,14 x (0,025 m)2
= 0,1962 x 10-2 m2

Q
V’ =
A
−¿5 m3 /s
= 3,33 x 10 ¿
0,1962 X 10−² m ²
= 0,01697 m/s

' 2
150 μv ' ∆ L (1−ɛ )² 1,75 p ( V ) ∆ L 1−ɛ
ΔP = +
2
D p ε
3
Dp ɛ³

= 150 ¿ ¿ (1−0,1697)²
+
kg
m (
1,75(1337,2 3 ) 0,01697
m 2
s )
(0,046 m) 1−0,1697
( 0,1697) ³
(0,1697)³ ¿¿
= 28001,8152 Pa + 50159,84027 Pa = 78161,65547 Pa

Kurva 1. Kurva Resin

Data Pengamatan Pasir Silika

Laju Alir Udara (L/min) ∆ L(mm) ∆ P(cmH 2 O)


0 0 4,1
3 7 8,8
6 7 9,4
9 3 9,5
12 7 9,6
15 5 9,6
18 25 9,6
21 30 9,6
24 5 9,6

Perhitungan Densitas

Keterangan Pasir Silika


Piknometer Kosong (g) 13,25
Piknometer + air (g) 23,01
Piknometer + pasir silika 15,75
Piknometer + pasir silika + air 24,21
 Mencari volume air dalam (pikno + air + pasir silika)
Massa air dalam (pikno + air + pasir silika) = 24,21 gram – 15,38 gram
= 8,83 gram
Volume air = Massa air
Maka volume air dalam (pikno + air + pasir silika) = 8,83 ml
 Mencari volume pasir silika di pikno
Volume pasir silika = Volume air di pikno – volume air di (pikno + air + pasir silika)
= 10 ml – 8,83 ml
= 1,17 ml
 Mencari densitas pasir silika
massa pasir silikadi pikno
Densitas pasir silika =
volume pasir silika di pikno
2,13 gram
=
1,17 ml
= 1,8205 gram/ml
Perhitungan pada Bed

Keterangan Jumlah
Jari-jari tabung 3 cm
Massa pasir yang dimasukkan tabung 200,23 gram
Tinggi pasir pada tabung 6 cm

 Mencari volume pasir silika (V partikel)


massa pasir silika
Volume pasir silika (V partikel) =
densitas pasir silika
200,23 gram
=
1,8205 gram/ml
= 109,9863 ml
 Mencari Volume total (total V bed)
Volume total (total V bed) = π.r2.t
= 3,14 x (3 cm)2 x 6 cm
= 169,56 cm3
 Mencari ε (Void Fraction) pasir silika
Volume total−volume partikel
ε =
volume total
3
169,56 cm −109,9863 ml
= 3
169,56 cm
3
59,5737 cm
=
169,56 cm3
= 0,3513
 Menghitung Pressure Drop
Q = 3L/min
= 5 x 10-5 m3/s

Luas bed = π.r2


= 3,14 x (0,03m)2
= 0,2826 x 10-2 m2

Q
V’ =
A
−5 3
5 x 10 m /s
= −2 2
0,2826 x 10 m
= 0,01769 m/s

' 2
150 μ V ∆ L (1−ε ) 1−ε
∆P = 2 3 + 1,75 p ¿ ¿ 3
D p ε ε

= (
150 ( 1,869 x 10−5 ) Pa . s 0,01769
m
s )
( 0,06 ) m (1−0,3513)2
3 +
−3 2 0,3513
( 0,238 x 10 m)
3
1,75 ( 1820,5 ) kg/m ¿ ¿

= 509,893 Pa + 3760,6952 Pa
= 4270,5882 Pa

Kurva Pasir Silika


35

30

25

20

15

10

0
0 5 10 15 20 25 30

∆L ∆P
Pembahasan

Aisha Shabrina R/02

Berdasarkan data 1, pada laju alir 2L/min tidak ada perubahan dikarenakan fluida hanya
mengalir pada ruang partikel saja. Saat laju alir masih pada angka yang rendah, tidak ada
perubahan pada ΔL, dikarenakan laju alir udara berbanding lurus dengan ΔL. Jika partikel itu
cukup kecil, aliran di dalam saluran-saluran di antara partikel-partikel dalam bed itu akan bersifat
laminar. Jika kecepatan itu berangsur-angsur dinaikkan, penurunan tekanan (pressure drop) akan
meningkat, tetapi partikel-partikel itu masih tetap tidak bergerak dan tinggi bed juga tidak
berubah. Kondisi ini dinamakan fixed bed seperti terlihat pada data 1 laju alir sebesar 0-8L/min
karena fluida tersebut hanya mengalir melalui celah atau ruang kosong saja namun tidak mampu
menggerakkan partikel-partikel dikarenakan drag force lebih kecil daripada gaya gravitasi.
Pada kecepatan tertentu, penurunan tekanan pada bed itu akan mengimbangi gaya
gravitasi yang dialaminya dengan kata lain, mengimbangi bobot bed, dan jika kecepatan masih
dinaikkan lagi, partikel itu akan mulai bergerak. Kondisi inilah yang dinamakan minimum
fluidization yaitu tepat pada laju alir sebesar 10L/min pada data 1. Saat solid/bed mulai
mengalami pergerakan maka void fraction akan semakin besar dikarenakan antara satu partikel
dengan yang lainnya memiliki celah-celah. Dari percobaan disimpulkan bahwa ∆P dan ∆L
sebanding dengan laju alir. Tetapi pada grafik 1, terdapat penyimpangan pada laju alir sebesar
12L/min. Hal tersebut diduga karena kurang maksimalnya supply udara bertekanan dari
kompresor. Semakin besar laju alir semakin tinggi perubahan tekanannya. Bentuk dan ukuran
partikel mempengaruhi pergerakan fluidisasi, ukuran partikel yang kecil akan memudahkan
fluidisasi dikarenakan ringan partikelnya.

Izzatul Aulia Azahra


Fluidisasi merupakan salah satu teknik pengontakan fluida baik gas maupun
cairan dengan butiran padat. Pada fluidisasi kontak antara fluida dan partikel padat terjadi
dengan baik karena permukaan kontak yang luas. Teknik ini banyak digunakan di
industri kimia. Bila zat cair atau gas dilewatkan melalui hamparan partikel padat
pada kecepatan aliran yang randah maka partikel-partikel itu tidak akan ikut
bergerak. Pada kecepatan fuida yang berangsur-angsur dinaikkan, partikel- partikel
akhirnya akan mulai bergerak dan melayang di dalam fluida yang disebut dengan istilah
fluidisasi.

Pada praktikum fluidisasi ini bertujuan untuk mengukur perubahan tekanan dan
perubahan tinggi ketika terjadi fluidisasi pada suatu partikel massa. Sebelum melakukan
percobaan, bahan resin diukur densitasnya terlebih dahulu menggunakan piknometer. Saat
menggunakan pikno, kami menggunakan volume air sebagai pembanding agar dapat
menghitung volume bahan dengan mudah. Hal ini dikarenakan massa air dan volume air
adalah sama dimana hanya mempunyai densitas 1gr/ml. Massa jenis resin yang dihasilkan
adalah 1,3372 gram/ml dengan massa 100,22 gram.
Setelah itu barulah melakukan percobaan fluidisasi, Mengatur manometer hingga
menunjukkan angka 0, dan memastikan selang dan pengunci kolom rapat. Dimasukkan bahan
resin 100,22 gram pada kolom. Kemudian menyalakan pompa udara sebesar 2liter/menit
hingga padatan terfluidisasi. Data yang kita amati yaitu pada Laju Alir 2L/min, 4L/min,
6L/min dan berlaku kelipatan 2 hingga 24L/min. Pada laju alir 2 liter/menit partikel tidak
menunjukkan pergerakan karena fluida hanya mengalir pada ruang partikel tanpa
menyebabkan perubahan pada partikel. Pada laju alir 10 liter/menit partikel mulai bergerak ke
atas, dan terfluidisasi sempurna pada laju alir ke 20 liter/menit. Selain itu, pada praktikum
yang kami lakukan, didapatkan diameter Kolom Fluidized Bed sebesar 5 cm. Pengukuran
diameter ini sangat diperlukan agar bisa mengetahui berapa luas dan volume dari bed maupun
partikel yang dimasukkan.

Porositas adalah ukuran dari ruang kosong di antara material, dan merupakan fraksi dari
volume ruang kosong terhadap total volume, yang bernilai antara 0 dan 1, atau sebagai
persentase antara 0-100%. Pada praktikum yang kami lakukan didapatkan porosity/bed voidge e
sebesar 0,1697. Semakin tinggi flow rate maka porositas yang dihasilkan akan semakin tinggi
pula. Tinggi unggun juga akan mempengaruhi porositas seiring dengan penambahan flow rate.
Apabila tinggi awal unggun yang kecil, akan menyebabkan partikel menjadi lebih cepat
terfluidisasi sehingga pada flow rate tertinggi, partikel dapat mencapai tinggi unggun terbesar.

Dari percobaan ini didapatkan ΔP dan ΔL mengalami kenaikan sesuai dengan


bertambahnya laju alir, dan ΔP teoritis didapatkan dari persamaan ergun sebesar 78161,65547
Pa. Pada perbandingan ΔP teoritis atau menggunakan laju alir (v’) pada resin didapatkan
kenaikan pressure drop ketika diberikan laju alir. Hal ini menyatakan semakin besar laju alir
semakin besar perubahan tekanan,
.Faktor yang membuat padatan dari diam menjadi terfluidisasi adalah Bentuk dan ukuran
partikel,massa jenis partikel,Porositas, dan ukuran partikel yang kecil akan mengakibatkan
terjadinya fluidisasi akan lebih mudah karena bahannya ringan.

Siti Jamilah
Berdasarkan hasil praktikum Fixed dan Fluidized Bed didapatkan hasil pengukuran
densitas menggunakan piknometer dari resin sebesar 1,3372 gram/mL sedangkan secara teori
yang yang terdapat pada literatur (MSDS resin) yaitu sebesar 1,15033 gram/mL. Hal ini
menunjukkan perbedaan nilai densitas pada resin dikarenakan terdapat perbedaan dalam volume
dan massa yang diukur. Pada grafik 1 (Grafik Resin) dan data pengamatan 1 (Data Pengamatan
Resin) ditunjukkan bahwa ΔL pada laju alir pada ukuran 0 L/menit – 8 L/menit tidak
menunjukkan adanya perubahan ketinggian pergerakan dikarenakan massa pada resin yang lebih
besar dengan fluida yang digerakkan dan mulai naik secara konstan. Pada ΔP yang ditunjukkan
oleh grafik 1 dan data pengamatan 1 juga terjadi perubahan tekanan yang terus naik, hal ini
berhubungan dengan besarnya gaya gravitasi. Jadi, disimpulkan hubungan antara ΔP dan ΔL
pada fluidisasi yaitu semakin besar massa partikel padat yang difluidisasi dan semakin besar
gaya gravitasi maka semakin besar laju alir fluida yang akan menggerakkan partikel padatan
tersebut. Pada hasil perhitungan dari percobaan tersebut untuk mencari pressure drop pada
fluidisasi resin didapatkan nilai sebesar 78161,65547 Pa. Perhitungan nilai pressure drop yang
didapatkan lebih mirip ke persamaan Ergun dikarenakan nilai tekanan yang didapatkan > 1
daripada persamaan Carman-Kozenny yang nilai tekanannya < 1.

Arva Yuda A

Pada praktikum fluidisasi ini bertujuan untuk mengukur perubahan tekanan dan
perubahan tinggi ketika terjadi fluidisasi pada suatu partikel massa. Pada awalnya masing-
masing variabel diukur densitasnya terlebih dahulu menggunakan piknometer. Variabel yang
kami gunakan adalah pasir silika dan variabel bebasnya adalah laju alir udara (V)
Dari percobaan ini didapatkan ΔP dan ΔH mengalami kenaikan sesuai dengan bertambahnya laju
alir, dan ΔP teoritis didapatkan dari persamaan ergun dimana hasil yang didapatkan sebanding
dengan laju alir. Pada perbandingan ΔP teoritis atau menggunakan laju alir (v’) pada pasir silika
didapatkan kenaikan tekanan ketika diberikan laju alir. Hal ini menyatakan semakin besar laju
alir semakin besar perubahan tekanan. Bentuk dan ukuran partikel juga mempengaruhi
pergerakan fluidisasi, ukuran partikel yang kecil akan mengakibatkan terjadinya fluidisasi akan
lebih mudah karena bahannya ringan.

Dalam perhitungan pressure drop (∆P) dimana didapatkan bahwa ∆P pengamatan lebih
besar dari perhitungan dengan Ergun. Untuk Umf perhitungan lebih kecil nilainya dibandingkan
dengan Umf pengamatan karena nilai Umfnya bergantung pada nilai ∆P untuk laju alir akan
semakin besar ketika bukaan krannya semakin besar. Laju alir berpengaruh pada tinggi unggun
yang bergerak, dimana semakin besar laju alir maka tinggi unggun yang bergerak juga akan
semakin besar. Begitu pula untuk kecepatan liniernya, semakin besar laju alirnya maka
kecepatan liniernya semakin besar. Selain bukaan kran berpengaruh pada laju alir, kecepatan
linier dan tinggi unggun, bukaan kran juga berpengaruh pada kecepatan.
Pada flowrate yang lebih rendah terlihat nilai yang sangat kecil dan cenderung jauh dari
pada flowrate yang lebih tinggi. Secara umum, nilai dari percobaan lebih mendekati dengan
perhitungan melalui persamaan ergun, bila dibandingkan dengan hasil dari persamaan ergun dan
Konzeny-Carman. Namun tetap terdapat eror jika dibandingkan dengan analisa faktor friksi
menurut Ergun. Persamaan ergun sendiri memiliki nilai yang lebih besar daripada persamaan
Konzeny-Carman, dimana pada persamaan Konzeny-Carman, nilai faktor friksi < l sedangkan
ergun berada >1. Error yang terdapat bila dibandingkan dengan persamaan Ergun masih dapat
ditoleransi. Namun error ini terjadi dikarenakan ketidak akuratan pada saat pengukuran tekanan
dan tinggi bed. Sehingga memengaruhi hasil dari perhitungan faktor friksi percobaan, dimana
perhitungan ini menggunakan nilai dari pressure drop dan juga tinggi bed.

Kharistya Indah Putri


Fluidisasi didefinisikan sebagai suatu operasi dimana hamparan zat padat diperlakukan
seperti fluida yang ada dalam keadaan berhubungan dengan gas atau cairan. Dalam kondisi
terfluidisasi, gaya gravitasi pada butiran – butiran zat padat diimbangi oleh gaya seret dari fluida
yang bekerja padanya.
Tujuan dari praktikum fluidisasi yaitu untuk mengukur perubahan tekanan dan perubahan
tinggi ketika terjadi fluidisasi pada suatu partikel. Partikel yang digunakan disini yaitu pasir
silika atau disebut juga pasir kuarsa. Hal pertama yang perlu dilakukan yaitu mencari densitas
dari pasir silika. Awalnya, pasir ditimbang terlebih dahulu, kemudian dicari densitasnya
menggunakan piknometer dengan bantuan air agar lebih mudah. Hal ini dikarenakan air
memiliki densitas 1gr/ml dimana volume air sama dengan massa air. Dari percobaan tersebut
didapatkan densitas pasir yaitu sebesar 1,8205 gr/ml.
Selanjutnya dimasukkan pasir sebanyak 200,23gram ke dalam kolom fluidized bed yang
berdiamater 6cm. Pastikan manometer menunjukkan angka 0 dan semua selang terpasang serta
tidak ada kebocoran. Kemudian dinyalakan pompa udara sampai berkecepatan 3 Liter/menit, laju
alir yang digunakan dalam percobaan ini berlaku kelipatan 3 yaitu 3 Liter/menit, 6 Liter/menit, 9
Liter/menit, begitu seterusnya sampai 24 Liter/menit. Berdasarkan praktikum yang kami
lakukan, pasir langsung dapat terfluidisasi pada laju alir 3 Liter/menit. Semakin banyak laju alir
yang ditambahkan maka semakin tinggi partikel akan melayang.
Selanjutnya menentukan porositas. Porositas adalah ruang kosong di antara partikel dan
merupakan fraksi dari ruang kosong terhadap total volume dengan nilai antara 0 sampai 1.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, didapatkan porosity/bed voidge e sebesar 0,3513.
Semakin tinggi laju alir, maka semakin tinggi pula tingkat porositasnya. Hal ini dikarenakan
partikel terfluidisasi dan tingginya bertambah, sehingga banyak ruang kosong yang terbentuk.
Selain itu pada praktikum ini, didapatkan nilai ΔP teoritis berdasarkan persamaan Ergun yaitu
sebesar 4270,5882 Pa.

Trusta Princessiss V
Fluidisasi merupakan metoda pengontakan antara padatan dengan fluida, baik cair
maupun gas dalam suatu kolom yang berisi sejumlah partikel padat dengan mengalirkan fluida
dari bawah keatas. Fenomena fixed bed yang terjadi Ketika laju alir fluida kurang dari laju
minimum yang dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini partikel padatan tetap
diam. Fluized bed memiliki hubungan yang erat dengan pressure drop karena menunjukkan
besarnya energi yang dipakai selama operasi berlangsung.
Pada praktikum fixed and fluized bed kali ini menggunakan menggunakan sampel pasir
silika dengan kelipatan 3 pada laju alir yaitu 3, 6, 9, 12, dst sampai 24 menggunakan satuan
L/min. Dalam perhitungan densitas mendapatkan volume air dalam sebesar 8,83 ml, volume
pasir silika 1,17 ml, densitas pasir silika 1,8205 gr/ml yang didasarkan pada teori dari literatur
density pasir silica sebesar 1,538 gram/ml. Dalam perhitungan pada bed dengan jari-jari tabung
3 cm, massa pasir yang dimasukkan dalam tabung 200,23 gram, dan tinggi pada tabung 6 cm
sehingga hasil akhir mendapatkan ∆ P=4270,5882 Pa . Dapat dilihat dalam kurva pada ∆ P
mengalami kenaikan pada laju alir 0-6, sedangankan pada laju alir 9-24 memiliki ketinggian
yang konstan. Pada ∆ L memiliki ketinggian yang berubah-ubah atau tidak konstan. Sehingga
dapat dilihat dari kurva pengamatan hampir mendekati persamaan Konzeny-Carman.

Verdi Rizal P
Pada percobaan kali ini alat yang digunakan adalah fluidized bed, Fluidisasi adalah
metoda pengontakan butiran-butiran padat dengan fluida baik cair maupun gas. Dengan metoda
ini diharapkan butiran-butiran padat memiliki sifat seperti fluida dengan viskositas tinggi. Pada
percobaan ini dilakukan pengontakan pasir silika dan resin (butiran-butiran padat) dengan fluida
gas. Percobaan ini menggunakan variabel yang berupa pasir silika. Proses fluidisasi pada saat
padatan dialirkan gas dari bawah ke atas. Pada laju alir yang cukup rendah, butiran padat akan
tetap diam, karena gas hanya melewati celah antar partikel dari bawah ke atas. Ketika melewati
celah antar partikel tidak menyebabkan perubahan susunan partikel tersebut.
Percobaan fluidisasi pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengontakkan butiran-
butiran pasir silika dengan fluida gas menggunakan tekanan gas yang telah ditentukan. Setelah
melalui langkah kerja diatas kemudian diperoleh table data pengamatan seperti halnya yang
tertera diatas. Dalam table tersebut dapat dikemukakan bahwa P dan L mengalami kenaikan
dan penurunan seiring penampahan laju alir per menit yang dialirkan dari yang awalnya 0 L/
menit dengan kelipatan 3 hingga mencapai laju alir 24 L/menit. Kemudian setelah melalui
perhitungan densitas serta perhitungan pada bed yang juga dimana terdapat perhitungan Pressure
Drop yang dihasilkan sebesar 4270,5882 Pa.
Secara umum, nilai dari percobaan lebih mendekati dengan perhitungan melalui
persamaan ergun,bila dibandingkan dengan hasil dari persamaan ergun dan Konzeny-Carman.
Namun tetap terdapat eror jika dibandingkan dengan analisa faktor friksi menurut Ergun.
Persamaan ergun sendiri memiliki nilai yang lebih besar daripada persamaan Konzeny-Carman,
dimana pada persamaan Konzeny-Carman, nilai faktor friksi < l sedangkan ergun berada >1.
Error yang terdapat bila dibandingkan dengan persamaan Ergun masih dapat ditoleransi. Namun
error ini terjadi dikarenakan ketidak akuratan pada saat pengukuran tekanan dan tinggi bed.
Sehingga memengaruhi hasil dari perhitungan faktor friksi percobaan, dimana perhitungan ini
menggunakan nilai dari pressure drop dan juga tinggi bed.

Agus Budi S
Fludisasi adalah metoda pengontakan butiran-butiran padat dengan fluida baik cair
maupun gas. Dengan metoda ini diharapkan butiran-butiran padat memiliki sifat seperti fluida
dengan viskositas tinggi. (Anonim, 2009). Ketika fluida atau gas mengalir dengan laju kecil pada
kolom berisi unggun padatan maka tekanan gas akan berkurang sepanjang unggun padatan.
Apabila laju alir gas diperbesar maka besarnya penurunan tekanan gas disepanjang unggun akan
bertambah. Hingga pada suatu saat dimana butiran padatan tersebut terangkat oleh aliran gas
maka penurunan tekanan menjadi tetap. Keadaan dimana padatan terangkat hingga tidak berupa
unggun diam disebut terfluidisasi, artinya padatan tersuspensi dalam gas dan dalam keadaan ini
sifat dari padatan tidak lagi seperti semula tetapi berubah menjadi seperti fluida yaitu dapat
dialirkan melalui pipa maupun keran. Besarnya kecepatan minimum yang di perlukan untuk
membuat padatan unggun diam menjadi terfluidisasi tergantung beberapa faktor seperti besarnya
diameter padatan, porositas padatan, rapat masa padatan dan faktor bentuk dari butiran padat.
(Anonim, 2010).

Pada praktikum fluidisasi ini bertujuan untuk mengukur perubahan tekanan dan
perubahan tinggi ketika terjadi fluidisasi pada suatu partikel massa. Pada awalnya masing-
masing variabel diukur densitasnya terlebih dahulu menggunakan piknometer. Variabel yang
kami gunakan adalah pasir silika. Massa jenis pasir silika yang dihasilkan adalah dengan massa
1,8205 gram/ml. Setelah itu barulah melakukan percobaan fluidisasi, pada mulanya variabel
dimasukkan pada kolom setinggi 80 mm. Mengatur manometer hingga menunjukkan angka 0
dan memastikan selang dan pengunci kolom rapat. Kemudian menyalakan pompa udara dengan
ketentuan kelipatan 3 yaitu 3, 6, 9, 12, 15, 17, 19,21, 23, dan 25 liter/menit hingga padatan
terfluidisasi, sehingga diperoleh harga laju alirnya yang sudah tertera pada tabel pengamatan.
Berdasarkan data hasil pengatamatan diperoleh ΔL tidak konsisten dalam hasilnya, akan tetapi
ΔP mengalami kenaikan. Penyebab ΔH yang tidak konsisten dikarenakan terdapat faktor
kesalahan dalam melaksanakan praktikum agar sesuai dengan akurasi data. Secara teoritis ΔP
didapatkan dari persamaan ergun dimana hasil yang didapatkan sebanding dengan laju alir. Pada
perbandingan ΔP teoritis atau menggunakan laju alir (v’) pada pasir atau resin didapatkan
kenaikan tekanan ketika diberikan laju alir. Hal ini menyatakan semakin besar laju alir semakin
besar perubahan tekanan. Bentuk dan ukuran partikel juga mempengaruhi pergerakan fluidisasi,
ukuran partikel yang kecil akan mengakibatkan terjadinya fluidisasi akan lebih mudah karena
bahannya ringan. Berdasarkan dari data dan berpedoman pada teori, nilai dari percobaan lebih
mendekati dengan perhitungan melalui persamaan ergun, bila dibandingkan dengan hasil dari
persamaan ergun dan Konzeny-Carman, terdapat eror jika dibandingkan dengan analisa faktor
friksi menurut Ergun. Persamaan ergun sendiri memiliki nilai yang lebih besar daripada
persamaan Konzeny-Carman, dimana pada persamaan Konzeny-Carman, nilai faktor friksi < l
sedangkan ergun berada >1. Namun error ini terjadi dikarenakan ketidak akuratan pada saat
pengukuran tekanan dan tinggi bed. Sehingga memengaruhi hasil dari perhitungan faktor friksi
percobaan, dimana perhitungan ini menggunakan nilai dari pressure drop dan juga tinggi bed.

Kesimpulan
1. Harga Bed Voidge yang didapatkan untuk Partikel Resin sebesar 0,1697 dan Pasir Silika
sebesar 0,3513
2. Pressure Drop yang didapatkan secara teoritis pada Resin sebesar 78161,65547 Pa dan
Pasir Silika sebesar 4270,5882 Pa
3. ΔL berbanding lurus dengan Laju Alir Udara

Daftar Pustaka
Anonim, 2009, British National Formulary, BMJ Group and RPS Publishing, GGP Media
GmbH, Possneck, German.
Anonim,2010. Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima Edisi I, Badan POM RI Jakarta.
Laporan Praktikum Fluidisasi. 2017. Jurusan Teknik Kimia. Politeknik Negeri Malang.
Basu Prabir, Fraser Scott A., 1991. Circulating Fluidized Bed Boilers and Design and
Operations. Hainemann, USA
Buku Petunjuk Praktikum Satuan Operasi, 2004”Fluidisasi Padat Gas”, Jurusan
TeknikKimia, Politeknik Negeri Malang.
Carman, P. C. 1973. Fluid Flow Through Granular Beds. Transactions - Institution of Chemical
Engineeres.
Dechsiri, C. 2004. Particke transport in fluidized bed: experimen and and stockastic model.
Groningen.
Geankoplis, Christie J. 2003. Transport Processes and Separation Process Principles (Includes
Unit Operations). 4th edition. New Jersey: Prentice Hall.
Kozney, J. 1927. Ueber kapillare leitung des wassers im boden. Sitzungsber Akad.. Wiss.

Anda mungkin juga menyukai