Anda di halaman 1dari 16

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI MALANG

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

DOKUMEN PRAKTIKUM

LAB. OPERASI TEKNIK KIMIA-II


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2023
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

PERMOHONAN IJIN PRAKTIKUM


Request For Clearance

KELAS : 2C – DIV Teknologi Kimia Industri


ANGGOTA : 1. Amanda Putri Imania
2. Ata khusnaya
3. Baiq Mutiara Sabana Yuanditra
4. Farahaza Nur Fadya
5. Farhan Bagus Pamungkas
6. Wahyu Janitra Yudhistira

JUDUL PRAKTIKUM : Humidifikasi

TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Menentukan harga kelembaban (Y)


2. Menentukan Entalphi (H)
3. Menentukan jumlah H2O yang terserap
4. Mengetahui pengaruh laju alir air terhadap jumlah H2O yang terserap.

LOKASI/ AREA KERJA : Pilot Plant


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

Skema Percobaan :
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

WORKSHEET PRAKTIKUM

JUDUL : Humidifikasi
PELAKSANA : : 1. Amanda Putri Imania
2. Ata khusnaya
3. Baiq Mutiara Sabana Yuanditra
4. Farahaza Nur Fadya
5. Farhan Bagus Pamungkas
6. Wahyu Janitra Yudhistira

TANGGAL PRAKTIKUM : JAM DIMULAI PRAKTIKUM : 08.00

Kamis, 6 April 2023


JAM SELESAI PRAKTIKUM :

DATA PENGAMATAN:

Data pengamatan

Humidifikasi
Laju alir
Tekanan Udara Masuk Keluar
air
(V7) (mmhg) TD
(L/jam) TW (°C) TD (°C) TW (°C)
(°C)
40 36 27 26 24
60 38 29 26 25
40 80 40 30 27 26
100 41 32 28 26
120 40 37 26 26

Malang, 6 April 2023

MENYETUJUI : WAKIL KELOMPOK :

( …………………………………) ( ………………………………. )
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN:

2. Pada perhitungan tekanan uap jenuh air (PAS) dapat dilakukan dengan menggunakan metode
interpolasi dari tekanan uap jenuh air (PAS) pada keadaan saturated steam terhadap temperatur dry
bulb. Data perhitungan yang digunakan yaitu data appendix A.2-9 (Properties of Saturated Steam and
Water) pada buku Geankoplis halaman 962, dengan rumus berikut.

P As=
( T D−T 1
T 2−T 1 )
( P 2−P1 ) + P1
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

P total = 101.325 kPa

Masuk Keluar Laju alir air


TD (°C) Hs TD (°C) Hs (L/jam)
36 0.03878431 26 0.021387 40
38 0.04380007 26 0.021387 60
40 0.04889256 27 0.022696 80
41 0.05206275 28 0.024232 100
40 0.04889256 26 0.021387 120
a. Untuk perhitungan nilai humidity dapat menggunakan perhitungan dengan persamaan 9.3-1 pada buku
Geankoplis halaman 565 sebagai berikut
ͳͺ ǡͲʹ ܲ ஺

ʹ ͺ ǡͻ͹ ܲ െܲ ஺
dengan mengasumsikan kondisi operasi pada tekanan atmosferik, P = 1 atm = 101,32 KPa

b. Untuk perhitungan nilai percentage relative humidity dapat menggunakan perhitungan dengan persamaan
9.3-4 pada buku Geankoplis halaman 566 sebagai berikut
ܲ ஺
‫ ܪ‬ோൌͳͲͲ
ܲ ௌ
dengan mengasumsikan kondisi operasi pada tekanan atmosferik, P = 1 atm = 101,32 KPa

c. Untuk perhitungan nilai entalpi dapat menggunakan perhitungan dengan persamaan 9.3-9 pada buku
Geankoplis halaman 567 sebagai berikut
‫ ܪ‬௬ ൌͳǡͲͲͷ൅ ͳǡͺ ͺ ͲǡͲ͵ ͷ ܶ ι ‫ܥ‬െͲ ൅ ʹ ͷͲͳǡ‫ܪ‬
dengan mengasumsikan kondisi operasi pada tekanan atmosferik, P = 1 atm = 101,32 KPa

P total = 101.325 kPa

Humidifikasi
Masuk Keluar
Tekanan
Laju alir air Entalpi
Udara (V7) H (kg Entalpi H (kg
(L/jam) %RH (Hy)
(mmHg) TD (°C) TW (°C) H2 O/kg dry %RH (HR) (kJ/kg TD (°C) TW (°C) H2 O/kg dry
(HR) (kJ/kg dry
air) dry air) air)
air)
40 36 27 0.0399976 102.9393 138.937 26 24 0.021483882 100.4394 80.919915
60 38 29 0.04438369 101.24372 152.382 26 25 0.021483882 100.4394 80.919915
40 80 40 30 0.04882829 99.878115 166.011 27 26 0.022898278 100.8579 85.575069
100 41 32 0.05238734 100.57502 176.285 28 26 0.024318905 100.3439 90.251456
120 40 37 0.04882829 99.878115 166.011 26 26 0.021483882 100.4394 80.919915
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

Penyajian Data
Laju H2O yang
Laju alir air Denasitas
Penguapan Terserap
(L/jam) H2O (kg/L)
(Ho - Hi) (kg/jam)
40 -0.01851371 -0.737971424 0.99652
60 -0.02289981 -1.36920703 0.99652
80 -0.02593001 -2.067182202 0.99652
100 -0.02806843 -2.797075647 0.99652
120 -0.02734441 -3.269910156 0.99652

Hasil Perhitungan
0
30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
H2O yang Terserap (kg/jam)

-0.5
-1
-1.5
-2
-2.5
-3
-3.5
Laju alir air (L/jam)

Hasil Psikometric Chart

Humidifikasi
Tekanan
Laju alir Masuk Keluar
Udara
air H (kg Entalpi H (kg Entalpi
(V7) %RH %RH
(L/jam) TD (°C) TW (°C) H2O/kg (kJ/kg TD (°C) TW (°C) H2O/kg (kJ/kg
(mmhg) (HR) (HR)
dry air) dry air) dry air) dry air)
40 36 27 0.018958 50.196 84.851 26 24 0.01811 84.9 72.291
60 38 29 0.021864 51.682 94.404 26 25 0.01974 92.305 76.444
40 80 40 30 0.023016 23.016 99.458 27 26 0.02101 92.46 80.736
100 41 32 0.026874 53.686 110.441 28 26 0.02059 85.493 80.692
120 40 37 0.039941 82.483 143.001 26 26 0.02144 100 80.781
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

∆h mano- Laju Alir Humidity Humidity H2O


meter Air V8 Masuk Keluar Terserap
40 0.01896 0.01811 -0.00085
40 mBar 60 0.02186 0.01974 -0.00213
(30,0025 80 0.02302 0.02101 -0.002
mmHg) 100 0.02687 0.02059 -0.00629
120 0.03994 0.02144 -0.0185

H2O terserap tiap laju alir air


0
30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
H2O Terserap (kgH2O/kg dry air)

-0.5

-1

-1.5

-2

-2.5

-3

-3.5
Laju alir air (L/jam)
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

Malang, 6 April 2023

MENYETUJUI : WAKIL KELOMPOK :

( …………………………………) ( ………………………………. )
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN:

1. ∆h manometer (V7) = 40 mBar = 30,0025 mmHg


a. Mencari ∆P
∆P = (ρHg – ρudara).g. ∆h
kg kg m
∆P = ( 13600 −1 , 2 ¿ ×9 , 8 ×30,0025 mmHg
m3 m3 s2
kg m
∆P = 13598 , 8 × 9 ,8 ×30,0025 mmHg
m3 s2
kg m
∆P = 13598 , 8 × 9 ,8 ×0 , 0 300025 mHg
m3 s2
kg
∆P = 3998,3804
ms 2

b. Mencari V0
C0 2∆ P

V0 = D0
4
ρ udara
√1−( )
D1
0 , 61 2(3998,3804 )
4

V0 = 0,0329 1,2
√1−( )
0,0825
m
V0 = 50,4381
s

c. Mencari Q
Q = V0 × A
m π D 02
Q = 50,4381 ×
s 4
m π (0,0329)2 2
Q = 50,4381 × m
s 4
m3
Q = 0,0429
s
m3 1000 L 3600 s
Q = 0,0429 × ×
s 1 m3 1 jam
L
Q = 154440
jam
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai humidifikasi tanpa pemanasan.
Perbedaan antara proses humidifikasi menggunakan pemanas dan tanpa pemanasan adalah terletak
pada udara yang digunakan. Dimana pada poses humidifikasi dengan pemanasan, udara yang akan
masuk ke menara sebelumnya masuk terlebih dahulu ke heater untuk dilakukan pemanasan lalu masuk
ke menara pendingin. Humidifikasi adalah proses perpindahan air dari fase cair (A) ke dalam campuran
gas yang terdiri dari udara (B) dan uap air (A). Gas yang masuk mengalir pada pipa orifice yang
mempunyai beda tekanan tertentu. Pada proses ini, gas dikontakkan dengan air yang berada di dalam
labu secara countercurrent dimana air mengalir dari atas dan gas atau udara mengalir dari bawah ke
atas, dengan laju alir sirkulasi air tertentu.
Pada percobaan humidifikasi, udara bebas dari luar dialirkan melalui blower, kemudian udara
tersebut masuk ke dalam tangki air melalui pipa. Aliran udara yang mengalir di sepanjang pipa diukur
oleh orifice dengan menerapkan prinsip perbedaan tekanan. Beda tekanan ini diukur menggunakan
manometer raksa dengan melihat beda ketinggian raksa. Lalu, aliran udara mengalir menuju V1 dan air
di dalam tangki akan dipompa ke atas sehingga berkontak dengan udara. Pada proses ini, terjadi
pengontakan antara gas dengan air yang berada di dalam labu secara countercurrent dimana air mengalir
dari atas dan gas atau udara mengalir ke atas dari bawah, dengan laju alir sirkulasi air tertentu. Adanya
proses pengontakan tersebut memungkinkan air menguap ke dalam udara umpan sehingga kelembaban
udara menjadi meningkat, aliran udara yang sudah berkontak dengan air akan mengalir menuju ke atas.
Terdapat dua suhu yang akan diukur dalam percobaan humidifikasi, yaitu Suhu bola kering atau
dry bulb temperature (Td) dan Suhu bola basah atau wet bulb temperature (Tw). Suhu bola kering atau
biasa disebut suhu udara yang diukur menggunakan termometer yang terkena udara bebas namun
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

terjaga dari sinar matahari dan embun. Mekanisme kerjanya tidak tergantung oleh kelembapan udara
dan dapat diukur menggunakan termometer biasa. Sedangkan suhu bola basah adalah suhu
kesetimbangan yang dicapai oleh sejumlah kecil cairan (tetes cairan) yang menguap ke dalam sejumlah
besar campuran gas – uap. Temperatur kesetimbangan dicapai pada saat kecepatan transfer panas dari
gas ke tetes cairan sama dengan kecepatan transfer panas untuk penguapan cairan. Mekanisme proses
temperatur bola basah terjadi secara adiabatis yang jenuh. Diukur menggunakan termometer yang
ujungnya dibungkus dengan kapas basah. Suhu bola basah selalu lebih rendah dibanding suhu bola
kering.
Variabel yang digunakan dalam percobaan humidifikasi ini, yaitu dengan laju alir air sebesar 40,
60, 80, 100, dan 120 L/jam dan laju alir udara sebesar 40 mmHg. Sehingga diperoleh data berupa Td in,
Tw in, Td out, dan Tw out dimana nilai suhu bola basah (Tw) lebih kecil daripada nilai suhu bola kering
(Td). Setelah itu, dilakukan perhitungan untuk mencari nilai humidity, relative humidity, dan entalpi.
Pada praktikum humidifikasi, digunakan laju alir udara sebesar 60mmHg dan variasi laju alir air
sebesar 40 L/jam, 60 L/jam, 80 L/jam, 100 L/jam, 120 L/jam. Dari variasi laju alir air tersebut, dapat
diketahui pengaruh laju alir air terhadap humidity sebagai berikut:
a. Pengaruh Laju Alir terhadap nilai Td (temperatur dry bulb) dan nilai Tw (temperatur wet bulb)

Temperatur dry bulb pada dasarnya mengacu pada temperatur udara sekitar atau lingkungan.
Temperatur bola kering disebut dengan Dry Bulb karena temperatur udara yang terbaca oleh
termometer tidak dipengaruhi oleh kelembaban udara. Temperatur dry bulb merupakan indikator
kandungan panas. Sedangkan, temperature wet bulb adalah temperatur saturasi adiabatic,
dimana Td merupakan temperatur terendah yang dapat dicapai dengan penguapan adiabatik
(adiabatic evaporation) tanpa terjadi penambahan panas atau dengan entalpi yang sama pada air
yang terkandung di udara hingga udara jenuh (kelembaban absolut naik).
Berdasarkan tabel data hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa semakin besar laju alir air
maka semakin besar pula nilai Td dan Tw nya. Peningkatan nilai Td dan Tw dihasilkan secara
bertahap dengan peningkatan yang tidak terlalu besar.
b. Pengaruh Laju Alir terhadap nilai Humidity
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

Grafik 1. Humidity vs Laju Alir Air


Berdasarkan grafik 1., didapatkan bahwa semakin besar laju alir air maka semakin kecil nilai
H2O yang terserap atau semakin kecil nilai humiditynya. Nilai humidity juga dipengaruhi oleh
temperatur. Semakin dingin, maka semakin besar nilai humidity. Artinya suhu berbanding
terbalik dengan humidity karena semakin dingin udara semakin banyak uap air yang terkandung
di udara. Disini, temperatur dipengaruhi oleh laju alir. Dari hasil perhitungan dan psycometric
chart didapatkan bahwa nilai humidity yang masuk lebih besar daripada humidity keluar. Nilai
humidity udara yang masuk dan yang keluar tidak menunjukkan perbedaan yang terpaut besar.
Hal ini terjadi karena Td dan Tw pada hasil percobaan tidak menunjukkan perbedaan yang
sangat besar pula, sehingga letak titik pada psycrometric chart pun tidak terpaut jauh.
Humidity adalah konsentrasi kandungan dari uap air yang ada di udara, pada data pengamatan
nilai humidity yang masuk pada setiap laju alir lebih besar daripada humidity yang keluar, hal ini tidak
sesuai karena seharusnya nilai humidity yang masuk harus lebih kecil daripada humidity yang keluar,
karena ini merupakan humidifikasi yang menambahkan uap air dan udara jadi seharusnya nilai humidity
yang keluar lebih besar daripada nilai humidity yang masuk.
Di dalam data nilai H2O terus menurun, hal ini dikarenakan laju alir uap air yang dapat
mempengaruhi nilai H2O yang diserap selama proses humidifikasi, jika laju alir uap air tinggi
menyebabkan waktu kontak udara dan uap air menjadi singkat sehingga nilai H2O yang terserap selama
humidifikasi dapat menurun.
Enthalpy atau kandungan panas total (h) dinyatakan dalam jumlah panas yang di kandung oleh
tiap satu satuan massa udara kering. Pada Enthalpy hasil percobaan praktikum di dapatkan nilai
enthalpy rata-rata yang masuk 160,4308 sedangkan enthalpy rata-rata yang keluar 78, 1888. Halk ini
sudah memenuuhi prinsip enthalpy, yaitu kandungan panas yang masuk lebih besar di bandingkan
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

panas yang keluar, hal ini di sebabkan karena udara yang masuk belumtekontakan dengan pelembab
dalam hal ini di gunakan air, sedangkan udara yang keluar sudah terkontakan dengan pelembab (air).
Untuk mencari jumlah penyerapan H2O menggunakan selisih humidity saat udara keluar dan
humidity saat udara masuk. Nilai humidity tentunya berbeda pada setiap perlakuan laju alir air. Karena
udara keluar lebih lembab, maka seharusnya selisih humidity udara keluar dan masuk bernilai positif.
Hasil H2O yang terserap berdasarkan perhitungan dan psikometric chart bernilai
negative,namun pada kenyataannya seharusnya bernilai positif karena prinsip humidity adalah
menyerap H2O sehingga niali humidity outlet harus lebih besar daripada inlet. Sehingga dapat
dikatakan H2O yang terserap tidak ada atau nol atau justru diserap oleh kolom. Hal ini dapat terjadi
karena laju alir yang terlalu rendah dapat menyebabkan proses penyerapan H2O pada udara menjadi
lambat atau bahkan tidak terserap.
Kemudian dibuat grafik H2O terserap terhadap laju alir air berdasarkan hasil perhitungan dan
hasil psikometric chart. Pada hasil grafik dapat dikatakan bahwa dalam laju alir air terhadap perubahan
kelembapan (humidity) sangat berpengaruh. Hal ini dapat dilihat pada grafik, semakin besar laju alir air
maka H2O yang terserap semakin negative atau tidak ada. Untuk meliaht pengaruh laju alir air terhadap
penyerapan H2O didasarkan pada titik nol dimana titik yang mendekati titik nol maka laju alir tersebut
mampu menyerap H2O yang cenderung lebih banyak. Pada grafik hasil psikometric chart didaptkan
hasil yang cenderung mendekati nol daripada hasil perhitungan, sehingga hasil psikometric chart lebih
akurat daripada perhitungan. Semakin tinggi laju alir air maka penyerapan H2O akan sedikit.
Hasil praktikum tidak sesuai dengan teori, dimana semakin besar laju alir air maka perubahan
kelembapan juga akan semakin besar atau berbanding lurus.Semakin besar laju alir yang diberikan
maka semakin besar pula kesempatan udara berkontak dengan air sehingga kandungan air dalam udara
akan naik juga.(Nugraha.S. 2010). Hal ini disebabkan karena perpindahan massa dari air yang masuk
ke aliran udara, sehingga kandungan air dalam udara akan naik juga. Selain itu, semakin tinggi laju alir
yang masuk ke dalam system pada proses humidifikasi akan menyebabkan naiknya kelembapan pada
system.

KESIMPULAN
Setelah melaksanakan praktikum, didapatkan kesimpulan bahwa:
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

1. Harga Kelembapan (Y) dalam proses didapatkan berdasarkan perhitungan dengan menggunakan
data suhu udara yang masuk (TD) dan suhu udara keluar (TW) yang diplotkan berdasarkan
psychometric chart dengan satuan kg H2O/kg dry air
2. Harga entalpi (H) dalam proses didapatkan sebanding dengan suhu udara yang masuk maupun
keluar. Hal ini sesuai karena semakin rendah temperatur udara maka semakin rendah pula nilai
entalpi yang didapatkan.
3. Jumlah H2O yang terserap, ditandai dengan harga kelembaban pada udara keluar meningkat
daripada harga kelembaban pada saat udara masuk.
4. Pada beberapa hasil menunjukkan nilai minus, dikarenakan beberapa faktor yaitu ketidaktelitian
saat mengukur parameter yang didapatkan yakni nilai Td dan Tw dan pengondisian variabel laju
alir air yang tidak konstan sehingga hasil yang didapatkan tidak akurat.

DAFTAR PUSTAKA
BIBLIOGRAPHY Geankoplis, C. J. (2003). Transport Processes and Separation Process Principles
(fourth edition).

Kirantho, L. H. (2011). ANALISA PENGARUH PERUBAHAN PERBANDINGAN LAJU ALIR


MASSA (DESICCANT TERHADAP UDARA) DAN VARIABEL (KECEPATAN DAN
TEMPERATUR) UDARA TERHADAP LAJU HUMIDIFIKASI DALAM REGENERATOR
DENGAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD).

Malang, 6 April 2023

MENYETUJUI : WAKIL KELOMPOK :


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

( …………………………………) ( ………………………………. )

Anda mungkin juga menyukai