Kelompok 4-3cd4-Laporan Resmi Mixing Tank
Kelompok 4-3cd4-Laporan Resmi Mixing Tank
Kelas : 3C – D4
Kelompok (4) :
1. Tujuan Praktikum
1) Mempelajari pengaruh perubahan step input terhadap respon sistem
2) Mempelajari pengaruh impulse imput terhadap respon sistem
2. Dasar Teori
Pada suatu reaktor kimia, kita memiliki suplai reaktan secara kontinyu. Jika kita
meningkatkan ‘gangguan’ berupa konsentrasi reaktan, maka konsentrasi produk juga
akan meningkat. Perubahan terbesar terjadi di awal, dan pada akhirnya konsentrasi
produk akan mendekati steady state yang baru. Dengan istilah response, untuk
mengartikan response waktu terhadap variabel terikat ‘output’ y.
Ada beberapa tipe perubahan input yang digunakan pada industri baik untuk
tujuan permodelan dan kontrol, diantaranya adalah :
1) Step input
Dalam proses industri, seringkali terjadi perubahan input secara tiba-tiba. Sebagai
contoh suatu reaktor mungkin mengalami perubahan dari suatu supply ke supply yang
lain, sehingga menyebabkan perubahan variabel input yang penting, seperti
konsentrasi dan suhu umpan.
2) Impulse
Input Pulse adalah suatu perubahan sementara dari variabel bebas ‘u’, jika durasi
sangat singkat (dapat diabaikan) dibandingkan dengan dinamika sistem, maka disebut
impulse. Suatu penghentian secara tiba-tiba dalam suatu pengukuran, pada waktu
tertentu, memiliki amplitudo yang besar dalam waktu singkat. Impulse input
memberikan alternatif lain untuk mengetahui respon dari sistem terhadap perubahan
tersebut.
Gambar 1. Sinyal waktu terhadap input (u)
Untuk menunjukkan perubahan komposisi outlet ketika terjadi perubahan salah satu
input, X’1 (s) atau W’2 (s), kita menggunakan persamaan umum untuk orde satu.
Y (s) K
= (1)
U ( s) τs+1
Dimana :
y(s) = output
u(s) = input
K = gain
𝜏 = time constant
KM
Y ( s )= (2)
s ( τs+1)
Y ( t )=KM (1−e )
−t
τ (3)
Gambar 2. Step response pada proses orde satu
Dari plot persamaan (3) dalam Gambar 3 di atas, terlihat bahwa suatu proses orde
satu tidak merespon secara instan terhadap perubahan input secara tiba-tiba. Pada
kenyataannya, dalam interval waktu yang sama dengan time constant, response proses
hanya mencapai 63.2%. Secara teoritis, output proses tidak pernah mencapai keadaan
steady state yang baru, kecuali pada t→ ∞, Harga akhir steady state hampir tercapai saat
t≈5τ, seperti yang terlihat pada Tabel 1.
Untuk melihat response dari sistem orde satu yang terdiri dari tiga tangki yang
tersusun secara seri dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :
C=C 0 (1−e )
−t
τ (4)
Dimana :
t/τ
dC C 0 e
= (5)
dt τ
C0
¿ pada t=0
τ
Nilai konstanta waktu besarnya 2/3 dari total perubahan mencapai konstan (63,21
%). Time constant merupakan waktu yang diperlukan oleh output untuk mencapai
63,21% dari steady state setelah diberi input step. Dikarenakan kelambatan ini, maka
suatu perubahan terhadap input akan kembali stabil setelah waktu konstan, dengan
menghitung time constant maka dapat diperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh suatu
perubahan untuk mencapai kestabilan konstan sehingga dapat digunakan untuk
mengontrol proses atau sistem. Time constant dapat dihitung sebagai berikut :
V
τ= (6)
q
Dimana:
V = volume tangki
q = flow rate
3. Variabel Percobaan
1) Flowrate
2) Kecepatan Pompa
4. Prosedur Kerja
a) Daftar Alat dan Gambar Alat
Alat yang digunakan:
1) Peralatan CEP – 304 Reactor in Serries Armfield
Gambar 3. Peralatan CEP – 304 Reactors in Serries Armfield
2) Data Logger
3) Gelas Ukur
4) Bak 5 Liter
5) Stopwatch
b) Daftar Bahan
1) NaCl
2) Aquades
c) Skema Kerja
A. Persiapan Percobaan
B. Kalibrasi Pompa
Isi reaktor 1,2, dan 3 dengan larutan NaCl 0,1 M sebanyak 250 ml.
Isi tangki umpan 1 dengan larutan garam NaCl 0.1M sebanyak 3 liter
2. Isi tangki umpan 2 dengan aquades sebanyak 3 liter
Ali, Fachruddin. 2018. “Analisa Aliran Fluida Pada Mixing Crude Oil Storage Tank dengan
CFD”. Jurnal Teknik Sistem Perkapalan vol.1 halaman 2.
Mc.Cabe, Warren L., Julian C. Smith, dan Peter Harriott. 2005. “Unit Operations of
Chemical Engineering Seventh Edition”. New York : Mc.Graw -Hill,Inc.