Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SIMULASI PROSES

Mixing Tank In Series

Kelas : 3C – D4

Kelompok (4) :

1. Eka Emiliana Putri (2041420015)


2. M. Fahreza Alif M (2041420031)
3. Nafila Rihhadatul A (2041420074)
4. Yeni Anggi Huda F (2041420063)

PROGRAM STUDI D – IV TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2022
Mixing Tank In Series
Tanggal Percobaan : 6 November 2022

1. Tujuan Praktikum
1) Mempelajari pengaruh perubahan step input terhadap respon sistem
2) Mempelajari pengaruh impulse imput terhadap respon sistem
2. Dasar Teori

Pengadukan adalah suatu operasi kesatuan yang mempunyai sasaran untuk


menghasilkan pergerakan tidak beraturan dalam suatu cairan. Sedangkan pencampuran
(mixing) adalah peristiwa menyebarnya bahan-bahan secara acak, dimana bahan yang
satu menyebar kedalam bahan yang lain dan sebaliknya, sedang bahan-bahan itu
sebelumya terpisah dalam dua fase atau lebih.

Pada suatu reaktor kimia, kita memiliki suplai reaktan secara kontinyu. Jika kita
meningkatkan ‘gangguan’ berupa konsentrasi reaktan, maka konsentrasi produk juga
akan meningkat. Perubahan terbesar terjadi di awal, dan pada akhirnya konsentrasi
produk akan mendekati steady state yang baru. Dengan istilah response, untuk
mengartikan response waktu terhadap variabel terikat ‘output’ y.

Ada beberapa tipe perubahan input yang digunakan pada industri baik untuk
tujuan permodelan dan kontrol, diantaranya adalah :

1) Step input
Dalam proses industri, seringkali terjadi perubahan input secara tiba-tiba. Sebagai
contoh suatu reaktor mungkin mengalami perubahan dari suatu supply ke supply yang
lain, sehingga menyebabkan perubahan variabel input yang penting, seperti
konsentrasi dan suhu umpan.
2) Impulse
Input Pulse adalah suatu perubahan sementara dari variabel bebas ‘u’, jika durasi
sangat singkat (dapat diabaikan) dibandingkan dengan dinamika sistem, maka disebut
impulse. Suatu penghentian secara tiba-tiba dalam suatu pengukuran, pada waktu
tertentu, memiliki amplitudo yang besar dalam waktu singkat. Impulse input
memberikan alternatif lain untuk mengetahui respon dari sistem terhadap perubahan
tersebut.
Gambar 1. Sinyal waktu terhadap input (u)

Untuk menunjukkan perubahan komposisi outlet ketika terjadi perubahan salah satu
input, X’1 (s) atau W’2 (s), kita menggunakan persamaan umum untuk orde satu.

Y (s) K
= (1)
U ( s) τs+1

Dimana :

y(s) = output
u(s) = input
K = gain
𝜏 = time constant

Untuk magnitudo step input (M), U(s) = M/s, sehingga :

KM
Y ( s )= (2)
s ( τs+1)

Maka response waktu domain menjadi :

Y ( t )=KM (1−e )
−t
τ (3)
Gambar 2. Step response pada proses orde satu

Tabel 1. Response proses orde satu terhadap step input

Dari plot persamaan (3) dalam Gambar 3 di atas, terlihat bahwa suatu proses orde
satu tidak merespon secara instan terhadap perubahan input secara tiba-tiba. Pada
kenyataannya, dalam interval waktu yang sama dengan time constant, response proses
hanya mencapai 63.2%. Secara teoritis, output proses tidak pernah mencapai keadaan
steady state yang baru, kecuali pada t→ ∞, Harga akhir steady state hampir tercapai saat
t≈5τ, seperti yang terlihat pada Tabel 1.

Untuk melihat response dari sistem orde satu yang terdiri dari tiga tangki yang
tersusun secara seri dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :

C=C 0 (1−e )
−t
τ (4)

Dimana :

C = konsentrasi tangki pada waktu ‘t’ setelah perubahan step input


C0 = konsentrasi input
τ = time constant
Turunan dari persamaan (4) adalah :

t/τ
dC C 0 e
= (5)
dt τ

C0
¿ pada t=0
τ

τ dapat diperoleh dengan metode grafik.

Nilai konstanta waktu besarnya 2/3 dari total perubahan mencapai konstan (63,21
%). Time constant merupakan waktu yang diperlukan oleh output untuk mencapai
63,21% dari steady state setelah diberi input step. Dikarenakan kelambatan ini, maka
suatu perubahan terhadap input akan kembali stabil setelah waktu konstan, dengan
menghitung time constant maka dapat diperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh suatu
perubahan untuk mencapai kestabilan konstan sehingga dapat digunakan untuk
mengontrol proses atau sistem. Time constant dapat dihitung sebagai berikut :

V
τ= (6)
q

Dimana:

V = volume tangki

q = flow rate

(Ade Sonya Suryandari, Christyfani Sindhuwati, Ernia Novika Dewi)

3. Variabel Percobaan
1) Flowrate
2) Kecepatan Pompa
4. Prosedur Kerja
a) Daftar Alat dan Gambar Alat
Alat yang digunakan:
1) Peralatan CEP – 304 Reactor in Serries Armfield
Gambar 3. Peralatan CEP – 304 Reactors in Serries Armfield
2) Data Logger
3) Gelas Ukur
4) Bak 5 Liter
5) Stopwatch
b) Daftar Bahan
1) NaCl
2) Aquades
c) Skema Kerja
A. Persiapan Percobaan

Buat larutan garam NaCl dengan konsentrasi 0,1M sebanyak 3 Liter.

Buat larutan garam (NaCl/KCl) dengan konsentrasi 0,02; 0,04; 0,06;


0,08 M masing-masing sebanyak 250 mL dengan mengencerkan
larutan garam 0,1M.

B. Kalibrasi Pompa

Isi tangki umpan 1 dengan aquades sampai setengah penuh, kemudian


lepas sambungan selang yang masuk ke tangki pengaduk 1

Set pompa 1 pada kecepatan 1, nyalakan pompa 1 dengan mengatur


pada mode MANUAL

Tampung aquades keluaran pompa dalam gelas ukur. Setelah satu


menit, matikan pompa. Ukur banyaknya aquades yang terpompa

Ulangi langkah diatas untuk kecepatan lain (2s/d10). Ulangi langkah


sebelumnya untuk pompa 2. Buat kurva kalibrasi (flow rate vs
kecepatan pompa)
C. Kalibrasi Konduktivitas

Isi reaktor 1,2, dan 3 dengan larutan NaCl 0,1 M sebanyak 250 ml.

Set display konduktivitas untuk reaktor 1 (19). Catat konduktivitas


yang terbaca pada digital meter (14) setelah konstan.

Ubah pembacaan konduktivitas untuk reaktor 2 dan 3 dan catat


konduktivitas yang terbaca. Kemudian kosongkan reaktor 1, 2 dan 3
dengan membuka valve keluaran (25)

Ulangi langkah diatas untuk konsentrasi 0,02; 0,04; 0,06; 0,08 M 7.


Buat kurva kalibrasi konduktivitas (konduktivtias vs konsentrasi)

D. Response Sistem terhadap Perubahan Step Input

Isi tangki umpan 1 dengan larutan garam NaCl 0.1M sebanyak 3 liter
2. Isi tangki umpan 2 dengan aquades sebanyak 3 liter

Isi masing-masing reaktor dengan aquades hingga mencapai level


over flow. Set flow rate pompa 1 pada angka 6 dan flow rate pompa 2
pada angka 6.

Nyalakan stirrer (12) dan set pada kecepatan 7. Nyalakan pompa 2


dengan setting posisi MANUAL (9)

Buka software CEP-304 Reactors in Series pada PC. Pilih section 1:


dynamics of stirred tank, kemudian klik load.

Klik “Go” untuk memulai pengambilan data. Klik “View Table”


untuk melihat data hasil pengamatan

Klik “Configure data sample“ untuk mengatur inkremen pengambilan


sample. Pilih “sampling operation”: automatic, dengan sample
interval setiap 30 detik selama “fixed duration” 45 menit.
.
Setelah 10 menit, ubah step input dengan mematikan pompa 2
(mengubah MANUAL menjadi REMOTE) dan menyalakan pompa 1.
Setelah selesai, matikan pompa 1 dan matikan pula stirrer. Lakukan
flushing setiap akan berganti variabel.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Fachruddin. 2018. “Analisa Aliran Fluida Pada Mixing Crude Oil Storage Tank dengan
CFD”. Jurnal Teknik Sistem Perkapalan vol.1 halaman 2.

Mc.Cabe, Warren L., Julian C. Smith, dan Peter Harriott. 2005. “Unit Operations of
Chemical Engineering Seventh Edition”. New York : Mc.Graw -Hill,Inc.

Modul Ajar Praktikum Simulasi Proes, Politeknik Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai