Buku Ajar Matematika Keuangan 1
Buku Ajar Matematika Keuangan 1
DAFTAR ISI
1.1 Pendahuluan
1.2 Konsp Bunga Sederhana dan Time Value of Money
1.3 Manipulasi Persamaan Bunga Dsederhana
1.4 Menghitung Jumlah Hari
1.5 Pembayaran Dengan Angsuran
1.6 Soal – Soal
4.1 Pendahuluan
4.2 Definis Anuitas
4.3 Persamaan Anuitas Nilai Sekarang
4.4 Menghitung Besar Cicilan
4.5 Menghitung Jumlah Periode
4.6 Menghitung Tingkat Bunga
4.7 Anuitas Tak Terhingga (Perpetual Annuity)
4.8 Persamaan Anuitas Nilai Akan Datang
4.9 Menghitung Besar Tabungan Periodik
4.10 Menghitung Jumlah Periode
4.11 Menghitung Tingkat Bunga
4.12 Pengaruh pajak Tabungan
4.13 Tingkat bunga Flat VS Tingkat Bunga Efektif
4.14 Soal – Soal
5.1 Pendahuluan
5.2 Anuitas Di Muka untuk Nilai Sekarang
5.3 Anuitas Di Muka untuk Nilai Akan Datang
5.4 Soal – Soal
BAB 7 PENYUSUTAN
7.1 Pendahuluan
7.2 Metode Garis Lurus
7.3 Metode Saldo Menurun
7.4 Metode Saldo menurun Ganda
7.5 Metode Jumlah Angka Tahun
7.6 Metode Unit Produksi
7.7 Soal-Soal
BAB 8 OBLIGASI
8.1 Pendahuluan
8.2 Obligasi berbunga (Coupon Bond)
8.3 Penentuan Harga Wajar
8.4 Obligasi Dapat Ditebus (Callable Bond)
8.5 Amortisasi Premium dan Diskon Obligasi
8.6 Obligasi Tak Berbunga (Zero Coupon Bond)
8.7 Harga Obligasi Di Antara Dua Tanggal Pembayaran Bunga
8.8 Pencarian Yield
8.9 Soal-Soal
Daftar Pustaka
Uang adalah adalah alat pertukaran yang sah. Dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia pasti
membutuhkan uang untuk membiayai kebutuhan hidupnya seperti sandang, pangan, papan dan lain
sebagainya. Ketika kita tidak memiliki uang yang cukup untuk membeli sesuatu atau membayar utang,
kita dapat melakukan pinjaman ke pihak lain, seperti saudara, kawan, tetangga, rentenir, ataupun
lembaga keuangan (bank, nonbank, pegadaian, koperasi, dan lain-lain).
Seandainya anda dihadapkan pada dua pilihan yaitu menerima sejumlah uang , misalkan Rp
1.000.000,- hari ini atau Rp 1.000.000,- enam bulan lagi dengan tingkat kepastian yang sama, mana yang
anda pilih ? Hampir pasti, anda akan memilih menerima Rp 1.000.000,-pada hari ini dari pada menerima
enam bulan lagi. Mengapa ?
Ada yang menjawab, “Karena kalau menerima pada hari ini sifatnya pasti sedangkan apabila
menerimanya enam bulan lagi adalah tidak pasti.” Ini tentunya bukan jawaban yang diharapkan. Untuk
menghindari jawaban ini, dalam pilihan di atas disebutkan bahwa ke dua pilihan tersebutmemiliki
tingkat kepastian yang sama. Mereka yang pernah belajar ekonomi atau keuangan akan dengan mudah
memberikan alasannya, karena adanya faktor bunga akibat perbedaan waktu atau istilah yang sering
digunakan adalah “nilai waktu dari uang” (ime value of money).
Dengan asumsi manusia adalah makhluk rasional, pilihan yangn harus diambil adalah menerima Rp
1.000.000,- pada hari ini dibandingkan dengan menerimanya enam bulan lagi, karena Rp 1.000.000,-
hari ini akan memberikan bunga selama enam bulan yang besarnya tergantung tingkat bunga, sehingga
bernilai lebihdari Rp 1.000.000,- pada saat itu (pendekatan nilai masa depan atau future value). Kita juga
bisa menggunakan pendekatan nilai sekarang (present value) yaitu dengan menghitung nilai hari ini dari
uang senilai Rp 1.000.000,- pada hari ini. Ke dua pendekatan ini harus memberikan keputusan yang
sama.
Contoh sederhana di atas dapat kita lanjutkan dengan pilihan – pilihan lainnya. Misalkan, bagaimana
kalau Rp 1.000.000,- hari ini dengan Rp 1,000.000,- enam bulan lagi atau Rp 1.000.000,- hari ini dengan
Rp 1.000.000,- setiap bulan selama satu tahun mulai bulan depan; atau Rp 1.000.000,- hari ini dengan
Rp 90.000,- setiap bulan selama setahun mulai hari ini.
Dengan memahami matematika keuangan, kita akan dapat dengan dengan mudah menyelesaikan
persolan-persoalan sederhana di atas, bahkan persoalan persoalan yang jauh lebih kompleks sekalipun.
Dalam pembahasan dan contoh selanjutnya dalam buku ini, asumsi bahwa manusia adalah makhluk
rasional, ataupun dengan tingkat kepastian yang sama tidak disebutkan lagi tetapi ada secara implisit.
Melanjutkan contoh pertama kita, menjadi berapa uang Rp 1.000.000,- itu enam bulan lagi akan
dapat ditentukan jika kita diberikan tingkat bunga dan tambahan informasi mengenai apakah tingkat
bunga yang dipergunakan tersebut adalah bunga sederhana (simple interst – SI) atau bunga majemuk
(Compound interest – CI). Apabila menggunakan bunga majemuk, kita masih mmerlukan informasi
mengenai periode compound atau periode perhitungan bunga . Pembahasan mengenai hal ini akan
diberikan secara lengkap dalam Bab 3.
Apabila kita menggunakan konsep bunga sederhana, besarnya bunga dihitung dari nilai pokok awal
(principal) dikalikan dengan tingkat bunga (interest rate) dan waktu (time). Perhitungan bunga ini
dilakukan satu kali saja yaitu pada akhir periode atau pada tanggal pelunasan. Secara matematika, hal ini
dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
SI = Prt (1)
P = Principal (pokok)
Karena satuan t adalah tahun, maka jika waktu t diberikan dalam bulan maka kita dapat
menggunakan persaamaan sebagai berikut:
Sedangkan jika t diberikan dalam hari, akan ada dua metode dua metode dalam menentukan
nilai t yaitu:
Penggunaan metode bunga biasa (ordinary interest) akan menguntungkan penerima bunga dan
merugikan pembayar bunga. Sebaliknya, penggunaan metode bunga tepat (exact interest) akan
menguntungkan pembayar bunga dan merugikan penerima bunga. Oleh karena itu, dalam hal pinjaman
(kredit) bank lebih menyukai penggunaan bunga biasa, sementara untuk tabungan dan deposito mereka
lebih memilih penggunaan bunga tepat dalam perhitungan bunganya.
Di dalam buku ini, kecuali dinyatakan lain, bunga tepat akan digunakan dalam contoh dan soal yang
diberikan, dan tingkat bunga yang diberikan harus dibaca sebagai tingkat bunga per tahun atau per
annum (p.a).
Contoh 1.1
Hitunglah bunga tepat dan bunga biasa dari sebuah pinjaman sebesar Rp 20.000.000,- selama 60 hari
dengan bunga 8%.
Penyelesaian:
P = Rp 20.000.0000,-
r = 8%
t = 60 hari
SI = Prt
Contoh 1.2
Pak Amir menabung di Bank ABC sebesar sebesar Rp 1.000.000,- selama tiga bulandengan bunga 12%
p.a. Hitunglah bunga tabungan yang ia peroleh !
Penyelesaian (Tugas)
Contoh 1.3
Hitunglah bunga yang dibayarkan sebuah obligasi yang memiliki nilai nominal Rp 100.000.000,- dan
berbunga 15 %p.a jika pembayaran bunga dilakukan setiap enam bulan.
Penyelesaian (Tugas)
Dengan menggunakan persamaan (1), kita juga dapat menghitung nilai pokok, tingkat bunga, ataupun
waktu, jika diberikan variabel lainnya. Jika SI = P r t, maka
(2)
(3)
dan (4)
Contoh 1.4
Setelah meminjam selama 73 hari, Ibu Tina melunasi pembayaran bunga pinjamannya sebesar Rp
2.880.000,-. Berapakah pinjaman Ibu Tina jika tingkat bunga sederhana 18 % p.a. ?
Penyelesaian:
r = 18%
SI = Rp 2.880.000,-
Contoh 1.5
Seorang rentenir menawarkan pinjaman sebesar Rp 1.000.000,- yang harus dilunasi dalam waktu satu
bulan sebesar Rp 1250.000,-. Berapa tingkat bunga sederhana tahunan yang dikenakan atas pinjaman
tersebut ?
Penyelesaian :
P = Rp 1.000.000,-
Jika S kita notasikan untuk nilai akhir atau jumlah dari nilai pokok dan bunga, maka
S=P+I
S = P + Prt
(6)
Faktor dalam persamaan (6) juga disebut faktor diskon (discount factor) dengan
menggunakan bunga sederhana, dan proses menghitung P di atas banyak digunakan dalam wesel
(promissory note) dan disebut pendiskontoan dengan bunga sederhana.
Contoh 1.6
Pak Karta menabung Rp 3.000.000,- dan mendapatkan bunga sederhana 12% p.a. Berapa
saldotabungannya setelah 3 bulan ?
Penyelesaian
P = Rp 3.000.000,-
r = 12%
S = P(1 + rt)
= Rp 3.090.000,-
Contoh 1.7
Aisyah meminjam Rp 10.000.000,- selama 146 hari dengan tingkat bunga sederhana 15 % p.a.
Berapakah jumlah yang harus ia bayarkan ?
Penyelesaian: (Tugas)
Ada dua metode yang dapat digunakan dalam menghitung jumlah hari antara dua tanggal kalender.
Metode pertama adalah dengan menghitung jumlah hari perbulan dan kemudian dijumlahkan
semuanya.
Contoh 1.8
Penyelesaian:
Juli = 31
Agustus = 31
September = 30
Oktober = 31
November = 3
_____________
Penyelesaian :
(Tugas)
Metode ke dua adalah dengan menggunakan tabel nomor urut hari seperti dalam Tabel 1. Untuk tahun
kabisat. Jangan lupa untuk menambahkan 1 untuk semua tanggal dari 1 Maret hingga 31 Desember
karena pada tahun kabisat terdapat tanggal 29 Februari dan bernomor urut 60 sehingga 1 Maret akan
menjadi hari ke 61, 2 Maret menjadi hari ke 62 dan seterusnya hingga 31 Desember akan menjadi hari
ke 366
Contoh 1.10
Penyelesaian:
____________
145 hari
Tabel 1 Nomor Urut Hri
Tgl Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des
1 1 32 60 91 121 152 182 213 244 274 305 335
2 2 33 61 92 122 153 183 214 245 275 306 336
3 3 34 62 93 123 154 184 215 236 276 307 337
4 4 35 63 94 124 155 185 216 247 277 308 338
5 5 36 64 95 125 156 186 217 248 278 309 339
1. Tiga bulan setelah meminjam uang, Mutia membayar sebesar Rp 12.000.000,- untuk pelunasan
pokok dan bunganya. Apabila diketahui bunga adalah 15% p.a, berapakah besar pinjaman Mutia ?
2. Setelah menabung Rp 25.000.000,- Di Bank Merdeka selama 3 tahun, tabungan santi berkembang
menjadi Rp 42.750.000,-. Berapakah tingkat bunga sederhana yang diberikan oleh Bank Merdeka ?
3. Seorang nasabah menginvestasikan uangnya selama setahun dengan bunga sederhana. Untuk tiga
bulan pertama, dia menerima bunga sebesar 12%. Berapakah total uang yang diinvestasikan
apabila total pendapatan bunga yang yang diterima pada akhir tahun pertamanya sebesar Rp
8.640.000,-
4. Pada tanggal 1 Mei 2005, Maya meminjam uang pada Debora sebesar Rp 10.000.000,- dan ia
dikenakan bunga 18%. Pada tanggal 31 Juli 2005 ia membayar Rp 5.000.000,- dan kemudian Rp
4.000.000,- pada tanggal 30 September 2005. Berapakah saldo pinjaman yang tersisa pada 31
Oktober 2005?
5. Sejumlah uang diinvestasikan dengan bunga 15% p.a berkembang menjadi Rp 43.000.000,-. Apabila
diinvestasikan dengan tingkat bunga sederhana 12% p.a., uang tersebut berkembang menjadi Rp
42.400.000,-
a) Berapa nilai uang yang diinvestasikan ?
b) Berapa lama waktu investasi yang diperlukan ?
6. Seorang pekerja meminjam Rp 7.000.000,- dari kantor tempatnya bekerja dan ia bersedia untuk
membayar pinjamannya itu dengan mengansur yaitu sebesar Rp 385.000,- setiap bulan selama 20
bulan. Berapa tingkat bunga sederhana yang dikenakan kantor kepada pekerja tersebut
7. Sebuah bank terkemuka menetapkan tingkat bunga sederhana tabungan sebesar 12% p.a. Jika
Gima membuka rekening pada tanggal 1 Januari sebesar Rp 225.000,- dan melakukan melakukan
penarikan tabungan sebesar Rp 100.000,- pada tanggal 1 Juli, berapakah pendapatan bunga yang ia
peroleh di akhir tahun pertamanya ?
8. Pada tanggal 1 Januari 2005, Pak Amat, pedanga kecil, ingin memperluas toko kelontongnya Untuk
tujuan tersebut ia meminjam uang dari bank ABC sebesar Rp 1.000.000,- dengan bunga 16%. Pada
tanggal 1 April 2005, ia membayar kembali pinjamannya sebesar Rp 350.000,-, kemudian pada
tanggal 1 Agustus 2005 ia membayar Rp 200.000,-, dan pada tanggal 1 oktber 2005 sebesar Rp
4.00.000,-. Berapakah sisa pembayaran yang harus ia selesaikan pada tanggal 1Januari 2006 ?
9. Tia menabung sebesar Rp 2.000.000,- pada tanggal 1 Jaqnuari 2005 pada sebuah bank yang
memberikan bunga sederhana 9% p.a. Jika dia mengharapkan untuk mempunyai tabungan sebesar
Rp 4.000.000,- untuk bepergian dan belanja ke Sngapura pada tahun baru 1 Januari 2006, berapa
tabungan yang harus dia setorkan lagi pada 1 Juli 2005 ?
10. Ibu Zeta memiliki 2 buah deposito. Deposito ke dua besarnya dua kali deposito pertama. Bunga
deposito pertama 10% p.a. dan deposito ke dua 12%. Jika total bunga yang didapat dari ke dua
deposito itu sebesar Rp 33.400.000,- setahun, berapa besar masing-masing deposito.
BAB 2 TINGKAT DISKON DAN DISKON TUNAI
Pada Bab 1, kita telah membahas faktor diskon atau pendiskontoan dengan bunga sederhana, yaitu
proses menghitung P dengan diberikan S, r, dan t. Srlisih S – P atau D disebut diskon sederhana (simple
discount) atau diskon bank (bank discount) pada tingkat bunga tertentu. Selanjutnya Dalam buku ini,
simple discout atau bank discout disebut diskon
Contoh 2.1
Berapa besarnya diskon dari Rp 8.000.000,- selama sembilan bulan pada tingkat bunga 10% p.a ?
Penyelesaian:
S = Rp 8.000.000,-
r = 10% = 0,1
t = 9/10 = 0,75
= Rp 7.441.860,47.
D=S–P
Jika yang diberikan bukan tingkat bunga (r) tetapi tingkat diskon (d) maka kita perlu menggunakan
persamaan lain yang menghubungkan variabel D (diskon) dengan S (jumlah nominal akhir), dan t
(waktu).
Diskon (D) dari jumlah S selama t tahun dengan tingkat diskon (discount rate) d adalah
D = Sdt (7)
Sedangkan
P=S–D (8)
Dengan melakukan substitusi persamaan (7) ke dalam persamaan (8), kita akan memperoleh:
P=S–D
P = S – Sdt
Berdasarkan persamaan terakhir, kita melihat bahwa bunga, lebih tepatnya diskon, dapat dihitung
dari nilai akhir (S) dengan menggunakan tingkat diskon, selain menggunakan tingkat bunga. Halini sering
dilakukan terutama untuk pinjaman jangka pendek. Pemberi pinjaman menghitung diskon (D) dari S
atau nilai yang seharusnya dibayar pada tanggal jatuh tempo dengan menggunakan tingkat diskon
(discount rate) dan bukan tingkat bunga (interest rate). Oleh karena itu, istilah diskon sering juga disebut
sebagai bunga dipotong di muka.
Dari persamaan (9), kita juga dapat menyatakan S dalam P, d, dan t yaitu sebagai berikut:
(10)
Persamaan ini sering digunakan untuk menghitung nilai akhir atau nilai jatuh tempo dari sebuah
pinjaman sebesar P yang sudah diterima di muka.
Contoh 2.2
Bapak Tri meminjam Rp 50.000.000 selama enam bulan dari sebuah bank yang mengenakan tingkat
diskon 12%. Berapakah besarnya diskon dan berapa uang yang diterima bapak Tri ?
Penyelesaian
S = Rp 50.000.000
d = 12%
t = 6/12 = 0,5
D = Sdt
= Rp Rp 3.000.000
P=S–D
= Rp 50.000.000 – Rp 3.000.000
= Rp 47.000.000,-
Contoh 2.3
Hitunglah nilai sekarang (present value) dari Rp 10.000.000,- yang jatuh tempo satu tahun lagi dengan :
Penyelesaian:
a. S = Rp 10.000.000
r = 10% = 0,1
t=1
= Rp 9.090.909,09
b. S = Rp 10.000.000
d = 10% = 0,1
t=1
P = S(1 – dt)
= RP 10.000.000[1 – (0,1 x 1)]
= Rp 9.000.000,-
Perhatikan bahwa di antara ke dua jawaban di atas terdapat selisih sebesar Rp 90.909,09. Penggunaan
tingkat diskon selalu memberikan keuntungan yang lebih besar kepada pemberi pinjaman (dalam kasus
ini adalah bank) dibandingkan dengan penggunaan tingkat bunga yang besarnya sama.
Kita dapat menghitung tingkat bunga yang equivalen dengan tingkat diskon tertentu dan juga
sebaliknya, mencari tingkat diskon yang equivalen dengan tingkatbunga tertentu.
Tingkat diskon (d) dan tingkat bunga (r) adalah equivalen jika ke dua variabel tersebut memberikan
nilai sekarang (PV) yang sama untuk nilai S yang sama dikemudian hari.
Dengan menggunakan persamaan (6) dan persamaan (9), kita dapat menghasilkan persamaan baru
(11)
Dengan cara yang sama, kita juga dapat menghitung tingkat diskon yang equivalen dengan tingkat
bunga tertentu, yaitu sebagai berikut:
(12)
Contoh 2.4
Jika diketahui tingkat diskon sebuah bank adalah 9%, berpakah tingkat bunga yang equivalen untuk t = 1
Penyelesaian:
Contoh 2.5
Jika diketahui tingkat bunga sebuah bankadalah 10%, berpakah tingkat diskon yang equivalen untuk
periode 6 bulan ?
Penyelesaian:
= 9,52%
2.3 Wesel
Wesel atau promissory notes adalah janji tertulis seorang debitor yang disebut pembuat wesel untuk
membayar kepada, atas perintah dari, kreditor atau penerima wesel sejumlah uang, dengan bunga atau
tanpa bunga, pada tingkat tertentu. Promissory notes sering disingkat Pro-notes atau P-notes.
Promissory notes yang mengandung bunga disebut wesel berbunga (interest bearing notes), sedangkan
yang tidak berbunga (non-interest bearing notes). Dalam akuntansi, promissory notes juga disebut wesel
tagih (notes receivable) untuk yang menerima dan wesel bayar (notes payable) untuk yang membuat.
Berikut ini adalah sebuah contoh yang paling sederhana dari wesel berbunga dengan nilai nomonal
Rp 100,000.000,-. Tanggal penerbitan weseltersebut adalah 1 juli 2005 dan jatuh tempo dalam 60 hari
atau tanggal 30 Agustus 2005 dengan bunga 11%. Nilai wesel pada saat jatuh tempo adalah Rp
100.000.000,- x (1 + 0,11(60/365)) = Rp 101.808.219,20.
Enam puluh hari terhitung dari hari ini, saya berjani untuk membayar kepada tuan Bachtiar
Tanda tangan
Achmad
Sebuah wesel dapat dijual satu atau berulang kali sebelum tanggal jatuh temponya. Setiap pembeli akan
menghitung diskon dari tanggal penjualan hingga tanggal jatuh tempo menggunakan tingkat diskonnya.
Nilai jatuh tempo dikurang diskon adalah nilai yang akan diterima oleh penjual.
Contoh 2.6
Jika wesel yang ditandatangani oleh tuan Achmad di atas pada tanggal 1 Agustus 2005 djual oleh Tuan
Bachtiar ke pada Bank AAA dengan menggunakan tingkat diskon 15%, hitunglah
a. Pertama kita perlu membuat diagram waktu dan nilai sebagai berikut:
60 hari
R = 11%
d = 15%
* ( )+
= Rp 101.808.219,2
* ( )+
= Rp 100.594.888,4
Maka
c. Tuan Bachtiar mendapatkan bunga sebesar Rp 594.888,4 untuk investasi Rp 100.000.000 selama
31 hari. Tingkat yang ia dapat adalah :
Contoh 2.7
Pada Tanggal 15 April 2005 Tuan Emil menandatangani wesel bernilai Rp 80.000.000. Wesel tersebut
akan jatuh tempo dalam dua bulan dengan bunga 12%. Pada tanggal 10 Mei 2005, pemegang wesel
tersebut menjualnya ke bank yang mengharapkan tingkat bunga 13%. Berapakah yang diterima
pemegang wesel ?
Penyelesaian:
61 hari
r = 12%
* ( )+
= Rp 81.604.383,56
= Rp 80.571.304,91
Untuk mendorong pembayaran yang lebih cepat, produsen dan pedagang grosir menawarkan potongan
tunai untuk pembayaran jauh sebelum jatuh tempo. Besarnya potongan dan syaratnya biasanya
dinyatakan dalam termin kredit (credit terms), seperti 2/10, n/30, yang artinya diskon tunai atau
potongan tunai (cash discount) sebesar 2% akan diberikan jika pembayaran dilakukan dalam 10 hari. Jika
tidak, jumlah keseluruhan harus dilunasi dalam waktu 30 hari.
Pembeli yang akan memanfaatkan potongan tunai, pada prakteknya akan menerima potongan atau
bunga di muka dalam bentuk diskon tunai. Tingkat bunga efektif yang didapatkan dengan cara ini
biasanya sangat tinggi.
Contoh 2.8
Seorang pedagang membeli sebuah peralatan kantor seharaga Rp 40.000.000 dengan termin kredit
4/30, n/100. Berapakah tingkat bunga efektif yang ditawarkan kepada pedagang tadi ? (catatan : Jika
pedagang tadi ingin mendapatkan potongan maka ia akan membayarnya pada hari ke 30 dan jika tidak,
ia harus membayar barang yang dibelinya pada hari ke 100 atau ada perbedaan waktu 70 hari)
Penyelesaian:
P = Rp 40.000.000 – Rp 1.600.000
= Rp 38.400.000
SI = Rp 1.600.000
t = 70/365
Cara 1:
( )
= 0,21726
= 21,73%
Cara 2:
( )( )
= 0,21726
= 21,73%
Seandainya pedagang tadi tidak memiliki uang tunai, tetapi memiliki akses untuk meminjam, maka
tingkat bunga tertinggi yang masih menguntungkan pedagang tadi untuk meminjam guna mengambil
diskon di atas adalah 21,73%. Jika tingkat bunga pinjaman lebih rendah dari 21,73%, pedagang tersebut
sebaiknya meminjam karena diskontunai yang didapat lebih besar dari pada beban bunga yang harus
dibayar untuk periode waktu yang sama.
Soal – Soal
1. Sebuah wesel tanpa bunga bernilai nominal Rp 1.000.000 yang jatuh tempo pada 20 September
dijual dengan harga Rp 970.000 pada 22 Juli. Berapakah besarnya tingkat diskon yang dikenakan ?
2. Tuan A meminjam kepada Tuan B sebesar Rp 100.000.000. Tuan B setuju menerima pembayaran
dengan wesel 90 hari berbunga 8% yang dapat didiskontokan langsung kepada bank yang akan
memberikan diskon sebesar 10%. Berapakah nilai nominal wesel tersebut agar Tua B dapat
menerima kembali uangnya yang sebesar Rp 100.000.000 tersebut ?
3. Ibu Anne memiliki wesel sebesar Rp 50.000.000 tertanggal 17 Oktober 2004. Wesel tersebut akan
jatuh tempo dalam 120 hari dengan bunga 19%. Apabila pada tanggal 15 Januari 2004, Ibu Anne
menjual wesel tersebut kepada bank yang mengenakan tingkat diskon 20%, berapakah hasil yang ia
peroleh ?
4. Tumino meminjam uang kepada Bank Merdeka sebesar Rp 250.000.000 untuk jangka waktu 6
bulan. Apabila pihak bank mengenakan tingkat diskon 12%, berpakah besarnya nilai diskon dan
berapakah uang tunai yang diperoleh Tumino ?
5. Pada tanggal 15 April 2005, seorang debitor menandatangani wesel senilai Rp 800.000.000 yang
akan jatuh tempo dalam 2 bulan dengan bunga 12% p.a. Pada tanggal 10 Mei 2005, pemegang
wesel tersebut menjual wesel kepada Bank Central yang memberikan diskon 13%. Berapa nilai
wesel tersebut pada saat jatuh tempo dan pada tanggal penjualan ?
6. Antonio Meminjam uang Rp 50.000.000 untuk 8 bulan dari Anita, dan dikenakan tingkat diskon
16%.
a. Berapakah uang yang Antonio terima ?
b. Berapakah pinjaman yang seharusnya yang dimohon kepada Anita apabila ia ingin
mendapatakan uang sejumlah Rp 50.000.000 secara penuh ?
7. Seorang pedagang membeli peralatan senilai Rp 80.000.000, termin kredit 3/10, n/40.
a. Seandainya pedagang di atas tidak memiliki uang tunai, tetapi dapat meminjam,
berapah tingkat bunga tertinggi yang masih menguntungkan pedagang tadi untuk
meminjam guna mengambil diskon tunai di atas ?
b. Berapa besar pinjaman yang harus ia ajukan ?
c. Apabila pedagang tersebut dapat melakukan pinjaman dengan dengan bunga 21%,
berapakah keuntungan yang ia peroleh dari diskon tunai, jika ia membayar barang yang
dibelinya dalam waktu 10 hari ?
8. Sebuah wesel senilai Rp 2.000.000, jangka waktu 60 hari, bunga 11% dikeluarkan oleh Pak Bandira
tanggal 1 Sepetember 2005. Wesel tersebut dipergunakan untuk membayar utang kepada ibu
Anita. Pada tanggal 1 Oktober 2005, ibu Anita mendiskontokan wesel yang ia peroleh dari bapak
Bandira kepada Bank Indika dengan tingkat diskon 19/2%. Hitunglah
a. Berpa yang ibu Anita terima dari bank ?
b. Berpa tingkat bunga yang akan diterima bank atas investasinya dalam wesel di atas jika
wesel tersebut dipegang hingga tanggal jatuh tempo ?
c. Berapa tingkat bunga yang didapat ibu Anita jika ia menjualnya pada tanggal 1 Oktober
2005 ?
9. Seorang pedagang membeli persediaan persediaan dari pemasok langganannya seharga Rp
8.000.000. Ia membayarnya dengan menerbitkan wesel tanpa bunga berjangka waktu 60 hari yang
jika dikenakan tingkat diskon 18% akan menghasilkan Rp 8.000.000. Berapakh nilai wesel yang
seharusnya dicantumkan oleh pedagang tersebut ?
10. Berapakah tingkat bunga yang membuat uang sebesar Rp 15.000.000 delapan bulan lago
mempunyai nilai sekarang Rp 14.000.000 ?
BAB 3 BUNGA MAJEMUK
Setelah mempelajari Bab 3, mahasiswa dharapkan mampu
Sampai saat ini, kita mengasumsikan bahwa P atau nilai pokok tidak mengalami perubahan dari awal
hingga akhir, sehingga nilai bunga selalu dihitung dari nilai pokok ini, hal ini disebut bunga sederhana.
Dengan bunga majemuk, bunga yang jatuh tempo ditambahkan ke nilai pokok pada akhir setiap periode
compound atau periode perhitungan bunga untuk mendapatkan pokok yang baru. Perhitungan bunga
untuk periode berikutnya akan didasarkan pada nilai pokok baru ini dan bukan pada nilai pokok awal
dan demikian seterusnya.
Periode perhitungan bunga adalah periode bunga dihitung untuk ditambahkan ke pokok. Periode
perhitungan bunga tidak harus 1 (satu) tahun walaupun tingkat bunga selalu dinyatakan per tahun.
Periode perhitungan bunga dapat dinyatakan dalam mingguan, bulanan, triwulanan, semesteran, atau
tahunan. Jika periode perhitungan bunga bukan tahunan, misalnya bulanan, maka tingkat bunga juga
harus dalam bulan, yaitu dengan membagi tingkat bunga tahunan dengan 12 (dua belas)
Contoh 3.1
Hitunglah bunga dari Rp 1.000.000 selama 2 (dua) tahun dengan tingkat bunga 10% p.a. apabila bunga
dihitung semesteran, dan bandingkan dengan bunga sederhana yang dihasilkan !
Penyelesaian:
Periode Pokok Pinjaman Perhitungan bunga majemuk Nilai pada ahkir periode
1 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 x 0,05 = Rp 50.000 Rp 1.050.000
2 Rp 1.050.000 Rp 1.050.000 x 0,05 = Rp 52.500 Rp 1.102.500
3 Rp 1.102.500 Rp 1.102.500 x 0,05 = Rp 55.125 Rp 1.157.625
4 Rp 1.157.625 Rp 1.157.625 x 0,05 = Rp 57.881,25 Rp 1.215.506,25
Jadi, total bunga majemuk selama 2 (dua) tahun adalah Rp 215.506,25, sedangkan bila menggunakan
bunga sederhana, total bunganya adalah Rp 200.000 (Rp 1.000.000 x 10% x 2). Perbedaan pertumbuhan
utang dengan bunga sederhana dan bunga majemuk pada contoh di atas dapat kita gambarkan pada
grafik 3.1
Rp 1.102.500
Rp 1.050.000
Rp 1.000.000
1 2 3 t
Untuk mempermudah perhitungan bunga majemuk, kita akan menggunakan notasi sebagai berikut:
S = Nilai akhir
m = Frekuensi perhitungan bunga dalam setahun, yaitu 2 untuk semesteran, 4 untuk triwulan,
dan seterusnya.
Jm = Tingkat bunga nominal tahunan dengan periode perhitungan m kali per tahun.
Selain itu, diasumsikan bahwa mahasiswa menggunakan scientific calculator yang mempunyai
tombol dan pembulatan angka dedesimal hanya dilakukan dalam jawaban akhir. Perhatikan bahwa
tinga bunga selalu digunakan dalam menghitung bunga majemuk.
Dengan menggunakan notasi dan definisi di atas, persamaan dari bunga majemuk dapat dinyatakan
sebagai berikut:
(13)
Faktor disebut faktor majemuk (compound) dan proses perhitungan S dan P disebut
akumulasi atau mencari nilai akan datang (future value). Sedangakan perhitungan P dan S disebut
mencari nilai sekarang (presentvalue).
Contoh 3.2
a. 5 tahun ?
b. 25 tahun.?
Penyelesaian:
a. P = Rp 10.000.000
i = 12%/12 = 1% = 0,01
n = 5 tahun x 12 = 60 bulan
b. P = Rp 10.000.000
i = 1% = 0,01
Tabel 3.1 Pertumbuhan Uang Rp 100 pada Tingkat Bunga Mejemuk
Tahun 6% 8% 10% 12%
5 134,89 148,98 164,53 181,67
10 181,94 221,96 270,70 330,04
15 245,41 330,69 445,39 599,58
20 231,02 492,68 732,81 1089,26
25 446,50 734,02 1205,69 1878,85
30 602,25 1093,57 1983,74 3594,96
35 812,36 1629,26 3263,87 6530,96
40 1095,75 2427,34 5370,07 11864,77
45 1478,00 3616,36 8835,42 21554,69
50 1993,60 5387,82 14536,99 39158,34
10.000 11%
9.000 10%
8.000
7.000
6.000 8%
5.000
4.000
3.000 6%
2.000
1.000
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
n = 25 tahun x 12
= 300 bulan
S = Rp 197.884.662,6
Seperti kita ketahui bersama, bahwa tingkat bunga selalu dinyatakan per tahun atau per annum (p.a.).
Tingkat bunga tahunan yang dinyatakan itu apakah diakhiri yang diakhiri dengan p.a. atau tidak disebut
tingkat bunga efektif nominal. Untuk setiap tingkat bunga nominal tertentu , kita mendapatkan
tingkat bunga efektif yang equivalen yaitu yang jika digandakan tahunan ( ) memberikan besar bunga
yang sama pertahun.
artinya periode perhitungan bunga adalah sekali setahun atau tahunan, artinya dua kali dalam
setahun atau semesteran, artinya tiga kali dalam setahun atau kuartalan, triwulanan, bulan,
danseterusnya.
Jika
i= /m, maka 1 + = (1 + i
atau
Contoh 3.3
a.
b.
c.
Penyelesaian :
a.
=
= 0,1025 = 10,25%
b.
= 0,126825 = 12,68%
c.
= 1,14165 – 1
= 0, 14165
= 14,17%
Contoh 3.4
a)
b)
Penyelesaian :
a)
i = 1, 030301 – 1
i = 0,030301
maka
b)
i = 1,024695 – 1
i = 0,024695
maka
Sering kali kita diberikan nilai akhir (S), tingkat bunga (i), danperiode waktu (n); dan diminta untuk
mencari atau menghitung nilai P yaitu nilai sekarang (present value) atau nilai yang didiskontokan
(discounted value) atau nilai pokok awal. Proses mencari P dari S ini disebut pendiskontoan
(discounting). Dari persamaan (13), kita dapat menuliskannyamenjadi sebagai berikut:
(14)
Contoh 3.5
Dengan menggunakan , hitunglah nilai diskonto (discounted value) dari uang sejumlah Rp
100.000.000 yang jatuh tempo:
a) 10 tahun lagi
b) 25 tahun lagi
Penyelesaian:
a) S = Rp 100.000.000
n = 10 x 12 = 120
i = 12%/12 = 1% = 0,01
P = Rp 30.299.477.97
b) S = Rp 100.000.000
n = 25 x 12 = 300
i = 1% = 0,01
P = Rp 5.053.448,75
Contoh 3.6
Pada tanggal 1 Januari 2004, sebidang tanah ditawarkan dengan harga Rp 180.000.000 secara tunai atau
dengan membayar Rp 100.000.000 hari ini di tambah Rp 50.000.000 satu tahun lagi dan Rp 50.000.000
dua tahun lagi. Jika diketahui , alternatif pembayaran mana yang sebaiknya yang dipilih
pembeli ?
Untuk menjawab soal ini, kita akan menghitung total nilai sekarang dari alternatif ke dua kemudian
membandingkannya dengan alternatif pertama. Pembeli tentunya akan memilih alternatif dengan harga
yang lebih rendah.
= Rp 180.261.593.
Alternatif ke dua lebih mahal Rp 261.593 dibandingkan alternatif pertama. Karena itu, pembeli
sebaiknya memilih alternatif pertama.
Dengan menurunkan persamaan (13), kita pun dapat mencari tingkat bunga (i), jika diketahui P, S, dan n:
(1 + i) =
(15)
Contoh 3.7
Berapa tingkat bunga yang dapat membuat sejumlah uang menjadi tiga kali lipat dalam 12 tahun ?
Penyelesaian :
n = 12 x 12 = 144
Maka
i = 0,00765843
Persoalan di atas juga dapat kita selesaikan dengan menggunakan logaritma sebagai berikut:
144log (1 + i) = log 3
144log (1 + i) = 0,047712125
Log (1 + i) = 0,00331334
(1 + i) = 1,00765843
i = 0,00765843
= 12 x 0,00765843 = 0,09190114
= 9,19%
Dengan cara yang sama, kita juga dapat menurunkan persamaan untuk mencari jumlah periode (n):
(16)
Contoh 3.8
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk membuat uang sebesar Rp 5.000.000 menjadi Rp 8.500.000
dengan ?
Penyelesaian:
P = Rp 5.000.000
S = Rp 8.500.000
i = 12%/12 = 1% = 0,01
n = 53,3277 bulan
n = 4 tahun 5 bulan 10 hari = 4 tahun 6 bulan ( ingat: bunga dihitung setiap bulan)
Bunga nominal 12% per tahun akan memberikan bunga efektif sebesar 12,68% (Contoh 3.3 b) per tahun
apabila periode perhitungan bulan adalah bulanan (monthly compounding) dan akan menjadi lebih
besar lagi apabila periode perhitungan lebih pendek dari sebulan seperti dua mingguan, mingguan, atau
harian.
Bagaimana jika periode perhitungan menjadi lebih pendek lagi seperti per detik ? Misalkan
pertumbuhan nilai suatu portofolio saham, pertumbuhan penduduk, penyebaran penyakit HIV/AIDS
yang belum ditemukan obatnya atau pertumbuhan pemakai narkoba.
Di dalam kasus-kasus tersebut di atas, sebenarnya kita masih dapat menggunkan persamaan bunga
majemuk (compound interest) biasa yaitu; akan tetapi dengan i atau r mendekati 0 (nol)
dan n mendekati takterhingga ( ), persamaan di atas akan menjadi atau . Bagaimana
menurunkan persamaan atau discrete compounding menjadi atau continuous
compounding diberikan dalam aljabar dan diluar cakupan dalam buku ini.
Contoh 3.9
Berpakah jumlah pendududk Indonesia pada tahun 2010 apabila diketahui tahun 2004 Indonesia
memiliki pendududk 220.000.000 jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk pertahun 1,7% ?
Penyelesaian :
r = 1,7%
t=6
atau
jiwa
Contoh 3.10
Sebuah deposito sebesar Rp 10.000.000 dapat memberikan pendapatan bunga sebesar Rp 5.600.000
selama 36 bulan. Hitunglah tingkat bunga nominal tahunnya apabila :
Penyelesaian:
a. S = Rp 15.600.000
P =Rp 10.000.000
t=3
√
i= √ = 0,159778 = 15,98%
b. S = Rp 15.600.000
P =Rp 10.000.000
t=3
0,444585821 = 3r
r = 0,148228607 = 14,82%
1. Pada ulang tahun ke 20, Trinita memperoleh hadiah uang sebesar Rp 10.000.000 sebagai hasil
dari tabungan ayahnya semenjak Trinita dilahirkan. Berpa besarnya uang yang ditabungkan
ayahnya pada saat dia lahir jika tingkat bunga tabungan tidak berubah yaitu ?
2. Pak Sofyan ditawarkan seorang temannya untuk membeli sebidang tanah secara tunai dengan
harga Rp 70.000.000 atau membelinya secara kredit dengan membayar uang muka sebesar Rp
20.000.000 dan mencicil Rp 12.000.000 setiap tahun selama 5 tahun. Jika tingkat bunga yang
berlakuadalah , tawaran mana yang lebih menguntungkan pak Sofyan ?
3. Seorang bapak meninggalkan uang warisan sebesar Rp 50.000.000 untuk diberikan kepada 2
orang anaknya yang ia simpan pada bank yang memberikan buna . Pada saat
kematiannya, ke dua anaknya berumur 13 tahun dan 18 tahun. Ke duau anak tersebut memiliki
jumlah warisan yang sama besar ketika mereka masing-masing berumur 21 tahun. Berpakah
jumlah yang diperoleh masing-masing anak saat pembagian warisan ?
4. Seorang pedagang membeli barang seharga Rp 1.500.000. Ia membayarnya dengan uang muka
Rp 300.000 dan membayar Rp 500.000 diakhir bulan ke- 6. Apabila pihak toko membungakan
untuk sisa yang belum ia bayarkan, berapakah saldo yang terutang pada akhir tahun
pertama ?
5. Pada tahun 1990, penderita penyakit HIV/AIDS adalah 220.000 orang. Jika tingkat pertumbuhan
penderita pertahun adalah 30%, berpa jumlah penderita pada tahun 2020 ? Gunakan continuous
compounding !
6. Pada awal tahun 2003, Xenia mendapat hadiah undian sebesar Rp 25.000.000 dari sebuah bank.
Uang itu kemudian diinvestasikan dalam reksa dana yang memberikan bunga 12% p.a. dihitung
bulanan. Xenia mengharapkan investasinya menjadi Rp 100.000.000 pada akhir tahun 2010.
Untuk mencapai jumlah itu, ia bersedia untuk menambah investasinya pada awal tahun 2005
sebesar Rp 5.000.000 dan sekali lagi pada awal tahun 2007. Berpa tambahan investasi yang
harus ia lakukan pada awal tahun 2007 untuk memenehi harapannya ?
7. Untuk melunasi pinjamnanya sebesar Rp 50.000.000 (tingkat bunga ) Pak Paul setuju
untuk mencicilnya 3 kali yaitu pada akhir bulan ke 2, akhir bula ke 5 dan akhir bulan ke 10.
Besarnya pembayaran ke 2 adalah dua kali besarnya pembayaran pertama dan besarnya
pembayaran ke 3 sama dengan tiga kali besarnya pembayaran pertama. Berpakah besarnya
masing-masing pembayaran tersebut ?
8. Populasi penduduk di Kanada pada tahun 1995 adalah 21.600.000 jiwa. Pada tahun 2005
populasinya mencapai 24.400.000 jiwa.
9. Anda ditawarkan 1 lot kepemilikan saham PT Barulah dengan pilihan sebagai berikut:
10. Frans sekarang menginvestasikan uang sebanyak Rp 50 juta dengan tingkat bunga 24% per
tahun yang dihitung bulanan.
Sebagai seorang penabung setia di sebuah bank, setelah melalui pengundian yang sangat ketat,
anda ternyata mendapatkan keuntungan menjadi salah seorang pemenang hadiah undian, yaitu
memilih menerima uang sejumlah Rp 50.000.000sekali saja pada hari ini atau menerima Rp
1.000.000 setiap 3 (tiga) bulan seumur hidup. Pilihan mana yang akan anda pilih ?
Untuk menentukan hadiah mana yang sebaiknya dipilih. Anda membutuhkan pemahaman
mengenai konsep anuitas. Pada dasarnya, yang harus dilakukan dalam kasus ini adalah menghitung
nilai sekarang (present value) dari hadiah ke dua yaitu Rp 1.000.000 setiap 3 bulan seumur hidup
dan membandungkannya dengan Rp 50.000.000 hari ini. Karena Anda akan menerima, pasti jumlah
yang lebih besar yang akan anda pilih. Ingat bahwa asumsi manusia adalah makhluk rasional selalu
ada dalam matematika keuangan walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit.
Anuitas adalah suatu rangkaian pembayaran/penerimaan sejumlah uang yang sama besaarnya
dengan periode waktu yang sama untuk setiap pembayaran. Pembayaran bunga pinjaman, bunga
deposito, bunga obligasi, cicilan kredit rumah, cicilan kredit motor atau mobil adalah beberapa
contoh anuitas.
Pembahasan mengenai anuitas dalam buku ini akan diberikan dalam dua bab yaitu bab 4 dan
bab 5, karena anuitas secara garis besar dapat kita bagi menjadi dua yaitu anuitas biasa (ordinary
annuity yaitu jika pembayaran dilakukan setiap akhir periode (atau dalam buku ini dikatakan mulai
satu periode lagi) dan anuitas di muka (annuity due) yaitu jika pembayaran dilakukan setiap awal
periode (atau dalam buku ini dikatakan pembayaran mulai hari ini). Anuitas biasa akan dibahas
dalam bab ini sedangkan untuk anuitas di muka akan dibahas dalam bab 5. Karena pada bab ini yang
kita bahas adalah anuitas biasa, maka pembayaran pertama diasumsikan dilakukan pada akhir
periode atau satu periode lagi.
Persamaan yang dipakai dalam anuitas biasa ada dua yaitu untuk nilai sekarang (present value)
dan nilai akan datang (future value). Persamaan untuk nilai sekarang dapat digunakan untuk
menghitung besarnya cicilan per bulan Kredit Pemikan Rumah (KPR), cicilan utang sewa guna usaha
(leasing), tingkat bunga efektif dari suatu pinjaman, lamanya periode waktu yang diperlukan, nilai
sekarang dari rangkaian pembayaran di kemudian hari, dan saldo pinjaman pada saat tertentu.
Sedangkan persamaan untuk nilai akan datang dapat digunakan untuk mencari nilai akhir suatu
tabungan atau nilai tabungan pada saat tertentu, lamanya waktu yang diperlukan untuk mencapai
jumlah tabungan tertentu, dan besarnya tabungan yang harus dilakukan setiap periode untuk bisa
memperoleh jumlah tertentu.
4.3 Persamaan Anuitas Nilai Sekarang
(17)
dengan
n = jumlah periode
dalam persamaan (17) disebut faktor anuitas nilai sekarang dan dinotasikan dengan | .
Contoh 4.1
Hitunglah nilai sekarang dari uang Rp 1.000.000 yang diterima setiap tahun selama lima tahun mulai
satu tahun lagi jika tingkat bunga yang relevan adalah 15%p.a.
Penyelesaian:
Soal di atas dapat diselesaikan dengan menghitungnilai sekarang satu per satu yaitu present value
dari Rp 1.000.000 setahun lagi Rp 1.000.000 dua tahun lagi dan seterusnya, kemudian hasilnya kita
jumlahkan.
PV = 3.352.155,11
Tetapi akan lebih mudah untuk menyelesaikan soal di atas dengan menggunakan persamaan anuitas
sepanjang memenuhi persyaratan anuitas, yaitu jumlahnya sama sebesar Rp 1.000.000 dan interval
waktunya juga sama yaitu setiap tahun. Penggunaan persamaan anuitas ini akan memberikan hasil
yang sama tetapi jauh lebih praktis dan cepat.
Diketahui :
t = 0,15
A = Rp 1.000.000
n = 5 tahun
[ ]
PV = 3,352155098 X Rp 1.000.000
PV = 3.352.155,10.
Selain itu, kita juga dapat menggunakan tabel anuitas biasa dengan mencari nilai I = 15% pada kolom
I dan mencari n = 5 pada baris n untuk memperoleh | .
Maka PV = | Rp 1.000.000
= 3,35216 X Rp 1.000.000
= Rp 3.351.600.
Karena ketidak praktisan dalam menghitung satu per satu, kita akan menggunakan persamaan
anuitas atau tabel untuk menyelesaikan segala persoalan mengenai anuitas untuk menghindari
perhitungan yang panjang.
Contoh 4.2
Hitunglah nilai sekarang dari 1 selama 10 periode jika tingkat bunga per periode adalah 2%
Penyelesaian:
Soal ini menanyakan tentang faktor anuitas nilai sekarang | . Kita dapat langsung melihat tabel
anuitas biasa di bawah kolom I = 2% baris n = 10 atau memakai persamaan (17)
PV = |
= 8,98259 X 1
= 8,98259
Contoh 4.3
Sebuah pinjaman dikenakan bunga 18 % p.a. dan dapat dilunasi dengan 12 X cicilan masing-masing
Rp 10.000.000 per tahun. Berapakah besar pinjaman tersebut ?
Penyelesaian :
A = Rp 10.000.000
i = 18% = 0,18
n = 12
[ ]
PV = Rp 47.932.249
Dari persamaan (17), kita dapat menurunkan persamaan baru untuk mencari cicilan atau angsuran
yaitu A.
(18)
Contoh 4.4
Rina meminjam uang sebesara Rp 10.000.000 dengan bunga 12% p.a. Jika pinjaman tersebut harus
ia lunasi dalam 24 x ciciclan bulanan, berapakah besarnya cicilan yang harus ia bayar setiap
bulannya?
Penyelesaian:
PV = Rp 10.000.000
n = 24
i = 12%/12 = 1% = 0,01
= 470.734,72
Contoh 4.5
Sebuah mobil minibus berharga tunai Rp 80.000.000. Untuk pembelian secara kredit, Pak Ali harus
menyiapkan uang muka sebesar 20% dan melunasinya dalam waktu 36 kali angsuran dengan bunga 21%
p.a. Tanpa harus membuat tabel, hitunglah
a. Berapa besarnya angsuran per bulan ?
b. Berapa saldo utang pada akhir tahun pertama ?
c. Berapa besarnya pokok utang yang dilunasi selama tahun ke dua ?
d. Berapa besarnya bunga yang dibayarkan pada tahun ke dua ?
Penyelesaian :
PV = Rp 64.000.000
i = 21%/12 = 1,75% = 0,0175
n = 36
| |
A = Rp 2.411.204,31
b. Saldo utang pada akhir tahun pertama adalah nilai sekarang dari sisa 24 angsuran Rp
2.411.204,31 per tahun
PV = Rp 2.411.204,31 X |
PV = Rp 46.923.689,1
c. Pokok utang yang dilunasi selama tahun ke dua adalah saldo utang di akhir tahun pertama
dikurangi dengan saldo utang akhir tahun ke dua
= Rp 46.923.689,1 – Rp 25.895.248,49
= Rp 21.029.440,61
d. Bunga yang dibayarkan selama tahun ke dua adalah total angsuran yang dibayarkan selama
tahun ke dua dikurangi dengan pelunasan pokok utang selama tahun ke dua.
Jadi bunga yang dibayarkan selama tahun ke dua adalah
Dari persamaan (17), kita juga dapat menurunkan persamaan untuk mencari jumlah periode atau n
dengan cara sebagai berikut:
Contoh 4.6
KPR sebesara Rp 210.000.000 dikenakan bunga 18% p.a. Jika besarnya angsuran per bulan adalah
Rp3.783.889,18, dalam berapa lama KPR tersebut akan lunas ?
Penyelesaian
PV = Rp 210.000.000
A = Rp 3.783.889,18
Sampai saat ini kita sudah mendapatkan persamaan untuk menghitung nilai sekarang (PV), atau
lamanya periode (n). Untuk mencari tingkat bunga per periode (i), sayangnya kita tidak dapat
menurunkan persamaan (17) . Yang kita dapat lakukan untuk mencari i jika diberikan variabel lainnya,
(PV, A, dan n) adalah mencoba satu nilai i yang bisa memenuhi persamaan.
Apabila nilai I itu tidak memenuhi, kita dapat mencoba nilai yang baru dan demikian seterusnya
hingga kita mendapatkan nilai I yang memenuhi persamaan. Pencarian nilai I seperti ini disebut dengan
metode trial and error, yang artinya coba, kalau salah coba yang lain. Oleh karena itu, dalam mencari
nilai I memerlukan waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dengan mencari variabel lain karena tidak
ada persamaan eksplisit dengan I disebelah kiri dan variabel lainnya (kecuali i) di sebelah kanan.
Contoh 4.7
Sebuah perhisan bernilai Rp 30.000.000 tunai dapat dibeli dengan 12 kali angsuran bulanan masing-
masing sebesar Rp 2.758.973,49. Berapakah tingkat bunga yang dikenakan ?
Penyelesaian:
Pertama, kita harus mencoba satu nilai I tertentu, 18% p.a, atau 1,5% per bulan dan mencoba
memasukkannya ke persamaan (17).
i = 1,5% = 0,015
A = Rp 2.758.973,49
PV = Rp 30.000.000
n = 12
[ ]
PV = Rp 30.093.517,7
Ternyata PV Rp 30.000.000 sehingga kita harus mencoba I yang baru. Karena PV yang didapat > Rp
30.000.000 maka kita harus mencoba dengan nilai i yang lebih besar lagi, misalkan 19% p.a.
i = 0,0158333(19%/12)
A = Rp 2.759.973.49
PV = Rp 30.000.000
n = 12
[ ]
PV = Rp 29.937.889,81
Ternyata PV RP 30.000.000 sehingga kita harus mencoba i yang baru. Karena PV yang didapat < Rp
30.000.000 dengan i = 19% p.a. dan PV yang didapat > Rp 30.000.000 dengan i = 18% p.a., maka kita
dapat ambil kesimpulan bahwa tingkat suku bunga berada di antara 18% p.a dan 19% p.a. Selanjutnya,
kita bisa mencoba, misalkan 18,5%p.a.
i = 0,01541666 (18,5%/12)
A = Rp 2.759.973.49
PV = Rp 30.000.000
n = 12
[ ]
PV = Rp 30.015556,77
Karena PV masih > Rp 30.000.000, kita naikan tingkat bunga lagi menjadi 18,9%p.a. atau 1,55% perbulan
i = 0,0155
A = Rp 2.759.973.49
PV = Rp 3.000.000
n = 12
[ ]
PV = 30.000.000
Dengan scientific calculator, kita pertama kali harus harus mencari faktor anuitas dalam usaha
mencari i yaitu PV/A atau Rp 30.000.000 : Rp 2.758.973,49 = Rp 10.873.609,37. Kemudian kita mencoba
nilai i yang memenuhi = Rp Rp 10.873.609,37. Caranya adalah mencoba misalnya i =
18% p.a. atau 1,5% per bulan maka 0,015 kita simpan dalam memori atau kita ketikkan 0,015 kemudian
tekan tombol berikut :
Altenatif lain mencari i adalah dengan bantuan financial caculator seperti TI BAII + atau HP 12C. Jika kita
menggunakan financial calculator maka pencarian i sama mudahnya dengan pencarian PV dan A, tinggal
mengikuti instruksi saja dan tidak perlu melakukan trial and errol seperti menggunakan scientific
calculator.
Cara lain yang dapat digunakan untuk mencari tingkat bunga per periode adalah dengan
menggunakan interpolasi linier. Untuk banyak kasus nyata, pendekatan interpolasi linier memberikan
hasil yang cukup tepat. Disebut linierkarena garis yang menghubungkan dua titik observasi diasumsikan
linier walaupun sebenarnya berupa kurva dan tidak linier.
Untuk contoh di atas, jika menggunakan interpolasi setelah kita mendapatkan nilai sekarangdari i =
18% dan 19%, maka kita perlu menggambarkan grafik dan persamaan berikut ini:
PV
{
{
18% i 19% i
1%
*( ) +
Contoh 4.8
Sebuah televisi dijual dengan harga tunai Rp 3.000.000 atau kredit dengan DP 30% dan sisanya dilunasi
dalam 8 angsuran bulanan sebesar Rp 325.000. Berapakah ttingkat bunga yang digunakan ?
Penyelesaian:
PV = Rp 2.100.000
n=8
A = Rp 325.000
[ ]
[ ]
[ ]
Dengan acak (random), pertama kita mencoba memasukan i = 4%, tetapi hasilnya masih jauh di atas
6,46 sehingga kita naikkan menjadi 5% dan hasilnya mendekati yaitu 6,453213. Kita mencoba 5,1% dan
mendapatkan 6,437166. Jadi, apabila cukup dengan 1 angka desimal, i adalah 5,0%. Tetapi apabila kita
ingin hasilnya minimal 2 angka desimal, kita perlu melakukan interpolasi.
6,463213
6,461638
6,437166
5% i 5,1%
*( ) +
( )
atau 5, 006%
Akan sangat menghemat waktu jika i yang pertama kita coba adalah i yang paling mendekati pada tabel
anuitas nilai sekarang (PV) dengan n yang sama, jika tabel diberikan.
Kembali pada pertanyaan pembuka di awal bab ini, berapakah nilai sekarang dari Rp 1.000.000 setiap 3
bulan seumur hidup ? Hal ini adalah contoh anuitas tak terhingga (perpertual annuity) dan perhitungan
untuk mendapatkan nilai sekarang dari anuitas tak terhingga ternyata sangatlah mudah, yaitu dengan
menggunakan persamaan
(20)
Apabila tingkat bunga yang relevan untuk digunakan dalam menjawab pertanyaan di atas adalah 12%
p.a., maka nilai sekarang dari Rp 1.000.000 setiap 3 bulan adalah
Jadi, hadiah yang harus dipilih adalah hadiah Rp 50.000.000 sekali saja pada hari ini karena nilai
sekarangnya lebih besar.
(21)
dengan:
PV = nilai pada akhir periode atau nilai akan datang (future value)
dalam persamaan di atas disebut faktor anuitas nilai akan datang dan dinotasingan
dengan |
Contoh 4.9
Hitunglah nilai akan datang (PV) dari tabungan Rp 1.000.000 yang disetorkan setiap tahun selama 5
tahun, mulau tahun depan, apabila tungkat bunga adalah 10% p.a. diperhitungkan tahunan.
Penyelesaian:
n=5
i = 10% = 0,1
A = Rp 1.000.000
PV = 6,1951 X Rp 1.000.000
PV = Rp 6.105.100
Contoh 4.10
Hitunglah nilai akan datang dari 1 selama 10 periode apabila tingkat bunga per periode adalah 3%
Penyelesaian:
Soal di atas menanyakan tentang faktor anuitas nilai akan datang | . Hasilnya dapat dilihat langsung
di tabel anuitas biasa untuk nilai akan datang. Yaitu dengan menelusuri kolom i = 3% dan baris n = 10,
atau dengan memakai peramaan (21)
[ ]
PV = 11.463879
atau (22)
|
Contoh 4.11
Ibu Aisyah inging memiliki uang sebesar Rp 500.000.000 pada saat ia pensiun nanti, tepatnya 20 tahun
lagi. Untuk tujuan tersebut, ia menyisihkan gajinya setiap bulan untuk ditabung di Bank Pasti Jaya.
Berapakah besarnya gaji bulanan yang harus Ibu Aisyah sisishkan untuk di tabung apabila tingkat bunga
tabungan 9% p.a. perhitungan bunga bulanan ?
Penyelesaian:
PV = Rp 500.000.000
n = 20 X 12 = 240 periode
[ ]
A = Rp 746.625,78
Contoh 4.12
Sebuah perusahaan mempunyai utang obligasi sebesar Rp 100 miliar. Utang tersebut akan jatuh tempo
8 tahun lagi. Untuk menentukan perusahaan tersebut mampu dan memiliki kas sebesar itu pada tanggal
pelunasan, manajemen telah memutuskan membentuk dana pelunasan (sinking fund) yang dananya
disetorkan setiap tahun selama 8 tahun mulai satu tahun lagi ke deposito sebuah bank yang
memberikan bunga 10% p.a. Berapakah dana yang harus disetorkan setiap tahunnya ?
Penyelesaian:
PV = Rp 100 miliar
n =8
i = 10% = 0,1
[ ]
A = Rp 8.744.401.758
( )
( )
(23)
Contoh 13
Seorang pedagang kecil berencana untuk menabung Rp 1.000.000 setiap bulan agar dapat memperoleh
uang sebesar Rp 200.000.000. Jika tingkat bunga tabungan yang ditawarkan adalah 6% p.a., berapa lama
dia harus menabung ?
Penyelesaian :
PV = Rp 200.000.000
A = Rp 1.000.000.
i = 6% = 0,005
( )
( )
Contoh 14
Seorang bapak ingin menghadiahkan putranya yang masih balita sebuah mobil sebagai hadiah ulang
tahunnya yang ke 21 kelak. Untuk itu, ia menabung sebesar Rp 800.000 setiap bulannya di sebuah bank
yang memberikan bunga 5,4% p.a. Jika harga sebuah mobil yang akan dihadiahkan bapak tersebut
nantinya sekitar Rp 120.000.000, mulai bapak tersebuat harus menabung ?
Penyelesaian :
PV = Rp 120.000.000
A = Rp 800.000
i = 5,4%/12 = 0,0045
( )
( )
Jadi, bapak tersebut harus mulai menabung kira-kira 115 bulan sebelum putranya berulang tahun
ke 21, atau 9 tahun 7 bulan sebelum itu, yaitu pada saat putranya berumur 11 tahun 5 bulan
4.11 Menghitung Tingkat Bunga
Sama seperti mencari i dalam persamaan anuitas nilai sekarang, mencari i dalam anuitas nilai akan
datang juga harus dengan metode trial and error dan dengan metode interpolasi linier setelah
mendapatkan kisaran (range) jawaban. Alternatif lain adalah dengan menggunakan bantuan tabel
anuitas.
Contoh 4.15
Delapan kali setoran masing-masing Rp 350.000 menjadi Rp 3.342.500, berapa tingkat bunga
perperiode?
Penyelesaian :
PV = Rp 3.342.500
A = Rp 350.000
| .
Langkah berikutnya apabila kita memiliki tabel anuitas nilai akan datang, maka kita mencari pada
baris n = 8 yang angkanya mendekati 9,55. Ternyata yang mendekati adalah 9,54910888 yaitu jika i = 5%
perperiode. Apabila kita tidak mempunyai tabel anuitas maka kita harus melakukan coba-coba mulai
dari awal (trial and error).
Contoh 4.16
Seorang eksekutif muda mampu menyisihkan Rp 2.500.000 per bulan untuk di tabung. Jika dia
berencana untuk menabung selama 5 tahun saja untuk menjadikan tabungannya minimal sebesar Rp
200.000.000, berapakah minimal tingkat bunga nominal tahunan yang harus dia peroleh ?
Penyelesaian :
Apabila tersedia tabel dan n = 60 juga ada, kita dapat mencari i yang mendekati |
Tetapi, apabila tidak tersedia tabel atau n = 60 tidak ada, maka kita harus melakukan trial and error.
Pertama, mungkin kita dapat mencoba nilai i = 1% dan mendapatkan | .
Kemudian i kita turunkan lagi menjadi 0,9% dan mendapatkan | . Jadi tingkat
bunga per bulan adalah antara 0,9% dan 1%
Dengan menggunakan metode interpolasi, kita akan mendapatkan i yang cukup tepat yaitu
i = 0,935117 % atau 0, 935% per bulan
i = 11,22% p.a.
81,6697
80
79,0963
0,9% i 1%
Sejauh ini kita mengasumsikan tidak ada pajak untuk tabungan dan deposito sehingga tingkat bunga
yang diberikan adalah tingkat bunga bersih. Pada kenyataannya, seperti kita ketahui semua, terhadap
bunga tabungan dan deposito dikenakan pajak dan tingkat bunga yang ditawarkan bank adalah tingkat
bunga sebelum pajak. Karena itu, tingat bunga bersih adalah tingkat bunga setelah pajak yaitu tingkat
bunga sebelum pajak dikurangi pajak atas bunga tabungan dan deposito sebesar 20% untuk saat ini.
Dengan demikian, penabung atau deposito hanya akan mendapat sebesar 80% dari tingkat bunga yang
ditawarkan.
Jika kita misalkan tingkat bunga sebelum pajak adalah , pajak atas bunga tabungan dan deposito
adalah t, dan tingkat bunga setelah pajak adalah maka
(24)
Jadi, ada pajak tabungan dan deposito , tingkat bunga tabungan yang harus kita gunakan dalam
persamaan-persamaan nilai akan datang adalah tingkat bunga setelah pajak.
Contoh 4.17
Hitunglah nilai akan datang (PV) dari tabungan Rp 1.000.000 yang disetorkan setiap tahun selama 5
tahun, mulai tahun depan, apabila tingkat bunga adalah 10% p.a. diperhitungkan tahunan dan tedapat
pajak atas bunga tabungan sebesar 20%.
Penyelesaian
n=5
i = 8% = 0,08
A = Rp 1.000.000
[ ]
PV = 5,8666 X Rp 1.000.000
PV = Rp 5.866.600.
Contoh 4.18
Seorang pedagang kecil berencana untuk menabung Rp 1.000.000 setiap bulan agar dapat memperoleh
uang sebesar Rp 200.000.000. Jika tingkat bunga tabungan yang ditawarkan adalah 6% p.a. dan pajak
bunga tabungan adalah 20%, berapa lama dia harus menabung ?
Penyelesaian :
PV = Rp 200.000.000
A = Rp 1.000.000
i = (1 – 20%)6%
( )
( )
Kepada pemegang kartu kredit Visanya yang setia dan membayar tepat waktu, Bank Mandiri mulai akhir
tahun 2004 menawarkan pinjaman sebesar Rp 60.000.000 (untuk mereka yang mempunyai credit limit
di atas Rp 60.000.000) yang harus dilunasi dengan 12 angsuran bulanan sebesar Rp 5.300.000 dimulai
satu bulan setelah pinjaman diterima. Perincian angsuran bulanan sebesar Rp 5.300.000 itu adalah Rp
5.000.000 untuk pelunasan pokok (Rp 60.000.000/12) dan Rp 300.000 untuk pembayaran bunga
bulanan (0,5 x Rp 60.000.000). Untuk mensukseskan program yang dinamai Mandiri Visa Power Cash
ini, Bank Mandiri menjanjikan akan memproses semua aplikasi dalam 1 hari dan akan mentrasfer kas
diminta dalam 2 – 3 hari sejak aplikasi diterima dan peminat cukup mengisi dan mengembalikan formulir
yang telah disediakan tanpa dokumen lainnya. Dalam promosinya dan brosur yang disebarluaskan,
mereka menyebutkan tingkat bunga pinjaman ini hanya 0,5% flat per bulan.
Contoh kasus nyata ini menimbulkan pertanyaan, apakah tingkat bunga pinjaman bank di Indonesia
sudah sedemikian rendah (6% p.a.), apakah Bank Mandiri masih bisa mendapatkan laba mengingat
tingkat bunga tabungan dan deposito yang diberikannya adalah juga sekitar 6%, dan apa yang dimaksud
dengan tingkat bunga flat.
Tingkat bunga flat adalah tingkat bunga yang dihitung berdasarkan saldo pinjaman awal. Konsep
tingkat bunga flat muncul untuk pelunasan pinjaman dengan angsuran. Walaupun besar pinjaman
pokok mengalami penurunan seiring dengan dilakukannya pelunasan secara periodik, besarnya bunga
yang dibayarkan adalah sama, yaitu Rp 300.000 dalam contoh kita atau atau 0,5% dari Rp 60.000.000.
Tingkat bunga flat dalam penawaran Bank Mandiri di atas memang 0,5% tetapi tingkat bunga
sebenarnya atau sering disebut tingkat bunga efektif adalah jauh lebih dari pada itu.
Persamaan yang dapat digunakan untuk mendapatkan tingkat bunga efektif adalah:
(25)
i = 11,077% = 11,08%.
Mengapa demikian ? logikanya, bunga sebesar Rp 300.000 harus dibayarkan setiap bulan selama 12
bulan padahal saldo pinjaman sebesar Rp 60.000.000 hanya pada awal periode yaitu sebelum
pembayaran angsuran dilakukan. Setelah angsuran pertama, saldo pinjaman menjadi Rp 55.000.000;
kemudian menjadi Rp 50.000.000 setelah angsuran ke dua, dan demikian seterusnya. Tetapi bunga yang
dibayarkan adalah tetap yaitu sebesar Rp 300.000. Inilah yang menyebabkan tingkat bunga efektif
hampir dua kali lipat tingkat bunga flat. Tngkat bunga efektif adalah tingkat bunga yang relefan untuk
dipertimbangkan bagi para peminjam. Jadi, sebenarnya tingkat bunga pinjaman bank di Indonesia belum
terlalu rendah dan Bank Mandiri masih bisa mendapatkanlaba dari penawaran power cash ini.
Persamaan (25) untuk mencari tingkat bunga efektif adalah sangat mudah, sederhana, dan
mendapatkan hasil yang mendekati namun kurang akurat. Untuk mendapatkan tingkat bunga efektif
yang lebih tepat, kita harus melakukan trial and error mencari i yang memenuhi persamaan (17). Dalam
contoh kita:
[ ]
[ ]
[ ]
Dengan trial and error, kita akan mendapatkan i = 0,908% per bulan atau i = 10,896% p.a. = 10,9% p.a.
Setelah memahami perpedaan tingkat bunga flat dan efektif, manakah yang sebaiknya anda pilih
untuk melunasi pinjaman Rp 10.000.000 yang diterima hari ini, membayar Rp 12.000.000 tepat satu
tahun lagi atau mengangsur Rp 1.000.000/bulan selama 12 bulan ?
Masyarakat awam umumnya akan memilih alternatif 12 angsuran bulanan karena tersa jauh jauh
lebih meringankan dan lebih realistis dan lebih pasti terbayar. Padahal tingkat bunga efektif dengan
mengangsur adalah 2,923% per bula atau 35,07% p.a. walaupun tingkat bunga flat adalah 20% p.a. Jika
pinjaman dilunasi setahun lagi sebesar Rp 12.000.000, tingkat bunga (efektif) adalah tepat 20%. Artinya,
mereka yang rasional memilih alternatif pelunasan setahun karena tingkat bunganya (20%) jauh lebih
rendah dari pada 35,07%. Bagaimana kita mendapatkan bunga 2,923% adalah dengan trial and error
menggunakan persamaan (17).
[ ]
[ ]
[ ]
i = 2,923%.
Soal – Soal
1. Barbara ingin memperoleh uang sebesar Rp 100.000.000 pada akhir tahun ke 10. Untuk itu ia
mulai menabung pada bank yang memberikan bunga . Berapa besarnya uang yang ia
tabung setiap kuartal ? Setelah 4 tahun menabung, pihak bank mengenakan bunga ,
berapa uang yang ia harus tabungkan setiap kuartal selama 6 tahun terakhir agar dapat
mencapai impiannya jika:
2. Anda ingin memperoleh uang sebesar Rp 100.000.000 pada akhir tahun ke 20. Untuk mencapai
tujuan tersebut, pada 10 tahun pertama anda menabung sebesar Rp 1.000.000 + X. Jika tingkat
suku bunga yang berlaku adalah , maka
a) Hitunglah nilai X
b) Jika anda lupa menabung sebesar Rp 1.000.000 pada akhir tahun ke 7 sampai akhir tahun ke
10, hitunglah nilai X
3. Pada tanggal 1 Januari 2002 Tasya membuka tabungan sebesar Rp 1.000.000. Setelah tanggal
tersebut setiap bulan selama 10 tahun ia menabung sebesar Rp 200.000 mulai 1 Februari 2002.
Kemudian selama 5 tahun mulai tanggal 1 Februari 2012, setiap bulan ia melakukan penarikan
sebesar Rp 300.000. Jika bunga yang berlaku dan penarikan terakhir dilakukan
adalah tanggal 1 Januari 2017, berpakah besar saldo tabungan Tasya pada akhir tahun 2017 ?
4. Anna menabung untuk hari tuanya pada bank yang memberikan bunga sehingga ia
akan mendapatkan penghasilan sebesar Rp 120.000.000 setiap tahun selama 20 tahun dan ia
memperoleh tersebut pertama kalinya pada ulang tahunya ke 65. Jika ia hanya ingin
memperolehnya selama 15 tahun saja, berapa penghasilan yang akan ia terima setiap
tahunnya?
5. Satu set televisi dijual dengan harga Rp 7.000.000. Televisi tersebut dapat dibeli secara kredit
dengan membayar uang muka dan mencicil sisanya setiap bulan selama 1 tahun dengan bunga
. Jika Ida mampu mencicil sebesar Rp 500.000 setiap bualnnya, berapa uang muka
yang dia bayarkan untuk pembelian dengan kredit ?
8. Seorang kepala keluarga meninggal dunia dan meninggalkan keluarganya uang sebesar Rp
200.000.000. Uang tersebut didepositokan dengan . Jika keluarga itu mengambil Rp
10.000.000 setiap 3 bulan, selama berapa lama pengambilan itu dapat dilakukan ? Berpa
pesarnya pengambilan yang terakhir ?
9. Seorang pegawai negeri yang masih tinggal dengan orang tuanya menabung sebesar Rp 500.000
setiap tanggal 1 mulai tahun 1999, dan hal tersebut berlanjut sampai tahun 2004. Hanya pada
tahun 2002 selama 12 bulan dia tidak dapat menabung karena harus membantu pengobatan
ibunya yang masuk rumah sakit. Jika tingkat bunga yang diwarkan adalah . . Berapa nilai
tabungannya pada tanggal 31 Desember 2004 ?
10. Tuan Abidin membeli rumah seharga Rp 250.000.000 dengan membayar uang muka 30% dan
sisanya dengan KPR. Untuk pelunasannya, dia akan mencicil 120 bulan dengan bunga
. Tapa harus membuat tabel, hitunglah :