Anda di halaman 1dari 9

Journal of Coastal and Ocean Sciences e-issn : 1234-5678

Volume 1 No. 1, September 2020: 16-24 p-issn: 2745-4355

Diversity and Mollusca Distribution Patterns (Gastropoda and Bivalvia)


In the North of Poncan Gadang Island, Sibolga City
North Sumatera Province
Royan Saputra1*, Zulkifli2, Syafruddin Nasution2
1
Student of The Faculty of Fisheries and Marine Universitas Riau, Pekanbaru
2
Lecturer at the Faculty of Fisheries and Marine Universitas Riau, Pekanbaru
Corresponding Author: royandalimunte@gmail.com

Diterima/Received: 18 Juni 2020; Disetujui/Accepted: 10 Agustus 2020

ABSTRACT

This research was conducted in July-August 2019 in the northern part of the Poncan Gadang Island
Sibolga, North Sumatra Province. This study discusses the distribution and distribution patterns of
molluscs (gastropods and bivalves) which contain species, density, and species discussed in the
northern part of Poncan Gadang Island, North Sumatra Province. The method used is a survey
method, where the research location is divided into 5 observation stations and each station consists of
1 transect and each transect consists of 4 maps. The results showed that the type of gastropods found
in the study site consisted of 11 species belonging to 6 families. Gastropod species that are commonly
found are Littorina littorea. While the type of bivalves that were found at the study site consisted of 9
species belonging to 6 families, and the bivalves species that were found were Anadara granosa.
Highest density at station III in the river mouth. Various index (H ') of gastropods and bivalves in all
research stations are included in the medium category. Distribution Patterns both gastropods and
bivalves are distributed in groups. The index value of approved gastropod and bivalve types (Ss) can
be requested types which are found to be quite the same. The substrate at the study site was approved
by the sand substrate. The density of both gastropods and bivalves were not significantly different
between stations.

Keywords: Mollusca, Diversity, Distribution Pattern, Poncan Gadang, Sumatera

1. PENDAHULUAN dalam fungsi ekologis pada ekosistem. Selain


Moluska merupakan hewan invertebrata berperan di dalam siklus rantai makanan, ada
terbesar kedua, yang sebagian besar anggotanya juga jenis moluska yang mempunyai nilai
hidup di wilayah perairan. Hewan yang tidak ekonomi penting, seperti berbagai jenis kerang-
memiliki ruas, tubuh yang triboblastik, simetri kerangan dan berbagai jenis keong
bilateral dan umumnya memiliki mantel yang (Cappenberg et al., 2006).
dapat menghasilkan kalsium karbonat Pulau Poncan Gadang adalah salah satu
(Rusyana, 2011). Dua kelas dari filum moluska pulau yang berada di Kabupaten Tapanuli
adalah gastropoda dan bivalvia. Gastropoda Tengah, Kota Sibolga, Provinsi Sumatera
merupakan hewan yang berjalan dengan perut. Utara. Kondisi substrat di Pulau Poncan
Bivalvia merupakan hewan bertubuh lunak Gadang sendiri pada umumnya adalah berpasir.
yang dilindungi oleh mantel, mempunyai Berdasarkan hasil penelitian (Emelda, 2017)
cangkang setangkup (Nurdin et al., 2008). bahwa kondisi perairan Pulau Poncan Gadang
Moluska dapat ditemukan mulai dari daerah masih mendukung untuk kehidupan organisme.
laut, payau, tawar sampai darat. Kebanyakan di Penelitian sebelumnya oleh Emelda (2017)
antara mereka hidup di laut dengan pola hidup hanya meneliti tingkat kepadatan
yang beragam, termasuk pencari makan di gastropodanya saja dengan menggunakan
dasar perairan (bottom feeder). Di laut metode tiga zona (Upper, Middle, Lower) untuk
umumnya dijumpai di zona litoral sampai dasar tiap stasiun. Oleh sebab itu menyebabkan
laut dalam, bahkan ada yang hidup pelagis di penulis tertarik melakukan penelitian untuk
permukaan laut. lebih mengetahui keanekaragaman dan pola
Moluska mempunyai peranan penting distribusi yang meliputi: jenis, kepadatan serta
kesamaan jenis moluska (gastropoda dan

16 jocos.ejournal.unri.ac.id
Diversity and Mollusca Distribution Patterns (Gastropoda and Bivalvia)

bivalvia) di Bagian Utara Pulau Poncan Gadang 2. METODE PENELITIAN


tersebut dengan penambahan satu zona yaitu, Waktu dan Tempat
zona subtidal dangkal. Penelitian ini diharapkan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
dapat memberikan informasi lebih lengkap Juli-Agustus 2019 di bagian Utara Pulau
tentang mengenai keanekaragaman dan pola Poncan Gadang Sibolga Provinsi Sumatera
distribusi moluska (gastropoda dan bivalvia) di Utara (Gambar 1). Metode yang digunakan
bagian utara Pulau Poncan Gadang Sibolga dalam penelitian ini adalah metode survey.
Provinsi Sumatera Utara.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Penentuan Lokasi Sampling


Lokasi penelitian dibagi menjadi lima ∑
stasiun pengamatan. Penetapan titik sampling
dengan cara menarik garis tegak lurus dari Keterangan :
batas garis pasang tertinggi ke arah garis surut H’ = Indeks keanekaragaman jenis
terendah sampai subtidal dangkal sepanjang 50 S = Banyaknya jenis
m dan jarak antara satu stasiun dengan titik Pi = Proporsi individu dari jenis
stasiun lainnya ±1 km. Pada setiap stasiun ke-i terhadap jumlah individu
terdapat 1 transek dan setiap transek terdapat 4 dari semuajenis (pi=ni/N)
petakan kuadrat berukuran 1m x 1m (1m2). Ni = Banyaknya individu/jenis
N = Total individu semua jenis
Kepadatan Moluska Log 2 pi = 3,321928 log pi
Kepadatan moluska dihitung
Pola Distribusi
menggunakan analisis (Brower et al. dalam
Ikhlas et al., 2013) dengan rumus: Sementara Indeks Pola Distribusi
dihitung dengan rumus Indeks Morisita (Krebs
dalam Kamalia, 2014) sebagai berikut:
Keterangan: ∑
D = Kepadatan Gastropoda/Bivalvia
(Individu/m²) Keterangan:
Ni = Jumlah Individu spesies Id = indeks Dispersi Morisita
Gastropoda/Bivalvia n = jumlah total unit sampling
A = Luas total (m2) N = jumlah total individu yang terdapat
dalam n plot
Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) Σx² = kuadrat jumlah individu per plot
Menghitung indeks keanekaragaman
jenis moluska (Shannon and Winner dalam Indeks Kesamaan Jenis (Ss)
Rosanti, 2015) sebagai berikut: Selanjutnya Indeks Kesamaan dihitung

17 Saputra et al.
Journal of Coastal and Ocean Sciences Vol. 1(1): 16-24

berdasarkan rumus dari indeks Sorensen dalam 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Odum (1993), yaitu: Keadaan Umum Lokasi Penelitian
Pulau Poncan Gadang merupakan salah
satu pulau yang ada di Kota Sibolga Provinsi
Keterangan : Sumatera Utara. Dengan Letak geografis pada
a = Banyaknya spesies yang terdapat posisi 01042'38" LU dan 98045'52" BT.
baik di contoh A maupun contoh B Disebelah barat berbatasan langsung dengan
b = Banyaknya spesies yang terdapat Samudera Hindia sedangkan pada utara, selatan
dalam contoh B tetapi tidak terdapat dan timur mempunyai pantai yang landai. Pulau
dalam contoh A Poncan Gadang didominasi oleh substrat
c = Banyaknya spesies yang terdapat berpasir dengan warna putih kekuning-
dalam contoh A tetapi tidak terdapat kuningan. Tipe substrat tersebut tersebar
dalam contoh B sepanjang bagian timur, barat, selatan dan utara
Pulau Poncan Gadang.
Tipe Sedimen
Prosedur analisis tipe sedimen untuk tipe Jenis Moluska yang Ditemukan
pasir dan kerikil digunakan metode Hasil pengamatan yang dilakukan di
pengayakan, untuk tipe lumpur dianalisis bagian Utara Pulau Poncan Gadang Provinsi
dengan metode pipet yang merujuk pada Sumatera Utara jenis gastropoda yang
(Rifardi, 2008). Pengukuran parameter ditemukan adalah 11 jenis dan Jenis bivalvia
lingkungan terdiri dari pengukuran suhu, pH, yang ditemukan adalah 9 jenis dapat dilihat
salinitas, dan kecerahan. pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis Gastropoda dan Bivalvia yang Ditemukan di Utara Pulau Poncan Gadang
Kelas Ordo Family Spesies
Ergalatax constracta
Ergalatax margariticola
Murex tribulus
Neogastropoda Muricidae
Ocinebrina ingloria
Morula granulata
Gastropoda Modulus tectum
Mesogastropoda Naticidae Eunaticina papilla
Archaeogastropoda Neritidae Nerita costata
Vetigastropoda Trochidae Gibbula ardens
Litoraria undolata
Hypsogastropoda Littorinidae
Littorina littorea
Tapes decussata
Veneridae Periglypta listeri
Veneroida
Venerupis philippinarum
Mesodesmatidae Atactodea striata
Bivalvia Ostreoida Ostreoidae Saccostrea cucullata
Anadara granosa
Arcoida Arcidae
Anadara inflate
Mytiloida Mytilidae Mytilus edulis
Eulamellibranchiata Unionidae Pilsbryoconcha exilis

Tabel 1 dapat dilihat bahwa jenis penelitian Emelda (2017) tentang gastropoda di
moluska (gastropoda dan bivalvia) yang lokasi penelitian yang sama yakni di Pulau
ditemukan di Bagian Utara Pulau Poncan Poncan Gadang hanya menemukan 9 spesies
Gadang masih tergolong tinggi. Untuk Jenis dan Family dari Muricidae dan Littorinidae
gastropoda bila dibandingkan dengan hasil dari hanya menemukan masing-masing 1 spesies,

Saputra et al. 18
Diversity and Mollusca Distribution Patterns (Gastropoda and Bivalvia)

sementara pada penelitian ini lebih banyak Parameter Kualitas Perairan


ditemukan bila dibandigkan dengan penelitian Pengukuran parameter kualitas perairan
sebelumnya. Dimana dari family Muricidae pada penelitian ini meliputi suhu, pH, salinitas,
ditemukan sebanyak 6 spesies dan 2 spesies kecerahan, dan kecepatan arus. Pengukuran
untuk family Littorinidae. dilakukan pada masing-masing stasiun. Hasil
pegukuran kualitas perairan dapat dilihat pada
Tabel 2

Tabel 2. Hasil Pengukuran Kualitas Perairan di Utara Pulau Poncan Gadang


Stasiun
Parameter Kualitas Air Rata-rata
I II III IV V
Salinitas (ppt) 30 30 30 30 30 30
Suhu (0C) 29 28 30 29 31 29,40
Derajat Keasaman (pH) 7,80 7,60 7,90 8 8 7,86
Kecerahan (cm) 130 125 140 250 260 181

Tabel 2 dapat dilihat Hasil dari Tipe Sedimen


parameter kualitas perairan memperlihatkan Berdasarkan perhitungan yang telah
bahwa nilai rata-rata salinitas 30 ppt, suhu 29,4 dilakukan nilai tipe sedimen didapatkan hasil
0
C, derajat keasaman (pH) 7,86, dan kecerahan bahwa di Pulau Poncan Gadang khususnya di
181 cm. Dari hasil tersebut berdasarkan Bagian Utara didominasi oleh substrat pasir
KepMenLH no. 51 tentang baku mutu air laut (Tabel 3). Tipe pasir tertinggi terletak pada
untuk biota laut, parameter perairan diwilayah stasiun I yaitu 83,75% serta tipe sedimen pada
bagian utara Pulau Poncan Gadang tersebut stasiun IV adalah pasir berlumpur, yaitu
mendukung kehidupan biota laut. 74,73% pasir dan 25,13% lumpur.

Tabel 3. Tipe Sedimen di Utara Pulau Poncan Gadang


Tipe Sedimen (%) Tipe Sedimen
Stasiun
Kerikil Pasir Lumpur
I 0,39 83,75 15,86 Pasir
II 0, 68 78,46 20,85 Pasir
III 0,71 75,16 24,12 Pasir
IV 0,13 74,73 25,13 Pasir Berlumpur
V 0,55 75,55 23,96 Pasir

Kepadatan Moluska termasuk substrat yang termasuk disenangi oleh


Berdasarkan perhitungan yang telah gastropoda ini sesuai dengan pernyataan
dilakukan didapat nilai rata-rata (isd) kepadatan Wahab (2014) bahwa kondisi substrat
gastropoda dan bivalvia pada masing-masing berpengaruh terhadap perkembangan
stasiun di Bagian Utara Pulau Poncan Gadang komunitas moluska dimana substrat yang
dapat dilihat pada Gambar 2. terdiri lumpur dan pasir dengan sedikit liat
Berdasarkan hasil perhitungan kepadatan merupakan substrat yang disenangi oleh
rata-rata gastropoda dan bivalvia tertinggi gastropoda.
terdapat pada stasiun III. Tingginya kepadatan Tingginya kepadatan bivalvia di stasiun
gastropoda di stasiun III diduga disebabkan III diduga disebabkan oleh kondisi fisika dan
oleh kondisi karakteristik stasiun dan parameter kimia perairan, ketersediaan makanan, unsur
perairan yang mendukung kehidupan hara, substrat dan kandungan bahan organik.
gastropoda. Dimana stasiun III merupakan Hal ini dapat dilihat dari karakteristik kawasan
daerah muara sungai yang memiliki substrat stasiun III, dimana stasiun III merupakan
sedikit berlumpur dibandingkan stasiun lainnya daerah muara sungai yang banyak membawa
dan terdapat beberapa ekosistem yakni: unsur hara, bersubstrat lumpur dan memiliki
ekosistem lamun, ekosistem terumbu karang kandungan bahan organik yang tinggi.
dan ekosistem mangrove. Kondisi tersebut Dibandingkan stasiun lainnya yang bersubstrat

19 Saputra et al.
Journal of Coastal and Ocean Sciences Vol. 1(1): 16-24

pasir. Hal ini didukung pendapat Alfiansyah beradaptasi terhadap kondisi fisik lingkungan
(2014) yang mengatakan, bahwa kondisi fisika yang selalu berubah bahkan terhadap tekanan
dan kimia perairan sangat mendukung ekologis seperti pemangsaan oleh organisme
keberadaan bivalvia, selain dari ketersediaan lain bahkan memperebut tempat demi
makanan, unsur hara dan bahan organik kelangsungan hidup.
maupun kemampuan biota untuk dapat

Gambar 2. Kepadatan rata-rata Gastropoda dan Bivalvia pada masing-masing stasiun

Kepadatan gastropoda dan bivalvia penyebaran dan mengurangi kepadatan


terendah terdapat di stasiun IV diduga moluska di sebuah kawasan.
disebabkan oleh rendahnya kandungan bahan
organik dan tingginya kecepatan arus. Hal ini Indeks Keanekaragaman Jenis (H’)
didukung Fadli et al. (2012) menyatakan bahwa Berdasarkan hasil perhitungan yang telah
arus menjadi salah satu faktor pembatas dalam dilakukan nilai indeks keanekaragaman jenis
(H’) dapat dilihat pada Tabel 4
Tabel 4. Indeks Keanekaragaman Jenis di Utara Pulau Poncan Gadang
Kelas Stasiun Nilai Indeks (H’) Kategori
I 2,10 Sedang
II 2,14 Sedang
Gastropoda III 2,45 Sedang
IV 2,31 Sedang
V 2,03 Sedang
I 2,35 Sedang
II 2,31 Sedang
Bivalvia III 2,57 Sedang
IV 2,06 Sedang
V 1,95 Rendah

Perhitungan indeks keanekaragaman disebabkan kondisi lingkungan yang baik dan


jenis (H’) gastropoda pada masing-masing parameter perairan yang mendukung, serta
stasiun pengamatan berkisar antara 2,03 – 2,45 ekosistem yang seimbang. Pulau Poncan
(Tabel 4). Menurut kriteria (Shannon dalam Gadang sendiri memiliki beberapa ekosistem,
Rosanti, 2015) berkisar 1,00 – 3,00 khususnya di bagian utara Pulau Poncan
menunjukkan bahwa keanekaragaman Gadang terdapat beberapa ekosistem seperti:
gastropoda yang ada di bagian utara Pulau ekosistem lamun, ekosistem terumbu karang
Poncan Gadang Sumatera Utara termasuk dan ekosistem mangrove. Hal ini didukung
dalam kategori sedang, yang artinya jumlah Adeka (2016) mengatakan bahwa nilai indeks
individu tiap jenis mengelompok dan tidak ada keanekaragaman (H’) yang berada pada kisaran
spesies yang mendominasi. Indeks 1<H’<3 menunjukkan bahwa keanekaragaman
keanekaragaman jenis (H’) sedang diduga sedang, yang berarti ekosistem disana dalam

Saputra et al. 20
Diversity and Mollusca Distribution Patterns (Gastropoda and Bivalvia)

keadaan seimbang serta kondisi komunitas juga karena sifat komunitas yang ditentukan
yang tidak mudah berubah karena pengaruh oleh banyaknya variasi spesies, kestabilan
lingkungan yang relatif kecil. habitat serta kemerataan dan kelimpahan
Sementara untuk bivalvia menurut individu tiap spesies pada suatu komunitas.
kriteria (Shannon dalam Rosanti, 2015) Oleh karena itu, jika kondisi suatu habitat
berkisar 1,00 – 3,00 menunjukkan bahwa semakin baik atau stabil maka akan lebih
keanekaragaman bivalvia yang ada di bagian banyak variasi spesies dan kekayaan biota yang
utara Pulau Poncan Gadang Sumatera Utara hidup didalamnya.
termasuk dalam kategori sedang. Indeks
keanekaragaman jenis (H’) dengan kategori Pola Distribusi
sedang, diduga disebabkan beberapa faktor Pola distribusi merupakan metode untuk
yakni: jumlah spesies yang ditemukan, kondisi menentukan sifat penyebaran suatu komunitas
substrat dan kondisi ekosistem Pulau Poncan di lokasi penelitian. Pola sebaran moluska
Gadang yang dijadikan sebagai habitat oleh (gastropoda dan bivalvia) di bagian Utara Pulau
spesies yang ditemukan. Hal ini didukung Poncan Gadang Sibolga Provinsi Sumatera
Kisman et al. (2016) mengatakan bahwa Utara dapat dilihat pada Tabel 5.
keanekaragaman spesies tidak hanya ditentukan
oleh banyaknya spesies yang ditemukan, tetapi

Tabel 5. Pola Distribusi Moluska (gastropoda dan bivalvia) di Utara Pulau Poncan Gadang
Kelas Stasiun ∑X2 N (N-1) ∑X2-N Id Kriteria Pola Distribusi
I 189 600 164 1,09 Mengelompok
II 238 870 208 0,96 Seragam
Gastropoda III 357 1190 322 1,08 Mengelompok
IV 157 506 134 1,06 Mengelompok
V 218 756 190 1,01 Mengelompok
I 158 552 134 0,97 Seragam
II 311 1056 278 1,05 Mengelompok
Bivalvia III 905 2756 852 1,24 Mengelompok
IV 135 420 114 1,09 Mengelompok
V 254 650 228 1,40 Mengelompok

Pola distribusi gastropoda pada dalam sebuah ekosistem. Sementara untuk


penelitian ini adalah mengelompok. hasil Hasil analisis pola distribusi dari bivalvia
tersebut diduga disebabkan oleh ketersediaan adalah mengelompok yang diduga disebabkan
makanan, habitat, parameter perairan dan oleh keadaan lingkungan Pulau Poncan Gadang
substrat. Substrat merupakan faktor utama yang yang sesuai untuk kehidupan organisme, serta
sangat mempengaruhi penyebaran gastropoda. parameter perairan yang mendukung kehidupan
Selain itu, substrat juga berkaitan dengan bivalvia.
ketersediaan nutrisi dalam sedimen. Di bagian Berdasarkan KepMenLH no. 51 tentang
Utara Pulau Poncan Gadang sendiri diduga baku mutu air laut untuk biota laut, parameter
habitatnya menyediakan sumber makanan yang perairan diwilayah bagian utara Pulau Poncan
cukup, sehingga tidak terjadi kompetisi dan Gadang mendukung kehidupan biota laut. Dari
jumlah melimpah meskipun sumber makanan hasil pengukuran yang telah dilakukan diduga
sama. Hal ini dapat dilihat dari hasil parameter perairan memberikan pengaruh
pengukuran pola distribusi yang telah terhadap pola penyebaran bivalvia menjadi
dilakukan, didapatkan hasil yakni mengelompok. Hal ini didukung Effendie
mengelompok yang mana memiliki arti tidak (2002) mengatakan bahwa penyebaran yang
ada kompetisi. mengelompok diduga disebabkan oleh adanya
Hal ini didukung Rina et al., (2014) yang perbedaan faktor lingkungan yang mendukung
mengatakan pola distribusi dipengaruhi oleh kehidupan organisme bivalvia sehingga
tipe habitat yang meliputi parameter fisika membatasi spesies tertentu untuk menyebar
kimia perairan serta ketersediaan makanan dan secara seragam atau acak.
kemampuan adaptasi dari suatu organisme

21 Saputra et al.
Journal of Coastal and Ocean Sciences Vol. 1(1): 16-24

Indeks Kesamaan Jenis dilakukan nilai indeks kesamaan jenis (Ss)


Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dapat dilihat pada Tabel 6

Tabel 6. Indeks Kesamaan Jenis Di Bagian Utara Pulau Poncan Gadang


Kelas Stasiun Nilai Indeks Kesamaan (100%) Kategori Kelompok
I Terhadap II 46,15 Kurang Sama
I Terhadap III 57,14 Cukup Sama
I Terhadap IV 61,53 Cukup Sama
I Terhadap V 66,67 Cukup Sama
II Terhadap III 57,14 Cukup Sama
Gastropoda
II Terhadap IV 66,67 Cukup Sama
II Terhadap V 46,15 Kurang Sama
III Terhadap IV 71,42 Cukup Sama
III Terhadap V 83,33 Hampir Sama
IV Terhadap V 46,25 Kurang Sama
I Terhadap II 76,92 Hampir Sama
I Terhadap III 71,42 Cukup Sama
I Terhadap IV 92,30 Hampir Sama
I Terhadap V 61,53 Cukup Sama
II Terhadap III 71,42 Cukup Sama
Bivalvia
II Terhadap IV 61,53 Cukup Sama
II Terhadap V 61,53 Cukup Sama
III Terhadap IV 76,92 Hampir Sama
III Terhadap V 61,53 Cukup Sama
IV Terhadap V 66,67 Cukup Sama

Perhitungan nilai indeks kesamaan (Ss) disebabkan oleh kondisi karakteristik habitat
dikatakan tinggi apabila mendekati nilai 100%, yang sama, sehingga memiliki kesamaan
sedangkan nilai indeks kesamaan yang organisme yang ditemukan.
mendekati nilai 0 maka mempunyai tingkat Nilai indeks kesamaan bivalvia tertinggi
kesamaan yang rendah. Indeks kesamaan terdapat pada stasiun III terhadap stasiun IV
Sorensen gastropoda tertinggi pada stasiun I yaitu 92,30%. Nilai tersebut dikategorikan
yaitu 83,33% dan bivalvia pada stasiun III yaitu tinggi karena mendekati nilai 100% yang
92,00% dapat dikatakan jenis spesies antar berarti jenis spesies bivalvia antar stasiun
stasiun hampir sama. Tingginya nilai indeks hampir sama. Hal ini diduga disebabkan oleh
kesamaan gastropoda pada stasiun III terhadap keadaan lokasi penelitian yang memiliki
stasiun V diduga disebabkan faktor jenis masalah yang sama menyebabkan jenis-jenis
substrat dan jenis vegetasi serta parameter tertentu saja yang dapat bertahan hidup.
perairan yang hampir sama. Keadaan lokasi penelitian kedua stasiun
Dilihat dari hasil analisis pengamatan tersebut sama-sama berada dikawasan yang
bahwa tipe substrat di kedua stasiun adalah berhadapan langsung dengan pemukiman
substrat berpasir. Selanjutnya jenis vegetasi masyarakat Kota Sibolga. Keadaan lokasi yang
yang sama terdapat di stasiun III dan stasiun V sama maka diduga akan memiliki masalah atau
yaitu, tumbuhan kelapa, ekosistem padang pengaruh yg sama, maka kuat dugaan ada
lamun, ekosistem terumbu karang dan pengaruh untuk nilai indeks kesamaan kedua
ekosistem mangrove. Faktor selanjutnya yang stasiun sama atau hampir mirip. Lebih lanjut
diduga sebagai penyebab dari nilai indeks hal ini didukung (Nur'aini, 2012) menyatakan
kesamaan hampir mirip adalah faktor parameter bahwa tingginya indeks kesamaan disebabkan
perairan, dimana salinitas kedua stasiun oleh kondisi karakteristik habitat yang sama,
memiliki nilai salinitas yang sama yakni 30ppt. sehingga memiliki kesamaan organisme yang
Lebih jelasnya dapat dilihat pada (Tabel 6). ditemukan. Hasil serupa juga ditunjukkan oleh
Lebih lanjut (Nur'aini, 2012) menambahkan hasil penelitian Manurung (2007) kesamaan
bahwa tingginya indeks kesamaan juga dapat jenis makrozobenthos di pantai berpasir Desa

Saputra et al. 22
Diversity and Mollusca Distribution Patterns (Gastropoda and Bivalvia)

Bagan Asahan Baru terdapat kesamaan jenis (gastropoda dan bivalvia) menunjukkan bahwa
sama diduga disebabkan oleh habitat moluska tidak ada yang berbeda nyata antar kelima
yang hampir mirip. stasiun. Indeks keanekaragaman jenis baik
gastropoda maupun bivalvia pada setiap stasiun
4. KESIMPULAN DAN SARAN termasuk dalam kategori sedang. Untuk pola
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat distribusi dari gastropoda dan bivalvia adalah
disimpulkan bahwa jenis gastropoda yang mengelompok. Nilai indeks kesamaan (Ss) dari
berhasil ditemukan di lokasi penelitian terdiri gastropoda dan bivalvia antar stasiun dapat
dari 11 spesies yang tergolong dalam 5 ordo, dikatakan cukup sama
yaitu: Neogastropoda, Archaegastropoda, Hasil dari penelitian ini belum
Vetigastropoda, Mesogastropoda, sepenuhnya memberikan gambaran mengenai
Hypsogastropoda, dan 6 famili dari kelima keanekaragaman dan pola distribusi moluska
stasiun yaitu: Muricidae, Neritidae, Trochidae, (gastropoda dan bivalvia) di seluruh wilayah
Naticidae, Littorinidae, Mudulidae. Spesies Pulau Poncan Gadang. Diharapkan dilakukan
yang banyak ditemukan yaitu Littorina littorea. penelitian secara berkala dan melakukan
Sementara jenis bivalvia yang berhasil penelitian di bagian wilayah lainnya seperti
ditemukan di lokasi penelitian terdiri dari 9 wilayah Selatan, Barat, Timur dari Pulau
spesies yang tergolong dalam 5 ordo dari Poncan Gadang agar mendapatkan gambaran
kelima stasiun yaitu: Veneroida, Arcoida, yang sebenarnya. Sehingga dapat diketahui
Mytiloida, Ostreoida, Eulamellabranchiata dan informasi tentang komunitas gastropoda dan
6 famili dari kelima stasiun yaitu: Archidae, bivalvia lebih lengkap serta faktor-faktor apa
Mytilidae, Venerdae, Ostreoidae, Unionidae, saja yang memberikan pengaruh besar terhadap
Mesodesmatidae. Spesies yang banyak di- keberadaanya.
temukan, yaitu Anadara granosa.
Kepadatan masing-masing kedua kelas

DAFTAR PUSTAKA

Adeka, F. (2016). Keanekaragaman Bivalvia dan Gastropoda di Perairan Pantai Kundur Kabupaten
Karimun Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas perikanan dan Ilmu
Kelautan 3(2): 1-12
Alfiansyah, A. (2014). Struktur Komunitas Bivalvia pada Kawasan Ekosistem Lamun di Perairan
Teluk Dalam. Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjung Pinang.
Cappenberg, H.A.W., A. Aziz, & I. Aswandy. (2006). Komunitas Moluska di Perairan Teluk
Gilimanuk, Bali Barat. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. 40: 53-64.
Effendie, M.I. (2002). Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.
Emelda, Y. (2017). Korelasi Kerapatan Lamun dengan Kepadatan Gastropoda di Perairan Pulau
Poncan Gadang Kota Sibolga Provinsi Sumatera Utara. Skripsi. Fakultas Perikanan dan
Kelautan. Universitas Riau.
Fadli, N., I. Setiawan, & N. Fadhilah. (2012). Keragaman Makrozoobenthos di Perairan Kuala
Gigieng Kabupaten Aceh Besar. Depik 1 (1), 31-36
Ikhlas, U., Y. Falmi, & H. Irawan. (2013). Struktur Komunitas Bivalvia di Pulau Penyengat Kota
Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau. Skripsi. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjung Pinang.
Kisman, M.D., A. Ramadhan, & M. Djirimu. (2016). Jenis-jenis dan Keanekaragaman Bivalvia di
Perairan Laut Pulau Maputi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala dan Pemanfaatannya
sebagai Media Pembelajaran Biologi. E-jipbiol, 4(1): 1-14.
Manurung, M. (2007). Komunitas Makrozoobenthos di Zona Intertidal Pantai Berlumpur dan Pantai
Berpasir Desa Bagan Baru Kabupaten Asahan Sumatera Utara. Skripsi. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.

23 Saputra et al.
Journal of Coastal and Ocean Sciences Vol. 1(1): 16-24

Nur'aini, Y. (2012). Keanekaragaman dan Distribusi Bivalvia dan Gastropoda (Moluska) di Pesisir
Glayem Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nurdin, J., J. Supriatna, M.P. Patria, & A. Budiman. (2008). Kepadatan dan Keanekaragaman Kerang
Intertidal (Mollusca: Bivalves) di Perairan Pantai Sumatera Barat. Prosiding Seminar Nasional
Sains dan Teknologi-II Universitas Lampung 17-18 November 2008.
Rifardi. (2008). Karakteristik Sedimen Daerah Mangrove dan Pantai Perairan Selat Rupat, Pantai
Timur Sumatera. Majalah Ilmu Kelautan, 21(IV):62-71.
Rosanti, D. (2015). Kelimpahan dan Keanekaragaman Echinodermata di Pulau Cingkuak dan Pulau
Pasumpahan Provinsi Sumatera Barat. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas
Riau. Pekanbaru.
Rusyana, A. (2011). Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Bandung: Alfabeta.
Wahab, K. (2014). Keanekaragaman Gastropoda di Padang Lamun Pulau Penyengat.
Skripsi.Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjung Pinang

Saputra et al. 24

Anda mungkin juga menyukai