Kel. 4 Makalah MKP Fix

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MANAJEMEN KEDARURATAN PANTAI

KONSEP SYOK HIPOVOLEMIK

Dosen Pengampu :

Ns. Raju Kapadia, S.Kep, M.Med. Ed

Disusun Oleh :

Dudy Imron Prasojo 201101017

Mayu Syafria 201101032

Mita Ria Armita 201101034

Nurhayati 201101043

Ricky Ramotan Sihombing 201101051

Tri Agustine 201101064

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

PRODI D-III KEPERAWATAN SINGKAWANG

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh, Puji syukur Alhamdulillah penulis


panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan
makalah yang berjudul “KONSEP SYOK HIPOVOLEMIK” dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini banyak mengalami
kendala. Namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari
Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah dengan
sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan,
motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun
makalah ini.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Wassalamu’alaikum warrahmatullahi
wabarakatuh.

Singkawang,4 April 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Pengertian................................................................................................................................3
B. Etiologi......................................................................................................................................4
C. Patofisiologi..............................................................................................................................5
4. Tanda dan gejala.....................................................................................................................7
5. Komplikasi...............................................................................................................................8
6. Penatalaksanaan......................................................................................................................9
7. Peralatan yang digunakan....................................................................................................11
8. Pertolongan pertama korban syok hipovolemik..................................................................12
BAB III...............................................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................................13
A. KESIMPULAN......................................................................................................................13
B. SARAN...................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Syok adalah kondisi hilangnya volume darah sirkulasi efektif. Kemudian
diikuti perfusi jaringan dan organ yang tidak adekuat, yang akibat akhirnya gangguan
metabolik selular. Pada beberapa situasi kedaruratan adalah bijaksana untuk
mengantisipasi kemungkinan syok. Seseorang dengan cidera harus dikaji segera untuk
menentukan adanya syok. Penyebab syok harus ditentukan (hipovolemik,
kardiogenik, neurogenik, atau septik syok). (Bruner & Suddarth,2002).
Syok adalah suatu sindrom klinis kegagalan akut fungsi sirkulasi yang
menyebabkan ketidak cukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan, dengan
akibat gangguan mekanisme homeostasis (Toni Ashadi,2006).
Syok hipovolemik di induksi oleh penurunan volume darah, yang terjadi secara
langsung karena perdarahan hebat atau tidak langsung karena hilangnya cairan yang
berasal dari plasma (misalnya, diare berat, pengeluaran urin berlebihan, atau keringat
berlebihan). Syok dapat didefinisikan sebagai gangguan sistem sirkulasi yang
menyebabkan tidak adekuatnya perfusi dan oksigenasi jaringan. Bahaya syok adalah
tidak adekuatnya perfusi ke jaringan atau tidak adekuatnya aliran darah ke jaringan.
Jaringan akan kekurangan oksigen dan bisacedera.(Az Rifki, 2006).
Contoh syok hipovolemik yang terjadi akibat kehilangan cairan lain ini adalah
gastroenteritis refraktrer dan luka bakar hebat. Objektif dari keseluruhan jurnal ini
adalah terfokus kepada syok hipovolemik yang terjadi akibat perdarahan dan berbagai
kontroversi yang timbul seputar cara penanganannya. Kebanyakan trauma berbahaya
ketika terjadinya perang sekitar tahun 1900an telah memberi kesan yang sangat
signifikan pada perkembangan prinsip penanganan resusitasi syok hemoragik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi syok hipovolemik ?
2. Bagaimana etiologi syok hipovolemik ?
3. Bagaimana patofisiologi syok hipovolemik ?

1
4. Apa saja tanda dan gejala syok hipovolemik ?
5. Bagaimana komplikasi syok hipovolemik ?
6. Bagaimana penatalaksanaan syok hipovolemik ?
7. Apa saja peralatan yang digunakan terhadap syok hipovolemik ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi syok hipovolemik
2. Untuk mengetahui etiologi syok hipovolemik
3. Untuk mengetahui patofisiologi syok hipovolemik
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala syok hipovolemik
5. Untuk mengetahui komplikasi syok hipovolemik
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan syok hipovolemik
7. Untuk mengetahui peralatan yang digunakan terhadap syok hipovolemik

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Syok hipovolemik adalah ketidakmampuan jantung memasok darah yang
cukup ke tubuh akibat adanya kekurangan volume darah. Kekurangan darah ini
umumnya dipicu oleh pendarahan luar (akibat cedera atau luka benda tajam), dan
pendarahan dalam (akibat infeksi pada saluran pencernaan).
Apabila pendarahan hebat terjadi, secara langsung pasokan darah yang dipompa
jantung akan berkurang drastis, sehingga organ tidak mendapat pergantian zat yang
dibutuhkan. Keadaan tersebut disebut syok hipovolemik dengan gejala utama
penurunan tekanan darah serta suhu tubuh. Syok hipovolemik tersebut berpotensi
hilangnya nyawa seseorang, jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

2
Syok hipovolemik disebut juga syok preload yang ditamdai dengan
menurunnya volume intravaskuler oleh karena perdarahan. Syok hipovolemik juga
bisa terjadi karena kehilangan cairan tubuh yang lain. Menurunnya volume
intravaskuler menyebabkan penurunan volume intraventrikel kiri pada akhir distol
yang akibatnya juga menyebabkan menurunnya curah jantung (cardiac output).
Keadaan ini juga menyebabkan terjadinya mekanisme kompensasi dari pembuluh
darah dimana terjadi vasokonstriksi oleh katekolamin sehingga perfusi makin
memburuk. Pada luka bakar yang luas, terjadi kehilangan cairan melalui permukaan
kulit yang hangus atau di dalam lepuh. Muntah hebat atau diare juga dapat
mengakibatkan kehilangan cairan intravaskuler. Pada obstruksi, ileus dapat terkumpul
beberapa liter cairan di dalam usus. Pada diabetes atau penggunaan diuretic kuat dapat
terjadi kehilangan cairan karena dieresis yang berlebihan. Kehilangan cairan juga
dapat ditemukan pada sepsis berat, pancreatitis akut, atau peritonitis purulenta difus.
Pada syok hipovolemik, jantung akan tetap sehat dan kuat, kecuali jika miokard sudah
mengalami hipoksia karena perfusi yang sangat berkurang. Respon tubuh terhadap
perdarahan tergantung pada volume, kecepatan dan lama perdarahan. Bila volume
intravaskuler berkurang, tubuh akan selalu berusaha mempertahankan perfusi organ-
organ vital (jantung dan otak) dengan mengorbankan perfusi organ yang lain seperti
ginjal, hati dan kulit akan terjadi perubahan-perubahan hormonal melalui system
rennin-angiotensin-aldosteron, system ADH, dan system saraf simpatis. Cairan
interstitial akan masuk ke dalam pembuluh darah untuk mengembalikan volume
intravascular, dengan akibat terjadi hemodilusi (dilusi plasma protein dan hematokrit)
dan dehidrasi interstitial. Dengan demikian tujuan utama dalam mengatasi syok
perdarahan adalah menormalkan kembali volume intravascular dan interstitial. Bila
deficit volume intravascular hanya dikoreksi dengan memberikan darah maka masih
tetap terjadi deficit interstistial, dengan akibatnya tanda-tanda vital yang masih belum
stabil dan produksi urin yang berkurang. Pengambilan volume plasma dan interstitial
ini hanya mungkin bila diberikan kombinasi cairan koloid (darah, plasma, dextran,
dan sebagainya) dan cairan garam seimbang.
Derajat syok :
1. Syok Ringan
Penurunan perfusi hanya pada jaringan dan organ non vital seperti kulit,
lemak, otot rangka, dan tulang. Jaringan ini relatif dapat hidup lebih lama dengan
perfusi rendah, tanpa adanya perubahan jaringan yang menetap (irreversible).
3
Kesadaran tidak terganggu, produksi urin normal atau hanya sedikit menurun,
asidosis metabolik tidak ada atau ringan.
2. Syok Sedang
Perfusi ke organ vital selain jantung dan otak menurun (hati, usus, ginjal).
Organ-organ ini tidak dapat mentoleransi hipoperfusi lebih lama seperti pada
lemak, kulit dan otot. Pada keadaan ini terdapat oliguri (urin kurang dari 0,5
mg/kg/jam) dan asidosis metabolik. Akan tetapi kesadaran relatif masih baik.
3. Syok Berat
Perfusi ke jantung dan otak tidak adekuat. Mekanisme kompensasi syok
beraksi untuk menyediakan aliran darah ke dua organ vital. Pada syok lanjut
terjadi vasokontriksi di semua pembuluh darah lain. Terjadi oliguri dan asidosis
berat, gangguan kesadaran dan tanda-tanda hipoksia jantung (EKG abnormal,
curah jantung menurun).

B. Etiologi
Syok hipovolemik disebabkan oleh penurunan volume darah efektif.
Kekurangan volume darah sekitar 15 sampai 25 persen biasanya akan menyebabkan
penurunan tekanan darah sistolik; sedangkan deficit volume darah lebih dari 45
persen umumnya fatal. Syok setelah trauma biasanya jenis hipovolemik, yang
disebabkan oleh perdarahan (internal atau eksternal) atau karena kehilangan cairan ke
dalam jaringan kontusio atau usus yang mengembang kerusakan jantung dan paru-
paru dapat juga menyokong masalah ini secara bermakna. Syok akibat kehilangan
cairan berlebihan bias juga timbul pada pasien luka bakar yang luas (john
a.boswick,1998:44).

Syok hipovolemik yang dapat disebabkan oleh hilangnya cairan intravaskuler,


misalnya terjadi pada:
1. Kehilangan darah atau syok hemoragik karena perdarahan yang mengalir keluar
tubuh seperti hematotoraks, ruptura limpa, dan kehamilan ektopik terganggu.
2. Trauma yang berakibat fraktur tulang besar, dapat menampung kehilangan darah
yang besar. Misalnya, fraktur humerus menghasilkan 500–1000 ml perdarahan
atau fraktur femur menampung 1000–1500 ml perdarahan.
3. Kehilangan cairan intravaskuler lain yang dapat terjadi karena kehilangan protein
plasma atau cairan ekstraseluler, misalnya pada:
4
a. Gastrointestinal: peritonitis, pankreatitis, dan gastroenteritis.
b. Renal: terapi diuretik, krisis penyakit Addison.
c. Luka bakar (kombustio) dan anafilaksis.

Pada syok, konsumsi oksigen dalam jaringan menurun akibat berkurangnya


aliran darah yang mengandung oksigen atau berkurangnya pelepasan oksigen ke
dalam jaringan. Kekurangan oksigen di jaringan menyebabkan sel terpaksa
melangsungkan metabolisme anaerob dan menghasilkan asam laktat. Keasaman
jaringan bertambah dengan adanya asam laktat, asam piruvat, asam lemak, dan
keton (Stene-Giesecke, 1991). Yang penting dalam klinik adalah pemahaman kita
bahwa fokus perhatian syok hipovolemik yang disertai asidosis adalah saturasi
oksigen yang perlu diperbaiki serta perfusi jaringan yang harus segera dipulihkan
dengan penggantian cairan. Asidosis merupakan urusan selanjutnya, bukan
prioritas utama.

C. Patofisiologi
Menurut patofisiologinya, syok terbagi atas 3 fase yaitu :
1. Fase Kompensasi
Penurunan curah jantung (cardiac output) terjadi sedemikian rupa sehingga
timbul gangguan perfusi jaringan tapi belum cukup untuk menimbulkan gangguan
seluler. Mekanisme kompensasi dilakukan melalui vasokonstriksi untuk
menaikkan aliran darah ke jantung, otak dan otot skelet dan penurunan aliran
darah ke tempat yang kurang vital. Faktor humoral dilepaskan untuk
menimbulkan vasokonstriksi dan menaikkan volume darah dengan konservasi air.
Ventilasi meningkat untuk mengatasi adanya penurunan kadar oksigen di daerah
arteri. Jadi pada fase kompensasi ini terjadi peningkatan detak dan kontraktilitas
otot jantung untuk menaikkan curah jantung dan peningkatan respirasi untuk
memperbaiki ventilasi alveolar. Walau aliran darah ke ginjal menurun, tetapi
karena ginjal mempunyai cara regulasi sendiri untuk mempertahankan filtrasi
glomeruler. Akan tetapi jika tekanan darah menurun, maka filtrasi glomeruler juga
menurun.
2. Fase Progresif
Terjadi jika tekanan darah arteri tidak lagi mampu mengkompensasi
kebutuhan tubuh. Faktor utama yang berperan adalah jantung. Curah jantung tidak
5
lagi mencukupi sehingga terjadi gangguan seluler di seluruh tubuh. Pada saat
tekanan darah arteri menurun, aliran darah menurun, hipoksia jaringan bertambah
nyata, gangguan seluler, metabolisme terganggu, produk metabolisme menumpuk,
dan akhirnya terjadi kematian sel. Dinding pembuluh darah menjadi lemah, tak
mampu berkonstriksi sehingga terjadi bendungan vena, vena balik (venous return)
menurun. Relaksasi sfinkter prekapiler diikuti dengan aliran darah ke jaringan
tetapi tidak dapat kembali ke jantung. Peristiwa ini dapat menyebabkan trombosis
kecil-kecil sehingga dapat terjadi koagulopati intravasa yang luas (DIC =
Disseminated Intravascular Coagulation). Menurunnya aliran darah ke otak
menyebabkan kerusakan pusat vasomotor dan respirasi di otak. Keadaan ini
menambah hipoksia jaringan. Hipoksia dan anoksia menyebabkan terlepasnya
toksin dan bahan lainnya dari jaringan (histamin dan bradikinin) yang ikut
memperjelek syok (vasodilatasi dan memperlemah fungsi jantung). Iskemia dan
anoksia usus menimbulkan penurunan integritas mukosa usus, pelepasan toksin
dan invasi bakteri usus ke sirkulasi. Invasi bakteri dan penurunan fungsi
detoksikasi hepar memperjelek keadaan. Dapat timbul sepsis, DIC bertambah
nyata, integritas sistim retikuloendotelial rusak, integritas mikro sirkulasi juga
rusak. Hipoksia jaringan juga menyebabkan perubahan metabolisme dari aerobik
menjadi anaerobik. Akibatnya terjadi asidosis metabolik, terjadi peningkatan asam
laktat ekstraseluler dan timbunan asam karbonat di jaringan.
3. Fase Irevesibel
Karena kerusakan seluler dan sirkulasi sedemikian luas sehingga tidak dapat
diperbaiki. Kekurangan oksigen mempercepat timbulnya ireversibilitas syok.
Gagal sistem kardiorespirasi, jantung tidak mampu lagi memompa darah yang
cukup, paru menjadi kaku, timbul edema interstisial, daya respirasi menurun, dan
akhirnya anoksia dan hiperkapnea

6
4. Tanda dan gejala
Tanda-tanda dan gejala yang ditunjukkan ketika seseorang mengalami syok
hipovolemik umumnya bervariasi. Hal ini tergantung dari volume darah yang
hilang dan seberapa cepat tubuh kehilangan darah.
Beberapa penderita mungkin akan merasa demam, kesulitan bernapas, sulit
berdiri, hingga pingsan. Gejala apa pun yang muncul dapat berpotensi
membahayakan nyawa dan membutuhkan pertolongan medis sesegera mungkin.
Gejala-gejala dari syok mungkin tidak akan langsung muncul. Lansia mungkin
tidak mengalami gejala-gejala ini hingga kondisi ini menjadi cukup berat.
Gejala syok hipovolemik yang tergolong ringan umumnya meliputi: Sakit
kepala, berkeringat berlebihan, kelelahan, mual, kepala pusing.
Selain itu, terdapat pula gejala-gejala yang lebih serius, seperti :
 Kulit yang dingin dan pucat
 Berkurangnya atau tidak dihasilkannya urine (tidak buang air kecil)
 Detak jantung tidak beraturan (takikardia)
 Denyut nadi melemah
 Kebingungan
 Bibir membiru

7
 Kepala terasa ringan
 Napas cepat dan pendek-pendek
 Tidak sadarkan diri
Biasanya, kondisi ini juga disertai dengan gejala-gejala pendarahan dalam atau
internal, seperti:
 Sakit perut
 Buang air besar berdarah
 Feses berwarna hitam dan bertekstur lengket
 Urine mengandung darah
 Muntah darah
 Nyeri dada
 Perut membengkak

Meskipun beberapa tanda dan gejala menyerupai penyakit lain, seperti flu
perut, Anda harus memeriksakan diri ke dokter jika salah satu atau beberapa
gejala di atas muncul. Semakin lama Anda menunggu munculnya gejala yang
lebih serius, kondisi kerusakan organ akan semakin sulit dihindari.

5. Komplikasi
Kurangnya aliran darah dan cairan di dalam tubuh dapat menyebabkan
terjadinya beberapa komplikasi. pasien syok hipovelemik yang tidak segera
mendapat pertolongan medis dapat mengalami cedera iskemik pada organ-organ
vital. Ini berisiko menyebabkan gagal fungsi pada organ tersebut. Berikut adalah
beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat syok hipovolemik:
a) Kerusakan ginjal
b) Kerusakan otak
c) Gangren pada tangan dan kaki, kadang menyebabkan amputasi
d) Serangan jantung
e) Kerusakan organ lain
f) Kematian

Efek dari syok hipovolemik tergantung pada seberapa cepat tubuh


kehilangan darah, serta volume darah yang hilang. Jika memiliki penyakit
kronis seperti diabetes, stroke, atau masalah jantung, risiko untuk mengalami

8
komplikasi jauh lebih tinggi. Selain itu, jika Seseorang menderita gangguan
pembekuan darah, seperti hemofilia, kemungkinan untuk mengalami
komplikasi juga jauh lebih berat

6. Penatalaksanaan
Tujuan utama dalam mengatasi syok hipovolemik adalah (1) memulihkan
volume intravascular untuk membalik urutan peristiwa sehingga tidak mengarah
pada perfusi jaringan yang tidak adekuat. (2) meredistribusi volume cairan, dan
(3) memperbaiki penyebab yang mendasari kehilangan cairan secepat mungkin.
Jika pasien sedang mengalami hemoragi, upaya dilakukan untuk menghentikan
perdarahan. Mencakup pemasangan tekanan pada tempat perdarahan atau
mungkin diperlukan pembedahan untuk menghentikan perdarahan internal.
Pemasangan dua jalur intra vena dengan jarum besar dipasang untuk membuat
akses intra vena guna pemberian cairan. Maksudnya memungkinkan pemberian
secara simultan terapi cairan dan komponen darah jika diperlukan. Contohnya :
Ringer Laktat dan Natrium clorida 0,9 %, Koloid (albumin dan dekstran 6 %).
Pemberian posisi trendelenberg yang dimodifikasi dengan meninggikan
tungkai pasien, sekitar 20 derajat, lutut diluruskan, trunchus horizontal dan kepala
agak dinaikan. Tujuannya, untuk meningkatkan arus balik vena yang dipengaruhi
oleh gaya gravitasi.
Medikasi akan diresepkan untuk mengatasi dehidarasi jika penyebab yang
mendasari adalah dehidrasi. Contohnya, insulin akan diberikan pada pasien
dengan dehidrasi sekunder terhadap hiperglikemia, desmopresin (DDVP) untuk
diabetes insipidus, preparat anti diare untuk diare dan anti emetic untuk muntah
muntah.
Military anti syoc trousersn (MAST) adalah pakain yang dirancang untuk
memperbaiki perdarahan internal dan hipovolemia dengan memberikan tekanan
balik disekitar tungkai dan abdomen. Alat ini menciptakan tahanan perifer
artificial dan membantu menahan perfusi coroner.
Penatalaksanaan pra rumah sakit pada pasien dengan syok hipovolemik sering
dimulai pada tempat kejadian atau di rumah. Tim yang menangani pasien sebelum
ke rumah sakit sebaiknya bekerja mencegah cedera lebih lanjut, membawa pasien
ke rumah sakit sesegera mungkin, dan memulai penanganan yang sesuai.
Intervensi sebelum ke rumah sakit terdiri dari immobilisasi (pada pasien trauma),

9
menjamin jalan napas yang adekuat, menjamin ventilasi, dan memaksimalkan
sirkulasi. Dalam penanganan syok hipovolemik, ventilasi tekanan positif dapat
mengurangi aliran balik vena, mengurangi cardiac output, dan memperburuk
status/keadaan syok. Walaupun oksigenasi dan ventilasi penting, kelebihan
ventilasi tekanan positif dapat merusak pada pasien dengan syok hipovolemik.
Penanganan yang sesuai biasanya dapat dimulai tanpa keterlambatan transportasi.
Beberapa prosedur, seperti memulai pemberian infus atau fiksasi ekstremitas,
dapat dilakukan ketika pasien sudah dibebaskan. Namun, tindakan yang
memperlambat pemindahan pasien sebaiknya ditunda. Keuntungan pemberian
cairan intravena segera pada tempat kejadian tidak jelas. Namun, infus intravena
dan resusitasi cairan harus dimulai dan dilanjutkan dalam perjalanan ke tempat
pelayanan kesehatan.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Kaji jumlah kehilangan volume cairan dan mulai lakukan penggantian cairan
sesuai order. Pastikan golongan darah untuk pemberian terapi transfusi
2. Kaji AGD/Analisa Gas Darah, jika pasien mengalami cardiac atau respiratory
arrest lakukan CPR
3. Berikan terapi oksigen sesuai order. Monitor saturasi oksigen dan hasil AGD
untuk mengetahui adanya hypoxemia dan mengantisipasi diperlukannya
intubasi dan penggunaan ventilasi mekanik. Atur posisi semi fowler untuk
memaksimalkan ekspansi dada. Jaga pasien tetap tenang dan nyaman untuk
meminimalkan kebutuhan oksigen
4. Monitor vital sign, status neurologis, dan ritme jantung secara
berkesinambungan. Observasi warna kulit dan cek capillary refill
5. Monitor parameter hemodinamik, termasuk CVP, PAWP, dan cardiac output,
setiap 15 menit, untuk mengevaluasi respon pasien terhadap treatmen yang
sudah diberikan
6. Monitot intake dan output.pasang dower cateter dan kaji urin output setiap
jam. Jika perdarahan berasal dari gastrointestinal maka cek feses, muntahan,
dan gastric drainase. Jika output kuranng dari 30 ml/jam pada pasien dewasa
pasang infuse, tetapi awasi adanya tanda kelebihan cairan seperti peningkatan
PAWP. Lapor dokter jika urin output tidak meningkat
7. Berikan transfuse sesuai lorder, monitor Hb secara serial dan HCT

10
8. Berikan Dopamin atau norepineprin I.V., sesuai order untuk meningkatkan
kontraktilitas jantung dan perfusi renal
9. Awasi tanda-tanda adanya koagulopati seperti petekie, perdarahan, catat
segera
10.Berikan support emosional
11.Siapkan pasien untuk dilakukan pembedahan, jika perlu.
Pemantauan yang perlu dilakukan dalam menentukan kecepatan infus: Nadi:
nadi yang cepat menunjukkan adanya hipovolemia. Tekanan darah: bila tekanan
darah < 90 mmHg pada pasien normotensi atau tekanan darah turun > 40 mmHg
pada pasien hipertensi, menunjukkan masih perlunya transfusi cairan. Produksi
urin. Pemasangan kateter urin diperlukan untuk mengukur produksi urin.
Produksi urin harus dipertahankan minimal 1/2 ml/kg/jam. Bila kurang,
menunjukkan adanya hipovolemia. Cairan diberikan sampai vena jelas terisi dan
nadi jelas teraba. Bila volume intra vaskuler cukup, tekanan darah baik, produksi
urin < 1/2 ml/kg/jam, bisa diberikan Lasix 20-40 mg untuk mempertahankan
produksi urine. Dopamin 2-5 µg/kg/menit bisa juga digunakan pengukuran
tekanan vena sentral (normal 8-12 cmH2O), dan bila masih terdapat gejala umum
pasien seperti gelisah, rasa haus, sesak, pucat, dan ekstremitas dingin,
menunjukkan masih perlu transfusi cairan.
7. Peralatan yang digunakan

8. Pertolongan pertama korban syok hipovolemik


Syok hipovolemik yang tidak diobati bisa merenggut nyawa seseorang. Oleh
karena itu, ia perlu dibawa ke UGD untuk mendapatkan pertolongan. Sampai
mobil ambulance tiba, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain:
 Minta orang tersebut berbaring rata dengan kaki ditinggikan sekitar 30
sentimeter.
 Jangan memindahkan orang tersebut jika kamu mencurigai adanya cedera
kepala, leher, atau punggung.
 Jaga agar korban tetap hangat untuk menghindari hipotermia.
 Jangan berikan cairan kepada orang tersebut melalui mulut.

11
 Jangan mengangkat kepalanya. Bersihkan kotoran atau kotoran yang terlihat
dari lokasi cedera. Jangan lepaskan kaca yang tertanam, pisau, tongkat, panah,
atau benda lain yang tersangkut di luka. Jika area tersebut bersih dari puing-
puing dan tidak ada benda yang terlihat menonjol darinya, ikat kain, seperti
kemeja, handuk, atau selimut, di sekitar lokasi cedera untuk meminimalkan
kehilangan darah. Berikan tekanan ke area tersebut. Jika bisa, ikat atau
rekatkan kain ke bagian yang cedera.

BAB III
PENUTUP

12
A. KESIMPULAN
Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan
metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan
perfusi yang menuju ke organ-organ vital tubuh, sehingga mengakibatkan disfungsi
organ dalam tubuh. Salah satunya adalah syok hipovolemik, syok hipovolemik. Syok
hipovolemik merupakan syok yang terjadi akaibat berkurangnya volume plasma di
intravaskuler. Syok ini dapat terjadi akibat perdarahan hebat (hemoragik).
Perdarahan akan menurunkan tekanan pengisian pembuluh darah rata-rata dan
menurunkan aliran darah balik ke jantung. Hal inilah yang menimbulkan penurunan
curah jantung (heart pulse rate). Ketika heart pulse rate turun, ketahanan vaskular
sistemik akan berusaha untuk meningkatkan tekanan sistemik guna menyediakan
perfusi yang cukup bagi jantung dan otak melebihi jaringan lain seperti otot, kulit
dan khususnya traktus gastrointestinal. Kebutuhan energi untuk pelaksanaan
metabolisme di jantung dan otak sangat tinggi tetapi kedua sel organ itu tidak
mampu menyimpan cadangan energi. Jika hal ini terus berlanjut maka satu persatu
organ tubuh akan mati dan berujung dapat menyebabkan kematian.
B. SARAN
Bagi korban yang terkena syok, utamanya syok yang bersifat hipovolemik harus
mendapatkan penangana secara langsung, Karena jika tidak dapat ditangani secara
cepat dan tepat, maka satu persatu organ mengalami disfungsi dan mati sehingga
berujung pada kematian.

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Healthline. Diakses pada 2019. Hemorrhagic (Hypovolemic) Shock.

NIH. MedlinePlus. Diakses pada 2019. Hypovolemic Shock.

Dewi, E., & Rahayu, S. (2017). Kegawatdaruratan syok hipovolemik. Jurnal Berita Ilmu
Keperawatan, 2(2).

13
Na’imah, Shylma. 2021. “Syok Hipovolemik”,
https://hellosehat.com/kelainan-darah/hemofilia/syok-hipovolemik/#34713-tanda-
tanda-gejala, diakses pada 24 maret 2022 pukul13:49

14

Anda mungkin juga menyukai