Bab Ii - Fitri - 1911102416018
Bab Ii - Fitri - 1911102416018
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
pembuluh darah, pembuluh inilah yang membawa darah dari jantung dan
akibat hipertensi, hal ini dapat menimbulkan gejala lebih lanjut pada organ
target yang dapat menyebabkan kerusakan organ target yang lebih parah
2. Etiologi
antara lain:
7
8
1) Faktor keturunan
hipertensi.
2) Ciri perseorangan
putih)
9
3) Kebiasaan hidup
hipertensi.
b. Hipertensi sekunder
tanpa adanya gejala dan hipertensi dengan gejala yang lazim muncul
a) Definisi nyeri
b) Klasifikasi nyeri
hari.
spinalis).
saraf perifer, yang terdiri dari jalur saraf aferen pusat dan
berlebihan.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri Nyeri
Nyeri Sedang Berat
Keterangan :
berat
4. Patofisiologis (Pathway)
Gambar 2.2 (WOC) dengan menggunakan standar diagnosa keperawatan dalam PPNI (2017)
Elastisitas menurun
(Arteriosklerosis)
Hipertensi
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
16
Gangguan sirkulasi
Penyumbatan Resistensi Suplay Vasokontriksi pembuluh Sistemik Koroner Mual & Spasme
pembuluh pembuluh O2 darah ginjal muntah arteriole
darah otak darah menurun Vasokontriksi Iskemi
meningkat miocard
Gagal ginjal Vasokontriksi Diplopia
pembuluh Afterload Defisit
Resiko Penurunan darah ginjal meningkat Nyeri akut nutrisi
perfusi Nyeri akut pembentukan
Risiko jatuh
serebral SDM Fatique
tidak efektif Bloodflow
aliran darah Resiko
Anemia menurun tinggi
penurunan
Pucat Hiperventilasi Intoleransi
Respon RAA curah
aktivitas
jantung
Edema
Asites Hipervolemi
a
17
5. Klasifikasi
a. Berdasarkan Penyebabnya
10%. Kondisi medis atau obat yang sudah ada sebelumnya seperti
Twiggs, 2018).
hipertensi
18
kategori, yaitu :
1) Riwayat keluarga
2) Usia
3) Jenis kelamin
dibandingkan wanita.
19
4) Ras/etnik
1) Merokok
3) Konsumsi alkohol
7. Komplikasi Hipertensi
a. Penyakit jantung
b. Ginjal
c. Otak
dapat terjadi pada otak. Ketika arteri yang mensuplai otak membesar
22
d. Mata
8. Penatalaksanaan
darah diastolik di bawah 90 mmHg dan pengendalian faktor resiko. Hal ini
dapat dicapai dengan perubahan gaya hidup saja atau dengan obat
hipertensi.
c. Olahraga
kesehatan jantung.
a. Diuretik
kalium serum serta tekanan darah dalam posisi berdiri. Dalam studi
hipertensi.
miokard, dan kejadian gagal jantung. Penggunaan obat jenis ini tidak
25
golongan ACEI. Mual, lemas, pusing, dan sakit kepala adalah efek
pembuluh darah arteri. Obat CCB terbagi dalam dua kategori, yaitu
Karena efek samping yang serius, hanya sejumlah kecil lansia yang
efektifitas yang baik dalam menurunkan tekanan darah, namun tidak ada
sistem saraf pusat otak dan menyebabkan depresi, mulut kering, dan sedasi.
kalium dan air, refleks takikardia, dan efek samping lain yang serupa dengan
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
b. Keluhan Utama
pusing, gelisah, leher kaku, penglihatan kabur, mudah lelah, nyeri dada,
dan impotensi.
jenis obat.
f. Pemeriksaan Fisik
1) Aktivitas/Istirahat
nafas pendek.
2) Sirkulasi
diaforesis.
mungkin lambat/tertunda.
3) Integritas Ego
pekerjaan.
29
4) Eliminasi
5) Makanan/Cairan
glikosuria.
6) Neurosensori
7) Nyeri/Ketidaknyamanan
8) Pernapasan
merokok.
sianosis.
9) Keamanan
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi
2 Perfusi perifer tidak efektif Perfusi Perifer (L.02011) 2.1 Perawatan Sirkulasi (I.02079)
b.d peningkatan tekanan Ekspektasi : Meningkat Observasi
darah (D.0009) Kriteria Hasil 2.1.1 Periksa sirkulasi perifer (mis. nadi perifer, edema, pengisian
- Denyut nadi perifer kapiler, warna, suhu, ankle-brachial index)
- Penyembuhan luka 2.1.2 Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi (mis. diabetes,
- Sensasi perokok, orang tua, hipertensi dan kadar kolestrol tinggi)
Keterangan : 2.1.3 Monitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak pada ekstremitas
1 Menurun Terapeutik
2 Cukup Menurun 2.1.4 Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area
3 Sedang keterbatasan perfusi
4 Cukup Meningkat 2.1.5 Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas tangan
5 Meningkat dengan keterbatasan perfusi
2.1.6 Hindari penekanan dan pemasangan tourniqet pada area yang
- Warna kulit pucat cedera
- Edema perifer 2.1.7 Lakukan pencegahan infeksi
- Nyeri ekstremitas 2.1.8 Lakukan perawatan kaki dan kuku
- Parestesia 2.1.9 Lakukan hidrasi
- Kelemahan otot Edukasi
- Kram otot 2.1.10 Anjurkan berhenti merokok
- Bruit femoralis 2.1.11 Anjurkan berolahraga rutin
- Nekrosis
35
- Haluaran urin 3.1.1 Periksa tanda dan gejala hipervolemia (mis. ortopnea, dispnea,
- Kelembaban membran edema, JVP/CVP meningkat, refleks hepatojugular positif, suara
mukosa napas tambahan)
- Asupan makanan 3.1.2 Identifikasi penyebab hipervolemia
Keterangan : 3.1.3 Monitor status hemodinamik (mis. frekuensi jantung, tekanan
1 Menurun darah, MAP,CVP, PAP, PCWP, CO,CI), jika tersedia
2 Cukup Menurun 3.1.4 Monitor intake dan output cairan
3 Sedang 3.1.5 Monitor tanda hemokonsentrasi (mis. kadar natrium, BUN,
4 Cukup Meningkat hematokrit, berat jenis urine)
4 Meningkat 3.1.6 Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma (mis. kadar
protein dan albumin meningkat)
- Edema 3.1.7 Monitor kecepatan infus secara ketat
- Dehidrasi 3.1.8 Monitor efek samping diuretik (mis. hipotensi ortostatik,
- Asites hipovolemia, hipokalemia, hiponatremia)
- Konfusi Terapeutik
Keterangan : 3.1.9 Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama
1 Meningkat 3.1.10 Batasi asupan cairan dan garam
2 Cukup Meningkat 3.1.11 Tinggikan kepala tempat tidur 30-40o
3 Sedang Edukasi
4 Cukup Menurun 3.1.12 Anjurkan melapor jika haluaran urin <0,5 mL/kg/jam dalam 6
5 Menurun jam
3.1.13 Anjurkan melapor jika BB bertambah >1 kg dalam sehari
- Tekanan darah 3.1.14 Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran cairan
- Denyut nadi radial 3.1.15 Ajarkan cara membatasi cairan
- Tekanan arteri rata-rata Kolaborasi
- Membran mukosa 3.1.16 Kolaborasi pemberian diuretik
- Mata cekung 3.1.17 Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat diuretik
- Turgor kulit 3.1.18 Kolaborasi pemberian continuous renal replacement therapy
- Berat badan (CRRT), jika perlu
Keterangan :
1 Memburuk 3.2 Pemantauan Cairan (I.03121)
2 Cukup Memburuk Observasi
3 Sedang 3.2.1 Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
4 Cukup Membaik 3.2.2 Monitor frekuensi napas
5 Membaik 3.2.3 Monitor tekanan darah
3.2.4 Monitor berat badan
3.2.5 Monitor waktu pengisian kapiler
3.2.6 Monitor elastisitas atau turgor kulit
3.2.7 Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine
37
- Pengetahuan tentang pilihan 5.1.10 Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. piramida makanan)
minuman yang sehat 5.1.11 Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- Pengetahuan tentang 5.1.12 Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
standar asupan nutrisi yang 5.1.13 Berikan makanan tinggi kalori, dan tinggi protein
tepat 5.1.14 Berikan suplemen makanan, jika perlu
- Penyiapan dan 5.1.15 Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastrik jika
penyimpanan makanan asupan oral dapat ditoleransi
yang aman Edukasi
- Penyiapan dan 5.1.16 Anjurkan posisi duduk, jika mampu
penyimpanan minuman 5.1.17 Ajarkan diet yang diprogramkan
yang aman
- Sikap terhadap
makanan/minuman sesuai Kolaborasi
dengan tujuan kesehatan 5.1.18 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda
Keterangan : nyeri, antiemetik), jika perlu
1 Menurun 5.1.19 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
2 Cukup Menurun jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
3 Sedang
4 Cukup Meningkat 5.2 Promosi Berat Badan (I.03136)
5 Meningkat Observasi
5.2.1 Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
- Perasaan cepat kenyang 5.2.2 Monitor adanya mual dan muntah
- Nyeri abdomen 5.2.3 Monitor jumlah kalori yang dikonsumsi sehari-hari
- Sariawan 5.2.4 Monitor berat badan
- Rambut rontok 5.2.5 Monitor albumin, limfosit, dan elektrolit, serum
- Diare Terapeutik
Keterangan : 5.2.6 Berikan perawatan mulut sebelum pemberian makan, jika perlu
1 Meningkat 5.2.7 Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien (mis.
2 Cukup Meningkat makanan dengan tekstur halus, makanan yang diblender,
3 Sedang makanan cair yang diberikan melalui NGT atau gastrostomi,
4 Cukup Menurun total parenteral nutrition sesuai indikasi)
5 Menurun 5.2.8 Hidangkan makanan secara menarik
5.2.9 Berikan suplemen, jika perlu
- Berat badan 5.2.10 Berikan pujian pada pasien/keluarga untuk peningkatan yang
- Indeks Massa Tubuh (IMT) dicapai
- Frekuensi makan Edukasi
- Nafsu makan 5.2.11 Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namun tetap
- Bising usus terjangkau
- Tebal lipatan kulit trisep 5.2.12 Jelaskan peningkatan asupan kalori yang dibutuhkan
40
- Membran mukosa
Keterangan :
1 Memburuk
2 Cukup Memburuk
3 Sedang
4 Cukup Membaik
5 Membaik
6 Intoleransi aktivitas b.d Toleransi Aktivitas (L.05047) 6.1 Manajemen Energi (I.05178)
kelemahan (D.0056) Ekspektasi : Meningkat Observasi
Kriteria Hasil 6.1.1 Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
- Frekuensi nadi kelelahan
- Saturasi oksigen 6.1.2 Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Kemudahan dalam 6.1.3 Monitor pola dan jam tidur
melakukan aktivitas sehari- 6.1.4 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan
hari aktivitas
- Kecepatan berjalan Terapeutik
- Jarak berjalan 6.1.5 Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya,
- Kekuatan tubuh bagian atas suara, kunjungan)
- Kekuatan tubuh bagian 6.1.6 Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
bawah 6.1.7 Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
- Toleransi dalam menaiki 6.1.8 Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah
tangga atau berjalan
Keterangan :
1 Menurun Edukasi
2 Cukup Menurun 6.1.9 Anjurkan tirah baring
3 Sedang 6.1.10 Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
4 Cukup Meningkat 6.1.11 Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan
5 Meningkat tidak berkurang
6.1.12 Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
- Keluhan lelah 6.1.13 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
- Dispnea saat aktivitas makanan
- Dispnea setelah aktivitas
- Perasaan lemah 6.2 Dukungan Ambulansi (I.06171)
- Aritmia saat aktivitas Observasi
- Aritmia setelah aktivitas 6.2.1 Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
- Sianosis 6.2.2 Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulansi
Keterangan : 6.2.3 Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai
1 Meningkat ambulansi
41
7 Ansietas b.d kurang Tingkat Ansietas (L.09093) 7.1 Reduksi Ansietas (I.09314)
terpapar informasi Ekspektasi : Menurun Observasi
(D.0080) Kriteria Hasil 7.1.1 Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi, waktu,
- Verbalisasi kebingungan stressor)
- Verbalisasi khawatir akibat 7.1.2 Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
kondisi yang dihadapi 7.1.3 Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
- Perilaku gelisah Terapeutik
- Perilaku tegang 7.1.4 Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
- Keluhan pusing 7.1.5 Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
- Anoreksia memungkinkan
- Palpitasi 7.1.6 Pahami situasi yang membuat ansietas
- Frekuensi pernapasan 7.1.7 Dengarkan dengan penuh perhatian
- Frekuensi nadi 7.1.8 Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- Tekanan darah 7.1.9 Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
- Diaforesis 7.1.10 Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
- Tremor 7.1.11 Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan
- Pucat datang
Keterangan : Edukasi
1 Meningkat 7.1.12 Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
2 Cukup Meningkat
3 Sedang 7.1.13 Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan,
4 Cukup Menurun dan prognosis
42
5 Menurun 7.1.14 Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
7.1.15 Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai
- Konsentrasi kebutuhan
- Pola tidur 7.1.16 Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
- Perasaan keberdayaan 7.1.17 Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
- Kontak mata 7.1.18 Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
- Pola berkemih 7.1.19 Latih teknik relaksasi
- Orientasi Kolaborasi
Keterangan : 7.1.20 Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
1 Memburuk
2 Cukup Memburuk
3 Sedang 7.2 Terapi Relaksasi (I.09326)
4 Cukup Membaik Observasi
5 Membaik 7.2.1 Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan
berkonsentrasi , atau gejala lain yang mengganggu kemampuan
kognitif
7.2.2 Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
7.2.3 Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan teknik
sebelumnya
7.2.4 Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu
sebelum dan sesudah latihan
7.2.5 Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
7.2.6 Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika memungkinkan
7.2.7 Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik
relaksasi
7.2.8 Gunakan pakaian longgar
7.2.9 Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama
7.2.10 Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik
atau tindakan medis lain, jika sesuai
Edukasi
7.2.11 Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang
tersedia (mis. musik, meditasi, napas dalam, relaksasi otot
progresif)
7.2.12 Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
7.2.13 Anjurkan mengambil posisi nyaman
7.2.14 Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
7.2.15 Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih
43
2 Cukup Menurun 9.1.5 Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
3 Sedang 9.1.6 Monitor saturasi oksigen
4 Cukup Meningkat 9.1.7 Monitor keluhan nyeri dada (mis. intensitas, lokasi, radiasi,
5 Meningkat durasi, presivitasi yang mengurangi nyeri)
- Palpitasi 9.1.8 Monitor EKG 12 sadapan
- Bradikardia 9.1.9 Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
- Takikardia 9.1.10 Monitor nilai laboratorium jantung (mis. elekrolit, enzim
- Gambaran EKG aritmia jantung, BNP, NTpro-BNP)
- Lelah 9.1.11 Monitor fungsi alat pacu jantung
- Edema
- Distensi vena jugularis 9.1.12 Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah
- Dispnea aktivitas
- Oliguria 9.1.13 Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum pemberian
- Pucat/ sianosis obat (mis. beta blocker, ACE inhibitor, calcium channel blocker,
- Paroxysmal nocturnal digoksin)
dyspnea (PND) Terapeutik
- Ortopnea 9.1.14 Posisikan pasien semi-Fowler atau Fowler dengan kaki ke bawah
- Batuk atau posisi nyaman
- Suara jantung S3 9.1.15 Berikan diet jantung yang sesuai (mis. batasi asupan kafein,
- Suara jantung S4 natrium, kolesterol, dan makanan tinggi lemak)
- Murmur jantung 9.1.16 Gunakan stocking elastis atau pneumatik intermiten, sesuai
- Berat badan indikasi
- Hepatomegali 9.1.17 Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat
- Pulmonary vascular 9.1.18 Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stres, jika perlu
resistance (PVR) 9.1.19 Berikan dukungan emosional dan spiritual
- Systemic vascular resitance 9.1.20 Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
Keterangan : Edukasi
1 Meningkat 9.1.21 Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
2 Cukup Meningkat 9.1.22 Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
3 Sedang 9.1.23 Anjurkan berhenti merokok
4 Cukup Menurun 9.1.24 Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
5 Menurun 9.1.25 Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan
harian
- Tekanan darah Kolaborasi
- Capillary refill time (CRT) 9.1.26 Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
- Pulmonary artery wedge 9.1.27 Rujuk ke program rehalibitasi jantung
pressure (PAWP)
- Central venous pressure 9.2 Perawatan Jantung Akut (1.02076)
Keterangan : Observasi
46
1 Memburuk 9.2.1 Identifikasi karakteristik nyeri dada (meliputi faktor pemicu dan
2 Cukup Memburuk pereda, kualitas, lokasi, radiasi, skala, durasi dan frekuensi)
3 Sedang 9.2.2 Monitor EKG 12 sadapan untuk perubahan ST dan T
4 Cukup Membaik 9.2.3 Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
5 Membaik 9.2.4 Monitor elektrolit yang dapat meningkatkan risiko aritmia (mis.
kalium, magnesium serum)
9.2.5 Monitor enzim jantung (mis. CK, CK-MB, Troponin T, Troponin
I)
9.2.6 Monitor saturasi oksigen
9.2.7 Identifikasi stratifikasi pada sindrom koroner akut (mis. skor
TIMI, Killip, Crusade)
Terapeutik
9.2.8 Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
9.2.9 Pasang akses intravena
9.2.10 Puasakan hingga bebas nyeri
9.2.11 Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi ansietas dan stres
9.2.12 Sediakan lingkungan yang kondusif untuk beristirahat dan
pemulihan
9.2.13 Siapkan menjalani intervensi koroner perkutan, jika perlu
9.2.14 Berikan dukungan emosional dan spiritual
Edukasi
9.2.15 Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
9.2.16 Anjurkan menghindari manuver Valsava (mis. mengedan saat
BAB atau batuk
9.2.17 Jelaskan tindakan yang dijalani pasien
9.2.18 Ajarkan teknik menurunkan kecemasan dan ketakutan
Kolaborasi
9.2.19 Kolaborasi pemberian antiplatelet, jika perlu
9.2.20 Kolaborasi pemberian antiangina (mis. nitrogliserin, beta
blocker, calcium channel blocker)
9.2.21 Kolaborasi pemberian morfin, jika perlu
9.2.22 Kolaborasi pemberian inotropik, jika perlu
9.2.23 Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah manuver Valsava
(mis. pelunak tinja, antiemetik)
9.2.24 Kolaborasi pencegahan trombus dengan antikoagulan, jika perlu
9.2.25 Kolaborasi pemeriksaan x-ray dada, jika perlu
10 Risiko perfusi serebral Perfusi Serebral (L.02014) 10.1 Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial (I.06194)
tidak efektif d.d hipertensi Ekspektasi : Meningkat Observasi
(D.0017) Kriteria Hasil
47
- Tingkat kesadaran 10.1.1 Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis. lesi, gangguan
- Kognitif metabolisme, edema serebral)
Keterangan : 10.1.2 Monitor tanda/gejala peningkatan TIK (mis. tekanan darah
1 Menurun meningkat, tekanan nadi melebar, bradikardia, pola napas
2 Cukup Menurun ireguler, kesadaran menurun)
3 Sedang 10.1.3 Monitor MAP (Mean Arterial Pressure)
4 Cukup Meningkat 10.1.4 Monitor CVP (Central Venous Pressure), jika perlu
5 Meningkat 10.1.5 Monitor PAWP, jika perlu
10.1.6 Monitor PAP, jika perlu
- Tekanan intra kranial 10.1.7 Monitor ICP, (Intra Cranial Pressure), jika perlu
- Sakit kepala 10.1.8 Monitor CPP (Cerebral Perfusion Pressure)
- Gelisah 10.1.9 Monitor gelombang ICP
- Kecemasan 10.1.10 Monitor status pernapasan
- Agitasi 10.1.11 Monitor intake dan output cairan
- Demam 10.1.12 Monitor cairan serebro-spinalis (mis. wana, konsistensi)
Keterangan : Terapeutik
1 Meningkat 10.1.13 Minimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang
2 Cukup Meningkat tenang
3 Sedang 10.1.14 Berikan posisi semi Fowler
4 Cukup Menurun 10.1.15 Hindari manuver Valsava
5 Menurun 10.1.16 Cegah terjadinya PEEP
10.1.17 Hindari pemberian cairan IV hipotonik
- Nilai rata-rata tekanan darah 10.1.18 Atur ventilator agar PaCO2 optimal
- Kesadaran 10.1.19 Pertahankan suhu tubuh normal
- Tekanan darah sistolik Kolaborasi
- Tekanan darah diastolik 10.1.20 Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan, jika perlu
- Refleks saraf 10.1.21 Kolaborasi pemberiann diuretik osmosis, jika perlu
Keterangan : 10.1.22 Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
1 Memburuk
2 Cukup Memburuk 10.2 Pemantauan Tekanan Intrakranial (I.06198)
3 Sedang Observasi
4 Cukup Membaik 10.2.1 Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis. lesi menempati
5 Membaik ruang, gangguan metabolisme, edema serebral, peningkatan
tekanan vena, obstruksi aliran cairan serebrospinal, hipertensi
intrakranial idiopatik)
10.2.2 Monitor peningkatan TD
10.2.3 Monitor pelebaran tekanan nadi (selisih TDS dan TDD)
10.2.4 Monitor penurunan frekuensi jantung
10.2.5 Monitor ireguleritas irama napas
48
a. Pengertia n l
Maifita, 2019).
seba ga i berikut :
l l
la tiha n
l l perna fa sa n l l l da la m. l l Terda pa t l l bebera pa l l ca ral l untuk
menghitung 1-2
menghitung 1-2
10) Mela kuka n penca ta ta n ja m pela ksa na an, kema mpua n klien,
l l l l l l l l l l l l
nyeri
pembeda ha n. l l
tingka t nyeri l
Effendi , Dita Amita (2019) denga n judul “Penga ruh Rela ksa si Na fa s l l l l l l l l l
ini mengguna ka n Uji Norma lita s, A na lisis Univa ria t da n Ana lisis l l l l l l l l l l l
4,37 (ra ta -ra ta nyeri seda ng). Tingka t nyeri ra ta -ra ta setela h rela ksa si
l l l l l l l l l l l l l
5. Implementa si Kepera wa ta n l l l l
dila kuka n oleh pera wa t untuk memba ntu pa sien da lam tra nsisi da ri sta tus
l l l l l l l l l l l
ya itu :
l
seha ri-ha ri, memberika n pera wa ta n diri, menyesua ika n posisi tidur,
l l l l l l l l
nutrisi berda sa rka n diit ya ng tela h dibua t oleh a hli gizi, a ktivita s fisik l l l l l l l l l
Terda pa t 2 jenis eva lua si ya itu eva luasi proses (forma tif) da n
l l l l l l l l l
renca na kepera wa ta n, dila kuka n eva lua si forma tif untuk menentuka n
l l l l l l l l l l l
Eva lua si
l l da n l pengka jia n l l ula ng l da pa t l l didokumenta sika n l l
perenca na a n). l l l
a ta u pengoba ta n.
l l l l
denga n tujua n meningka tka n sta tus klien. Metode ini dida sa rka n
l l l l l l l l
tertentu.
59
a khir pela ya na n.
l l l l