Anda di halaman 1dari 12

91.MEMBACA Q.S. YUNUS/10: 40-41 DAN Q.S.

AL-MAIDAH /5:
32 SESUAI DENGAN KAIDAH TAJWID DAN MAKHARIJUL
HURUF

PERANGKAT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN


PELAJARAN 2020/2021
Di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Micro Teaching
Program studi strata S1 Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu:
Dr. H. Hamzah, M.Ag.

Disusun oleh:

Firmansyah Eka Putra


(1207.19.2166)

5B PAI

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


STAI IBNU SINA BATAM
TAHUN 2021

1
91.SILABUS

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Balikpapan


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : XI/ 2
Aspek : Al-Qur’an

Materi Alokasi Sumber/Bahan/ Pendidikan


Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian
Pembelajaran Waktu Alat Karakter
Tatap Muka :
4.1 Membaca  QS Yunus; 40-  Membaca QS Yunus; 40-41dan QS Al-  Membaca QS Yunus; 40-41dan QS Jenis tagihan : 2 jam  Al-Quran dan Religius
Q.S. Yŭnus/10: 40-41 41 Maidah;32 Al-Maidah;32 dengan baik dan benar Tugas individu terjemah.
dan Q.S. al-Māidah  QS Al-  Mengidentifikasi tajwid dan makharijul  Mengidentifikasi tajwid dan Bentuk instrumen  Buku PAI kelas
/5: 32 sesuai dengan Maidah;32 huruf QS Yunus; 40-41dan QS Al- makharijul huruf QS Yunus; 40- Lbr Pengamatan XI
kaidah tajwid dan Maidah;32 41dan QS Al-Maidah;32  Buku-buku yang
makharijul huruf relevan.

Batam, 24 September 2021


Mengetahui
Kepala SMA Guru Mata Pelajaran PAI

( )
( )
91.RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Sekolah :SMA
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : XI/Genap
Materi Pokok : (Terlampir)
Alokasi Waktu : …. Menit ( …. X 3 pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Membaca Q.S. Yŭnus/10: 40-41 dan Q.S. al-Māidah /5: 32 sesuai dengan kaidah tajwid
dan makharijul huruf

B. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit X 3
Pertemuan)
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran
peserta didik sebagai sikap disiplin
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan dengan materi
selanjutnya.
Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan&manfaat) dengan mempelajari materi :
Membaca Q.S. Yŭnus/10: 40-41 dan Q.S. al-Māidah /5: 32 sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf
Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang akan ditempuh,

Kegiatan Inti ( 90 Menit X


3 Pertemuan )
Kegiatan Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi
Literasi Membaca Q.S. Yŭnus/10: 40-41 dan Q.S. al-Māidah /5: 32 sesuai dengan kaidah tajwid dan
makharijul huruf dengan cara mendengar, mengamati, membaca ulang melalui apa yang sudah di
dengar dari gurunya
Critical Thinking Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar
khususnya pada materi Membaca Q.S. Yŭnus/10: 40-41 dan Q.S. al-Māidah /5: 32 sesuai dengan
kaidah tajwid dan makharijul huruf.
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi dengan selalu dipandu oleh guru
mengenai Membaca Q.S. Yŭnus/10: 40-41 dan Q.S. al-Māidah /5: 32 sesuai dengan kaidah tajwid
dan makharijul huruf

Peserta didik dapat mempraktekan bacaan nya masing-masing di depan kelas lalu para siswa saling
Communication
mengoreksi dengan selalu dipandu/dibenarkan oleh guru
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Membaca Q.S.
Creativity
Yŭnus/10: 40-41 dan Q.S. al-Māidah /5: 32 sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf. Peserta
didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
KegiatanPenutup (15 Menit X
3 Pertemuan)
· Peserta didik dan guru merefleksi kegiatan pembelajaran.
· Peserta didik dan guru menarik kesimpulan dari hasil kegiatan Pembelajaran.
· Guru Memberikan penghargaan( misalnya Pujian atau bentuk penghargaan lain yang Relevan kepada individu
yang kinerjanya Baik.
· Menugaskan Peserta didik untuk terus mencari informasi dimana saja yang berkaitan dengan
materi/pelajaran yang sedang atau yang akan pelajari.
· Guru menyampaikan materi pembelajaran berikutnya.
· Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam dan doa.

C. Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Penilaian Sikap: Observasi dalam proses pembelajaran
2. Penilaian Pengetahuan: Tes tulis melalui bentuk uraian
3. Penilaian Keterampilan: Praktek

Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mapel

NIP. NIP/NRK
91.PENILAIAN AUTENTIK

Penilaian
Nama Kelas Makhrajil Tajwid(A3 Ket
Kelancaran(A1) huruf(A2) )

Note: A1:40
A2:30
A3:30
91.MATERI PEMBELAJARAN

Materi 1

Pengertian Al-Qur‟an secara Bahasa secara bahasa diambil dari kata: - ‫وقزانا‬
‫ ا قز‬- ‫يقزا‬- ‫ قزاة‬yang berarti sesuatu yang dibaca. Arti ini mempunyai makna anjuran
kepada umat Islam untuk membaca Alquran.Alquran juga bentuk mashdar dari ‫القزاة‬
yang berarti menghimpun dan mengumpulkan.Dikatakan demikian sebab seolah-olah
Alquran menghimpun beberapa huruf, kata, dan kalimat secara tertib sehingga
tersusun rapi dan benar. Oleh karena itu Alquran harus dibaca dengan benar sesuai
sesuai dengan makhraj dan sifat-sifat hurufnya, juga dipahami, diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari dengan tujuan apa yang dialami masyarakat untuk
menghidupkan Alquran baik secara teks, lisan ataupun budaya.1

Pengertian Al-Qur‟an tentu tidak lepas dari Al-Quran‟itu sendiri,Surat Al-


Fatihah dan Menurut istilah, Al-Qur‟an adalah kalam Allah yang bersifat mukjizat
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara jibril dengan lafal
dan maknanya dari Allah SWT, yang dinkilkan secara mutawatir, membacanya
merupakan ibadah, dimulai dengan diakhiri dengan surat An-Nas.2

Menurut istilah, kata Al-Qur‟an (Quran) tidak lain yang dimaksud adalah
kitabullah atau kalamullah subhanahu wa ta’ala yang diturunkansebagai wahyu
kepada Nabi Muhammad Saw. secara makna dan lafadh, yang membacanya adalah
ibadah, susunan kata dan isinya merupakan mukjizat, termaktub di dalam mushaf dan
dinukil secara mutawatir. Sebutan kalam Allah untuk Al-Qur‟an ini tidak diberikan
oleh Nabi Muhammad, juga tidak boleh para sahabat, tetapi dari Allah SWT. Dialah
yang memberikan nama kitab suci agama Islam ini Quran atau AlQur‟an.3

Membaca Al-Qur’an tidaklah sekedar membaca saja tapi juga harus melihat,
memahami cara membacanya yang benar, memahami isi dari bacaan, ataupun sampai
bisa mengamalkannya. Seperti yang disampaikan oleh Niha, membaca Al-Qur’an
adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau
hanya dalam hati, melafalkan apa yang tertulis dalam firman Allah SWT. Untuk bisa
membaca dengan baik suatu bahan bacaan, seseorang terlebih dahulu dituntut harus
mengenal huruf-huruf dan mampu melafalkan atau mengujarkannya dengan benar
dan tepat sesuai kaidah-kaidah pelafalannya.4

Dalam membaca Al-Qur’an setiap muslim juga sangat dianjurkan untuk


membaca secara tartil, yakni membaca dengan pelan-pelan, tenang dan teratur sesuai
kaidah ilmu tajwid. Menurut Asy-Suyuthy yang dikutip oleh Yusuf Al-Qaradhawi,
“disunatkan tartil ketika membaca AlQur’an”,5 sebagaimana firman Allah,

‫اَوْ ِز ْد َعلَ ْي ِه َو َرتِّ ِل ْالقُرْ ٰانَ تَرْ تِ ْياًل‬

Artinya: “dan bacalah Al-Qur’an itu secara tartil (perlahan-lahan).”

Hukum membaca Al-Qur’an dengan tartil adalah fardu ‘ain. Seruan dalam
ayat ini pada dasarnya tertuju kepada Nabi SAW, lalu kepada umatnya yang bersifat

1
M. Quraish Shihab, et. All, Sejarah dan Ulumul Qur’an. hal. 15
2
M. Quraish Shihab, et. All, Sejarah dan Ulumul Qur’an. hal. 13.
3
Umi Sumbulah, Dkk, Studi Al-Qur’an dan Hadis (Malang: UIN Maliki Press, cet I, 2014), hal. 5.
4
Nihayatul Hikmia, “Meningkatkan Kemahiran Membaca Al-Qur’an Anak Menggunakan Metode Jibril
di TPA Darussalam Desa Mekar Asri Lampung Utara” (Skripsi, UIN Raden Intan Lampung, 2017), 39
5
Yusuf Al-Qaradhawi, Bagaimana Berinteraksi Dengan Al-Qur’an (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2000),
166
mengikuti. Sedangkan mempelajari ilmu tajwid adalah fardu kifayah. Jadi, dapat
disimpulkan pembelajaran membaca Al-Qur`an adalah serangkaian aktivitas dalam
proses belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang pendidik dan peserta didik
untuk meningkatkan pengetahuan cara membaca yang baik dan benar dan
pemahaman mengenai isi suatu bacaan Al-Qur`an.

Q.S Surah Yunus ayat 40-41

َ‫ك اَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْف ِس ِد ْين‬


َ ُّ‫ࣖ َو ِم ْنهُ ْم َّم ْن يُّْؤ ِمنُ بِ ٖه َو ِم ْنهُ ْم َّم ْن اَّل يُْؤ ِمنُ بِ ٖ ۗه َو َرب‬

ْۤ ‫ك فَقُلْ لِّ ْي َع َملِ ْي َولَ ُك ْم َع َملُ ُك ۚ ْم اَ ْنتُ ْم بَ ِر ْۤيـُٔوْ نَ ِم َّمٓا اَ ْع َم ُل َواَن َ۠ا بَ ِر‬
َ‫ي ٌء ِّم َّما تَ ْع َملُوْ ن‬ َ ْ‫َواِ ْن َك َّذبُو‬

Dengan adanya ayat dari surah yunus ini untuk mempraktekan bacaan dengan
tartil yang akan selalu dipantau oleh guru agar bisa diperbaiki.

Materi 2

Menurut Minan dalam bukunya menjelaskan, tajwid merupakan materi penting


dalam membaca Al-Qur’an, tanpa mengerti dan faham materi tajwid tentu dalam
membaca Al-Qur’an akan kurang sesuai, apakah bacaan tersebut di baca panjang atau
bacaan tersebut di baca qalqalah, maka untuk mengetahui hal-hal tersebut dengan
mendalami ilmu tajwid dan alangkah baiknya ketika membaca Al-Qur’an di sertai
dengan tajwid yang baik dan benar maka akan memperindah suara. Ilmu tajwid yaitu,
ilmu yang mempelajari tentang pemberian huruf akan hak-haknya dan mustahaknya,
seperti tafḥīm, tarqīq, qalqalah, mad dan lain-lain.6
Menurut Hariri dalam bukunya, tajwid menurut bahasa adalah at-Tahsin
(memperbaiki). Sedangkan menurut istilah adalah ilmu yang mempelajari cara
mengucapkan huruf-huruf Al-Qur’an yang meliputi sifat, makhraj dan ahkamul
huruf. Dan kegunaan dari mempelajari ilmu tajwid adalah agar tidak ada kesalahan
dalam membaca ayat-ayat Allah (Al-Qur’an), dan agar ayat-ayat yang kita baca, baik
cara pengucapan huruf, sifat-sifat huruf sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah
ditetapkan oleh Ulama Ahli Qurro.7
Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardu kifayah, sedangkan
mengamalkannya adalah fardu ‘ain bagi setiap orang yang membaca Al-Qur’an.8
Pengertian Makharijul Huruf dari segi pembentukan bahasa, menurut al-
Qamhawi, berasal dari kata Makharij dan al-Huruf. Makharij adalah
bentuk jama’ (plural) dari kata makhraj yang berarti “tempat keluar”. Sedangkan
Huruf adalah bentuk plural dari kata harf. Sehingga, Makharijul Huruf secara bahasa
berarti tempat keluarnya huruf.
Sedangkan pengertian Makharijul Huruf secara istilah berarti tempat keluarnya
huruf-huruf hijaiyah dengan karakteristik tersendiri pada tiap
hurufnya.Huruf hijaiyah dalam hal ini adalah susunan dari ayat-ayat al-Quran.
Berbeda dengan al-Qamhawi, menurut al-Marshafi Makharijul Huruf adalah
suara yang keluar berdasarkan makhraj yang ditetapkan atau
diperkirakan. Makhraj yang ditetapkan disini dalam arti bagian yang telah ditetapkan
pada tenggorokan, lidah atau kedua bibir.9
Q.S Surah Al-Maidah ayat 32

6
Minan Zuhri, Pelajaran Tajwid (Kudus: Menara Kudus, t.tt.), 1
7
A. Hariri Sholeh, Abdullah Afif, Panduan Ilmu Tajwid: Penuntun Cara Membaca Al-Qur’an dengan
Baik dan Benar (Jombang: Unit Tahfidh Madrasah Qur’an Tebuireng Jombang Jatim, 2006), 1.
8
Ibid., 1.
9
https://tafsiralquran.id/pengertian-makharijul-huruf-dalam-ilmu-tajwid-dan-pembagiannya/
ۤ
ِ ْ‫س اَوْ فَ َسا ٍد فِى ااْل َر‬
َ َّ‫ض فَ َكاَنَّ َما قَتَ َل الن‬
‫اس‬ ٍ ‫ك ۛ َكتَ ْبنَا ع َٰلى بَنِ ْٓي اِ ْس َرا ِء ْي َل اَنَّهٗ َم ْن قَتَ َل نَ ْفس ًۢا بِ َغي ِْر نَ ْف‬َ ِ‫ِم ْن اَجْ ِل ٰذل‬
ِ ْ‫ك فِى ااْل َر‬
‫ض‬ ِ ‫اس َج ِم ْيعًا ۗ َولَقَ ْد َج ۤا َء ْتهُ ْم ُر ُسلُنَا بِ ْالبَيِّ ٰن‬
َ ِ‫ت ثُ َّم اِ َّن َكثِ ْيرًا ِّم ْنهُ ْم بَ ْع َد ٰذل‬ َ َّ‫َج ِم ْيع ًۗا َو َم ْن اَحْ يَاهَا فَ َكاَنَّ َمٓا اَحْ يَا الن‬
َ‫ْرفُوْ ن‬
ِ ‫لَ ُمس‬
Setelah banyak yang diperbaiki oleh guru bacaan para murid di materi
sebelumnya di materi kedua ini guru menjelaskan apa itu tajwid dan makharijul huruf
kepada murid sehingga para murid paham mengapa bacaan mereka sebelumnya
banyak yang diperbaiki.
Materi 3

Q.S Surah Yunus ayat 40-4110


َ‫ك اَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْف ِس ِد ْين‬
َ ُّ‫ࣖ َو ِم ْنهُ ْم َّم ْن يُّْؤ ِمنُ بِ ٖه َو ِم ْنهُ ْم َّم ْن اَّل يُْؤ ِمنُ بِ ٖ ۗه َو َرب‬

ْۤ ‫ك فَقُلْ لِّ ْي َع َملِ ْي َولَ ُك ْم َع َملُ ُك ۚ ْم اَ ْنتُ ْم بَ ِر ْۤيـُٔوْ نَ ِم َّمٓا اَ ْع َم ُل َواَن َ۠ا بَ ِر‬
َ‫ي ٌء ِّم َّما تَ ْع َملُوْ ن‬ َ ْ‫َواِ ْن َك َّذبُو‬
Q.S Surah Al-Maidah ayat 32 11
ۤ
ِ ْ‫س اَوْ فَ َسا ٍد فِى ااْل َر‬
َ َّ‫ض فَ َكاَنَّ َما قَتَ َل الن‬
‫اس‬ ٍ ‫ك ۛ َكتَ ْبنَا ع َٰلى بَنِ ْٓي اِ ْس َرا ِء ْي َل اَنَّهٗ َم ْن قَتَ َل نَ ْفس ًۢا بِ َغي ِْر نَ ْف‬َ ِ‫ِم ْن اَجْ ِل ٰذل‬
ِ ْ‫ك فِى ااْل َر‬
‫ض‬ ِ ‫اس َج ِم ْيعًا ۗ َولَقَ ْد َج ۤا َء ْتهُ ْم ُر ُسلُنَا بِ ْالبَيِّ ٰن‬
َ ِ‫ت ثُ َّم اِ َّن َكثِ ْيرًا ِّم ْنهُ ْم بَ ْع َد ٰذل‬ َ َّ‫َج ِم ْيع ًۗا َو َم ْن اَحْ يَاهَا فَ َكاَنَّ َمٓا اَحْ يَا الن‬
َ‫ْرفُوْ ن‬
ِ ‫لَ ُمس‬
1. Hukum nun mati dan tanwin12
Yaitu Nun mati dan tanwin bila bertemu dengan huruf hijaiyyah
hukumnya ada: 5
1) idzhar{gho (‫)غ‬, 'ain (‫)ع‬, kho (‫)خ‬, ha (‫) ح‬, ha' (‫) هـ‬, dan hamzah (‫})ء‬
2) idzghom dengan disertai dengung(Nun, Mim, Wau, Ya'.)
3) idzghom tanpa adanya dengung.(La dan Raa)
4) iqlab(Baa)
5) ikhfa’ (Ta', Tha', Jim, Dal, Dzal, Zay, Sin, Syin, Sod, Dhod, Fa', Qof,
Kaf)
kesemuanya itu memiliki huruf dan pengertian sendiri-sendiri.
a. Idzhar
Ialah mengeluarkan huruf-huruf idzhar tanpa disertai dengungan,
pantulan, berhenti, tasydid. sedangkan bacaan idzhar mempunyai enam huruf
( hamzah, hak,’ain, kha’, kho’, ghoin).Contoh:
ْ‫س اَو‬ ٍ ‫ نَ ْف‬,‫ ِم ْن اَجْ ِل‬,‫َو ِم ْنهُ ْم‬
b. idzghom dengan disertai dengung
Ialah memasukkan nun mati atau tanwin pada huruf ya, nun, mim,
wawu..yang mana huruf-huruf tersebut tidak dalam satu kalimah sekira nun
mati atau tanwin tersebut menjadi satu huruf dengan ya’, nun, mim, wawu.
Namun bila berada dalam satu kalimah maka dinamakan bacaan
idzhar.Contoh:
‫ َج ِم ْيعًا َۗولَقَ ْد‬,‫ َكثِ ْيرًا ِّم ْنهُم‬, ُ‫َّم ْن يُّْؤ ِمن‬
sedangkan lamanya dengung dalam kitab-kitab tajwid diterangkan 1
alif atau 2 harokat (2 gerakan) namun dalam praktek adalah 3 gerakan(1.5
alif)
c. idzghom tanpa adanya dengung
Ialah memasukkan nun mati atau tanwin pada huruf lam dan ro’.yang
mana tikror atau bergetarnya ro’ hanya satu kali getaran.
Contoh:
‫َّم ْن اَّل يُْؤ ِمنُ بِ ٖ ۗه‬
d. iqlab
Ialah:Mengganti suaranya nun mati atau tanwin dengan suaranya mim,
disertai dengung ( sama dengan idzghom dengan disertai dengung ) perlu
diingat bahwa posisi mulut tidak terlalu rapat tapi masih ada renggang.
Sedangkan hurufnya ada satu yaitu Ba’.Contoh:
‫ نَ ْفس ًۢا بِ َغي ِْر‬, َ‫اَ ْنتُ ْم بَ ِر ْۤيـُٔوْ ن‬
e. ikhfa’

10
Al-Qur’an ,Surah Yunus:40-41
11
Al-Qur’an,Surah Al-Maidah ayat 32
12
https://aldebarancanismajoris.wordpress.com/2014/12/10/dasar-dasar-tajwid-untuk-pemula/
Ialah:Mengucapkan huruf mati yang tak bertasydid pada posisi diantara
idzhar dan Idzghom.juga disertai dengung. Sedangkan hurufnya ada
15.Contoh:
‫ َم ْن قَتَ َل‬,‫ك‬ َ ْ‫َواِ ْن َك َّذبُو‬
2. Hukum mim mati
a. Idzghom mitsly
terjadi bila setelah mim mati terdapat mim.Contoh:
‫َو ِم ْنهُ ْم َّم ْن‬
b. Ikhfa’ syafawy
Terjadi bila setelah mim  mati terdapat huruf ba’.Contoh:
َ‫اَ ْنتُ ْم بَ ِر ْۤيـُٔوْ ن‬
c. Idzhar syafawy
terjadi bila setelah mim mati terdapat huruf selain ba’ dan mim.Contoh:
‫َولَ ُك ْم َع َملُ ُك ۚ ْم اَ ْنتُ ْم‬
Pada Materi ke-3 guru menekankan kembali pada tajwid dan
makharijul huruf yang terdapat pada Q.S Surah Yunus ayat 40-41 dan Q.S
Surah Al-Maidah ayat 32.

Menurut Masitoh metode adalah cara atau teknik yang digunakan guru dalam
melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. 13
Metode Jabaroil adalah metode dengan talqīn dan ittibā’ yang diistilahkan dengan 3M
yaitu mendengar, meniru dan melihat. Talqīn disini berarti guru memberi contoh
bacaaan kepada santri. Ittibā’ artinya santri menirukan bacaan guru.14

Metode Jabaroil dilatar belakangi oleh perintah Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW untuk mengikuti bacaan Al-Qur’an yang diwahyukan melalui
malaikat Jibril. Selain itu, praktik malaikat Jibril dalam membacakan ayat kepada
Nabi Muhammad SAW adalah dengan tartil (berdasarkan tajwid yang baik dan benar)
Karena itu, metode jaraboil juga diilhami oleh kewajiban membaca AlQur’an secara
tartil. Kemudian diadakan urḍoh atau latihan untuk mengadakan pengulangan-
pengulangan dari materi yang telah di bimbing, dengan membagi alokasi waktu
sedemikian yang cara penerapannya disesuaikan dengan kondisi santri yang hadir
waktu itu, dan berbasis pada kemampuan santri dalam satu kelas.

Dasar dari istilah metode Jabaroil adalah firman Allah QS. AlQiyamah (75):
18.

ٗ‫ۚ فَا ِ َذا قَ َرْأ ٰنهُ فَاتَّبِ ْع قُرْ ٰانَه‬

Artinya: “Apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah


bacaannya itu.”

13
Masitoh, Laksimi Dewi, Strategi Pembelajaran (Jakarta : Departemen Agama RI, 2009), 107. 24
14
Imam Syafi’i, Teknik Pengajaran Al-Qur’an Metode Jabaroil ( t.tp: Lembaga BMQ At-Tartil
Kandangan, t.t) 4.
Menurut Basori Alwi, yang dikutip oleh Taufiqurrohman sebagai pencetus
metode jibril yang menjadi rujukan metode jabaroil, bahwa teknik dasar metode jibril
bermula dengan membaca satu ayat atau waqaf, lalu ditirukan oleh seluruh orang
yang mengaji. Guru membaca satu-dua kali lagi, yang masing-masing ditirukan oleh
orang-orang yang mengaji. Kemudian, guru membaca ayat atau lanjutan ayat
berikutnya, dan ditirukan kembali oleh semua yang hadir. Begitulah seterusnya,
sehingga mereka dapat menirukan bacaan guru dengan pas.15

15
Taufiqurrochman, Metode Jibril, Metode PIQ-Singosari Bimbingan Kh. M. Basori Alwi (Malang:
IKAPIQ, 2005), 11.
DAFTAR PUSTAKA

https://tafsiralquran.id/pengertianmakharijul-huruf-dalam-ilmu-tajwid-dan-
pembagiannya/ makharijul-huruf-dalam-ilmu-tajwid-dan-pembagiannya/.
(n.d.).

Human, A. (2000). In Buku Iqro: Cara Cepat Belajar Membaca Al-qur’an (p. 4).
Yogyakarta: Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus”AMM”
Yogyakarta.

iAhmad, M. a.-M. (1993). Tafsir Al-Maraghi, juz15., terj. Hery Noer Ali. Semarang:
Toha Putra.

Kubet, M. (2011). , Materi pokok Makhorijul huruf dan tajwid, (Skripsi sarjana ilmu
Pengetahuan Islam IAIN Walisongo). Semarang.

M. Quraish Shihab, e. A. (n.d.). Sejarah dan Ulumul Qur’an. .

Masitoh, L. D. (2009). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Departemen Agama RI.

RI, D. A. ( 2011). Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CV Penerbit Diponegoro.

RI, D. A. (1971). Al-Qur’an dan terjemahnya. Jakarta.

S.P, C. H. (1993). Klasifikasi Kandungan Al-Qur'an . Jakarta: Gema Insani Press.

Sya'ban, M. I. (1993). Mengenal Qiraat al-Qur'an,terj. Agil Husin Al-Munawar,dkk.


Semarang: Dina Utama.

Syafi’i, I. (n.d.). Teknik Pengajaran Al-Qur’an Metode Jabaroil. Lembaga BMQ At-
Tarti.

Taufiqurrochman. (2005). Metode Jibril, Metode PIQ-Singosari Bimbingan Kh. M.


Basori Alwi. Malang: IKAPIQ.

Umi Sumbulah, D. (2014). Studi Al-Qur’an dan Hadis. Malang: UIN Maliki Press,
cet I.

Zuhri, M. (n.d.). Pelajaran Tajwid. Kudus: Menara Kudus.

Hikmia, N. (2017). Meningkatkan Kemahiran Membaca Al-Qur’an Anak


Menggunakan Metode Jibril di TPA Darussalam Desa Mekar Asri Lampung
Utara. Lampung: Skripsi, UIN Raden Intan Lampung.

Anda mungkin juga menyukai