AL-MAIDAH /5:
32 SESUAI DENGAN KAIDAH TAJWID DAN MAKHARIJUL
HURUF
Dosen Pengampu:
Dr. H. Hamzah, M.Ag.
Disusun oleh:
5B PAI
1
91.SILABUS
( )
( )
91.RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Sekolah :SMA
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : XI/Genap
Materi Pokok : (Terlampir)
Alokasi Waktu : …. Menit ( …. X 3 pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Membaca Q.S. Yŭnus/10: 40-41 dan Q.S. al-Māidah /5: 32 sesuai dengan kaidah tajwid
dan makharijul huruf
B. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit X 3
Pertemuan)
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran
peserta didik sebagai sikap disiplin
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan dengan materi
selanjutnya.
Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan&manfaat) dengan mempelajari materi :
Membaca Q.S. Yŭnus/10: 40-41 dan Q.S. al-Māidah /5: 32 sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf
Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang akan ditempuh,
Peserta didik dapat mempraktekan bacaan nya masing-masing di depan kelas lalu para siswa saling
Communication
mengoreksi dengan selalu dipandu/dibenarkan oleh guru
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Membaca Q.S.
Creativity
Yŭnus/10: 40-41 dan Q.S. al-Māidah /5: 32 sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf. Peserta
didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
KegiatanPenutup (15 Menit X
3 Pertemuan)
· Peserta didik dan guru merefleksi kegiatan pembelajaran.
· Peserta didik dan guru menarik kesimpulan dari hasil kegiatan Pembelajaran.
· Guru Memberikan penghargaan( misalnya Pujian atau bentuk penghargaan lain yang Relevan kepada individu
yang kinerjanya Baik.
· Menugaskan Peserta didik untuk terus mencari informasi dimana saja yang berkaitan dengan
materi/pelajaran yang sedang atau yang akan pelajari.
· Guru menyampaikan materi pembelajaran berikutnya.
· Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam dan doa.
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mapel
NIP. NIP/NRK
91.PENILAIAN AUTENTIK
Penilaian
Nama Kelas Makhrajil Tajwid(A3 Ket
Kelancaran(A1) huruf(A2) )
Note: A1:40
A2:30
A3:30
91.MATERI PEMBELAJARAN
Materi 1
Pengertian Al-Qur‟an secara Bahasa secara bahasa diambil dari kata: - وقزانا
ا قز- يقزا- قزاةyang berarti sesuatu yang dibaca. Arti ini mempunyai makna anjuran
kepada umat Islam untuk membaca Alquran.Alquran juga bentuk mashdar dari القزاة
yang berarti menghimpun dan mengumpulkan.Dikatakan demikian sebab seolah-olah
Alquran menghimpun beberapa huruf, kata, dan kalimat secara tertib sehingga
tersusun rapi dan benar. Oleh karena itu Alquran harus dibaca dengan benar sesuai
sesuai dengan makhraj dan sifat-sifat hurufnya, juga dipahami, diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari dengan tujuan apa yang dialami masyarakat untuk
menghidupkan Alquran baik secara teks, lisan ataupun budaya.1
Menurut istilah, kata Al-Qur‟an (Quran) tidak lain yang dimaksud adalah
kitabullah atau kalamullah subhanahu wa ta’ala yang diturunkansebagai wahyu
kepada Nabi Muhammad Saw. secara makna dan lafadh, yang membacanya adalah
ibadah, susunan kata dan isinya merupakan mukjizat, termaktub di dalam mushaf dan
dinukil secara mutawatir. Sebutan kalam Allah untuk Al-Qur‟an ini tidak diberikan
oleh Nabi Muhammad, juga tidak boleh para sahabat, tetapi dari Allah SWT. Dialah
yang memberikan nama kitab suci agama Islam ini Quran atau AlQur‟an.3
Membaca Al-Qur’an tidaklah sekedar membaca saja tapi juga harus melihat,
memahami cara membacanya yang benar, memahami isi dari bacaan, ataupun sampai
bisa mengamalkannya. Seperti yang disampaikan oleh Niha, membaca Al-Qur’an
adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau
hanya dalam hati, melafalkan apa yang tertulis dalam firman Allah SWT. Untuk bisa
membaca dengan baik suatu bahan bacaan, seseorang terlebih dahulu dituntut harus
mengenal huruf-huruf dan mampu melafalkan atau mengujarkannya dengan benar
dan tepat sesuai kaidah-kaidah pelafalannya.4
Hukum membaca Al-Qur’an dengan tartil adalah fardu ‘ain. Seruan dalam
ayat ini pada dasarnya tertuju kepada Nabi SAW, lalu kepada umatnya yang bersifat
1
M. Quraish Shihab, et. All, Sejarah dan Ulumul Qur’an. hal. 15
2
M. Quraish Shihab, et. All, Sejarah dan Ulumul Qur’an. hal. 13.
3
Umi Sumbulah, Dkk, Studi Al-Qur’an dan Hadis (Malang: UIN Maliki Press, cet I, 2014), hal. 5.
4
Nihayatul Hikmia, “Meningkatkan Kemahiran Membaca Al-Qur’an Anak Menggunakan Metode Jibril
di TPA Darussalam Desa Mekar Asri Lampung Utara” (Skripsi, UIN Raden Intan Lampung, 2017), 39
5
Yusuf Al-Qaradhawi, Bagaimana Berinteraksi Dengan Al-Qur’an (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2000),
166
mengikuti. Sedangkan mempelajari ilmu tajwid adalah fardu kifayah. Jadi, dapat
disimpulkan pembelajaran membaca Al-Qur`an adalah serangkaian aktivitas dalam
proses belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang pendidik dan peserta didik
untuk meningkatkan pengetahuan cara membaca yang baik dan benar dan
pemahaman mengenai isi suatu bacaan Al-Qur`an.
ْۤ ك فَقُلْ لِّ ْي َع َملِ ْي َولَ ُك ْم َع َملُ ُك ۚ ْم اَ ْنتُ ْم بَ ِر ْۤيـُٔوْ نَ ِم َّمٓا اَ ْع َم ُل َواَن َ۠ا بَ ِر
َي ٌء ِّم َّما تَ ْع َملُوْ ن َ َْواِ ْن َك َّذبُو
Dengan adanya ayat dari surah yunus ini untuk mempraktekan bacaan dengan
tartil yang akan selalu dipantau oleh guru agar bisa diperbaiki.
Materi 2
6
Minan Zuhri, Pelajaran Tajwid (Kudus: Menara Kudus, t.tt.), 1
7
A. Hariri Sholeh, Abdullah Afif, Panduan Ilmu Tajwid: Penuntun Cara Membaca Al-Qur’an dengan
Baik dan Benar (Jombang: Unit Tahfidh Madrasah Qur’an Tebuireng Jombang Jatim, 2006), 1.
8
Ibid., 1.
9
https://tafsiralquran.id/pengertian-makharijul-huruf-dalam-ilmu-tajwid-dan-pembagiannya/
ۤ
ِ ْس اَوْ فَ َسا ٍد فِى ااْل َر
َ َّض فَ َكاَنَّ َما قَتَ َل الن
اس ٍ ك ۛ َكتَ ْبنَا ع َٰلى بَنِ ْٓي اِ ْس َرا ِء ْي َل اَنَّهٗ َم ْن قَتَ َل نَ ْفس ًۢا بِ َغي ِْر نَ ْفَ ِِم ْن اَجْ ِل ٰذل
ِ ْك فِى ااْل َر
ض ِ اس َج ِم ْيعًا ۗ َولَقَ ْد َج ۤا َء ْتهُ ْم ُر ُسلُنَا بِ ْالبَيِّ ٰن
َ ِت ثُ َّم اِ َّن َكثِ ْيرًا ِّم ْنهُ ْم بَ ْع َد ٰذل َ ََّج ِم ْيع ًۗا َو َم ْن اَحْ يَاهَا فَ َكاَنَّ َمٓا اَحْ يَا الن
َْرفُوْ ن
ِ لَ ُمس
Setelah banyak yang diperbaiki oleh guru bacaan para murid di materi
sebelumnya di materi kedua ini guru menjelaskan apa itu tajwid dan makharijul huruf
kepada murid sehingga para murid paham mengapa bacaan mereka sebelumnya
banyak yang diperbaiki.
Materi 3
ْۤ ك فَقُلْ لِّ ْي َع َملِ ْي َولَ ُك ْم َع َملُ ُك ۚ ْم اَ ْنتُ ْم بَ ِر ْۤيـُٔوْ نَ ِم َّمٓا اَ ْع َم ُل َواَن َ۠ا بَ ِر
َي ٌء ِّم َّما تَ ْع َملُوْ ن َ َْواِ ْن َك َّذبُو
Q.S Surah Al-Maidah ayat 32 11
ۤ
ِ ْس اَوْ فَ َسا ٍد فِى ااْل َر
َ َّض فَ َكاَنَّ َما قَتَ َل الن
اس ٍ ك ۛ َكتَ ْبنَا ع َٰلى بَنِ ْٓي اِ ْس َرا ِء ْي َل اَنَّهٗ َم ْن قَتَ َل نَ ْفس ًۢا بِ َغي ِْر نَ ْفَ ِِم ْن اَجْ ِل ٰذل
ِ ْك فِى ااْل َر
ض ِ اس َج ِم ْيعًا ۗ َولَقَ ْد َج ۤا َء ْتهُ ْم ُر ُسلُنَا بِ ْالبَيِّ ٰن
َ ِت ثُ َّم اِ َّن َكثِ ْيرًا ِّم ْنهُ ْم بَ ْع َد ٰذل َ ََّج ِم ْيع ًۗا َو َم ْن اَحْ يَاهَا فَ َكاَنَّ َمٓا اَحْ يَا الن
َْرفُوْ ن
ِ لَ ُمس
1. Hukum nun mati dan tanwin12
Yaitu Nun mati dan tanwin bila bertemu dengan huruf hijaiyyah
hukumnya ada: 5
1) idzhar{gho ()غ, 'ain ()ع, kho ()خ, ha () ح, ha' () هـ, dan hamzah (})ء
2) idzghom dengan disertai dengung(Nun, Mim, Wau, Ya'.)
3) idzghom tanpa adanya dengung.(La dan Raa)
4) iqlab(Baa)
5) ikhfa’ (Ta', Tha', Jim, Dal, Dzal, Zay, Sin, Syin, Sod, Dhod, Fa', Qof,
Kaf)
kesemuanya itu memiliki huruf dan pengertian sendiri-sendiri.
a. Idzhar
Ialah mengeluarkan huruf-huruf idzhar tanpa disertai dengungan,
pantulan, berhenti, tasydid. sedangkan bacaan idzhar mempunyai enam huruf
( hamzah, hak,’ain, kha’, kho’, ghoin).Contoh:
ْس اَو ٍ نَ ْف, ِم ْن اَجْ ِل,َو ِم ْنهُ ْم
b. idzghom dengan disertai dengung
Ialah memasukkan nun mati atau tanwin pada huruf ya, nun, mim,
wawu..yang mana huruf-huruf tersebut tidak dalam satu kalimah sekira nun
mati atau tanwin tersebut menjadi satu huruf dengan ya’, nun, mim, wawu.
Namun bila berada dalam satu kalimah maka dinamakan bacaan
idzhar.Contoh:
َج ِم ْيعًا َۗولَقَ ْد, َكثِ ْيرًا ِّم ْنهُم, َُّم ْن يُّْؤ ِمن
sedangkan lamanya dengung dalam kitab-kitab tajwid diterangkan 1
alif atau 2 harokat (2 gerakan) namun dalam praktek adalah 3 gerakan(1.5
alif)
c. idzghom tanpa adanya dengung
Ialah memasukkan nun mati atau tanwin pada huruf lam dan ro’.yang
mana tikror atau bergetarnya ro’ hanya satu kali getaran.
Contoh:
َّم ْن اَّل يُْؤ ِمنُ بِ ٖ ۗه
d. iqlab
Ialah:Mengganti suaranya nun mati atau tanwin dengan suaranya mim,
disertai dengung ( sama dengan idzghom dengan disertai dengung ) perlu
diingat bahwa posisi mulut tidak terlalu rapat tapi masih ada renggang.
Sedangkan hurufnya ada satu yaitu Ba’.Contoh:
نَ ْفس ًۢا بِ َغي ِْر, َاَ ْنتُ ْم بَ ِر ْۤيـُٔوْ ن
e. ikhfa’
10
Al-Qur’an ,Surah Yunus:40-41
11
Al-Qur’an,Surah Al-Maidah ayat 32
12
https://aldebarancanismajoris.wordpress.com/2014/12/10/dasar-dasar-tajwid-untuk-pemula/
Ialah:Mengucapkan huruf mati yang tak bertasydid pada posisi diantara
idzhar dan Idzghom.juga disertai dengung. Sedangkan hurufnya ada
15.Contoh:
َم ْن قَتَ َل,ك َ َْواِ ْن َك َّذبُو
2. Hukum mim mati
a. Idzghom mitsly
terjadi bila setelah mim mati terdapat mim.Contoh:
َو ِم ْنهُ ْم َّم ْن
b. Ikhfa’ syafawy
Terjadi bila setelah mim mati terdapat huruf ba’.Contoh:
َاَ ْنتُ ْم بَ ِر ْۤيـُٔوْ ن
c. Idzhar syafawy
terjadi bila setelah mim mati terdapat huruf selain ba’ dan mim.Contoh:
َولَ ُك ْم َع َملُ ُك ۚ ْم اَ ْنتُ ْم
Pada Materi ke-3 guru menekankan kembali pada tajwid dan
makharijul huruf yang terdapat pada Q.S Surah Yunus ayat 40-41 dan Q.S
Surah Al-Maidah ayat 32.
Menurut Masitoh metode adalah cara atau teknik yang digunakan guru dalam
melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. 13
Metode Jabaroil adalah metode dengan talqīn dan ittibā’ yang diistilahkan dengan 3M
yaitu mendengar, meniru dan melihat. Talqīn disini berarti guru memberi contoh
bacaaan kepada santri. Ittibā’ artinya santri menirukan bacaan guru.14
Metode Jabaroil dilatar belakangi oleh perintah Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW untuk mengikuti bacaan Al-Qur’an yang diwahyukan melalui
malaikat Jibril. Selain itu, praktik malaikat Jibril dalam membacakan ayat kepada
Nabi Muhammad SAW adalah dengan tartil (berdasarkan tajwid yang baik dan benar)
Karena itu, metode jaraboil juga diilhami oleh kewajiban membaca AlQur’an secara
tartil. Kemudian diadakan urḍoh atau latihan untuk mengadakan pengulangan-
pengulangan dari materi yang telah di bimbing, dengan membagi alokasi waktu
sedemikian yang cara penerapannya disesuaikan dengan kondisi santri yang hadir
waktu itu, dan berbasis pada kemampuan santri dalam satu kelas.
Dasar dari istilah metode Jabaroil adalah firman Allah QS. AlQiyamah (75):
18.
13
Masitoh, Laksimi Dewi, Strategi Pembelajaran (Jakarta : Departemen Agama RI, 2009), 107. 24
14
Imam Syafi’i, Teknik Pengajaran Al-Qur’an Metode Jabaroil ( t.tp: Lembaga BMQ At-Tartil
Kandangan, t.t) 4.
Menurut Basori Alwi, yang dikutip oleh Taufiqurrohman sebagai pencetus
metode jibril yang menjadi rujukan metode jabaroil, bahwa teknik dasar metode jibril
bermula dengan membaca satu ayat atau waqaf, lalu ditirukan oleh seluruh orang
yang mengaji. Guru membaca satu-dua kali lagi, yang masing-masing ditirukan oleh
orang-orang yang mengaji. Kemudian, guru membaca ayat atau lanjutan ayat
berikutnya, dan ditirukan kembali oleh semua yang hadir. Begitulah seterusnya,
sehingga mereka dapat menirukan bacaan guru dengan pas.15
15
Taufiqurrochman, Metode Jibril, Metode PIQ-Singosari Bimbingan Kh. M. Basori Alwi (Malang:
IKAPIQ, 2005), 11.
DAFTAR PUSTAKA
https://tafsiralquran.id/pengertianmakharijul-huruf-dalam-ilmu-tajwid-dan-
pembagiannya/ makharijul-huruf-dalam-ilmu-tajwid-dan-pembagiannya/.
(n.d.).
Human, A. (2000). In Buku Iqro: Cara Cepat Belajar Membaca Al-qur’an (p. 4).
Yogyakarta: Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus”AMM”
Yogyakarta.
iAhmad, M. a.-M. (1993). Tafsir Al-Maraghi, juz15., terj. Hery Noer Ali. Semarang:
Toha Putra.
Kubet, M. (2011). , Materi pokok Makhorijul huruf dan tajwid, (Skripsi sarjana ilmu
Pengetahuan Islam IAIN Walisongo). Semarang.
Syafi’i, I. (n.d.). Teknik Pengajaran Al-Qur’an Metode Jabaroil. Lembaga BMQ At-
Tarti.
Umi Sumbulah, D. (2014). Studi Al-Qur’an dan Hadis. Malang: UIN Maliki Press,
cet I.