Anda di halaman 1dari 2

IKSASS SEBAGAI RUMAH SEJATI PERJUANGAN

(Titah Sikap Perjuangan 34 Tahun Berdirinya Iksass)


Oleh : Abd. Rahman Saleh, SH,MH

Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo yang berada diwilayah Situbondo
Jawa Timur telah merubah peradaban. Dipesantren Sukorejolah peradaban kehidupan
dibangun dan dibentuk. Pola pendidikan pesantren yang tegak lurus kepada ajaran ruhani
hidup yang sejalan dengan ajaran kanjeng nabi. Para santri dan para alumni telah diberi
ajaran lurus perjuangan. Pesntren salafiyah syafiiyah sukorejo karakter dibentuk dan dipoles
dengan titah kyai . Dimulai dengan Kyai Samsul Arifin, Kyai As’ad Syamsul Arifin, Kyai
Ahmad Fawaid As’ad Syamsul Arifin yang dilanjutkan dengan Kyai Ahmad Azaim
Ibarhimy.

Para santri dan alumni tersambung dengan baik dengan tatanan ideal Ikatan Santri Alumni
Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo atau lebih dikenal dengan IKSASS. Bagi yang tidak
mondok IKSASS juga cukup dikenal dan sangat dikenal masyarakat di bumi nusantara.
IKSASS yang tersentral di bumi Situbondo sudah menyebar keseantero nusantara. Namanya
bukan hanya IKSASS Situbondo tapi sudah berlabuh di IKSASS Nusantara sebagai ikatan
batin perjuangan.

Apa yang diperjuangkan Iksass adalah nyata dan sangat riil di masyarakat. Ajaran kebaikan
hidup tertata dengan kuat dan membumi sebagai titah sambungan perjuangan pesantren
salafiyah syafiiyah sukorejo untuk selalu berbuat . Berbuat sebagai kiprah sejati dengan
penuh keihlasan, penuh dengan kemartabatan dan tidak ada keangkuhan sikap hidup. Para
santri dan alumninya taatnya kepada kyai sebagai guru spritual dan guru kehidupan. Guru
kehidupan melekat dalam jiwa kyai yang mengajarkan teladan kehidupan. Iksass berperan
mempotensikan diri terhadap tatanan pesantren . Jiwa para alumni dan para santri terus
tersambung kepondok pesantren salafiyah sebagai jantung perjuangan.

Komando ajaran kepesantrenan di pondok pesantren salafiyah syafiiyah situbondo yang saat
ini dikendalikan oleh Kyai Ahmad Azaim Ibrahimy menambah daya juang perjuangan.
Iksass dalam perjuangannya selalu berhaluan pada kyai sebagai abdi jiwa batinnya. Perekat
emosi jiwa terhadap taatnya pada sang murabbi sebagai jatidiri hidup para santri dan alumni.
Saat ini Iksass telah berusia 34 tahun. Sebuah usia perjuangan kepesantrenan didalam garis
lurus perjuangan . Dalam tubuh Iksass merekatkan hati kepada pondok pesantren sebagai
kiblatnya perjuangan. Tidak ada riak sombong dalam perjuangan Iksass yang ada adalah
sikap batin perjuangan yang berwujud mengabdi tanpa batas. Kenapa dikatakan mengabdi
tanpa batas karena pengabdian itu sifatnya keihlasan.

Kyai Ahmad Azaim telah memberikan ruang bahwa berIksass itu harus nyata dan konkrit
dalam praktek kehidupan. Iksass adalah membangun persaudaraan bukan membangun
permusuhan. Jatidiri Iksass yang didalamnya penuh dengan persaudaraan dalam menuju arah
perjuangan. Peran Iksass dimasyarakat adalah sangat cerdas dan cemerlang. Iksass adalah
rumah sejati bersama dalam mendapatkan rahmat dan hidayah dari allah.
Tuntutan ajaran perjuangan dan pengabdian dalam jatidiri Iksass menunjukkan nirwana dan
pamor kehidupan yang gemerlap terang. Terang keihlasannya dan terang dalam prilaku
kehidupannya. Prilaku Iksass adalah identik dengan prilaku pesantren. Karena Iksass
terkohesi dan tersambung dengan jantung pondok pesantren salafiyah syafiiyah sukorejo.
Jantung kebaikan berdetak dipesantren juga berdetak di Iksass sebagai kepanjangan tangan
pesantren . Jantungnya baik maka prilaku kehidupannya pun baik.

Menjaga hubungan baik dengan dzurriyah pondok pesantren sukorejo dengan menjaga dan
merawat serta mendoakannya sebagai jatidiri rumah sejati Iksass. Kyai Ahmad Azaim
Ibrahimy telah mengambarkan bahwa Iksass adalah tidak lain merupakan organ tubuh,
merupakan satu kesatuan diantara para alumni. Jangan sampai dalam tubuh Iksass ada
kesakitan tapi harus ada kerekatan emosional dirumah Iksass untuk membesarkan rumah
perjauangan Iksass. Para alumni dan santri kompak bersatu padu bergerak mengabdi tanpa
batas. Iksass merupakan sipirit nadi gerak perjuangan sikap hidup. Dalam tubuh Iksas ada
tubuh sejati yang begitu kuat yakni selalu menjaga hubungan sejati dengan gurunya dan juga
dengan pondok pesantrennya.

Ratibul Haddad yang menjadi bacaan disetiap waktu menambah kedekatan batin antara
alumni, santri dengan pondok pesantren dan ahlut bait. Sambungan ini menyejukkan rumah
sejati Iksass dalam wadah perjuangan dan pengabdian. Mengabdi tanpa batas adalah sebagi
sikap pengabdian yang terukur luas penuh dengan keihlasan. Nilai ibadah dalam rumah
Iksass menjadikan sejati hidup yang terus tersambung dengan pondok pesantren sebagai
jantung kehidupan. Di pesantren salafiyah syafiiyah adalah rumah kehidupan untuk belajar
tatakrama kehidupan. Rumah Iksass sebagai rumah sejati yang tiada henti menebar penuh
ramhat bagi ummat.

34 tahun bagi Iksass tempat mengabdi perjuangan dengan penuh ketulusan. Niat sejati yang
terpatri dalam diri Iksass yang mengabdi tanpa batas dirumah perjuangan sejati melahirkan
sikap dan teladan hidup. Rumah sejati yang merupakan rumah bersama harus berdiri kokoh
karena tersambung dengan pesantren salafiyah syfiiyah sukorejo sebagai kiblat rumah
perjuangan Iksass. Rumah sejati Iksass di isi dengan nilai-nilai keteladana hidup yang tetap
kokoh dengan perjuangan. Sejati perjuangan adalah roh yang melekat dalam jatidiri Iksass
dalam kiprah kehidupan. Kedepan Iksass akan semakin kokoh karena landasan perjuangan
selalu ditata dan dipupuk dengan nilai perjuangan yang mengabdi tanpa batas. Semoga.

----------
Abd. Rahman Saleh, SH,MH__ Dosen Universitas Ibrahimy Sukorejo Situbondo, Peserta
Program Studi S3 Ilmu Hukum Unej Jember.

Anda mungkin juga menyukai