HASIL ANALISIS
Emiten yang Masuk dalam analisis merupakan emiten yang tidak teridentifikasi residual
Data Awal
Kode Nama Emiten Frekuensi Sisa
Sampel emiten yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 22 emiten dimana banyaknya
sampel tersebut melalui proses cleaning residual yang teridentifikasi sebagai outlier (data
ekstrim) setelah pengujian normalitas tidak terpenuhi sebanyak 5 kali analisis regresi panel. Pada
analisis regresi panel dengan data awal ternyata hasil pengujian normalitas dinyatakan tidak
terpenuhi, sehingga setelah diidentifikasi outlier pada residual, ditemukan sebanyak 1 emiten
yang teridentifikasi memiliki residual yang ekstrim (outlier), yaitu PT. Sekar Laut, Tbk.
Setelah emiten tersebut dihapus, tersisa 35 emiten yang kemudian dianalisis regresi panel
kembali dengan pengujian normalitas yang tidak terpenuhi, sehingga ditemukan sebanyak 2
emiten teridentifikasi memiliki residual yang ekstrim (outlier), yaitu PT. Bumi Teknokultura
Selanjutnya tersisa 30 emiten yang kemudian dianalisis regresi panel kembali dengan hasil
pengujian normalitas yang tetap tidak terpenuhi, sehingga ditemukan sebanyak 5 emiten kembali
teridentifikasi memiliki residual yang ekstrim (outlier), yaitu PT. Unilever Indonesia, Tbk; PT.
Unilever Indonesia, Tbk; PT. Indofarma, Tbk; PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk; dan PT. Sekar
Bumi, Tbk.
Kemudian kembali dianalisis regresi panel dengan 30 emiten dan pengujian normalitas
memiliki residual yang ekstrim (outlier), yaitu PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk; PT. Hanjaya
Mandala Sampoerna, Tbk; PT. Kimia Farma, Tbk; dan PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido
Muncul, Tbk.
Berikutnya tersisa 26 emiten yang kemudian kembali dianalisis regresi panel dan hasil
teridentifikasi memiliki residual yang ekstrim (outlier), yaitu PT. Mayora Indah, Tbk; PT.
Nippon Indosari Corpindo, Tbk; PT. Sekar Laut, Tbk; dan PT. Gudang Garam, Tbk.
Selanjutnya tersisa 22 emiten yang kemudian dianalisis regresi panel dan menghasilkan
pengujian normalitas yang terpenuhi, sehingga identifikasi outlier tidak dilakukan kembali.
Dengan demikian 22 emiten yang masuk dalam analisis adalah sebagai berikut :
Kode Emiten
BUDI PT. Budi Strach & Sweetener, Tbk
CEKA PT. Wilmar Cahaya Indeonesia, Tbk
DLTA PT. Delta Djakarta, Tbk
ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
INDF PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria, Tbk
KLBF PT. Kalbe Farma, Tbk
PYFA PT. Pyridam Farma, Tbk
TSPC PT. Tempo Scan Pacific, Tbk
KINO PT. Kino Indonesia, Tbk
TCID PT. Mandom Indonesia, Tbk
CINT PT. Chitose Internasional, Tbk
ADES PT. Akasha Wira International, Tbk
STTP PT. Siantar Top, Indonesia
MBTO PT. Martina Berto, Tbk
LMPI PT. Langgeng Makmur Industri, Tbk
KICI PT. Kedaung Indah Can, Tbk
WIIM PT. Wismilak Inti Makmur, Tbk
RMBA PT. Bentoel Internasional Investama, Tbk
ALTO PT. Tri Banyan Tirta, Tbk
AISA PT. FKS Food Sejahtera, Tbk
MGNA PT. Magna Investama Mandiri, Tbk
diantaranya mengetahui nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standard deviasi dari variabel
yang diteliti :
Statistik
Variabel Standard
Minimal Maksimal Rata-Rata
Deviasi
Nilai Perusahaan (PBV) -1.905 5.702 1.663 1.555
Profitabilitas (ROE) -2.228 1.158 0.046 0.312
Growth Opportunity (PER) -118.166 237.342 11.301 31.097
Struktur Modal (DER) -3.928 11.351 0.682 1.316
Hasil analisis deskriptif tersebut menginformasikan bahwa nilai perusahaan yang diproksikan
melalui Price Book Value (PBV) Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2015 – 2019 paling rendah sebesar -1.905 point dan paling besar sebesar
5.702 point. Rata-rata nilai perusahaan yang diproksikan melalui Price Book Value (PBV)
Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 –
2019 sebesar 1.663 point dengan simpangan baku sebesar 1.555 point. Hal ini berarti nilai
perusahaan yang diproksikan melalui Price Book Value (PBV) Perusahaan Industri Barang
Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 – 2019 memusat diangka 1.663 ±
1.555 point.
Nilai perusahaan yang diproksikan melalui Return on Equity (ROE) Perusahaan Industri
Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 – 2019 paling rendah
sebesar -2.228 point dan paling besar sebesar 1.158 point. Rata-rata nilai perusahaan yang
diproksikan melalui Return on Equity (ROE) Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 – 2019 sebesar 0.046 point dengan simpangan
baku sebesar 0.312 point. Hal ini berarti nilai perusahaan yang diproksikan melalui Return on
Equity (ROE) Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Growth opportunity yang diproksikan melalui Price Earning Ratio (PER) Perusahaan
Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 – 2019 paling
rendah sebesar -118.166 point dan paling besar sebesar 237.342 point. Rata-rata growth
opportunity yang diproksikan melalui Price Earning Ratio (PER) Perusahaan Industri Barang
Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 – 2019 sebesar 11.301 point
dengan simpangan baku sebesar 31.097 point. Hal ini berarti growth opportunity yang
diproksikan melalui Price Earning Ratio (PER) Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 – 2019 memusat diangka 11.301 ± 31.097 point.
Struktur modal yang diproksikan melalui Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Industri
Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 – 2019 paling rendah
sebesar -3.928 point dan paling besar sebesar 11.351 point. Rata-rata struktur modal yang
diproksikan melalui Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 – 2019 sebesar 0.682 point dengan simpangan
baku sebesar 1.316 point. Hal ini berarti struktur modal yang diproksikan melalui Debt to Equity
Ratio (DER) Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
4.3 Analisis Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, dan Struktur Modal terhadap
Nilai Perusahaan
Multiplier
Uji Lagrange Multiplier (LM Test) digunakan untuk mengetahui apakah objek penelitian
memiliki ragam homogen atau tidak. Apabila objek penelitian memiliki ragam homogen maka
Common Effect Model (CEM) adalah model yang tepat digunakan, namun apabila objek
penelitian tidak memiliki ragam homogen maka Random Effect (REM) adalah model yang tepat
digunakan.
Hipotesis dalam pengujian Lagrange Multiplier (LM Test) adalah sebagai berikut :
Kriteria pengujian menyatakan apabila statistic probabilitas ≤ level of significance (=5%) maka
H0 ditolak artinya maka dapat dinyatakan bahwa objek penelitian tidak memiliki ragam yang
homogen, sehingga Random Effect Model (REM) adalah model yang tepat digunakan.
Hasil pengujian asumsi heteroskedastisitas menggunakan uji Lagrange Multiplier diperoleh nilai
statistic uji Lagrange Multiplier sebesar 1.210 dengan probabilitas sebesar 0.000. Hasil ini
menunjukkan bahwa probabilitas < level of significance (=5%). Hal ini berarti objek penelitian
tidak memiliki ragam yang homogen. Dengan demikian model estimasi regresi panel untuk
berdasarkan uji Lagrange Multiplier (LM Test) adalah Random Effect Model (REM).
4.3.2 Pengujian Pemilihan Efek dalam Model Estimasi Regresi Panel Menggunakan Uji
Chow
Uji Chow digunakan untuk menentukan apakah model yang diestimasi mengikuti Fixed
Effect Model (FEM) atau Common Effect Model (CEM) sebagaimana hipotesis berikut :
Kriteria pengujian menyatakan jika statistik uji chi square dengan probabilitas ≤ level of
significance (=5%) maka H0 ditolak artinya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen mengikuti Fixed effect model (FEM). Hasil pengujian efek model menggunakan uji
Sebagaimana tertera pada tabel di atas, diperoleh hasil bahwa statistik uji chi square dalam uji
Chow pada pengaruh profitabilitas, growth opportunity, dan struktur modal terhadap nilai
perusahaan bernilai 301.480 dengan probabilitas sebesar 0.001. Hasil pengujian tersebut
menunjukkan nilai probabilitas < level of significance (=5%), sehingga H0 ditolak. Dengan
demikian model estimasi regresi panel untuk profitabilitas, growth opportunity, dan struktur
modal terhadap nilai perusahaan berdasarkan uji Chow adalah Fixed Effect Model (FEM).
4.3.3 Pengujian Pemilihan Efek dalam Model Estimasi Regresi Panel Menggunakan Uji
Hausman
Uji Hausman digunakan untuk menentukan pengaruh individu dalam model estimasi
regresi panel apakah model diestimasi mengikuti Random Effect Model (REM) atau Fixed Effect
Kriteria pengujian menyatakan jika statistik uji chi square dengan probabilitas < level of
significance (=5%) maka H0 ditolak artinya pengaruh individu dalam model estimasi regresi
panel pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen mengikuti Fixed effect model.
Hasil pengujian efek model menggunakan uji Hausman dapat dilihat melalui tabel berikut.
Tabel di atas menginformasikan bahwa statistik uji chi square dalam uji Hausman pada pengaruh
profitabilitas, growth opportunity, dan struktur modal terhadap nilai perusahaan bernilai
11.453 dengan probabilitas sebesar 0.010. Hasil pengujian tersebut menunjukkan nilai
probabilitas < level of significance (=5%), sehingga H0 ditolak. Dengan demikian model
estimasi regresi panel untuk profitabilitas, growth opportunity, dan struktur modal terhadap
nilai perusahaan berdasarkan uji Hausman adalah Fixed Effect Model (FEM).
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel
bebas. Pada asumsi ini diharapkan dapat dilakukan dengan melihat nilai korelasi antar variabel
bebas. Pengujian asumsi multikolinieritas dilakukan dengan Pairwise Correlation. Jika |koefisien
korelasi| < 0.9 maka model dinyatakan tidak terdapat gejala multikolinier. Berikut ini adalah
Growth
Profitabilitas Struktur Modal
Opportunity
(ROE) (DER)
(PER)
Profitabilitas (ROE) 1.000
Growth Opportunity (PER) 0.119 1.000
Struktur Modal (DER) -0.725 -0.092 1.000
Berdasarkan output di atas, terlihat bahwa koefisien korelasi antar variabel independen yang
paling besar adalah |-0.729|. Hal ini menunjukkan koefisien korelasi tersebut lebih kecil dari 0.9.
Dengan demikian model regresi yang terbentuk tidak mengandung gejala multikolinier.
Uji asumsi normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
residual berdistribusi normal atau tidak. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal
atau tidak, dapat dilihat melalui uji Jarque Bera. Residual dinyatakan normal apabila probabilitas
dari uji Jarque Bera bernilai lebih besar dari level of significant (alpha). Berikut ini adalah hasil
Probabilitas 0.812
Pengujian asumsi normalitas menghasilkan statistik uji Jarque Bera sebesar 0.416 dengan
probabilitas sebesar 0.812. Hasil ini menunjukkan bahwa probabilitas > level of significant
(α=5%). Hal ini berarti residual dinyatakan berdistribusi normal. Dengan demikian asumsi
yang homogen (konstan) atau tidak. Pengujian asumsi heteroskedastisitas diharapkan residual
memiliki ragam yang homogen. Pengujian asumsi heterokedastisitas dapat dilihat melalui
Glejser Test. Kriteria pengujian menyatakan jika semua probabilitas > level of significance ()
maka dapat dinyatakan bahwa residual memiliki ragam yang homogen, sehingga dapat
dinyatakan asumsi heteroskedastisitas terpenuhi. Berikut ini adalah hasil pengujian asumsi
heterokedastisitas :
semua variabel independen memiliki probabilitas > level of significance (level α = 5%). Hal ini
dinyatakan terpenuhi.
Asumsi autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah observasi dari residual saling
berkorelasi atau tidak. Pengujian asumsi autokorelasi diharapkan observasi residual tidak saling
berkorelasi. Pengujian asumsi autokorelasi dapat dilihat melalui Lagrange Multiplier Test (LM
Test). Kriteria pengujian menyatakan jika semua probabilitas (Obs*R2) > level of significance (α)
maka dapat dinyatakan bahwa observasi residual tidak saling berkorelasi, sehingga dapat
dinyatakan asumsi autokorelasi terpenuhi. Berikut ini adalah hasil pengujian asumsi
autokorelasi :
Obs*R-squared 0.326
Probabilitas 0.850
Hasil pengujian asumsi autokorelasi menggunakan Lagrange Multiplier Test (LM Test) diperoleh
nilai Obs*R2 sebesar 0.326 dengan probabilitas sebesar 0.850. Hasil ini menunjukkan bahwa
probabilitas > level of significance (level α = 5%). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
antar observasi residual tidak saling berkorelasi, sehingga asumsi autokorelasi terpenuhi.
4.3.5 Hasil Estimasi Profitabilitas, Growth Opportunity, dan Struktur Modal terhadap
Nilai Perusahaan
Hasil pengujian pengaruh profitabilitas, growth opportunity, dan struktur modal terhadap
Besarnya kontribusi profitabilitas, growth opportunity, dan struktur modal terhadap nilai
perusahaan dapat diketahui melalui koefisien determinasinya (R2) yaitu sebesar 0.945 atau
sebesar 94.5%. Hal ini berarti keragaman nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel
profitabilitas, growth opportunity, dan struktur modal sebesar 94.5%, atau dengan kata lain
kontribusi profitabilitas, growth opportunity, dan struktur modal terhadap nilai perusahaan
sebesar 94.5%, sedangkan sisanya sebesar 5.5% merupakan kontribusi dari faktor lain yang tidak
profitabilitas, growth opportunity, dan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Kriteria
pengujian menyatakan apabila F Statistics ≥ F Tabel atau probabilitas < level of significance ()
maka terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan profitabilitas, growth opportunity, dan
Fstatistic 61.338
Probabilitas 0.000
Pengujian hipotesis secara simultan menghasilkan nilai F Statistics = 61.338 dengan probabilitas
0.000. Hasil pengujian tersebut menunjukkan probabilitas < level of significance (=5%). Hal ini
berarti terdapat pengaruh signifikan secara simultan profitabilitas, growth opportunity, dan
profitabilitas, growth opportunity, dan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Kriteria
pengujian menyatakan apabila koefisien regresi bernilai positif dan |t-Statistics| ≥ |t-Tabel (one
tailed)| atau probabilitas (one tailed) < level of significance () maka terdapat pengaruh positif
dan signifikan secara individu profitabilitas, growth opportunity, dan struktur modal terhadap
nilai perusahaan.
koefisien sebesar 1.228 dan nilai t statistic sebesar 19.808 dengan probabilitas sebesar 0.000.
Hasil pengujian tersebut menunjukkan koefisien bernilai positif dan probabilitas < level of
significance (=5%). Hal ini berarti terdapat pengaruh positif dan signifikan konstanta terhadap
nilai perusahaan.
koefisien sebesar 1.060 dan nilai t statistic sebesar 4.724 dengan probabilitas sebesar 0.000.
Hasil pengujian tersebut menunjukkan koefisien bernilai positif dan probabilitas < level of
significance (=5%). Hal ini berarti terdapat pengaruh positif dan signifikan profitabilitas
menghasilkan koefisien sebesar -0.001 dan nilai t statistic sebesar -0.450 dengan probabilitas
sebesar 0.327. Hasil pengujian tersebut menunjukkan koefisien bernilai negatif dan probabilitas
> level of significance (=5%). Hal ini berarti terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikan
Pengujian hipotesis secara parsial struktur modal terhadap nilai perusahaan menghasilkan
koefisien sebesar 0.577 dan nilai t statistic sebesar 10.168 dengan probabilitas sebesar 0.000.
Hasil pengujian tersebut menunjukkan koefisien bernilai positif dan probabilitas < level of
significance (=5%). Hal ini berarti terdapat pengaruh yang positif dan signifikan struktur modal
Model empirik dari hasil estimasi regresi panel pengaruh profitabilitas, growth
Model Umum
Model Empirik
Model nilai perusahaan (PBV) PT. Budi Strach & Sweetener, Tbk
1. Konstanta sebesar 1.228. Hal ini mengindikasikan bahwa secara umum apabila
profitabilitas, growth opportunity, dan struktur modal bernilai konstan (tidak berubah) maka
Konstanta PT. Budi Strach & Sweetener, Tbk sebesar -0.608 menunjukkan nilai
perusahaan (PBV) PT. Budi Strach & Sweetener, Tbk sebesar -0.608 point apabila
profitabilitas (ROE) , growth opportunity (PER) , dan struktur modal (DER) bernilai konstan
(tidak berubah).
Konstanta PT. Wilmar Cahaya Indeonesia, Tbk sebesar 0.308 menunjukkan nilai
perusahaan (PBV) PT. Wilmar Cahaya Indeonesia, Tbk sebesar 0.308 point apabila
profitabilitas (ROE) , growth opportunity (PER) , dan struktur modal (DER) bernilai konstan
(tidak berubah).
Konstanta PT. Delta Djakarta, Tbk sebesar 3.636 menunjukkan nilai perusahaan (PBV)
PT. Delta Djakarta, Tbk sebesar 3.636 point apabila profitabilitas (ROE) , growth
opportunity (PER) , dan struktur modal (DER) bernilai konstan (tidak berubah).
Konstanta PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk sebesar 4.613 menunjukkan nilai
perusahaan (PBV) PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk sebesar 4.613 point apabila
profitabilitas (ROE) , growth opportunity (PER) , dan struktur modal (DER) bernilai konstan
(tidak berubah).
Konstanta PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk sebesar 0.700 menunjukkan nilai
perusahaan (PBV) PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk sebesar 0.700 point apabila
profitabilitas (ROE) , growth opportunity (PER) , dan struktur modal (DER) bernilai konstan
(tidak berubah).
perusahaan (PBV) PT. Darya-Varia Laboratoria, Tbk sebesar 1.220 point apabila
profitabilitas (ROE) , growth opportunity (PER) , dan struktur modal (DER) bernilai konstan
(tidak berubah).
Konstanta PT. Kalbe Farma, Tbk sebesar 4.964 menunjukkan nilai perusahaan (PBV)
PT. Kalbe Farma, Tbk sebesar 4.964 point apabila profitabilitas (ROE) , growth
opportunity (PER) , dan struktur modal (DER) bernilai konstan (tidak berubah).
Konstanta PT. Pyridam Farma, Tbk sebesar 0.474 menunjukkan nilai perusahaan (PBV)
PT. Pyridam Farma, Tbk sebesar 0.474 point apabila profitabilitas (ROE) , growth
opportunity (PER) , dan struktur modal (DER) bernilai konstan (tidak berubah).
Konstanta PT. Tempo Scan Pacific, Tbk sebesar 1.146 menunjukkan nilai perusahaan
(PBV) PT. Tempo Scan Pacific, Tbk sebesar 1.146 point apabila profitabilitas (ROE) ,
growth opportunity (PER) , dan struktur modal (DER) bernilai konstan (tidak berubah).
Konstanta PT. Kino Indonesia, Tbk sebesar 1.584 menunjukkan nilai perusahaan (PBV)
PT. Kino Indonesia, Tbk sebesar 1.584 point apabila profitabilitas (ROE) , growth
opportunity (PER) , dan struktur modal (DER) bernilai konstan (tidak berubah).
Konstanta PT. Mandom Indonesia, Tbk sebesar 1.356 menunjukkan nilai perusahaan
(PBV) PT. Mandom Indonesia, Tbk sebesar 1.356 point apabila profitabilitas (ROE) ,
growth opportunity (PER) , dan struktur modal (DER) bernilai konstan (tidak berubah).
Konstanta PT. Chitose Internasional, Tbk sebesar 0.688 menunjukkan nilai perusahaan
(PBV) PT. Chitose Internasional, Tbk sebesar 0.688 point apabila profitabilitas (ROE) ,
growth opportunity (PER) , dan struktur modal (DER) bernilai konstan (tidak berubah).
Konstanta PT. Akasha Wira International, Tbk sebesar 0.691 menunjukkan nilai
perusahaan (PBV) PT. Akasha Wira International, Tbk sebesar 0.691 point apabila
profitabilitas (ROE) , growth opportunity (PER) , dan struktur modal (DER) bernilai konstan
(tidak berubah).
Konstanta PT. Siantar Top, Indonesia sebesar 2.860 menunjukkan nilai perusahaan
(PBV) PT. Siantar Top, Indonesia sebesar 2.860 point apabila profitabilitas (ROE) ,
growth opportunity (PER) , dan struktur modal (DER) bernilai konstan (tidak berubah).
Konstanta PT. Martina Berto, Tbk sebesar 0.020 menunjukkan nilai perusahaan (PBV)
PT. Martina Berto, Tbk sebesar 0.020 point apabila profitabilitas (ROE) , growth
opportunity (PER) , dan struktur modal (DER) bernilai konstan (tidak berubah).
Konstanta PT. Langgeng Makmur Industri, Tbk sebesar -0.254 menunjukkan nilai
perusahaan (PBV) PT. Langgeng Makmur Industri, Tbk sebesar -0.254 point apabila
profitabilitas (ROE) , growth opportunity (PER) , dan struktur modal (DER) bernilai konstan
(tidak berubah).
Konstanta PT. Kedaung Indah Can, Tbk sebesar 0.215 menunjukkan nilai perusahaan
(PBV) PT. Kedaung Indah Can, Tbk sebesar 0.215 point apabila profitabilitas (ROE) ,
growth opportunity (PER) , dan struktur modal (DER) bernilai konstan (tidak berubah).
Konstanta PT. Wismilak Inti Makmur, Tbk sebesar 0.971 menunjukkan nilai perusahaan
(PBV) PT. Wismilak Inti Makmur, Tbk sebesar 0.971 point apabila profitabilitas (ROE) ,
growth opportunity (PER) , dan struktur modal (DER) bernilai konstan (tidak berubah).
Konstanta PT. Bentoel Internasional Investama, Tbk sebesar 1.393 menunjukkan nilai
perusahaan (PBV) PT. Bentoel Internasional Investama, Tbk sebesar 1.393 point apabila
profitabilitas (ROE) , growth opportunity (PER) , dan struktur modal (DER) bernilai konstan
(tidak berubah).
Konstanta PT. Tri Banyan Tirta, Tbk sebesar 1.004 menunjukkan nilai perusahaan (PBV)
PT. Tri Banyan Tirta, Tbk sebesar 1.004 point apabila profitabilitas (ROE) , growth
opportunity (PER) , dan struktur modal (DER) bernilai konstan (tidak berubah).
Konstanta PT. FKS Food Sejahtera, Tbk sebesar 0.453 menunjukkan nilai perusahaan
(PBV) PT. FKS Food Sejahtera, Tbk sebesar 0.453 point apabila profitabilitas (ROE) ,
growth opportunity (PER) , dan struktur modal (DER) bernilai konstan (tidak berubah).
Konstanta PT. Magna Investama Mandiri, Tbk sebesar -0.419 menunjukkan nilai
perusahaan (PBV) PT. Magna Investama Mandiri, Tbk sebesar -0.419 point apabila
profitabilitas (ROE) , growth opportunity (PER) , dan struktur modal (DER) bernilai konstan
(tidak berubah).
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti terjadinya peningkatan
profitabilitas sebesar 1 point maka akan meningkatkan nilai perusahaan sebesar 1.060 point.
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti terjadinya
peningkatan growth opportunity sebesar 1 point maka akan menurunkan nilai perusahaan
4. Koefisien struktur modal sebesar 0.577 mengindikasikan bahwa struktur modal berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti terjadinya peningkatan
struktur modal sebesar 1 point maka akan meningkatkan nilai perusahaan sebesar 0.577
point.