Gejala Klinis
Gejala Klinis
Pemeriksaan Penglihatan
a. Pemeriksaan Perimetri
Pemeriksaan perimetri merupakan pemeriksaan yang digunakan dengan
menggunakan sebuah alat yang bertujuan untuk memeriksa lapang pandang
dengan posisi mata terfiksasi sentral. Hal ini dapat membantu untuk
menemukan letak lesi pada jalur penglihatan.9
Gambar 1. Hasil pemeriksaan perimetri9
c. Pemeriksaan Prosopagnosia
Pemeriksaan prosopagnosia dilakukan dengan cara meminta pasien
untuk mecocokkan gambar beberapa wajah serta meminta pasien agar dapat
mengiedentikasi wajah-wajah dari orang terkenal.9
e. Pemeriksaan Simultanagnosia
Pemeriksaan simultanagnosia dilakukan dengan cara meminta pasien
untuk berusaha menggambar sebuah garis yang melingkari suatu bentu (bulat,
kotak, maupun segitiga), atau menulis dengan mata yang terbuka lalu
dilanjutkan dengan mata yang tertutup (apabila pasien mengalami sindrom
Balin, maka dengan menutup mata akan meningkatkan penulisan dengan
tangan).9
Karotis Vertebrobasilaris
Sistem Visual:
1. Amaurosis Fugax Monokuler Binokular
2. Emboli Retina + -
3. Oklusi Arteri Retina + -
4. Pulsasi Karotis Asimetris Simetris
5. Bruit Karotis + -
6. Hemianopsia Jarang akibat Sering akibat TIA
TIA
Sistem Okulomotor
1. Diplopia - Sering
2. INO - +
3. “Gaze Palsy” OV utuh OV abnormal
4. Paresis saraf otak N VII sentral Sering, multiple
5. Skew deviasi - Sering
6. Nistagmus Jarang Sering
7. Sindrom honner Jarang Sering
f. Pemeriksaan Metamorphopsia
Pemeriksaan metamorphopsia dilakukan dengan cara menilai
perubahan visual secara kualitatif melalui laporan pasien, disorientasi visual,
adanya fluktuasi atau keterlambatan mengenali suatu bentukan objek,
sintesis yang kurang sempurna dari suatu objek yang bergerak, dan
perubahan kecepatan flicker-fusion. Kelainan neurooptik yang ditemukan dapat
dipakai untuk membantu menentukan diagnose lokalisasi atau teritorial stroke
yang terjadi.9