Oleh
Prof Dr dr HHB Mailangkay SpM(K)
dr. Cisca Kuswidyati, Sp.M., M.Sc
Yang perlu diketahui
1. Hemianopia, bitemporal dan
homonymous
2. Buta senja
tingkat kompetensi 4A
3. Skotoma
4. Diplopia binokuler
5. Ambliopia
VISUAL AND VISUAL FIELD
Tingkat Kemampuan menurut SKDI 2013
Neuro Oftalmologi 7
A. Nervus
Optikus
B Khiasma
Optikum
C. Traktus
Optikus
D. Radiasio
Optika
E. Lobus
Oksipitalis
Neuro Oftalmologi 8
KELAINAN LAPANGAN PANDANG
Kelainan lapangan pandang dianggap merupakan
kelainan yang paling banyak dapat membantu
penentuan lokasi lesi.
Neuro Oftalmologi 9
LESI RETINA
Lesi pada retina akan memberikan hanya kelainan
lapangan pandang berupa skotoma pada satu mata
Neuro Oftalmologi 10
LESI PAPIL SARAF OPTIK
Lesi papil saraf optik menyebabkan kelainan
lapangan pandang hanya pada satu mata
Neuro Oftalmologi 11
LESI SARAF OPTIK RETROBULBAR
Lesi pada saraf optik retrobulbar biasanya berbentuk
skotoma sentral dan pengecilan lapangan pandang
secara konsentrik.
Contoh : neuritis retrobulbar
Doctor see nothing, Patient see nothing
Neuro Oftalmologi 12
LESI KIASMA OPTIK
Lesi kiasma optik akan
menimbulkan kelainan
lapangan pandang pada kedua
mata.
Neuro Oftalmologi 15
LESI RADIASIO
OPTIKA
Didaerah temporal :
kongruen, superior homonym
( pie in the sky)
Didaerah parietal :
kongruen, inferior homonym
(pie down below)
Neuro Oftalmologi 16
LESI LOBUS OKSIPITAL
Lesi pada lobus oksipital akan menimbulkan
kelainan lapangan pandang pada kedua mata yang
bersifat homonim dan sama
(congruous homonymous defect).
Neuro Oftalmologi 17
Serabut-serabut yang berasal dari 2 sel reseptor
yang sefaal (koresponden ) pada kedua mata akan
berakhir pada satu sel yang sama pada korteks
oksipitalis.
Dengan demikian suatu lesi pada korteks oksipital
akan menimbulkan kelainan lapangan pandang yang
homonim yang sama bentuk dan luasnya.
LESI LOBUS OKSIPITAL
Reflek pupil baik
Retina normal
Buta kortikal Anton syndrome
Pemeriksaan Lapangan Pandang
Konfrontasi test
Neuro Oftalmologi 20
SLIDE TES KONFRONTASI
Glaukoma 21
Perimeter Kinetik Goldmann
Pemeriksaan Mata 22
Perimeter Statik Octopus
Glaukoma 23
Humphrey Field Analyzer
Glaukoma 24
Humphrey
Glaukoma 25
2. BUTA SENJA & XEROFTALMIA
2. BUTA SENJA (nygtalopia)
Tingkat kompetensi 4 A :
Melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
Stadium I :
Hemeralopia, xerosis konjungtiva dengan atau tanpa
xerosis kornea, dengan atau tanpa bercak Bitot.
Stadium II :
Gejala Stadium I ditambah ulserasi kornea.
Stadium III :
Keratomalasi.
Mata Anak 34
DEFISIENSI VITAMIN A
XEROFTALMIA
Pembagian menurut WHO
Stadium xeroftalmia dinyatakan
dalam kode x :
XI A = Xerosis konjungtiva
XI B = Xerosis konjungtiva + bercak bitot
X2 = Xerosis kornea
X3A = Ulserasi kornea
X3B = Keratomalasi
XN = Nightblindness = buta senja
XF = dengan kelainan fundus xeroftalmia
XS = cacat pasca-xeroftalmia, sikatriks.
Mata Anak 35
DEFISIENSI VITAMIN A
XEROFTALMIA
Terapi :
Ada empat tujuan pengobatan defisiensi
vitamin A :
Mata Anak 36
DEFISIENSI VITAMIN A
XEROFTALMIA
Dosis terapeutik :
Caranya
Diberikan 100.000 IU tiap minggu selama empat minggu.
Cara W.H.O.
Pada hari pemeriksaan pertama diberi 100.000 IU penderita
umur satu tahun keatas. Minggu berikutnya diberi 100.000 IU ,
waktu pulang diberi 200.000 IU
Mata Anak 37
DEFISIENSI VITAMIN A
XEROFTALMIA
Pencegahan :
Ada dua cara pencegahan:
Mata Anak 38
3. SKOTOMA
SKOTOMA
Daerah defek dengan kebutaan partial atau total
yang dikelilingi oleh lapang pandang normal atau
relatif normal.
Defek pada lapangan pandang yang terdapat pada
glaukoma dan kelainan kelainan lain sepanjang
perjalanan visual pathways.
Skotoma pada Glaukoma
1. Baring of the blindspot
2. Wing shaped paracentral
scotoma
3. Seidels scotoma
4. Arcuate atau Bjerrums
scotoma
5. Double arcuate scotoma
6. Roennes central nasal step
4. DIPLOPIA BINOKULER
5. Ambliopia
5. AMBLIOPIA
Kelemahan penglihatan yang tidak didasarkan pada
adanya kelainan organik disebut ambliopia
Penyebab antara lain perbedaan derajat
hipermetropia lebih dari dua dioptri yang tidak
dikoreksi pada masa perkembangan anak
LOW VISION
PENYEBAB LOW VISION
Low Vision 47
TERIMA KASIH