Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu proses pendidikan dan
pengetahuan keterampilan dan pengalaman bagi peserta didik dengan
dijadikannya sebagai Dunia Usaha atau Dunia Industri (DU/DI) sehingga
menetapkan ilmu yang diperoleh di sekolah.

Dengan adanya penyelenggaraan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang


penyusun tempat di berbagai bidang dengan tujuan agar penyusun memperoleh
pengrtahuan yang lebih luas dan mengerti inti dari pekerjaan yang ada di bidang
tersebut sehingga dapat berguna dikemudian hari ketika sudah memasuki dunia
kerja. Dan latar belakang kami memilih tempat PKL disini karena, tempatnya
yang agak luas, banyaknya pekerjaan, dan banyaknya customer sehingga kami
dapat membantu pemasangan di lokasi customer.

B. TUJUAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


 Untuk memperkenalkan siswa pada dunia industri.
 Menjadikan diri lebih disiplin dan bertanggung jawab.
 Menambah wawasan tentang dunia kerja.
 Meningkatkan dan memperluas keterampilan yang dimiliki siswa.

C. WAKTU TEMPAT
Adapun waktu dan tempat sebagai berikut:

 Waktu

HARI MASUK PULANG


SENIN 08.00 WIB 16.00 WIB
SELASA 08.00 WIB 16.00 WIB
RABU 08.00 WIB 16.00 WIB
KAMIS 08.00 WIB 16.00 WIB
JUM`AT 08.00 WIB 16.00 WIB

1
SABTU 08.00 WIB 16.00 WIB
MINGGU LIBUR LIBUR

 Tempat

Bengkel Jaya Las

JL. Raya Pasukan Sindangkasih, Kawunggirang, Majalengka

D. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN

A LATARBELAKANG

B TUJUAN PKL

C WAKTU TEMPAT

D SISTEMATIKA PENULISAN

BAB II PROFIIL BENGKEL JAYA LAS

A SEJARAH DUDI

B SUSUNAN KEPENGURUSAN

C BIDANG KEGIATAN

D INVENTARISASI

BAB III PROJECT PEMBUATAN JEMBATAN

A KOMPETENSI YANG DIPEROLEH

B PROSEDUROPRASIONAL STANDAR

C PENDUKUNG

D PERMASALAHAN

2
E PENANGGULANGAN MASALAH

F RENCANA TINDAKLANJUT

BAB IV PENUTUP

A SIMPULAN

B SARAN

3
BAB II
PROFIL BENGKEL JAYA LAS

A. SEJARAH BENGKEL JAYA LAS


Bengkel Jaya Las pertama kali berdiri pada tahun 2005 di Jl. Pejuang
Cicurug, Majalengka, Jawa Barat, 45411. Pada saat itu bengkel tersebut masih
terbilang kecil. Tahun 2014 bengkel tersebut pindah ke Jl. Pasukan Sindangkasih,
Kawunggirang, Majalengka. Bengkel tersebut bergerak dalam bidang produk
maupun jasa pembuatan pagar, tralis, kanopi.

Bengkel Jaya Las dimiliki oleh Bapak Usin dan memiliki manager, dan
beberapa karyawan. Bengkel tersebut sangat terkenal di beberapa wilayah dan luar
kota. Lahannya cukup luas untuk mengerjakan beberapa produk seperti pagar,
tralis, kanopi.

B. SUSUNAN KEPENGURUSAN BENGKEL JAYA LAS

DIREKTUR PERUSAHAAN
BAPAK USIN

PEMBIMBING
BAPAK PERUSAHAAN
BAPAK
DADANG WAWAN
C. BIDANG KEGIATAN
 Mengerjakan dan memasang Pagar
 Mengerjakan dan memasang Tralis
 Mengerjakan dan memasang Kanopi

4
 Mengerjakan dan membuat jembatan

D. INVENTARISASI PERALATAN DI BENGKEL JAYA LAS


NAMA ALAT JUMLAH
LAS LISTRIK 8 BUAH
LAS ARGON 1 BUAH
BOR TANGAN 3 BUAH
BOR DUDUK 3 BUAH
BOR BETON 2 BUAH
GERINDA TANGAN 10 BUAH
MESIN CUTTING BESI 1 BUAH
KOMPRESOR 2 BUAH
GENSET 1 BUAH
BLENDER LAS 1 BUAH

5
BAB III
PROJECT PEMBUATAN JEMBATAN

A. KOMPETENSI YANG DIPEROLEH


Kompetensi yang diperoleh di Bengkel Jaya Las antara lain:

 Melaksanakan penanganan material secara manual.


 Menggunakan perkakas tangan.
 Menggunakan perkakas bertenaga/operasi digenggam.
 Menggerinda pahat dan alat potong
 Melakukan rutinitas pengelasan dengan menggunakan proses las busur
manual.

B. PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR


Prosedur Operasi Standar atau Standar Operasional Prosedur (Bahasa
Inggris: Standard Operating Procedure) yang dapat disingkat sebagai SOP,
adalah suatu alur/cara kerja yang sudah ter-standardisasi, Standar Operasional
Prosedur ini memiliki kekuatan sebagai suatu petunjuk (bersifat : mengikat dan
direktif). Hal ini mencakup hal-hal dari operasi yang memiliki suatu prosedur
(langkah-langkah) tertulis yang pasti. SOP disusun sesuai dengan kebutuhan, Visi
dan Misi masing-masing perusahaan atau organisasi dengan tujuan yang berbeda-
beda.

6
 SOP penggunaan mesin las

Mesin las merupakan bagian yang tidak pernah terpisahkan dari suatu pekerjaan
konstruksi, hampir semua pekerjaan ini menggunakan mesin las. Mesin las sendiri
terdiri dari 2 macam tipe arus, yaitu AC dan DC dengan besar arus yang berbeda-
beda. Pada dasarnya untuk belajar menggunakan mesin las tidaklah sulit, asal kita
tau cara kerja dan tahapan-tahapannya maka sangat mudah untuk dilakukan.

Berikut intruksi kerja/SOP secara umum mesin las.

1. Menyiapkan benda kerja

2. Mengecek kondisi kabel power & tombol on/off/emergency

3. Pakai sarung tangan & kedok las

4. Menghidupkan mesin las dengan menekan tombol on/off

5. Atur kuat arus (ampere) pada mesin las dengan cara memutar tombol searah
jarum jam sesuai dengan kebutuhan

6. Jepit kawat las/electrode sesuai kebutuhan pada stang las

7. Jepitkan massa mesin las pada benda kerja

7
8. Lakukan pemanasan kawat las dengan menempelkan dengan massa sampai
keluar percikan api

9. Lakukan pengelasan tipis pada benda kerja

10. Atur posisi benda kerja yang sudah dilas tipis agar sesuai dengan bentuk yang
dibutuhkan

11. Lakukan pengelasan penuh pada benda kerja secara bertahap

12. Pada setiap tahap, apabila ada pengotor/karbon yang menempel pada hasil las
bersihkan dengan cara memukul menggunakan palu.

13. Matikan mesin las dengan cara menekan tombol on/off

14. Membersihkan mesin las & area kerja

15. Gulung kabel api/positive & massa/negative mesin las dengan rapi

16. Simpan mesin las pada tempat yang bersih & aman

 Adapun alat-alat yang wajib dipakai sebagai APD (alat pelindung diri) saat
melakukan pengelasan.

1. Helm safety
Berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan dan tertimpa benda dari atas.
Helm dipakai untuk setiap kondisi pekerjaan.

Gambar 01. Helm safety

8
2. Sarung tangan las

Berfungsi untuk melindungi tangan dari percikan api dan panas saat pengelasan
serta untuk mencegah kontak langsung dengan stang las. Tanpa sarung tangan
akan lebih berisiko kesetrum apabila ada kebocoran arus dan mengenai tangan.

Gambar 02. Sarung tangan kulit

3. Apron

Berfungsi untuk melindungi badan dari percikan api las. selain itu juga untuk
mengurangi paparan radiasi yang timbul saat pengelasan.

9
Gambar 03. Apron

4. Sepatu safety

Berfungsi untuk melindungi kaki dari percikan api dan menghindari kontak
langsung kaki terhadap tanah/massa. Pengelasan di area basah akan lebih berisiko
bila tanpa memakai sepatu safety. Tidak dianjurkan memakai sandal apalagi
nyeker.

Gambar 04. Sepatu safety

5. Kedok las

10
Berfungsi untuk melindugi mata dari kilatan cahaya yang timbul saat pengelasan.
Melakukan pengelasan tanpa kedok las/kacamata dalam waktu lama akan
mempengaruhi penglihatan setelahnya dan akan membuat mata merah.

Gambar 05. Kedok las

6. Palu

Berfungsi untuk membuang karbon yang menempel pada benda kerja. Hasil las
yang banyak mengandung karbon akan mempengaruhi kekuatan las.

Gambar 06. Palu

6. Electroda atau kawat las

Ini bagian terpenting dari mesin las selain mesin las itu sendiri. Electroda
berfungsi sebagai pengantar arur listrik dan juga isian material saat pengelasan.

11
Ketika electroda menyentuh benda kerja akan terjadi panas tinggi dan
mengakibatkan electroda ini meleleh dan mengisi bagian kosong pada benda
kerja.

Gambar 07. Electroda

 Alat :
 Blender Las
 Las Listrik
 Gerinda Tangan
 Genset
 Bor Beton
 Bahan:
 Slup
Slup adalah struktur dari bangunan yang terletak di atas pondasi dan
memiliki fungsi untuk meratakan beban pondasi. Fungsi lain yang tak
kalah penting dari slup adalah sebagai pengunci dinding sehingga jika
terjadi pergeseran tanah, maka dinding tidak mudah roboh.
 Cakar Ayam
Pondasi cakar ayam adalah pondasi yang bentuknya memang mirip
seperti kaki hewan unggas tersebut, di mana di bagian bawah terdapat
pipa-pipa beton yang menyerupai cakar alam. Fungsinya mencengkeram
kuat tanah di bawahnya agar bangunan yang dibangun di atasnya benar-
benar berdiri kokoh.

12
 Trospal
Pondasi trospal adalah jenis pondasi yang dikerjakan manual dengan cara
menggali tanah menggunakan alat bor auger hingga kedalaman tertentu,
lalu dimasukkan tulangan besi untuk dilakukan pengecoran.
 Besi WF
Besi WF adalah singkatan dari Wide Flange sering digunakan dalam
konstruksi baja biasanya material ini di jual dalam bentuk batangan
dengan panjang 12 meter. Besi WF merupakan salah satu besi yang
memiliki kekuatan sangat tinggi pada kekuatan tekan ataupun kekuatan
tarik.

 Plat Simpul
Plat simpul adalah plat baja yang diberikan guna menambah luasan bidang
sambungan agar jarak antar baut sesuai ketentuan peraturan.
 Bondek
Bondek atau biasa disebut floordeck adalah bahan material berupa
lembaran yang terbuat dari galvalum berlapis galvanis atau aluminium
yang digunakan untuk membuat plafon pengganti triplek. Selain itu,
umumnya material ini digunakan juga untuk mengecor lantai dua suatu
bangunan yang disebut dengan Metal Decking.
 Wiremesh
Salah satu bahan bangunan dan konstruksi yang bisa mempengaruhi
ketahanan dari sebuah bangunan adalah besi wiremesh. 

Proses Konstruksi Jembatan.

1. Langkah pertama Konstruksi Jembatan, membuat Slup berdiameter lebar


30cm dengan panjang 12meter dan membuat 2 Trospal tersebut yang
sama, pemasangan Slup cukup mudah hanya membuat jalur galian untuk
Trospal dan memasang Pondasian Batu lalu Slup tersebut dipasang di atas
Pondasian tersebut, lalu Slup tersebut di cor.

13
2. Membuat Cakar Ayam berdiameter tinggi 20cm dan lebar 70cm, lalu
menggali lubang untuk Cakar Ayam tersebut berdiameter kedalaman 50cm
dan lebar 75cm, lalu tengahnya ditambah lubang dengan kedalaman
2meter untuk Trospal, dan Trospal tersebut dimasukan ke dalam lubang
tersebut lalu diatasnya dipasang Cakar Ayam, setelah Cakar Ayam dan
Trospal dipasang tinggal di cor.
3. Memasng palang penahan menggunakan Besi WF 300, yang berjumlah
semuanya 16 palang, masing-masing sisi kiri dan kanan diberi 8 palang.
Lalu di bagian bawah Besi WF diberi Plat Simpul. Palang Besi WF
tersebut di Las di bagian atas Plat Simpul yang ada di atas Cakar Ayam.
4. Memasang Besi WF 300 di atas palang-palang tersebut yang berjumlah 16
batang dan panjangnya 12meter, lalu mengelas Besi WF tersebut.
5. Setelah Besi Wf itu tersusun, lalu membuat pembagian jarak untuk
kekuatan yang dibuat kotak-kotak dengan 21 bagian, dengan cara
memotong Besi WF menggunakan Blender atau Nyala Api, lalu merakit
semua Besi WF yang telah dipotong dan mencantumkannya dengan Lasan
lalu mengelas semua bagian-bagian sambungan yang akan di Las
permanen.
6. Setelah itu menambah Plat yang akan di Las di pinggir-pinggir Besi WF
tersebut dengan diameter 1meter dan seterusnya hingga rata, plat tersebut
berfungsi untuk menambah kekuatan.
7. Setelah semua itu sudah selesai, lalu memasang Bondrek dan Wiremesh,
Bondek tersebut disusun dibagian atas Jembatan yang akan di Cor. Lalu di
atas Bondek tersebut disusun oleh Wiremesh hingga mentupi Bondek
tersebut. Dan Wiremesh tersebut di Las agar saling menempel dengan
beberapa Bondek lainnya, setelah Bondek dan Wiremesh tersebut dipasang
lalu mengecor rata semua.

C. PENDUKUNG
Faktor yang mendukung pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di Bengkel
Jaya Las diantaranya adalah:

14
1. Alat pelindung diri yang cukup lengkap.
2. Alat ukur yang cukup lengkap.
3. Tempatnya yang cukup luas.
4. Karyawan yang baik dan ramah.
5. Banyaknya pekerjaan.

D. PERMASALAHAN
Faktor permasalahan ketika melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di
Bengkel Jaya Las antara lain:

1. Kurangnnya alat keselematan kerja.


2. Kurangnya kebersihan di perusahaan.
3. Kurangnya kedisiplinan siswa.

E. PENANGGULANGAN MASALAH
1. Cara menyelesaikan masalah kurangnya alat keselamatan kerja dengan
cara kami membelinya.
2. Cara menyelesaikan masalah kurangnya kebersihan di perusahaan dengan
cara kami membersihkannya.
3. Cara menyelesaikan masalah kurangnya kedisiplinan siswa dengan cara
menasehatinya.

F. RENCANA TINDAK LANJUT


Setelah melaksanakan PKL, kami bisa mengetahui bagaimana suasana di
industri kerja. Selain itu juga kita bisa mengetahui berbagai mesin yang tidak ada
di sekolah.

15
BAB IV
PENUTUP

A. SIMPULAN
Simpulan yang diperoleh setelah menyusun laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) sebagai berikut:

1. Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan.


2. Menggunakan pakaian kerja dala melakukan pekerjaan untuk menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan saat bekerja.
3. Disiplin waktu dan bertanggung jawab.

B. SARAN
Untuk melengkapi laporan ini saya akan menyampaikan beberapa saran yang
mungkin dapat membantu mengisi kekurangan-kekurangan yang ada, antara lai
sebagai berikut:

16
1. Utamkan keselamatan kerja.
2. Kuasai terlebih dahulu teori sebelum melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL).
3. Jangan pernah merasa puas dengan hasil yang dicapai.
4. Gunakan waktu dengan sebaik baiknya.
5. Bertanggung jawab dalam melakukan pekerjaan.

17

Anda mungkin juga menyukai