Revisi Proposal Persetujuan Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah Primaya Hospitas Pasar Kemis 2021

November 2021
PROPOSAL
PERSETUJUAN TEKNIS
PEMENUHAN BAKU
MUTU AIR LIMBAH
Prepared by:
Rumah Sakit Primaya
Pasar kemis
Jl. Raya Pasar Kemis, RT.004/RW.002,

Kutajaya, Pasar Kemis,
Kab. Tangerang, Banten - 15560
1
RUMAH SAKIT PRIMAYA PASAR KEMIS
STANDART TEKNIS PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE BADAN AIR

RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN RUMAH SAKIT PRIMAYA PASAR
KEMIS
1. STANDART TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH

a. Deskripsi Kegiatan
1) Identitas Perusahaan
a) Nama Perusahaan : PT. Famon Global Medika
b) Pimpinan Perusahaan : Yoshen Danun, MBA
c) Alamat Kantor : Jalan MH Thamrin No 3 Kota Tangerang
d) Telepon/Fax : 021-6690780
e) Legalitas Usaha :
 Akta Notaris : Tjong Trisnawati, SH No 1 Tanggal 1 Februari 2005
 NIB : 9120002242864
 Izin lingkungan : Dikeluarkan Tanggal 20 Februari 2019
 Persetujuan Kelayakan Lingkungan Hidup : Keputusan kepala DLHK
Kab. Tangerang No. 660/Kep.26-DLHK
 KBLI : 86103
 Kegiatan : Aktifitas Rumah Sakit Swasta
 NPWP : 02.435.728.7-415.000
 Ijin Usaha : Tanggal Persetujuan 3 Desember 2020 Dengan No
202001- 0800-3749-5816-128
2) Jenis dan kapasitas rencana usaha dan/atau kegiatan

Kebutuhan pelayanan fasilitas kesehatan yang bermutu semakin meningkat
seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia. Hal tersebut mendorong berbagai pihak, tidak hanya
pemerintah namun juga sektor swasta untuk menyediakan pelayanan
kesehatan yang bermutu tinggi dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
Salah satu bentuk kepedulian yang dapat diwujudkan untuk melayani
kebutuhan kesehatan masyarakat setempat adalah dengan penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan berupa Rumah Sakit baru untuk memenuhi harapan
Jl. Raya Pasar Kemis, RT.004/RW.002, Kutajaya, Pasar Kemis, Telp: (021) 5971 5777
Kab. Tangerang, Banten - 15560 Emergency IGD : (021) 5971 1919
www.primayahospital.com Pendaftaran Online (WA): 0822 8888 9702
2
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu. Saat ini sudah banyak
bermunculan Rumah Sakit ataupun jasa pelayanan kesehatan, khusunya dari
sektor non pemerintah, baik dalam maupun luar negeri. Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pembangunan
kesehatan harus dipandang sebagai investasi untuk peningkatan kualitas
sumber daya manuasia, disamping pendidikan dan pendapatan. Kesehatan juga
merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki
peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan
pembangunan kesehatan dibutuhkan perubahan cara pandang (mindset) dari
paradigm sakit ke paradigma sehat, sejalan dengan visi Indonesia Sehat.
Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan, pemerintah
mendorong pihak swasta untuk turut berperan aktif. Salah satu wujud peran
aktif pihak swasta tersebut adalah berdiri dan dioperasikannya Rumah Sakit
Primaya Pasar Kemis. Melalui sarana pelayanan kesehatan milik swasta ini
secara tidak langsung diharapkan akan menunjang program pemerintah,
khususnya Kabupaten Tangerang.
PT Famon Global Medika Membangun rumah sakit tipe C yang bernama
Primaya Hospital yang berlokasi di Jl. Raya Pasar Kemis, RT 004 RW 002
desa Kutajaya Kecamatan Pasar Kemis Kabupaten Tangerang Provinsi Banten
dengan batas-batas lahan sebagai berikut.
 Sebelah Utara : Lahan Kosong Milik PT. Lucero Development Satu
 Sebelah Timur : Lahan Milik PT. Lucero Development Satu
 Sebelah Selatan : Jalan Raya Pasar Kemis
 Sebelah Barat : Lahan Milik PT. Lucero Development Satu
3
UTARA TIMUR
SELATAN BARAT
Gambar 1.1 foto batas lokasi Kegiatan
PETA LOKASI
EKSISTING
Jl. Raya Pasar

Kemis Kelurahan
Kutajaya
Kec. Pasar Kemis Kemis
Kab. Tanggerang
KETERANGAN
: Lokasi Primaya Pasar

Kemis
S 60 10' 17.204"
JALAN RAYA PASAR KEMIS E 1060 33' 7.816"
RUMAH SAKIT
PRIMAYA PASAR
KEMIS 2021
Gambar 1.2 Titik Lokasi Kegiatan
3) Jenis dan jumlah Fasilitas Pelayanan

Jumlah fasilitas pelayanan diukur dari banyaknya kamar tidur pasien yaitu
sebanyak 100 ( tempat tidur). Jumah tenaga kerja keseluruhan 161 Orang dan
bangunan rumah sakit primaya pasar kemis terdiri dari 4 lantai.
4) Proses usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
4
a) Kegiatan utama dan kegiatan penunjang usaha dan/atau kegiatan

I. Kegiatan Utama dan Pendukung
Didalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, Rumah Sakit Primaya
Pasar Kemis diamanatkan untuk memberikan pelayanan kesehatan umum.
Seiring dengan Perkembangan, Rumah Sakit Primaya Pasar Kemis sudah
melengkapi pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar.
Gambar 1.3. Alur Pelayanan RS Primaya Pasar Kemis
Jenis pelayanan yang ada di Rumah Sakit Primaya Pasar Kemis meliputi :
 IGD 24 Jam
Merupakan Unit rumah sakit yang memberikan perawatan pertama kepada
pasien. Unit ini dipimpin oleh seorang dokter jaga dengan tenaga dokter
ahli yang telah mendapat sertifikat dan pengakuan dalam menangani kasus
kegawat daruratan, yang kemudian bila dibutuhkan akan merujuk pasien
kepada dokter spesialis tertentu.
Pelayanan rawat darurat adalah unit yang buka 24 jam, dan 7 hari seminggu
tanpa henti. Unit ini memberikan pelayanan kesehatan darurat atau tindakan
pertama yang dibutuhkan oleh masyarakat dan karenanya merupakan salah
satu persyaratan kelengkapan fasilitas yang sangat vital dari sebuah rumah
sakit.
Kegiatan yang dilakukan di UGD adalah triase penderita dan melakukan
pelayanan gawat darurat yang meliputi resusitasi, kegawatan medis, dan
kegawatan bedah, termasuk kegawatan anak dan kegawatan kebidanan.
 Poli Umum
Kegiatan yang dilakukan yaitu pemeriksaan, konsultasi dan tindakan
pelayanan medik
 Poli Gigi
Poli Gigi ini merupakan sarana pelayanan yang menangani
masalah-masalah yang berhubungan dengan gigi
 Poli Spesialis
- Anak
Poli anak dikhususkan bagi masalah-masalah kesehatan yang terkait dengan
anak-anak. Berdasarkan jenis kasus yang ditangani, permasalahan
kesehatan anak dominan pada penyakit ISPA, diare, kurangnya nafsu
5
makan, gizi yang kurang baik dan imunisasi. Pada saat musimnya tiba,
terdapat juga peningkatan pada penanganan kasus demam berdarah
- Obsgyn
Poli kebidanan dan kandungan merupakan pelayanan yang mengatasi
masalah-masalah yang berhubungan dengan kehamilan dan pada saat
melahirkan. Jenis kegiatan yang dilakukan pada poli kebidanan dan
kandungan antara lain : konsultasi kehamilan, pemeriksaan kehamilan dan
lain-lain.
- Dalam
Poli penyakit dalam merupakan sarana pelayanan yang diperuntukkan bagi
pelayanan penderita penyakit dalam. Pengunjung yang dating ke poli ini
rata-rata ingin memeriksakan atau berkonsultasi tentang penyakit yang
dideritanya seperti ginjal, jantung, gangguan pada pencernaan dan penyakit
dalam lainnya.
- Bedah
Poli bedah dalam mempunyai beberapa ruang antara lain: ruang periksa
(ruang pemeriksaan fisik dan konsultasi pasien), ruang tindakan (ruang
tindakan bedah minor maksimal dengan anestesi local), dan ruang balut
(ruang membalut patah tulang atau luka).
- Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Merupakan poli yang berperan membantu mengembalikan fungsi tubuh
pasien yang menderita gangguan fungsi tubuh atau kecacatan. Kondisi
tersebut bisa disebabkan oleh cedera, kecelakaan, ataupun penyakit.
- THT KL
THT KL adalah poli khusus diagnosis dan pengobatan penyakit telinga,
hidung, tenggorok serta kepala dan leher.
- Jiwa
Melayani pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan konsultasi berbagai
penyakit yang berhubungan dengan kejiwaan. Poliklinik kesehatan jiwa
(psikiatri) dapat memberikan pelayanan Farmakoterapi, Psikoterapi,
Psikatri anak & Remaja.
- Syaraf
6
Poli saraf atau neurologis adalah poli spesialis yang mendiagnosis dan
mengobati masalah yang berkaitan dengan otak dan sistem saraf.
- Kulit dan Kelamin
Poli kulit dan penyakit kelamin merupakan salah satu pelayanan yang
diberikan bagi pasien yang menderita penyakit kulit (misal : cacar, kulit
kering, cacat pada kulit, luka bakar dan lain-lain) serta penyakit kelamin.
- Telinga Hidung Tenggorok
Poliklinik THT adalah Klinik yang di peruntukan mengobati penyakit yang
berkaitan dengan telinga, hidung, dan tenggorokan.
- Paru
Poli Paru melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan
paru yang ditangani oleh dokter Spesialis Paru yang berpengalaman.
Pelayanan yang ditangani di Poli Paru adalah : Pengobatan TBC Paru.
Konsultasi Kesehatan Paru.
- Mata
Poli mata merupakan suatu instalasi yang memberikan pelayanan mata
secara menyeluruh kepada masyarakat secara nyaman dan terpercaya, yang
meliputi aspek preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif bedah maupun
non bedah dengan harapan dapat menurunkan angka kebutaan di Indonesia.
- Orthopedi
Poli Orthopedi memiliki fokus untuk menangani cedera dan penyakit pada
sistem muskuloskeletal tubuh, mencakup tulang, sendi, tendon, otot, dan
saraf.
- Gigi
Poli spesialis Gigi memiliki fokus untuk menangani pasien untuk estetika
posisi gigi rahang dan wajah (kecantikan).
 Laborat 24 Jam
Pemeriksaan laboratorium adalah pelayanan penunjang yang menggunakan
alat dengan ukuran sedang dan memerlukan system limbah khusus. Ruang
laboratorium mempunyai beberapa fungsi guna memberikan pelayanan,
antara lain :
- Pengambilan specimen, yaitu dapat berupa darah, air seni dan kotoran
pasien.
7
- Pemeriksaan specimen, yang dilakukan setelah adanya pengambilan

specimen yaitu dapat berupa pemeriksaan darah, air seni dan kotoran
pasien.
- Tempat peralatan dan bahan, yang digunakan sebagai tempat
penyimpanan peralatan dan bahan yang digunakan di laboratorium.
Peralatan dan bahan yang mendukung bagi kelengkapan laboratorium
Rumah Sakit Primaya Pasar Kemis, dapat dibedakan ke dalam peralatan
dan bahan medic, seperti; Bactec, Photo Chromatograf, Urinalisa, Gas
dan Elektrolit, Mukroskop dan Darkfield mikroskop, sedangkan untuk
peralatan non medic yang dapat menunjang, seperti; meja tulis yang
dilengkapi kursi, meja pengambilan specimen darah, lemari es dan
lemari untuk bahan serta obat dan WC untuk pengambilan specimen.
 Farmasi 24 Jam
Unit farmasi/apotik merupakan salah satu sarana pelayanan penunjang
medik. Unit ini difokuskan untuk melayani kebutuhan obat-obatan dan alat
kesehatan yang dibutuhkan oleh pasien rawat inap dan pasien lainnya
seperti di ruangan-ruangan tertentu seperti MKPK, ICU, Psikiatri,
Rehabilitasi. Pengelolaan dilakukan dengan system Unit Dose, yaitu
obat-obatan yang dibutuhkan pasien disediakan petugas farmasi per hari.
 Radiologi 24 Jam
Ruang radiologi mempunyai beberapa fungsi guna memberikan pelayanan,
antara lain: a) pemeriksaan radiologi dasar; b) pemeriksaan radiologi
dengan kontras; c) pemeriksaan dengan CT-scan; d) kamar baca film; e)
kamar gelap atau film developing; f) penyiapan data; g) administrasi; dan h)
tempat peralatan dan bahan.
Berdasarkan bahan radioaktif yang digunakan, maka pemeriksaan radiologi
sebagai salah satu pelayanan penunjang medic dilakukan pada ruang khusus
yang tahan terhadap radiasi. Petugas unit radiologi adalah orang yang
berpengalaman didalam penggunaan alat yang ada. Dalam prakteknya,
karyawan yang bertugas menggunakan alat pelindungnya terhadap radiasi,
baik dengan cara menggunakan baju maupun pelindung khusus.
 Melayani Pasien Umum, BPJS Kesehatan, ketenaga kerjaan, dan Jasa
Raharja
8
 Konsultasi Gizi
Pelayanan konsultasi gizi memberikan saran dan informasi kepada pasien
tentang penatalaksanaan gizi dan masalah kesehatan, terlibat dalam
diagnosis dan pengobatan masalah kesehatan yang terkait gizi dan nutrisi.
 Pelayanan KIA dan KB
Adalah pelayanan bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita
serta anak prasekolah.
 HCU
High Care Unit adalah unit pelayanan di Rumah Sakit bagi pasien dengan
kondisi stabil dari fungsi respirasi, hemodinamik dan kesadaran namun
masih memerlukan pengobatan, perawatan dan pemantauan secara ketat.
 Peristi
Pelayanan Perinatal Resiko tinggi adalah pelayanan yang menciptakan
kondisi bagi ibu dan Janin atau bayinya yang mempunyai resiko tinggi agar
dapat menjaminpertumbuhan dan perkembangan yang optimal serta
terhindar dari morbiditas dan mortalitas.
 Pelayanan Rehabilitasi Medik (Fisioterapi, Terapi Wicara, OT, dll)
Rehabilitasi medik adalah terapi yang dilakukan guna mengembalikan
fungsi tubuh yang mengalami masalah. Biasanya bagi seseorang yang telah
menjalani pengobatan atau operasi akibat cedera parah, infeksi, stroke,
maupun tumor.
Kebutuhan rehabilitasi medik mencakup semua umur, baik laki-laki
maupun perempuan, dengan jenis dan tingkat rehabilitasi yang
berbeda-beda. Tindakan rehabilitasi medik yang dilakukan akan
disesuaikan dengan kondisi dan keterbatasan fisik yang dialami.
 Pelayanan Instalasi Bedah Sentral
Instalasi Bedah Sentral merupakan salah satu instalasi penunjang medis
yang memberikan pelayanan pembedahan baik yang terencana (elektif)
maupun yang darurat (cito). Didukung tenaga yang kompeten, bersertifikasi,
dan handal di bidang pembedahan, serta fasilitas alat pembedahan yang
canggih dan modern.
 General Chek Up
9
General check up adalah serangkaian pelayanan uji kesehatan rutin yang

dilakukan di rumah sakit untuk memeriksa kesehatan tubuh secara
keseluruhan dan mengantisipasi risiko penyakit.
 Poli USG
Ultrasonografi atau yang biasa dikenal sebagai USG, merupakan teknik
menampilkan gambar atau citra dari kondisi bagian dalam tubuh. Alat
medis ini memanfaatkan gelombang suara dengan frekuensi tinggi untuk
mengambil gambar tubuh bagian dalam. Misalnya, organ tubuh atau
jaringan lunak.
Poli USG ini bertujuan agar tim medis mendapatkan ketepatan dalam
mendiagnosis penyakit. Dengan kata lain, USG merupakan pemeriksaan
penunjang untuk membantu dokter mengidentifikasi penyebab penyakit
pada seseorang.
 Hemodialisa
Instalasi Hemodialisa menjadi fasilitas pelayanan hemodialisis bagi
penderita penyakit ginjal yang membutuhkan terapi pengganti yaitu
hemodialisa ataupun peritoneal dialisa. Pelayanan hemodialisis di Rumah
Sakit Primaya Pasar Kemissecara bertahap mempunyai fasilitas mesin
hemodialisa, Pelayanan hemodialisis rutin dilaksanakan dalam 2 shif yaitu
pagi sore.
II. Kegiatan penunjang
Kegiatan penunjang yang ada yaitu kegiatan domestik karyawan dan
kegiatan pengolahan makanan didapur, kantin, pencucian kendaraan, dan
kegiatan di mushola.
b) Neraca air
Sumber air bersih yang digunakan dalam operasional yaitu bersumber dari
PDAM yaitu PT. Aetra Air Tangerang dan Air Tanah (Deep Well).
Penggunaan air bersih selama operasional berlangsung berdasarkan
Eksisting Rumah sakit Primaya Pasar Kemis adalah sebagai berikut :
10
Tabel 1.1 Penggunaan Air Bersih
Bulan/Tgl Catat Stand Awal Stand Total

3 3
M Akhir M Pemakaian
M3/bln
Sambungan PDAM
Juli 2021 1.629 2.333 704
Agustus 2021 2.333 2.810 477
September 2021 2.810 2.810 0
Oktober 2021 2.810 2.860 50
November 2021 2.860 2.860 0
Rata-rata M3/bln 1.231
Rata-rata M3/hari 8,21
Sambungan Deep Well
Juli 2021 865 964 99
Agustus 2021 964 1.315 351
September 2021 1.329 1.796 467
Oktober 2021 1.846 2.233 387
November 2021 2.284 2.664 380
Rata-rata M3/bln 1.684
Rata-rata M3/hari 11,27
Total rata – rata M3/hari 19,48
Pemakaian air untuk kebutuhan di Rumah sakit Primaya Pasar Kemis
sebanyak :
PDAM sebanyak 8,21 m3/hari dan Air tanah sebanyak 11,27 m3/hari
sehingga total penggunaan air bersih sebanyak 19,48 m3/hari.
11
10 m3/ hari
KM/Toilet
4 m3/ hari Ruang Pelayanan 16 m3/ hari

Medis IPAL Anak Sungai
8,21 m3/ hari 3
PDAM (100 bed) 2 m3/ hari (60 m ) Cirarab
19,48 m3/ hari 2 m3/ hari

Dapur Gizi, Kantin Pre Treatment
Sumur air 11,27 m3/ hari

tanah dalam 1 m3/ hari
Ruang CSSD
1 m3/ hari
Laboratorium Air Limbah (B3) TPS
LIMBAH B3
1 m3/ hari
Penyiraman tanaman
1,48 m3/ hari HABIS TERPAKAI/

TERSERAP TANAH
0,48 m3/ hari
Perawatan ruangan
Gambar 1.3 Eksisiting Penggunaan Air Bersih
Untuk melihat kebutuhan pada tahap jam puncak operasional sesuai

kebutuhan air bersih adalah sebagai berikut :
Tabel 1.2 Perkiraan Penggunaan Air Bersih Tahap Operasi

No Unit Kegiatan Standar Jumlah Jumlah
Kebutuhan (liter/hari)
Air
1. Karyawan dan tenaga 501/org/h 200 10
kerja orang
2. Pasien rawat inap 2001/tt/h 120 24
orang
3. Pasien rawat jalan & 51/org/h 600 3
penunggu pasien orang
4. Dapur 15
5. Kantin 1
6. Mushola 1
7. Kebersihan gedung 0,5
JUMLAH 54
Dari perkiraan kebutuhan air di jam puncak Rumah Sakit Primaya Pasar
Kemis sebanyak 54 m3/hari dan total eksisting penggunaan air sebanyak
19,48 m3/hari, maka air bersih yang baru terpakai sebanyak 36,07 %.
Untuk detail jaringan air bersih dapat dilihat pada layout berikut ini :
12
Gambar 1.4 Layout Jaringan Air Bersih

www.primayahospital.com Pendaftaran Online (WA): 0822 8888
9702
13
9702
14
9702
15
9702
16
9702
17
9702
18
9702
19
9702
20
c) Fluktuasi atau kontinuitas kegiatan dan air limbah, dan karakteristik

air limbah
Kegiatan pelayanan kesehatan dilakukan selama 24 jam atau setiap hari
untuk menunjang pelayanan kesehatan yang maksimal bagi masyarakat
yang membutuhkan. Oleh karenanya produksi air limbah terjadi secara
terus menerus dengan sistem pengolahan air limbah juga dilakukan setiap
hari/24 jam menggunakan IPAL. Debit air limbah yang harus masuk ke
IPAL adalah Debit minimun 48 m3/hari. Debit maksimum 60 m 3/hari.
Karakteristik limbah cair Rumah Sakit diuraikan sebagai berikut:
I. Karakteristik fisik
Karakteristik fisik yang utama dari limbah cair rumah sakit adalah adanya
kandungan bahan padat, berwarna, berbau, suhu relatif lebih tinggi daripada
air normal, memiliki konsistensi lebih kental serta mempunyai berat jenis
lebih besar daripada air normal (Kusumanta, 1992). Bahan padat yang
terdapat dalam limbah cair terdiri dari padat terlarut dan bahan padat
tersuspensi yang keduanya sering disebut zat padat jumlah. Bahan padat
inilah yang akhirnya menentukan konsentrasi serta berat jenis limbah cair.
Pengendapan zat padat tersuspensi di dasar badan air akan mengganggu
kehidupan di dalam badan air tersebut. Endapan solid di dasar badan air
akan mengalami dekomposisi yang menyebabkan turunnya kadar oksigen
terlarut dan akan menimbulkan bau busuk serta pemandangan yang tidak
sedap (Djajadiningrat, 1992).
Warna merupakan ciri kualitatif dari air limbah yang pada awalnya
berwarna coklat muda dan akhirnya berwarna hitam tua. Warna keruh pada
limbah cair rumah sakit berasal dari pembersihan larutan dan alat. Bau
merupakan ciri spesifik dari limbah cair. Timbulkan bau karena terjadi
proses dekomposisi bahan-bahan organik oleh bakteri dekomposer dan
terbentuk gas-gas tertentu seperti NH3, H2S dan beberapa jenis gas lainnya.
Suhu airlimbah relatif lebih tinggi dibandingkan dengan suhu air normal.
Suhu ini dapat mempengaruhi aktifitas mikrobia. Solubilitas dari gas,
viskositas dan suhu juga penting pada operasi proses biologis
(Djajadiningrat, 1992).
21
II. Karakteristik kimia

Sebagai ukuran penilaian sifat kimia limbah cair dipakai beberapa
parameter penting seperti SS, BOD, COD, TOD, N Total, P Total dan
Lemak (tabel 1.1) (Djajadiningrat, 1992):
 Zat padat tersuspensi (SS)
Zat padat tersuspensi atau Suspended Solid (SS) adalah sejumlah berat
dalam miligram penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron,
dimana filter membran tersebut mengandung bahan tersuspensi yang
dikeringkan pada suhu 105° C selama 2 jam. Padatan tersuspensi sangat
mempengaruhi kekeruhan dan kecerahan air, hal ini mempengaruhi proses
fotosintesis dan pembusukan sehingga mempengaruhi nilai guna perairan.
Padatan tersuspensi dalam air mengandung partikel organik dan anorganik.
Suspended Solid dihasilkan oleh tanah Hat, silt, tanah (anorganik) dan
padatan biologis seperti algae, bakteri, serat-serat tanaman (organik)
(Sumestri, 1987).
 BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat
air buangan penduduk atau industri, dan untuk mendesain sistem-sistem
pengolahan biologis bagi yang tercemar tersebut. Besar kecilnya nilai BOD
dipengaruhi oleh kadar zat organik, adanya mikroorganisme, adanya zat
yang bersifat racun dana adanya proses nitrifikasi. Makin besar kadar zat
organik makin besar pula nilai BOD (Alarets, dan Sumestri, 1987;
Sugiharto; 1987). Umumnya untuk mengetahui besarnya tingkat
pencemaran yang ada dalam suatu perairan, dapat dilakukan dengan
pengukuran BOD5 yaitu banyaknya oksigen yang digunakan oleh mikrobia
untuk mengoksidasi bahan organik pada suhu 20° Cselama 5 hari (Sumestri,
1987).
 COD (Chemical Oxygen Demand)
Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organik
secara alamiah dapat dioksidasikan melalui proses biologis dan
mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut di dalam air (Alarets, dan
Sumestri, 1987). Pada reaksi oksidasi ini hampir semua zat organik dapat
22
dioksidasi menjadi C02 dan H20 dalam suasana asam dengan menggunakan
bikromat atau permanganat sebagai sumber oksigennya (Sumestri, 1987).
Tabel 1.3 Karakteristik kimia air limbah domestik
Parameter (mg/1) Karakteristik
Kuat Medium Lemah
Total zat padat (TSS) 1200 720 350
- zat padat terlarut (DS)
- zat padat tersuspensi 850 500 250
(SS) 350 220 100
BOD5 400 220 110
TOC 2900 160 80
COD 1000 500 250
N Total 85 40 20
P Total 15 8 4
CI- 100 50 30
Alkalinity (CaC03) 200 100 50
Lemak 150 100 50
Sumber: Djajadiningrat, 1992.
III. Karakteristik biologi

Secara biologis karakteristik air limbah rumah sakit ini ditunjukkan dengan
adanya berbagai macam mikroorganisme air seperti jamur, ganggang, virus
dan berbagai macam bakteri pathogen dan apathogen (Kusumanta, 1992)
IV. Karakteristik radioaktif
Keberadaan unsur radioaktif dalam air limbah rumah sakit biasanya
berbentuk partikel dan cairan. Bahkan radioaktif tersebut dimungkinkan
berasal dari ruang rontgcn atau ruang lain yang memakai peralatan medis
dengan komponen radioaktif (Kusumanta, 1992).
Tabel 1.4 Organisme patogen yang biasa terdapat dalam air limbah
Organisme Penyakit Keterangan
Ascarls spp. Cacing nematoda Bercahaya terhadap manusia
Enterogius spp. dari buangan air limbah dan
lumpur kering yangdipakai
23
sebagai pupuk.
Bacillus anthracis Anthrax Terdapat dalam air limbah

Brucella spp Brucellesis, demam pada Sporanya tahan terhadap
manusia menjangkitkan pengolahan Biasanya
keguguran pada ditularkan oleh susu yang
domba/kambing dan kena infeksi atau oleh
ternak lain kontak. Air limbah juga
diduga sebagai penular.
Entamoeba Disentri Disebabkan oleh air yang
histolyca terkontaminasi serta lumpur
yang dipakai sebagai pupuk.
Biasanya pada cuaca yang
panas.
Leptospira Leptospirosis (penyakit Dibawa oleh tikus-tikus
iceterohaenorrhagi meil) selokan
Mycobacterius Tubercolosis Terpisahkan dari air limbah
dan sungai yang tercemar.
Air limbah merupakan
kemungkinan cara
penyebaran. Perhatian harus
diberikan pada air limbah
dan lumpur yang keluar dari
sanatorium.
Salmonella spp paratyphi Demam paratyphi Biasanya ada dalam air
limbah dan buangannya
pada masa episodemi.
Salmonella spp Peracun makanan
Schistosoma spp Schistosomiasis Mungkin diuraikan pada
pengolahan air limbah yang
efisien
Shigella spp. Disentri basil Air tercemar merupakan
sumber infeksi utama.
Taenia spp. Cacing pita Telurnya sangat tahan,
terdapat pada lumpur air
limbah serta buangan air
limbah. Berbahaya bagi
ternak atau lahan yang
dipupuk dengan lumpur
limbah.
24
Vibrio cholerae Cholerae Dijangkitkan oleh air limbah

dan air tercemar.
Virus Poliomyelitis Hepatitis Cara penularan yang pasti
belum dtketahui. Terdapat
pada buangan dari instalasi
pengolahan secara biologis
Sumber : Linsley and Fronzini,1991
Air limbah apabila tidak diolah dengan baik dapat menimbulkan gangguan,
baik terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan, yaitu :
I. Gangguan terhadap kesehatan
Air limbah sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia, karena air limbah
dapat berfungsi sebagai media pembawa/ penularan penyakit (Water Borne
Desease) seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis, infektiosa dan
skistosomiasis, juga di dalam air limbah sendiri banyak terdapat bakteri
pathogen penyebab penyakit.
II. Gangguan terhadap kehidupan biotik
Banyaknya zat pencemaran yang terdapat dalam air limbah akan
mengganggu kehidupan air (aquatic life) khususnya kehidupan aerob
karena berkurangnya oksigen terlarut dalam air dan menyebabkan
menurunnya kualitas badan udara air tersebut.
III. Gangguan terhadap estetika /keindahan
Zat organik yang terdapat dalam air limbah, akan mengalami proses
pembusukan sehingga akan timbul bau dan warna yang mengganggu
estetika (Sugiharto, 1987).
25
d) Layout pengelolaan air limbah
Aktivitas Pelayanan Non Medis

KM/Toilet
Dapur Gizi
Pra Pengolahan
Kantin
IPAL
Aktivitas Pelayanan Medis
Ruang CSSD, Lab (Non B3)
Wastafel Ruang Pelayanan

Medis Bak Kontrol Anak Sungai
Cirarab
KM/Toilet TPS B3 Untuk

Air Limbah B3
Gambar 1.5 Diagram Alir Pengolahan Air Limbah
Semua limbah domestik Rumah Sakit Primaya Pasar Kemis di masukan dalam IPAL,
untuk air limbah dari dapur, kantin sebelum dimasukan ke IPAL, terlebih dahulu
dilakukan pengolahan (pre treatment) ke grease trap untuk dipisahkan lemaknya, agar
beban limbahnya menurun. Demikian juga untuk air limbah dari pelayanan medis dan
lab untuk air limbah B3 akan di tampung dan di simpan di TPS B3.
b. Baku mutu air limbah

Air limbah Rumah sakit Mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang
Baku Mutu Air Limbah Domestik dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 5 tahun 2014 lampiran XLIV point B tentang Baku Mutu Air
Limbah Bagi Usaha Dan/Kegiatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
c. Rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan

1) Rencana pengelolaan lingkungan
a) Sistem Pengolahan air limbah
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Primaya Pasar Kemis menggunakan
Sistem IPAL BioReckat yang terdiri dari Separation Tank, Anaerob Tank,
26
Aeration Tank, Sedimentation Tank, Effluent Tank dan Blower Room. Dimana
air limbah diolah dengan menggunakan IPAL Bio Teknologi dengan cara
menambahkan bakteri atau biomassa pengolah air limbah ditumbuhkan dalam
bentuk campuran antara biomassa tersuspensi dan biomassa yang melekat pada
media. Terdapat 2 jenis biomassa yang digunakan dalam pengolahan limbah ini
yaitu biomassa yang hidup dalam lingkungan an-aerobik yaitu lingkungan tanpa
oksigen dan aerobik yang hidup dalam lingkungan yang kaya akan oksigen
(O2). Pada sistem ini bakteri ditumbuhkan sesuai dengan kondisi lingkungannya
masing masing, sehingga bakteri dapat mengolah air limbah secara optimal.
Kapasitas IPAL yang terpasang pada Rumah Sakit Primaya Pasar Kemis dan
debit air yang masuk ke IPAL sebesar 60 m3/hari, lengkap dengan berbagai
aksesoris, dengan uraian penjelasannya sebagai berikut:
Gambar 1.6 proses IPAL BioReckat
27
 Speration Tank
Merupakan komponen pertama IPAL yang berfungsi meratakan aliran dan beban
limbah. terjadi proses pencampuran (mixing) antara limbah baru dan lumpur aktif,
yang ditransfer oleh Airlift dari Sedimentation Tank, sehingga air limbah akan
mempunyai debit dan kualitas beban limbah yang seragam. Dimana lumpur tersebut
akan dikembalikan ke bak separasi sehingga akan di olah lagi secara continue.
Lalu lumpur yang mengendap pada bak sedimentasi, dalam jangka waktu 1 - 2 tahun
akan menumpuk. Lumpur yang menumpuk dan padat itu akan dibuang dengan sedot
tinja.
 An-Aerob Tank
Di dalam bak anaerob terjadi proses penguraian air limbah oleh bakteri-bakteri
an-aerob, yang menempel pada media, sifat bakteri tersebut adalah lebih tahan
terhadap bahan-bahan kimia pembersih yang bersifat racun. Unit ini sangat berperan
28
penting karena bakteri pada tahap ini akan mengurangi kandungan senyawa
pencemar organik dengan signifikan, sehingga harus benar-benar dijaga. Kemudian
air limbah akan mengalir menuju Aeration Tank.
 Aeration Tank
Merupakan komponen utama dalam sistem pengolahan air limbah, pada bagian ini
terjadi penguraian zat-zat pencemar (senyawa organik) secara aerob (dengan udara).
Di dalam Aeration Tank ini, air limbah di hembus dengan udara, sehingga
mikroorganisme aerob pada air limbah dan menempel di media, akan menguraikan
zat organik yang ada dalam air limbah. Energi yang diperoleh dari hasil penguraian
zat organik tersebut akan dipergunakan oleh mikroorganisme untuk proses
pertumbuhannya. Dengan demikian akan tumbuh dan berkembang biomasa dalam
jumlah besar, yang akan menguraikan senyawa polutan yang ada di dalam air limbah.
29
Untuk suplai udara menggunakan Air Blower dan Diffuser, yang berfungsi
menciptakan gelembung-gelembung udara halus (fine bubble) agar proses
penyerapan oksigen oleh mikroorganisme dapat lebih optimal.
 Sedimentation Tank
Sistem ini digunakan untuk mengendapkan partikel-partikel floc (activated

sludge/Lumpur aktif) yang terlepas dari dalam Aeration Tank. Sebagian lumpur aktif
akan dikembalikan ke dalam Separation Tank melalui Airlift System. Airlift System
yang dipasang pada tangki ini dimaksudkan mengembalikan sebagian besar lumpur
mengendap untuk diolah kembali. Airlift menggunakan tenaga udara yang berasal
dari Air Blower. Pengembalian lumpur aktif harus kontinyu (terus menerus) agar
proses pengolahan berhasil dengan baik. Dalam Sedimentation Tank terjadi
30
pengendapan lumpur aktif, sedangkan air limbah yang sudah diolah (lebih jernih)
mengalir secara overflow melalui gutter masuk ke dalam Effluent Tank.
 Effluent Tank
Air olahan yang berasal dari proses pengendapan, terlebih dahulu harus
di-injeksikan kaporit/chlorine dengan dosis chlorine 50 ppm untuk membunuh
bakteri-bakteri pathogen, sebelum dibuang kesaluran drainase. Tablet chlorine harus
diberikan secara berkala dengan cara membuka tutup pipa klorinasi dan
memasukkan beberapa butir tablet Chlorine dan kemudian menutupnya kembali. Di
dalam Effluent Tank ini juga dilengkapi dengan Submersible Pump / Pompa Celup
yang berfungsi untuk memompa/membuang air ke saluran drainase kota. Pompa
bekerja secara kontinyu/terus menerus dan otomatis. Jika level air pada Effluent
Tank mencapai ketinggian tertentu, maka pompa secara otomatis akan menyala dan
memompa air ke saluran drainase.
31
 Blower Room
Merupakan ruang kontrol sistem IPAL, dimana Air Blowerdan Control Panel berada
disini. Setiap hari, operator IPAL harus masuk ke ruang ini untuk memantau kinerja
Air Blower serta pengecekan kelistrikan sistem IPAL.
Berikut foto IPAL saat di bangun dan beroperasi :
Gambar 1.7 saat pembangunan IPAL
Gambar1.8 eksisting IPAL
32
 Standart Dasar Ipal Primaya Hospital Pasar Kemis
Produk IPAL ini menggunakan acuan Pedoman Teknis Instalasi Pengolahan Air
Limbah dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2011.
Sedangkan material Tangki FRP pada Instalasi Pengolahan Air Limbah telah
berstandar internasional yaitu ASME-RTP-1, AWWA M45, dan BS 4994:1987.
Pedoman Teknis IPAL di lampirkan.
 Peralantan IPAL Primaya Hospital Pasar Kemis
Berikut perlatan yang digunakan dalam menjalankan sistem IPAL pada Primaya
Hospital Pasar Kemis.
 Bio Reactor Tank IPAL System
- Model : FRP Horizontal Tank
- Material : Fiberglass Reinforced Plastic (FRP)
- Dimension : ID. 2500 x L.12500
- Thickness : Dome 9 mm, Shell 8 mm
- Volume : 60 MPD
- Quantity : 1 Unit
 Honeycomb
- Model : Wide Contact
- Material : PVC
- Quantity : 1 Unit (4,0 m3)
 Bioball
- Model : Wide Contact
- Material : HDPE
- Quantity : 1 Lot (120 000Pcs)
 Double Air Blower

- Brand : LongTech
- Model : Linear Air Blower, LT - 50
- Power : 3,75kW / 50 Hz / 3 Phase
- Capacity : 1,18m3/Min
- Quantity : 2 Unit (1 Unit Duty, 1 Unit Standby)
 Effluent Pump
- Brand : Tsurumi
- Model : Submersible Sewage Pump, Tsurumi HS.2-4S
- Capacity : 0.2 m3/Min
33
- Power : 0.4 kW / 220 V / 1 Phase / 50 Hz

- Operation : Automatic by Level Control
- Accessories : Check Valve, Water Mur,
Floating Switch
Quantity : 2 Unit (1 Unit Duty, 1 Unit Standby)
 Air Diffuser
- Type : Fine Air Bubble
- Size : 9Inch
- Quantity : 12 Pcs
 Panel Control
- Brand :Indoor
- Type : Push Bottom
- Display : Indicating Lamp
- Component : Merlin Gerlin, Telemecanique, Omron, etc
- Quantity : 1 Unit
 Piping Installation & Valve

- Pipe PVC : Rucika, Wavin or Equal (AW Class)
- Pipe GIP : Spindo, Bakrie or equal (medium Class)
- Valve : Kitz or Equal, Sanking / KDJ or Equal
- Quantity : 1 Lot
 Cable & Accessories

- Type : NYM 2x2.5, NYM 4x4
- Merk : Supreme, Kabelindo or Equal
- Accessories : Conduit Pipe & Flexible, Cilpsal or Equal
- Quantity : 1 Lot
34
Tabel 1.5 Pengoperasian
No. Peralatan Sistem Operasi Keterangan
Separation Tank - Bekerja secara kontinyu meratakan beban

1. -Inlet Pipe - limbah dan menerima aliran lumpur aktif - 1 Unit
- Air Lift Pipe - dari Sedimentation Tank
2. An-Aerob Tank - Sebagai tempat perkembang-biakan bakteri - 1 Unit

- Honey Comb an-aerob (4,0 m3)
- Bekerja secara kontinyu, dan volume udara

Aeration Tank - 12 Pcs
diatur dengan menggunakan valve
3. - Air Diffuser
- 1 Lot
- Sebagai tempat perkembang-biakan bakteri
- Bio Ball (120 000)
aerobic
Sendimentation - Bekerja secara manual dan kontinyu, dan

4. Tank volume aliran diatur dengan menggunakan - 1 Unit
- Air Lift System vavle
Effluent Tank
- Chlorination Pipe - - Sebagai tempat untuk memasukan Tablet - 1 Unit
- Chlorine ke dalam tangki dengan cara
- membuka penutup pipa secara manual.
5.
- Effluent Pump - Bekerja secara auto berdasarkan Floating - 2 Unit
Switch (1 run + 1
- Pompa akan jalan bersama jika level air tinggi stand by)
dan berhenti jika level air rendah
- Bekerja secara bergantian secara manual
dengan menggunakan Selector Switch
Blower Room
- Air Blower - Bekerja secara kontinyu 24 jam. Sistem - 2 Unit
distribusi udara diatur secara manual dengan (1 run + 1
6. menggunakan valve ke tiap tank stand by)
- Bekerja secara bergantian secara auto
berdasarkan timer.
35
 Efisiensi Penurunan BOD-COD Pada IPAL
Efisiensi parameter BOD dan COD mencapai 90%, hal ini berkaitan oleh kondisi
dan jumlah bakteri pengolah air limbah, dan kondisi awal air limbah. Dimana
kondisi pertumbuhan dan perkembang biakan bakteri yang optimal meningkatkan
efisiensi bakteri untuk mengolah air limbah tersebut. Disisi lain kondisi awal air
limbah saat masuk ke IPAL mempengaruhi perkembiakan bakteri, karna masuknya
zat-zat yang tidak pencemar lain seperti logam berat, atau bahan kimia dari lab yang
masuk dapat membunuh bakteri pengolah. Berikut perhitungan desain kalkulasi
untuk IPAL BioTeknologi dengan pemanfaatan bakteri (Anaerob dan Aerob).
36
Tabel 1.6 Perhitungan Desain Kalkulasi Untuk IPAL Bioteknologi
ENGINEERING DESIGN CALCULATION DATE

DEPARTEMENT
IPAL EXTENDED AERATION
21-Sep-20
Costumer RS Primaya Pasar Kemis

Produk Name IPAL BIOTECHNONOGY
Capacity 60 MPD
DESIGN DATA
Kapasitas Q = 60 m3/day
BOD BOD av = 300 mg/L
COD = 800 mg/L
TSS = 300 mg/L
Total Coliform = 3000000000 mg/L
I - SEDIMENTATION AND SEPARATION SYSTEM
Debit Q = 60 m3/day
BOD masuk BODin = 300 mg/L
COD masuk = 800 mg/L
TSS masuk = 300
Efisiensi E = 15%
BOD keluar BODout = 255 mg/L
COD keluar = 680 mg/L
TSS masuk = 255
Waktu tinggal
(HRT) T = 3 jam
Volume bak
yang
diperlukan V = 7,5 m3
Dimensi Tangki
Diameter H = 2,5 m
Panjang L = 1,5 m
Volume Tangki Vt = 7,36 m3
Volume
Tembereng Vtembereng = 0,88 m3
Volume Air Vair = Vtangki-Vtembereng = 6,48 m3
Check Waktu
Tinggal Rata -
Rata Ta = 2,6 jam
II - ANAEROB TANK
Debit Q = 60 m3/day
BOD masuk BOD in = 255 mg/L
COD masuk COD in = 680 mg/L
TSS in = 255
Efisiensi E = 70%
BOD keluar = BOD in - (E x BOD in) BOD eff = 76,5 mg/L
COD keluar COD eff = 204 mg/L
TSS keluar TSS eff = 76,5
37
Beban BOD di
dalam Air
Limbah = Q x BOD in BOD load = 15,3 kg/hari
Beban COD di
dalam Air
Limbah = Q x COD in COD load = 40,8 kg/hari
Jumlah BOD
yang
Dihilangkan = E x BOD load BOD rem = 10,71 kg/hari
Jumlah COD
yang
Dihilangkan 28,56 kg/hari
Beban BOD per Volume Media yang Digunakan (0.4-4.7 kg kg
BOD/m3.hari) Med = 2 BOD/m3.hari
Volume Media = BOD load : Med V med = 7,7 m3
Persentase
Volume Media P = 41%
Volume V med :
Reaktor = P V reaktor = 18,7 m3
Waktu Tinggal
di dalam
Reaktor = (V reaktor : Q) x 24 t = 7,46 jam
Dimensi Bak:
Kedalaman H = 2,5 m
Panjang L = 4,3 m
Volume Tangki Vtangki = (1/4)π(D^2)L Vt 21,1 m3
Volume
Volume Air Vair = Vtangki-Vtembereng 18,6 m3
Waktu tinggal
(HRT) Tact = 7,43 jam
III - AEROB TANK
Debit Q = 60 m3/day
BOD masuk BOD in = 76,5 mg/L
Efisiensi E = 65%
BOD
BOD keluar out = BOD in - (E x BOD in) BOD out = 26,775 mg/L
Beban BOD di
dalam air BOD
limbah load = Q x BOD in BOD load = 4,59 kg/hari
Jumlah BOD
yang BOD
dihilangkan rem = E x BOD load BOD rem = 2,98 kg/hari
Beban BOD per volume media yang digunakan (0.4-4.7 kg kg
BOD/m3.hari) Med = 0,7 BOD/m3.hari
Volume media V med = BOD load : Med V med = 6,56 m3
Persentase
volume media P = 35%
Volume V = V med : P V reaktor = 18,7 m3
38
Reaktor reaktor
Berdasarkan
BOD
Amonia masuk Amonia In = 90 mg/l
Amonia keluar Amonia Out = 10 mg/l
BOD In = 76,5 mg/l
Efisiensi NH3 E = 90%
Spesifik Amonia
Removal Rn = 0,88 g/m2.d
Amonia Amonia
Removal Rem = 4860,00 g/hari
Surface Area As = 5517,81 m2
Volume media Vmed 26,3 m3
Persentase
volume media P = 30%
Volume
Reaktor
Berdasarkan V
Amonia reaktor = V med : P V reaktor = 61,3 m3
Dimensi
Tangki:
Diameter D = 2,5 m
Panjang L = 4,3 m
Volume Tangki Vtangki = (1/4)π(D^2)L Vt = 21,11 m3
Volume
Volume Air Vair = Vtangki-Vtembereng = 18,6 m3
Cek Waktu
Tinggal
Rata-rata Ta = (Vt : Q) x 24 Ta = 7,43 Jam
4. Bak Clarifier
Debit Q = 60 m3/day
TSS masuk TSS in = 76,5 mg/L
BOD
TSS keluar out = BOD in - (E x BOD in) TSS out = 26,775 mg/L
Waktu tinggal T = 3 Jam
Volume Bak
yang
diperlukan V = (T : 24) x Q V = 7,50 m3
Dimensi
Tangki:
Diameter D = 2,5 m
Panjang L = 1,5 m
Volume Tangki Vtangki = (1/4)π(D^2)L Vt = 7,36 m3
Volume
Cek Waktu
Tinggal Ta = (Vt : Q) x 24 Ta = 2,6 Jam
39
Rata-rata
IV - BAK EFFLUENT
Debit Q = 60 m3/day
BOD masuk BOD in = 26,78 mg/L
BOD
BOD keluar out = BOD in - (E x BOD in) BOD out = 26,78 mg/L
Waktu Tinggal
(standar: 2-4
Jam) T = 2 Jam
Volume
Reaktor
diperlukan V = (T : 24) x Q V = 5,0 m3
Dimensi
Tangki:
Diameter D = 2,5 m
Panjang L = 0,9 m
Volume Tangki Vtangki = (1/4)π(D^2)L Vtangki = 4,4 m3
Volume
Temperature
udara rata rata Tu = 28 ⁰C
Berat udara
pada suhu 28
degree celcius Wu = 1,1725 kg/m3
Diasumsikan jumlah
Oksigen di dalam udara Cu = 23,20%
Kebutuhan
Udara pada
bak Equalisasi
Kebutuhan
Udara Ueq = 0,6 x Vol. Equalisasi Ueq = 4,500 m3/jam
0,075 m3/menit
Kebutuhan
Udara untuk
removal BOD
Beban BOD di
dalam air
limbah BODload = 4,59 kg/hari
BODload= Q x BODin
Efisiensi E = 90%
Jumlah BOD
yang BODrem
dihilangkan = E x BODload BODrem = 4,13 kg/hari
Kebutuhan
Oksigen
Teoritis Oreq = 8,262 kg/hari
Jumlah
Kebutuhan Ureq = 30,37 m3/hari
40
Udara Teoritis
Efisiensi
Ureq =
diffuser Oreq = 10%
Jumah
kebutuhan
Udara Aktual Wu x C u Uactual = 303,73 m3/hari
= 0,211 m3/menit
Kebutuhan udara untuk
removal Amoniak
Kebutuhan 4,6 mg O2/mg
udara NH3-N = 0,93 kg O2/ jam
1 m3 udara = 0,28
kg O2 = 3,327 m3/jam
Efisiensi
Diffuser = 20%
= 16,63 m3/jam
= 0,2772 m3/menit
Kebutuhan udara untuk Air Lift, Scum Skimmer, Diffuser
Sludge, Diffuser Screen
Kebutuhan
udara = 0,3 x U Equalisasi = 1,35 m3/jam
0,0225 m3/menit
Total
Kebutuhan
Udara = 0,586 m3/menit
Efisiensi
Blower = 90%
Kapasitas
Blower
minimal = 0,651 m3/menit
41
9702
42
9702
43
9702
44
9702
45
9702
46
ANAK SUNGAI CIRARAB
LAYOUT LOKASI
INSTALASI
PENGOLAHAN AIR
LIMBAH RS PRIMAYA
PASAR KEMIS
Jl. Raya Pasar

Kemis Kelurahan
Kutajaya
Kec. Pasar Kemis Kemis
Kab. Tanggerang
KETERANGAN
: Sumber Buangan Air
: Arah Buangan Air
: Titik Penaatan
LS 06010'19,07"
BT 1060 32'191,8"
: Upstream
S 06⁰ 17' 72,80"
E 106⁰ 55' 12,15"
: Downstream
S 06⁰ 16' 97,68"
E 106⁰ 55' 12,93"
: Reservoir
RUMAH SAKIT
PRIMAYA PASAR
KEMIS 2021
Gambar 3. Lokasi Unit Pengolahan Air Limbah
9702
47
Gambar 1.9 Layout Sumber Air Buangan
9702
48
9702
49
9702
50
9702
51
9702
52
2) Rencana pemantauan lingkungan

a) Titik penaatan (outlet)
Lokasi titik penaatan berada pada lokasi outlet IPAL yaitu pada koordinat S
06°10’19,07” E 106°32’19,18”
b) Titik pembuangan Air Limbah (outfall)

Lokasi titik pembuangan air limbah (outfall) IPAL yaitu pada koordinat S
6°10’16” E 106°33’07”
c) Titik pemantauan Badan Air permukaan

Titik pemantauan kualitas air sungai pada dasarnya ditentukan untuk dapat
memantau kualitas air sungai sebagai badan air penerima buangan limbah cair.
Titik pemantauan kualitas air sungai terletak di tiga titik yaitu di upstream,
outfall, dan downstream.Titik upstream harus berada sebelum titik outfall air
limbah. Hal ini dikarenakan titik upstream berfungsi untuk mengecek kualitas air
sungai sebelum menerima buangan air limbah, titik outfall berfungsi untuk
mengecek kualitas air sungai saat menerima buangan dari air limbah, sedangkan
titik downstream terletak setelah titik outfall dan berfungsi untuk mengecek
kualitas air limbah pada jarak tertentu dari outfall sehingga dapat
membandingkan kualitas air sungai sebelum dan setelah menerima buangan air
limbah. Titik pemantauan kualitas air sungai untuk Rumah Sakit Primaya Pasar
Kemis berada aliran anak sungai Cirarab. Anak Sungai Cirarab perlu menjadi
perhatian sebab sungai ini dimanfaatkan oleh warga masyarakat Kelurahan
Kutajaya sebagai kegiatan pertanian lahan basah dan aktifitas lainnya.
Tabel 1.7 Titik Pemantauan Kualitas Air
Titik Kordinat Keterangan

Upstream S 06⁰ 17' 72,80" E 106⁰ 55' 12,15" Air Permukaan
Outfall S 06°10’16” E 106°33’07” Air Permukaan
Downstream S 06⁰ 16' 97,68" E 106⁰ 55' 12,93" Air Permukaan
53
d) Mutu Air Limbah yang dipantau
Tabel 1.8 Pemantauan Bulan Mei –Inlet

Parameter Satuan Hasil Baku Metode
Mutu*)
A. Kimia
pH - 7 - SNI 06-6989.11-2004
BOD Mg/L 12 30 SNI 6989.72-2009
COD Mg/L 51 100 SNI 6989.2-2009
TSS Mg/L 17 30 UP.IK.21.01.07
(Spektrofotometri)
Minyak & Lemak Mg/L <1,8 5 SNI 6989.10-2011
Amoniak Mg/L 6 10 SNI 06-6989.30-2005
B. Mikro Biologi
Total Coliform Per 100 mL 350.000 3.000 APHA Ed. 23rd 9221.B-2017
Tabel 1.9 Bulan Mei –Outlet

Mutu*)
A. Kimia
pH - 6 - SNI 06-6989.11-2004
BOD Mg/L 6 30 SNI 6989.72-2009
COD Mg/L 31 100 SNI 6989.2-2009
TSS Mg/L 3 30 UP.IK.21.01.07
(Spektrofotometri)
Amoniak Mg/L 0,9 10 SNI 06-6989.30-2005
B. Mikro Biologi
Total Coliform Per 100 mL 240 3.000 APHA Ed. 23rd 9221.B-2017
Tabel 1.10 Bulan Juni –Outlet

Mutu*)
A. Kimia
pH - 7,5 - SNI 06-6989.11-2004
BOD Mg/L 29,1 30 IKM/5.4.3/LMP
COD Mg/L 92 100 SNI 6989.2-2009
TSS Mg/L 16 30 SNI 06-6989.3-2004
Amoniak Mg/L 5,76 10 SNI 06-6989.30-2005
B. Mikro Biologi
54
Tabel 1.11 Bulan September-Inlet

Mutu*)
A. Kimia
pH - 7,50 - SNI 06-6989.11-2019
BOD Mg/L 19 30 SNI 6989.72-2009
COD Mg/L 65 100 SNI 6989.2-2019
TSS Mg/L 23 30 IKM.KHT-41
(Spektrofotometri)
Minyak & Lemak Mg/L 0,2 5 IKM.KHT-68
Amoniak Mg/L 6 10 IKM.KHT-108 (SKALAR)
B. Mikro Biologi
Tabel 1.12 Bulan September-Outlet

Mutu*)
A. Kimia
pH - 7,10 - SNI 06-6989.11-2019
BOD Mg/L 15 30 SNI 6989.72-2009
COD Mg/L 51 100 SNI 6989.2-2019
TSS Mg/L 20 30 IKM.KHT-41
(Spektrofotometri)
Minyak & Lemak Mg/L <0,2 5 IKM.KHT-68
Amoniak Mg/L 4 10 IKM.KHT-108 (SKALAR)
B. Mikro Biologi
e) Mutu air pada badan air permukaan yang dipantau
Kualitas air permukaan sangat dipengaruhi oleh daerah sekitar aliran sungai,
adanya aktifitas pertanian, peternakan dan perumahan dan permukiman dapat
berkontribusi mengubah kualitas air permukaan. Lokasi studi di lewati oleh
sungai kecil yang banyak dipergunakan kegiatan pertanian lahan basah dan
aktifitas lainnya. Kualitas air sungai ini dipengaruhi oleh aktifitas pertanian
seperti pemupukan, penyemprotan pestisida, proses biologis tanah, dan erosi
tanah. Parameter kualitas air yang mungkin berubah adalah BOD, COD, DO,
nitrat, pospat karbonat, klor, sulfat, dan pestisida organik dan zat lainnya.
Untuk mengetahui besarnya parameter kualitas air permukaan, maka baku
mutu yang digunakan merujuk kepada Peraturan Pemerintah RI No 22 Tahun
2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
55
lampiran VI kelas 2 Baku mutu air untuk air permukaan, berdasarkan hasil
pemantauan di lokasi di sajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.13 Hasil Pemantauan Air Permukaan Hulu
No Parameter Satuan Hasil Baku Mutu **)

Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4
Fisika
0
1 Suhu*) C 29,9 Dev 3 Dev 3 Dev 3 Dev 3
2 TSS + mg/L 42 40 50 100 400
3 TDS + mg/L 230 1.000 1.000 1.000 2.000
4 Warna Pt-Co Unit 32 15 50 100 -
Kimia
1 pH *) 7,11 6-9 6-9 6-9 6-9
2 BOD5 * ) mg/L 2,5 2 3 6 12
3 COD + mg/L 23 10 25 40 80
4 Total Fosfat mg/L 0,06 0,2 0,2 0,5 -
Ammonia mg/L 0,1 0,1 0,2 0,5 -
5 (NH3-N) +
Nitrat mg/L < 0,1 10 10 20 20
6 (NO3-N)
Nitrit mg/L < 0,006 0,06 0,06 0,06 -
7 (NO2-N) +
Sulfat mg/L 6 300 300 300 400
8 (SO42-)
Khlorida mg/L 33 300 300 300 600
9 (Cl)
10 Arsen (As) mg/L < 0,005 0,05 0,05 0,05 0,10
11 Kobalt (Co) mg/L < 0,003 0,2 0,2 0,2 0,2
Total mg/L 4 15 15 25 -
12 Nitrogen
13 Boron (B) mg/L 0,052 1,0 1,0 1,0 1,0
Selenium mg/L < 0,002 0,01 0,05 0,05 0,05
14 (Se)
Cadmium mg/L < 0,001 0,01 0,01 0,01 0,01
15 (Cd)
Khrom mg/L < 0,01 0,05 0,05 0,05 1
Heksavalen
16 (Cr6+)
Tembaga mg/L < 0,001 0,02 0,02 0,02 0,2
17 (Cu)
Oksigen mg/L 3,3 6 4 3 1
Terlarut
18 (DO)
19 Timbal (Pb) mg/L < 0,006 0,03 0,03 0,03 0,5
56
Nikel (Ni) mg/L < 0,005 0,05 0,05 0,05 0,1

20 terlarut
Merkuri mg/L < 0,0002 0,001 0,002 0,002 0,005
21 (Hg)
22 Seng (Zn) mg/L < 0,001 0,05 0,05 0,05 0,1
Sianida mg/L < 0,001 0,02 0,02 0,02 -
23 (Cn) Bebas
24 Fluorida (F) mg/L < 0,01 1 1,5 1,5 -
Clorin (Cl2) mg/L < 0,01 0,03 0,03 0,03 -
25 Bebas
Belerang mg/L < 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002
Sebagai
26 (H2S)
Minyak dan mg/L < 0,2 1 1 1 10
27 Lemak
28 Deterjen mg/L 0,1 0,2 0,2 0,2 -
29 Fenol mg/L < 0,0001 0,002 0,005 0,01 0,02
Biologi
Total MPN/100 1.400 1.000 5.000 10.000 10.000
Coliform mL
1
Tabel 1.14 Hasil Pemantauan Air Permukaan Hilir
No Parameter Satuan Hasil Baku Mutu **)

Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4
Fisika
0
1 Suhu*) C 29,9 Dev 3 Dev 3 Dev 3 Dev 3
2 TSS + mg/L 48 40 50 100 400
3 TDS + mg/L 236 1.000 1.000 1.000 2.000
4 Warna Pt-Co Unit 44 15 50 100 -
Kimia
1 pH *) 7,14 6-9 6-9 6-9 6-9
2 BOD5 * ) mg/L 2,8 2 3 6 12
3 COD + mg/L 24 10 25 40 80
4 Total Fosfat mg/L 0,05 0,2 0,2 0,5 -
Ammonia mg/L 0,1 0,1 0,2 0,5 -
5 (NH3-N) +
Nitrat mg/L < 0,1 10 10 20 20
6 (NO3-N)
Nitrit mg/L < 0,006 0,06 0,06 0,06 -
7 (NO2-N) +
8 Sulfat (SO42-) mg/L 6 300 300 300 400
9 Khlorida (Cl) mg/L 34 300 300 300 600
57
10 Arsen (As) mg/L < 0,005 0,05 0,05 0,05 0,10

11 Kobalt (Co) mg/L < 0,003 0,2 0,2 0,2 0,2
Total mg/L 4 15 15 25 -
12 Nitrogen
13 Boron (B) mg/L 0,051 1,0 1,0 1,0 1,0
Selenium mg/L < 0,002 0,01 0,05 0,05 0,05
14 (Se)
Cadmium mg/L < 0,001 0,01 0,01 0,01 0,01
15 (Cd)
Khrom mg/L < 0,01 0,05 0,05 0,05 1
Heksavalen
16 (Cr6+)
Tembaga mg/L < 0,001 0,02 0,02 0,02 0,2
17 (Cu)
Oksigen mg/L 3,2 6 4 3 1
Terlarut
18 (DO)
19 Timbal (Pb) mg/L < 0,006 0,03 0,03 0,03 0,5
Nikel (Ni) mg/L < 0,005 0,05 0,05 0,05 0,1
20 terlarut
21 Merkuri (Hg) mg/L < 0,0002 0,001 0,002 0,002 0,005
22 Seng (Zn) mg/L < 0,001 0,05 0,05 0,05 0,1
Sianida (Cn) mg/L < 0,001 0,02 0,02 0,02 -
23 Bebas
24 Fluorida (F) mg/L < 0,01 1 1,5 1,5 -
Clorin (Cl2) mg/L < 0,01 0,03 0,03 0,03 -
25 Bebas
Belerang mg/L < 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002
Sebagai
26 (H2S)
Minyak dan mg/L < 0,2 1 1 1 10
27 Lemak
28 Deterjen mg/L 0,1 0,2 0,2 0,2 -
29 Fenol mg/L < 0,0001 0,002 0,005 0,01 0,02
Biologi
Total MPN/100 1.700 1.000 5.000 10.000 10.000
Coliform mL
1
Dari hasil pemantauan diatas kualitas air permukaan yang diamati ialah
selokan/aliran sungai yang terletak di sebelah utara rumah sakit primaya pasar
58
kemis. Dari hasil laboratorium untuk hulu dan hilir tidak terdapat baku mutu yang
terlampaui dari berbagai parameter uji baik fisik, kimia maupun mikrobiologi.
f) Kualitas Air tanah
Untuk parameter kualitas air tanah yang berada pada sumur-sumur warga,
digunakan baku mutu menurut Baku Mutu Air Bersih Berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan No 32 Tahun 2017, berikut hasil pemantauan di lapangan di
sajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.15 Baku Mutu Air Bersih
No Parameter Satuan Hasil Baku Mutu

Fisika
0
1 Suhu *) C 30,0 Suhu Udara ±3
2 Warna TCU 2 50
3 Kekeruhan NTU < 0,76 25
4 Padatan terlarut (TDS) + mg/L 252 1000
5 Bau Tdk. Berbau Tidak Berbau
6 Rasa Tdk. berasa Tidak Berasa
Kimia
1 pH *) mg/L 7,10 6,5 - 8,5
2 Raksa (Hg) mg/L < 0,0002 0,001
3 Arsen (As) mg/L < 0,005 0,05
4 Besi (Fe) + mg/L 0,03 1
5 Fluorida (F) mg/L < 0,01 1,5
6 Cadmium (Cd) mg/L < 0,001 0,005
7 Kesadahan Total + mg/L 141 500
8 Krom Heksavalen (Cr)6+ mg/L < 0,01 0,05
9 Mangan (Mn) mg/L 0,04 0,5
10 Nitrat (NO3-N) mg/L 2 10
11 Nitrit (NO2-N) mg/L < 0,006 1
12 Selenium (Se) mg/L < 0,002 0,01
13 Seng (Zn) mg/L < 0,001 15
14 Sianida (CN) mg/L < 0,001 0,1
15 Sulfat (SO4) mg/L 7 400
16 Timbal (Pb) mg/L < 0,006 0,05
17 Deterjen mg/L < 0,01 0,05
18 Zat Organik (KMNO4) mg/L 2 10
Biologi
1 Total Coliform CFU/100ml 12 50
Kualitas air tanah yang diamati ialah air sumur penduduk. Pengukuran
menunjukan kualitas air di lokasi kegiatan masih baik dan di bawah mutu Air
Bersih Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 32 Tahun 2017 Tentang
59
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian
Umum (Lampiran I).
g) Frekuensi pemantauan
Frekuensi pemantauan akan dilakukan menggunakan Laboratorium yang
terakreditasi KAN untuk air limbah sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik dan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014
lampiran XLIV point B tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha
Dan/Kegiatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dilakukan selama 1 bulan sekali,
dan pemantauan air permukaan sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No 22
Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup lampiran VI Baku Mutu Air Nasional kelas 2 dilakukan
selama 6 bulan sekali.
3) Sistem Penanggulangan Keadaan Darurat

Standart teknis pembuangan air limbah dilakukan sesuai dengan SOP yang telah
ditentukan, namun dalam operasionalnya tidak selalu dalam kondisi yang baik.
Dalam upaya pengendalian terhadap kemungkinan adanya dampak lingkungan
terkait dengan kondisi darurat perlu adanya sistem penanggulangan keadaan
darurat untuk pengendalian terhadap pencemaran air. Sistem penanggulangan
keadaan darurat pada lokasi Rumah Sakit Primaya Pasar Kemis memuat unit yang
bertanggung jawab terhadap penanganan kondisi darurat terkait dengan pengambil
keputusan rencana dan prosedur tanggap darurat. Muatan tersebut diuraikan
sebagai berikut.
a) Unit yang Betanggung Jawab
Operasional penanggulangan keadaan darurat merupakan tanggung jawab
operator IPAL yang sudah bersertifikat
b) Prosedur Tanggap Darurat
60
Rencana dan Prosedur tanggap darurat Teknis Pembuangan Air Limbah Rumah
Sakit Primaya Pasar Kemis :
 Prosedur tanggap darurat pada IPAL

 Apabila hasil analisa air limbah melebihi standard Baku Mutu :
- Memeriksa air limbah influent yang masuk ke IPAL. Melakukan
penanganan sesuai penyimpangan yang ditemukan.
- Memeriksa proses yang berlangsung di IPAL. Melakukan penanganan
sesuai penyimpangan yang ditemukan.
- Memeriksa seluruh mesin dan peralatan IPAL. Melakukan penanganan
sesuai penyimpangan yang ditemukan.
- Melakukan penutupan outlet saluran IPAL.
- Melakukan penghentian sementara proses produksi.
 Apabila aliran listrik utama di IPAL padam lebih dari 2 (dua) jam.
Hidupkan genset gedung, hal ini untuk mencegah bakteri kolaps/mati
karena tidak ada supply oksigen.
 Apabila terjadi kebocoran / keretakan bak atau kolam IPAL (akibat gempa
bumi dll). Proses IPAL dihentikan sementara. Selanjutnya melakukan
pemeriksaan dan perbaikan setelah kondisi dinilai aman.
 Apabila terjadi kecelakaan tercebur ke kolam/bak IPAL : diberi pertolongan
pertama di tempat kejadian. Selanjutnya segera dibawa ke klinik / rumah
sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis lanjutan.
 Prosedur Tanggap Darurat Pencemaran Air Tanah

Ruang lingkup :
Perintah kerja mencakup kegiatan penanganan darurat pencemaran air
tanah.
Lokasi tanggap darurat :
Lahan Titik Pembungan air limbah
Prosedur tanggap darurat :
- Kenali pencemaran air tanah dari hasil pemantauan air tanah dari titik
pantau/sumur pantau dan laporan masyarakat.
61
- Melakukan pelaporan pada bagian HSE Asistent untuk segera dilakukan

tindak lanjut.
- Jika hasil pemantauan menunjukan nilai parameter yang melebihi
baku mutu maka dilakukan pengurangan dosis pada setiap rotasi
pemanaatan yang dilakukan.
- Jika pencemaran terjadi pada area sumber air maka dilakukan
penghentian kegiatan pemanfaatan air limbah sementara.
- Berkoordinasi dengan instansi pemerintah, tokoh masyarakat, dan
aparat terkait setempat jika diperlukan untuk menangani kasus
pencemaran lebih lanjut dan penanganannya.
- Segera memberikan pertolongan jika terdapat korban manusia untuk
mendapatkan penangan lebih lanjut.
- Mencatat kejadian sebagai bahan evaluasi.
 Pelatihan tanggap darurat :
Pelatihan dilakukan setiap 1 tahun sekali untuk mensosialisasikan dan pelatihan
terkait dengan tanggap darurat:
 Pelatihan pengolahan data curah hujan dan analisis data spasial terkait
potensi genangan untuk memperkirakan area yang berpotensi terjadi
tergenang apabila curah hujan tinggi.
 Pelatihan penanganan di lapangan terkait prosedur penanggulangan
kondisi darurat.
 Prosedur peringatan tanggap darurat:
Peringatan dini terkait dengan adanya kemungkinan pencemaran air :
 Peringatan kondisi darurat
 Siaga terjadi pada kondisi outlet IPAL terlihat berwarna pekat dan bau
 Waspada Ketika terjadi kematian pada ikan di kolam indicator
 Awas Ketika terjadi luapan pada bak penampungan (toren) dengan kondisi
air yang sudah pekat dan bau yang menyengat.
 Sistem komunikasi tanggap darurat :
 Peringatan dini :
- Peringatan dini pada tingkat peringatan siaga dilakukan dengan
memberikan arahan berdasarkan laporan pemantauan kualitas dan
62
kuantitas air limbah harian kepada operator lapangan. Arahan yang

diberikan merupakan kesiapsiagaan terkait pencemaran air.
- Peringatan dini pada tingkat peringatan waspada dan awas dilakukan
dengan memberikan informasi lapangan kepada bagian QHSE
Assistant untuk koordinasikan analisis persebaran pencemaran dan
langkah yang akan diambil.
 Penyebaran arahan : Pemberian arahan dilakukan melalui alat penyebaran
arahan berupa radio komunikasi atau melalui pesan singkat pada aplikasi
hp.
 Anggota tim lapangan yang bertugas melakukan tanggap darurat
 Prosedur Tanggap Darurat Kebocoran Pipa Air Limbah

Prosedur :
 Teknisi/karyawan yang pertama kali melihat (operator) melaporkan ke
bagian QHSE Assistant bahwa terjadi kebocoran pipa dengan menyebutkan
lokasi kebocoran dan keadaan aktual di lapangan.
 Teknisi/operator di lapangan melakukan penanganan kebocoran awal
dengan cara:
- penutupan katup air limbah pada outlet yang terhubung ke pipa,
- melakukan penambalan bagian pipa yang bocor dengan epoxy dan klem.
 Teknisi/operator melaporkan ke bagian QHSE Assistant bahwa
penanggulangan awal yang dilakukan mengalami kegagalan.
 Teknisi/operator melakukan tindakan:
- menutup katup air limbah pada outlet IPAL yang terhubung pada pipa,
- menyambungkan bagian pipa yang bocor dengan pipa baru.
 Melaporkan kegagalan penanggulangan lanjut kepada QHSE Assistant,
Quality Management System, dan Chief Executive Officer.
 Bersama-sama melakukan koordinasi untuk menetapkan keadaan darurat
 Menghubungi bagian IPAL untuk mengetahui kemampuan IPAL
 Menghubungi bagian produksi untuk melakukan penghentian kegiatan
sementara
 Teknisi/Operator melakukan penggantian pipa yang mengalami kebocoran
63
 Tim QHSE Assistant melakukan pendataan terkait luasan area terkena air
limbah
 Tindakan penanggulangan keadaan darurat telah selesai dan kondisi di
sekitar lokasi kebocoran telah aman
 Keadaan darurat beralih ke keadaan operasi normal
 Kegiatan dapat diaktifkan kembali.
 Membuat tim investigasi.
 Melakukan pemantauan di lokasi terjadinya bocor hingga investigasi
selesai.
 Peralatan yang digunakan :
 Cairan perekat (epoxy)
 Pita perekat karet
 Klem
 Pipa yang sejenis
 Alat pemotong baja
 Lokasi kegiatan tanggap darurat :
Lokasi kegiatan tanggap darurat kebocoran pipa dilakukan pada lokasi
terjadinya kebocoran outlet IPAL.
 Pelatihan tanggap darurat :
Pelatihan tanggap darurat di Rumah Sakit Primaya Pasar Kemis antara lain.
 Melengkapi teknisi/operator dengan sertifikasi pemeliharaan pipa.
 Mengadakan training tentang perawatan dan pemeliharaan pipa untuk
teknisi/operator pipa
 Mengadakan pelatihan teknologi pipa bagi teknisi/operator pipa.
 Melakukan pelatihan tanggap darurat berkerjasama dengan instansi terkait
setiap 6 (enam) bulan sekali.
 Prosedur peringatan dan sistem komunikasi :
 Telepon Emergency
Penggunaan telepon emergency untuk memperlancar hubungan komunikasi
apabila terjadi keadaan darurat.
 HT (Hand Talk) Emergency
64
Penggunaan HT emergency difungsikan untuk komunikasi penanggulangan

keadaan darurat pabrik. Pemegang HT harus bertanggung jawab dan
memehami buku petunjuk penggunaan yang telah diberikan. Apabila sirine
keadaan darurat rumah sakit berbunyi, pemegang HT diwajibkan
men-transmitt/menekan tombol push talk dan transmitt (PTT) maksimal 3
(tiga) kali untuk memastikan bahwa pemegang HT telah stand by.
4) Internalisasi biaya lingkungan

Rumah Sakit Primaya Pasar Kemis merupakan unit pelayanan kesehatan dibawah
naungan PT. Famon Global Medika yang berfungsi sebagai penyedia layanan
kesehatan bagi masyarakat umum. Dalam kegiatan operasinya, Rumah Sakit Primaya
Pasar Kemis tidak dapat dipisahkan dari adanya aktivitas pengelolaan lingkungan
yang pada akhirnya akan menimbulkan adanya biaya. Biaya lingkungan ini timbul
karena adanya kegiatan operasional rumah sakit yang dapat mengurangi kualitas
lingkungan sekitar. Aktivitas yang mengeluarkan biaya memiliki penanganan yang
berbeda dengan yang tidak mengeluarkan biaya. Aktivitas pengelolaan lingkungan
yang dilakukan pihak rumah sakit telah sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan No. 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penerbitan Persetujuan
Teknis Dan Surat Kelayakan Operasional Bidang Pengendalian Pencemaran
Lingkungan. Biaya- biaya yang ditimbulkan dari aktivitas lingkungan tersebut adalah
sebagai berikut:
65
Tabel 1.16 Internalisasi Biaya Lingkungan

DESIGN CONDITIONS
INFLUENT QUALITY
BOD5 : 350 ppm
COD : 450 ppm
Suspended Solid : 300 ppm
EFFLUENT QUALITY (Based on PerMen LHK No. 68 Tahun 2016)
BOD5 : 30 ppm
COD : 100 ppm
Suspended Solid : 30 ppm
TECHNICAL SPECIFICATIONS
UNIT PRICE TOTAL
NO. DESCRIPTION QTY UNIT
(IDR) (IDR)
A. STP MAIN EQUIPMENTS 60 MPD
1 FRP BioReckat Reactor Tank 1 Unit 133,100,000 133,100,000
Manufacturer : Reckat
Material : FRP
Thickness : Dome 9mm, Shell 8mm
Dimension : ID. 2,5 m x L. 12,5 m
2 Media Honeycomb & Bioball 1 Unit 25,000,000 25,000,000
Material : HDPE / PP
Type : Honeycomb & Bioball
3 Basket Screen 1 Unit 4,400,000 4,400,000
Manufacturer : Reckat
Material : FRP
4 Air Diffuser 1 Lot 5,500,000 5,500,000
Type : Coarse Bubble Diffuser
Brand : GS / Local
Material : Rubber
Dimension : 6"
5 Double Air Blower 2 Set 37,000,000 74,000,000
Brand : Longtech or Equal
Type : Roots Blower, LT‐50
Capacity : 2,5 m3/min
Pressure : 3000 mmAq
Power : 5 HP, 3 phase, 50 Hz
Accessories : Electromotor, Pressure gauge,
Frame skid, silencer, Flexible Joint
Safety valve, Check valve, Gate valve
6 Sedimentation Device 1 Lot 3,500,000 3,500,000
Type : Air Lift Pump
Scum Skimmer
Scum Baffle
Material : PVC / FRP
66
TECHNICAL SPECIFICATIONS
UNIT PRICE TOTAL
NO. DESCRIPTION QTY UNIT
(IDR) (IDR)
7 Effluent Pump 2 Set 9,300,000 18,600,000
Brand : Showfou, Tsurumi or Equal
Type : Submersible Sewage Pump
Capacity : 0.11 m3/min @ 10 m
Power : 0,4 kW, 1 phase, 3000 rpm, 50 Hz
Accessories : Float Switch,Check Valve, Ball Valve
8 Water Meter 1 Unit 4,400,000 4,400,000
Brand : Amico, BR or Equal
Type : In Line 2"
9 Control Panel 1 Set 21,000,000 21,000,000
Type : Indoor Unit
Material : MS, powder coating
Component : MG, Telemecanique, Omron or equal
Display : Indicator Lamp, Selector Switch
& Push Button
10 Piping & Valve Installation 1 Lot 12,000,000 12,000,000
Brand
Pipe GIP : Bakrie, Spindo or Equal
Pipe PVC : Rucika, Vinilon, Wavin or equal
Valve : Kitz or equal & Sanking, KDJ or equal
Material
Pipe : Galvanized medium class & PVC AW class
Valve : Bronze, Cast Iron & PVC
11 Electrical Installation 1 Lot 11,000,000 11,000,000
Brand : Supreme, Kabelindo, 4 Besar
Material : NYY, NYM
Insulation : Conduit pipe & flexible, Clipsal or Equal
TOTAL ‐ A 312,500,000
C INSTALLATION & TESTING COMMISSIONING
1 Installation 1 Lot 15,000,000 15,000,000
2 Material Testing & Commissioning, including : 1 Lot 8,000,000 8,000,000
Operation Manual Book
Starter Bacteria
Chlorine
Operator Training
Laboratorium Test
TOTAL ‐ C 23,000,000
D Transport & Unloading
1 Transport & Unloading Crane (Optional) 1 Lot 15,000,000 15,000,000
TOTAL ‐ D 15,000,000
GRAND TOTAL STP SYSTEM (A + B + C + D) 350,500,000
Anggaran Maintenance IPAL

No Description Unit Price (IDR)
1 Penyumbatan pompa 1.500.000
67
2 Kuras Lumpur 2.000.000

3 Penyumbatan Diffuser 2.000.000
4 Pembelian Chlorin 500.000
5 Pergantian Oli 500.000
6 Maintenance Mecin blower 2.000.000
7 Biaya tak terduga 1.500.000
Total 10.000.000
Anggaran Pengembangan SDM
1 Biaya Pengoperasian IPAL per tahun 66.000.000
2 Biaya Tanggap Darurat IPAL 17.360.000
3 Biaya Pengembangan Teknologi 21.800.000
4 Biaya tenaga SDM 8.000.000
Total 113.160.000

1 Anggaran Pembuatan IPAL 350.500.000
2 Anggaran Maintenance IPAL 10.000.000
3 Anggaran Pengembangan SDM 113.160.000
Total Keseluruhan 473.660.000
5) Periode Waktu Uji Coba
IPAL Rumah Sakit Primaya Pasar Kemis Telah Terbangun dan Beroperasi pada
bulan April 2021, Periode uji IPAL di lakukan Selama 3 bulan terhitung sejak April
– Juni 2021.
68
2. STANDAR KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA

a. Struktur organisasi
b. Sumberdaya Manusia
Penanganan Air limbah yang di lakukan oleh Rumah Sakit Primaya Pasar Kemis
di lakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan pengalaman
di bidang penanganan air limbah.
Untuk penanggung jawab operasional pengolahan air limbah akan di lakukan oleh
Maria Sanolo Hia sebagai tenaga Kesling di rumah Sakit Primaya Pasar Kemis
dengan kompetensi di buktikan sertifikasi Surat Tanda Registrasi Sanitarian
(terlampir), dan akan memenuhi setelah terbit SLO akan melakukan pelatihan
untuk sertifikasi penanggung jawab pencemaran air (PPA) untuk petugas IPAL.
3. SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

Rumah Sakit Primaya Pasar Kemis telah menerapkan Sistem Manajemen
Lingkungan hingga saat ini terus melakukan upaya perbaikan dan pemenuhan
standar baru. Tujuan dibentuknya Sistem Manajemen Lingkungan di Rumah Sakit
Primaya Pasar Kemis adalah untuk meningkatkan kinerja dalam pengelolaan dan
pemantauan lingkungan untuk mencegah pencemaran lingkungan yang
diakibatkan oleh kegiatan rumah sakit dan mencapai kesesuaian dengan
persyaratan-persyaratan lingkungan yang ditetapkan didalam peraturan dan
69
regulasi lingkungan yang berlaku. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan

Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Penerbitan
Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan Operasional Bidang Pengendalian
Pencemaran Lingkungan Lampiran IV menunjukkan bahwa Sistem Manajemen
Lingkungan disusun berdasarkan kompleksitas usaha dan/atau kegiatan dengan
melalui beberapa tahapan, antara lain;
1. Tahap Perencanaan,
2. Tahap Pelaksanaan,
3. Tahap Pemeriksaaan, dan
4. Tahap Tindakan.
a. perencanaan
a) Menentukan lingkup dan menerapkan sistem manajemen lingkungan terkait
pengendalian Pencemaran Air, Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan
Lingkungan;
b) Menetapkan kebijakan pengendalian Pencemaran Air, Pengendalian
Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan;
c) Memastikan kepemimpinan dan komitmen dari manajemen puncak terhadap
Lingkungan;
d) Memastikan adanya struktur organisasi yang menangani pengendalian
Pencemaran Air, Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan;
e) Menetapkan tanggung jawab dan kewenangan untuk peran yang sesuai;
f) Menentukan aspek menetapkan kebijakan pengendalian Pencemaran Air,
Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan;
g) Identifikasi dan memiliki akses terhadap kewajiban penaatan menetapkan
kebijakan pengendalian Pencemaran Air, Pengendalian Pencemaran dan/atau
Kerusakan Lingkungan;
h) Menentukan risiko dan peluang yang perlu ditangani;
i) Merencanakan untuk mengambil aksi menangani risiko dan peluang serta
evaluasi efektifitas dari kegiatan tersebut; dan/atau
70
j) Menetapkan sasaran kebijakan pengendalian Pencemaran Air, Pengendalian

Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan dan menentukan indikator dan
proses untuk mencapainya.
b. Pelaksanaan
a) Menentukan sumber daya yang disyaratkan untuk penerapan dan pemeliharaan
sistem manajemen lingkungan terkait pengendalian Pencemaran Air;
b) Menentukan sumber daya manusia yang memiliki sertifikasi kompetensi
pengendalian Pencemaran Air;
c) Menetapkan, menerapkan, dan memelihara proses yang dibutuhkan untuk
komunikasi internal dan eksternal;
d) Memastikan kesesuaian metode untuk pembuatan dan pemutakhiran serta
pengendalian informasi terdokumentasi;
e) Menetapkan, menerapkan, dan mengendalikan proses pengendalian operasi yang
dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan sistem manajemen lingkungan terkait
pengendalian Pencemaran Air; dan
f) Menentukan potensi situasi darurat dan respon yang diperlukan.
c. Pemeriksaan
a) Memantau, mengukur, menganalisa, dan mengevaluasi kinerja serta
menetapkan kebijakan pengendalian Pencemaran Air, Pengendalian Pencemaran
dan/atau Kerusakan Lingkungan;
b) Mengevaluasi pemenuhan terhadap kewajiban penaatan, menetapkan kebijakan
Lingkungan;
c) Melakukan internal audit secara berkala; dan
d) Mengkaji sistem manajemen lingkungan organisasi terkait penetapan kebijakan
Lingkungan untuk memastikan kesesuaian, kecukupan, dan keefektifan.
d. Tindakan
a) Melakukan tindakan untuk menangani ketidaksesuaian; dan
71
b) Melakukan tindakan perbaikan berkelanjutan terhadap sistem manajemen

lingkungan yang sesuai dan efektif untuk meningkatkan kinerja pengendalian
Pencemaran Air.
LAMPIRAN
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR INDUK BERUSAHA (NIB)

9120002242864
Pemerintah Republik Indonesia c.q. Lembaga Pengelola dan Penyelenggara OSS berdasarkan ketentuan Pasal 24
ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik, menerbitkan NIB kepada:
Nama Perusahaan : PT FAMON GLOBAL MEDIKA

Alamat Perusahaan : JL. MH. THAMRIN KEBON NANAS RT.06/RW.01, Kel.
Cikokol, Kec. Tangerang, Kota Tangerang, Prop. Banten
NPWP : 02.435.728.7-415.000
Nomor Telepon : 02155758888
Nomor Fax : 02155781520
Email : ossa72@yahoo.com
Nama KBLI : Aktivitas Rumah Sakit Swasta
Kode KBLI : 86103
Status Penanaman Modal : PMDN
NIB merupakan identitas Pelaku Usaha dalam rangka pelaksanaan kegiatan berusaha dan berlaku selama menjalankan
kegiatan usaha sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
NIB adalah bukti Pendaftaran Penanaman Modal/Berusaha yang sekaligus merupakan pengesahan Tanda Daftar Perusahaan .
OSS berwenang untuk melakukan evaluasi dan/atau perubahan atas izin usaha (izin komersial/operasional) sesuai ketentuan
perundang-undangan.
NIB atas Perseroan Terbatas dibekukan apabila dalam kurun waktu paling lama 1 (satu) tahun tidak menyesuaikan maksud
dan tujuan serta kegiatan usahanya sesuai KBLI 2017 melalui SABH Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum.
Penyesuaian tersebut dilakukan melalui perubahan anggaran dasar perseroan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal
21 ayat (2) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang harus mendapat persetujuan Menteri
(Menteri Hukum dan HAM).
Seluruh data yang tercantum dalam NIB dapat berubah sesuai dengan perkembangan kegiatan berusaha
Ditetapkan tanggal : 26 Februari 2019
Dokumen ini dikeluarkan dari Sistem OSS atas dasar data dari pelaku usaha. Kebenaran dan keabsahan atas data yang ditampilkan dalam
dokumen ini dan data yang tersimpan dalam Sistem OSS menjadi tanggung jawab pelaku usaha sepenuhnya.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN
LOKASI USAHA/BIDANG USAHA YANG TELAH MEMENUHI KOMITMEN
Izin Usaha atas nama dengan NIB 9120002242864 yang telah diterbitkan melalui sistem OSS
dengan rincian sebagai berikut:
1. a.Lokasi Proyek
1. Alamat : JL. Raya Pasar Kemis RT 004 RW
002
2. Provinsi : Banten
3. Kabupaten/Kota : Kab. Tangerang
4. Kecamatan : Pasar Kemis
5. Kelurahan : Kuta Jaya
b.Kode/Nama KBLI : 86103/AKTIVITAS RUMAH SAKIT
SWASTA
c.Kapasitas Produksi : 1. Poliklinik dan Rawat Inap, 100.00, Tempat
Tidur
d.Jumlah Tenaga Kerja : Laki-laki: 33 orang Perempuan: 79 orang

e.NPWP Cabang : 02.435.728.7-418.001 atas nama PT
FAMON GLOBAL MEDIKA
f.Status Izin Usaha : Telah memenuhi komitmen dan
berlaku efektif
g.Tanggal Persetujuan : 3 Desember 2020
h.Nomor Proyek : 202001-0800-3749-5816-128
Dokumen ini diterbitkan melalui Sistem OSS atas dasar data dari pelaku usaha. Kebenaran dan keabsahan atas data yang ditampilkan dalam
dokumen ini dan data yang tersimpan dalam Sistem OSS menjadi tanggung jawab pelaku usaha sepenuhnya.
Dicetak tanggal : 25 Mei 2021
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

No Se ri: At .13081
MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA

(THE INDONES/AN HEALTH PRO^EESS/O/r BOARD)
SURAT TANDA REGISTRASI SANITARIAN
REGISTRATION CERTIFIC ATION OF SAN ITARIAN
NOMOR REGISTRASI 82 k2 5 2 3. 20-3240619

REG/STRATION NUMB
NAMA . fularfra Sanolo MIa

W
TE PAT TANGG Perratangsiarrtar, 1B
PLACE / DATE
TANGGAL LULUS
DATE OF GRADUATION
e edan
KOMPETENSI
COMPETENCE t:L hn isian
213 0023
NOMOR SERTIFIKAT KOMPETENSI :
COMPETEN CE CERTIFICATIO N NUMBER
STR BERLAKU SAMPAI

L8 April 2025
VALID UNTIL
.|akarta, 17 i{aret 2020
a.n. Menteri Kesehatan

KETUA MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA
CHAIRMAIV OF INDO PROFESS/ON BOARD
DR. Ida BaEus Indra Gotama, SKM, M.Si

.6\ suin, Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan
I
ffi ,i;,:;-.:" oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE). BSSN

Sekretariat KTKI - ktki.kemkes.go.id
JULI 2021 02210707004174 15/08/2021
1319764647
PT. FAMON GLOBAL MEDIKA
K17_ID2 - Rumah Sakit Swasta/Poliklinik/Laboratorium -
JALAN RAYA PASAR KEMIS RT. 004 RW. 002 KUTA JAYA, PASARKEMIS KAB. ID2
TANGERANG BANTEN Industrial
2 Inches
Jl. RAYA PASAR KEMIS, SUKA MANTRI, PASAR
KEMIS Banten, 15560
NPWP 02.435.728.7-418.001
SIKLUS/RUTE BACA ID08 / S8P0001
16/07/2021 16/07/2021
ITRON WATER I19BF064540F 16/07/2021 1.629 2.333 704 10 14.211 142.110

METER
10 15.707 157.070
684 17.203 11.766.852
704 12.066.032
BIAYA PEMAKAIAN AIR Rp. 12.066.032 (1)

(1)
BIAYA PEMAKAIAN MINIMUM Rp. 0 (1)
(1)
ABONEMEN Rp. 109.539 (1)
DENDA KETERLAMBATAN BULAN LALU Rp. 20.000
CICILAN BULAN INI Rp. 0
BIAYA LAIN Rp. 0
DPP Rp. 0
PPN 10% Rp. 0
METERAI Rp. 10.000
TAGIHAN AIR BULAN BERJALAN Rp. 12.205.571
DISKON Rp. 0
KELEBIHAN PEMBAYARAN BULAN SEBELUMNYA Rp. 0
TOTAL TAGIHAN KESELURUHAN Rp. 12.205.571

((Dua belas juta dua ratus lima ribu lima ratus tujuh puluh satu Rupiah) )
TOTAL TAGIHAN PERIODE SEBELUMNYA YANG BELUM DIBAYARKAN SAMPAI DENGAN 16 July 2021 Rp. 0
Mohon abaikan jika sudah melakukan pembayaran, untuk mengetahui perincian tagihan hubungi Kantor Pelayanan Pelanggan atau Contact Centre Aetra
(1) PPN DIBEBASKAN SESUAI PP NOMOR 40 TAHUN 2015 SEBAGAIMANA TELAH BEBERAPA KALI DIUBAH TERAKHIR DENGAN PP NOMOR 58 TAHUN 2021
Dokumen ini adalah tagihan yang berfungsi sebagai faktur pajak sesuai dengan Peraturan Dirjen Pajak No. PER -13/PJ/2019 tanggal 2 Juli 2019 dan mulai berlaku pertanggal 2
September 2019.
PT AETRA AIR TANGERANG
Jl. STPI Curug No. 27 RT. 003 RW. 003 Pos Bitung
Kadu Jaya, Curug, Kab. Tangerang 00000
NPWP: 02.839.142.3-451.000
Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Sistem Komputerisasi Nomor : SI-00003/SK/WPJ.08/KP.1103/2021 Tanggal 10 Maret 2021 10.000
Pelanggan yang terhormat, berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2020 tentang Bea Meterai,
maka per tanggal 1 Januari 2021 tagihan dengan nilai nominal lebih dari Rp5.000.000,00 akan dikenakan bea meterai
sebesar Rp10.000,00

1319764647
1319764647
JULI 2021
02210707004174
Rp. 12.205.571
AGUSTUS 2021 02210808004837 15/09/2021
1319764647
2 Inches
KEMIS Banten, 15560
NPWP 02.435.728.7-418.001
19/08/2021 19/08/2021
ITRON WATER I19BF064540F 18/08/2021 2.333 2.810 477 10 14.211 142.110

METER
10 15.707 157.070
457 17.203 7.861.771
477 8.160.951
BIAYA PEMAKAIAN AIR Rp. 8.160.951 (1)

(1)
BIAYA PEMAKAIAN MINIMUM Rp. 0 (1)
(1)
DENDA KETERLAMBATAN BULAN LALU Rp. 0
BIAYA LAIN Rp. 0
DPP Rp. 0
PPN 10% Rp. 0
METERAI Rp. 10.000
DISKON Rp. 0

((Delapan juta dua ratus delapan puluh ribu empat ratus sembilan puluh Rupiah) )
TOTAL TAGIHAN PERIODE SEBELUMNYA YANG BELUM DIBAYARKAN SAMPAI DENGAN 19 August 2021 Rp. 12.205.571
September 2019.
NPWP: 02.839.142.3-451.000
Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Sistem Komputerisasi Nomor : SI-00003/SK/WPJ.08/KP.1103/2021 Tanggal 10 Maret 2021 10.000
sebesar Rp10.000,00

1319764647
1319764647
AGUSTUS 2021
02210808004837
Rp. 8.280.490
SEPTEMBER 2021 02210909005494 15/10/2021
1319764647
2 Inches
KEMIS Banten, 15560
NPWP 02.435.728.7-418.001
17/09/2021 17/09/2021
ITRON WATER I19BF064540F 17/09/2021 2.810 2.810 0 0 14.211 0

METER
0 15.707 0
0 17.203 0
0 0
BIAYA PEMAKAIAN AIR Rp. 0 (1)

(1)
BIAYA PEMAKAIAN MINIMUM Rp. 987.300 (1)
(1)
BIAYA LAIN Rp. 0
DPP Rp. 0
PPN 10% Rp. 0
METERAI Rp. 0
DISKON Rp. 0

((Satu juta seratus enam belas ribu delapan ratus tiga puluh sembilan Rupiah) )
TOTAL TAGIHAN PERIODE SEBELUMNYA YANG BELUM DIBAYARKAN SAMPAI DENGAN 17 September 2021 Rp. 8.280.490
September 2019.
NPWP: 02.839.142.3-451.000
Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Sistem Komputerisasi Nomor : SI-00003/SK/WPJ.08/KP.1303/2021 Tanggal 06 Agustus 2021 0
sebesar Rp10.000,00

1319764647
1319764647
SEPTEMBER 2021
02210909005494
Rp. 1.116.839
OKTOBER 2021 02211010006177 15/11/2021
1319764647
2 Inches
KEMIS Banten, 15560
NPWP 02.435.728.7-418.001
15/10/2021 15/10/2021
ITRON WATER I19BF064540F 15/10/2021 2.810 2.860 50 10 14.211 142.110

METER
10 15.707 157.070
30 17.203 516.090
50 815.270
BIAYA PEMAKAIAN AIR Rp. 815.270 (1)

(1)
(1)
BIAYA LAIN Rp. 0
DPP Rp. 0
PPN 10% Rp. 0
METERAI Rp. 0
DISKON Rp. 0

((Satu juta seratus enam belas ribu delapan ratus tiga puluh sembilan Rupiah) )
TOTAL TAGIHAN PERIODE SEBELUMNYA YANG BELUM DIBAYARKAN SAMPAI DENGAN 15 October 2021 Rp. 0
Dokumen ini adalah tagihan yang berfungsi sebagai faktur pajak sesuai dengan Peraturan Dirjen Pajak No. PER -16/PJ/2021 tanggal 01 Agustus 2021 dan mulai berlaku
pertanggal 01 Agustus 2021.

NPWP: 02.839.142.3-451.000
Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Sistem Komputerisasi Nomor : SI-00003/SK/WPJ.08/KP.1303/2021 Tanggal 06 Agustus 2021 0
sebesar Rp10.000,00

1319764647
1319764647
OKTOBER 2021
02211010006177
Rp. 1.116.839
NOVEMBER 2021 02211111006828 15/12/2021
1319764647
2 Inches
KEMIS Banten, 15560
NPWP 02.435.728.7-418.001
17/11/2021 17/11/2021
ITRON WATER I19BF064540F 17/11/2021 2.860 2.860 0 0 14.211 0

METER
0 15.707 0
0 17.203 0
0 0
BIAYA PEMAKAIAN AIR Rp. 0 (1)

(1)
(1)
DENDA KETERLAMBATAN BULAN LALU Rp. 0
BIAYA LAIN Rp. 0
DPP Rp. 0
PPN 10% Rp. 0
METERAI Rp. 0
DISKON Rp. 0

((Satu juta sembilan puluh enam ribu delapan ratus tiga puluh sembilan Rupiah) )
TOTAL TAGIHAN PERIODE SEBELUMNYA YANG BELUM DIBAYARKAN SAMPAI DENGAN 17 November 2021 Rp. 0
Dokumen ini adalah tagihan yang berfungsi sebagai faktur pajak sesuai dengan Peraturan Dirjen Pajak No. PER -16/PJ/2021 tanggal 01 Agustus 2021 dan mulai berlaku
pertanggal 01 Agustus 2021.

NPWP: 02.839.142.3-451.000
Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Sistem Komputerisasi Nomor : SI-00006/SK/WPJ.08/KP.1303/2021 Tanggal 07 Oktober 2021 0
sebesar Rp10.000,00

1319764647
1319764647
NOVEMBER 2021
02211111006828
Rp. 1.096.839
Angka Pada Meteran
Tanggal Pencatatan NAB pH pH SATUAN
PDAM DEEP WELL
01/07/2021 2032,23 865 6,5 - 8,5 7 m³
02/07/2021 2055,80 865 6,5 - 8,5 7 m³
03/07/2021 2097,10 865 6,5 - 8,5 7 m³
04/07/2021 2115,20 865 6,5 - 8,5 7 m³
05/07/2021 2123,67 865 6,5 - 8,5 7 m³
06/07/2021 2144,41 865 6,5 - 8,5 7 m³
07/07/2021 2165,85 865 6,5 - 8,5 7 m³
08/07/2021 2184,96 865 6,5 - 8,5 7 m³
09/07/2021 2206,46 865 6,5 - 8,5 7 m³
10/07/2021 2226,81 865 6,5 - 8,5 7 m³
11/07/2021 2249,24 865 6,5 - 8,5 7 m³
12/07/2021 2262,32 865 6,5 - 8,5 7 m³
13/07/2021 2280,07 904 6,5 - 8,5 7 m³
14/07/2021 2295,61 919 6,5 - 8,5 7 m³
15/07/2021 2311,38 919 6,5 - 8,5 7 m³
16/07/2021 2331,93 919 6,5 - 8,5 7 m³
17/07/2021 2303,25 919 6,5 - 8,5 7 m³
18/07/2021 2388,51 964 6,5 - 8,5 7 m³
19/07/2021 2401,32 964 6,5 - 8,5 7 m³
20/07/2021 2420,68 964 6,5 - 8,5 7 m³
21/07/2021 2430,01 964 6,5 - 8,5 7 m³
22/07/2021 2449,67 964 6,5 - 8,5 7 m³
23/07/2021 2470,23 964 6,5 - 8,5 7 m³
24/07/2021 2491,49 964 6,5 - 8,5 7 m³
25/07/2021 2512,17 964 6,5 - 8,5 7 m³
26/07/2021 2533,43 964 6,5 - 8,5 7 m³
27/07/2021 2554,3 964 6,5 - 8,5 7 m³
28/07/2021 2567,55 964 6,5 - 8,5 7 m³
29/07/2021 2583,46 964 6,5 - 8,5 7 m³
30/07/2021 2612,82 964 6,5 - 8,5 7 m³
31/07/2021 2631,91 964 6,5 - 8,5 7 m³
Tanggal Angka Pada Meteran
NAB pH pH SATUAN
Pencatatan PDAM DEEP WELL
01/08/2021 2651,87 964 6,5 - 8,5 7 m³
02/08/2021 2671,59 964 6,5 - 8,5 7 m³
03/08/2021 2690,66 964 6,5 - 8,5 7 m³
04/08/2021 2709,41 964 6,5 - 8,5 7 m³
05/08/2021 2727,07 964 6,5 - 8,5 7 m³
06/08/2021 2745,51 964 6,5 - 8,5 7 m³
07/08/2021 2763,46 964 6,5 - 8,5 7 m³
08/08/2021 2787,68 964 6,5 - 8,5 7 m³
09/08/2021 2804,55 964 6,5 - 8,5 7 m³
10/08/2021 2805,82 964 6,5 - 8,5 7 m³
11/08/2021 2805,96 964 6,5 - 8,5 7 m³
12/08/2021 2806,80 1007 6,5 - 8,5 7 m³
13/08/2021 2807,23 1007 6,5 - 8,5 7 m³
14/08/2021 2810,01 1037 6,5 - 8,5 7 m³
15/08/2021 2810,31 1038 6,5 - 8,5 7 m³
16/08/2021 2810,57 1049 6,5 - 8,5 7 m³
17/08/2021 2810,57 1101 6,5 - 8,5 7 m³
18/08/2021 2810,57 1101 6,5 - 8,5 7 m³
19/08/2021 2810,57 1101 6,5 - 8,5 7 m³
20/08/2021 2810,57 1125 6,5 - 8,5 7 m³
21/08/2021 2810,57 1146 6,5 - 8,5 7 m³
22/08/2021 2810,57 1168 6,5 - 8,5 7 m³
23/08/2021 2810,57 1184 6,5 - 8,5 7 m³
24/08/2021 2810,57 1194 6,5 - 8,5 7 m³
25/08/2021 2810,57 1205 6,5 - 8,5 7 m³
26/08/2021 2810,57 1240 6,5 - 8,5 7 m³
27/08/2021 2810,57 1240 6,5 - 8,5 7 m³
28/08/2021 2810,57 1240 6,5 - 8,5 7 m³
29/08/2021 2810,57 1240 6,5 - 8,5 7 m³
30/08/2021 2810,57 1285 6,5 - 8,5 7 m³
31/08/2021 2810,57 1315 6,5 - 8,5 7 m³
Angka Pada Meteran
PDAM DEEP WELL
01/09/2021 2810,57 1329 6,5 - 8,5 7 m³
02/09/2021 2810,57 1329 6,5 - 8,5 7 m³
03/09/2021 2810,57 1398 6,5 - 8,5 7 m³
04/09/2021 2810,57 1419 6,5 - 8,5 7 m³
05/09/2021 2810,57 1419 6,5 - 8,5 7 m³
06/09/2021 2810,57 1421 6,5 - 8,5 7 m³
07/09/2021 2810,57 1456 6,5 - 8,5 7 m³
08/09/2021 2810,57 1466 6,5 - 8,5 7 m³
09/09/2021 2810,57 1486 6,5 - 8,5 7 m³
10/09/2021 2810,57 1509 6,5 - 8,5 7 m³
11/09/2021 2810,57 1509 6,5 - 8,5 7 m³
12/09/2021 2810,57 1509 6,5 - 8,5 7 m³
13/09/2021 2810,57 1551 6,5 - 8,5 7 m³
14/09/2021 2810,57 1571 6,5 - 8,5 7 m³
15/09/2021 2810,57 1599 6,5 - 8,5 7 m³
16/09/2021 2810,57 1649 6,5 - 8,5 7 m³
17/09/2021 2810,57 1659 6,5 - 8,5 7 m³
18/09/2021 2810,57 1659 6,5 - 8,5 7 m³
19/09/2021 2810,57 1684 6,5 - 8,5 7 m³
20/09/2021 2810,57 1697 6,5 - 8,5 7 m³
21/09/2021 2810,57 1697 6,5 - 8,5 7 m³
22/09/2021 2810,57 1697 6,5 - 8,5 7 m³
23/09/2021 2810,57 1744 6,5 - 8,5 7 m³
24/09/2021 2810,57 1744 6,5 - 8,5 7 m³
25/09/2021 2810,57 1745 6,5 - 8,5 7 m³
26/09/2021 2810,57 1762 6,5 - 8,5 7 m³
27/09/2021 2810,57 1796 6,5 - 8,5 7 m³
28/09/2021 2810,57 1796 6,5 - 8,5 7 m³
29/09/2021 2860,32 1796 6,5 - 8,5 7 m³
30/09/2021 2860,32 1796 6,5 - 8,5 7 m³
Angka Pada Meteran
PDAM DEEP WELL
01/10/2021 2860,32 1846 6,5 - 8,5 7 m³
02/10/2021 2860,32 1848 6,5 - 8,5 7 m³
03/10/2021 2860,32 1848 6,5 - 8,5 7 m³
04/10/2021 2860,32 1856 6,5 - 8,5 7 m³
05/10/2021 2860,32 1897 6,5 - 8,5 7 m³
06/10/2021 2860,32 1897 6,5 - 8,5 7 m³
07/10/2021 2860,32 1897 6,5 - 8,5 7 m³
08/10/2021 2860,32 1948 6,5 - 8,5 7 m³
09/10/2021 2860,32 1948 6,5 - 8,5 7 m³
10/10/2021 2860,32 1948 6,5 - 8,5 7 m³
11/10/2021 2860,32 1993 6,5 - 8,5 7 m³
12/10/2021 2860,32 1993 6,5 - 8,5 7 m³
13/10/2021 2860,32 2014 6,5 - 8,5 7 m³
14/10/2021 2860,32 2038 6,5 - 8,5 7 m³
15/10/2021 2860,32 2038 6,5 - 8,5 7 m³
16/10/2021 2860,32 2038 6,5 - 8,5 7 m³
17/10/2021 2860,32 2038 6,5 - 8,5 7 m³
18/10/2021 2860,32 2088 6,5 - 8,5 7 m³
19/10/2021 2860,32 2088 6,5 - 8,5 7 m³
20/10/2021 2860,32 2088 6,5 - 8,5 7 m³
21/10/2021 2860,32 2136 6,5 - 8,5 7 m³
22/10/2021 2860,32 2137 6,5 - 8,5 7 m³
23/10/2021 2860,32 2138 6,5 - 8,5 7 m³
24/10/2021 2860,32 2138 6,5 - 8,5 7 m³
25/10/2021 2860,32 2184 6,5 - 8,5 7 m³
26/10/2021 2860,32 2184 6,5 - 8,5 7 m³
27/10/2021 2860,32 2206 6,5 - 8,5 7 m³
28/10/2021 2860,32 2233 6,5 - 8,5 7 m³
29/10/2021 2860,32 2233 6,5 - 8,5 7 m³
30/10/2021 2860,32 2233 6,5 - 8,5 7 m³
31/10/2021 2860,32 2233 6,5 - 8,5 7 m³
Angka Pada Meteran
PDAM DEEP WELL
01/11/2021 2860,32 2284 6,5 - 8,5 7 m³
02/11/2021 2860,32 2284 6,5 - 8,5 7 m³
03/11/2021 2860,32 2284 6,5 - 8,5 7 m³
04/11/2021 2860,32 2334 6,5 - 8,5 7 m³
05/11/2021 2860,32 2334 6,5 - 8,5 7 m³
06/11/2021 2860,32 2334 6,5 - 8,5 7 m³
07/11/2021 2860,32 2334 6,5 - 8,5 7 m³
08/11/2021 2860,32 2382 6,5 - 8,5 7 m³
09/11/2021 2860,32 2382 6,5 - 8,5 7 m³
10/11/2021 2860,32 2382 6,5 - 8,5 7 m³
11/11/2021 2860,32 2432 6,5 - 8,5 7 m³
12/11/2021 2860,32 2437 6,5 - 8,5 7 m³
13/11/2021 2860,32 2437 6,5 - 8,5 7 m³
14/11/2021 2860,32 2437 6,5 - 8,5 7 m³
15/11/2021 2860,32 2464 6,5 - 8,5 7 m³
16/11/2021 2860,32 2484 6,5 - 8,5 7 m³
17/11/2021 2860,32 2484 6,5 - 8,5 7 m³
18/11/2021 2860,32 2496 6,5 - 8,5 7 m³
19/11/2021 2860,32 2530 6,5 - 8,5 7 m³
20/11/2021 2860,32 2530 6,5 - 8,5 7 m³
21/11/2021 2860,32 2530 6,5 - 8,5 7 m³
22/11/2021 2860,32 2545 6,5 - 8,5 7 m³
23/11/2021 2860,32 2578 6,5 - 8,5 7 m³
24/11/2021 2860,32 2578 6,5 - 8,5 7 m³
25/11/2021 2860,32 2578 6,5 - 8,5 7 m³
26/11/2021 2860,32 2607 6,5 - 8,5 7 m³
27/11/2021 2860,32 2624 6,5 - 8,5 7 m³
28/11/2021 2860,32 2624 6,5 - 8,5 7 m³
29/11/2021 2860,32 2644 6,5 - 8,5 7 m³
30/11/2021 2860,32 2664 6,5 - 8,5 7 m³
SERI SANITASI LINGKUNGAN
PEDOMAN TEKNIS
INSTALASI
PENGOLAHAN AIR LIMBAH
DENGAN SISTEM BIOFILTER ANAEROB AEROB
PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
DIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA

KESEHATAN
JAKARTA 2011
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
DIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA KESEHATAN

KATA PENGANTAR
Air limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan
yang lain merupakan salah satu sumber pencemaran air yang sangat potensial karena
mengandung senyawa organik yang cukup tinggi, serta senyawa kimia lain yang berbahaya serta
mikroorganisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu air limbah tersebut
harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan masalah bagi lingkungan maupun masalah
kesehatan masyarakat.
Oleh karena potensi dampak terhadap lingkungan maupun kesehatan masyarakat sangat
besar maka berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204/Menkes/SK/X2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit maka setiap fasilitas pelayanan kesehatan
diwajibkan memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Sedangkan baku mutu air limbah
mengacu pada Keputusan Menteri Negara Hidup No.58 Tahun1995 tanggal 21 Desember 1995
tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit.
Berdasarkan ketentuan tersebut maka diperlukan teknologi yang tepat untuk mengolah air
limbah tersebut. Salah satu teknologi pengolahan air limbah yang telah digunakan adalah IPAL
dengan sistem anaerob aerob biofilter. Permasalahan yang sering muncul didalam penggunaan
teknologi IPAL sistem tersebut adalah kegagalan proses dan atau efisiensi pengolahan yang rendah
akibat dari desain yang kurang tepat dan operator IPAL yang kurang memahami proses
pengolahan. Di samping pihak manajemen yang kurang memberikan perhatian terhadap
keberlangsungan operasionalisasi Instalasi Pengolahan Air Limbah.
Dalam upaya memaksimalkan kemampuan proses pengolahan air limbah melalui

pengolahan biologis dengan sistem anaerob aerob biofilter di fasilitas pelayanan kesehatan agar
dapat optimal dan efisien serta menghasilkan efluen yang memenuhi baku mutu yang berlaku,
maka disusun panduan atau buku Pedoman Teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan
Sistem Anaerob Aerob Biofilter pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Buku pedoman ini disusun
dengan partisipasi berbagai pihak termasuk rumah sakit, organisasi profesi serta instansi terkait
baik pembina, pengelola maupun pengawas kesehatan lingkungan.
Buku pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan awal bagi para pengelola fasilitas
pelayanan kesehatan, praktisi kesehatan lingkungan, perencana fasilitas kesehatan serta
pemerhati di bidang kesehatan lingkungan untuk dapat mengembangkan suatu pengelolaan air
limbah pada fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi persyaratan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan pedoman ini.
Jakarta, Desember 2011
Direktur Bina Pelayanan Penunjang Medik Dan Sarana Kesehatan
dr. Zamrud Ewita Aldy, Sp.PK., M.M.

NIP. 195607111983032002
PEDOMAN TEKNIS
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
DENGAN SISTEM BIOFILTER ANAEROB AEROB
PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
i
protoplasma. Walaupun bakteri nitrifikasi autotropik keberadaannya di alam lebih banyak, proses
nitrifikasi dapat juga dilakukan oleh bakteri jenis heterotropik (Arthobacter) dan jamur
(Aspergillus) (Verstraete and Alexander, 1972).
Disamping itu dengan oksigen yang ada, maka senyawa N-NH4 yang ada diperairan akan
dioksidasi menjadi nitrat. Tetapi mengingat kebutuhan O2 yang cukup besar, maka akan terjadi
penurunan oksigen di dalam perairan tersebut sehingga akan terjadi kondisi septik.
Pada proses pengolahan senyawa NH4-N secara biologis kebutuhan O2 cukup besar,
sehingga kebutuhan O2 yang tinggi dapat dipenuhi dengan cara memperbesar transfer O2 ke dalam
instalasi pengolahan. Pada reaktor lekat ini, transfer O2 yang besar dapat diperoleh dengan cara
menginjeksikan udara ke dalam reaktor. Dengan adanya injeksi udara diharapkan kontak antara
gelembung udara dan air yang akan diolah dapat terjadi.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses nitrifikasi dalam pengolahan air adalah :
Konsentrasi Oksigen Terlarut (Dissolved Oksigen)
Proses nitrifikasi merupakan proses aerob, maka keberadaan oksigen sangat penting dalam
proses ini. Benefield & Randal (1980) mengatakan bahwa proses nitrifikasi akan berjalan dengan
baik jika DO minimum > 1 mg/l. Bitton (1994) mengatakan agar proses nitrifikasi dapat berjalan
dengan baik maka konsentrasi oksigen terlarut di dalam air tidak boleh kurang dari 2 mg/l.
Temperatur
Kecepatan pertumbuhan bakteri nitrifikasi dipengaruhi oleh temperatur antara 8 – 30°C,

sedangkan temperatur optimumnya sekitar 30°C (Hitdlebaugh and Miler, 1981).
pH
Pada proses biologi, nitrifikasi dipengaruhi oleh pH. pH optimum untuk bakteri
nitrosomonas dan nitrobacter antara 7,5 – 8,5 (U.S. EPA, 1975). Proses ini akan terhenti pada pH
dibawah 6,0 (Painter, 1970; Painter and Loveless, 1983). Alkalinitas air akan berkurang sebagai
akibat oksidasi amoniak oleh bakteri nitrifikasi. Secara teori alkalinitas akan berkurang 7,14 mg/l
sebagai CaCO3 setiap 1 mg/l NH4+ (amoniak) yang diokasidasi (U.S. EPA, 1975). Oleh karena itu
untuk proses nitrifikasi alkalinitas air harus cukup untuk menyeimbangkan keasaman yang
dihasilkan oleh proses nitrifikasi.
Rasio Organik dan Total Nitrogen (BOD/T-N)
Fraksi bakteria nitrifikasi di dalam bioflim akan berkurang sebanding dengan meningkatnya
rasio organik terhadap total nitrogen di dal air (BOD/T-N) Di dalam proses gabungan oksidasi
karbon dan nitrifikasi, proses nitrifikasi akan berjalan dengan baik dengan rasio BOD/T-N lebih
besar (Metcalf and Eddy, 1991).
2.2.4 Proses Biofilter Anaerob Aerob
Pengolahan air limbah dengan proses Biofilter Anaerob-Aerob adalah proses pengolahan air
limbah dengan cara menggabungkan proses biofilter anaerob dan proses biofilter anaerob.
Dengan mengunakan proses biofilter anaerob, polutan organik yang ada di dalam air limbah akan
terurai menjadi gas karbon dioksida dan methan tanpa menggunakan energi (blower udara),
tetapi amoniak dan gas hidrogen sulfida (H2S) tidak hilang. Oleh karena itu jika hanya
menggunakan proses biofilter anaerob saja hanya dapat menurunkan polutan organik (BOD, COD)
dan padatan tersuspensi (TSS). Agar supaya hasil air olahan dapat memenuhi baku mutu maka air
olahan dari proses biofilter anaerob selanjutnya diproses menggunakan biofilter aerob. Dengan
proses biofilter aerob polutan organik yang masih tersisa akan terurai menjadi gas karbon dioksida
(CO2) dan air (H2O), amoniak akan teroksidasi menjadi nitrit selanjutnya akan menjadi nitrat,
sedangkan gas H2S akan diubah menjadi sulfat.
Dengan menggunakan proses biofilter anaerob-aerob maka akan dapat dihasilkan air olahan
dengan kualitas yang baik dengan menggunakan konsumsi energi yang lebih rendah.
28
2.2.4.1 Pengolahan Air Limbah Proses Biofilter Anaerob Aerob
Seluruh air limbah dialirkan masuk ke bak pengumpul atau bak ekualisasi, selanjutnya dari
bak ekualisasi air limbah dipompa ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan partikel lumpur,
pasir dan kotoran organik tersuspensi. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungsi sebagai
bak pengontrol aliran, serta bak pengurai senyawa organik yang berbentuk padatan, pengurai
lumpur (sludge digestion) dan penampung lumpur. Skema proses pengolahan air limbah dengan
sistem biofilter anaerob-aerob dapat dilihat pada Gambar 2.11.
Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke reaktor biofilter anaerob. Di
dalam reaktor biofilter anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik tipe sarang tawon.
Reaktor biofilter anaerob terdiri dari dua buah ruangan. Penguraian zat-zat organik yang ada
dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau fakultatif aerobik. Setelah beberapa hari
operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikro-organisme. Mikro-
organisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat terurai pada bak
pengendap.
Gambar 2.11 : Diagram Proses Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob .
Air limpasan dari reaktor biofilter anaerob dialirkan ke reaktor biofilter aerob. Di dalam
reaktor biofilter aerob ini diisi dengan media dari bahan plastik tipe sarang tawon, sambil
diberikan aerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan
menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan
media. Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang tersuspensi dalam
air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan
efisiensi penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi
penghilangan amonia menjadi lebih besar. Proses ini sering di namakan Aerasi Kontak (Contact
Aeration).
Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak pengendap akhir
sebagian air limbah dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur.
Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak biokontrol dan selanjutnya dialirkan ke
bak kontaktor khlor untuk proses disinfeksi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah
dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh mikro-organisme patogen. Air
olahan/efluen, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai
atau saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat
menurunkan zat organik (BOD, COD), amonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan
lainnya.
2.2.4.2 Keunggulan Proses dengan Biofilter “Anaerob-Aerob”
Proses pengolahan air limbah dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob mempunyai beberapa
keunggulan antara lain yakni :
• Adanya air buangan yang mengalir melalui media kerikil yang terdapat pada biofilter
mengakibatkan timbulnya lapisan lendir yang menyelimuti media atau yang disebut juga
biological film. Air limbah yang masih mengandung zat organik yang belum teruraikan pada
29
bak pengendap bila melalui lapisan lendir ini akan mengalami proses penguraian secara
biologis. Efisiensi biofilter tergantung dari luas kontak antara air limbah dengan mikro-
organisme yang menempel pada permukaan media filter tersebut. Makin luas bidang
kontaknya maka efisiensi penurunan konsentrasi zat organik (BOD) makin besar. Selain
menghilangkan atau mengurangi konsentrasi BOD dan COD, cara ini juga dapat mengurangi
konsentrasi padatan tersuspensi atau suspended solids (SS) , deterjen (MBAS), ammonium
dan posphor.
• Biofilter juga berfungsi sebagai media penyaring air limbah yang melalui media ini. Sebagai
akibatnya, air limbah yang mengandung suspended solids dan bakteri E.coli setelah melalui
filter ini akan berkurang konsentrasinya. Efisiensi penyaringan akan sangat besar karena
dengan adanya biofilter up flow yakni penyaringan dengan sistem aliran dari bawah ke atas
akan mengurangi kecepatan partikel yang terdapat pada air buangan dan partikel yang tidak
terbawa aliran ke atas dan akan mengendap di dasar bak filter. Sistem biofilter anaerob-aerb
ini sangat sederhana, operasinya mudah dan tanpa memakai bahan kimia serta tanpa
membutuhkan banyak energi. Proses ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah dengan
kapasitas yang tidak terlalu besar
• Dengan kombinasi proses “Anaerob-Aerob”, efisiensi penghilangan senyawa phospor

menjadi lebih besar bila dibandingankan dengan proses anaerob atau proses aerob saja.
Selama berada pada kondisi anaerob, senyawa phospor anorganik yang ada dalam sel-sel
mikrooragnisme akan keluar sebagai akibat hidrolisa senyawa phospor. Sedangkan energi
yang dihasilkan digunakan untuk menyerap BOD (senyawa organik) yang ada di dalam air
limbah.. Selama berada pada kondisi aerob, senyawa phospor terlarut akan diserap oleh
bakteria/mikroorganisme dan akan sintesa menjadi polyphospat dengan menggunakan
energi yang dihasilkan oleh proses oksidasi senyawa organik (BOD). Dengan demikian
kombinasi proses anaerob-aerob dapat menghilangkan BOD maupun phospor dengan baik.
Proses ini dapat digunakan untuk pengolahan air limbah dengan beban organik yang cukup
besar.
Beberapa keunggulan proses pengolahan air limbah dengan biofilter anaerob-aerob antara
lain yakni :
• Pengelolaannya sangat mudah.

• Tidak perlu lahan yang luas.
• Biaya operasinya rendah.
• Dibandingkan dengan proses lumpur aktif, Lumpur yang dihasilkan relatif sedikit.
• Dapat menghilangkan nitrogen dan phospor yang dapat menyebabkan euthropikasi.
• Suplai udara untuk aerasi relatif kecil.
• Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang cukup besar.
• Dapat menghilangan padatan tersuspensi (SS) dengan baik.
2.2.4.3 Kriteria Perencanaan Biofilter Anaerob Aerob
2.2.4.3.1 Kriteria Pemilihan Media Biofilter
Media biofilter adalah merupakan bagian yang terpenting dari biofilter, oleh karena itu
pemilihan media harus dilakukan dengan seksama disesuaikan dengan kondisi proses serta jenis
air limbah yang akan diolah.
Untuk media biofilter dari bahan organik banyak yang dibuat dengan cara dicetak dari
bahan tahan karat dan ringan misalnya PVC dan lainnya, dengan luas permukaan spesifik yang
besar dan volule rongga (porositas) yang besar, sehingga dapat melekatkan mikroorganisme dalam
jumlah yang besar dengan resiko kebuntuan yang sangat kecil. Dengan demikian memungkinkan
untuk pengolahan air limbah dengan beban konsentrasi yang tinggi serta efisiensi pengolahan
yang cukup besar. Di dalam prakteknya ada beberapa kriteria media biofilter ideal yang perlu
diperhatikan antara lain yakni :
1) Mempunyai Luas Permukaan Spesifik Besar
30
Luas permukaan spesifik adalah ukuran seberapa besar luas area yang aktif secara biologis
tiap satuan volume media. Satuan pengukuran adalah meter persegi per meter kubik media. Luas
permukaan spesifik sangat bervariasi namun secara umum sebagian besar media biofilter
mempunyai nilai antara 30 sampai dengan 250 sq.ft/cu,ft atau 100 hingga 820 m2/m3.
Satu hal yang penting adalah membedakan antara total luas permukaan teoritis dengan luas
permukaan yang tersedia sebagai substrate untuk pertumbuhan mikroorganisme. Luas permukaan
yang terdapat pada pori-pori yang halus tidak selalu dapat membuat mikroorganisme hidup. Pada
saat biofilter sudah stabil/matang, biomasa bakteri akan bertambah secara stabil dan lapisan
bakteri yang menutupi permukaan media menjadi tebal. Selama organisme yang berada pada
bagian dalam lapisan hanya mendapat makanan dan oksigen secara difusi, maka bakteri ini
memperoleh makanan dan oksigen semakin lama semakin sedikit sejalan dengan bertambah
tebalnya lapisan. Secara umum hanya bakteri yang berada dilapisan paling luar yang bekerja
secara maksimal.
Apabila lapisan bakteria sudah cukup tebal, maka bagian dalam lapisan menjadi anaerobik.
Jika hal ini terjadi, lapisan akan kehilangan gaya adhesi terhadap substrat dan kemudian lepas.
Apabila bakteri yang mati terdapat dalam celah kecil, maka tidak dapat lepas dan tetap berada
dalam biofilter. Hal ini akan menambah beban organik (BOD) dan amoniak dalam biofilter.
Luas permukaan total yang tersedia untuk pertumbuhan bakteri merupakan indikator dari
kapasitas biofilter untuk menghilangkan polutan. Luas permukaan spesifik merupakan variabel
penting yang mempengaruhi biaya reaktor biofilter dan mekanisme penunjangnya. Apabila media
tertentu A mempunyai luas permukaan per unit volume dua kali lipat dari media B, maka media B
memerlukan volume reaktor dua kali lebih besar untuk dapat melakukan tugas yang sama yang
dilakukan media A. Ditinjau dari sudut ekonomi maka lebih baik menggunakan reaktor yang lebih
kecil. Jadi secara umum makin besar luas permukaan per satuan volume media maka jumlah
mikroorganisme yang tumbuh dan menempel pada permukaan media makin banyak sehingga
efisiensi pengolahan menjadi lebih besar, selain itu volume reaktor yang diperlukan menjadi lebih
kecil sehingga biaya reaktor juga lebih kecil.
2) Mempunyai Fraksi Volume Rongga Tinggi
Fraksi volume rongga adalah prosentasi ruang atau volume terbuka dalam media. Dengan
kata lain, fraksi volume rongga adalah ruang yang tidak tertutup oleh media itu sendiri. Fraksi
volume rongga bervariasi dari 15 % sampai 98 %. Fraksi volume rongga tinggi akan membuat aliran
air atau udara bebas tidak terhalang. Untuk biofilter dengan kapasitas yang besar umumnya
menggunakan media dengan fraksi volume rongga yang besar yakni 90 % atau lebih.
3) Diameter Celah Bebas Besar (Large free passage diameter)
Cara terbaik untuk menjelaskan pengertian diameter celah bebas adalah dengan
membayangkan suatu kelereng atau bola yang dijatuhkan melalui media. Ukuran bola yang paling
besar yang dapat melewati media adalah diameter celah bebas.
4) Tahan terhadap Penyumbatan
Parameter ini ini sangat penting namun sulit untuk diangkakan. Penyumbatan pada biofilter
dapat terjadi melalui perangkap mekanikal dari partikel dengan cara sama dengan filter atau
saringan padatan lainnya bekerja. Penyumbatan dapat juga disebabkan oleh pertumbuhan
biomasa dan menjembatani ruangan dalam media. Kecenderungan penyumbatan untuk berbagai
macam media dapat diperkirakan atau dibandingkan dengan melihat fraksi rongga dan diameter
celah bebas. Diameter celah bebas merupakan variabel yang lebih penting.
Penyumbatan merupakan masalah yang serius pada sistem biofilter. Masalah yang paling
ringan adalah masalah pemeliharaan yang terus menerus, dan yang paling buruk adalah hancurnya
kemampuan filter untuk bekerja sesuai dengan disain. Penyebab lain penyumbatan adalah
ketidak-seragaman volume rongga dari media. Apabila sebagian dari unggun media mempunyai
volume rongga yang lebih kecil dari yang lainnya maka dapat menyebabkan terjadinya
penyumbatan sebagian di dalam unggun media. Unggun media yang lebih padat dapat terjadi
penyumbatan dan sebagian unggun media yang lainnya terdapat celah yang dapat mengalirkan
aliran air limbah. Hal ini dapat menurunkan kinerja biofilter.
31
Oleh karena itu di dalam pemilihan jenis media biasanya dipilh media yang mempunyai luas
permukaan spesifik yang besar serta mempunyai fraksi volume rongga yang besar. Dengan
demikian jumlah mikroba yang dapat tumbuh menempel pada permukaan media cukup besar
sehingga efisiensi biofilter juga menjadi lebih besar. Selain itu, karena fraksi volume rongga media
besar maka sistem biofilter menjadi tahan terhadap penyumbatan. Media yang digunakan untuk
biofilter juga harus mudah diangkat, dibersihkan dan dapat diganti dengan usaha dan tenaga kerja
yang minimal.
Pilihan lain adalah media yang dapat diangkat sebagian. Sebagian kecil media dapat
diangkat dan diganti dengan media yang baru, sementara itu bagian yang tersumbat dibersihkan.
Apabila hanya sebagian kecil dari seluruh sistem yang diangkat, pengaruhnya terhadap sistem
biofilter akan sangat kecil.
5) Dibuat Dari Bahan Inert
Kayu, kertas atau bahan lain yang dapat terurai secara biologis tidak cocok digunakan untuk
bahan media biofilter. Demikian juga bahan logam seperti besi, alumunium atau tembaga tidak
sesuai karena berkarat sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikro-organisme. Media
biofilter yang dijual secara komersial umumnya terbuat dari bahan yang tidak korosif, tahan
terhadap pembusukan dan perusakan secara kimia. Namun demikian beberapa media dari plastik
dapat dipengharuhi oleh radiasi ultraviolet. Plastik yang tidak terlindung sehingga terpapar oleh
matahari akan segera menjadi rapuh. Masalah ini dapat diatasi dengan menggunakan penghalang
UV yang dapat disatukan dengan plastik pelindung UV.
6) Harga per Unit Luas Permukaannya Murah

Seperti telah diterangkan di atas, media biofilter pada hakekatnya adalah jumlah luas
permukaan yang menyediakan tempat untuk bakteri berkembang biak. Oleh karena itu untuk
media biofilter sedapat mungkin dipilih jenis media yang mempunyai harga per unit satuan
permukaan atau per unit satuan volume yang lebih murah.
7) Mempunyai kekuatan mekaniknya yang baik
Salah satu syarat media biofilter yang baik adalah mempunyai kekuatan mekaniknya yang
baik. Untuk biofilter yang berukuran besar sangat penting apabila media mampu menyangga satu
atau dua orang pekerja. Disamping untuk mendukung keperluan pemeliharaan, media dengan
kekuatan mekanik yang baik berarti mempunyai stabilitas bentuk baik, mengurangi keperluan
penyangga bejana atau reaktor dan lebih tahan lama.
8) Ringan
Ukuran berat media dapat mempengaruhi biaya bagian lain dari sistem. Semakin berat
media akan memerlukan penyangga dan bejana atau reaktor yang lebih kuat dan lebih mahal.
Apabila media dari seluruh biofilter harus dipindahkan maka akan lebih baik jika medianya ringan.
Secara umun makin ringan media biofilter yang digunakan maka biaya konstruksi reaktor menjadi
lebih rendah.
9) Fleksibilitas
Karena ukuran dan bentuk reaktor biofilter dapat bermacam-macam, maka media yang
digunakan harus dapat masuk kedalam reaktor dengan mudah, serta dapat disesuaikan dengan
bentuk reaktor.
10) Pemeliharaan mudah
Media biofilter yang baik pemeliharaannya harus mudah atau tidak perlu pemeliharaan
sama sekali. Apabila diperlukan pemeliharaan sehubungan dengan penyumbatan maka media
32
harus mudah dipindahkan dengan kebutuhan tenga yang sedikit. Selain itu media juga harus
dengan cepat dapat dipindahkan dan dibersihkan.
11) Kebutuhan energi kecil
Proses biofilter mengkonsumsi energi secara tidak langsung, namun secara keseluruhan
diperlukan pompa untuk mengalirkan air. Energi diperlukan juga untuk mensuplai oksigen kepada
bakteri. Sejalan dengan semakin canggihnya teknologi biofilter maka biaya energi merupakan
salah satu faktor utama dari keseluruhan perhitungan keuntungan. Oleh Karena itu disain biofilter
yang memerlukan tenaga kerja dan energi minimum akan menjadi standar industri.
12) Reduksi Cahaya
Bakteri nitrifikasi sensitif terhadap cahaya. Oleh kerena itu untuk biofilter yang digunakan
untuk penghilangan senyawa nitrogen (nitrifikasi) maka media yang digunakan sebaiknya
berwarna gelap dan bentuknya harus dapat menghalangi cahaya masuk ke dalam media.
13) Sifat Kebasahan (wetability)
Agar bakteri atau mikroorganisme dapat menempel dan berkembang biak pada permukaan
media, maka permukaan media harus bersifat hidrophilic (suka air). Permukaan yang berminyak,
permukaan yang bersifat seperti lilin atau permukaan licin bersifat hidrophobic (tidak suka air)
tidak baik sebagai media biofilter.
Media biofilter yang ideal adalah media yang harganya murah namun memberikan solusi
bagi pemenuhan kebutuhan proses biofilter. Hal ini karena :
 Diperoleh luas permukaan yang besar dengan harga yang murah.

 Diperoleh biaya konstruksi reaktor yang lebih rendah karena luas permukaan spesifik
tinggi, ringan, kekuatan mekanikal baik dan kemampuan menyesuaikan dengan bentuk
reaktor baik.
 Biaya pemeliharaan rendah karena tidak ada penyumbatan.
 Biaya pompa dan energi lain rendah karena disainnya fleksibel.
2.2.4.3.2 Jenis Media Biofilter
Media biofilter yang digunakan secara umum dapat berupa bahan material organik atau
bahan material anorganik. Untuk media biofilter dari bahan organik misalnya dalam bentuk tali,
bentuk jaring, bentuk butiran tak teratur (random packing), bentuk papan (plate), bentuk sarang
tawon dan lain-lain. Sedangkan untuk media dari bahan anorganik misalnya batu pecah (split),
kerikil, batu marmer, batu tembikar, batu bara (kokas) dan lainnya.
Biasanya untuk media biofilter dari bahan anorganik, semakin kecil diameternya luas
permukaannya semakin besar, sehingga jumlah mikroorganisme yang dapat dibiakkan juga
menjadi besar pula, tetapi volume rongga menjadi lebih kecil. Jika sistem aliran dilakukan dari atas
ke bawah (down flow) maka sedikit banyak terjadi efek filtrasi sehingga terjadi proses
penumpukan lumpur organik pada bagian atas media yang dapat mengakibatkan penyumbatan.
Oleh karena itu perlu proses pencucian secukupnya. Jika terjadi penyumbatan maka dapat terjadi
aliran singkat (short pass) dan juga terjadi penurunan jumlah aliran sehingga kapasitas pengolahan
dapat menurun secara drastis.
Untuk media biofilter dari bahan organik banyak yang dibuat dengan cara dicetak dari
bahan tahan karat dan ringan misalnya PVC dan lainnya, dengan luas permukaan spesifik yang
besar dan volume rongga (porositas) yang besar, sehingga dapat melekatkan mikroorganisme
dalam jumlah yang besar dengan resiko kebuntuan yang sangat kecil. Dengan demikian
memungkinkan untuk pengolahan air limbah dengan beban konsentrasi yang tinggi serta efisiensi
pengolahan yang cukup besar. Salah Satu contoh media biofilter yang banyak digunakan yakni
media dalam bentuk sarang tawon (honeycomb tube) dari bahan PVC. Beberapa contoh
perbandingan luas permukaan spesifik dari berbagai media biofilter dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5 : Perbandingan Luas Permukaan Spesifik Media Biofilter.
33
No. Jenis Media Luas permukaan spesifik
(m2/m3)
1 Trickling Filter dengan batu 100-200
pecah
2 Modul Sarang Tawon 150-240
(honeycomb modul)
3 Tipe Jaring 50
4 RBC 80-150
5 Bio-ball (random) 200 - 240
1) Batuan dan Kerikil
Berbagai ukuran kerikil dan batuan telah digunakan dalam biofilter sejak abad ke sembilan
belas untuk berbagai penggunaan. Dapat dipakai baik untuk biofilter tercelup ataupun untuk
trickling filter. Masih tetap digunakan untuk berbagai keperluan termasuk akuarium, akuakultur
dan pengolahan air buangan rumah tangga. Bahan-bahan yang terbuat dari tanah liat banyak
tersedia, murah dan relatif mempunyai luas permukaan spesifik tinggi. Batu dan kerikil bersifat
inert dan tidak pecah dengan kekuatan mekanikal yang baik, serta bahan tersebut mempunyai
sifat kebasahan yang baik.
Salah satu kelemahan media dari kerikil adalah fraksi volume rongganya sangat rendah dan
berat. Akibat dari fraksi volume rongga rendah jenis media ini mudah terjadi penyumbatan. Untuk
mencegah penyumbatan , jumlah ruangan diantara kerikil harus relatif besar. Secara umum
diameter celah bebas sebanding dengan ukuran kerikil. Tetapi luas permukaan spesifik berbanding
terbalik dengan ukuran kerikil. Apabila kita menggunakan media kerikil dengan ukuran yang besar
untuk mencegah terjadinya penyumbatan, maka luas permukaan spesifik menjadi kecil. Dengan
luas permukaan spesifik yang kecil, maka volume reaktor yang diperlukan untuk tempat media
menjadi besar.
Banyak usaha yang telah dilakukan untuk menanggulangi masalah kekurangan biofilter
dengan media kerikil. Salah satu metoda yang diusulkan adalah untuk menggunakan bahan yang
dapat memperbesar luas permukaan media yang tersedia tanpa merubah ukuran keseluruhan
satuan volume media. Salah satu aplikasinya adalah menggunakan batu apung, karbon aktif dan
keramik berpori. Bahan-bahan tersebut mempunyai luas permukaan yang besar. Permasalahan
yang timbul adalah akibat pengoperasian biofilter dalam jangka waktu yang lama. Pada umumnya
pertumbuhan bakteri terjadi pada bagian luar permukaan media kerikil. Hal ini akan dapat
menahan nutrient dan menghambat difusi oksigen kedalam bagian dalam pori media. Walaupun
media kerikil ini mempunyai luas permukaan yang besar, namun hanya sebagian kecil fraksi dari
permukaan area yang dapat digunakan untuk tempat tumbuhnya bakteri aerobik.
Kelemahan lain dari media kerikil adalah masalah berat. Batu kerikil mempunyai berat jenis
yang cukup besar, sehingga jika digunakan sebagai media biofilter akan memerlukan konstruksi
reaktor, penyangga dan sistem pengeluaran di bagian bawah yang kuat untuk menyangga beban
media. Selain itu media kerikil relatif merupakan media biofilter permanen, dan sulit untuk
dipindahkan. Akibatnya biaya pemeliharaan menjadi besar dan biaya konstruksi menjadi lebih
mahal. Oleh karena itu media kerilil kurang cocok untuk dipakai untuk media biofilter skala
komersial. Salah satu contoh media kerikil atau batu pecah untuk media biofilter dapat dilihat
pada Gambar 2.12.
34
Gambar 2.12 : Media Kerikil Atau Batu Pecah.
2) Fiber Mesh Pads
Ada beberapa jenis bantalan saringan serat (fiber) saat ini digunakan sebagai media
biofilter. Bantalan ini menggunakan serat tipis menyerupai filter pendingin udara, namun dibentuk
sedemikian rupa menjadi bantalan yang berat dan tebal. Bahan ini dapat berperan baik sebagai
filter fisik maupun sebagai filter biologis. Beratnya cukup ringan dan mempunyai luas permukaan
per unit volume yang lebih besar dibanding jenis media yang lain.
Sayangnya, bantalan kawat saringan fiber mempunyai kelemahan sama dengan media
kerikil. Bahan ini mempunyai diameter celah bebas sangat kecil dan cenderung cepat tersumbat,
sehingga efektifitas pengolahan berkurang. Kecenderungan penyumbatan selanjutnya diperparah
oleh sulitnya proses pembersihan dan regenerasi bantalan. Umumnya bantalan saringan serat
memerlukan tenaga kerja yang banyak untuk proses pembersihan.
Kelemahan lainnya pada jenis media ini adalah kesulitan pemasangan media dalam jumlah
besar. Media jenis ini memerlukan penyangga tambahan agar dapat tetap dijaga dalam aliran air
yang benar.
3) Brillo Pads
Jenis media atau packing yang sama dengan mesh pad adalah “ribbon bundle” atau packing
jenis “brillo pad”. Packing ini ringan dan relatif mempunyai luas permukaan besar dengan harga
yang murah. Walaupun Ribbon tidak serapat seperti fiber mesh pad, namun mempunyai beberapa
kekurangan sama seperti pada mesh pads. Salah satu kekurangan brillo pads adalah kekuatan
mekanikalnya kecil. Tidak mungkin untuk menumpuk packing ini tanpa menekan lapisan bawah.
Pada saat lapisan bawah tertekan, maka akan menahan laju alir menjadi mudah tersumbat. Birllo
pad dan mesh pads kedua-duanya berhasil dalam penerapan untuk akuarium kecil, namun untuk
kapasitas yang besar untuk produksi akuakultur sulit dan tidak ekonomis.
4) Random atau Dumped Packing
Media jenis ini ditiru dari packing yang digunakan pada industri kimia. Terdapat bermacam
jenis yang berbeda dari cetakan plastik yang tersedia dalam berbagai luas permukaan spesifik.
Media jenis ini dimasukkan secara acak ke dalam reaktor sehingga dinamakan random packing.
Umumnya media ini mempunyai fraksi rongga yang baik dan relatif tahan terhadap penyumbatan
dibandingkan mesh pads atau unggun kerikil. Karena setiap bagian packing atau media dapat
disesuaikan pada setiap bentuk tanki atau vessel. Beberapa contoh jenis media ini dapat dilihat
pada Gambar 2.13.
Gambar 2.13 : Beberapa Contoh Jenis Media “Random Packing”.
Media tipe random packing harus dipasang di atas penyangga jenis grid atau screen. Packing
ini harus memakai wadah karena tidak mempunyai kekuatan struktur dasar. Secara umum packing
35
random kekuatan mekanikanya relatif kecil. Seseorang tidak dapat berjalan di atas packing
random tanpa menumpuk atau merapatkan unggun filter.
Walaupun packing random relatif ringan namun sulit untuk dipindahkan dari vessel besar
apabila sudah terpasang. Hal ini karena untuk mengeluarkan packing harus dikeruk. Pembersihan
harus dilakukan ditempat. Kekurangan lain packing random, adalah pemasangannya sulit. Apabila
pemasangan unggun kurang hati-hati, terjadi beberapa hal yang tidak sesuai pada kerapatan
packing di seluruh unggun. Unggun packing random akan cenderung turun dan merapat.
Kekurangan lain dari media kerikil dan packing random yaitu operator tidak dapat melihat
apa yang terjadi dalam unggun biofilter. Sangat sulit untuk menggeser material untuk mengetahui
apa yang terjadi dalam unggun. Bagian atas unggun yang terlihat beroperasi normal, sementara
bagian bawah unggun tersumbat dan tidak beroperasi dengan benar.
Packing random tersedia dari bahan stainless steel, keramik, porselein dan berbagai bahan
termoplastik. Pada umumnya packing untuk akuakultur merupakan cetakan injeksi dari PP
(polypropylene) atau HDPE (high density polyethylene). PP dan HDPE merupakan polimer yang
cukup bagus dengan ketahanan panasnya tinggi dan tahan terhadap bahan kimia. Sayangnya
banyak senyawa PP dan HDPE yang digunakan untuk packing tidak cukup bercampur dengan
penahan ultraviolet untuk menjaga packing dari paparan sinar matahari. Masalah lain bahan
polimer PP dan HDPE ini sangat hidrophobik (tidak suka air). Sifat dapat basah (wetability) rendah,
sehingga memerlukan waktu berbulan-bulan untuk dapat basah total.
Packing random relatif merupakan media biofilter modern, salah satu kekurangannya
adalah harganya relatif mahal. Cara pencetakan injeksi merupakan cara yang mahal untuk
pembentukkan permukaan. Media tipe random tersebut sangat baik digunakan untuk instalasi
kecil karena pada sistem kecil biaya yang tinggi tidak menjadi masalah. Packing ini mudah di
pasang dalam reaktor yang berbentuk silinder, dalam hal ini pemasangan tidak perlu dilakukan
pemotongan atau adanya bahan yang terbuang.
5) Media Terstruktur (Structured Packings)
Media terstruktur dapat digunakan untuk berbagai keperluan selain biofilter. media ini
memiliki semua karakteristik yang ada pada media “ideal”. Media terstruktur telah digunakan
pada biofilter selama lebih dari 25 tahun untuk pengolahan air buangan rumah tangga maupun air
limbah industri. Salah satu jenis media terstruktur yang sering digunakan adalah media dari bahan
plastik tipe sarang tawon. Salah satu contoh spesifikasi media terstruktur tipa sarang tawon dapat
dilihat pada Tabel 2.6. Sedangkan bentuk media dapat dilihat pada Gambar 2.14.
Konstruksi media terstruktur biasanya merupakan lembaran dari bahan PVC (polyvinyl
chlorida) yang dibentuk secara vacum. Pembentukan dengan cara vakum kontinyu adalah proses
otomatis kecepatan tinggi yang dapat memproduksi material dalam jumlah besar. Metoda
konstruksi ini memungkinkan media terstruktur diproduksi dengan harga yang lebih murah per
unit luas permukaan dibandingkan pencetakan secara injeksi. PVC relatif merupakan resin murah
dengan sifat mekanik yang lebih baik dibandingkan PP atau HDPE. PVC pada awalnya bersifat
hidrophobic namun biasanya menjadi basah atau mempunyai sifat kebasahan yang baik dalam
waktu satu sampai dua minggu.
Tabel 2.6 : Contoh Spesifikasi Media Tipe Sarang Tawon.
Tipe : Sarang Tawon, cross flow.
Material : PVC
Ukuran Modul : 30cm x 25cm x 30cm
Ukuran Lubang : 3 cm x 3 cm
Ketebalan : 0,5 mm
Luas Spesifik : 150 -220 m2/m3
Berat : 30-35 kg/m3
Porositas Ronga : 0,98
Warna : bening transparan atau Hitam
36
Gambar 2.14 : Bentuk Media Terstruktur Tipe Sarang Tawon (Cross Flow) Yang Banyak Digunakan
Untuk Biofilter.
Lembaran-lembaran PVC disambung membentuk blok segi-empat. Beberapa media
mempunyai “tube/saluran” dalam yang hanya megalirkan sepanjang satu axis. Jenis lain dari
media terstruktur yang dikenal sebagai cross corrugated packing yang memungkinkan aliran
mengalir sepanjang dua axis. Hampir semua media terstruktur digunakan untuk biofilter adalah
adalah jenis aliran silang (cross flow).
Media terstruktur misalnya media tipe sarang tawon corosflow mempunyai luas permukaan
spesifik yang bervariasi tergantung dari diameter celah bebas atau volume rongganya. Salah satu
contoh media tipe sarang tawon dari bahan PVC dengan ukuran lubang 3 cm x 3 cm mempunyai
luas spesifik 150 – 220 m2/m3, berat 30 – 35 kg/m3, dan porositas rongga 98 %. Selain itu
mempunyai kekuatan mekanik (mechanical strength) yang cukup besar mencapai lebih dari 2000
lbs. per sq.ft.
2.2.4.3.3 Metoda Pemilihan Media
Untuk memilih jenis atau tipe media biofilter yang akan digunakan harus dikaji secara
menyeluruh beberapa aspek yang berpengaruh di dalan proses biofilter baik secara teknis maupun
ekonomis. Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan antara lain luas permukaan spesifik,
fraksi volume rongga, diameter celah bebas, ketahanan terhadap kebuntuan, jenis material, harga
per satuan luas permukaan, kekuatan mekanik, berat media, fleksibilitas, perawatan, konsumsi
energi, serta sifat dapat basah atau wetability.
Untuk mengkaji secara keseluruhan dapat dilakukan dengan cara pembobotan (scoring).
Skoring dilakukan dengan skala 1(satu) untuk yang terburuk sampai dengan 5 (lima) untuk yang
terbaik. Hasil pembobotan untuk beberapa jenis tipe media ditunjukkan pada Tabel 2.7.
Dari hasil pembobotan tersebut dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan tipe media
biofilter terstruktur misalnya tipe sarang tawon (cross flow) secara teknis paling baik untuk
digunakan sebagai media biofilter untuk pengolahan air limbah.
Walaupun secara pembobotan tipe media terstruktur mempunyai bobot paling tinggi
dibandingkan dengan tipe media yang lain artinya secara teknis mempunyai keunggulan yang
paling baik, tetapi di dalam aplikasinya di lapangan perlu juga dipertimbangkan aspek ketersediaan
bahan di lokasi serta kapasitas biofilter.
Tabel 2.7 : Contoh Pembobotan Terhadap Beberapa Tipe Media

Biofilter.
Tipe Media A B C D E F G
Luas Pemukaan Spesifik 5 1 5 5 5 5 5
Volume Rongga 1 1 1 1 4 5 5
Diameter celah bebas 1 3 1 1 2 2 5
Ketahanan terhadap 1 3 1 1 3 3 5
penyumbatan
Material 5 5 5 5 5 5 5
Harga per satuan luas 5 3 3 5 4 1 4
Kekuatan mekanik 5 5 1 1 2 2 5
Berat media 1 1 5 5 4 5 5
Fleksibilitas 2 2 1 3 3 4 4
37
Perawatan 1 1 1 1 3 3 5
Konsumsi Energi 2 2 1 5 4 5 5
Sifat dapat basah 5 5 3 3 3 1 3
Total Bobot 34 32 28 36 42 41 56
Keterangan :
Bobot : 1 = Terburuk 5 = Terbaik
A : Gravel atau kerikil kecil
B : Garavel atau kerikil besar
C : Mash Pad
D : Brillo Pad
E : Bio Ball
F : Random Dumped
G : Media Terstruktur (sarang tawon)
Jika lokasinya jauh dari produsen media dan kapasitas biofilter kecil maka harga media serta
biaya transportasinya akan menjadi mahal sekali sehingga menjadi tidak ekonomis. Oleh karena itu
walaupun sarang tawon secara teknis mempunyai persyaratan yang paling baik, perlu
dipertimbangkan pemilihan media tipe lain yang lebih sesuai dengan kondisi di lapangan.
2.2.4.3.4 Kriteria Perencanaan IPAL Biofilter Anaerob-Aerob
Kriteria perencanaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan proses biofilter anaerob-
aerob meliputi kriteria perencanaan bak pengendap awal, reaktor biofilter anaerob, reaktor
biofilter aerob, bak pengendap akhir, sirkulasi sirkulasi serta disain beban organik.
Skema proses pengolahan air limbah dengan sistem biofilter anaerob-aerob secara umum
ditunjukkan seperti pada Gambar 2.14. Seluruh air limbah dikumpulkan dan dialirkan ke bak
penampung atau bak ekualisasi, selanjutnya dipompa ke bak pengendapan awal. Air limpasan dari
bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke reaktor anaerob.
Di dalam reaktor anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik berbentuk sarang
tawon. Jumlah reaktor anaerob ini bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas dan jumlah air
baku yang akan diolah. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh
bakteri anaerobik atau facultatif aerobik Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media
filter akan tumbuh lapisan film mikro-organisme. Mikroorganisme inilah yang akan menguraikan
zat organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap.
Gambar 2.14 : Skema

Proses Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob.
Air limpasan dari reaktor anaerob dialirkan ke reaktor aerob. Di dalam reaktor aerob ini diisi
dengan media dari bahan plastik tie sarang tawon (honeycomb tube), sambil diaerasi atau
dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang
ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian air
limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel
pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat
38
organik, deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan amoniak
menjadi lebih besar.
Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang
mengandung massa mikroorganisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi
dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak khlorinasi. Di
dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh
mikroorganisme patogen.
Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai
atau saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat
menurunkan zat organik (BOD, COD), amonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan
lainnya.
Secara garis besar kriteria perencanan IPAL biofilter anaerob-aerob dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Grafik hubungan antara beban BOD (BOD Loading) dengan Efisiensi Penghilangan di dalam reaktor
biofilter anaerob-aerob dapat dilihat pada Gambar 2.15.
39
Tabel 2.8 : Kriteria Perencanan Biofilter Anaerob-Aerob.
BIOFILTER ANAEROB-AEROB
Flow Diagram Proses
Parameter Perencanaan :
Bak Pengendapan Awal • Waktu Tinggal (Retention Time) rata-rata = 3-5 Jam
• Beban permukaan = 20 – 50 m3/m2.hari. (JWWA)
40
Lanjutan Tabel 2.8 : Kriteria Perencanaan Biofilter Anaerob-Aerob.
• Beban BOD per satuan permukaan media (LA) = 5 – 30 g BOD

Biofilter Anaerob : /m2. Hari. ( EBIE Kunio., “ Eisei Kougaku Enshu “, Morikita
shuppan kabushiki Kaisha, 1992.
• Beban BOD 0,5 - 4 kg BOD per m3 media.(menurut Nusa Idaman
Said, BPPT, 2002)
• Waktu tinggal total rata-rata = 6-8 jam
• Tinggi ruang lumpur = 0,5 m
• Tinggi Bed media pembiakan mikroba = 0,9 -1,5 m
• Tinggi air di atas bed media = 20 cm
Biofilter Aerob : • Beban BOD per satuan permukaan media (LA) = 5 – 30 g BOD
/m2. Hari.
• Beban BOD 0,5 - 4 kg BOD per m3 media.(menurut Nusa Idaman
Said, BPPT, 2002)
• Waktu tinggal total rata-rata = 6 - 8 jam
• Tinggi ruang lumpur = 0,5 m
• Tinggi Bed media pembiakan mikroba = 1,2 m
• Tinggi air di atas bed media = 20 cm
•
41
Lanjutan Tabel 2.8 : Kriteria Perencanaan Biofilter Anaerob-Aerob.
Bak Pengendap Akhir • Waktu Tinggal (Retention Time) rata-rata = 2- 5 Jam

• Beban permukaan (surface loading) rata-rata = 10
m3
/m2.hari
• Beban permukaan = 20 –50 m3/m2.hari. (JWWA)
Ratio Sirkulasi (Recycle Ratio) • 25 – 50 %
Media Pembiakan Mikroba :

Tipe Sarang Tawon (crss flow).
Material PVC sheet
Ketebalan 0,15 – 0,23 mm
Luas Kontak Spsesifik 150 – 226 m2/m3
Diameter lubang 2 cm x 2 cm
Berat Spesifik 30 -35 kg/m3
Porositas Rongga 0,98
42
100
EFISIENSI PENGHILANGAN [%]

95
90
85
80
Y = - 2.5945 X + 95.005 R = 0.97068

75
70
0 1 2 3 4 5
LOADING [kg-BOD/m3.hari]
Gambar 2.15 : Grafik Hubungan Antara Beban BOD (BOD Loading) Dengan Efisiensi Penghilangan Di
Dalam Reaktor Biofilter Anaerob-Aerob.
Sumber : Nusa Idaman Said, BPPT, 2002.
43
DOKUMENTASI
Telp: (021) 5971 5777
Emergency IGD : (021) 5971 1919
Pendaftaran Online (WA): 0822 8888 9702

Revisi Proposal Persetujuan Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah Primaya Hospitas Pasar Kemis 2021

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Deskripsi Asli:

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Revisi Proposal Persetujuan Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah Primaya Hospitas Pasar Kemis 2021

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

November 2021

Jl. Raya Pasar Kemis, RT.004/RW.002,

STANDART TEKNIS PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE BADAN AIR

1. STANDART TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH

2) Jenis dan kapasitas rencana usaha dan/atau kegiatan

Gambar 1.1 foto batas lokasi Kegiatan

Jl. Raya Pasar

Kec. Pasar Kemis Kemis

: Lokasi Primaya Pasar

Gambar 1.2 Titik Lokasi Kegiatan

3) Jenis dan jumlah Fasilitas Pelayanan

a) Kegiatan utama dan kegiatan penunjang usaha dan/atau kegiatan

- Pemeriksaan specimen, yang dilakukan setelah adanya pengambilan

General check up adalah serangkaian pelayanan uji kesehatan rutin yang

Tabel 1.1 Penggunaan Air Bersih

Bulan/Tgl Catat Stand Awal Stand Total

4 m3/ hari Ruang Pelayanan 16 m3/ hari

19,48 m3/ hari 2 m3/ hari

Sumur air 11,27 m3/ hari

1,48 m3/ hari HABIS TERPAKAI/

Gambar 1.3 Eksisiting Penggunaan Air Bersih

Untuk melihat kebutuhan pada tahap jam puncak operasional sesuai

Tabel 1.2 Perkiraan Penggunaan Air Bersih Tahap Operasi

Gambar 1.4 Layout Jaringan Air Bersih

c) Fluktuasi atau kontinuitas kegiatan dan air limbah, dan karakteristik

II. Karakteristik kimia

III. Karakteristik biologi

Bacillus anthracis Anthrax Terdapat dalam air limbah

Vibrio cholerae Cholerae Dijangkitkan oleh air limbah

d) Layout pengelolaan air limbah

Aktivitas Pelayanan Non Medis

Wastafel Ruang Pelayanan

KM/Toilet TPS B3 Untuk

Gambar 1.5 Diagram Alir Pengolahan Air Limbah

b. Baku mutu air limbah

c. Rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan

Gambar 1.6 proses IPAL BioReckat

Sistem ini digunakan untuk mengendapkan partikel-partikel floc (activated

Berikut foto IPAL saat di bangun dan beroperasi :

Gambar 1.7 saat pembangunan IPAL

Gambar1.8 eksisting IPAL

 Standart Dasar Ipal Primaya Hospital Pasar Kemis

 Peralantan IPAL Primaya Hospital Pasar Kemis

 Double Air Blower

- Power : 0.4 kW / 220 V / 1 Phase / 50 Hz

 Piping Installation & Valve

 Cable & Accessories

Tabel 1.5 Pengoperasian

No. Peralatan Sistem Operasi Keterangan

Separation Tank - Bekerja secara kontinyu meratakan beban

2. An-Aerob Tank - Sebagai tempat perkembang-biakan bakteri - 1 Unit

- Bekerja secara kontinyu, dan volume udara

Sendimentation - Bekerja secara manual dan kontinyu, dan

 Efisiensi Penurunan BOD-COD Pada IPAL

Tabel 1.6 Perhitungan Desain Kalkulasi Untuk IPAL Bioteknologi

ENGINEERING DESIGN CALCULATION DATE

Costumer RS Primaya Pasar Kemis

ANAK SUNGAI CIRARAB

Jl. Raya Pasar

Kec. Pasar Kemis Kemis

: Sumber Buangan Air

: Arah Buangan Air

Gambar 3. Lokasi Unit Pengolahan Air Limbah