Anda di halaman 1dari 3

UJI VALIDITAS

Anal;isis hipotesis :
1. Apabila rhitung > rtabel maka instrumen valid, sebaliknya tidak valid
2. Apabila probabilitas (sig) < 0,05 maka instrumen valid, sebaliknya tidak valid

Dari hasil analisis diperoleh :


Variabel rhitung rtabel Kondisi Signification Simpulan
X1 0,780 0,279 rhitung > rtabel 0.000 Valid
X2 0,626 0,279 rhitung > rtabel 0,000 Valid
X3 0,809 0,279 rhitung > rtabel 0,000 Valid

Dari hasil perhitungan SPSS dapat dinyatakan bahwa semua variable X1, X2, dan X3 valid.

UJI REALIBILITAS

r Alpha diperoleh sebesar 0,883 maka selanjutnya dikonsultasikan dengan daftar interpretasi
koefisien r sebagai berikut :
Koefisien r Realibilitas
0.8000 – 1.0000 Sangat Tinggi
0.6000 – 0.7999 Tinggi
0.4000 – 0.5999 Sedang /Cukup
0.2000 – 0.3999 Rendah
0.0000 – 0.1999 Sangat Rendah

Kesimpulan dari perhitungan tersebut di atas ternyata instrumen tersebut mempunyai realibilitas
sangat tinggi.

KAJIAN TEORI

Tjiptono (2008) menyatakan bahwa promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
suatu program pemasaran untuk memberikan informasi mengenai adanya suatu produk. Dari
definisi diatas dapat dikatakan bahwa promosi merupakan cara perusahaan memperkenalkan
produknya dan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Promosi yang disebut juga alat
mengkomunikasikan produk telah mengalami perkembangan dimana pemasar lebih mudah dan
lebih cepat dalam mempromosikan produknya. Hal ini disebabkan munculnya berbagai media baru
yang dapat dimanfaatkan untuk menjangkau konsumen lebih cepat dan luas.

Menurut Kotler dan Keller (2013), merek adalah nama, istilah, simbol, atau desain atau kombinasi
keduanya yang bertujuan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau
sekelompok penjual dan membedakannya dari pesaing. Merek adalah salah satu kandungan penting
produk, merek itulah yang membedakan produk kita dengan produk pesaing. Secara sederhana
definisi citra merek adalah kepercayaan konsumen terhadap suatu produk tertentu. Citra merek
merupakan suatu persepsi tentang merek yang tercermin dalam asosiasi merek di benak konsumen
(Keller, 2012). Asosiasi menjelaskan arti sebenarnya dari merek dan komitmennya kepada
konsumen. Oleh karena itu, citra merek adalah asosiasi dari semua informasi yang tersedia tentang
produk, layanan, dan perusahaan merek. Ferrinadewi (2008) menjelaskan bahwa brand image
adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada
merek tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa brand image merupakan konsep yang diciptakan oleh
konsumen karena alasan subyektif dan emosi pribadinya.

McKnight et al. (2002) menyatakan bahwa trust memiliki arti yaitu suatu keyakinan konsumen pada
kemampuan penjual dalam situasi tertentu, kesanggupan menerima resiko apapun juga kesediaan
untuk memberikan informasi mengenai dirinya pada saat transaksi online. Lebih lanjut, menurut
Martínez & Bosque (2013), kepercayaan online didefinisikan sebagai tingkat kesadaran yang
dimiliki pelanggan dalam pertukaran transaksi online, atau dalam saluran pertukaran online.
Kepercayaan merupakan hal tepenting yang diharapkan oleh konsumen untuk memenuhi keinginan
yang sesuai dengan harapannya.
Kepercayaan dapat diukur melalui bentuk keyakinan pelanggan pada integritas, kebajikan, dan
kemampuan perusahaan (Koufaris & Hampton-Sosa 2004). Kepercayaan memiliki hal yang
menimbulkan efek positif pada sikap pelanggan terhadap perusahaan dan konsumen yang memiliki
rasa percaya pada perusahaan dapat lebih memiliki keputusan untuk membeli produk maupun jasa
dari situs web perusahaan itu sendiri. Butir pernyataan untuk mengukur variabel kepercayaan online
mengacu pada Koufaris & Hampton-Sosa (2004) dan Flavián & Guinalíu (2006), yang meliputi:
perusahaan ini terpercaya, saya percaya perusahaan ini dengan sepenuh hati, situs web ini tidak
membuat pernyataan palsu, situs web ini memiliki ciri kejujuran yang ditawarkan kepada
konsumen, dan kejelasan layanan yang ditawarkannya kepada konsumen.

Keputusan pembelian adalah transaksi yang dilakukan melalui media internet dengan seseorang
yang memiliki pilihan alternatif terkait produk atau jasa (Devaraj et al., 2003). Lebih lanjut menurut
Suhari (2010) purchase decision adalah proses yang dilakukan individu dengan mengaplikasikan
media sosial sebagai penentuan keputusan transaksi produk atau jasa yang disadari individu untuk
memperoleh informasi tertentu. Terdapat lima tahapan pengambilan keputusan konsumen yang
dikemukakan oleh Turban et al. (2015:408) yaitu sebagai berikut. (1) Pengenalan masalah, hal ini
terjadi karena konsumen berada pada celah pilihan kondisi yang dialami dengan hal yang
diinginkan. (2) Informasi, konsumen telah mengetahui kebutuhan yang diinginkan sehingga
konsumen mulai mencari informasi yang sesuai dari berbagai sumber. (3) Evaluasi alternatif,
konsumen memiliki alternatif yang akan disesuaikan dengan keinginannya. (4) Pengambilan
keputusan, konsumen telah memutuskan untuk melakukan transaksi pembelian produk atau jasa. (5)
Perilaku pasca pembelian, dalam tahap akhir ini konsumen dapat menentukan tingkat kepuasan
yang dirasakan. Jika konsumen puas, terjadi loyalitas, sedangkan jika konsumen tidak puas,
loyalitas pelanggan akan menurun.
Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel keputusan pembelian menggunakan indikator
dari penelitian Kim et al. (2008) dan Devaraj et al. (2003) yang meliputi information quality,
benefit, dan value.

DAFTAR PUSTAKA
Aeni, N., & Ekhsan, M. (2021). Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian yang di
Mediasi Brand Trust. Jesya (Jurnal Ekonomi dan Ekonomi Syariah), 4(1), 377-386.
Agustiningrum, D., & Andjarwati, A. L. (2021). Pengaruh Kepercayaan, Kemudahan, dan
Keamanan terhadap Keputusan Pembelian di Marketplace. Jurnal Ilmu Manajemen, 9(3).
Pamungkas, B. A. (2016). Pengaruh promosi di media sosial dan word of mouth terhadap keputusan
pembelian (Studi kasus pada Kedai Bontacos, Jombang). Jurnal Komunikasi, 10(2), 145-160.

Anda mungkin juga menyukai