Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MENULIS TEKS

EKSPLANASI DENGAN MODEL PAIRED STORYTELLING


PADA SISWA KELAS XI

Oleh:

Sayidatun Nisa’ Awaliyah

2019.12.01.46.0045

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA

FAKULTAS TADRIS UMUM

UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI DENGAN
MODEL PAIRED STORYTELLING PADA SISWA KELAS XI

Sayidatun Nisa’ Awaliyah¹, Wahyu Lestari²

¹Fakultas Tadris Umum, Universitas Islam Zainul Hasan, Indonesia


²SMAI Ar-Rofi’iyyah
E-mail: sayyidatunnisaawaliyah48@gmail.com¹; why.lestari94@gamil.com2
a. Abstrak
Penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan model Paired
Storytelling pada kegiatan menulis teks eksplanasi siswa kelas XI SMA. Jenis
penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini mengunakan jenis
kuantitatif dengan metode eksperimen semu dan Pretest-Posttest Control Group
Design. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu vatiabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model paired storytelling
pembelajaran menulis teks eksplanasi. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah keterampilan menulis teks eksplanasi. Populasi dalam penelitian ini yaitu
seluruh kelas XI yang terdiri dari kelas XIA 29 orang dan kelas XIB 31 orang. Siswa
kelas XIA sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas XIB sebagai kelas kontrol.
Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol dilihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen lebih
tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Kata kunci: teks eksplanasi, model paired storytelling, siswa kelas XI
b. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu investasi dunia yang mengantarkan
kita kepada dunia yang lebih baik dan cerah. Adanya pendidikan juga
mengarahkan seseorang kepada jalan yang benar dan lebih baik. Pendidikan
juga perlu diselaraskan dengan kondisi daya pikir dan kemampuan
seseorang. Sebab, hal ini sangat mempengaruhi terhadap berhasil tidaknya
seseorang dalam menerapkan hasil pendidikan yang telah diperoleh. Belajar
dan pembelajaran merupakan kegiatan utama dalam setiap penyelenggara
jenjang pendidikan (Dewi dan Riswanto, 2019).
Teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang proses 'mengapa' dan
'bagaimana' kejadian-kejadian alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan
lainnya dapat terjadi. Suatu kejadian, baik itu kejadian alam maupun
kejadian sosial yang terjadi di sekitar kita, selalu memiliki hubungan sebab
akibat dan proses. (Rusyanti 2005). Dalam aktivitas menulis, seorang tidak
lepas dengan mendengarkan. Menulis merupakan proses yang dilakukan
oleh pendengar untuk memperoleh dan meningkatkan isi yang terdapat di
dalamnya. Seperti saat kita menonton televisi ada baiknya apabila kita tidak
selalu menonton acara hiburan saja, melainkan juga menonton siaran berita.
Pada saat menonton siaran berita, banyak masukan berita yang diperoleh
dan tentu saja hal itu akan menambah pengetahuan. Ketika menulis
informasi dari sebuah berita, kita harus mendengarkan dengan seksama. Kita
harus konsentrasi dan fokus pada suara penyampai berita. Jika kita menulis
ceritanya dari televisi, kita harus mendengarkan dan memfokuskan
perhatian pada penyampai berita (presenter atau tokoh berita). Bukan
secara fisik, namun isi berita yang disampaikan. Tentu saja tujuan
memperhatikan penyampai berita agar informasi yang disampaikan dapat
disimak dan dipahami dengan baik.
Di era saat ini, seorang siswa harus mampu menguasai berbagai
kompetensi agar mampu bertahan dalam persaingan global. Karena mereka
harus siap dan mampu bersaing di dunia nyata. Berkenaan dengan hal
tersebut, setiap siswa diharapkan berpikir kritis melihat peluang di
sekitarnya. Mereka harus bersikap fleksibel terhadap perkembangan
pembelajaran yang perubahannya sering tak terduga. Untuk mencapai target
tersebut, sekolah harus mampu mencetak siswa dengan lulusan yang
menguasai berbagai kompetensi. Salah satu kompetensi yang dimaksud
adalah kemampuan menulis.
Kemampuan menulis adalah kemampuan yang harus dimiliki seorang
siswa agar mampu belajar secara mandiri. Menulis merupakan presepsi
seseorang dalam memperhatikan, menyeleksi apapun yang ada di sekitarnya.
(Taringan, 2008:31). Dalam proses menulis, seseorang lebih memahami
tentang apa yang mereka dapatkan. Mereka bisa membedakan makna dan
bunyi suara sehingga bisa mendapatkan arti/makna dari perkara tersebut.
Menulis juga dapat diartikan sebagai proses belajar mengajar efektif, karena
dengan menulis kita bisa memahami bahasa lisan, untuk memudahkan kita
memperoleh informasi, memperoleh pesan, memahami makna komunikasi
yang disampaikan pembicara melalui bahasa lisan.Dengan demikian
kemampuan menulis dapat meningkat jika dilatih secara terus-menerus.
(Kosasih, 2014).
Sayangnya gambaran potensi dan manfaat kemampuan menulis
masih belum optimal di Indonesia. Disebabkan karena guru di Indonesia
masih belum mendesain pembelajaran kemampuan menulis secara optimal
contoh seperti menggunakan model paired storytelling. Hal ini mengarahkan
level keterampilan menulis siswa di Indonesia masih tergolong rendah,
padahal keterampilan tersebut dibutuhkan oleh siswa untuk memahami
berbagai macam materi. Apabila hal ini terjadi di setiap proses belajar
mengajar di berbagai lembaga pendidikan maka tujuan pembelajaran akan
tercapai, yakni pemahaman optimal, penguasaan, aplikasi yang akurat
sehingga tatanan kognitif, afektif dan psikomotorik akan stabil sebagaimana
yang diharapkan tenaga edukatif pada umumnya. Jadi, peningkatan prestasi
belajar siswa dapat diukur dengan perubahan hasil belajar siswa menjadi
lebih baik dari proses pembelajaran sebelumnya. Sehingga peneliti mencoba
untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam dalam proses
pembelajaran di kelas dengan mengangkat judul “Efektivitas Pembelajaran
Menulis Teks Eksplanasi dengan Model Paired Storytelling pada Siswa Kelas
XI”

c. METODE
Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
mengunakan jenis kuantitatif dengan metode eksperimen semu dan Pretest-
Posttest Control Group Design. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu
vatiabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah model paired storytelling pembelajaran menulis teks eksplanasi.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis teks
eksplanasi. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh kelas XI yang terdiri
dari kelas XIA 29 orang dan kelas XIB 31 orang. Siswa kelas XIA sebagai kelas
eksperimen dan siswa kelas XIB sebagai kelas kontrol.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
menulis teks eksplanasi. Uji validitas menggunakan expert judgement,
sedangkan uji reliabilitas instrumen dihitung dengan melihat nilai Alpha
Cronbach. Sebelum dilakukan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat
analisis data yaitu uji normalitas sebaran dan uji homogenitas varians. Uji
normalitas dilakukan untuk mengkaji normal, sedangkan uji homogenitas
varians dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang dipakai dalam
penelitian ini diperoleh dari populasi yang bervarians homogen atau tidak.
Pengujian uji normalitas dan uji homogenitas dalam penelitian ini
menggunakan bantuan aplikasi SPSS.

d. PEMBAHASAN
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t.
Untuk mengetahui perbedaan kemampuan menulis teks eksplanasi sebelum
dan sesudah pembelajaran antara dua kelas (eksperimen dan kontrol)
menggunakan analisis data uji-t sampel berhubungan. Rangkuman hasil
analisis uji-t sampel berhubungan dua kelas dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 1. Rangkuman Hasil Uji-t Sampel Berhubungan

Data th tt db Keterangan

Pretest dan -6, 835 2, 039 31 thitung>2,


Posttest 039=signifikan
Kelompok
Kontrol
Pretest dan -15, 717 2, 039 31 thitung>2,
Posttest 039=signifikan
Kelompok
Eksperimen

Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan


kemampuan menulis teks eksplanasi antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Kedua kelas menunjukkan peningkatan setelah dilakukan
pembelajaran menulis teks eksplanasi, tetapi peningkatan yang lebih
menonjol ditunjukkan oleh kelas eksperimen yang dalam pembelajaran
menerapkan model paired storytelling. Hal ini menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan kemampuan menulis teks eksplanasi antara siswa
yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode experiential
learning dengan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan
metode experiential learning benar-benar terbukti.
Uji-t yang kedua adalah uji-t sampel bebas, digunakan untuk
mengetahui keefektifan model paired storytelling menulis teks eksplanasi.
Rangkuman hasil analisis data uji-t sampel bebas dua kelas dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji-t Sampel Bebas

Data th tt db Keterangan

Pretest -1, 661 1, 998 62 thitung<ttabel=tidak


Kelas signifikan
Kontrol dan
Kelas
Eksperimen

Posttest -5, 994 1, 998 62 thitung<ttabel=tidak


Kelas signifikan
Kontrol dan
Kelas
Eksperimen

Tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan awal menulis teks


eksplanasi dua kelas berada level yang sama. Hal ini dapat dilihat dari hasil
uji-t data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen yang menunjukkan
bahwa nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel yang berarti tidak signifikan,
atau tidak ada perbedaan kemampuan menulis teks eksplanasi antara dua
kelas tersebut. Hasil uji-t data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen
menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel yang berarti
terdapat perbedaan kemampuan menulis teks eksplanasi antara masing-
masing kelas setelah diberikan pembelajaran menulis teks eksplanasi dengan
menerapkan model paired storytelling untuk kelas eksperimen, sedangkan
kelas kontrol menerima pembelajaran tanpa menggunakan model paired
storytelling.
Pretest dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
kemampuan menulis teks eksplanasi siswa kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Posttest bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan kemampuan menulis teks eksplanasi kelas kontrol dan kelas
eksperimen setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang berbeda. Hasil
analisis uji-t data posttest kelompok eksperimen dan kontrol, dapat
diketahui besar thitung adalah -5, 994 dan nilai ttabel dengan db 62 pada
taraf signifikan 5% sebesar 1, 998. Nilai thitung>ttabel atau nilai p lebih kecil
dari 0,05 (p= 0,00 < 0,05). Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang
signifikan kemampuan menulis teks eksplanasi antara kelompok eksperimen
dan kontrol.
Pembelajaran menulis teks eksplanasi pada kelas eksperimen yang
menggunakan model paired storytelling lebih efektif dibandingkan
pembelajaran menulis teks eksplanasi pada kelas kontrol yang tanpa
menggunakan model paired storytelling. Hal ini dibuktikan dengan nilai
posttest kemampuan menulis teks eksplanasi kelas eksperimen yang
mendapat perlakuan model pembelajaran paired storytelling mengalami
peningkatan yang lebih signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol yang
tidak mendapat perlakuan dengan menggunakan model paired setorytelling.
Hasil analisis uji-t data pretest dan posttest kelas eksperimen diketahui
besar hitung adalah -15, 717 dan nilai ttabel dengan df 31 pada taraf
signifikan 5% sebesar 2, 039. Nilai thitung>ttabel atau nilai p lebih kecil dari
0,05 (p=0, 00 < 0,05) yang berarti signifikan.
Dengan demikian hasil uji-t tersebut menunjukkan model teknik
paired storytelling terbukti efektif untuk digunakan dalam pembelajaran
menulis teks eksplanasi. Keefektifan penggunaan model teknik paired
storytelling dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi juga dapat terlihat
saat proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut ditunjukkan dari
aktivitas siswa ketika mengikuti pembelajaran menggunakan model teknik
paired storytelling pada kelas eksperimen tampak lebih semangat dan
sungguh-sungguh dalam proses pembelajaran menulis teks eksplanasi
dibandingkan dengan kelas kontrol yang tidak diterapkan model teknik
paired storytelling. Model teknik paired storytelling membantu siswa untuk
bisa membangun pengetahuan berdasarkan kegiatan yang mereka lakukan.
Melakukan refleksi berdasarkan kegiatan pembelajaran dan menarik
pelajaran dari kegiatan tersebut kemudian menerapkannya dalam kegiatan
menulis. Membantu siswa memahami unsur-unsur teks eksplanasi secara
urut dengan cara yang menyenangkan, yaitu menonton sebuah fenomena
atau kejadian sosial di tayangan tv atau youtube.
e. PENUTUP
Dilihat dari hasil uji-t data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen
yang menunjukkan bahwa nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel yang
berarti tidak signifikan, atau tidak ada perbedaan kemampuan menulis teks
eksplanasi antara dua kelas tersebut. Hasil uji-t data posttest kelas kontrol
dan kelas eksperimen menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar dari nilai
ttabel yang berarti terdapat perbedaan kemampuan menulis teks eksplanasi
antara masing-masing kelas setelah diberikan pembelajaran menulis teks
eksplanasi dengan menerapkan model paired storytelling untuk kelas
eksperimen, sedangkan kelas kontrol menerima pembelajaran tanpa
menggunakan model paired storytelling. Pembelajaran menulis teks
eksplanasi pada kelas eksperimen yang menggunakan model paired
storytelling lebih efektif dibandingkan pembelajaran menulis teks eksplanasi
pada kelas kontrol yang tanpa menggunakan model paired storytelling. Hal
ini dibuktikan dengan nilai posttest kemampuan menulis teks eksplanasi
kelas eksperimen yang mendapat perlakuan model pembelajaran paired
storytelling mengalami peningkatan yang lebih signifikan dibandingkan
dengan kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan dengan menggunakan
model paired setorytelling. Hal tersebut ditunjukkan dari aktivitas siswa
ketika mengikuti pembelajaran menggunakan model teknik paired
storytelling pada kelas eksperimen tampak lebih semangat dan sungguh-
sungguh dalam proses pembelajaran menulis teks eksplanasi dibandingkan
dengan kelas kontrol yang tidak diterapkan model teknik paired storytelling.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Novi A.K. dan Riswanto. “Analisis Penerapan Strategi Pembelajaran


Ekspositori terhadap Prestasi Belajar Fisika Ditinjau dari Gaya Belajar
Siswa.” JRKPF UAD Vol. 6 No. 6 April 2019.

Henry Guntur Tarigan. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.

Kosasih, E. (2014). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Yramawidya.


Rusyanti, H. (2015). Pengertian Teks Eksplanasi
http://www.kajianteori.com/2015/02/pengertian-teks-eksplanasi.html.
Diunduh: (05 Oktober 2022)

Anda mungkin juga menyukai