Anda di halaman 1dari 2

Nomor : B2-382/PP.

IAI/2226/X/2022 Jakarta, 19 Oktober 2022


Lampiran : -
Perihal : Tanggapan IAI terhadap Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal

Kepada Yth.,
Ketua Pengurus Daerah IAI se-Indonesia
Di tempat

Dengan hormat,

Salam sejahtera kami haturkan, semoga dalam menjalankan tugas sehari-hari Sejawat senantiasa
mendapatkan bimbingan dan perlindungan Tuhan Yang Maha Esa.

Menanggapi surat Plt. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI Nomor:


SR.01.05/III/3461/2022 Perihal Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus
Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak tertanggal 18
Oktober 2022, maka berdasarkan hasil Rapat Pengurus Pusat IAI bersama Dewan Pakar IAI pada
tanggal 19 Oktober 2022 dengan ini kami sampaikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Ikatan Apoteker Indonesia menghargai kebijakan pemerintah melalui surat edaran Plt.
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI Nomor: SR.01.05/III/3461/2022
perihal Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut
Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada anak sebagai bentuk kewaspadaan
bagi tenaga kesehatan dan masyarakat dengan menghentikan sementara penggunaan obat
sediaan sirup untuk terapi pada anak. Namun dalam kondisi tertentu, berdasarkan
pertimbangan antara risiko dan kemanfaatannya dan diputuskan oleh Dokter untuk tetap
menggunakan obat dalam bentuk sediaan sirup, maka Apoteker perlu melakukan
pengawasan bersama Dokter terkait keamanan penggunaan obat.
2. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 105, menyatakan bahwa sediaan
farmasi yang berupa obat dan bahan baku obat harus memenuhi syarat farmakope Indonesia
atau buku standar lainnya.
3. Senyawa etilen glikol dan dietilen glikol tidak digunakan dalam formulasi obat, namun
dimungkinkan keberadaannya dalam bentuk kontaminan pada bahan tambahan sediaan
sirup dengan nilai toleransi 0,1% pada gliserin dan propilen glikol, serta 0,25 % pada
polietilen glikol (Farmakope Indonesia, US Pharmacopeia). Batas nilai toleransi tersebut
tidak menimbulkan efek yang merugikan.
4. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 106, menyatakan bahwa sediaan
farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah mendapat izin edar.
5. Obat yang mendapatkan izin edar dari Badan POM sudah melalui proses pengujian dan
memenuhi standar keamanan, kualitas dan kemanfaatannya, serta diproduksi sesuai dengan
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).
6. Ikatan Apoteker Indonesia menghimbau kepada Apoteker yang bekerja di Industri Farmasi
untuk terus berupaya meningkatkan kepatuhan pada standar Cara Pembuatan Obat yang
Baik (CPOB) terutama dalam menjaga kualitas obat-obatan yang diproduksi.
7. Ikatan Apoteker Indonesia menghimbau kepada Apoteker yang bekerja di Sarana Pelayanan
Kefarmasian dan di Sarana Pelayanan Kesehatan untuk berkolaborasi bersama dokter dan
tenaga kesehatan lainnya untuk memberikan informasi dan edukasi kepada
pasien/masyarakat tentang:
a. penggunaan obat yang rasional dan aman
b. rekomendasi penggunaan obat dalam bentuk sediaan lain
c. rekomendasi terapi non farmakologi.
8. Ikatan Apoteker Indonesia menghimbau kepada Apoteker untuk berkolaborasi bersama
dokter dan tenaga kesehatan lainnya untuk melakukan monitoring penggunaan obat oleh
pasien/masyarakat.
9. Ikatan Apoteker Indonesia menghimbau kepada Apoteker untuk lebih memperhatikan
kemungkinan terjadinya interaksi obat ataupun juga interaksi antara obat dengan makanan
yang berisiko menimbulkan kejadian fatal seperti kegagalan organ termasuk kondisi gagal
ginjal akut.
10. Ikatan Apoteker Indonesia menghimbau kepada Apoteker untuk tetap memantau
perkembangan informasi terkini, dan memberikan informasi kepada masyarakat dengan
benar sesuai referensi terkini untuk menenangkan masyarakat.

Demikian himbauan ini dibuat untuk disampaikan kepada seluruh teman sejawat di fasilitas
pelayanan Kesehatan melalui Pengurus Cabang masing-masing, atas perhatian dan kerja sama
Sejawat kami ucapkan terima kasih.

PENGURUS PUSAT
IKATAN APOTEKER INDONESIA

Ketua Umum Sekretaris Jenderal

apt. Noffendri, S.Si apt. Lilik Yusuf Indrajaya, S.E., S.Si., MBA
NA. 29111970010829 NA. 05031978031626
Tembusan:
1. Arsip

Anda mungkin juga menyukai