Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

Materi : Struktur Lipatan


Daerah : Daerah Cimandala & Sekitarnya
Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor

Oleh :
Kevin A Keliat
055119028
Kelompok 7

LABORATORIUM TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAKUAN
JULI 2022
I. GEOMORFOLOGI
Hasil interpretasi terhadap daerah tersebut ialah bahwa terdapat 3 jenis batuan dengan
resistensi yang berbeda – beda yang ditandai seperti berikut: Warna merah menandakan resistensi
batuan tersebut kuat dengan kontur yang dapat dilihat relative rapat, warna kuning menandakan
resistensi batuan sedang dengan kontur yang relative agak renggang, warna hijau menandakan
resistensi batuan lemah dengan kontur yang relative renggang. Adapun dapat dilihat bahwa Pola
aliran sungai disini yaitu rectangular dimana pola aliran ini umumnya berkembang pada batuan
yang resistensi terhadap erosinya mendekati seragam. Kekar pada umumnya kurang resisten
terhadap erosi sehingga memungkinkan air mengalir dan berkembang melalui kekar-kekar
membentuk suatu pola pengaliran dengan saluran salurannya lurus-lurus mengikuti sistem kekar.
Pola aliran rectangular dijumpai di daerah yang wilayahnya terpatahkan. Sungai rectangular
dicirikan oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola dari struktur kekar dan patahan.
Adapun daerah tersebut, diduga terdapatnya gawir yang dicirikan oleh adanya perubahan
kontur secara signifikan baik dari rapat ke renggang maupun sebaliknya. Pada daerah tersebut juga
diduga keterdapatan gawir yang terpatahkan yang menjadi ciri ciri adanya sesar.

II. STATIGRAFI / SATUAN BATUAN

Pada hari Kamis, 07 Juli 2022 dengan kondisi cuaca cerah dilakukan pengamatan struktur
geologi yang pertama pada sungai ciherang dilakukan pengamatan setiap 7,5 meter pada LP. 01
tepatnya di percabangan sungai pada lantai sungai dijumpai singkapan batupasir yang sudah mulai
teerosi dengan azimuth N125˚ E. singkapan tersebut memiliki dimensi 3 x 2 meter dengan
kedudukan N 80˚ E/30˚

3
LP. 02 pada lantai sungai dijumpai singkapan batupasir yang sudah mulai tererosi dengan
azimuth N125˚ E singkapan tersebut memiliki kedudukan N273˚ E/˚

LP.03 pada lantai sungai dijumpai singkapan batupasir dengan azimuth N125˚ E singkapan
tersebut memiliki kedudukan N 285˚ E/75˚

LP. 04 pada lantai sungai dijumpai singkapan batupasir sangat halus sisipan batupasir halus
dengan azimuth N270˚ E singkapan tersebut memiliki kedudukan N286˚ E/31˚

4
LP. 05 pada lantai sungai dijumpai singkapan batupasir dengan azimuth N125˚ E singkapan
tersebut memiliki kedudukan N255˚ E/50˚.

Kemudian pada sungai cimandala dilakukan pengamatan pada saat kondisi cuaca cerah
berawan selanjutnya di meter ke 9 LP. 06 dijumpai singkapan batulempung selang seling batupasir
pada dinding sungai dengan kondisi batuan yang mulai tererosi singkapan ini terlihat struktur
sedimennya yaitu perlapisan dengan azimuth N189˚ E singkapan tersebut memiliki kedudukan
N270˚ E/45˚
Kemudian pada sungai cimandala dilakukan pengamatan pada saat kondisi cuaca cerah
berawan selanjutnya di meter ke 9 LP. 06 dijumpai singkapan batulempung selang seling batupasir
pada dinding sungai dengan kondisi batuan yang mulai tererosi singkapan ini terlihat struktur
sedimennya yaitu perlapisan dengan azimuth N189˚ E singkapan tersebut memiliki kedudukan
N270˚ E/45˚, di meter ke 25 LP. 07 dijumpai singkapan batulempung selang seling batupasir pada
dinding sungai dengan kondisi batuan yang mulai tererosi singkapan ini terlihat struktur

5
sedimennya yaitu perlapisan dengan azimuth N189˚ E singkapan tersebut memiliki kedudukan
N265˚ E/40˚ pada lokasi pengamatan ini dijumpai indikasi sesar berupa jouge dengan arah 10˚
kedudukan bidang sesar N135˚ E/66˚ , gores garis 60˚, N270˚ E dan pitch 40˚, selanjutnya di meter
ke 50 LP. 08 dijumpai singkapan batulempung selang seling batupasir pada dinding sungai dengan
kondisi batuan yang mulai tererosi singkapan ini terlihat struktur sedimennya yaitu perlapisan
singkapan tersebut memiliki kedudukan N117˚ E/63˚, di meter ke 64 LP. 09 dijumpai singkapan
batulempung selang seling batupasir pada dinding sungai dengan kondisi batuan yang mulai
tererosi singkapan ini terlihat struktur sedimennya yaitu perlapisan dengan azimuth N150˚ E
singkapan tersebut memiliki kedudukan N97˚ E/30˚, di meter ke 88 LP. 10 dijumpai singkapan
batulempung selang seling batupasir pada dinding sungai dengan kondisi batuan yang mulai
tererosi singkapan ini terlihat struktur sedimennya yaitu perlapisan dengan azimuth N320˚ E
singkapan tersebut memiliki kedudukan N110˚ E/40˚, di meter ke 109 LP. 11 dijumpai singkapan
batulempung selang seling batupasir pada dinding sungai dengan kondisi batuan yang mulai
tererosi singkapan ini terlihat struktur sedimennya yaitu perlapisan dengan azimuth N202˚ E
singkapan tersebut memiliki kedudukan N98˚ E/46˚, di meter ke 9 LP. 12 dijumpai singkapan
batulempung selang seling batupasir pada dinding sungai dengan kondisi batuan yang mulai
tererosi singkapan ini terlihat struktur sedimennya yaitu perlapisan, singkapan tersebut memiliki
kedudukan N98˚ E/45˚, di meter ke 123 LP. 13 dijumpai singkapan batulempung selang seling
batupasir pada dinding sungai dengan kondisi batuan yang mulai tererosi singkapan ini terlihat
struktur sedimennya yaitu perlapisan, singkapan tersebut memiliki kedudukan N98˚ E/46˚

III. ANALISA DAN PEMBAHASAN MEKANISME STRUKTUR


Kinematika Lipatan
Dengan menggunakan stereografi, analisa 2 bidang sayap lipatan didapat 2 kedudukan
lipatan

Tabel 1. Geometri Mikrofold S. Ciherang


Bidang Sayap
No Bidang Sumbu Garis Sumbu Pitch Nama Lipatan
(N…˚ E/…˚)
. (N …˚ E/…˚) (N …˚ E/…˚) (…˚) (Rickard, 1971)
1 2
1 N 274˚ E/70˚ 64˚, N 331˚E 56 ˚ N80˚ E/30˚ N290˚E/30˚ Inclined Fold

6
Berdasarkan kinematika lipatan (penamaan lipatan) oleh Ricard, 1971 maka nama lipatan pada
lokasi penelitian yaitu Inclined Fold.

Tabel 1. Geometri Mikrofold S. Cimandala


Bidang Sayap
No Bidang Sumbu Garis Sumbu Pitch Nama Lipatan
(N…˚ E/…˚)
. (N …˚ E/…˚) (N …˚ E/…˚) (…˚) (Rickard, 1971)
1 2
1 N 92˚ E/29˚ 29˚, N 187˚E 86˚ N101˚E/37˚ N268˚E/42˚ Inclined Fold

Berdasarkan kinematika lipatan (penamaan lipatan) oleh Ricard, 1971 maka nama lipatan pada
lokasi penelitian yaitu Inclined Fold.

Dinamika Lipatan
Dengan melihat bentuk lipatan dan kinematika lipatan maka lipatan tersebut dibentuk oleh
“buckling” dengan tekanan shearing. Perhatikan analisis Strain Elipsoid

Lipatan

Lipatan

Strain Elipsoid

Arah Kompresi

7
IV. LAMPIRAN

Berikut merupakan data sf & gf


Sf Gf
N 174˚ E/85˚ N 278˚ E/84˚ N 170˚ E/84˚
N 174˚ E/86˚ N 278˚ E/50˚ N 250˚ E/45˚
N 249˚ E/85˚ N 288˚ E/85˚ N 290˚ E/69˚
N 250˚ E/40˚ N 115˚ E/80˚ N 50˚ E/74˚
N 120˚ E/84˚ N 245˚ E/88˚ N 170˚ E/74˚
N 290˚ E/78˚ N 8˚ E/75˚ N 180˚ E/80˚
N 21˚ E/63˚ N 295˚ E/45˚ N 176˚ E/80˚
N 68˚ E/68˚ N 295˚ E/45˚ N 184˚ E/50˚
N 295˚ E/70˚ N 158˚ E/74˚ N 16˚ E/75˚
N 8˚ E/74˚ N 111˚ E/64˚ N 20˚ E/85˚
N 145˚ E/60˚ N 66˚ E/76˚ N 165˚ E/34˚
N 188˚ E/63˚ N 35˚ E/80˚ N 158˚ E/55˚
N 150˚ E/78˚ N 59˚ E/63˚ N 190˚ E/48˚
N 225˚ E/45˚ N 217˚ E/62˚ N 139˚ E/55˚
N 170˚ E/85˚ N 245˚ E/80˚ N 181˚ E/57˚
N 25˚ E/78˚ N 153˚ E/62˚ N 183˚ E/68˚
N 128˚ E/78˚ N 60˚ E/65˚ N 8˚ E/78˚
N 121˚ E/79˚ N 55˚ E/81˚ N 145˚ E/172˚
N 340˚ E/71˚ N 266˚ E/90˚ N 230˚ E/51˚
N 166˚ E/55˚ N 261˚ E/57˚ N 133˚ E/82˚
N 191˚ E/80˚ N 253˚ E/33˚ N 142˚ E/80˚
N 344˚ E/54˚ N 69˚ E/59˚ N 349˚ E/65˚
N 202˚ E/71˚ N 43˚ E/40˚ N 93˚ E/80˚
N 335˚ E/65˚ N 262˚ E/70˚ N 103˚ E/63˚
N 190˚ E/75˚ N 330˚ E/60˚ N 349˚ E/65˚
N 250˚ E/81˚ N 164˚ E/49˚ N 265˚ E/52˚
N 191˚ E/87˚ N 253˚ E/35˚ N 327˚ E/21˚
N 344˚ E/54˚ N 69˚ E/69˚ N 265˚ E/52˚
N 202˚ E/78˚ N 43˚ E/40˚ N 324˚ E/43˚
N 340˚ E/71˚ N 266˚ E/86˚ N 240˚ E/61˚
N 166˚ E/55˚ N 261˚ E/57˚ N 265˚ E/38˚
N 332˚ E/66˚ N 160˚ E/70˚ N 108˚ E/68˚
N 182˚ E/61˚ N 332˚ E/60˚ N 197˚ E/65˚
N 335˚ E/65˚ N 262˚ E/70˚ N 136˚ E/62˚
N 190˚ E/75˚ N 330˚ E/60˚
N 338˚ E/64˚ N 263˚ E/61˚
N 337˚ E/74˚ N 203˚ E/68˚

8
Lampiran :

 Peta Lokasi Pengamatan dan Pengukuran


 Peta Geomorfologi
 Peta Geologi
 Lembar kalkir anilisis stereonet

Anda mungkin juga menyukai