Anda di halaman 1dari 8

PEDOMAN MAGNET

Diposkan pada 11 Juni 2016

Pedoman atau kompas adalah alat navigasi yang berfungsi untuk menentukan arah di laut pada
saat berlayar di atas kapal. Arah dimaksud dapat berupa arah haluan berlayar atau arah baringan
dari benda-benda di luar kapal seperti: kapal lain, pulau, suar, pelampung dll.

Ada 2 jenis pedoman

1. Pedoman Magnet
2. Pedoman Gasing (Gyro)

Persyaratan jumlah, dan konstruksi pedoman di kapal diatur secara rinci pada SOLAS 1974.
Sedangkan mengoperasikan dan pengetesannya dituangkan pada Bab V SOLAS 1974

PEDOMAN MAGNET

Pedoman magnet adalah satu-satunya jenis pedoman yang tidak menggunakan kelistrikan kapal,
sehingga tetap bekerja walaupun lstrik kapal padam.

Menurut Konstruksinya pedoman magnet ada 2 yaitu :

1. Pedoman magnet kering


2. Pedoman magnet basah ( cair )

Menurut fungsi dan penempatannya , terdapat 3 pedoman magnet yaitu :

1. Pedoman Tolok ( Standart Compass ) diletakkan di atas anjungan, digunakan untuk


membaring benda diluar kapal, penempatannya diusahakan tidak terhalang oleh bagian-
bagian kapal sehingga dapat digunakan pada busur 360 derajat.  Pedoman ini digunakan
sebagai patokan bagi pedoman magnet lainnya.
2. Pedoman Kemudi ( Steering Compass ) diletakkan di depan roda kemudi, sehingga juru
mudi dapat melihat setiap saat pada waktu mengemudikan kapal. letak tepat dibawah
pedoman standart agar juru mudi mudah memeriksa perbedaan antara pedoman tolok dan
pedoman kemudi
3. Pedoman Cadangan ( Spare Compass ), berfungsi untuk mengganti salah satu pedoman
tolok atau pedoman kemudi bila terdapat kerusakan secara fisik

PEDOMAN MAGNET KERING

Pedoman magnet kering adalah pedoman magnet dimana batang-batang magnet dipasang sejajar
satu sama lain dan digantungkan dibawah mawar pedoman dengan menggunakan benang sutera,
sehingga dapat bergerak bebas secara horizontal.

Bagian-bagian Utama pada pedoman magnet kering adalah :

1. Ketel Pedoman, berfungsi sebagai tempat semat, piringan pedoman, dan garis layar
2. Piringan pedoman, terdapat mawar pedoman, batang magnet dan sungkup
3. Cincin lenja, untuk menggantung ketel pedoman pada rumah pedoman agar pedoman
selalu dalam keadaan datar pada waktu kapal mengoleng atau mengangguk.
4. Rumah pedoman, sebagai tempat ketel pedoman dan batang-batang penimbal.

Gambar penampanng melintang pedoman magnet kering

Keterangan gambar :

a. ketel pedoman

b. tutup kaca

c. kaca baur

d. semat

e. ujung semat

f. sungkup dari aluminium

g. batu nilam

h. cincin aluminium

i. benang sutera

j. batang magnet

k. kertas skala derajat


PIRINGAN PEDOMAN

Bagian-bagian pada piringan pedoman:

1. Sungkup
2. Cincin aluminium kecil (cincin bagian dalam)
3. Cincin aluminium besar (cincin begian luar)
4. Jarum-jarum magnet (8 buah yang saling sejajar)
5. Kertas skala derajat (mawar pedoman)

Gambar piringan pedoman

Sungkup bertumpu pada batang semat dimana pada bagian yang brtumpu semat pada umumnya
dari bahan batu nilam atau bahan yang sangat keras sehingga mudah aus.

Cincin-cincin aluminium berguna untuk menghubungkan benang sutera yaitu untuk meletakkan
kertas skala derajat dan batang/jarum magnet.

Kertas skala derajat dibuat dari kertas minyak atau jenis yang sangat ringan. Piringan pedoman
adalah bagian yang sangat penting pada pedoman magnet.

Syarat-syarat piringan pedoman yang baik:

1. Harus ringan, sungkup piringan pedoman bagian bawahnya harus licin


2. Tidak memiliki kesalahan kolimasi
3. Pembagian derajatnya harus jelas sehingga mudah dibawa, dan dibuat secara teratur
4. Besar piringan pedoman harus seimbang dengan besarnya ketel pedoman
5. Piringan pedoman harus tenang
6. Piringan pedoman harus peka

Salah kolimasi adalah apabila jarum-jarum magnet tidak sejajar dengan arah Utara-Selatan skala
derajat pada mawar pedoman, atau sudut yang dibentuk oleh jarum-jarum magnetis dengan U-S
mawar pedoman.

Sifat peka piringan pedoman


Adalah apabila suatu saat piringan pedoman keluar dari keadaan seimbang karena suatu
pengaruh dari luar, seperti kena pengaruh magnet dari luar,maka segera setelah pengaruh magnet
lain tersebut dihilangkan (dijauhkan),maka piringan pedoman harus segera kembali pada
kedudukan seimbangnya.

Sifat tenang piringan pedoman

Adalah apabila pada saat ada gangguan pengaruh dari luar, maka keseimbangan piringan
pedoman tidak terganggu. Pengaruh dari luar tersebut misalnya, olengan atau anggukan kapal,
getaran mesin,perubahan haluan,dsb.

PEDOMAN MAGNET ZAT CAIR (BASAH)

Pada pedoman zat cair atau pedoman basah ini piring pedoman berada di dalam zat cair. Untuk
itu ketel pedoman harus benar-benar kedap air dan konstruksinya lebih kuat dibanding pedoman
magnet kering.

Fungsi cairan adalah untuk meredam getaran-getaran kapal sehingga piringan lebih tenang.
Selain itu dapat mengurangi kemungkinan kerusakan pada semat, dan mawar pedoman.

Cairan dalam ketel terdiri dari:

1. Ait tawar/murni (Aqua destilata) dengan prosentase 75% sampai 80%


2. Ether (Alkohol murni 100%) dengan prosentase 20% sampai 25%

Ruangan dalam ketel pedoman tidak boleh terisi udara karena akan mengakibatkan korosi bagian
dalam ketel. Selain itu dapat mengurangi ketenangan piringan pedoman. Pada cuaca yang
berubah cepat antara panas dan dingin (daerah tropis) rongga udara dalam ketel pedoman dapat
mengakibatkan mawar pedoman berubah bentuk(melengkung).

Kegunaan campuran alkohol tersebut adalah:

1. Untuk menurunkan titik beku air. Hal ini sangat berguna apabila pedoman digunakan di
tempat-tempat pada lintang tinggi atau daerah yang mengalami musim dingin,sehingga
cairan pedoman tidak mudah membeku.
2. Untuk mengurangi kemungkinan korosi dari bagian-bagian dalam ketel pedoman

Keterangan gambar :

a. Tutup kaca bening

b. Pengapung

c. Piringan pedoman

d. Jarum-jarum magnet
e. Tromol pemuaian cairan

f. Sumbat pengisian cairan

g. Semat

h. Alas penyangga semat

i. Pelat bergelombang

j. Garis layar

k. Tanduk/baut

Fungsi beberapa bagian dari ketel pedoman:

1. Pengapung , berfungsi untuk menahan piringan pedoman dari magner pedoman agar
tidak terlalu menekan ujung semat sehingga piringan pedoman dapat berputar dengan
bebas.
2. Pelat bergelombang, atau jembatan pegas dari kuningan untuk memberikan kestabilan
pada semat apabila cairan didalam ketel memuai atau menyusut,disebabkan adanya
tromol,sehingga penunjukan pedoman tidak salah.

Pada bagian tutup alas ketel pedoman diberikan sebuah pemberat. Gunanya untuk menambah
ketenangan pedoman.

Pada ketel pedoman zat cair diberi tromol pemuaian agar supaya pada waktu suhu berubah-ubah,
cairan dalam ketel dapat memuai dan menyusut dengan bebas tanpa mempengaruhi piringan
pedoman atau menekan dinding ketel.

PEDOMAN GASING ( GYRO COMPASS )

Gyroscope (gasing) berasal dari kata ‘gyros’ yang berarti berputar, dan ‘schopein’ yang artinya
melihat.

Pengertian secara umum, bahwa gyro-scope adalah benda yang menyerupai roda yang berputar
pada porosnya dengan kecepatan tinggi (6000 putaran per menit atau lebih) dan dapat bergerak
bebas sekeliling 3 arah poros yang berdiri tegak lurus satu sama lain,dimana arah poros-poros
tersebut saling memotong di titik berat benda.

Syarat-syarat gyro-scope:

1. Resultante semua gaya harus bertumpu pada titik berat gasing


2. Ketiga poros harus berdiri tegak lurus satu sama lain
3. Ketiga poros harus saling memotong di titik berat gasing
4. Kecepatan putar harus cukup besar dan tetap, sehingga dapat berlaku hukum Gasing I
(antar 6000 sampai 13000 rpm)

Hukum-hukum gasing:

Hukum Gasing I :

Poros suatu gasing yang berputar sangat cepat, yang terpasang bebas dalam 3 bidang, salah
satu ujung porosnya akan menunjuk ke suatu titik tetap di angkasa

Dari hukum gasing I ini diperoleh apa yang disebut INERTIA yaitu suatu gaya yang dimiliki
oleh sebuah gaya untuk mempertahankan kedudukannya terhadap angkasa raya.

Hukum Gasing II :

Apabila poros sebuah gasing yang berputar sangat cepat bekerja suatu kopel, maka poros itu
tidak bergerak dalam bidang kopel tersebut, melainkan bergerak ke suatu arah yang tegak lurus
terhadapanya.

  Dari hukum gasing II ini diperoleh: PRESESI, yaitu apabila sebuah gasing mendapat gaya dari
luar,maka gasing akan bergerak/ menyimpang dengan arah tegak lurus terhadap gasinga tersebut.

BEBERAPA KEDUDUDKAN GYROSCOPE DIBUMI

1. Apabila gyro-scope diletakkan dikatulistiwa dengan poros diarahkan ke Timur dan sejajar
dengan permukaan bumi maka seiring dengan perputaran  bumi(rotasi), oleh karena gyro-scope
selalu mengarah ke suatau titik tetap dangkasa raya, dari pengamatan kita gyro-scope itu akan
berobah diman perobahanya adalah sebesar 45 derajat setiap 3 jam, atau  15 derajat setiap  jam.
dalam waku 2 jam akan kembali kekedudukan semula.

perobahan sudut yang terjadi antara permukaan bumi(arah horizontal) dan poros gyro-scop
dalam arah vertical yang disebabkan  oleh komponen horizontal dari putaran bumi ini
TILTING.

Kecepatan tilting dapat ditentukan dengan rumus:

Tilting = w Sin H x Cos L

w = (Omega) 15 derajat / jam adalah arah putaran T-B

H = arah poros gyroscope terhadap kutub Utara bumi

L = lintang tempat di bumi


2. Apabila gyroscope diletakkan di kutub Utara bumi pada kedudukan poros mendatar, seiring
dengan rotasi bumi, kita amati bahwa seolah-olah poros gyroscope berputar dengan arah
mendatar.

Perubahan sudut yang terjadi antara garis meridian bumi dengan poros gyroscope dalam arah
horizontal yang disebabkan oleh komponen vertical dari putaran bumi disebut DRIFTING.

Kecepatan drifting dapat dihitung dengan rumus:

Drifting = w Sin L

3. Apabila gyroscope diletakkan di katulistiwa dan porosnya menghadap arah utara-selatan,


maka tidak akan terjadi perubahan sudut baik secara tegak maupun mendatar, atau tidak terjadi
TILTING maupun DRIFTING.

4. Apabila gyroscope diletakkan disembarang tempat di bumi diantara katulistiwa dan kutub,
kedudukan mendatar porosnya mengarah ke kutub utara,maka di lintang utara, seolah-olah ujung
poros gyroscope berputar membentuk sebuah kerucut. Dengan kata lain,akan terjadi tilting dan
drifting, yang besarnya tergantung dari lintang tempat bumi dimana gyroscope ditempatkan.

KESALAHAN PADA PEDOMAN GASING

1. Kesalahan Haluan dan Kecepatan

Pedoman gasing di kapal, akan dipengaruhi oleh rotasi bumi dan gerakan laju kapal. Kedua gaya
yang bekerja tersebut arahnya tidak sejajar satu sama lain, tetapi membentuk sudut.Dengan
demikian dproleh kesimpulan bahwa kesalahan Haluan dan Kecepatan tergantung dari:

a. Lintang tempat dimana gyro berada (L)

b. Haluan kapal (H)

c. Kecepatan kapal (V)

2. Kesalahan Lintang (kesalahan peredaman)

Kesalahan ini terdapat pada pedoman gasing type Sperry, yaitu pedoman gasing yang
menggunakan pengendalian beban atas/puncak, karena pada proses peredaman, makin tinggi
lintang penilik, pada akhir oscilasi tidak dicapai elllips.

3. Kesalahan balistik

Adalah kesalahan yang disebabkan adanya perubahan kecepatan kapal. (a= acceleration). Jadi
yang menyebabkan kesalahan balistik bukan kecepatan kapal(speed), tetapi percepatannya.

Cara menghilangkan kesalahan balistik ini adalah dengan cara:


a. Gasing digantung pada poros mendatar

b. Gasing ditera (balancing) sehingga semua berat menjadi simetri dan tidak timbul adanya gaya
sentrifugal

4. Kesalahan ayunan /olengan

Apabila kapal mengoleng/mengangguk, pedoman gasing tidak akan terpengaruh langsung karena
pedoman diletakkan pada phantom-ring (cincin lenja) sehingga dapat bergerak bebas.

Anda mungkin juga menyukai