(MAGNETIC COMPASS)
A. Pengertian Kompas
Salah satu alat navigasi yang berfungsi untuk menetapkan arah haluan kapal dan
juga untuk menentukan arah baringan suatu target sasaran.
B. Prinsip Kerja Kompas
Prinsip kerja kompas magnit identik dengan prinsip kerja dengan sebuah
magnet batang, yaitu : Apabila batangan magnit berdiri bebas maka batangan
magnit tersebut akan mengarah ke arah kutub-kutubnya. Contohnya bila sebuah
batang magnit diikat benang di bagian tengah sehingga seimbang, kemudian
benang tersebut diangkat sehingga batang magnit akan tergantung (berdiri
bebas), maka batangan magnit tersebut akan menunjuk ke arah kutub-kutubnya.
Sifat-sifat magnit :
• Memiliki gaya tarik atau tolak terhadap logam bermagnit lainnya (baja
dan besi).
• Kekuatan terkuat gaya tarik magnit terdapat pada ujung-ujung magnit
batang.
• Ujung-ujung magnit batang diberi nama kutub. Kutub utara dan kutub
selatan, karena ujungnya selalu mengarah ke kutub-kutub bumi.
• Kutub senama akan saling tolak menolak dan kutub tidak senama akan
tarik menarik.
C. Cara Pengoperasian
Untuk Menentukan Arah Haluan Kapal :
Letakkan kompas tepat ditengah-tengah kapal sejajar dengan garis lunas
kapal, dekat dengan kemudi kapal.
Kemudian tentukan arah haluan kapal yang akan dituju.
Putar kemudi kapal kekiri atau kekanan seiring dengan pergerakan arah haluan
kapal yang dituju.
Baca arah haluan kapal dengan cara melihat derajat pada mawar pedoman
kompas yang berimpit dengan garis layar.
Kompas magnit berfungsi sebagai pedoman di kapal untuk menuju ke arah yang
sesuai dengan tujuan. Sebagai alat pedoman maka kompas harus benar. Untuk
mengetahui kompas benar atau tidak maka ada alat yang mengaudit dan
memperbaiki secara periodik. Dalam penggunaan di kapal, keterampilan menguji
/ mengecek kebenaran kompas magnit harus dimiliki. Cara-cara yang lazim dan
sangat mudah dilakukan adalah:
Keterangan Gambar :
1. Ketel Pedoman
Tempat bagi keseluruhan bagianbagian kompas, umumnya terbuat dari
kuningan atau perunggu.
2. Piringan Pedoman
Tempat penulisan skala derajat kompas dan arah mata angin.
3. Batangan Magnit
Kekuatan yang mengarahkan arah Utara dan Selatan ke arah kutub-kutub
bumi.
4. Pelampung
Mengapungkan dan menjaga kestabilan posisi dari piringan pedoman agar
tetap rata.
5. Pemberat
Pengatur terhadap gaya gravitasi , untuk membuat piringan pedoman cepat
kembali pada posisi tegak bila terjadi goncangan.
6. Cairan ( Alkohol 25 % dan Air Suling 75 % ) :
Berfungsi untuk :
- Tidak mudah terjadi pengkaratan.
- Cairan tidak mudah membeku.
- Cairan tidak mudah menguap.
- Menghindari cat dalam kompas agar tidak terkelupas.
8. Batang Semat
Tegak lurus ditengah-tengah bagian bawah piringan pedoman, yang
merupakan pengatur keseimbangan terhadap kedudukan pelampung,
pemberat dan batangan magnit.
10. Kaca Penutup : Sebagai penutup bagian- bagian kompas bagian dalam.
MAWAR PEDOMAN
Aplikasi Kompas
HALUAN
Haluan adalah sudut yang di bentuk antara arah utara dengan arah lunas kapal.
Pada umumnya haluan dihitung dari utara ke arah timur sampai 360 o , sesuai
dengan arah putaran jarum jam. Penulisan atau penyebutan dari haluan dapat
dinyatakan dengan caramenyebutkan langsung berapa derajatnya.
Contoh :
100 = Sepuluh derajat
2350= Dua ratus tiga puluh lima derajat
Atau dengan penyebutan arah mata angin diikuti berapa nilai derajatnya.
Macam haluan :
Pada umumnya kegiatan di kapal yang berkaitan dengan haluan adalah kegiatan
pokok yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran. Kegiatan persiapan
dilakukan di atas peta dan dilaksanakan di atas kompas. Oleh karena itu haluan
kapal dibagi menjadi haluan di atas peta dan haluan di kompas.
Haluan di peta disebut dengan haluan sejati dan haluan di kompas magnit disebut
haluan pedoman. Uraian tentang HS dan HP akan dirinci berikut ini.
Kompas magnit yang dibahas terdahulu bekerja berdasarkan medan magnit,
sehingga arah yang ditentukan akan dipengaruhi oleh medan magnit yang berada
di sekitarnya. Medan magnit yang berada disekitar kompas adalah magnit besi
kapal dan magnit bumi. Pengaruh magnit besi yang ada dikapal disebut dengan
deviasi dan pengaruh magnit bumi disebut dengan variasi.
Dari uraian diatas maka mata angin dan haluan dapat dirinci sebagai berikut :
Keterangan :
US = Utara sejati
UM = Utara magnetik
UP = Utara pedoman
HS = Haluan sejati
HM = Haluan magnetik
HP = Haluan pedoman
V = Variasi
D = Deviasi
HS = Haluan sejati ialah haluan yang terbentuk dari arah US dengan arah luas
kapal, haluan ini tidak terpengaruh oleh magnit apapun dan haluan ini
merupakan garis yang ada tertulis di peta.
HM = Haluan magnetis ialah haluan atau sudut yang terbentuk antara US dengan
arah lunas kapal. Haluan ini terpengaruh oleh magnit bumi. Haluan ini
merupakan arah derajat di kompas magnit yang diletakkan di atas kapal
kayu yang tidak mengandung magnit.
HP = Haluan pedoman ialah haluan sudut yang terbentuk antara UP dengan arah
lunas kapal, haluan ini terpengaruh oleh adanya magnit bumi dengan
magnit besi kapal dan haluan ini merupakan arah derajat di kompas magnit
yang diletakkan di atas kapal besi.
Untuk memperoleh angka derajat dari uraian diatas dapat dirumuskan dengan
cara yang sederhana. Perhatikan gambar diatas.
Rumus:
HS = HM + V
= HP + (V +D)
HM = HS – V
= HP + D
HP = HS – (V+D)
= HM – D
Haluan yang dikemudikan pada pedoman magnit kapal besi adalah Haluan
Pedoman (HP) dan Baringan yang diperoleh dari pedoman baringnya adalah
Baringan Pedoman (BP), sedangkan pada kapal kayu adalah Haluan Magnetis
(HM) dan baringannya adalah Baringan Magnetis (BM)
Garis haluan yang ditarik diatas peta adalah Haluan Sejati (HS) dan baringannya
adalah Baringan Sejati (BS).
HS = HM + V
HS = HP + V + D
Hasil baringan dari pedoman baring, jika ingin dilukiskan di peta harus diubah
terlebih dahulu menjadi BS, dengan menggunakan rumus :
BS = BM + V ;
BS = BP + V + D atau BS = BP + S
BM = BP + D ;
S=V+D;
Pada nilai variasi perhatikan perubahan tahunan variasinya, sedangkan untuk nilai
deviasi perhatikan deviasi pedoman kemudi pada daftar deviasi untuk haluan
yang bersangkutan.
Untuk keperluan pengemudian kapal, ubahlah HS menjadi HP untuk jenis Kapal
Besi atau ubahlah HS menjadi HM untuk jenis Kapal Kayu..
Bulatkanlah selalu nilai haluan ( 0,50 keatas dibulatkan menjadi 10 dan dibawah
0,50 dihilangkan )., contoh :
23,60 menjadi 240 ; 23,40 menjadi 230
Daftar deviasi dibuat umumnya pada saat kapal baru selesai dibuat atau
setelah mendapat perbaikan besar / kecil (naik dok). Pembuatan nilai deviasi ini
disebabkan adanya perubahan nilai-nilai magnitisme besi kapal, magnit besi
disekitar kapal yang mengalami perubahan sehingga mempengaruhi kompas
magnit.
Adapun cara membuat daftar deviasi antara lain:
HALUAN
-3 -2 -2 0 1 2 3 00
TL
T 900
TG
S 1800
BD
B 2700
BL
U 3600
Keterangan :
: Kompas 1
: Kompas 2
Perawatan pedoman magnit meliputi :
Bila terjadi gelembung udara cukup banyak atau kedudukan piringan pedoman
berubah, cara perawatannya :
a. Lepaskan pedoman dari rumah pedoman.
b. Baringkan ketel pedoman pada tempat yang rata.
c. Buka bagian penyumbatnya (prop) dengan cara diputar.
d. Keluarkan cairan melalui prop, namun bila hanya terjadi gelembung udara
cukup banyak dengan menambahkan campuran alcohol (70 %) dan air
(30 %) melalui lubang prop tersebut.
e. Setelah cairan dikeluarkan, selanjutnya buka sekrup-sekrup yang berada
pada tutup ketel pedoman.
f. Perbaiki bagian-bagian yang rusak atau aus dan ganti bila perlu.
g. Setelah selesai perbaikan, tutup kembali kaca penutup bagian atasnya dan
sekrup yang rapih.
h. Isi kembali cairan alcohol dan air melalui prop, dan usahakanlah sampai penuh,
selanjutnya prop ditutup.
i. Cek terlebih dahulu apakah masih terdapat gelembung udara dalam ketel
tersebut atau tidak ? Bila tidak, kencangkan prop tersebut.
j. Kembalikan ketel pedoman pada rumah pedoman.
• Agar piringan pedoman di kapal tetap pada posisi mendatar, maka perlu
diberi cincin kardanus.
• Benda-benda besi/baja, benda bermagnit atau alat-alat listrik disekitar
kompas harus disingkirkan untuk menghindari pengaruh penunjukkan
pedoman.
• Bila pedoman tidak dipergunakan, tutuplah dengan rapih.
• Lakukan pengecekan dengan cara melakukan pembaringan dua benda
yang terdapat di peta dan diketahui arah sejatinya.
• Bila penunjukkan arah terlalu besar lakukan penimbalan, yaitu memasang
dan mengatur letak batangan parameter disekitar dinding luar ketel
pedoman sambil membaring.
• Namun bila masih terdapat keragu-raguan mengenai arah penunjukkan
pedoman atau kepekannya maka perlu dibawa ke bengkel khusus untuk
perbaikan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA