Anda di halaman 1dari 19

Kompas geologi digunakan untuk mengukur arah (azimuth) pada suatu titik ataupun kelurusan

struktur, mengukur kemiringan lereng,maupun mengukur jurus ataupun kedudukan perlapisan


dan kemiringan lapisan batuan.
Sebelum kita mengetahui tentang penggunaannya, terlebih dahulu kita harus mengetahui bagianbagian dari kompas.

Setiap kompas geologi harus memiliki sebuah jarum magnit, lingkaran pembagi dalam derajat,
nivo leveling (nivo mata lembu) dan sebuah clinometer dengan nivo tabung mengukur
kemiringan.
Cara menggunakan kompas geologi :
1. Periksa Inklinasi dan Deklinasinya apakah sudah disesuaikan dengan daerah kerja.
Inklinasi : adalah keadaan dimana jarum magnit tidak berada dalam keadaan horizontal. Dan
kalau diletakkan horizontal, maka ujung jarum akan menyentuh kaca penutupnya, akibatnya
pembaca akan terganggu dan dapat menimbulkan kesalahan yang fatal.
Cara mengatasinya adalah dengan menggeser bobot pada tangan-tangan jarum keujung atau
ketengah. Untuk daerah di Lintang selatan Indonesia pada tangan utara jarumnya.
Deklinasi : adalah besarnya sudut penyimpangan yang terbentuk antara arah utara magnetis
dengan arah utara sebenarnya (True North).
Besarnya sudut deklinasi untuk tiap-tiap daerah (local declination) selalu berbeda. Untuk
mengetahui dapat dilihat pada salah satu tepi dari peta. Kompas yang digunakan harus
disesuaikan dengan deklinasi setempat dengan cara memutar lingkaran berderajat dari kompas
itu ke kiri atau ke kanan sesuai dengan arah Magnetic North terhadap True North. Titik nol
disesuaikan terhadap indeks pin pada kompas berdasarkan besarnya deklinasi.

Contoh : Diketahui deklinasi 5 sebelah barat dari True North. Sehingga lingkaran berderajat
harus diputar sampai indeks menunjukkan angka 5 sebelah barat titik nol.
2. Setelah koreksi dilakukan, maka selanjutnya kita lakukan pengukuran-pengukuran untuk :

Menentukan arah (Azimuth)

Mengukur sudut lereng (slope)

Menentukan beda tinggi

Mengukur jurus dan kemiringan (strike dan Dip)

Mengukur kedudukan bidang

Menentukan ketinggian suatu titik (Elevasi)

Mengukur struktur garis

Menentukan arah (Azimuth)


Yang dimaksud dengan arah adalah arah lokasi titik yang akan dituju dari titik lokasi dimana
kita berdiri.
Caranya adalah sebagai berikut :
Pegang kompas dengan tangan kiri setinggi pinggang atau dada
Cermin (tutup kompas) dibuka 135 dan menghadap kedepan.
Bila menggunakan kompas merek Brunton, maka sighting arm dibuka horizontal dan peep
sight ditegakkan.
Putar kompas sedemikian rupa sampai ke titik yang dimaksud tampak dalam cermin dan berimpit
dengan ujung jari Sighting arm dan garis hitam cermin.
Bila nivo leveling (nivo mata lembu) sudah berada ditengah, baca jarum utara kompas dan catat
angka yang ditunjuknya.
Mengukur sudut lereng (slope)
Besarnya sudut lereng dapat diukur menggunakan kompas dengan cara membaca klinometer.
Ketelitian pembacaan sudut lereng dengan kompas Brunton adalah seperempat derajat (15 detik).
Caranya adalah sebagai berikut :
Buka tutup kompas hingga membentuk sudut 45 . Tangan-tangan penunjuknya dibuka dan
ujungnya ditekuk 90 .
Pegang kompas dengan tangan yang ditekuk 90 dan pada posisi vertikal.

Bidik titik yang dituju melalui lubang peep sight dan sighting window dimana titik tersebut
tingginya harus sama dengan mata dan atur dengan menaik turunkan kompas.
Gerakkan klinometer dengan memutar pengatur datar yang terdapat dibagian belakang kompas,
sehingga gelembung dalam nivo lonjong berada ditengah dapat dilihat melalui cermin.
Baca dan catat angka yang ditunjukkan oleh klinometer.
Mentukan beda tinggi
Baca dan catat besarnya sudut lereng
Ukur jarak dari titik kita berdiri ketitik yang kita bidik dengan langkah atau roll meter (50 meter).
Beda tinggi didapat dengan rumus :
Beda tinggi = jarak x Sin sudut lereng ()
H

= L sin .

Mengukur jurus dan kemiringan


Mengukur jurus dan kemiringan pada bidang perlapisan, bidang kekar, bidang sesar dan
sebagainya dapat dilakukan dengan cara seperti petunjuk dibawah sedangkan mengarahkan
jurus/strike dari tempat kita berdiri kesuatu titik yang jauh dapat dilakukan dengan cara :
Mengukur jurus/strike
a.

Letakkan sisi yang bertuliskan E pada bidang yang diukur

b. Atur nivo mata lembu sampai gelembungnya berada di tengah


c.

Baca jarum utaranya

Mengukur kemiringan/dip
a.

Letakkan sisi yang bertulis W tegak lurus jurus yang sudah kita ukur (tanda garis yang sudah
kita buat).

b. Atur gelembungnya sampai gelembung pada nivo lonjong berada di tengah


Baca angka yang ditunjukkan pada skala clino.
Cara menulisan hasil pembacaan
a.

Untuk kompas dengan sistem kuadran misalnya hasil pembacaan jurus 45 kemiringan 25,
maka tata cara penulisannya adalah : S 45 W / 25 NW, dimana NW menunjukkan arah
kemiringan.

b. Untuk kompas dengan sistem azimuth misalnya hasil pembacaan jurus 50 dan kemiringan 42,
maka tata cara penulisannya : N 50 N / 42.
Menentukan kemiringa lapisan yang mempunyai sudut 5

Untuk lapisan yang mempunyai sudut kemiringan 5 sukar diukur dengan teliti.
Untuk mengatasi hal ini dilakukan prosedur berikut :
Putar klinometer sehingga menunjukkan angka nol.
Kompas dalam keadaan terbuka penuh, tempelkan W pada bidang perlapisan hingga gelembung
pada nivo lonjong berada ditengah.
Tandai garis potong antara bidang lapisan dan kompas, ukur jurusnya melalui garis ini.
Letakkan kompas tegak lurus garis tersebut, baca kemiringan.
Mengukur kedudukan bidang
Mengukur kedudukan bidang dapat dilakukan dengan cara menentukan arah dan besarnya
kemiringan.
Caranya adalah sebagai berukut :
Letakkan kompas dalam posisi horizontal pada bidang yang diukur yaitu dengan menempelkan
sisi yang bertanda S dan baca angka yang ditunjukkan jarum utara, maka kita dapatkan arah
daripada kemiringan bidang perlapisan tersebut.
Ukur besar sudut kemiringan bidang tersebut.
Catat angka pembacaan yang kita amati, misalnya 30 N 42 E
Artinya sudut kemiringan sebesar 30 miring kearah N 45 E
Jurus daripada bidang dapat diketahui dengan jalan menarik garis tegak lurus pada arah
kemiringan.
Mengukur ketebalan lapisan dan menentukan kedalaman pemboran
Untuk mengukur ketebalan dengan kompas geologi dibutuhksn alat bantu yang disebut Jacob
staff. Dan dengan teknik ini kita sekaligus dapat merencanakan total kedalaman pemboran yang
kita inginkan.
Caranya adalah :
Ukur besarnya sudut kemiringan (dip) lapisan
Pegang kompas dan ketengahkan gelembung clino dengan sudut klinometer = dip dari perlapisan.
Atur posisi berdiri kita tepat pada batas bawah (floor) lapisan yang akan diukur. Dan arahkan
kompas mengikuti sudut kemiringan lapisan pada batas atas (roof) lapisan tersebut. Bila lapisan
tersebut tebalnya melebihi tinggi kita, maka pengukuran dilakukan beberapa kali.
Untuk mengetahui ketebalan yang kita ukur adalah =tinggi mata kita dari tanah x cos (dip).
Untuk lapisan yang sangat tebal maka tebalnya harus dikalikan dengan berapa banyak kita
melakukan pengukuran.

Sedang untuk mengetahui kedalaman pemboran pada titik yang kita tentukan adalah kedalaman
pada titik yang kita arahkan = kelipatan dari tinggi mata kita sampai ketitik yang dimaksud.
Mengukur Struktur Garis yang mempunyai trend
Adapun yang termasuk struktur garis ini adalah : gores garis pada bidang sesar,
Arah arus pembentukan struktur sediment dan garis sumbu lipatan.
1.Mengukur arah Trend
Tempelkan alat bantu (buku lapangan atau clipboard) pada posisi tegak dan sejajar dengan arah
struktur garis yang akan diukur.
Tempelkan sisi W atau E kompas pada posisi kanan atau kiri alat bantu dengan visir kompas
mengarah ke penunjaman struktur garis tersebut.
Levelkan kompas (nivo mata sapi dalam keadaan horizontal), maka harga yang ditunjuk oleh
jarum utara kompas adalah harga arah penunjuknya (trend).
Mengukur Struktur Garis yang tidak memiliki trend
Adapun yang termaksud struktur garis ini adalah umumnya berupa arah-arah kelurusan, seperti :
arah arah liniasi fragmen breksiasi, arah kelurusan sungai, arah kelurusan gawir sesar dan lain
sebagainya. Dalam hal ini yang diukur hanya arah kelurusan (bearing) saja.
1.mengukur Bearing
Arahkan visir kompas sejajar dengan unsur-unsur kelurusan struktur garis yang akan diukur,
misalnya sumbu memanjang fragmen breksiasi.
Levelkan kompas (nivo mata sapi dalam keadaan horizontal), maka harga yang ditunjuk oleh
jarum utara kompas adalah harga arah bearingnya.

Cara Memakai Kompas Geologi Brunton


Posted by www.teknologisurvey.com April 28, 2012 Tinggalkan Sebuah Komentar
Filed Under Cara Memakai Kompas Geologi Brunton
Cara Memakai Kompas Geologi
untuk bisa memahami cara mengukur suatu kemiringan dengan kompas geologi.Kita perlu
mengetahui terlebih dahulu bagian-bagian dari kompas geologi tersebut.Diantaranya :
Bagian-bagian yang perlu diketahui adalah :

Bulls eye level : Kalo di bahasa indonesiakan level mata sapi. Fungsinyadigunakan
dalam menentukan kedataran kompas geologi saat melakukanpengukuran strike dan
trend.

Clinometer level : Fungsinya digunakan dalam menentukan kedatarankompas geologi


saat melakukan pengukuran dip dan plunge.

Clinometer scale : skala yang digunakan saat melakukan pengukuran dipdan plunge.

Index pin : penunjuk 0 derajat pada kompas geologi. Bagian ini dapatdiputar-putar sesuai
kebutuhan, tetapi biasanya di arahkan ke arah Utara.

Small sight dan large sight : Fungsinya digunakan untuk melakukanpenembakan


menggunkan kompas geologi supaya yang kita bidik tepat lurusdengan kita.

(Gambar : Cmpas brunton)


JARUM MAGNET
Jarum magnet pada kompas adalah sebuah batangan besi yang disatukandengan batangan magnit
bagian tengahnya terletak diatas jarum tegak, apabila dalamkeadaan setimbang, jarum akan
bergerak dengan bebas diaatas jarum tegak (PivotNeedle), ujung jarum akan diam searah dengan
kutub utara magnet bumi, ujung jarumutara ditandai dengan noktah kuning, dilengkapi pula
dengan cincin penyeimbang beratyang dapat digeser-geser untuk mengimbangi penyimpangan
arah inklinasi, agar supaya jarum kompaas dapat bergerak bebas tanpa menyentuh kaca penutup
kompas.
LINGKARAN PEMBAGIAN DERAJAT
Pembagian skala derajat pada kompas, adalah bagian kompas berupa lempenganlingkaran diluar
ujung jarum kompas, terdiri dari :

Pembagian skala 0o 360o,Kedudukan N (utara) pada kompas adalahkedudukan 0o


berimp[it dengan 360o, Kedudukan S (selatan) pelurus N, adalahkedudukan 180o, dan
kedudukan E (timur) adalah kedudukan 90o, kedudukan W(barat) adalah kedudukan
270o. Posisi pembacaan arah N E S W N padakompas, ditulis kebalikan arah
perputaran jarum jam.

Pembagian skala 0o 90o,

Skala Pembagian 0o 90o, mempunyai system pembacaan dengan kwadran.Kwadran 0o


90o; adalah sekala pembacaan kwadran N E dan S E , N Wdan S W, berarti
angka 0o, terletak pada pembacaan E (timur) dan W (barat).Tulisan arah N E S W
N, terbaca terbalik arah perputaran jarum jam.

KLINOMETER
Sebuah kompas geologi, harus selalu dilengkapi dengan seperangkat alatclinometer, yang
mengukur besarnya sudut kemiringan (sudut vertical), untuk mengukur kedudukan sudut vertical

suatu garis atau bidang, yang dilengkapi dengan gelembungpenyeimbang (nivo tabung)
diletakkan sedemikian rupa sehingga kedudukan garishorizontal clinometer sejajar dengan arah
garis memanjang compass, titik pembacaantegak lurus garis tersebut, sekala pembacaan
kemiringan dengan satuan derajat (..o)dan (%), alat penyetel manual klinometer terletak pada
bagian belakang kompas.Beberapa jenis kompas, memiliki alat klinometer yang dapat berputar
sendiri yangdikontrol oleh gaya berat
PENGARAH
Pengarah pada kompas, terdiri dari pengarah depan dan pengarah belakang,Pengarah depan
berupa lengan yang dapat ditekuk muka-belakang secara bebas yangdilengkapi pada ujungnya
dengan Peep Sight.Pengarah belakang, berupa lempengan cermin yang juga berfungsi sebagai
penutupkompas, yang dilengkapi dengan Sighting windows, axial line dan folding sight.
1.Mengukur Strike
Tempelkan sisi E (east), geser-geser, bersabarlah hingga gelembung udara dalamBulls eye level
masuk ke dalam lingkaran, jangan langsung diotak-atik, tapi tunggu duluhingga jarum kompas
stabil (nggak gerak), terakhir amati sudut yang ditunjuk arahUtara. Lalu tulislah sesuai petunjuk
N __ E
2.Mendukur Dip
Tempelkan sisi W (west) badan kompas usahakan membentuk sudut 90 terhadapstrike,
Clinometer level diputar-putar sampai gelembung udara berada di antara garisdalam clinometer
level/ ditengah-tengahnya, terakhir baca sudut dalam clinometer scale.
3.Mengukur Plunge
Cara mengukurnya seperti mengukur Dip, namun karena kita mengukur struktur garis maka
pakai bantuan buku, atau papan jalan untuk mempermudah, dengan jalanmenempelkan sisi buku
di struktur garis dan melakukan pengukuran di sisi buku yanglain.
4.Mengukur Trend
Cara mengukurnya seperti mengukur Strike, namun karena kita mengukur struktur garis kan
susah tuh, maka pakai bantuan buku, atau papan jalan untuk mempermudah,dengan jalan
menempelkan sisi buku di struktur garis dan melakukan pengukuran dipermukaan datar yang ada
di buku atau papan jalan tersebut.
5.Mengukur Pitch
Cara mengukurnya jadi pertama buatlah garis strike di permukaan bidang, lalulangsung ukur
derajat antara struktur garis dan strike menggunakan busur derajat.6. Digunakan untuk mentukan
tempat kita terhadap suatu benda dan arah UtaraUntuk melakukan pengukuran dengan cara ini,

kita harus menggunakan small sight,large sight dan cermin agar hasil pengkurannya maksimal.
Skema pengukuran bisadilihat digambarkan.
(Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki
dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan
tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung
waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan
orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi,
kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat memberikan informasi posisi
dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan puluhan meter.

Kemampuan GPS
Beberapa kemampuan GPS antara lain dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan,
dan waktu secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini tanpa tergantung cuaca. Hal yang
perlu dicatat bahwa GPS adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem penentuan posisi
dalam beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal seperti itu. Ketelitian dari GPS dapat
mencapai beberapa mm untuk ketelitian posisinya, beberapa cm/s untuk ketelitian kecepatannya
dan beberapa nanodetik untuk ketelitian waktunya. Ketelitian posisi yang diperoleh akan
tergantung pada beberapa faktor yaitu metode penentuan posisi, geometri satelit, tingkat
ketelitian data, dan metode pengolahan datanya.

Produk yang diberikan GPS


Secara umum produk dari GPS adalah posisi, kecepatan, dan waktu. Selain itu ada beberapa
produk lainnya seperti percepatan, azimuth, parameter attitude, TEC (Total Electron Content),
WVC (Water Vapour Content), Polar motion parameters, serta beberapa produk yang perlu
dikombinasikan dengan informasi eksternal dari sistem lain, produknya antara lain tinggi
ortometrik, undulasi geoid, dan defleksi vertikal.

Segmen Penyusun Sistem GPS

Secara umum ada tiga segmen dalam sistem GPS yaitu segmen sistem kontrol, segmen satelit,
dan segmen pengguna.
Satelit GPS dapat dianalogikan sebagai stasiun radio angkasa, yang diperlengkapi dengan
antena-antena untuk mengirim dan menerima sinyal sinyal gelombang. Sinyal-sinyal ini
selanjutnya diterima oleh receiver GPS di/dekat permukaan bumi, dan digunakan untuk
menentukan informasi posisi, kecepatan, maupun waktu. Selain itu satelit GPS juga dilengkapi
dengan peralatan untuk mengontrol attitude satelit. Satelit-satelit GPS dapat dibagi atas beberapa
generasi yaitu ; blok I, blok II, blok IIA, blok IIR dan blok IIF. Hingga april 1999 ada 8 satelit
blok II, 18 satelit blok II A dan 1 satelit blok II R yang operasional.
Secara umum segmen sistem kontrol berfungsi mengontrol dan memantau operasional satelit dan
memastikan bahwa satelit berfungsi sebagaimana mestinya
Segmen pengguna terdiri dari para pengguna satelit GPS di manapun berada. Dalam hal ini alat
penerima sinyal GPS ( GPS receiver ) diperlukan untuk menerima dan memproses sinyal -sinyal
dari satelit GPS untuk digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan dan waktu. Komponen
utama dari suatu receiver GPS secara umum adalah antena dengan pre-amplifier, bagian RF
dengan pengidentifikasi sinyal dan pemroses sinyal, pemroses mikro untuk pengontrolan
receiver, data sampling dan pemroses data ( solusi navigasi ), osilator presisi , catu daya, unit
perintah dan tampilan, dan memori serta perekam data.

Prinsip penentuan posisi dengan GPS


Prinsip penentuan posisi dengan GPS yaitu menggunakan metode reseksi jarak, dimana
pengukuran jarak dilakukan secara simultan ke beberapa satelit yang telah diketahui
koordinatnya. Pada pengukuran GPS, setiap epoknya memiliki empat parameter yang harus
ditentukan : yaitu 3 parameter koordinat X,Y,Z atau L,B,h dan satu parameter kesalahan waktu
akibat ketidaksinkronan jam osilator di satelit dengan jam di receiver GPS. Oleh karena
diperlukan minimal pengukuran jarak ke empat satelit.

Tipe alat (Receiver ) GPS


Ada 3 macam tipe alat GPS, dengan masing-masing memberikan tingkat ketelitian (posisi) yang
berbeda-beda. Tipe alat GPS pertama adalah tipe Navigasi (Handheld, Handy GPS). Tipe
nagivasi harganya cukup murah, sekitar 1 4 juta rupiah, namun ketelitian posisi yang diberikan

saat ini baru dapat mencapai 3 sampai 6 meter. Tipe alat yang kedua adalah tipe geodetik single
frekuensi (tipe pemetaan), yang biasa digunakan dalam survey dan pemetaan yang membutuhkan
ketelitian posisi sekitar sentimeter sampai dengan beberapa desimeter. Tipe terakhir adalah tipe
Geodetik dual frekuensi yang dapat memberikan ketelitian posisi hingga mencapai milimeter.
Tipe ini biasa digunakan untuk aplikasi precise positioning seperti pembangunan jaring titik
kontrol, survey deformasi, dan geodinamika. Harga receiver tipe geodetik cukup mahal,
mencapai ratusan juta rupiah untuk 1 unitnya.

Sinyal dan Bias pada GPS


GPS memancarkan dua sinyal yaitu frekuensi L1 (1575.42 MHz) dan L2 (1227.60 MHz). Sinyal
L1 dimodulasikan dengan dua sinyal pseudo-random yaitu kode P (Protected) dan kode C/A
(coarse/aquisition). Sinyal L2 hanya membawa kode P. Setiap satelit mentransmisikan kode yang
unik sehingga penerima (receiver GPS) dapat mengidentifikasi sinyal dari setiap satelit. Pada
saat fitur Anti-Spoofing diaktifkan, maka kode P akan dienkripsi dan selanjutnya dikenal
sebagai kode P(Y) atau kode Y.
Ketika sinyal melalui lapisan atmosfer, maka sinyal tersebut akan terganggu oleh konten dari
atmosfer tersebut. Besarnya gangguan di sebut bias. Bias sinyal yang ada utamanya terdiri dari 2
macam yaitu bias ionosfer dan bias troposfer. Bias ini harus diperhitungkan (dimodelkan atau
diestimasi atau melakukan teknik differencing untuk metode diferensial dengan jarak baseline
yang tidak terlalu panjang) untuk mendapatkan solusi akhir koordinat dengan ketelitian yang
baik. Apabila bias diabaikan maka dapat memberikan kesalahan posisi sampai dengan orde
meter.

Error Source pada GPS


Pada sistem GPS terdapat beberapa kesalahan komponen sistem yang akan mempengaruhi
ketelitian hasil posisi yang diperoleh. Kesalahan-kesalahan tersebut contohnya kesalahan orbit
satelit, kesalahan jam satelit, kesalahan jam receiver, kesalahan pusat fase antena, dan multipath.
Hal-hal lainnya juga ada yang mengiringi kesalahan sistem seperti efek imaging, dan noise.
Kesalahan ini dapat dieliminir salah satunya dengan menggunakan teknik differencing data.

Metoda penentuan posisi dengan GPS


Metoda penentuan posisi dengan GPS pertama-tama terbagi dua, yaitu metoda absolut, dan
metoda diferensial. Masing-masing metoda kemudian dapat dilakukan dengan cara real time dan
atau post-processing. Apabila obyek yang ditentukan posisinya diam maka metodenya disebut
Statik. Sebaliknya apabila obyek yang ditentukan posisinya bergerak, maka metodenya disebut
kinematik. Selanjutnya lebih detail lagi kita akan menemukan metoda-metoda seperti SPP,
DGPS, RTK, Survei GPS, Rapid statik, pseudo kinematik, dan stop and go, serta masih ada
beberapa metode lainnya.

Ketelitian Posisi yang diperoleh dari Sistem GPS


Untuk aplikasi sipil, GPS memberikan nilai ketelitian posisi dalam spektrum yang cukup luas,
mulai dari meter sampai dengan milimeter. Sebelum mei 2000 (SA on) ketelitian posisi GPS
metode absolut dengan data psedorange mencapai 30 100 meter. Kemudian setelah SA off
ketelitian membaik menjadi 3 6 meter. Sementara itu Teknik DGPS memberikan ketelitian 1-2
meter, dan teknik RTK memberikan ketelitian 1-5 sentimeter. Untuk posisi dengan ketelitian
milimeter diberikan oleh teknik survai GPS dengan peralatan GPS tipe geodetik dual frekuensi
dan strategi pengolahan data tertentu.

Aplikasi-aplikasi Teknologi GPS


GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi yang paling populer dan paling
banyak diaplikasikan di dunia pada saat ini, baik di darat, laut, udara, maupun angkasa.
Disamping aplikasi-aplikasi militer, bidang-bidang aplikasi GPS yang cukup marak saat ini
antara lain meliputi survai pemetaan, geodinamika, geodesi, geologi, geofisik, transportasi dan
navigasi, pemantauan deformasi, pertanian, kehutanan, dan bahkan juga bidang olahraga dan
rekreasi. Di Indonesia sendiri penggunaan GPS sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu
dan terus berkembang sampai saat ini baik dalam volume maupun jenis aplikasinya.
Dalam geologi dikenal dua jenis palu yang masing-masing memiliki bentuk dan kegunaan yang
spesifik sehingga hanya cocok digunakan untuk batuan yang sudah di tentukan sesuai dengan
peruntukannya.
I. Palu pick point
Merupakan tipe palu yang mana memiliki salah satu bagian yang runcing. Palu tipe ini biasanya

digunakan untuk tipe batuan yang keras atau padat (massif) misalnya pada batuan beku dan
batuan metamorf.

II. Palu chisel point (batuan sedimen)


Merupakan tipe palu yang mana memiliki salah satu bagian yang pipih, bias di gunakan untuk
megait perlapisan pada batuan untuk mengait perlapisan pada batuan. Palu tipe ini biasanya di
gunakan untuk tipe yang lunak misalnya pada batuan sedimen.

1. Pengertian Survey dan Pengukuran


Survey atau surveying didefinisikan sebagai pengumpulan data yang berhubungan dengan
pengukuran permukaan bumi dan digambarkan melalui peta atau digital. Sedangkan
pengukuran didefinisakan peralatan dan metode yang berhubungan dengan kelangsungan
survey tersebut. jadi, surveying adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
pengumpulan data. Mulai dari pengukuran permukaan bumi hingga penggambaran bentuk
bumi. Sedangkan pengukuran adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penggunaan
alat mulai dari pita ukur hingga pengukuran jarak dengan metode elektro magnetik.
Survey umumnya dilakukan pada bidang datar, yaitu dengan tidak memperhitungkan
kelengkungan bumi. Dalam proyek surveying, kelengkungan buminya kecil, jadi pengaruhnya
dapat diabaikan, dengan menggunakan perhitungan yang rumusnya disederhanakan.
Sedangkan pada proyek yang memiliki jarak jauh, kelengkungan bumi tidak dapat diabaikan,
karena keadaan ini termasuk surveying geodesi.

2. Macam-macam Alat Survey dan Pengukuran


A. Peta Topografi

a). Pengertian
Peta topografi adalah peta dengan skala tinggi dan detail, dan biasanya menggunakan garisgaris kontur dalam peta modern.
b). Kegunaan
Peta topografi digunakan untuk informasi tentang keadaan, lokasi, jarak, rute perjalanan dan
komunikasi. Peta topografi juga menampilkan variasi daerah, tingkat tutupan vegetasi dan
perbedaan ketinggian kontur.

B. Kompas Geologi

a). Pengertian
Kompas merupakan alat navigasi penunjuk arah sesuai dengan magnetik bumi secara akurat.
b). Kegunaan
Kompas geologi memiliki banyak kegunaan, diantaranya digunakan untuk mengukur kedudukan
suatu unsur struktur geologi, mengukur strike/dip dari kemiringan lapisan batuan, dan tentunya
sebagai penunjuk arah.
c). Cara Penggunaan
Dari beberapa sumber, cara menggunakan kompas geologi dilihat dari bagian-bagian utama
kompas tersebut. Diantaranya:

Jarum Kompas

Jarum kompas selalu menunjuk ke arah kutub utara magnet bumi. Oleh karena itu terjadi
penyimpangan dengan kutub utara geografi yang biasa disebut deklinasi. Biasanya deklinasi
memiliki besaran yang berbeda disetiap tempat. Agar kompas sesuai dengan kutub utara
geografi, maka "graduated circle" harusdiputar.

Lingkaran Pembagian Derajat

Ada 2 jenis pembagian derajat dalam kompas ini,


1. Kompas azimut dengan pembagian derajat muali dari 0 derajat di arah utara sampai 360
derajat berlawanan dengan arah jarum jam.

2. Kompas kwardan memiliki pembagian derajat dari 0 derajat pada utara dan selatan, lalu
90 derajat pada timur dan barat

Klinometer

Bagian kompas yang berfungsi mengukur kemiringan suatu lereng. terletak didasar kompas dan
biasanya dilengkapi dengan gelembung pengukur horizontal dan skala.
C. Palu Geologi
a). Pengertian
Palu adalah benda yang digunakan untuk memberikan tumbukan pada benda lain. Ada 2 jenis
palu yang digunakan dalam survey, yaitu palu geologi sedimen (palu geosedimen) dan palu
batuan beku.
b). Kegunaan

Palu Geosedimen

Sesuai namanya, palu ini digunakan untuk batuan sedimen (berlapis). Hal ini dapat dilihat dari
bentuknya yang persegi berguna untuk memecahkan bagian "sampling".

Palu Batuan Beku

Palu ini digunakan untuk batuan neku yang umumnya keras. Ujungnya yang lancip dibuat agar
ketika menggunakannya, kekuatan tumbukan terpusat pada ujungnya yang runcing tersebut
untuk memecahkan batuan-batuan beku dan mengambil bebatuan yang ingin diamati.
D. LUP

a). Pengertian
LUP adalah sebuah lensa cembung yang memiliki titik fokus dekat lensanya. Benda yang
diamati akan tampak besar karena berada pada titik fokus lup. Bayangan yang dihasilkan
bersifat tegak, nyata dan diperbesar.
b). Kegunaan
LUP digunakan untuk mengamati suatu mineral atau fosil kecil, sehingga dibutuhkan lup untuk
mengamatinya. Biasanya perbesaran yang dipakai berkisar antara 8 sampai 20.
E. Pita/Tali Ukur

a). Kegunaan
Pita atau tali ukur biasanya digunakan untuk mengukur panjang lintasan atau ketebalan suatu
lapisan. Pita ini biasanya berbentuk roll agar mudah dibawa

F. Kantong Contoh Batuan

a). Kegunaan
Kantong contoh batuan atau bisa juga menggunakan kantong plastik digunakan untuk
membungkus batuan yang didapat dalam kegiatan survey ini. Contoh batuan setelah
dimasukkan kedalam kantong, lalu diberi label agar mudah saat dibedakan. Jika tidak ada
kertas label, bisa juga menggunakan spidol permanen.
G. GPS

a). Pengertian
Global Positioning System atau yang biasa disebut GPS adalah suatu sistem untuk
menentukan kordinat letak di permukaan bumi dengan bantuan dari satelit. Sistem ini
menggunakan 24 satelit yang mengirimkan gelombang mikro ke bumi, lalu diterima oleh GPS
yang ada dibumi.
b). Kegunaan
GPS digunakan untuk menentukan kordinat posisi, kecepatan, arah dan waktu saat survey.
GPS juga berguna untuk mengetahui medan lokasi agar kita tidak tersesat.
Jangan lupa membawa batre cadangan ya, bisa berabe kalau tiba-tiba GPS mati ditengah
hutan.

H. Larutan HCl

a). Pengertian
Asam klorida atau HCl adalah larutan aquatik dari gas hidrogen klorida. Asam klorida termasuk
asam kuat yang berbahaya jika diminum, terhirup jika berbentuk gas, dan terkena mata.
b). Kegunaan
Larutan HCL digunakan untuk menguji kadar karbonat dalam batuan, sorting dan determinasi
batuan-batuan.
Hati-hati menggunakan larutan ini ya ^^
I. Buku Catatan dan Alat Tulis

a). Kegunaan
Buku dan alat tulis ini digunakan untuk mencatat semua hasil dari survey yang dilakukan. Mulai
dari hasil data ukur, sketsa, deskripsi, letak singkapan dan lain-lain yang perlu dicatat.

J. Kamera

a). Kegunaan
Kamera digunakan untuk mempublikasikan hasil kegiatan lapangan yang dilakukan, mulai dari
lokasi kegiatan, singkapan-singkapan atau bisa juga untuk narsis. Hehehe
Oia, jangan lupa juga bawa baterai cadangan ya ^^
K. Tas Lapangan

a). Kegunaan
Tas ini merupakan alat vital yang sangat penting jika ingin melakukan survey. Karena tas ini
berguna untuk menaruh semua perlengkapan-perlengkapan yang sudah disebutkan tadi. Tas
yang dibawa harus memiliki kapasitas yang cukup besar karena nanti pasti membawa hasil
yang dilakukan saat survey.
Kebayang kalau ga bawa tas, pasti ribet dah itu.

Anda mungkin juga menyukai