Anda di halaman 1dari 9

Laporan Pemetaan Geologi Mandiri 2012

BAB IV
STRUKTUR GEOLOGI

IV. 1. Struktur Geologi Regional


Menurut Pulunggono dan Martodjojo (1994), pada dasarnya ada 3 arah
kelurusan struktur geologi yang dominan di Pulau Jawa. Ketiga arah tersebut adalah
Timur laut Barat daya (pola Meratus), Utara Selatan (pola Sunda) dan Barat
Timur (pola Jawa).

Gambar 4.1. Pola kelurusan struktur geologi di Pulau Jawa (diambil dari:
www.rovicky.wordpress.com)
Pola struktur pertama adalah pola Meratus yang berarah Timur laut Barat
daya. Arah ini didominasi oleh sesar-sesar geser sinistral. Arah struktur ini diduga
disebabkan oleh penunjaman lempeng Indo-Australia pada Akhir Eosen hingga Akhir
Miosen Tengah. Pola Meratus yang dijumpai diwakili oleh sesar Cimandiri di Jawa
Barat. Pola sesar ini dapat diikuti ke arah timurlaut sampai batas timur Cekungan
Zaitun dan Cekungan Biliton. Pola singkapan batuan Pra-Tersier di daerah Luk Ulo
(Jawa Tengah) juga menunjukkan arah Meratus.

| I Gusti Agung Hevy Julia Umbara | 36521 |

51

Struktur Geologi

Laporan Pemetaan Geologi Mandiri 2012

Pola struktur kedua adalah pola Sunda yang berarah Utara Selatan yang aktif
pada Akhir Eosen hingga Akhir Oligosen. Arah ini diwakili oleh sesar-sesar yang
membatasi Cekungan Asri, Cekungan Sunda dan Cekungan Arjuna. Pola ini
umumnya terdapat di bagian barat wilayah Jawa Barat.
Pola struktur yang ketiga adalah pola Jawa yang berarah Barat Timur. Arah
ini terbentuk sebagai akibat dari gaya tegangan yang berarah Utara-Selatan yang
berkembang pada Awal Pleistosen. Pola ini diwakili oleh sesar-sesar naik seperti
Baribis dan sesar-sesar di dalam zona Bogor (van Bemmelen, 1949).
Secara regional di zona Pegunungan Serayu Selatan dijumpai struktur geologi
berupa lipatan, sesar, dan kekar (Asikin, dkk, 1992). Pada umumnya strukturstruktur
tersebut dijumpai pada batuan yang berumur Kapur hingga Pliosen. Lipatanlipatan
sebagian besar berada di daerah barat dan umunya berarah barattimur. Di bagian
timur dan selatan struktur lipatan pada umumnya berupa monoklin dengan
kemiringan lapisan ke arah selatan. Sumbusumbu lipatan tersebut memiliki arah
yang relatif sejajar dan sebagian besar terpotong oleh sesar.
Struktur Geologi permukaan yang terdapat di daerah Banyumas dan sekitarnya
umumnya didominasi oleh sumbu-sumbu lipatan dan jurus perlapisan batuan yang
berarah baratlaut-tenggara. Dari interpretasi penampang seismik melalui AdipalaPurwokerto, terlihat adanya tinggian dan rendahan pada Cekungan Banyumas.
Tinggian dan rendahan tersebut dipisahkan oleh sesar-sesar turun membentuk struktur
graben dan setengah graben. Pada graben ini diendapkan material sedimen Paleogen
dan Neogen.

| I Gusti Agung Hevy Julia Umbara | 36521 |

52

Struktur Geologi

Laporan Pemetaan Geologi Mandiri 2012

IV. 2. Struktur Geologi Daerah Pemetaan


Berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapangan dan dilanjutkan dengan
analisa di laboratorium, diperoleh beberapa kenampakan struktur geologi di daerah
pemetaan yang merupakan refleksi dari tektonik yang mengontrol daerah ini. Struktur
geologi yang ada di daerah pemetaan berupa kekar (joint) dan sesar (fault) baik yang
tegas maupun yang diperkirakan.

IV. 2. 1. Kekar
Kekar adalah produk deformsi batuan akibat gaya endogen yaitu tektonik
yang menghasilkan mengubah batuan yang tadinya kontinyu menjadi tidak kontinyu
akibat terbentuknya suatu rekahan/retakan pada tubuh batuan tersebut. Pada daerah
pemetaan kekar-kekar yang dijumpai adalah kekar-kekar tektonik. Kekar-kekar ini
ditemukan pada satuan perulangan batupasir karbonatan dan napal tufan. Kekar-kekar
yang ditemukan berupa kekar ekstensi dan kekar gerus.
Pengukuran kekar hanya dilakukan pada beberapa stasiun pengamatan. Salah
satu data yang dianalisi adalah data kekar hasil pengukuran di Stasiun pengamatan
11, di Stasiun ini kekar dapat teramati karena batuan tersingkap baik pada aliran
sungai. Adapun data pengukuran kekar yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Data Kekar Stasiun Pengamatan 11
TABEL DATA KEKAR
NO

NE-SW

NW-SE

N 266 E / 80

N 350 E / 80

N 250 E / 78

N 355 E / 75

N 212 E / 80

N 345 E / 80

N 86 E / 72

N 354 E / 78

N 248 E / 82

N 326 E / 78

N 252 E / 80

N 154 E / 80

N 260 E / 70

N 352 E / 78

N 265 E / 80

N 335 E / 80

N 86 E / 84

N 156 E / 80

10

N 78 E / 78

N 142 E / 76

11

N 255 E / 80

N 345 E / 80

12

N 89 E / 74

N 343 E / 86

| I Gusti Agung Hevy Julia Umbara | 36521 |

53

Struktur Geologi

Laporan Pemetaan Geologi Mandiri 2012

13

N 87 E / 72

N 156 E / 78

14

N 210 E / 80

N 328 E / 84

15

N 68 E / 80

N 111 E / 80

16

N 88 E / 80

N 355 E / 75

17

N 86 E / 82

N 353 E / 73

18

N 204 E / 79

N 168 E / 73

19

N 256 E / 86

N 155 E / 74

20

N 268 E / 82

N 158 E / 74

21

N 48 E / 78

N 164 E / 74

22

N 66 E / 80

N 166 E / 72

23

N 98 E / 78

24

N 128 E / 88

25

N 297 E / 84

26

N 288 E / 80

27

N 320 E / 82

28

N 114 E / 76

Pengukuran kekar dilakukan pada batupasir. Dari hasil pengukuran ini dapat
dilihat bahwa ada dua kelompok kekar dengan arah yang berbeda. Data kekar ini
kemudian dianalisa dengan metode diagram kipas, pada diagram ini dihitung
presentase arah kekar yang berdekatan sehingga diperoleh arah kekar yang dominan
untuk kemudian diinterpretasi arah gaya utamanya.
20

10

10

20

30

30
40

40

50

50

60

60

70

70

N 77 E

80

80
N ....W

90 N.....E

90
50%

40%

30%

20%

10%

0
10%
Persentase

20%

30%

40%

50 %

Gambar 4.2. Diagram Kipas Hasil Analisa Data Kekar STA 11

| I Gusti Agung Hevy Julia Umbara | 36521 |

54

Struktur Geologi

Laporan Pemetaan Geologi Mandiri 2012

Foto 4.1. Lokasi Pengukuran Kekar STA 11 (kamera menghadap timur)

Berdasarkan hasil analisa ini, disimpulkan bahwa gaya utama yang bekerja
pada lokasi ini adalah gaya dengan arah relatif Barat-Timur.

IV. 2. 2. Sesar
Sesar merupakan suatu produk deformasi batuan berupa rekahan yang
kemudian mengalami pergeseran pada bidang rekahannya, proses ini disebabkan oleh
gaya endogen dari dalam bumi. Di daerah pemetaan sesar diamati berdasarkan pada
bukti langsung yang dicurigai di lapangan dan juga pengamanatan pada pola-pola
kelurusan di peta topografi, dilibatkan juga pengamatan pada bentuk Digital
Elevation Model dari daerah pemetaan untuk mendeterminasi pola kelurusan tersebut.
Berdasarkan atas kecurigaan tersebut, kemudian dilakukan pengecekan langsung ke
lapangan untuk mencari bukti-bukti adanya sesar.
Mengingat proses denudasional yang sudah cukup intensif berlaku di daerah
ini maka kebanyakan bukti sesar di lapangan diperoleh dalam bentuk data yang
kurang lengkap. Di beberapa tempat, sisa produk sesar sudah mengalami gerakan
massa seperti rockfall dan rockslide dan di tempat lain bidang sesar sulit untuk dilihat

| I Gusti Agung Hevy Julia Umbara | 36521 |

55

Struktur Geologi

Laporan Pemetaan Geologi Mandiri 2012

gores garisnya karena batuan yeng tersesarkan merupakan batuan karbonat sehingga
telah larut oleh air.
Pada daerah pemetaan terdapat 2 jenis sesar, yaitu sesar naik dan sesar normal
baik yang tegas maupun yang diperkirakan sebagai sesar karena keterbatasan bukti
yang ada. Adapun penjelasan masing-masing sesar tersebut antara lain:

1.

Sesar Naik Salam.


Sesar ini memiliki arah utara selatan yang memanjang dari Desa Pakem dan

sebagian besar di Desa Salam, sementara di bagian tengah sesar ini nampaknya telah
terkubur oleh endapan aluvial yang menindih batuan di bawahnya yang terkena sesar.
Batuan yang mengalami sesar di daerah ini adalah batupasir karbonatan yang
berulang dengan napal tufan. Sesar ini juga diperkirakan menjangkau breksi
autoklastik dan breksi tuff di bawahnya sehingga mendukung untuk tersingkapnya
batuan yang lebih tua ini dipermukaan yang melibatkan juga proses terkupasnya
batuan sedimen di atasnya oleh pelapukan dan erosi.

Sesar ini diduga merupakan penyebab utama yang menimbulkan kontras


morfologi di bagian barat dan bagian timur dari wilayah pemetaan. Kontras morfologi
ini memunculkan kelurusan lembah dengan arah relatif

utara-selatan. Bagian

hangingwall dari sesar ini berada di sebelah timur yang berlandasan pada footwall
yang terletak di bagian barat. Di lapangan ditemukan kenampakan breksi hancuran
yang diakibatkan oleh sesar naik ini. Kemudian penulis menginterpretasikan bahwa
sesar ini bergerak menganan (dekstral) dari bukti arah pitch yang diukur pada
permukaan bidang sesar.

| I Gusti Agung Hevy Julia Umbara | 36521 |

56

Struktur Geologi

Laporan Pemetaan Geologi Mandiri 2012

Foto 4.2.
.2. Kenampakan Bidang Sesar Naik Salam di STA 3
Hasil pencatatan dari data sesar ini kemudian di analisa dengan menggunakan
Schmid Net untuk mencari arah gaya utama penyebab sesar;
AN ALISA ARAH GAYA TEKTON IK
DAERAH PEN ELITIAN
BERDASARKAN DATA SESAR N AIK
P
itc
h

DATA STASIUN PEN GAMATAN 3


DESA PAKEM
Bidang Sesar : N 8 E / 30
Pitch : 42 N E
Jenis Sesar : Sesar N aik Dekstral
Keterangan :

: Arah Gaya Utama

Gambar 4.3. Hasil Analisa Sesar Naik Salam

| I Gusti Agung Hevy Julia Umbara | 36521 |

57

Struktur Geologi

Laporan Pemetaan Geologi Mandiri 2012

Adapun hasil analisa ini menghasilkan arah barat-timur sebagai arah gaya
utama pembentuk sesar yang mengontrol daerah ini. Gaya ini merupakan gaya
kompresi yang sifatnya menekan batuan dari dua sisi.

2.

Sesar Normal Bendo Sari


Sesar normal ini berorientasi utara-selatan. Penulis menemukan data di sekitar

Desa Bendo Sari pada STA 64. Kenampakan di lapangan tidak begitu jelas karena
sebagian dari batuan telah hancur dan longsor ke daerah yang lebih rendah, namun
masih dapat di amati beberapa arah kelurusan yang ada. Terdapat dua arah kelurusan
utama yaitu barat-timur dan utara-selatan. Setelah dilakukan penarikan garis
kelurusan pada peta topografi, ternyata arah utara-selatan memberikan gambaran
yang lebih logis untuk diinterpretasi sebagai arah kelurusan sesar. Kemudian adanya
kontras morfologi antara sisi barat yang lebih curam dan sisi timur yang lebih rendah
diduga merupakan akibat dari adanya pergerakan vertikal dua sisi batuan yang
terpatahkan ini. Penulis kemudian menganalisa sesar ini dengan membuat sayatan
melintang dengan arah barat-timur untuk merekonstruksi pergerakan sesar ini. Di
lapangan di temukan juga suatu bidang yang dicurigai merupakan bidang sesar, namn
posisinya yang sudah jatuh dari tubuh batuan aslinya menyebabkan bidang ini tidak
layak untuk di jadikan sumber data baik itu orientasi bidang maupun pitch-nya.
Sesar Naik
Salam

Sesar Normal
Bendosari

250 m

250 m

0 m

0m

?
-2 5 0 m

?
-2 5 0 m

Gambar 4.4. Sayatan melintang yang memperlihatkan sesar normal Bendo Sari
Dari pengamatan sayatan melintang, sesar ini diinterpretasikan sebagai sesar
turun dengan komponen gerakan menganan (dekstral) sesuai dengan offset pola
kontur yang ada pada peta topografi.
3.

Sesar Normal Pelutan Diperkirakan


Sesar ini diperkirakan berdasarkan pola kelurusan dan topografi daerah yang

dilewati sesar ini. Asumsi ini dipakai untuk menjelaskan terpisahnya satuan batupasir

| I Gusti Agung Hevy Julia Umbara | 36521 |

58

Struktur Geologi

Laporan Pemetaan Geologi Mandiri 2012

karbonatan dan napal tufan yang terisolasi di sebelah selatan. Kemudian jenis dan
pola litologi yang sama antara bukit Mlaran yang terpisah oleh endapan aluvial
dengan tinggian yang ada di sekitar Desa Pelutan dan kemungkinan merupakan hasil
dari pergerakan turun bagian hanging wall yang meliputi bukit Mlaran terhadap foot
wall di daerah tinggian Pelutan.
Sesar Normal
Pelutan diperkirakan

250 m

250 m

0m

0m

-250 m

-250 m

Gambar 4.5. Sayatan melintang yang memperlihatkan sesar normal Pelutan


diperkirakan

IV.2.4. Analisis dan Interpretasi Pola Struktur Geologi


Daerah pemetaan Desa Gebang dan sekitarnya, Kecamatan Gebang,
Kabupaten Purworejo memiliki dua fase tektonik yang terjadi setelah batuan berumur
pliosen awal terbentuk. Pada fase pertama, arah gaya utama yang merupakan gaya
kompresi datang dari barat dan timur. Gaya Kompresi ini menghasilkan Sesar naik
Salam yang berarah utara selatan. Implikasi dari kompresi yang datang dari barattimur ini akan menghasilkan gaya regangan dengan arah utara selatan, gaya
regangan/lepasan yang berarah utara-selatan ini diduga sebagai pemicu yang
membentuk sesar turun diperkirakan di Desa Pelutan, hanging wall-nya turun ke arah
desa Mlaran di selatan.
Suatu gaya tegangan selanjutnya pasti akan diikuti gaya renggangan seperti
pegas yang selalu memberikan tekanan balik ketika di tekan. Gaya regangan ini
diduga merupakan fase tektonik kedua yang terjadi di daerah ini, gaya renggangan
berarah barat-timur dan gaya tegangannya berarah utara-selatan. Hasil dari kombinasi
gaya ini menghasilkan sesar normal Bendo Sari dengan arah kelurusan sesar utaraselatan.

| I Gusti Agung Hevy Julia Umbara | 36521 |

59

Struktur Geologi

Anda mungkin juga menyukai