Anda di halaman 1dari 4

Massa jenis gas propan adalah 2,004 kg/m 3, gas butan adalah 2,703 kg/m 3, dan udara

sebesar 1,293 kg/m3. Pengetahuan tentang massa jenis ini penting untuk
memahami perilaku gas bila gas tersebut terlepas di udara bebas, apakah gas
tersebut naik ke atas atau turun ke bawah (dan akan berada di atas permukaan
tanah).
5. Massa jenis relatif dari propan yaitu 1,55 dan massa jenis relatif dari butan adalah
sebesar 2,09. Dengan mengetahui bahwa massa jenis relatif gas propan dan butan
lebih besar dari udara, maka apabila kita menyimpan LPG harus memberi ventilasi
yang diletakkan rata dengan tanah/lantai (bila memungkinkan) atau dinaikkan
sedikit. Hal ini dimaksudkan apabila ada kebocoran LPG, gas tersebut bisa cepat
keluar dan bercampur dengan udara bebas. Di samping itu, dengan alasan yang
sama seperti dia atas, kita jangan menyimpan tabung LPG di ruangan bawah tanah.
6. Temperatur nyala dari bahan bakar gas pada umumnya antara 450 0C sampai
dengan 6500C. Temperatur nyala untuk propan adalah 510 0C, sedangkan butan
adalah 4600C. Apabila ada LPG yang terlepas atau bocor dari tabung gas ke udara
bebas, gas tersebut tidak akan terbakar dengan sendirinya. Karena temperatur
udara bebas biasanya sekitar 270C. Untuk menimbulkan nyala pada peralatan yang
menggunakan bahan bakar gas, misalnya kompor gas, kita menggunakan alat
penyala atau api penyala.
7. Batas nyala (Flammable Range) atau disebut jugabatas meledak (Explosive
Range) adalah perbandingan campuran (dalam bentuk prosentase) antara gas
dengan udara, dimana pada batas tersebut dapat terjadi nyala api atau ledakan.
Batas nyala (Flammable Range) untuk propan adalah antara 2,4% sampai dengan
9,6% dan butan antara 1,9% sampai dengan 8,6%.
LPG berasal dari hasil pengolahan minyak bumi. Minyak bumi (petroleum) ditemukan
bersama-sama dengan gas alam(natural gas). Kemudian minyak bumi dipisahkan
dari gas alam dan menjadi minyak mentah (crude oil). Selanjutnya minyak mentah
diolah dengan proses yang disebut destilasi bertingkat. Dari proses pengolahan
tersebut dihasilkan residu, minyak berat, solar, kerosin, bensin/gasolin, dan gas.
Bagian terakhir yang berupa gas inilah asal usulnya LPG (tentunya setelah melalui
pengolahan lanjutan) yang sehari-hari kita gunakan, salah satunya untuk bahan
bakar kompor gas.

2. LPG dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu LPG campuran (mixed LPG), LPG
Propana (Prophene LPG), dan LPG Butana (Buthene LPG).
3. LPG yang ada di dalam tabung, wujudnya cair dan sebagian berwujud uap. Namun
apabila gas tersebut dikeluarkan dari tabung, wujudnya berubah menjadi gas. Wujud
awal dari LPG adalah gas. Namun di pasaran dijual dalam bentuk cair.Berdasarkan
cara pencairannya, LPG dapat dibedakan menjadi dua yaitu pertama,
LPG Refrigerated adalah LPG yang dicairkan dengan cara didinginkan (titik
cair Propan adalah sekitar -42C, dan titik cair Butan sekitar -0.5C).
Kedua, LPGPressurized adalah LPG yang dicairkan dengan cara ditekan dengan
tekanan (pressure) sekitar 4-5 kg/cm2.
4. Massa jenis gas propan adalah 2,004 kg/m 3, gas butan adalah 2,703 kg/m 3, dan
udara sebesar 1,293 kg/m 3. Pengetahuan tentang massa jenis ini penting untuk
memahami perilaku gas bila gas tersebut terlepas di udara bebas, apakah gas
tersebut naik ke atas atau turun ke bawah (dan akan berada di atas permukaan
tanah).

Pendahuluan
Penyimpanan merupakan bagian dari proses produksi dalam indutri kimia. Selain
energy dan material yang terutama harus disimpan adalah bahan proses, yaitu
bahan mentah, produk antara, dan produk jadi.
Penyimpanan bahan diperlukan agar proses produksi tidak bergantung pada
pengumpanan dan pengeluaran bahan.
Jumlah bahan yang disimpan disesuaikan dengan jumlah bahan yang dikonsumsi
(keperluan perhari, stok wajib) atau dengan kondisi pengiriman (tanggal, harga).

1. Penyimpanan bahan padat (buck materials storage)


Penyimpanan bahan padat untuk jumlah besar dapat dilakukan di:

Alam bebas

Tempat yang beratap/hangar

Gudang

Bunker/Silo
Penyimpanan di alam bebas
Bahan-bahan yang stabil terhadap cuaca dapat disimpan di alam bebas. Yang perlu
diperhatikan adalah sudut kecondongannya, bila terlalu besar bias terjadi kecelakaan
karena barang yang dismpan dapat menekan dinding batas. Tinggi penimbunan
bahan2 tertentu, misalnya bahan organic, karbon, dan bricket harus diperhatikan
karena pada tumpukan yang tinggi menjadi panas karena beratnya dan dapat menyala.
Penyimpanan padaa tempat beratap
Penyimpanan bahan-bahan yang berpengaruh terhadap perubahan cuaca secara
langsung harus ditempatkan pada hangar terbuka. Contoh bahan-bahan ini: batu,
kayu, kardus dan produk dalam drum.
Penyimpanan digudang
Dalam gudang tertutup disimpan terutama produk dalam drum, karung, kotak logam,
karton, dan sebagainya. Gudang ini dapat bertingakat atau hanya berlantai satu.
Penyimpanan di Silo
Silo adalah bejana tegak lurus untuk penyimpanan bahan padat yang mengalir,
misalnya: serbuk atau butir. Pengisian dilakukan memakai peralatan transportasi
tertentu dan lubang peneluaran terletak disebelah bawah, biasanya dihubungkan
dengan unit penyedot. Dalam silo hanya bias disimpan bahan yang tidak melekat.
Contoh: pupuk atau bahan sintetik disimpan dengan cara ini. Drum-drum, kotak
logam, dan karung-karung yang telah di isi harus diberi label isi dan jumlah. Tulisan
harus dengan cat tidak boleh terhapus.

2. Penyimpanan bahan cair


Dalam industry umumnya lebih banyak digunakan bahan proses dalam bentuk cair.
Tempat penyimpanan cairan yang dibutuh juga lebih banyak. Cairan akhirnya disimpan
dalam bejana. Disini factor-faktor seperti korosi, kemungkinan terbakar, suhu didih dan
tekanan uap memegang peranan penting. Untuk menghadapi kemungkinan kebocoran

cairan yang berbahaya (mudah terbakar, mudah mendidih atau beracun) harus dilakukan
tindakan pengamanan khusus yang sebagaimana ditentukan oleh undang-undang.
Cara penyimpanan untuk jumlah besar
Cairan dalah jumlah besar disimpan dalam tanki penyimpanan berbentuk silinder yang
bias diletakkan vertical maupun horizontal, secara tunggal maupun dalam jumlah banyak.
Tempat penyimpanan dapat di atas atau di bawah tanah dan diluar atau didalam
bangunan. Ukuran tanki ini bermacam-macam (1-1000 m3) dan dari bahan dasar yang
bermacam-macam pula (baja, baja tahan korosi, baja berlapis karet, baja berlapis email,
aluminium paaduan, atau bahan sintetis). Untuk cairan yang mudah membeku diperlukan
tanki khusus yang dapat dipanaskan sedangkan untuk cairan yang mudah menguao
diperlukan tanki yang dapat didinginkan. Sedangkan tanki untuk cairan yang mudah
terbakar harus memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh peraturan dan undangundang.
Tanki ini harus dilengkapi dengan: pemasangan arde, ventilasi, instalasi listrik yang aman
dari ledakan, pengaman terhadap api baik (dalam saluran pengeluaran udara), instalasi
alarm kebakaran dan instalasi pemadam kebakaran.
3. Penyimpanan gas
Gas memiliki volum yang besar disbanding cairan untuk berat yang sama. Oleh karena
itu gas harus disimpan dibawah tekanan dalam bejana bertekanan khusus. Banyak jenis
gas menjadi cair pada suhu dibawah tekanan.karena itu bejana-bejana bertekanan tinggi
seringkali berisi gas yang tercairkan, gas-gas seperti ini antara lain adalah khlor, amoniak,
fosgen, CO2, dan propane
Cara penyimpanan untuk jumlah besar
Dapat digunakan gasometer (untuk gas kota dan gas bumi) dan tanki bertekanan atau
bejana berbentuk bulat, silinder vertical atau horizontal, terbuat dari baja biasa atau baja
tahan korosi.
Cara penyimpanan untuk jumlah kecil
Gas dalam jumlah kecil disimpan dalam botol bertekan (tabung gas) botol bertekanan
merupakan bejana berbentuk silinder terbuat dari baja dengan bahan dasar yang
berbentuk setengah bola pada satu ujung dan sebuah katup pada ujung yang lain. Isi botol
antara 1-100 liter dan tekanannya sampai 200bar.

Anda mungkin juga menyukai