Disusun oleh:
DORIE KARTIKA
PET2018026
PT Bukit Asam Tbk Unit Dermaga
Kertapati
Dorie Kartika – PET2018026
FIRE TRIANGLE
berwarna putih pekat maka berarti telah terjadi batubara yang terbakar, tetapi
apabila asap yang muncul tidak berbau menyengat dan berwarna putih
transparan maka hanya terjadi karena hawa panas.
Apabila asap karena hawa panas maka yang dilakukan hampir sama dengan
point 4. Hanya saja dibuatkan lubang di sumber asap keluar sedalam sekitar 50
cm untuk mengeluarkan hawa panas tersebut dan dibiarkan selama sekitar 1 jam
kemudaian ditutup dan padatkan kembali. Apabila asap karena terjadi
kebakaran, pada point B akan kita bahas lebih detail.
6. Pembuatan Parit
Dilakukan pada sekitar tumpukan batubara dengan kedalaman ± 1 meter dan
kita alirkan pada saluran pembuangan yang menuju settling pond. Hal tersebut
bertujuan untuk mengurangi jumlah air yang terdapat dalam tumpukan batubara
yang terjadi karena hujan akan mengalir ke parit dari batubara ataupun melewat
celah-celah tanah. Hal tersebut juga dimaksudkan untuk mengurangi kadar TM
(Total Moisture)
B. Tindakan Burnout
Tindakah yang diambil untuk memadamkan batubara yang sudah terbakar
karena self combustion. Batubara yang terbakar memiliki beberapa ciri, yaitu :
1. Asap berwarna putih pekat, berbau belerang dan menyengat. Hal ini terjadi
apabila batubara yang terbakar belum menycapai permukaan dan masih
terjadi di dalam tumpukan batubara
2. Permukaan berwarna kuning emas, berasap dan panas tentunya. Ini terjadi
apabila kebakaran sudah mencapai permukaan yang berarti kebakaran sudah
luas dan dalam.
Untuk tindakan pemadaman dilakukan dalam beberapa tahap agar tidak meluas.
Dorie Kartika – PET2018026
1. Pembuatan lobang
Hal ini dilakukan apabila kebakaran masih berupa asap sehingga kita akan
membuat lobang untuk mencari sumber api. Perlu diingat bahwa dalam
pembuatan lobang apabila ditemukan batubara yang berwarna kuning atau
sudah menjadi debu berwarna emas atau kuning tua maka itu harus dibuang jauh
dari tumpukan batubara karena dapat mengkontaminasi batubara lainnya
menjadi ikut terbakar.
2. Pembuangan debu
Hal ini dilakukan apabila kebakaran sudah terjadi sampai ke permukaan.
Pembuangan debu dari sisa batubara yang terbakar harus dilakukan pelan-pelan
agar tidak terbang dibawa angin dan akan mengkontaminasi batubara lainnya
sehingga akan memunculkan potensi terbakar. Pembuang debu sampai dengan
ditemukannya batubara yang sudah menjadi bara api
3. Pengambilan bara api
Setiap terjadinya kebaran pasti ada sumbernya yang berupa bara api. Langkan
awal adalah kita memadamkan adalah dengan mengambil dan membuang
sumber kebakaran yaitu batubara yang sudah berubah menjadi bara api tersebut
kita buang dengan menggunakan skop.
4. Penggunaan Detergent
Penggunaan detergent ini boleh apa saja yang penting dia berupa serbuk dan
berbusa. Detergent tersebut disebarkan dalam lubang yang sudah kita buat
kemudian kita semprot dengan air agar berbusa. Busa inilah yang akan
mendinginkan hawa panas (hampir sama fungsinya dengan foam pada APAR).