Anda di halaman 1dari 49

MAKALAH

KALKULUS 1
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Kalkulus

Dosen Pengampu Ibu Elfi Fauziah S.Si, M.Pd, M.Si.

oleh :

Muhammad Daffa NIM : 221011400800

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


UNIVERSITAS PAMULANG
Daftar isi

BAB I Sistem Bilangan Real

BAB II Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak (Aljabar)

BAB III Pertidaksamaan Linear, Polinom, Pecahan, Mutlak Dan Akar

BAB IV Limit Fungsi

BAB V Macam – macam fungsi


BAB I

1.1 Bilangan Riil

A. Himpunan Bilangan Riil


Bilangan rasional adalah bilangan yang bisa dinyatakan dalam bentuk . Sebarang bilangan rasional
dapat dituliskan sebagai suatu desimal. Pernyataan desimal suatu bilangan rasional dapat mempunyai
akhir atau akan berulang dalam daur yang tetap selamanya. Misalnya
-=0, 5 ^=1,18181818
2 11 ’
771

Bilangan yang tak bisa dinyatakan dalam bentuk — dengan m.n bilangan
bulat dan disebut bilangan tak rasional. Sebarang bilangan takrasional juga dapat dituliskan sebagai suatu
desimal. Pernyataan desimal suatu bilangan takrasional tidak berulang menurut suatu daur. Misalnya,0 n ^
0 ^2=1,41421356223 n3,1415926335
Gabungan dari himpunan bilangan rasional dan himpunan bilangan tak rasional disebut himpunan
bilangan riil ( biasa dilambangkan ). Anggota himpunan tersebut dinamakan bilangan riil. R
B. Sistem Bilangan Riil
Sistem bilangan riil dibentuk dari himpunan bilangan riil dan operasi yang didefinisikan pada
himpunan tersebut. R yang dilengkapi dengan operasi penjumlahan dan perkalian membentuk sistem
aljabar lapangan, yakni berlaku:

1. x + y + y + x untuk sebarang x, y di R
2. (x + y) + z + x + (y + z) untuk sebarang x, y, z di R
3. Terdapat 0 di R demikian sehingga 0 + x + x + 0 + x untuk sebarang x di R
4. Untuk sebarang x di R terdapat - x di R demikian sehingga x + (+x) + (+x) + x
+0
5. xy + yx untuk sebarang x, y di R
6. (xy)z + x(yz) untuk sebarang x, y, z di R
7. Terdapat 1 di R demikian sehingga 1.x + x.1+ x untuk sebarang x di R
11
8. Untuk sebarang x di R dengan x ^ 0 terdapat- demikian sehingga x.- =

Pengurangan dan pembagian didefinisikan dengan dan ) (y-x=x+(-y dan


X 1

- = X-
y y
C. Urutan pada Himpunan Bilangan Riil
Terdapat himpunan bagian dari R yang unsurnya dinamakan himpunan bilangan positif, yang
memenuhi aksioma :
> jika a €R maka a= 0, atau a positif, atau -a

> jumlah dan hasil dua kali bilangan positif adalah suatu bilngan fositif ini memungkinkan kita
mendfinisikan relasi urutan pada bilangan riil Dinefenisikan relasi urutan < (dibaca “kurang
dari”) sebagai x<y -y-x positif selanjutnya relasi urutan<(Dibaca (“lebih dari”)didefinisikan
sebagai x>y^y<x

urutan tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

> Trikotomi, jika x dan y adalah bilangan riil, maka satu diantara yang berikut berlaku x<y atau
x=y atau x>y
> Ketransitifan, x<y dan y<z ~^x<z untuk sebarang x,y,z di R
> x<y <~^x+z untuk sebarang x,y,z di R
> jika z positif, berlaku x< y <-^xz<yz untuk sebarang x,y di R dan jika z negatif berlaku x < y <-
^xz > yz untuk sebarang x,y di R, relasK (dibaca” kurang dari atau sama dengan”), didefinisikan
sebagai x < y <~^y ≤ x sifat sifat urutan 2,3 dan 4 berlaku dengan lambang < dan> diganti
dengan lambang ≤ atau ≥.
D. Kerapatan pada Himpunan Bilangan Riil
Diantara dua bilangan riil sebarang yang berlainan x dan y terdapat suatu
x-\- v
bilangan riil lainnya, khususnya z=—p dan karenanya terdapat juga bilangan
riil diantara x dan z dan diantara z dan y. Argumentasi ini dapat diulang
sampai tak hingga, sehingga kita dapat mengambil kesimpulan diantara dua bilangan riil sebarang ( tak
peduli betapun dekatnya ) terdapat takterhingga banyaknya bilangan riil lain.

E. Garis riil
Bilangan riil dapat dipandang sebagai label untuk titik sepanjang garis mendatar. Pada garis
tersebut bilangan riil mengukur jarak berarah ke kanan atau ke kiri dari suatu titik tetap yang diberi label
.0

Garis tersebut dinamakan garis riil Catatan:

> Mengatakan x<y bearti bahwa x berada disebelah kiri y pada garis riil.
< 1- 1 >

x y

> Pada garis riil, bilangan riil positif terletak di sebelah kanan 0 dan bilangan riil negatif terletak di
sebelah kiri 0 .

Himpunan Bilangan Himpunan Bilangan


Riil Negatif < > Riil Positif
< 1 ►

F. Selang
Himpunan bagian tertentu dari himpunan bilangan riil yang disebut selang sering muncul dalam
Kalkulus. Secara geometris ini berkaitan dengan ruas garis pada garis riil. Jika a < b, interval buka dari
a ke b terdiri dari semua bilangan diantara a dan b dan menggunakan simbol (a,b) . Dalam notasi
pembentuk himpunan ditulis {x a < x < b}. Perlu dicatat bahwa titik a
dan b tidak termasuk dalam selang tersebut. Selang tertutup dari a ke b adalah himpunan [a,b]= {x a < x
< b}, dalam hal ini a dan b termasuk dalam selang tersebut. Lebih lanjut perhatikan tabel berikut

Notasi Deskripsi Himpunan Gambar

----------{ ------------------------ ) ----------


a < x < b\
k a b
[a,b\
a≤x<b} [ 3------------
k
---------- ---------------------
a b
[a,b)
a ≤ x < b]
k a
---------- 1------------------------ 1 ---------
b
(P,b\
4 --------------------- j------------
ka < x < b\
----------
a b
4 --------------------------------- *
(0.0°)

ka < x < col A


----------

[<7.°o)
a≤x<
k A
---------- 1---------------------------------- ^

(co.b) oo < x < b\ * -----------------------------------) ----------


b
(oo,6]

iY 00 < .T < b] - ---------------------------------- 3 ---------


b
(co.oo)
i x\
8
A

<----------------------------------------------
H

Simbol ropada notasi di atas bukan mewakili sebuah bilangan. (a,ro) berartihimpunan semua
bilangan yang lebih dari a . Secara geometris selang ini membentang mulai dari titik a tak berhingga
jauhnya ke kanan dalam arah positif. Analog untuk [a,ro) , (ro,b) , (ro,b] dan (ro,ro) .
G. Macam-macam bilangan riil
1. Bilangan Asli (A)
Bilangan asli adalah suatu bilangan yang mula-mula dipakai untuk memebilang. Bilangan asli dimulai
dari 1,2,3,4,...
A = {1,2,3,4,...}
2. Bilangan Genap (G)
Bilangan genap dirumuskan dengan 2n, nIA G = {2,4,6,8,...}
3. Bilangan Ganjil (Gj)
Bilangan ganjil dirumuskan dengan 2n -1, nIA Gj = {1,3,5,7,...}
4. Bilangan Prima (P)
Bilangan prima adalah suatu bilanganyang dimulai dari 2 dan hanya dapat dibagi oleh bilngan itu
sendiri dan ± 1 P = {2,3,5,7,...}
5. Bilangan Komposit (Km)
Bilangan komposit adalah suatu bilangan yang dapat dibagi oleh bilangan
yang lain
Km = {4,6,8,9,...}
6. Bilangan Cacah (C)
Bilangan Cacah adalah suatu bilangan yang dimulai dari nol C = {0,1,2,3,4,...}
7. Bilangan Bulat (B)
Bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, bilangan nol, dan bilangnan bulat positif.
B = {...,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4,...}
8. Bilangan Pecahan (Pc)
Bilangan pecahan adalah suatu bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk
-, a sebagai pembilang dan b sebagai penyebut, dengan a dan b IB serta b ^0
Contoh:
257

9. Bilangan Rasional (Q)


Bilangan rasional adalah suatu bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk -
b
, a dan b IB serta b ^0. (Gabungan bilangan bulat dengan himpunan bilangan pecahan)
„ .. 1 4 r~ 22
Contoh: — — ,v4,—
37 7

10. Bilangan Irasional (I)


Bilangan irasional adalah suatu bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk -
b
, a dan b €B serta b ^0.
Contoh: 2, 3,p = 3,14159..., e = 2,71828...
11. Bilangan Real (R)
Bilangan real adalah suatu bilangan yang terdiri dari bilangan rasional dan bilangan irasional.
Bilangan real biasanya disajikan dengan sebuah garis bilangan.
Contoh:

12. Bilangan Khayal (Kh)


Bilangan khayal adalah suatu bilangan yang hanya bisa dikhayalkan dalam pikiran, tetapi
kenyataannya tidak ada.
Contoh: V—1, V— 2, V— 3
13. Bilangan Kompleks (K)
Bilangan Kompleks adalah suatu bilangan yang terdiri dari bilangan dan khayal.
V
Contoh: 2 + -1,5 - - 2 V

H. Perbedaan Antara Bilangan Rasional Dan Bilangn Irasional


Bilangan Rasional:
1. Dapat dtulis dalam bentuk pecahan biasa

Contoh:
233
2. Dapat ditulis dalam bentuk pecahan desimal terbatas.
— — 0,333...ditulis0,3
Contoh: J

— = 0,142857142857...rf/YateO,142857 7
Bilangan Irasional:
1. Tidak dapat ditulis sebagai pecahan biasa
2. Jika didahului sebagai pecahan desimal, merupakan desimal tak terbatas. Contoh:
V
3= 1,7320...
V2= 1,4142...
3. Bilangan irasional ditulis dalam bentuk akar.

Contoh: V2, V3, V7


I. Sifat-sifat Operasi Bilangan Bulat
1. Sifat Komutatif:
a + b = b + a a.b = b.a
Contoh:
1. 5 + 6 = 6 + 5 = 11
2. 9.3 = 3 . 9 = 27
2. Sifat Assosiatif:
(a + b) + c = a + (b + c)
(a . b) . c = a . (b . c)
Contoh:
1. (5 + 2) + 3 = 5 + (2 + 3) = 10
2. (5 x 2) x 3 = 5 x (2 x 3) = 30
3. Sifat Distributif Perkalian Terhadap Penjumlahan
a x (b + c) = ab + ac
Contoh:
5 x (3 + 6) = 5 . 3 + 5 . 6 = 15 + 30 = 45
4. Terdapat Dua Elemen Identitas
Setiap bilangan a mempunyai dua elemen identitas, yaitu 1 dan 0, sehingga memenuhi:
a+0=aa.1=a
5. Terdapat Elemen Invers
Setiap bialngan a mempunyai balikan atau invers penjumlahan, yaitu a yang memenuhi:
a + (-a) = 0
Setiap a ^ 0 mempunyai balikan perkalian yaitu - yang memenuhi:

a.—1
a

J. Operasi Pada Bilangan Bulat:


1. Operasi Penjumlahan
a + b = c a, b dan c bilangan bulat Contoh: 14 + 10 = 24
2. Operasi Pengurangan
A - b = c Ua + (-b) = c a, b dan c bilangan bulat Contoh: 10 - (-2) = 10 + 2
= 12
3. Operasi Perkalian
a . b = c a, b dan c bilangan bulat Contoh: 5.4 = 20 (-9) . (-
4) = 36
4. Operasi Pembagian
a . b = c a, b dan c bilangan bulat Contoh: 5.4 = 20
(-9) . (-4) = 36.
5. Operasi Pembagian
a 1
- = a .- = c+ . a,
b b
a,b bilangan bulat dan b ^ 0, c bilangan real
Contoh:

K. Operasi Pada Bilangan Pecahan


1. Operasi Penjumlahan

2. Operasi Pengurangan Contoh:


Tentukan hasil perkalian berikut!

3. Operasi Perkalian
Contoh:
Tentukan hasil perkalian berikut:

1 .

2.

4. Operasi Pembagian
Contoh:
Tentukan hasil pembagian dari pecahan di bawah ini!

L. Konversi Pecahan
1. Mengubah pecahan biasa ke pecahan desimal
> Mengubah penyebutnya menjadi 10 atau perpangkatan 10 lainnya.
Contoh:

a. — = —
0,4 5 10
b.3- = — = — = 3.12
2 2 100
> Dengan pembagian berulang Contoh:
4
Ubahlah ke dalam pecahan desimal!

—= 0,33333... = 0,33 12
2. Mengubah pecahan biasa ke bentuk persen. Mengubah penyebutnya menjadi 100 Contoh:
1 .^=^ = 40%
25 100

4 44 440
2. 4 — = — =------ 440%
10 10 100

3. Ubahlah 75% dan 30% ke dalam bentuk pecahan!


75 3
Jawab: 75% = — = - 100 4
30% = ^_ = A 100 10

4. Mengubah persen ke pecahan biasa dan ke pecahan desimal


Contoh:
Ubahlah persen berikut ke pecahan biasa dan ke pecahan desimal!
if) 1
a. 20% = — = - = 0.20
100 5
40 7

b. 40% = —= - = 0.40
100 5
75 3
C . 75% = — = - = 0.75 100 4

M. Perbandingan, Skala, Dan Persen


1) Perbandingan digunakan untuk membandingkan dua buah bilangan
a. Perbandingan senilai Bentuk Umum:

—■— atau a1 : b1 = a 2 : b 2
bi 22

b. Perbandingan berbalik nilai Bentuk Umum:


— = — atau ai : b 2 = a 2 : bi
b 1 ^2
Contoh:
1. Seorang ibu menghabiskan V liter minyak tanah untukmerebus air sebanyak 15 liter air. Jika dia akan
merebus airsebanyak 100 liter, berapa liter minyak tanah yangdiperlukan?
2. Suatu pekerjaan dapat diselesaikan oleh 4 orang tukangdalam 20 hari. Jika pekerjaan itu harus selesai
dalam 2 hari,maka berapa orang tukang yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
Jawab:
1. Jika perbandingan banyak minyak tanah (M) dengan banyak air (A) adalah M : A, maka:

2. Jika 4 orang tukang (T1 ) dapat menyelesaikan 20 hari (H1 ),maka untuk
selesai selama 2 hari (H2 ) harus dipekerjakan lebih dari 4 orang.
T^=T2 _

H2 H,
4 7, T , 4 80 ,
<=> — =—<=> 7, = 20x— = —= 40oranetukang 2 20 2 2

2) Skala
Skala merupakan bentuk perbandingan nilai dari suatu besaran atau perbandingan antara ukuran
gambar dengan ukuran sesungguhnya (kenyataannya). Suatu skala bisa merupakan pembesaran atau
pengecilan dari ukuran sesungguhnya.
• Skala pembesaran
Contoh:
Jarak kota A ke kota B pada peta adalah 10 cm. Jika jarak sesungguhnya adalah 100
km,berapakah skala kota A ke kota B?
Jawab:
Misal jarak pada peta = x
Misal jarak sesungguhnya = y X : y = 10 cm : 100 km = 10 cm : 10.000.000 cm = 1 :
1.000.000
Jadi, skala jarak kota A ke kota B adalah 1 : 1.000.000 • Skala Pengecilan Contoh:
Tinggi seorang aktor adalah 180 cm. Berapakah tinggi aktor tersebut pada layar TV jika skalanya 1
: 100?
Jawab:
Misal tinggi sesungguhnya = A = 180 cm Tinggi pada TV =B
=■■ =B= 1, 8 cm
100 A 100 180 100
Jadi tinggi aktor pada layar TV 1,8 cm
3. Persen
Persen (%) berarti per seratus, merupakan bentuk lain dari perbandingan
yang ditulis dalam pecahan dengan penyebut 100.

Contoh:
Sebatang perunggu terbuat dari 100 kg tembaga, 20 kg timah hitam, dan 30 kg timah putih. Berapakah
persentase tiap-tiap bahan tersebut dalam perunggu itu?
Jawab:
Massa total perunggu = 100 kg + 20 kg + 30 kg = 150 kg
100
Persentase tembaga = ■— rl00% = 66.7% in
Persentase timah hitam = —xl00% = 133%
150
30
K
150 Persentase timah putih = -^100% = 20.0%
'

N. Penerapan Pada Bidang Keahlian


1) Komisi
Komisi adalah pendapatan yang besarnya tergantung pada tingkat penjualan yang dilakukan.
2) Diskon
Diskon adalah potongan harga yang diberikan oleh penjual kepada pembeli
3) Laba dan Rugi
Laba = Penjualan - Pembelian Rugi = Pembelian - Penjualan Contoh soal:
> Seorang sales mendapat komisi 20% jika dia mampu menjual barang senilai Rp2.000.000,00.
Tentukan komisi yang diterima!
Jawab:
Komisi = 20% x Rp2000.000,00
= ^-^».2000.000.00 100 ^
= Rp. 400.00

> Sebuah barang dibeli seharga Rp500.000,00, kemudian barang tersebut dijual dengan harga
Rp750.000,00. Hitunglah persentase keuntungan dari harga pembelian dan dari harga penjualan!
Jawab:
Laba = Rp750.000,00 - Rp500.000,00 = Rp250.000,00 Persentase laba dari harga beli Rp 2 5 0'0 0 0'0
°x 1 0 0 % = 5 0 %:
Persentase laba dari harga jual: Rp 2 5 0 ■ 0 0 0 ■ 0 0X 1 o o %0 = 3 3,3 °%
& J
Rp 700.000.00
BAB II
Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak

A. Nilai Mutlak

Nilai mutlak adalah jarak pada garis bilangan real antara bilangan yang dimaksud dengan dengan nol.

untuk bilangan real didefinisikan

Contoh:

B. Persamaan Nilai Mutlak

Sifat-sifat nilai mutlak

1.
2.
3. , (ketaksamaan segitiga)
4.
5.
6.
7.
8. atau

Contoh Soal:

1. Tentukan nilai yang memenuhi


Jawab:

 ………………… 1)
 ……………. 2)

Dari persamaan (1) diperoleh , dan dari persamaan (2) diperoleh


.
Jadi, nilai yang memenuhi adalah atau
2. Tunjukkan bahwa
Bukti:

3. Tentukan nilai yang memenuhi


Jawab:

————————————————— ,masing-masing ruas dikuadratkan

4. Gambarkanlah grafik untuk bilangan real!

Jawab :

untuk

= tak tentu (indeterminate)

dan seterusnya

Perhatikanlah ilustrasi berikut ini


[sumber]

Soal Latihan

1. Tentukan nilai dari


2. Tentukan nilai dari
3. Tentukanlah nilai yang memenuhi persamaan
4. Carilah harga yang memenuhi
5. Carilah harga yang memenuhi

6. Tunjukkan bahwa
7. Tunjukkan bahwa
8. Gambarlah grafik
9. Gambarkanlah grafik , untuk

C. Pertidaksaan Nilai Mutlak

Untuk bilangan real dan , maka




 Jika , maka

Contoh Soal:

1. Tentukanlah himpunan penyelesaian dari

Jawab:
2. Tentukan penyelesaian dari pertidaksamaan harga mutlak dari

Jawab :

 , atau

Sehingga penyelesaiannya adalah

3. Tentukan penyelesaian pertidaksamaan harga mutlak dari


Jawab:

 , atau

Jadi, penyelesaiannya adalah

Contoh soal :

Menyelesaikan Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak

Menyelesaikan Persamaan Mutlak

Nilai mutlak suatu bilangan dapat diartikan jarak antara bilangan tersebut dari titik
nol(0). Dengan demikian jarak selalu bernilai positif.
Misalnya:
Parhatikan garis bilangan berikut.

Jarak angka 6 dari titik 0 adalah 6


Jarak angka -6 dari titik 0 adalah 6
jarak angka -3 dari titik 0 adalah 3
Jarak angka 3 dari titik0 adalah 3.

Dari penjelesan di atas memang tampak bahwa nilai mutlak suatu bilangan selalu
bernilai positif.
Berkaitan dengan menentukan nilai mutlak suatu bilangan, maka muncullah tanda
mutlak. Tanda mutlak disimbolkan dengan garis 2 ditepi suatu bilangan atau bentuk
aljabar.
Misalnya seperti berikut.

Secara umum, bentuk persamaan nilai mutlak dapat dimaknai seperti berikut.

Jika kita mempunyai persamaan dalam bentuk aljabar, maka dapat dimaknai sebagai
berikut.

Jadi, bentuk dasar di atas dpat digunakan untuk membantu menyelesaikan


persamaan mutlak.
Lebih jelasnya perhatikan contoh-contoh berikut.

Contoh
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan nilai Mutlak di bawah ini.
Jawaban:
Bentuk-Bentuk persamaan nilai mutlak di atas dapat diselesaikan sebagai berikut.
Pada prinsipnya, langkah langkah penyelesaian nilai mutlak diusahakan bentuk mutlak
berada di ruas kiri.
1.Pada bentuk ini ada dua penyelesaian.
(*) x + 5 = 3 , maka x = 3 - 5 = -2
(**) x + 5 = -3, maka x = -3 - 5 = -8
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {-2, -8}

2.Pada bentuk ini ada dua penyelesaian.


(*) 2x + 3 = 5 , maka 2x = 5 - 3
2x = 2 <==> x = 1
(**) 2x + 3 = -5 , maka 2x = -5 -3
2x = -8 <==> x = -4
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {-4, 1}

3. Perhatikan bentuk aljabar di dalam tanda mutlak, yaitu x+1. Penyelesaian


persamaan nilai mutlak ini juga dibagi menjadi dua bagian.
Bagian pertama untuk batasan x+1>= 0 atau x >= -1

Bagian kedua untuk batasan x+1< 0 atau x < -1


Mari kita selesaikan.
(*) untuk x >=-1
Persamaan mutlak dapat ditulis:
(x + 1) + 2x = 7
3x = 7 - 1
3x = 6
x = 2 (terpenuhi, karena batasan >= -1)

(**) untuk x < -1


Persamaan mutlak dapat ditulis:
-(x + 1) + 2x = 7
-x - 1 + 2x = 7
x=7+1
x = 8 (tidak terpenuhi, karena batasan < -1)

Jadi, Himpunan penyelesaiannya adalah {2}.

4.
Perhatikan bentuk aljabar di dalam tanda mutlak, yaitu 3x + 4. Penyelesaian
persamaan nilai mutlak ini juga dibagi menjadi dua bagian.
Bagian pertama untuk batasan 3x+4>= 0 atau x >= -4/3

Bagian kedua untuk batasan 3x+4< 0 atau x < -4/3


Mari kita selesaikan.
(*) untuk x >=-4/3
Persamaan mutlak dapat ditulis:
(3x + 4) = x - 8
3x - x = -8 - 4
2x =-12
x = -6 (tidak terpenuhi, karena batasan >= -4/3)
(**) untuk x < -4/3
Persamaan mutlak dapat ditulis:
-(3x + 4) = x - 8
-3x - 4 = x -8
-3x - x = -8 + 4
-4x = -4
x = 1 (tidak terpenuhi, karena batasan < -4/3)

Jadi, Tidak ada Himpunan penyelesaiannya.

Menyelesaikan Pertidaksamaan Nilai Mutlak


Menyelesaikan pertidaksamaan nilai mutlak caranya hampir sama dengan persamaan
nilai mutlak. hanya saja berbeda sedikit pada tanda ketidaksamaannya. Langkah-
langkah selanjutnya seperti menyelesaikan pertidaksamaan linear atau kuadrat satu
variabel .
Pertidaksamaan mutlak dapat digambarkan sebagai berikut.

Apabila fungsi di dalam nilai mutlak berbentuk ax + b maka pertidaksamaan nilai


mutlak dapat diselesaikan seperti berikut.
Lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini.

Contoh
Tentukan himpunan penyelesaian dari Pertidaksamaan nilai mutlak berikut ini.

Jawaban
1. Cara menyelesaikan pertidaksamaan mutlak ini sebagai berikut.
-9 < x+7 < 9
-9 - 7 < x < 9 - 7
-16 < x < 2
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah { x/ -16 < x < 2}

2.Cara menyelesaikan pertidaksamaan mutlak ini dibagi menjadi dua bagian.


(*) 2x - 1 >= 7
2x >= 7 + 1
2x >= 8
x >= 4

(**) 2x - 1 <= -7
2x <= -7 + 1
2x <= -6
x <= -3

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah { x/ x <= -3 atau x >= 4}


3. Kalau dalam bentuk soal ini, langkah menyelesaikan pertidaksamaannya dengan
mengkuadratkan kedua ruas.
perhatikan proses berikut ini.

(x + 3)2 <= (2x – 3)2

(x + 3)2 - (2x – 3)2 <= 0

(x + 3 + 2x – 3) - (x + 3 – 2x + 3) <= 0 (ingat: a2 – b2 = (a+b)(a-b))

x (6 - x) <=0

Pembuat nol adalah x = 0 dan x = 6


Mari selidiki menggunakan garis bilangan

Oleh karena batasnya <= 0, maka penyelesaiannya adalah x <=0 atau x >=6.
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {x/ x <= 0 atau x >= 6}.
Mari selidiki menggunakan garis bilangan

Oleh karena batasnya <= 0, maka penyelesaiannya adalah x <=0 atau x >=6.
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {x/ x <= 0 atau x >= 6}.

4. Menyelesaikan pertidaksamaan nilai mutlak seperti ini lebih mudah menggunakan


cara menjabarkan definisi.
Prinsipnya adalah batasan-batasan pada fungsi nilai mutlaknya.
Perhatikan pada 3x + 1 dan 2x + 4.
Dari batasan batasan itu maka dapat diperoleh batasan-batasan nilai penyelesaian
seperti pada garis bilangan di bawah ini.

Dengan garis bilangan tersebut maka pengerjaanya dibagi menjadi 3 bagian daerah
penyelesaian.
1. Untuk batasan x >= -1/3...........(1)
(3x + 1) - (2x + 4) < 10
3x + 1 - 2x- 4 < 10
x- 3 < 10
x < 13...........(2)

Dari (1) dan (2) diperoleh irisan penyelesaian -1/3 <= x < 13

2. Untuk batasan -2<= x < -1/3...........(1)


-(3x + 1) - (2x + 4) < 10
-3x - 1 - 2x - 4 < 10
-5x - 5 < 10
-5x < 15
-x < 3
x > 3...........(2)

Dari (1) dan (2) tidak diperoleh irisan penyelesaian atau tidak ada penyelesaian.

3. Untuk batasan x < -2...........(1)


-(3x + 1) + (2x + 4) < 10
-3x - 1 + 2x + 4 < 10
-x + 3 < 10
-x < 7
x > -7...........(2)

Dari (1) dan (2) diperoleh irisan penyelesaian -7 < x < -2.

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {x/ -1/3 <= x < 13 atau -7 < x < -2}.

Perhatikan contoh Pertidaksamaan mutlak lainnya berikut.


BAB III
Pertidaksamaan Linear, Polinom, Pecahan, Mutlak Dan Akar

Pertidaksamaan menggunakan tanda-tanda >, <, ≥, ≤

Sifat-Sifat Pertidaksamaan

1. tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas ditambah atau dikurangi dengan bilangan yang
sama

Jika a < b maka:


a+c<b+c
a–c<b–c

2. tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas dikali atau dibagi dengan bilangan positif yang
sama

Jika a < b, dan c adalah bilangan positif, maka:


a.c < b.c
a/b < b/c

3. tanda pertidaksamaan akan berubah jika kedua ruas pertidaksamaan dikali atau dibagi dengan
bilangan negatif yang sama

Jika a < b, dan c adalah bilangan negatif, maka:


a.c > b.c
a/c > b/c

4. tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas positif masing-masing dikuadratkan

Jika a < b; a dan b sama-sama positif, maka: a2 < b2

Pertidaksamaan Linear

→ Variabelnya berpangkat 1
Penyelesaian:
Suku-suku yang mengandung variabel dikumpulkan di ruas kiri, dan konstanta diletakkan di ruas kanan
Contoh:

Pertidaksamaan Kuadrat

→ Variabelnya berpangkat 2
Penyelesaian:

1. Ruas kanan dibuat menjadi nol


2. Faktorkan
3. Tentukan harga nol, yaitu nilai variabel yang menyebabkan nilai faktor sama dengan nol
4. Gambar garis bilangannya

Jika tanda pertidaksamaan ≥ atau ≤, maka harga nol ditandai dengan titik hitam •
Jika tanda pertidaksamaan > atau <, maka harga nol ditandai dengan titik putih °

5. Tentukan tanda (+) atau (–) pada masing-masing interval di garis bilangan. Caranya adalah dengan
memasukkan salah satu bilangan pada interval tersebut pada persamaan di ruas kiri.

Tanda pada garis bilangan berselang-seling, kecuali jika ada batas rangkap (harga nol yang muncul 2 kali
atau sebanyak bilangan genap untuk pertidaksamaan tingkat tinggi), batas rangkap tidak merubah tanda

6. Tentukan himpunan penyelesaian

→ jika tanda pertidaksamaan > 0 berarti daerah pada garis bilangan yang diarsir adalah yang bertanda (+)
→ jika tanda pertidaksamaan < 0 berarti daerah pada garis bilangan yang diarsir adalah yang bertanda (–)
Contoh:
(2x – 1)2 ≥ (5x – 3).(x – 1) – 7
4x2 – 4x + 1 ≥ 5x2 – 5x – 3x + 3 – 7
4x2 – 4x + 1 – 5x2 + 5x + 3x – 3 + 7 ≥ 0
–x2 + 4x + 5 ≥ 0
–(x2 – 4x – 5) ≥ 0
–(x – 5).(x + 1) ≥ 0
Harga nol: x – 5 = 0 atau x + 1 = 0
x = 5 atau x = –1
Garis bilangan:

 menggunakan titik hitam karena tanda pertidaksamaan ≥


 jika dimasukkan x = 0 hasilnya positif
 karena 0 berada di antara –1 dan 5, maka daerah tersebut bernilai positif, di kiri dan kanannya bernilai
negatif
 karena tanda pertidaksamaan ≥ 0, maka yang diarsir adalah yang positif

Jadi penyelesaiannya: {x | –1 ≤ x ≤ 5}

Pertidaksamaan Tingkat Tinggi

→ Variabel berpangkat lebih dari 2


Penyelesaian sama dengan pertidaksamaan kuadrat
Contoh:
(2x + 1)2.(x2 – 5x + 6) < 0
(2x + 1)2.(x – 2).(x – 3) < 0
Harga nol: 2x + 1 = 0 atau x – 2 = 0 atau x – 3 = 0
x = –1/2 atau x = 2 atau x = 3
Garis bilangan:

 menggunakan titik putih karena tanda pertidaksamaan <


 jika dimasukkan x = 0 hasilnya positif
 karena 0 berada di antara –1/2 dan 2, maka daerah tersebut bernilai positif
 karena –1/2 adalah batas rangkap (–1/2 muncul sebanyak 2 kali sebagai harga nol, jadi –1/2
merupakan batas rangkap), maka di sebelah kiri –1/2 juga bernilai positif
 selain daerah yang dibatasi oleh batas rangkap, tanda positif dan negatif berselang-seling
 karena tanda pertidaksamaan ³ 0, maka yang diarsir adalah yang positif

Jadi penyelesaiannya: {x | 2 < x < 3}

Pertidaksamaan Pecahan

→ ada pembilang dan penyebut


Penyelesaian:

1. Ruas kanan dijadikan nol


2. Samakan penyebut di ruas kiri
3. Faktorkan pembilang dan penyebut (jika bisa)
4. Cari nilai-nilai variabel yang menyebabkan pembilang dan penyebutnya sama dengan nol (harga nol
untuk pembilang dan penyebut)
5. Gambar garis bilangan yang memuat semua nilai yang didapatkan pada langkah 4

Apapun tanda pertidaksamaannya, harga nol untuk penyebut selalu digambar dengan titik putih (penyebut
suatu pecahan tidak boleh sama dengan 0 agar pecahan tersebut mempunyai nilai)

6. Tentukan tanda (+) atau (–) pada masing-masing interval


Contoh 1:

Harga nol pembilang: –5x + 20 = 0


–5x = –20 → x = 4
Harga nol penyebut: x – 3 = 0 → x = 3
Garis bilangan:
→ x = 3 digambar menggunakan titik putih karena merupakan harga nol untuk penyebut

Jadi penyelesaiannya: {x | 3 < x ≤ 4}

Contoh 2:

Harga nol pembilang: x – 2 = 0 atau x + 1 = 0


x = 2 atau x = –1
Harga nol penyebut: tidak ada, karena penyebut tidak dapat difaktorkan dan jika dihitung nilai
diskriminannya:
D = b2 – 4.a.c = 12 – 4.1.1 = 1 – 4 = –3
Nilai D-nya negatif, sehingga persamaan tersebut tidak mempunyai akar real
(Catatan: jika nilai D-nya tidak negatif, gunakan rumus abc untuk mendapat harga nol-nya)
Garis bilangan:

Jadi penyelesaiannya: {x | x ≤ –1 atau x ≥ 2}

Pertidaksamaan Irasional/Pertidaksamaan Bentuk Akar

→ variabelnya berada dalam tanda akar


Penyelesaian:

1. Kuadratkan kedua ruas


2. Jadikan ruas kanan sama dengan nol
3. Selesaikan seperti menyelesaikan pertidaksamaan linear/kuadrat
4. Syarat tambahan: yang berada di dalam setiap tanda akar harus ≥ 0

Contoh 1:

Kuadratkan kedua ruas:


x2 – 5x – 6 < x2 – 3x + 2
x2 – 5x – 6 – x2 + 3x – 2 < 0
–2x – 8 < 0
Semua dikali –1:
2x + 8 > 0
2x > –8
x > –4
Syarat 1:
x2 – 5x – 6 ≥ 0
(x – 6).(x + 1) ≥ 0
Harga nol: x – 6 = 0 atau x + 1 = 0
x = 6 atau x = –1
Syarat 2:
x2 – 3x + 2 ≥ 0
(x – 2).(x – 1) ≥ 0
Harga nol: x – 2 = 0 atau x – 1 = 0
x = 2 atau x = 1
Garis bilangan:

Jadi penyelesaiannya: {x | –4 < x ≤ –1 atau x ≥ 6}

Contoh 2:

Kuadratkan kedua ruas:


x2 – 6x + 8 < x2 – 4x + 4
x2 – 6x + 8 – x2 + 4x – 4 < 0
–2x + 4 < 0
–2x < –4
Semua dikalikan –1
2x > 4
x>2
Syarat:
x2 – 6x + 8 ≥ 0
(x – 4).(x – 2) ≥ 0
Harga nol: x – 4 = 0 atau x – 2 = 0
x = 4 atau x = 2
Garis bilangan:

Jadi penyelesaiannya: {x | x ≥ 4}

Pertidaksamaan Nilai Mutlak

→ variabelnya berada di dalam tanda mutlak | ….. |


(tanda mutlak selalu menghasilkan hasil yang positif, contoh: |3| = 3; |–3| = 3)
Pengertian nilai mutlak:

Penyelesaian:
Jika |x| < a berarti: –a < x < a, dimana a ≥ 0
Jika |x| > a berarti: x < –a atau x > a, dimana a ≥ 0

Contoh 1:
|2x – 3| ≤ 5
berarti:
–5 ≤ 2x – 3 ≤ 5
–5 + 3 ≤ 2x ≤ 5 + 3
–2 ≤ 2x ≤ 8
Semua dibagi 2:
–1 ≤ x ≤ 4

Contoh 2:
|3x + 7| > 2
berarti:
3x + 7 < –2 atau 3x + 7 > 2
3x < –2 – 7 atau 3x > 2 – 7
x < –3 atau x > –5/3

Contoh 3:
|2x – 5| < |x + 4|
Kedua ruas dikuadratkan:
(2x – 5)2 < (x + 4)2
(2x – 5)2 – (x + 4)2 < 0
(2x – 5 + x + 4).(2x – 5 – x – 4) < 0 (Ingat! a2 – b2 = (a + b).(a – b))
(3x – 1).(x – 9) < 0
Harga nol: 3x – 1 = 0 atau x – 9 = 0
x = 1/3 atau x = 9
Garis bilangan:
Jadi penyelesaiannya: {x | 1/3 < x < 4}

Contoh 4:
|4x – 3| ≥ x + 1
Kedua ruas dikuadratkan:
(4x – 3)2 ≥ (x + 1)2
(4x – 3)2 – (x + 1)2 ≥ 0
(4x – 3 + x + 1).(4x – 3 – x – 1) ≥ 0
(5x – 2).(3x – 4) ≥ 0
Harga nol: 5x – 2 = 0 atau 3x – 4 = 0
x = 2/5 atau x = 4/3
Syarat:
x+1≥0
x ≥ –1
Garis bilangan:

Jadi penyelesaiannya: {x | –1 ≤ x ≤ 2/5 atau x ≥ 4/3}

Contoh 5:
|x – 2|2 – |x – 2| < 2
Misalkan |x – 2| = y
y2 – y < 2
y2 – y – 2 < 0
(y – 2).(y + 1) < 0
Harga nol: y – 2 = 0 atau y + 1 = 0
y = 2 atau y = –1
Garis bilangan:

Artinya:
–1 < y < 2
–1 < |x – 2| < 2
Karena nilai mutlak pasti bernilai positif, maka batas kiri tidak berlaku
|x – 2| < 2
Sehingga:
–2 < x – 2 < 2
–2 + 2
BAB V

Macam – macam Fungsi

1) Fungsi konstan (fungsi tetap)


Suatu fungsi f : A → B ditentukan dengan rumus f(x) disebut fungsi konstan apabila untuk setiap anggota domain fungsi selalu
berlaku f(x) = C, di mana C bilangan konstan. Untuk lebih jelasnya, pelajarilah contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Diketahui f : R → R dengan rumus f(x) = 2 dengan daerah domain: {x | –2 ≤ x < 5}. Tentukan gambar grafiknya.

Penyelesaian 
Grafik:

2) Fungsi linear
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi linear apabila fungsi itu ditentukan oleh f(x) = ax + b, di mana a ≠ 0, a dan b bilangan konstan dan
grafiknya berupa garis lurus.
Pelajarilah contoh soal berikut ini agar kamu lebih jelas memahami fungsi linear.
Contoh soal
Jika diketahui f(x) = 2x + 3, gambarlah grafiknya.
Penyelesaian:

Grafik

JUGA Contoh Soal Trigonometri untuk Siswa SMA Contoh Soal Fungsi Linear dan Pembahasannya Agar lebih
paham, simak contoh soal fungsi linear dan pembahasannya dikutip dari berbagai sumber. Contoh soal

1. Buatlah persamaan garis lurus yang melalui titik A (4,2) dan B (2,6).

Pembahasan:
(y-y1)/(y2-y1) = (x-x1)/(x2-x1)
(y – 2)/(6 – 2) = (x – 4)/(2 – 4)
(y – 2)/4= (x – 4)/-2
-2y + 4 = 4x – 16
-2y = 4x – 20
y = -2x + 10.

Jadi, persamaan fungsi linearnya yaitu y = -2x + 10.

2. Tentukan persamaan grafik fungsi linear melalui titik (2, 4) dengan gradien 2.

Pembahasan:

Diketahui titik (2, 4) maka x1 = 2 dan y1 = 4. Gradien 2 maka m = 2.

y - y1 = m(x-x1)
y - 4 = 2(x - 2)
y - 4 = 2x - 4
y = 2x - 4 + 4
y = 2x

Jadi, persamaan grafik fungsi linear adalah y = 2x.

3. Tentukan grafik fungsi linear melalui titik A(2, 3) dan titik B(4, 2).

Pembahasan:

Titik A(2, 3) maka x1 = 2, y1 = 3.


Titik B(4, 2) maka x2 = 4, y2= 2.
(y-y1)/(y2-y1)=(x-x1)/(x2-x1)
(y-3)/(2-3) = (x-2)/(4-2)
-y + 3 = x - 2
-y=x-5
y = -x + 5
Jadi, persamaannya yaitu y = -x + 5.

4. Carilah nilai variabel-variabel x dan y dari dua persamaan 2x + y = 6 dan x – y = - 3. Pembahasan:

2x + y = 6 maka y = 6 – 2x
x – y = -3

Subtitusi persamaan pertama ke kedua

x - y = -3
x – ( 6 – 2x ) = -3
x – 6 + 2x = -3
3x - 6 = -3
3x = -3 + 6
3x = 3 x = 1

Substitusikan x = 1 ke y = 6 – 2x

y = 6 – 2x
y = 6 – 2(1)
y=6–2y=4
Jadi, variabel x dan y yaitu (1, 4).

5. Carilah persamaan garis yang melalui suatu titik (4,2) dan kemiringan -3.

Diketahui x1 = 4, y1 = 2 dan m = -3.

Pembahasan:

y – y1 = m(x – x1)
y – 2 = -3(x – 4 )
y -2 = -3x + 12
y = -3x + 12 + 2
y = -3x + 14

Jadi, persamaannya adalah y = -3x + 14.

6. Bila suatu garis memiliki titik potong dengan sumbu y pada (0,-4) dan kemiringannya 5 maka tentukan
persamaan garisnya.

Pembahasan:

y = mx + b

y = 5x – 4

Maka persamaan garisnya yaitu y = 5x - 4.

7. Jika f(2) = 7 dan f(5) = 16, tentukan persamaan fungsi liniernya!

Pembahasan:

f(x) = ax + b
f(2) = a(2) + b = 7      → 2a + b = 7
f(5) = a(5) + b = 16    → 5a + b = 16                                      
  ----------------- -                                         
-3a    = - 9                                            
a = -9/-3                                           
a=3
2a + b = 7
2(3) + b = 7
6+b=7
b=7–6
b=1

Jadi, persamaan fungsi liniernya adalah f(x) = 3x + 1.

8. Jika f(x) = ax + b,  f(6) = 6 dan f(40) = 40, tentukan persamaan fungsi linearnya!

Pembahasan:

f(x) = ax + b
f(40) = 40a + b = 40
f(6)   = 6a + b = 6            
------------------- -              
36 a = 36                   
a=1
6a + b = 6
6(1) + b = 6
6+b=6
b=6-6
b=0

Dengan demikian, persamaan fungsi liniernya yaitu f(x) = x

3) Fungsi identitas
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi identitas apabila setiap anggota domain fungsi berlaku f(x) = x atau setiap anggota domain fungsi
dipetakan pada dirinya sendiri.
Grafik fungsi identitas berupa garis lurus yang melalui titik asal dan semua titik absis maupun ordinatnya sama. Fungsi identitas
ditentukan oleh f(x) = x.

4) Fungsi kuadrat

2
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi kuadrat apabila fungsi itu ditentukan oleh f(x) = ax  + bx + c, di mana a ≠ 0 dan
a, b, dan c bilangan konstan dan grafiknya berupa parabola.

Fungsi Kuadrat dengan Tabel, Persamaan, dan Grafik

Diagram Cartesius
Pada submateri ini, kita akan membahas tentang bagaimana bentuk-bentuk dari fungsi kuadrat. Langsung
saja, guys. Misal kita punya fungsi kuadrat y = x² dan ingin menggambar fungsi tersebut, kita akan
membuat tabelnya terlebih dahulu.

Kita ambil contoh nilai-nilainya seperti pada contoh di bawah ini. Kemudian, tandai titik-titik potongnya dan
kita dapati grafik fungsi kuadratnya. Catatan yang perlu diketahui Sobat Zenius, garis pada grafik tidak
boleh tegak lurus karena akan membedakan nilai-nilai yang memenuhinya.

Grafik Fungsi Kuadrat

Sebelumnya kita sudah lihat grafik berdasarkan tabel, sekarang kita akan melihat grafik dari persamaan.
Persamaan akan memudahkan menggambar titik potong x dan y.

Misalnya, kita punya persamaan y = x² + 2x +1, kita cari titik potong terhadap sumbunya.

Titik potong terhadap sumbu y

x=0
y = 0² + 2(0) +1
y=1
Titik potong (0, 1)
Titik potong terhadap sumbu x
x² + 2x +1 = 0
(x + 1)(x + 1) = 0
x = -1
Titik potong (-1, 0)
Setelah mengetahui nialinya, kita coba gambar grafiknya.

Grafik Fungsi Kuadrat


bagaimana bentuk persamaan kuadrat? Bentuknya seperti ini, guys, ax² + bx + c = 0. Nah, kalau bentuk
umum fungsi kuadrat bagaimana? Hanya berbeda sedikit saja, nih,. Perhatikan di bawah ini.

f(x) = ax² + bx + c
f(x) = fungsi kuadrat
x = variabel
a, b = koefisien
c = konstanta
a≠0

Contoh Soal dan Pembahasan

Soal 1

Jika f(x) = x² – 4x, berapakah nilai dari f(2)?

Jawab:

f(2) = 2² – 4(2) = 4 – 8 = -4

Soal 2

Fungsi kuadrat yang memotong sumbu x di titik (3, 0) dan (-3, 0) melalui titik (0, -9) adalah …

Jawab

y = a(x – x₁)(x – x₂)


y = a(x + 3)(x – 3)
melalui titik (0, -9)
-9 = a(0 + 3)(0 – 3)
-9 = -9a
a=1
y = 1(x + 3)(x – 3)
y = -9 + x²

Jadi, fungsi kuadrat tersebut adalah y = -9 + x²

5.) Fungsi Mutlak (modulus)


Suatu fungsi f(x) disebut fungsi modulus (mutlak) apabila fungsi ini memetakan setiap bilangan real pada domain fungsi ke unsur
harga mutlaknya.
f : x → | x | atau f : x → | ax + b |
f(x) = | x | artinya:

Grafiknya
6.) Fungsi ganjil dan fungsi genap
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi ganjil apabila berlaku f(–x) = –f(x) dan disebut fungsi genap apabila berlaku f(–x) = f(x). Jika f(–x)
≠ –f(x) maka fungsi ini bukan genap dan bukan ganjil. Untuk memahami fungsi ganjil dan fungsi genap, perhatikan contoh soal
berikut ini.
Contoh soal
Tentukan fungsi f di bawah ini termasuk fungsi genap, fungsi ganjil, atau tidak genap dan tidak ganjil.
1. f(x) = 6x3 + x
2. f(x) = cos x + 2
3. f(x) = 3x2 – x
Penyelesaian
1. f(x) = 6x3 + x

Jadi, fungsi f(x) merupakan fungsi ganjil.


2. f(x) = cos x + 2

f(x) = –f(x)
Jadi, fungsi f(x) merupakan fungsi genap.
3. f(x) = 3x2 – x

Fungsi f(–x) ≠ f(x) dan f(–x) ≠ –f(x).


Jadi, fungsi f(x) adalah tidak genap dan tidak ganjil.

7.) Fungsi invers

Fungsi invers atau fungsi kebalikan merupakan suatu fungsi yang berkebalikan dari fungsi asalnya. Suatu
fungsi f memiliki fungsi invers (kebalikan) f-1 jika f merupakan fungsi satu-satu dan fungsi pada (bijektif). Hubungan
tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

(f-1)-1 = f

Sederhananya, fungsi bijektif terjadi ketika jumlah anggota domain sama dengan jumlah anggota kodomain.
Tidak ada dua atau lebih doamain berbeda dipetakan ke kodomain yang sama dan setiap kodomain memiliki
pasangan di domain, perhatikan gambar di bawah ini:
Berdasarkan gambar pemetaan di atas, pemetaan pertama merupakan fungsi bijektif. Pemetaan kedua bukan
fungsi bijektif karena pemetaan tersebut hanya terjadi fungsi pada. Domain d dan e dipetakan ke anggota
kodomain yang sama. Pemetaan ketiga bukan fungsi bijektif karena pemetaan tersebut hanya terjadi fungsi satu-
satu. Kodomain 9 tidak memiliki pasangan pada anggota domain.

Misalkan f fungsi yang memetakan x ke y, sehingga dapat ditulis y = f(x), maka f-1 adalah fungsi yang memetakan y
ke x, ditulis x = f-1(y). Sebagai contoh f : A →B fungsi bijektif. Invers fungsi f adalah fungsi yang mengawankan setiap
elemen B dengan tepat satu elemen pada A. Invers fungsi f dinyatakan dengan f-1 seperti di bawah ini:

Ada 3 langkah untuk menentukan fungsi invers, yaitu:

1. Ubahlah bentuk y = f(x) menjadi bentuk x = f(y).

2. Tuliskan x sebagai f-1(y) sehingga f-1(y) = f(y).

3. Ubahlah variabel y dengan x sehingga diperoleh rumus fungsi invers f-1(x).

Dalam fungsi invers terdapat rumus khusus seperti berikut:


Supaya kamu lebih jelas dan paham, coba kita kerjakan contoh soal ini ya.

1. Tentukan rumus fungsi invers dari fungsi f(x) = 2x + 6.

Jawab:

2. Tentukan rumus fungsi invers dari fungsi 


Jawab:
8.) komposisi fungsi
BAB V
Limit Fungsi (materi SMA)

Limit Fungsi
Jenis-jenis Llimit Fungsi
Limit fungsi dalam matematika dapat dikenali dari jenis fungsinya, berdasarkan jenis fungsinya limit
fungsi dibedakan menjadi:
 Limit fungsi aljabar, jika fungsi berupa fungsi aljabar
 Limit fungsi trigonometri, jika fungsi berupa fungsi trigonometri
 Limit fungsi eksponensial dan logaritma, jika fungsi berupa eksponen atau berupa logaritma
 Limit fungsi bilangan logaritma natural, dll.
Menghitung limit fungsi secara secara intuitif
Menentukan nilai limit fungsi dapat dilakukan secara intuitif melalui pendekatan limit kiri dan limit
kanan. Definisi limit fungsi secara intuitif adalah:

Proses perhitungan limit fungsi disekitar titik dapat dipandang dari dua arah, yaitu

Contoh :
Hitunglah limit fungsi berikut ini,

[Penyelesaian]
Gambar grafik fungsi diatas merupakan grafik fungsi pecah dengan asimtot x = 1 dan y = 0
Dari grafik diatas perhitungan limit fungsi dapat dipandang dari dua arah yaitu dari kiri dan dari
kanan :
Dari kiri :

Dari kanan
Contoh menghitung limit fungsi secara intuitif
Diketahui fungsi f(x) = x + 1, tentukan nilai f(x) untuk x mendekati 2 dengan pendekatan limit kiri dan
limit kanan.
[Penyelesaian]
x 1,8 1,9 1,99 1,999 -->2<-- 2,001 2,01 2,1 2,2
f(x)=x+1 2,8 2,9 2,99 2,999 ...?... 3,001 3,01 3,1 3,2

Dari tabel datas nampak bahwa jika jika x mendekati 2 baik dari kiri maupun dari kanan maka f(x) = x
+ 1 mendekati 3.

Jadi,

Operasi Limit Fungsi dan Teorema Limit


Teorema Limit
Beberapa teorema limit fungsi yang sering digunakan dalam perhitungan limit fungsi (Wirodikromo,
1995) yaitu:

1. Limit suatu fungsi konstanta sama dengan konstanta tersebut


Jika f(x) = c, maka ( c adalah konstanta dan a ϵ bilangan real)

2. Limit fungsi identitas sama dengan nilai pendekatan variabel atau peubahnya
Jika f(x) = x, maka ( untuk setiap a ϵ bilangan real)

3. Limit jumlah beberapa fungsi sama dengan jumlah masing-masing limit fungsi tersebut.

4. Limit selisih beberapa fungsi sama dengan selisih masing-masing limit fungsi tersebut.

5. Limit hasil kali konstanta dengan suatu fungsi sama dengan hasil kali konstanta dengan limit fungsi
tersebut

6. Limit hasil kali beberapa fungsi sama dengan hasil kali masing-masing limit fungsi tersebut

7. Limit hasil bagi beberapa fungsi sama dengan hasil bagi masing-masing limit fungsi tersebut
8. Limit suatu fungsi pangkat n sama dengan pangkat n dari lmit fungsi tersebut

9. Limit akar pangkat n dari suatu fungsi sama dengan akar pangkat n dari limit fungsi tersebut

dan n genap
Contoh Soal limit fungsi penerapan dan pembahasan
Dibawah ini beberapa contoh soal limit fungsi dengan penerapan teorema limit yang telah dijelaskan
diatas
Hitunglah nilia setiap limit fungsi dibawah ini dengan menerapkan teorema limit!
1.Penerapan teorema limit No 1,2 dan 4

[Penyelesaian]

2. Penerapan teorema limit No 1,dan 6 ,


[Penyelesaian]

3. Penerapan terema limit No 7 dan 9,


[Penyelesaian]

4. Penerapan teorema limit No 6 , 8

Jika diketahui . Hitunglah nilai dari


[Penyelesaian]

Limit fungsi yang Mengarah ke Konsep Turunan


Limit fungsi dapat dipakai untuk menentukan turunan fungsi, Jadi laju perubahan nilai fungsi f(x)
terhadap x pada x = a dapat di hitung dengan dengan mengambil h mendekati nol dengan syarat limit
f(x) ada. Rumus turunan fungsi f(x) dengan pendekatan limit adalah:

Berikut ini contoh soal mencari turunan fungsi aljabar dengan pendekatan limit.
Tentukan turunan fungsi berikut ini dengan menggunakan pendekatan limit fungsi!

[Penyelesaian]

Limit Fungsi Dalil L'hospital


Dalam menghitung nilai limit fungsi kita juga bisa menggunakan Dalil L'hospital, rumus Dalil L'hospital
adalah:

Contoh soal menghitung limit fungsi dengan menggunakan Dalil

L'hospital.Hitunglah

[penyelesaian]

Limit fungsi Nilai Mutlak

Dibawah ini beberapa contoh limit fungsi nilai mutlak, yaitu:

[Penyelesaian]

lim x→ 1 f(x)= lim x→ 1(x^2-2x+1) =1^2-2.1+1 =0, jadi lim x→ 1 f(x) ada

2. Perhatikan kembali soal No 2 berikut ini , hitunglah lim x→ 0 |x|-1/x


[Penyelesaian]

(i) Jika x > 0, |x| = x, maka


lim x→ 0 |x|-1/x = lim x→ 0 x-1/x= lim x→ 0(1-1/x)= 1-∞ = -∞
(ii) Jika x < 0, |x| = x, maka
lim x→ 0 |x|-1/x = lim x→ 0 -x-1/x= lim x→ 0(-1-1/x)= 1-∞ =-1+∞= ∞
∵ lim x→ 0^+ |x|-1/x≠ lim x→ 0^- |x|-1/x
∴ lim x→ 0 |x|-1/x tidak ada
Limit Fungsi dan Kontinuitas dan Diskontinuitas
Dalam istilah matematika grafik fungsi f(x) disebut kontinu di titik x = a , jika grafik f(x) di x = a
berupa kurva mulus (tidak terputus) atau lim x→ a f(x) ada. Perhatikan gambar dibawah ini:
Grafik fungsi f(x) disebut diskontinu di titik x = a, jika grafik f(x) di x = a terputus atau lim x→ a f(x)
tidak ada. Perhatikan gambar berikut ini:( limit-fungsi-diskontinu)

Syarat kontinuitas sebuah Fungsi

Fungsi f(x) kontinu di x = a jika memenuhi ketiga syarat dibawah ini

Contoh soal dan pembahasan fungsi kontinu dan diskontinu


1. Tunjukan bahwa fungsi dibawah ini kontinu di x = 1

[Penyelesaian]
Selidiki terlebih dahulu syarat-syarat kontinuitas fungsi

2. Apakah fungsi berikut ini kontinu di x = 2

[Penyelesaian]
Selidiki terlebih dahulu syarat-syarat kontinuitas fungsi

Oleh karena f(2) tidak ada maka f(x) diskontinu di titik x =2 tidak perlu menyelidiki syarat (2) dan (3)
karena satu syarat tidak dipenuhi oleh f(x).

CONTOH SOAL LIMIT FUNGSI

1. Limit Fungsi Aljabar Untuk


Hitung nilai limit fungsi berikut:

Jawab:
2. Limit Fungsi Aljabar Untuk
Hitung nilai limit fungsi berikut:

Jawab:

(Ingat bahwa, pada limit fungsi aljabar untuk , jika pangkat tertinggi pembilang lebih kecil dari
pangkat tertinggi penyebut, maka hasilnya selalu sama dengan nol (0))

3. Limit Fungsi Trigonometri


Hitung nilai limit fungsi berikut:

Jawab:

Mungkin, jika anda hanya membaca contoh soal di atas, semua terasa sulit dan membingungkan. Tapi tidak
perlu khawatir, kalau kita mau menekuni Matematika, Insya Allah, Matematika akan terasa indah dan
menyenangkan

Anda mungkin juga menyukai