KALKULUS 1
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Kalkulus
oleh :
Bilangan yang tak bisa dinyatakan dalam bentuk — dengan m.n bilangan
bulat dan disebut bilangan tak rasional. Sebarang bilangan takrasional juga dapat dituliskan sebagai suatu
desimal. Pernyataan desimal suatu bilangan takrasional tidak berulang menurut suatu daur. Misalnya,0 n ^
0 ^2=1,41421356223 n3,1415926335
Gabungan dari himpunan bilangan rasional dan himpunan bilangan tak rasional disebut himpunan
bilangan riil ( biasa dilambangkan ). Anggota himpunan tersebut dinamakan bilangan riil. R
B. Sistem Bilangan Riil
Sistem bilangan riil dibentuk dari himpunan bilangan riil dan operasi yang didefinisikan pada
himpunan tersebut. R yang dilengkapi dengan operasi penjumlahan dan perkalian membentuk sistem
aljabar lapangan, yakni berlaku:
1. x + y + y + x untuk sebarang x, y di R
2. (x + y) + z + x + (y + z) untuk sebarang x, y, z di R
3. Terdapat 0 di R demikian sehingga 0 + x + x + 0 + x untuk sebarang x di R
4. Untuk sebarang x di R terdapat - x di R demikian sehingga x + (+x) + (+x) + x
+0
5. xy + yx untuk sebarang x, y di R
6. (xy)z + x(yz) untuk sebarang x, y, z di R
7. Terdapat 1 di R demikian sehingga 1.x + x.1+ x untuk sebarang x di R
11
8. Untuk sebarang x di R dengan x ^ 0 terdapat- demikian sehingga x.- =
- = X-
y y
C. Urutan pada Himpunan Bilangan Riil
Terdapat himpunan bagian dari R yang unsurnya dinamakan himpunan bilangan positif, yang
memenuhi aksioma :
> jika a €R maka a= 0, atau a positif, atau -a
> jumlah dan hasil dua kali bilangan positif adalah suatu bilngan fositif ini memungkinkan kita
mendfinisikan relasi urutan pada bilangan riil Dinefenisikan relasi urutan < (dibaca “kurang
dari”) sebagai x<y -y-x positif selanjutnya relasi urutan<(Dibaca (“lebih dari”)didefinisikan
sebagai x>y^y<x
> Trikotomi, jika x dan y adalah bilangan riil, maka satu diantara yang berikut berlaku x<y atau
x=y atau x>y
> Ketransitifan, x<y dan y<z ~^x<z untuk sebarang x,y,z di R
> x<y <~^x+z untuk sebarang x,y,z di R
> jika z positif, berlaku x< y <-^xz<yz untuk sebarang x,y di R dan jika z negatif berlaku x < y <-
^xz > yz untuk sebarang x,y di R, relasK (dibaca” kurang dari atau sama dengan”), didefinisikan
sebagai x < y <~^y ≤ x sifat sifat urutan 2,3 dan 4 berlaku dengan lambang < dan> diganti
dengan lambang ≤ atau ≥.
D. Kerapatan pada Himpunan Bilangan Riil
Diantara dua bilangan riil sebarang yang berlainan x dan y terdapat suatu
x-\- v
bilangan riil lainnya, khususnya z=—p dan karenanya terdapat juga bilangan
riil diantara x dan z dan diantara z dan y. Argumentasi ini dapat diulang
sampai tak hingga, sehingga kita dapat mengambil kesimpulan diantara dua bilangan riil sebarang ( tak
peduli betapun dekatnya ) terdapat takterhingga banyaknya bilangan riil lain.
E. Garis riil
Bilangan riil dapat dipandang sebagai label untuk titik sepanjang garis mendatar. Pada garis
tersebut bilangan riil mengukur jarak berarah ke kanan atau ke kiri dari suatu titik tetap yang diberi label
.0
> Mengatakan x<y bearti bahwa x berada disebelah kiri y pada garis riil.
< 1- 1 >
x y
> Pada garis riil, bilangan riil positif terletak di sebelah kanan 0 dan bilangan riil negatif terletak di
sebelah kiri 0 .
F. Selang
Himpunan bagian tertentu dari himpunan bilangan riil yang disebut selang sering muncul dalam
Kalkulus. Secara geometris ini berkaitan dengan ruas garis pada garis riil. Jika a < b, interval buka dari
a ke b terdiri dari semua bilangan diantara a dan b dan menggunakan simbol (a,b) . Dalam notasi
pembentuk himpunan ditulis {x a < x < b}. Perlu dicatat bahwa titik a
dan b tidak termasuk dalam selang tersebut. Selang tertutup dari a ke b adalah himpunan [a,b]= {x a < x
< b}, dalam hal ini a dan b termasuk dalam selang tersebut. Lebih lanjut perhatikan tabel berikut
[<7.°o)
a≤x<
k A
---------- 1---------------------------------- ^
<----------------------------------------------
H
Simbol ropada notasi di atas bukan mewakili sebuah bilangan. (a,ro) berartihimpunan semua
bilangan yang lebih dari a . Secara geometris selang ini membentang mulai dari titik a tak berhingga
jauhnya ke kanan dalam arah positif. Analog untuk [a,ro) , (ro,b) , (ro,b] dan (ro,ro) .
G. Macam-macam bilangan riil
1. Bilangan Asli (A)
Bilangan asli adalah suatu bilangan yang mula-mula dipakai untuk memebilang. Bilangan asli dimulai
dari 1,2,3,4,...
A = {1,2,3,4,...}
2. Bilangan Genap (G)
Bilangan genap dirumuskan dengan 2n, nIA G = {2,4,6,8,...}
3. Bilangan Ganjil (Gj)
Bilangan ganjil dirumuskan dengan 2n -1, nIA Gj = {1,3,5,7,...}
4. Bilangan Prima (P)
Bilangan prima adalah suatu bilanganyang dimulai dari 2 dan hanya dapat dibagi oleh bilngan itu
sendiri dan ± 1 P = {2,3,5,7,...}
5. Bilangan Komposit (Km)
Bilangan komposit adalah suatu bilangan yang dapat dibagi oleh bilangan
yang lain
Km = {4,6,8,9,...}
6. Bilangan Cacah (C)
Bilangan Cacah adalah suatu bilangan yang dimulai dari nol C = {0,1,2,3,4,...}
7. Bilangan Bulat (B)
Bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, bilangan nol, dan bilangnan bulat positif.
B = {...,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4,...}
8. Bilangan Pecahan (Pc)
Bilangan pecahan adalah suatu bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk
-, a sebagai pembilang dan b sebagai penyebut, dengan a dan b IB serta b ^0
Contoh:
257
Contoh:
233
2. Dapat ditulis dalam bentuk pecahan desimal terbatas.
— — 0,333...ditulis0,3
Contoh: J
— = 0,142857142857...rf/YateO,142857 7
Bilangan Irasional:
1. Tidak dapat ditulis sebagai pecahan biasa
2. Jika didahului sebagai pecahan desimal, merupakan desimal tak terbatas. Contoh:
V
3= 1,7320...
V2= 1,4142...
3. Bilangan irasional ditulis dalam bentuk akar.
a.—1
a
3. Operasi Perkalian
Contoh:
Tentukan hasil perkalian berikut:
1 .
2.
4. Operasi Pembagian
Contoh:
Tentukan hasil pembagian dari pecahan di bawah ini!
L. Konversi Pecahan
1. Mengubah pecahan biasa ke pecahan desimal
> Mengubah penyebutnya menjadi 10 atau perpangkatan 10 lainnya.
Contoh:
a. — = —
0,4 5 10
b.3- = — = — = 3.12
2 2 100
> Dengan pembagian berulang Contoh:
4
Ubahlah ke dalam pecahan desimal!
—= 0,33333... = 0,33 12
2. Mengubah pecahan biasa ke bentuk persen. Mengubah penyebutnya menjadi 100 Contoh:
1 .^=^ = 40%
25 100
4 44 440
2. 4 — = — =------ 440%
10 10 100
b. 40% = —= - = 0.40
100 5
75 3
C . 75% = — = - = 0.75 100 4
—■— atau a1 : b1 = a 2 : b 2
bi 22
2. Jika 4 orang tukang (T1 ) dapat menyelesaikan 20 hari (H1 ),maka untuk
selesai selama 2 hari (H2 ) harus dipekerjakan lebih dari 4 orang.
T^=T2 _
H2 H,
4 7, T , 4 80 ,
<=> — =—<=> 7, = 20x— = —= 40oranetukang 2 20 2 2
2) Skala
Skala merupakan bentuk perbandingan nilai dari suatu besaran atau perbandingan antara ukuran
gambar dengan ukuran sesungguhnya (kenyataannya). Suatu skala bisa merupakan pembesaran atau
pengecilan dari ukuran sesungguhnya.
• Skala pembesaran
Contoh:
Jarak kota A ke kota B pada peta adalah 10 cm. Jika jarak sesungguhnya adalah 100
km,berapakah skala kota A ke kota B?
Jawab:
Misal jarak pada peta = x
Misal jarak sesungguhnya = y X : y = 10 cm : 100 km = 10 cm : 10.000.000 cm = 1 :
1.000.000
Jadi, skala jarak kota A ke kota B adalah 1 : 1.000.000 • Skala Pengecilan Contoh:
Tinggi seorang aktor adalah 180 cm. Berapakah tinggi aktor tersebut pada layar TV jika skalanya 1
: 100?
Jawab:
Misal tinggi sesungguhnya = A = 180 cm Tinggi pada TV =B
=■■ =B= 1, 8 cm
100 A 100 180 100
Jadi tinggi aktor pada layar TV 1,8 cm
3. Persen
Persen (%) berarti per seratus, merupakan bentuk lain dari perbandingan
yang ditulis dalam pecahan dengan penyebut 100.
Contoh:
Sebatang perunggu terbuat dari 100 kg tembaga, 20 kg timah hitam, dan 30 kg timah putih. Berapakah
persentase tiap-tiap bahan tersebut dalam perunggu itu?
Jawab:
Massa total perunggu = 100 kg + 20 kg + 30 kg = 150 kg
100
Persentase tembaga = ■— rl00% = 66.7% in
Persentase timah hitam = —xl00% = 133%
150
30
K
150 Persentase timah putih = -^100% = 20.0%
'
> Sebuah barang dibeli seharga Rp500.000,00, kemudian barang tersebut dijual dengan harga
Rp750.000,00. Hitunglah persentase keuntungan dari harga pembelian dan dari harga penjualan!
Jawab:
Laba = Rp750.000,00 - Rp500.000,00 = Rp250.000,00 Persentase laba dari harga beli Rp 2 5 0'0 0 0'0
°x 1 0 0 % = 5 0 %:
Persentase laba dari harga jual: Rp 2 5 0 ■ 0 0 0 ■ 0 0X 1 o o %0 = 3 3,3 °%
& J
Rp 700.000.00
BAB II
Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
A. Nilai Mutlak
Nilai mutlak adalah jarak pada garis bilangan real antara bilangan yang dimaksud dengan dengan nol.
Contoh:
1.
2.
3. , (ketaksamaan segitiga)
4.
5.
6.
7.
8. atau
Contoh Soal:
………………… 1)
……………. 2)
Jawab :
untuk
dan seterusnya
Soal Latihan
6. Tunjukkan bahwa
7. Tunjukkan bahwa
8. Gambarlah grafik
9. Gambarkanlah grafik , untuk
Jika , maka
Contoh Soal:
Jawab:
2. Tentukan penyelesaian dari pertidaksamaan harga mutlak dari
Jawab :
, atau
, atau
Contoh soal :
Nilai mutlak suatu bilangan dapat diartikan jarak antara bilangan tersebut dari titik
nol(0). Dengan demikian jarak selalu bernilai positif.
Misalnya:
Parhatikan garis bilangan berikut.
Dari penjelesan di atas memang tampak bahwa nilai mutlak suatu bilangan selalu
bernilai positif.
Berkaitan dengan menentukan nilai mutlak suatu bilangan, maka muncullah tanda
mutlak. Tanda mutlak disimbolkan dengan garis 2 ditepi suatu bilangan atau bentuk
aljabar.
Misalnya seperti berikut.
Secara umum, bentuk persamaan nilai mutlak dapat dimaknai seperti berikut.
Jika kita mempunyai persamaan dalam bentuk aljabar, maka dapat dimaknai sebagai
berikut.
Contoh
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan nilai Mutlak di bawah ini.
Jawaban:
Bentuk-Bentuk persamaan nilai mutlak di atas dapat diselesaikan sebagai berikut.
Pada prinsipnya, langkah langkah penyelesaian nilai mutlak diusahakan bentuk mutlak
berada di ruas kiri.
1.Pada bentuk ini ada dua penyelesaian.
(*) x + 5 = 3 , maka x = 3 - 5 = -2
(**) x + 5 = -3, maka x = -3 - 5 = -8
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {-2, -8}
4.
Perhatikan bentuk aljabar di dalam tanda mutlak, yaitu 3x + 4. Penyelesaian
persamaan nilai mutlak ini juga dibagi menjadi dua bagian.
Bagian pertama untuk batasan 3x+4>= 0 atau x >= -4/3
Contoh
Tentukan himpunan penyelesaian dari Pertidaksamaan nilai mutlak berikut ini.
Jawaban
1. Cara menyelesaikan pertidaksamaan mutlak ini sebagai berikut.
-9 < x+7 < 9
-9 - 7 < x < 9 - 7
-16 < x < 2
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah { x/ -16 < x < 2}
(**) 2x - 1 <= -7
2x <= -7 + 1
2x <= -6
x <= -3
x (6 - x) <=0
Oleh karena batasnya <= 0, maka penyelesaiannya adalah x <=0 atau x >=6.
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {x/ x <= 0 atau x >= 6}.
Mari selidiki menggunakan garis bilangan
Oleh karena batasnya <= 0, maka penyelesaiannya adalah x <=0 atau x >=6.
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {x/ x <= 0 atau x >= 6}.
Dengan garis bilangan tersebut maka pengerjaanya dibagi menjadi 3 bagian daerah
penyelesaian.
1. Untuk batasan x >= -1/3...........(1)
(3x + 1) - (2x + 4) < 10
3x + 1 - 2x- 4 < 10
x- 3 < 10
x < 13...........(2)
Dari (1) dan (2) diperoleh irisan penyelesaian -1/3 <= x < 13
Dari (1) dan (2) tidak diperoleh irisan penyelesaian atau tidak ada penyelesaian.
Dari (1) dan (2) diperoleh irisan penyelesaian -7 < x < -2.
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {x/ -1/3 <= x < 13 atau -7 < x < -2}.
Sifat-Sifat Pertidaksamaan
1. tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas ditambah atau dikurangi dengan bilangan yang
sama
2. tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas dikali atau dibagi dengan bilangan positif yang
sama
3. tanda pertidaksamaan akan berubah jika kedua ruas pertidaksamaan dikali atau dibagi dengan
bilangan negatif yang sama
4. tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas positif masing-masing dikuadratkan
Pertidaksamaan Linear
→ Variabelnya berpangkat 1
Penyelesaian:
Suku-suku yang mengandung variabel dikumpulkan di ruas kiri, dan konstanta diletakkan di ruas kanan
Contoh:
Pertidaksamaan Kuadrat
→ Variabelnya berpangkat 2
Penyelesaian:
Jika tanda pertidaksamaan ≥ atau ≤, maka harga nol ditandai dengan titik hitam •
Jika tanda pertidaksamaan > atau <, maka harga nol ditandai dengan titik putih °
5. Tentukan tanda (+) atau (–) pada masing-masing interval di garis bilangan. Caranya adalah dengan
memasukkan salah satu bilangan pada interval tersebut pada persamaan di ruas kiri.
Tanda pada garis bilangan berselang-seling, kecuali jika ada batas rangkap (harga nol yang muncul 2 kali
atau sebanyak bilangan genap untuk pertidaksamaan tingkat tinggi), batas rangkap tidak merubah tanda
→ jika tanda pertidaksamaan > 0 berarti daerah pada garis bilangan yang diarsir adalah yang bertanda (+)
→ jika tanda pertidaksamaan < 0 berarti daerah pada garis bilangan yang diarsir adalah yang bertanda (–)
Contoh:
(2x – 1)2 ≥ (5x – 3).(x – 1) – 7
4x2 – 4x + 1 ≥ 5x2 – 5x – 3x + 3 – 7
4x2 – 4x + 1 – 5x2 + 5x + 3x – 3 + 7 ≥ 0
–x2 + 4x + 5 ≥ 0
–(x2 – 4x – 5) ≥ 0
–(x – 5).(x + 1) ≥ 0
Harga nol: x – 5 = 0 atau x + 1 = 0
x = 5 atau x = –1
Garis bilangan:
Jadi penyelesaiannya: {x | –1 ≤ x ≤ 5}
Pertidaksamaan Pecahan
Apapun tanda pertidaksamaannya, harga nol untuk penyebut selalu digambar dengan titik putih (penyebut
suatu pecahan tidak boleh sama dengan 0 agar pecahan tersebut mempunyai nilai)
Contoh 2:
Contoh 1:
Contoh 2:
Jadi penyelesaiannya: {x | x ≥ 4}
Penyelesaian:
Jika |x| < a berarti: –a < x < a, dimana a ≥ 0
Jika |x| > a berarti: x < –a atau x > a, dimana a ≥ 0
Contoh 1:
|2x – 3| ≤ 5
berarti:
–5 ≤ 2x – 3 ≤ 5
–5 + 3 ≤ 2x ≤ 5 + 3
–2 ≤ 2x ≤ 8
Semua dibagi 2:
–1 ≤ x ≤ 4
Contoh 2:
|3x + 7| > 2
berarti:
3x + 7 < –2 atau 3x + 7 > 2
3x < –2 – 7 atau 3x > 2 – 7
x < –3 atau x > –5/3
Contoh 3:
|2x – 5| < |x + 4|
Kedua ruas dikuadratkan:
(2x – 5)2 < (x + 4)2
(2x – 5)2 – (x + 4)2 < 0
(2x – 5 + x + 4).(2x – 5 – x – 4) < 0 (Ingat! a2 – b2 = (a + b).(a – b))
(3x – 1).(x – 9) < 0
Harga nol: 3x – 1 = 0 atau x – 9 = 0
x = 1/3 atau x = 9
Garis bilangan:
Jadi penyelesaiannya: {x | 1/3 < x < 4}
Contoh 4:
|4x – 3| ≥ x + 1
Kedua ruas dikuadratkan:
(4x – 3)2 ≥ (x + 1)2
(4x – 3)2 – (x + 1)2 ≥ 0
(4x – 3 + x + 1).(4x – 3 – x – 1) ≥ 0
(5x – 2).(3x – 4) ≥ 0
Harga nol: 5x – 2 = 0 atau 3x – 4 = 0
x = 2/5 atau x = 4/3
Syarat:
x+1≥0
x ≥ –1
Garis bilangan:
Contoh 5:
|x – 2|2 – |x – 2| < 2
Misalkan |x – 2| = y
y2 – y < 2
y2 – y – 2 < 0
(y – 2).(y + 1) < 0
Harga nol: y – 2 = 0 atau y + 1 = 0
y = 2 atau y = –1
Garis bilangan:
Artinya:
–1 < y < 2
–1 < |x – 2| < 2
Karena nilai mutlak pasti bernilai positif, maka batas kiri tidak berlaku
|x – 2| < 2
Sehingga:
–2 < x – 2 < 2
–2 + 2
BAB V
Penyelesaian
Grafik:
2) Fungsi linear
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi linear apabila fungsi itu ditentukan oleh f(x) = ax + b, di mana a ≠ 0, a dan b bilangan konstan dan
grafiknya berupa garis lurus.
Pelajarilah contoh soal berikut ini agar kamu lebih jelas memahami fungsi linear.
Contoh soal
Jika diketahui f(x) = 2x + 3, gambarlah grafiknya.
Penyelesaian:
Grafik
JUGA Contoh Soal Trigonometri untuk Siswa SMA Contoh Soal Fungsi Linear dan Pembahasannya Agar lebih
paham, simak contoh soal fungsi linear dan pembahasannya dikutip dari berbagai sumber. Contoh soal
1. Buatlah persamaan garis lurus yang melalui titik A (4,2) dan B (2,6).
Pembahasan:
(y-y1)/(y2-y1) = (x-x1)/(x2-x1)
(y – 2)/(6 – 2) = (x – 4)/(2 – 4)
(y – 2)/4= (x – 4)/-2
-2y + 4 = 4x – 16
-2y = 4x – 20
y = -2x + 10.
2. Tentukan persamaan grafik fungsi linear melalui titik (2, 4) dengan gradien 2.
Pembahasan:
y - y1 = m(x-x1)
y - 4 = 2(x - 2)
y - 4 = 2x - 4
y = 2x - 4 + 4
y = 2x
3. Tentukan grafik fungsi linear melalui titik A(2, 3) dan titik B(4, 2).
Pembahasan:
2x + y = 6 maka y = 6 – 2x
x – y = -3
x - y = -3
x – ( 6 – 2x ) = -3
x – 6 + 2x = -3
3x - 6 = -3
3x = -3 + 6
3x = 3 x = 1
Substitusikan x = 1 ke y = 6 – 2x
y = 6 – 2x
y = 6 – 2(1)
y=6–2y=4
Jadi, variabel x dan y yaitu (1, 4).
5. Carilah persamaan garis yang melalui suatu titik (4,2) dan kemiringan -3.
Pembahasan:
y – y1 = m(x – x1)
y – 2 = -3(x – 4 )
y -2 = -3x + 12
y = -3x + 12 + 2
y = -3x + 14
6. Bila suatu garis memiliki titik potong dengan sumbu y pada (0,-4) dan kemiringannya 5 maka tentukan
persamaan garisnya.
Pembahasan:
y = mx + b
y = 5x – 4
Pembahasan:
f(x) = ax + b
f(2) = a(2) + b = 7 → 2a + b = 7
f(5) = a(5) + b = 16 → 5a + b = 16
----------------- -
-3a = - 9
a = -9/-3
a=3
2a + b = 7
2(3) + b = 7
6+b=7
b=7–6
b=1
8. Jika f(x) = ax + b, f(6) = 6 dan f(40) = 40, tentukan persamaan fungsi linearnya!
Pembahasan:
f(x) = ax + b
f(40) = 40a + b = 40
f(6) = 6a + b = 6
------------------- -
36 a = 36
a=1
6a + b = 6
6(1) + b = 6
6+b=6
b=6-6
b=0
3) Fungsi identitas
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi identitas apabila setiap anggota domain fungsi berlaku f(x) = x atau setiap anggota domain fungsi
dipetakan pada dirinya sendiri.
Grafik fungsi identitas berupa garis lurus yang melalui titik asal dan semua titik absis maupun ordinatnya sama. Fungsi identitas
ditentukan oleh f(x) = x.
4) Fungsi kuadrat
2
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi kuadrat apabila fungsi itu ditentukan oleh f(x) = ax + bx + c, di mana a ≠ 0 dan
a, b, dan c bilangan konstan dan grafiknya berupa parabola.
Diagram Cartesius
Pada submateri ini, kita akan membahas tentang bagaimana bentuk-bentuk dari fungsi kuadrat. Langsung
saja, guys. Misal kita punya fungsi kuadrat y = x² dan ingin menggambar fungsi tersebut, kita akan
membuat tabelnya terlebih dahulu.
Kita ambil contoh nilai-nilainya seperti pada contoh di bawah ini. Kemudian, tandai titik-titik potongnya dan
kita dapati grafik fungsi kuadratnya. Catatan yang perlu diketahui Sobat Zenius, garis pada grafik tidak
boleh tegak lurus karena akan membedakan nilai-nilai yang memenuhinya.
Sebelumnya kita sudah lihat grafik berdasarkan tabel, sekarang kita akan melihat grafik dari persamaan.
Persamaan akan memudahkan menggambar titik potong x dan y.
Misalnya, kita punya persamaan y = x² + 2x +1, kita cari titik potong terhadap sumbunya.
x=0
y = 0² + 2(0) +1
y=1
Titik potong (0, 1)
Titik potong terhadap sumbu x
x² + 2x +1 = 0
(x + 1)(x + 1) = 0
x = -1
Titik potong (-1, 0)
Setelah mengetahui nialinya, kita coba gambar grafiknya.
f(x) = ax² + bx + c
f(x) = fungsi kuadrat
x = variabel
a, b = koefisien
c = konstanta
a≠0
Soal 1
Jawab:
f(2) = 2² – 4(2) = 4 – 8 = -4
Soal 2
Fungsi kuadrat yang memotong sumbu x di titik (3, 0) dan (-3, 0) melalui titik (0, -9) adalah …
Jawab
Grafiknya
6.) Fungsi ganjil dan fungsi genap
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi ganjil apabila berlaku f(–x) = –f(x) dan disebut fungsi genap apabila berlaku f(–x) = f(x). Jika f(–x)
≠ –f(x) maka fungsi ini bukan genap dan bukan ganjil. Untuk memahami fungsi ganjil dan fungsi genap, perhatikan contoh soal
berikut ini.
Contoh soal
Tentukan fungsi f di bawah ini termasuk fungsi genap, fungsi ganjil, atau tidak genap dan tidak ganjil.
1. f(x) = 6x3 + x
2. f(x) = cos x + 2
3. f(x) = 3x2 – x
Penyelesaian
1. f(x) = 6x3 + x
f(x) = –f(x)
Jadi, fungsi f(x) merupakan fungsi genap.
3. f(x) = 3x2 – x
Fungsi invers atau fungsi kebalikan merupakan suatu fungsi yang berkebalikan dari fungsi asalnya. Suatu
fungsi f memiliki fungsi invers (kebalikan) f-1 jika f merupakan fungsi satu-satu dan fungsi pada (bijektif). Hubungan
tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
(f-1)-1 = f
Sederhananya, fungsi bijektif terjadi ketika jumlah anggota domain sama dengan jumlah anggota kodomain.
Tidak ada dua atau lebih doamain berbeda dipetakan ke kodomain yang sama dan setiap kodomain memiliki
pasangan di domain, perhatikan gambar di bawah ini:
Berdasarkan gambar pemetaan di atas, pemetaan pertama merupakan fungsi bijektif. Pemetaan kedua bukan
fungsi bijektif karena pemetaan tersebut hanya terjadi fungsi pada. Domain d dan e dipetakan ke anggota
kodomain yang sama. Pemetaan ketiga bukan fungsi bijektif karena pemetaan tersebut hanya terjadi fungsi satu-
satu. Kodomain 9 tidak memiliki pasangan pada anggota domain.
Misalkan f fungsi yang memetakan x ke y, sehingga dapat ditulis y = f(x), maka f-1 adalah fungsi yang memetakan y
ke x, ditulis x = f-1(y). Sebagai contoh f : A →B fungsi bijektif. Invers fungsi f adalah fungsi yang mengawankan setiap
elemen B dengan tepat satu elemen pada A. Invers fungsi f dinyatakan dengan f-1 seperti di bawah ini:
Jawab:
Limit Fungsi
Jenis-jenis Llimit Fungsi
Limit fungsi dalam matematika dapat dikenali dari jenis fungsinya, berdasarkan jenis fungsinya limit
fungsi dibedakan menjadi:
Limit fungsi aljabar, jika fungsi berupa fungsi aljabar
Limit fungsi trigonometri, jika fungsi berupa fungsi trigonometri
Limit fungsi eksponensial dan logaritma, jika fungsi berupa eksponen atau berupa logaritma
Limit fungsi bilangan logaritma natural, dll.
Menghitung limit fungsi secara secara intuitif
Menentukan nilai limit fungsi dapat dilakukan secara intuitif melalui pendekatan limit kiri dan limit
kanan. Definisi limit fungsi secara intuitif adalah:
Proses perhitungan limit fungsi disekitar titik dapat dipandang dari dua arah, yaitu
Contoh :
Hitunglah limit fungsi berikut ini,
[Penyelesaian]
Gambar grafik fungsi diatas merupakan grafik fungsi pecah dengan asimtot x = 1 dan y = 0
Dari grafik diatas perhitungan limit fungsi dapat dipandang dari dua arah yaitu dari kiri dan dari
kanan :
Dari kiri :
Dari kanan
Contoh menghitung limit fungsi secara intuitif
Diketahui fungsi f(x) = x + 1, tentukan nilai f(x) untuk x mendekati 2 dengan pendekatan limit kiri dan
limit kanan.
[Penyelesaian]
x 1,8 1,9 1,99 1,999 -->2<-- 2,001 2,01 2,1 2,2
f(x)=x+1 2,8 2,9 2,99 2,999 ...?... 3,001 3,01 3,1 3,2
Dari tabel datas nampak bahwa jika jika x mendekati 2 baik dari kiri maupun dari kanan maka f(x) = x
+ 1 mendekati 3.
Jadi,
2. Limit fungsi identitas sama dengan nilai pendekatan variabel atau peubahnya
Jika f(x) = x, maka ( untuk setiap a ϵ bilangan real)
3. Limit jumlah beberapa fungsi sama dengan jumlah masing-masing limit fungsi tersebut.
4. Limit selisih beberapa fungsi sama dengan selisih masing-masing limit fungsi tersebut.
5. Limit hasil kali konstanta dengan suatu fungsi sama dengan hasil kali konstanta dengan limit fungsi
tersebut
6. Limit hasil kali beberapa fungsi sama dengan hasil kali masing-masing limit fungsi tersebut
7. Limit hasil bagi beberapa fungsi sama dengan hasil bagi masing-masing limit fungsi tersebut
8. Limit suatu fungsi pangkat n sama dengan pangkat n dari lmit fungsi tersebut
9. Limit akar pangkat n dari suatu fungsi sama dengan akar pangkat n dari limit fungsi tersebut
dan n genap
Contoh Soal limit fungsi penerapan dan pembahasan
Dibawah ini beberapa contoh soal limit fungsi dengan penerapan teorema limit yang telah dijelaskan
diatas
Hitunglah nilia setiap limit fungsi dibawah ini dengan menerapkan teorema limit!
1.Penerapan teorema limit No 1,2 dan 4
[Penyelesaian]
Berikut ini contoh soal mencari turunan fungsi aljabar dengan pendekatan limit.
Tentukan turunan fungsi berikut ini dengan menggunakan pendekatan limit fungsi!
[Penyelesaian]
L'hospital.Hitunglah
[penyelesaian]
[Penyelesaian]
lim x→ 1 f(x)= lim x→ 1(x^2-2x+1) =1^2-2.1+1 =0, jadi lim x→ 1 f(x) ada
[Penyelesaian]
Selidiki terlebih dahulu syarat-syarat kontinuitas fungsi
[Penyelesaian]
Selidiki terlebih dahulu syarat-syarat kontinuitas fungsi
Oleh karena f(2) tidak ada maka f(x) diskontinu di titik x =2 tidak perlu menyelidiki syarat (2) dan (3)
karena satu syarat tidak dipenuhi oleh f(x).
Jawab:
2. Limit Fungsi Aljabar Untuk
Hitung nilai limit fungsi berikut:
Jawab:
(Ingat bahwa, pada limit fungsi aljabar untuk , jika pangkat tertinggi pembilang lebih kecil dari
pangkat tertinggi penyebut, maka hasilnya selalu sama dengan nol (0))
Jawab:
Mungkin, jika anda hanya membaca contoh soal di atas, semua terasa sulit dan membingungkan. Tapi tidak
perlu khawatir, kalau kita mau menekuni Matematika, Insya Allah, Matematika akan terasa indah dan
menyenangkan