NIM: H061201018
Tugas Pendahuluan 2
A. Electrical Resistivity Tomography (ERT)
Electrical Resistivity Tomography (ERT) merupakan metode yang sangat efektif
digunakan untuk studi longsor, Hal ini telah dibuktikan pada beberapa penelitian
sebelumnya . Teknik ERT mampu memperoleh informasi rinci terkait geometri
longsor. Sementara itu, metodenya mampu menggambarkan batas antar material
sedimen . Pengukuran resistivitas dilakukan dengan menyuntikkan arus ke tanah dan
mengukur respons perbedaan potensial menggunakan elektroda. Electrical Resistivity
Tomography (ERT) adalah metode geofisika aktif yang dapat memberikan gambar
2D atau 3D dari distribusi listrik resistivitas di dalam tanah. Analisis dan interpretasi
gambar listrik ini memungkinkan identifikasi kontras resistivitas yang dapat terutama
karena sifat litologi medan dan variasi kadar air.
Penelitian dilakukan di Blangkejeren Southwest Aceh, Aceh, Indonesia. Konfigurasi
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Wenner-Schlumberger. Digunakan untuk
mendapatkan model yang sensitif terhadap vertikal dan lateral . Pengukuran data
dilakukan pada dua lokasi dengan setting geologi yang sama. Jarak profil ERT adalah
330 meter dengan jarak antar elektroda 6 meter. Kedua profil tersebut diukur
langsung pada sisi jalan yang mengalami longsor. Profil 1 diukur dekat dengan lokasi
aliran debris untuk mendapatkan geometri longsor secara keseluruhan, baik bidang
longsor maupun dari aktivitas longsor sebelumnya. Sedangkan profil 2 diukur pada
sisi jalan yang telah teridentifikasi potensi longsor pada sisi utara profil, hal ini untuk
mendapatkan geometri bidang slip longsor di lokasi. Selain itu, kedua lokasi tersebut
sangat dipengaruhi oleh topografi yang curam. Distribusi nilai resistivitas semu
diperoleh pada saat inversi untuk mendapatkan model resistivitas dan geometri
longsor yang sebenarnya . Inversi data untuk mendapatkan model 2D bawah
permukaan dilakukan dengan menggunakan software AGI EarthImager-2D.
Penggunaan teknik Electrical Resistivity Tomography dapat bekerja dengan sangat
baik dalam menggambarkan batas antar lapisan bawah permukaan. Karena teknik
ERT menghasilkan distribusi resistivitas sangat kontras dengan porositas dan airtanah
sebagai parameter utama terjadinya longsor. Data pengukuran menunjukkan nilai
resistivitas tinggi di daerah yang diduga sebagai aliran debris bahan longsor. Hasil
inversi 2D dari data resistivitas diperoleh tiga struktur lapisan bawah permukaan.
Lapisan pertama adalah material yang diratakan dengan nilai resistivitas >750
Ohm.m. Lapisan kedua adalah lempung dengan nilai resistivitas 10-200 Ohm.m.
Sedangkan lapisan ketiga dengan nilai resistivitas 100 – 2500 Ohm.m merupakan
lapisan lempung berpasir dan lapisan kerikil. Dengan demikian, menggunakan teknik
tomografi resistivitas listrik dapat memberikan informasi yang akurat terkait dengan
karakteristik geometrik tanah longsor: seperti: batas-batas endapan material dan
badan longsor dengan baik.
Penelitian telah dilakukan pada bulan September 2016 dan April 2017. Pengambilan
data dilakukan pada 10 titik dengan panjang lintasan 500 - 600 meter. Lokasi
penelitian berada di tiga kecamatan di kota Karanganyar, yaitu Kebakkramat (Desa
Alastuwo dan Wonorejo), Jaten (Desa Jati dan Suruhkalang) dan Tasikmadu (Desa
Kaling, Buran, Ngijo dan Wonolopo)