Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR

KEPEMILIKAN TERHADAP ASIMETRI INFORMASI


Ana Pratiwi
Universitas Brawijaya
e-mail: anapratiwie@gmail.com
Nurkholis
Universitas Brawijaya
e-mail: hnurkholis_ub@yahoo.com
Abdul Ghofar
Universitas Brawijaya
e-mail: abdulghofar@yahoo.com
Abstract
This research aims to test the effect of corporate governance and ownership structure on
information asymmetry. Corporate governance is proxied by the ASEAN corporate governance
scorecard, and ownership structure is proxied by institutional ownership and managerial
ownership. This research adds control variables such as company size, trading volume, and variant
return. The population of this research is companies that have score from ASEAN Corporate
Governance Scorecard in 2010-2011. Research samples are determined by purposive sampling
method and there are 120 companies fulfill the research criteria. Analysis method used in this
research is Multiple Regression Analysis. The findings show that the corporate governance and
institutional ownership have no impact on the asymmetric information. On the contrary,
managerial ownership has negative and significant affect on the asymmetric information. It is also
found that the control variables, the size and volume of trading companies have no effect on
asymmetric information but return variant has negative affect on asymmetric information.
Keywords: corporate governance, institutional ownership and managerial ownership,
asymmetric information.
http://dx.doi.org/10.20885/jaai.vol19.iss2.art2
Abstrak
Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh corporate governance dan struktur kepemilikan
terhadap asimetri informasi. Corporate governance diproksikan dengan ASEAN Corporate
Governance Scorecard sedangkan struktur kepemilikan diproksikan dengan kepemilikan
institusional dan kepemilikan manajerial. Penelitian ini menambahkan variabel kontrol yaitu
ukuran perusahaan, volume perdagangan, dan varian return. Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan yang memiliki skor dari ASEAN Corporate Governance Scorecard pada tahun 2010
dan 2011. Sampel penelitian ini dipilih dengan menggunakan purposive sampling dan diperoleh
120 perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah
Multiple Regression Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa corporate governance dan
kepemilikan institusional tidak terbukti berpengaruh negatif terhadap asimetri informasi.
Sedangkan kepemilikan manajerial terbukti berpengaruh negatif dan signifikan terhadap asimetri
informasi. Hasil penelitian dari variabel kontrol ukuran perusahan dan volume perdagangan tidak
berpengaruh terhadap asimetri informasi, sedangkan varian return berpengaruh negatif terhadap
asimetri informasi.
Kata kunci: Corporate governance, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial,
asimetri informasi.

99
PENDAHULUAN Contoh kasus-kasus tersebut merupa-
Ditinjau dari sudut pandang teori keagenan, kan cerminan adanya ketidakterbukaan infor-
asimetri informasi dilatarbelakangi oleh ter- masi serta adanya benturan kepentingan dan
ganggunya proses komunikasi informasi keinginan (conflict of interest) antara agent
antara principal dan manajer. Terganggunya dan principal yang tidak diungkapkan kepada
proses komunikasi ini merupakan akibat dari publik secara jelas, terutama kepada para
tindakan manajer sebagai pengelola perusa- investor. Untuk mengantisipasi terjadinya
haan yang mengetahui lebih banyak informasi asimetri informasi, diperlukan suatu meka-
internal ataupun prospek perusahaan, namun nisme yang dapat meminimalkan tingkat asi-
tidak memberikan informasi yang sebenarnya metri informasi yang dilakukan oleh agent
mengenai kondisi perusahaan kepada prin- kepada principal. Salah satu mekanisme yang
cipal dan stakeholders (Ujiyanto dan Pramuka dapat digunakan adalah konsep corporate
2007). Tindakan manajer yang cenderung governance yang merupakan sistem, struktur,
tidak memberikan informasi yang jelas kepada dan proses yang terintegrasi untuk mewujud-
principal dilakukan manajer karena manajer kan kelima prinsip utama dari corporate
cenderung melaporkan dan melakukan tinda- governance, yaitu transparency, accounta-
kan untuk memaksimalkan utilitasnya bility, responsibility, independency, dan fair-
(Wisnumurti 2010). Arifin dan Rahmawati ness. Pelaksanaan corporate governance
(2006) mengungkapkan bahwa ketergan- mem erlukan adanya struktur yang ideal seperti
tungan pihak eksternal terutama pemilik pada komisaris independen, komite audit, direksi,
angka akuntansi, kecenderungan manajer dan komite penunjang lainnya.
untuk memaksimalkan keuntungan sendiri dan Penerapan good corporate governance
tingkat asimetri informasi yang tinggi menye- mendorong terciptanya persaingan yang sehat
babkan keinginan besar bagi manajer untuk dan iklim usaha yang kondusif. Konsep cor-
memanipulasi laporan untuk kepentingan porate governance ini pada intinya meng-
pribadi. inginkan adanya transparansi yang lebih baik
Asimetri informasi antara manajemen bagi semua pengguna laporan keuangan yang
dan principal dapat memberi peluang bagi jika berhasil diterapkan dengan baik akan
manajer dalam melakukan tindakan untuk meningkatkan kinerja dan nilai dari perusa-
memperoleh keuntungan pribadi. Contoh haan. Sistem corporate governance akan
kasus-kasus pelanggaran yang dilakukan oleh memberikan perlindungan terhadap pemegang
manajer karena adanya asimetri informasi saham dan kreditor pada investasi yang telah
yang ada di Indonesia antara lain kasus Bank mereka lakukan. Kanagaretnam, Gerald, dan
Century dan kasus mark-up laporan keuangan Dennis (2007) menjelaskan bahwa konsep
PT. Indofarma yang overstated. Kedua kasus corporate governance merupakan kontrol
tersebut terjadi karena ada salah satu pihak serta prosedur yang memastikan bahwa tin-
yang memiliki informasi lebih banyak dari- dakan yang dilakukan menajemen atau agent
pada pihak lainnya. Dalam kasus Bank merupakan tindakan yang mengikuti kepen-
Century, asimetri informasi terjadi saat Robert tingan pemilik saham atau principal. Indo-
Tantular melakukan pemecahan deposito milik nesian Institute for Corporate governance
Sampoerna, yang dilakukan karena menge- (IICG) mendefinisikan corporate governance
tahui bahwa Bank Century sedang tidak sehat. (CG) sebagai serangkaian mekanisme untuk
Pemecahan deposito tersebut dimaksudkan mengarahkan dan mengendalikan suatu per-
untuk mendapat penggantian dari LPS, dan usahaan agar operasional perusahaan berjalan
mengindikasikan adanya pencucian uang dengan baik sesuai dengan harapan para
sedangkan dalam kasus PT. Indofarma, pihak pemangku kepentingan atau stakeholders
manajemen melakukan penggelembungan laba (www.iicg.org).
bersih tahunan. Karena asimetri informasi sulit dihin-
dari, corporate governance selalu dibutuhkan

100
baik oleh perusahaan kecil maupun besar, Gerald, dan Dennis (2007). Penelitian tersebut
bahkan perusahaan yang tidak terdaftar di menggunakan bid ask spread dan depths yang
Bursa Efek pun perlu menerapkan prinsip- merupakan proksi dari penurunan asimetri
prinsip corporate governance. Dalam kurun informasi, sedangkan corporate governance
waktu beberapa tahun terakhir ini, corporate diproksikan oleh komisaris independen,
governance menjadi perhatian yang serius struktur dewan, dan aktivitas dewan. Untuk
dikarenakan terjadinya kegagalan penerapan analisis bid ask spread, Kanagaretnam,
prinsip-prinsip corporate governance. Ber- Gerald, dan Dennis (2007) menggunakan
bagai pihak diantaranya regulator dan peme- ukuran perusahaan, volatilitas dan harga
gang saham terus menekan agar prinsip- saham sebagai variabel kontrol. Sedangkan
prinsip good corporate governance terus untuk analisis depths, menggunakan saham
ditingkatkan dan diterapkan (Cai et al. 2008). yang beredar dan volume perdagangan sebagai
Penelitian tentang corporate governance juga variabel kontrol. Hasilnya menunjukkan
terus dikembangkan. Kanagaretnam, Gerald, bahwa corporate governance berpengaruh
dan Dennis (2007) menemukan bahwa perusa- negatif dan signifikan terhadap asimetri
haan yang memiliki nilai penerapan corporate informasi di sekitar pengumuman laba triwu-
governance yang baik akan memiliki tingkat lanan. Kanagaretnam, Gerald, dan Dennis
asimetri informasi yang rendah dalam kurun (2007) menunjukkan bahwa corporate gover-
waktu pengumuman laba triwulan. nance yang berjalan efektif akan meningkat-
Menurut Jensen, Solberg, dan Zorn kan kualitas dan frekuensi informasi yang
(1992) dan Crutchley dan Hansen (1989) diterbitkan oleh manajemen. Semakin baik
konflik kepentingan antara manajer dan agent pelaksanaan corporate governance oleh per-
juga dapat dikurangi dengan meningkatkan usahaan, maka semakin banyak informasi
kepemilikan manajerial dan kepemilikan yang diungkapkan. Atau dapat disimpulkan
institusional, dalam hal ini sebagai monitoring bahwa semakin baik perusahaan menerapkan
agents. Disini peningkatan kepemilikan mana- corporate governance maka semakin rendah
jerial akan mensejajarkan kedudukan mana- pula tingkat asimetri informasi yang terjadi.
jerial dengan pemegang saham, sehingga Penelitian ini adalah pengembangan
pihak manajerial akan bertindak sesuai dengan dari penelitian yang dilakukan oleh
kepentingan pemegang saham. Kanagaretnam, Gerald, dan Dennis (2007)
Peningkatan struktur kepemilikan yang meneliti pengaruh struktur corporate
dalam suatu perusahaan diharapkan akan mem- governance terhadap asimetri informasi
buat manajer dapat bertindak sesuai dengan dengan menggunakansampel perusahaan yang
keinginan pemegang saham, karena manajer terdaftar NYSE atau AMEX dengan periode
secara otomatis akan termotivasi untuk penelitian pada bulan Juni dan September
meningkatkan kinerja. Peningkatan struktur tahun 2000. Variabel corporate governance
kepemilikan juga dapat menjadi pengawas bagi yang digunakan meliputi komisaris inde-
manajemen yang akan berdampak mengurangi penden, struktur dewan, dan aktivitas dewan.
motivasi manajer untuk melakukan kecu- Penelitian ini memproksikan Corpo-
rangan, sehingga asimetri informasi dapat rate governance dengan skor ASEAN Corpo-
berkurang. rate Governance Scorecard untuk Indonesia
Perusahaan yang memiliki corporate (indeks corporate governance), kepemilikan
governance yang baik akan memberikan institusional, dan kepemilikan manajerial
implikasi tersajinya informasi yang lebih baik dengan mengambil periode penelitian tahun
sehingga diharapkan dapat menurunkan ting- 2010-2011. Penelitian ini menggunakan sam-
kat asimetri informasi antara principal dan pel perusahaan-perusahaan publik di Indonesia
agent. Salah satu penelitian mengenai penga- yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
ruh corporate governance terhadap asimetri masuk dalam daftar ASEAN corporate gover-
informasi dilakukan oleh Kanagaretnam, nance scorecard, yaitu daftar yang dibuat oleh

101
Indonesian Institute for Corporate Direc- Bukti empiris tentang pengaruh corpo-
torship (IICD), sebagai Domestic Body rate governance terhadap asimetri informasi
ASEAN corporate governance scorecard diantaranya dinyatakan oleh Kanagaretnam,
yang telah melakukan penilaian terhadap tata Gerald, dan Dennis (2007), yang meneliti
kelola perusahaan terbuka di Indonesia yang pengaruh corporate governance terhadap asi-
didukung oleh Asian Development Bank dan metri informasi pada perusahaan yang terdaf-
kemudian ditunjuk oleh Otoritas Jasa tar di NYSE atau AMEX dengan periode
Keuangan (OJK) untuk melanjutkan penilaian penelitian bulan Juni dan September tahun
tersebut. Penelitian ini menggunakan data 2000. Penelitian ini menunjukkan adanya
pada periode tahun 2010-2011. Periode dalam pengaruh negatif antara corporate governance
penelitian ini terbatas dikarenakan untuk peri- dan asimetri informasi. Selain itu ada pene-
ode 2012 pihak regulator yaitu OJK belum litian lain yaitu dari Purwanti (2013) yang
merilis data tersebut. Jadi data periode yang membuktikan adanya pengaruh negatif antara
diambil peneliti hanya 2 tahun. corporate governance dan asimetri informasi.
Penggunaan variabel penelitian menggu-
TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN nakan ASEAN CG Scorecard ini karena per-
HIPOTESIS usahaan-perusahaan yang mengikuti peme-
Asimetri informasi antara agent dan principal ringkatan ini mengindikasikan bahwa perusa-
dapat dikurangi dengan penerapan corporate haan-perusahaan tersebut telah melakukan
governance yang berkualitas dan baik. Pene- penerapan corporate governance dengan baik.
rapan corporate governance disini dapat di- ASEAN corporate scorecard adalah indeks
jadikan struktur, sistem serta proses yang berupa presentase dengan skala 1%-100%
berintegrasi untuk mewujudkan pelaporan yang dikeluarkan oleh IICD yang merupakan
keuangan yang transparan, akuntabilitas, ber- domestic body dari ASEAN CG scorecard.
tanggung jawab, independen, dan adil. Corpo- Sedangkan struktur kepemilikan (kepemilikan
rate governance merupakan perlindungan ter- manajerial dan kepemilikan institusional) oleh
hadap investasi yang dilakukan. Sehingga beberapa peneliti dipercaya dapat mempenga-
mekanisme corporate governance diarahkan ruhi jalannya perusahaan yang akhirnya ber-
untuk mengurangi asimetri informasi antara pengaruh terhadap tingkat asimetri informasi.
principal dan agent.
Dalam teori agensi yang dikemukakan Perumusan Hipotesis
oleh Jensen dan Meckling (1976) telah diung- Dalam penelitiannya, Kanagaretnam, Gerald,
kapkan bahwa dalam dunia bisnis terjadi dan Dennis (2007) menunjukkan bahwa pene-
fenomena oportunis dan manusia sebagai rapan corporate governance yang berkualitas
individu cenderung untuk memenuhi utilitas- akan menurunkan asimetri informasi. Hal ini
nya secara maksimal. Hal ini mengakibatkan dikarenakan jika corporate governance yang
adanya distribusi informasi yang tidak merata dilakukan oleh perusahaan berkualitas, maka
antara agent dan principal. pengungkapan yang dilakukan oleh perusa-
Distribusi informasi yang tidak merata haan akan transparan. Sehingga dapat dikata-
juga disebut sebagai asimetri informasi. Asi- kan informasi yang dimiliki oleh investor
metri informasi adalah suatu keadaan dimana benar-benar mencerminkan perusahaan tempat
agent mempunyai informasi tentang perusa- mereka berinvestasi.
haan lebih banyak daripada principal. Agent ASEAN corporate governance score-
disini dapat juga mengetahui prospek tentang card adalah indeks berupa presentase dengan
perusahaan di masa depan. Kondisi ketim- yang dikeluarkan oleh IICD yang merupakan
pangan informasi ini juga dapat memberikan domestic body dari ASEAN CG scorecard.
peluang kepada agent untuk memanipulasi Penilaian corporate governance berdasarkan
pelaporan untuk memaksimalkan utilitasnya. insiatif dari ASEAN Capital Market Forum
(ACMF) yang beranggotakan para regulator

102
pasar modal di negara ASEAN. Penilaian ini oportunistik. Dengan adanya kepemilikan
juga telah digunakan untuk menilai praktek institusional manajer akan bertindak sesuai
corporate governance perusahaan terbuka di dengan kepentingan pemegang saham.
negara ASEAN lainnya yaitu Filipina, Henry (2010); Singh dan Davidson
Malaysia, Singapura, Thailand dan Vietnam. (2003); Knight dan Weir (2009) melakukan
Selanjutnya, Klein, Shapiro, dan penelitian yang menunjukkan hasil bahwa
Young (2005) menggunakan indeks GMI kepemilikan institusional berpengaruh ter-
(Governance Metrics International) sebagai hadap agency conflict. Agency conflict disini
proksi untuk corporate governance. Penelitian akan berpengaruh terhadap tersalurnya asi-
tersebut dilakukan di Kanada yang menunjuk- metri informasi antara manajer dan principal.
kan hasil tidak ada pengaruh yang signifikan, Selain itu Klein, Shapiro, dan Young (2005)
tetapi Klein, Shapiro, dan Young (2005) juga menyebutkan bahwa kepemilikan insti-
menyimpulkan bahwa corporate governance tusional dalam suatu perusahaan dapat mengu-
secara umum dapat mengurangi asimetri rangi adanya asimetri informasi dalam perusa-
informasi. haan.
Dengan adanya pengukuran yang Di Indonesia, Purwanti (2013) juga
dipublikasikan tentang corporate governance, melakukan penelitian yang menguji pengaruh
maka kepercayaan investor terhadap kepemilikan institusional terhadap asimetri
perusahaan akan meningkat. Dengan kata lain, informasi dan hasilnya tidak terdapat penga-
perusahaan yang mempublikasikan indeks ruh negatif antara kepemilikan institusional
pengukuran corporate governace dipercaya terhadap asimetri informasi. Perusahaan
akan memiliki tingkat asimetri informasi yang dengan struktur kepemilikan yang tinggi
lebih kecil. Maka berdasarkan hasil penelitian- memiliki tekanan yang lebih tinggi untuk
penelitian tersebut maka dalam penelitian ini memberikan pengungkapan yang lebih baik
disusun hipotesis berikut: (Purwanti, 2013). Dengan pengungkapan yang
H1: Corporate governance berpengaruh lebih baik akan meningkatkan transparansi.
negatif terhadap asimetri informasi Transparansi yang baik akan menurunkan
tingkat asimetri informasi. Maka berdasarkan
Konflik kepentingan mendasari adanya hasil penelitian-penelitian tersebut maka
biaya keagenan, dengan asumsi rasionalitas dalam penelitian ini disusun hipotesis berikut:
ekonomi dimana orang yang akan menda- H2: Kepemilikan institusional berpengaruh
hulukan kepentingannya terlebih dahulu negatif terhadap asimteri informasi
sebelum kepentingan orang lain. Demikian
juga dengan manajemen perusahaan. Teori Kepemilikan manajerial merupakan
keagenan menyatakan bahwa sulit untuk jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen.
mempercayai bahwa manajemen akan selalu Dalam suatu perusahaan, jika didalamnya ter-
bertindak berdasarkan kepentingan pemegang dapat kepemilikan manajerial maka informasi
saham. Karena hal tersebut, maka diperlukan yang diberikan kepada publik akan lebih
pengawasan dari pemegang saham sehingga banyak. Jensen dan Meckling (1976) menyata-
konflik keagenan yang terjadi dapat dikurangi kan bahwa untuk mengurangi konflik antara
(Copeland dan Weston 1992). principal dan agent dapat dilakukan dengan
Kepemilikan institusional adalah jum- cara meningkatkan jumlah kepemilikan
lah kepemilikan suara suatu institusi terhadap manajerial dalam perusahaan. Menurut
perusahaan. Dalam penelitian ini, kepemilikan Crutchley dan Hansen (1989) dan Jensen,
institusional diproksikan dengan mengguna- Solberg, dan Zorn (1992) perusahaan mening-
kan presentase kepemilikan saham institusi di katkan kepemilikan manajerial untuk men-
perusahaan. Peningkatan kepemilikan insti- sejajarkan kedudukan para manager dengan
tusional menyebabkan kinerja manajer diawasi pemegang saham sehingga bertindak sesuai
secara optimal dan terhindar dari perilaku keinginan pemegang saham. Dengan pening-

103
katan presentase kepemilikan manajerial, para kriteria yang digunakan untuk memilih perusa-
manajer termotivasi untuk meningkatkan haan yang dijadikan sampel dalam penelitian
kinerja dan bertanggung jawab meningkatkan ini adalah: (1) Perusahaan yang termasuk
kemakmuran pemegang saham. dalam ASEAN corporate governance score-
Henry (2010); Singh dan Davidson card pada tahun 2010-2011. Kelompok perusa-
(2003); Knight dan Weir (2009) melakukan haan tersebut adalah hasil survey yang dilaku-
penelitian yang menunjukkan hasil bahwa kan oleh Indonesian Institute of Corporate
kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap Directorship (IICD) yang merupakan domestic
agency conflict. Agency conflict disini akan body dari ASEAN CG Scorecard. (2) Perusa-
berpengaruh terhadap tersalurnya asimetri haan yang mempublikasikan Laporan Tahunan
informasi antara manager dan principal. (Annual Report) untuk periode 31 Desember
Semakin tinggi kepemilikan manajerial dalam 2010-2011. (3) Perusahaan yang menggunakan
suatu perusahaan maka akan semakin kecil mata uang Rupiah dalam Laporan Tahunannya
asimetri informasi dalam perusahaan tersebut. untuk periode 31 Desember 2010-2011. (4)
Dalam penelitiannya, Purwanti (2013) Data yang tersedia lengkap (data secara kese-
menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial luruhan tersedia dalam Laporan Tahunan peri-
berpengaruh negatif terhadap asimetri infor- ode 2010-2011 baik data untuk corporate
masi. Semakin tinggi kepemilikan manajerial governance dan struktur kepemilikan maupun
suatu perusahaan maka tingkat asimetri infor- data untuk asimetri informasi).
masi dalam perusahaan tersebut akan semakin
rendah. Kekayaan pribadi manajemen yang Variabel Penelitian dan Pengukuran
terkait dengan nilai perusahaan dalam bentuk Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
saham diharapkan akan membuat manajemen asimetri informasi. Asimetri informasi adalah
untuk bertindak demi meningkatkan nilai per- suatu keadaan dimana agent memiliki infor-
usahaan sehingga dapat mengurangi konflik masi yang lebih banyak tentang perusahaan
keagenan. Konflik keagenan yang berkurang dimasa yang akan datang dibandingkan
dapat mengurangi asimetri informasi antara dengan principal (Richardson 1998). Pene-
agent dan principal. Maka berdasarkan hasil litian ini mengukur asimetri informasi dengan
penelitian-penelitian tersebut maka dalam menggunakan bid-ask spread. Model untuk
penelitian ini disusun hipotesis berikut: menyesuaikan perhitungan Asimteri Informasi
H3: Kepemilikan Manajerial berpengaruh (Kanagaretnam, Gerald, and Dennis 2007)
negatif terhadap Asimetri informasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
METODA PENELITIAN Asimetri Informasi = (Ask-bid)/{(Ask+bid)/2}
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusa- Ask adalah Harga permintaan tertinggi saham
haan publik yang terdaftar dalam ASEAN perusahaan i pada tahun t
corporate scorecard. Jumlah perusahaan yang Bid adalah Harga penawaran terendah saham
memiliki indeks ASEAN CG Scorecard antara perusahaan I pada tahun t
tahun 2010-2011 adalah 155 perusahaan.
Pemilihan sampel penelitian ini meng- Variabel independen yang digunakan dalam
gunakan purposive sampling dengan tujuan penelitian ini ada 3 (tiga), yaitu: 1) Corporate
mendapatkan sampel yang representatif sesuai governance. Corporate governance dalam
dengan kriteria sampel yang telah ditentukan penelitian ini diukur dengan menggunakan
oleh peneliti. Penggunaan metode purposive ASEAN corporate governance scorecard.
sampling dalam penelitian ini karena sampel ASEAN Corporate Governance Scorecard
yang digunakan diharapkan akan memberikan adalah indeks berupa prosentase dengan skala
hasil yang lebih valid dan tidak bias. Kriteria- 1%-100% yang dikeluarkan oleh IICD yang
merupakan domestic body dari ASEAN CG

104
Scorecard. Penilaian corporate governance (Ghozali 2006). 2) Uji Asumsi Klasik. Untuk
yang merupakan inisiatif dari ASEAN Capital mendukung kebenaran interpretasi hasil ana-
Market Forum (ACMF) yang beranggotakan lisis dengan model regresi maka dilakukan uji
para regulator pasar modal di negara ASEAN asumsi klasik. Asumsi klasik yang harus ter-
(IICD 2014). 2) Kepemilikan Manajerial. penuhi meliputi uji normalitas residual yaitu
Kepemilikan Manajerial adalah jumlah kepe- data residual harus normal, non-multikolinea-
milikan saham oleh pihak manajemen dari ritas, dan homokedastisitas. Namun sebelum
seluruh modal saham yang ada di perusahaan model regresi digunakan untuk menguji hipo-
(Gideon dan Milgrom 1985). Ada atau tidak- tesis, diperlukan uji asumsi klasik untuk
nya kepemilikan manajerial terhadap suatu memastikan bahwa model telah memenuhi
perusahaan merupakan suatu mekanisme yang kriteria Best Linear Unbiased Estimated
digunakan untuk mengurangi konflik kea- (BLUE) (Ghozali 2006). 3) Multiple Regres-
genan. Jika manajemen memiliki kekayaan di sion Analysis. Analsis dalam penelitian ini
perusahaan, maka diharapkan manajemen bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel-
akan bertindak lebih transparan untuk kepen- variabel independen terhadap variabel depen-
tingannya. 3) Kepemilikan Institusional. den (Ghozali 2006). Model persamaan yang
Kepemilikan institusional merupakan jumlah digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
kepemilikan suara suatu institusi terhadap berikut:
perusahaan (Beiner et al. 2003). Dalam pene- AI = a + b1 CG + b2 KI + b3 KM + b4 Size +
litian ini, kepemilikan institusional diukur b5 Vol + b6 Return + e
dengan menggunakan persentase kepemilikan
saham suatu institusi di perusahaan. Keterangan:
Sedangkan variabel Kontrol yang di- a = Konstanta
gunakan dalam penelitian ini ada tiga, yaitu: (1) b1-b5 = Koefisien Regresi
ukuran perusahaan (size) yang diukur dengan AI = Asimetri Informasi
total asset perusahaan; (2) volume perdagangan CG = Corporate Governance
yaitu penutupan pasar bulanan yang kemudian KI = Kepemilikan Institusional
dirata-rata dalam satu tahun,dan; (3) varian KM = Kepemilikan Manajerial
return yang diukur dengan: Size = Ukuran Perusahaan
Vol = Volume Perdagangan
R = (Pt – Pt-1) / (Pt-1) Return = Varian Return saham
e = error
R = return saham
Pt = harga saham pada bulan ke t HASIL DAN PEMBAHASAN
Pt-1 = harga saham pada bulan t-1 Hasil Pengumpulan Data
Metode Analisis Data Penelitian ini dilakukan terhadap sampel yang
terdiri dari 155 perusahaan yang berpartisipasi
Analisis data yang digunakan dalam penelitian dalan ASEAN corporate governance score-
ini bertujuan unutk mengetahui pengaruh card pada periode tahun 2010-2011. Sedang-
variabel corporate governance dan struktur ke- kan perusahaan yang memenuhi kriteria dalam
pemilikan terhadap asimetri informasi. Metode penelitian ini berjumlah 120 perusahaan. Data
analisis data dalam penelitian ini adalah: 1) menggunakan signifikansi 10% dengan tingkat
Analisis Statistik Deskriptif. Statistik deskriptif keyakinan 90%.
merupakan proses transformasi data penelitian
dalam bentuk kuantitatif sehingga mudah di- Statistik Deskriptif
pahami dan diinterpretasikan. Tujuannya
adalah untuk mengetahui gambaran umum Untuk memberi gambaran atau deskripsi data
mengenai data tersebut dan hubungan antara dalam penelitian ini dilakukan analisis data
variabel yang akan digunakan dalam penelitian deskriptif seperti tampak pada tabel 1.

105
Tabel 1: Statistik Deskriptif
Maksimum Minimum Rerata Standar N
Deviasi
Asimetri Informasi (Y) 2,0663 1.6185 1,86757 0,069907 120
Corporate governance (X1) 89,26% 20,81% 54,1393% 20,11374% 120
Kepemilikan Institusional (X2) 75,55% 0% 27.1451% 14,54533% 120
Kepemilikan Manajerial (X3) 7,93% 0% 0,3772% 1,16174% 120
Size (X4) 8,40 5,44 7,0859 0,57198 120
Volume Perdagangan (X5) 9,22 4,02 7,7829 0,94157 120
Varian Return (X6) 1,7368 -0,8249 0,2279 0,53819 120
Sumber: Data sekunder yang diolah
Tabel 1 diatas dapat memberikan adalah 27,1451% sedangkan standar deviasinya
sejumlah informasi, antara lain bahwa N atau adalah 14,54532%. Nilai tersebut menunjukkan
jumlah total observasi pada setiap variabel bahwa terdapat variasi yang kecil antara nilai
yaitu 138 perusahaan dengan periode peng- maksimum dan minimum atau dengan kata lain
amatan 2010-2011, namun dikarenakan tidak terdapat kesenjangan yang cukup besar
adanya data outlier maka data tersebut di- dari kepemilikan institusional.
buang sehingga diperoleh jumlah observasi Kepemilikan manajerial adalah kepe-
120 perusahaan. Asimetri informasi disini di- milikan suara yang dimiliki oleh pihak mana-
ukur dengan bid ask spread yaitu dengan jer dalam perusahaan. Nilai rata-rata kepe-
harga saham harian. Rata-rata asimetri infor- milikan manajerial dalam penelitian ini adalah
masi dalam perusahaan sampel adalah 1,86757 0,3772% sedangkan standar deviasinya adalah
sedangkan standar deviasinya sebesar 1,1617%. Nilai standar deviasi lebih besar
0,069907. Nilai standar deviasi lebih kecil dari daripada rata-rata menunjukkan bahwa tinggi-
rata-rata menunjukkan variasi yang kecil nya nilai variasi antara nilai maksimum dan
antara nilai maksimum dan minimum selama minimum dalam penelitian, atau dengan kata
periode pengamatan, atau dengan kata lain lain terdapat kesenjangan yang cukup besar
tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari dari kepemilikan manajerial.
asimetri informasi dalam perusahaan sampel.
Corporate governance diukur dengan Pengujian Asumsi Klasik
indeks ASEAN CG Scorecard yang dikeluar- Ujin ormalitas
kan oleh IICD yang merupakan domestic body Berdasarkan hasil pengujian normalitas meng-
dari penilaian corporate governance yang gunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjuk-
merupakan inisiatif dari ASEAN Capital kan nilai yang lebih besar daripada 0,05, yaitu
Market Forum (ACMF) yang beranggotakan 1,32 sehingga dapat disimpulkan bahwa
para regulator dari negera-negara di ASEAN. asumsi normal telah dipenuhi sehingga model
Rata-rata nilai corporate governance adalah regresi ini layak digunakan dalam penelitian.
54,1393% sedangkan standar deviasinya
20,1137%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Uji multikolinearitas
terdapat variasi yang kecil antara nilai maksi- Uji multikolinearitas menunjukkan VIF varia-
mum dan minimum selama periode peng- bel di bawah 10, yang menunjukkan bahwa
amatan atau dengan kata lain tidak ada kesen- dalam persamaan ini tidak terjadi multikoli-
jangan yang cukup besar dari nilai corporate nearitas antar variable, sehingga dapat disim-
governance. Data maksimum dan minimum pulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas
adalah 20,81% dan 89,26%. antar variabel bebas dalam persamaan regresi.
Kepemilikan institusional adalah kepe-
milikan suara yang dimiliki oleh suatu institusi Uji heterokedastisitas
terhadap suatu perusahaan. Nilai rata-rata Uji heteroskedastisitas dilakukan mengguna-
kepemilikan institusional dalam penelitian ini kan grafik scatterplot, hasilnya menunjukkan

106
penyebaran titik-titik yang tidak mempunyai variabel independen dan variabel kontrol yaitu
pola yang jelas, serta titik-titik tersebut corporate governance, kepemilikan mana-
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada jerial, kepemilikan institusional, ukuran per-
sumbu y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa usahaan, volume perdagangan, dan varian
tidak terjadi heteroskedastisitas dalam per- return. Sedangkan sisanya yaitu 91% dijelas-
samaan ini, sehingga persamaan regresi ini kan oleh variabel lain atau sebab-sebab yang
layak dipakai untuk penelitian ini. lain yang berada diluar model. Dari hasil per-
hitungan regresi yang dilakukan juga didapat-
Pengujian Hipotesis kan hasil konstanta sebesar 1,842 hal ini
Penelitian ini menggunakan analisis regresi menunjukkan bahwa jika variabel lain diang-
berganda (Multiple Regression Analysis) gap konstan maka variabel asimetri informasi
untuk membuktikan hipotesis yang dibuat. sebesar 1,842.
Tingkat keyakinan yang digunakan dalam pe-
nelitian ini adalah 90%, jadi tingkat kesalahan Pengujian hipotesis 1
yang dapat ditoleransi adalah sebesar 10%. Pengujian hipotesis pertama (H1) menyatakan
Sehingga jika nilai signifikansi kurang dari bahwa corporate governance berpengaruh
0,10 maka dapat disimpulkan bahwa variabel negatif terhadap asimetri informasi dengan
independen tersebut berpengaruh secara signi- nilai signifikansi sebesar 0,848 (lebih besar
fikan terhadap variabel dependennya. Dari dari yaitu 0,10). Dengan demikian hipotesis
hasil perhitungan, didapatkan persamaan petama ditolak. koefisien regresi dari cor-
regresi sebagai berikut ini: porate governance ini adalah -6,374E-005. Hal
ini menunjukkan bahwa corporate governance
AI = 1,842 – 6,374E-005 CG + 0,001 KI - tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
0,010 KM + 0,007 Size - 0,003 Vol - asimetri informasi.
0,033 Return + e Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Klein, Shapiro,
Koefisien determinasi pada intinya dan Young (2005). Namun, hasil penelitian ini
mengukur seberapa jauh kemampuan model tidak konsisten dengan penelitian yang di-
dalam menerangkan variasi variabel depen- lakukan oleh Kanagaretnam, Gerald, dan
den. Dalam penelitian ini dihasilkan nilai Dennis (2007) yang menyatakan bahwa cor-
Adjusted R Square sebesar 0,09. Nilai tersebut porate governance yang berkualitas akan
menunjukkan bahwa 9% variasi dari asimetri menurunkan asimetri informasi.
informasi dapat dijelaskan dengan keenam
Tabel 2: Hasil Penelitian
Variabel Bebas Koefisien T-Stat Sig.
Konstanta 1,842 18,959 0,000
Corporate governance -6,374 -0,192 0,848
Kepemilikan Institusional 0,001 1,422 0,158
Kepemilikan Manajerial -0,010 -1,860 0,065
Ukuran Perusahaan 0,007 0,575 0,567
Volume Perdagangan -0,003 -0,495 0,622
Varian Return -0.033 -2,871 0,005
R Square = 0.136 Sig F = .010
Adj. R Square = 0.090
F Stat = 2,960
Sumber: data sekunder yang diolah

107
Hampir sama dengan penelitian yang antara kepemilikan institusional dan asimetri
dilakukan oleh Klein, Shapiro, dan Young informasi. Hal ini bertentangan dengan prinsip
(2005), dalam penelitian ini tidak terbukti transparansi yang menyatakan bahwa semakin
bahwa corporate governance berpengaruh besar kepemilikan institusional akan mem-
negatif terhadap asimetri informasi. Hal ini berikan tekanan yang tinggi kepada manajer
dikarenakan oleh dalam penelitian ini meng- untuk memberikan pengungkapan yang lebih
gunakan ASEAN corporate scorecard untuk baik.
menilai corporate governance. Scorecard ini Selain itu, rata-rata kepemilikan insti-
menggunakan penilaian dengan standar di tusional dalam suatu perusahaan lebih kecil
Negara-negara ASEAN. Standart yang dilaku- daripada kepemilikan publik. Hal ini meng-
kan dalam ASEAN CG Scorecard ini lebih indikasikan kepemilikan institusional belum
baik daripada yang ada di Indonesia, karena di dapat memberikan pengaruh yang signifikan.
Indonesia peraturan tentang penerapan corpo- Dan kemungkinan pihak institusional tidak
rate governance hanya mewajibkan perusa- melakukan pengawasan dikarenakan akan
haan publik mengangkat dewan komisaris dan menimbulkan biaya yang besar (Klein,
komite audit. Sedangkan penilaian yang di- Shapiro, dan Young 2005), karena pihak insti-
lakukan di ASEAN CG scorecard melakukan tusional adalah pemilik yang memfokuskan
penilaian yang lebih baik, penilaian dalam pada current earnings. Fokus pihak institusi-
scorecard ini, selain kewajiban adanya komite onal yang hanya pada current earnings ini
audit dan dewan komisaris dalam suatu per- membuat para manajer melakukan tindakan
usahaan, juga mencakup tentang hak-hak yang tidak transparan agar investor institusi-
pemegang saham dan kesejahteraan karyawan onal berinvestasi. Tindakan tidak transparan
masuk dalam kriteria penilaian bahkan kese- disini misalnya melakukan manajemen laba,
lamatan pelanggan juga termasuk dalam manajemen laba akan mengakibatkan asimetri
penilaiannya. informasi.
Kriteria penilaian di Indonesia yang
lebih sedikit daripada penilaian ASEAN CG Pengujian hipotesis 3
Scorecard mengakibatkan score yang didapat- Pengujian hipotesis yang ketiga (H3) menya-
kan perusahaan-perusahaan di Indonesia ren- takan bahwa kepemilikan manajerial ber-
dah. Hal ini mengakibatkan pengaruh hasil pengaruh negatif terhadap asimetri informasi.
penelitian yang tidak signifikan terhadap asi- Berdasarkan pengujian regresi berganda yang
metri informasi. Karena, nilai corporate dilakukan menunjukkan nilai signifikansi
governance yang kecil mengakibatkan asi- sebesar 0,065 (lebih kecil dari nilai =0,10)
metri informasi yang besar. dan nilai koefisien regresi sebesar -0,010
sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis
Pengujian hipotesis 2 yang dirumuskan diterima. Hal ini sesuai
Pengujian hipotesis yang kedua (H2) menya- dengan prinsip transparansi dalam penerapan
takan bahwa kepemilikan institusional ber- corporate governance yang mengungkapkan
pengaruh negatif terhadap asimetri informasi. bahwa semakin tinggi kepemilikan manajerial
Berdasarkan pengujian regresi berganda yang dalam suatu perusahaan maka pengungkapan
dilakukan menunjukkan nilai signifikansi informasi yang terjadi dalam perusahaan ter-
sebesar 0,158 (lebih besar dari nilai =0,10) sebut semakin tinggi pula, sehingga akan
dan koefisien regresi sebesar 0,001 sehingga mengurangi adanya kesenjangan informasi
dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang ada didalamnya.
ditolak. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya
Hasil penelitian ini didukung oleh perusahaan di Indonesia yang menggunakan
penelitian yang dilakukan oleh Purwanti manajemen yang berpengalaman dan profe-
(2013). Dalam penelitiannya Purwanti (2013) sional. Penggunaan manajemen yang profe-
menghasilkan tidak adanya hubungan negatif sional akan membuat transparannya informasi

108
yang ada di dalam perusahaan. Selain itu Hasil penelitian yang menguji penga-
kepemilikan manajerial akan membuat kinerja ruh struktur kepemilikan terhadap asimetri
para manajer semakin baik dikarenakan informasi menunjukkan bahwa struktur kepe-
adanya rasa memiliki dalam perusahaan. Rasa milikan institusional tidak berpengaruh ter-
memiliki ini akan mengakibatkan para mana- hadap asimetri informasi. Hal ini dikarenakan
jer meningkatkan transparansi dan kinerja oleh fokus investor institusional yang hanya
perusahaan. kepada current earnings. Fokus yang hanya
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan kepada current earnings membuat para
prinsip transparansi dalam penerapan corpo- manajer melakukan tindakan tidak transparan.
rate governance yang mengungkapkan bahwa Sedangkan untuk kepemilikan mana-
semakin tinggi kepemilikan manajerial dalam jerial, terdapat pengaruh yang signifikan
suatu perusahaan maka pengungkapan infor- dengan koefisien negatif terhadap asimteri
masi yang terjadi dalam perusahaan tersebut informasi. Hal ini berarti terdapat pengaruh
semakin tinggi pula, sehingga akan mengu- negatif yang signifikan terhadap asimetri
rangi kesenjangan informasi yang ada di- informasi. Hal ini dikarenakan oleh perusa-
dalamnya. Kepemilikan manajerial ini juga haan-perusahaan di Indonesia saat ini meng-
dalam hal ini juga akan mengurangi ketidak- gunakan manajemen yang profesional dan
selarasan kepentingan antara agen dan prin- berpengalaman. Penggunaan manajemen yang
cipal. profesional akan mengurangi kesenjangan
Hasil penelitian ini konsisten dengan informasi dalam perusahaan. Karena mana-
penelitian yang dilakukan oleh Purwanti jemen yang profesional akan menjaga kredi-
(2013) dan Crutchley dan Hansen (1989). bilitasnya sehingga perusahaan yang menjadi
Penelitian-penelitian tersebut menyimpulkan tanggungjawabnya akan lebih transparan.
bahwa kepemilikan manajerial yang tinggi Pada studi ini dapat disimpulkan
dapat mengurangi masalah keagenan. Masalah bahwa corporate governance struktur kepe-
keagenan yang kecil akan mengurangi asi- milikan institusional secara umum tidak dapat
metri informasi antara agen dan principal. hal mengurangi asimetri informasi. Sedangkan
ini dikarenakan oleh proporsi kepemilikan untuk struktur kepemilikan manajerial terbukti
manajerial atas perusahaan akan menurunkan berpengaruh terhadap asimetri informasi.
kecenderungan manajer untuk melakukan tin- Dengan demikian, melalui studi ini dapat
dakan yang merugikan kepentingan principal. memberikan kontribusi untuk memper-
Dengan adanya hal tersebut maka kepentingan timbangkan corporate governance dan struk-
antara agen dan prisipal akan menyatu tur kepemilikan dalam sebuah perusahaan
sehingga gap informasi antara keduanya akan untuk melindungi investasi yang akan di-
dapat diperkecil. tanamkan dalam perusahaan tersebut.
Peneliti menyadari terdapat keter-
SIMPULAN batasan dalam studi ini. Keterbatasan pertama
Hasil penelitian menunjukkan bahwa corpo- rentang tahun penelitian yang hanya 2 tahun
rate governance tidak berpengaruh terhadap terlalu sempit. Keterbatasan ini terjadi karena
asimetri informasi. Hasil penelitian ini tidak salah satu variabel yaitu corporate governance
sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa diproksikan dengan ASEAN Corporate
corporate governance memiliki peran untuk governance Scorecard dimulai pada tahun
pengawasan sehingga akan memberikan keya- 2010. Peneliti hanya bisa mendapatkan data
kinan kepada investor bahwa dana yang di- tahun 2010 dan 2011, pada tahun selanjutnya
investasikan aman. Tidak adanya pengauh ini data ASEAN corporate governance scorecard
dikarenakan penerapan corporate governance belum dikeluarkan oleh domestic body di
yang ada di Indonesia cenderung tertinggal Indonesia yaitu IICD.
dari negara-negara lain, sehingga menyebab- Berdasarkan keterbatasan yang ada di
kan tidak adanya pengaruh yang signifikan. atas, terdapat beberapa saran yang diberikan

109
peneliti dalam penelitian selanjutnya. Pertama, specialist market with heterogeneously
peneliti selanjutnya sebaiknya menambahkan informed traders. Journal of Financial
tahun penelitian agar dapat mendapatkan hasil Economics 14 (1): 71–100.
yang lebih meyakinkan. Selain itu peneliti Henry, D. 2010. Agency cost, ownership
selanjutnya diharapkan menggunakan indeks structure, and corporate governance
yang lain untuk memproksikan corporate compliance: a private contracting
governance. Kedua, peneliti selanjutnya di- perspective. Pasific-Basin Finance
harapkan dapat menggunakan semua perusa- Journal 18 (1): 24–46.
haan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Namun jika dirasa sulit untuk menggunakan IICD. 2014. Indonesian Institute for Corprate
proksi indeks corporate governance, maka Directorship: Search result.” Diakses
sebaiknya peneliti selanjutnya menggunakan dari http://www.iicd.or.id/en/search-
mekanisme corporate governance. result.html?search=Penilaian+corporat
e+governance+yang+merupakan+inisi
DAFTAR REFERENSI atif+dari+ASEAN+Capital+Market+F
orum+%28ACMF%29+yang+berangg
Arifin, Z., dan N. Rahmawati. 2006. Pengaruh otakan+para+regulator+pasar+modal+
corporate governance terhadap efek- di+negara+ASEAN&id=40.
tifitas mekanisme pengurang masalah
agensi. Jurnal Siasat Bisnis 3 (3): 237– Jensen, G.R., D.P. Solberg, dan T.S. Zorn.
47. 1992. Simultenous determination of
insider ownership, debt, and dividend.
Beiner, S., W. Drobetz, F. Schmid, dan H. Journal of Financial and Quantitative
Zimmermann. 2003. Is board sizes an Analysis 27 (2): 247–263.
independent corporate governance
mechanism? Working Paper, Univer- Jensen, M. C., dan W. H. Meckling. 1976.
sity of Basel, Basel, Switzerland. Theory of the firm: managerial
behavior, agency costs, and ownership
Cai, J. Y., Y. Qian, Y. Liu, dan M. Yu. 2008. structure. Journal of Financial
Information asymmetry and corporate Economics 3 (4): 305–360.
governance. Drexel College of
Business Research Paper No. 2008-02. Kanagaretnam, K.L., J.L. Gerald, dan J. W.
Diakses dari Dennis. 2007. Does corporate
http://ssrn.com/Abstract=1082589. governance reduce information
asymmetry around quarterly earnings
Copeland, T. E., dan J. F. Weston. 1992. anouncement? Journal of Accounting
Financial theory and corporate policy. and Public Policy 26 (4): 497–522.
edisi ke-5. USA: Addison-Wesley
Publishing Company, Inc. Klein, P., D. Shapiro, dan J. Young. 2005.
Corporate governance, family owner-
Crutchley, C., dan R. Hansen. 1989. A Test of ship and firm value: the canadian
the agency theory of managerial evidence. Corporate Governance An
ownership, corporate leverage, and International Review 13 (6): 769–784.
corporate dividends. Financial Mana-
gement 18 (Winter): 36–46. Knight, P. J., dan C. Weir. 2009. Agency cost,
corporate governance mechanism, and
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multiva- ownership structure in large uk
riate dengan program SPSS. edisi ke- publicly quoted companies: a panel
4. Semarang: BP. Universitas data analysis. The Quarterly Review of
Diponegoro. Economics and Finance 49 (2): 139–
Gideon, L., dan P. Milgrom. 1985. Bid ask 150.
spread and transaction prices in a

110
Purwanti, T. 2013. The impact of corporate of Banking and Finance 27 (5): 793–
governance mechanism on the asym- 816.
metry information. Jurnal Kiat BISNIS Ujiyanto, M. A., dan B. A. Pramuka. 2007.
5 (2): 129–147. Mekanisme corporate governance,
Richardson, V. J. 1998. Information manajemen laba dan kinerja
asymmetri and earning management: keuangan. Makasar: Simposium
some evidance. Journal Financial and Nasional Akuntansi X.
Economics. Diakses dari Wisnumurti, A. 2010. Analisis pengaruh
http://www.ssrn.com. asimetri informasi terhadap manaje-
Singh, M., dan W. N. Davidson. 2003. Agency men laba. Semarang: Universitas
cost, ownership structure, and corpo- Diponegoro.
rate governance mechanism. Journal

111
© 2015. This work is published under
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ (the “License”).
Notwithstanding the ProQuest Terms and Conditions, you may use this
content in accordance with the terms of the License.

Anda mungkin juga menyukai