Suatu sore di hutan belantara yang lebat. Kancil sedaang berjalan dengan
santai, ia berjalan sambil bernyanyi menyelaraskan kicauan burung. Saat sedang
berjalan tiba tiba ia mendengar auman yang mengerikan. Belum sempat kabur, dari
semak semak muncul seekor harimau yang lapar. Harimau itu segera menyergap tubuh
kancil
Kancil menelan ludah ketakutan, tetapi kancil yang cerdik itu berusaha untuk
menutupi ketakutannya
“Iya kancil mungkib ini akan menjadi hari terakhir pertemuan kita. Perutku sudah
lapar. Kau akan menjadi santapan ku sore ini” kata harimau gembira
Kancil pun memutar otaknya untuk mengelabuhi harimau. Tak butuh lama, Kancil si
"Aku tidak ada keinginan terakhir apapun. Aku hanya punya rahasia besar di hutan ini.
Jika aku mati, rahasia besar ini tidak akan pernah diketahui siapapun," kata Kancil.
Harimau pun penasaran dengan rahasia tersebut. Ia menyarankan Kancil untuk
memberitahunya.
"Ya sudah beritahu saja apa rahasianya, setelah itu kau akan aku santap. Jadi aku
Kancil yang cerdikpun mengelabuhi harimau agar ia bisa lolos"Ada sabuk besar di
hutan ini yang dimiliki oleh singa. Dari sabuk itu lah Singa mendapat kekuatan," tutur
Kancil.
Harimau yang serakah itu pun penasaran. Ia seketika ingin memiliki sabuk besar itu.
"Tunggu dulu.
Kancil, meskipun kamu mengantarku, jangan harap aku akan melepasmu Hahaha,"
kancil berusaha tenang dan segera menunjukkan jalan. Tanpa sepengetahuan Harimau,
Setelah menempuh satu jam perjalanan, akhirnya mereka tiba di suatu tempat yang konon
Dengan gegabah, Harimau pun segera menarik sabuk itu. "Hahaha aku akan
kancil pu segera kabur . Sedangkan Harimau harus bertarung dengan ular piton raksasa.
Fabel Burung Udang dan Ikan Toman
Dikisahkan pada zaman dahulu ada sebuah sungai di daerah Melayu Riau. Sungai
itu bernama Sungai Silam.Di Sungai Silam inilah hidup seekor Ikan Toman. Suatu sore Ikan
Toman itu sedang melamun memandang sebuah pohon yang tumbuh ditepi sungai
Pohon tersebut menghasilkan biji-bijian berwarna merah ratusan kali Ikan Toman
berusaha melompat untuk menggapai biji itu. Namun ia gagal.
"Setiap tahun sekali, pohon itu akan mengeluarkan biji merah. Itu sungguh menggiurkan.
Aku ingin sekali mencicipinya. Tetapi rasanya mustahil," tutur Ikan Toman.
"Andai saja aku memiliki sayap dan bisa terbang tinggi," keluh Ikan Toman lagi.
Sementara itu, seekor Burung Udang terbang kesana kemari mencari makan.
Setelah lelah melanglangbuana, Burung Udang pun singgah di dahan pohon tepi Sungai
Silam.
Dari kejauhan, terlihat di dasar sungai yang jernih itu ada banyak cacing hidup.
Bagai hujan di tengah kemarau, Burung Udang pun gembira menemukan makanannya.
Ia pun berusaha menyelam ke sungai. Namun usahanya sia-sia.
Ia tidak bisa menyelam, bahkan berenangpun tidak.
"Ah andainsaja aku punya sirip untuk berenang," keluh Burung Udang.
Melihat Burung Udang bersusah payah berenang, Ikan Toman pun menghampirinya.
"Hai Burung Udang, apa yang kau cari di dasar sana?" tanya Ikan Toman.
"Hai Ikan Toman, aku hendak mengambil cacing untuk aku makan. Tetapi aku tidak bisa
berenang,"kata Burung Udang.
"Baik lah, dengan senang hati aku akan mengambilkannya untukmu,"kata Ikan Toman.
Ikan Toman pun menyelam. Tak butuh waktu lama, Ikan Toman keluar dari air dengan
membawa puluhan cacing. Ikan Toman pun berenang ke tepi dan memberikannya untuk
Burung Udang.
"Oh Ikan Toman, kau baik sekali. Semoga kebaikanmu berbuah manis. Aku tidak tahu
caranya berbalas budi," tutur Burung Udang.
"Tidak usah sungkan. Aku senang bisa membantumu Burung Udang," tandas Ikan
Toman.
Ikan Toman pun kembali berenang sembari melihat biji-bijian itu.
Melihat itu, Burung Udang mengetahui jika Ikan Toman menginginkannya.
"Toman, apa kau menginginkan biji merah itu?" tanya Burung Udang.
Ikan Toman pun terkejut Burung Udang bisa mengetahuinya.
"Eh anu, bagaimana kau bisa tahu?" tanyanya.
Tanpa dijawab, Burung Udang pun segera terbang memetik biji-bijian itu.
Semenjak saat itu, persahabatan keduanya mulai terjalin.
Selain berburu bersama, burung udang dan ikan toman saling membantu jika salah satu di
antara mereka sedang ada yang mengalami kesulitan.
Kisah ini mengingatkan kita bahwa terkadang permasalahan lebih mudah selesai ketika ada
bantuan dari orang lain, seperti sahabat kita.