Anda di halaman 1dari 5

GLOBAL WARMING

Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat berbagai macam bencana alam hebat yang


terjadi di beragam belahan bumi. Mulai dari kebakaran hutan yang menyebabkan
kepulan asap tebal hingga menjangkau antar negara, tanah longsor akibat penebangan
liar, hingga banjir akibat hujan lebat, penyerapan air yang baik karena banyaknya
sampah yang menyumbat.Beberapa bencana tersebut sudah terjadi di berbagai wilayah
Indonesia. Meskipun dikatakan sebagai suatu bencana alam, namun hal ini tidak luput
tentu banyak mendapat pengaruh dari berbagai aktivitas manusia yang berkontribusi
pada global warming atau pemanasan global.

Global warming disebut juga dengan pemanasan global, merupakan suatu kondisi di
mana bumi mengalami kenaikan suhu, baik di dataran maupun lautan. Suhu ini dapat
terus meningkat seiring waktu yang dapat memicu terjadinya cuaca ekstrem dan
berbagai bencana alam lainnya. Dengan begitu, penting bagi masyarakat untuk
menyadari dan mulai melakukan aksi untuk mengurangi efek global warming.

Salah satunya dengan mengedukasi diri sendiri tentang pemahaman global


warming, apa saja dampak lingkungan yang ditimbulkan, serta bagaimana cara
berkontribusi dalam menjaga lingkungan dengan lebih baik. Dirangkum dari laman
Livescience dan Lemonade, berikut beberapa informasi mengenai gambaran global
warming atau disebut juga dengan pemanasan global, mari kita simak bersama
Mengenal Global Warming

Gambaran global warming yang perlu diketahui dapat dilihat dari pengertiannya.
Global warming disebut juga dengan pemanasan global merupakan suatu kondisi di
mana bumi mengalami kenaikan suhu. Baik dataran maupun lautan mengalami
kenaikan suhu yang telah tercatat dari tahun 1880 lalu. Suhu ini terus meningkat hingga
saat ini. Kenaikan panas atau suhu bumi yang terjadi secara menyeluruh inilah yang
kemudian disebut dengan pemanasan global.

Gambaran tahun 1880 dan 1980, suhu tahunan global meningkat rata-rata 0,13
derajat Fahrenheit (0,07 derajat Celcius) per dekade. Sejak 1981, peningkatan suhu ini
terus naik menjadi 0,32 derajat F (0,18 derajat C) per dekade. Kondisi ini telah
menyebabkan peningkatan suhu rata-rata global 3,6 derajat F (2 derajat C) pada saat
ini dibandingkan dengan era praindustri. Kemudian tahun 2019, tercatat suhu rata-rata
global di atas daratan dan lautan adalah 1,75 derajat F (0,95 derajat C), yaitu melebihi
angka rata-rata abad ke-20. Tidak heran jika tahun 2019 disebut sebagai tahun
terpanas kedua setelah 2016.

Kenaikan panas ini tidak lain disebabkan oleh aktivitas manusia. Seperti aktivitas
pembakaran bahan bakar fosil telah melepaskan gas rumah kaca ke atmosfer, yang
memerangkap kehangatan dari matahari dan menaikkan suhu permukaan dan udara.
Selain itu juga dipengaruhi oleh berbagai aktivitas manusia lainnya, seperti penggunaan
kendaraan pribadi yang menimbulkan polusi hingga pengelolaan sampah yang tidak
baik.
Efek Global Warming
Setelah mengetahui gambaran global warming secara umum, berikutnya global
warming yang disebut juga dengan pemanasan global memiliki berbagai macam
dampak lingkungan. Suhu bumi yang semakin panas ini tentu menimbulkan berbagai
masalah lingkungan seperti perubahan iklim yang tidak menentu, cuaca ekstrem, badai
salju, mencairnya es di kutub bumi, hingga keseimbangan laut yang semakin rapuh.

Berikut beberapa dampak global warming yang perlu diketahui :

 Mencairnya gletser dan es laut. Hilangnya gleser menyebabkan bendungan es


tidak stabil dan pecah sehingga semakin mudah terjadi longsor salju yang dapat
menimpa permukiman penduduk di sekitarnya.

 Di Kutub Utara, pemanasan berlangsung dua kali lebih cepat. Sementara itu,
Semenanjung Antartika Barat memanas lebih cepat daripada di tempat lain selain
beberapa bagian Kutub Utara.

 Banyak daerah yang sudah kering diperkirakan akan semakin kering saat suhu
bumi semakin meningkat. Hal ini mendapat pengaruh besar dari meningkatnya
penguapan air dari tanah yang lebih panas dan semakin panas. Sebagian besar
curah hujan yang jatuh di daerah kering ini akan hilang.

 Sering terjadi cuaca ekstrem. Badai dan topan diperkirakan menjadi lebih intens
saat planet bumi semakin menghangat. Lautan yang lebih panas menguapkan lebih
banyak uap air, sehingga memicu cuaca buruk yang tidak menentu. Selain itu,
perubahan iklim juga dapat menyebabkan lebih seringnya badai salju ekstrem.

 Beberapa dampak paling dirasakan dari pemanasan global adalah di bawah


gelombang laut. Lautan bertindak sebagai penyerap karbon, yang berarti mereka
menyerap karbon dioksida terlarut. Itu bukan hal yang buruk untuk atmosfer, tetapi
tidak bagus untuk ekosistem laut. Ketika karbon dioksida bereaksi dengan air laut,
pH air menurun (yaitu, menjadi lebih asam), sebuah proses yang dikenal sebagai
pengasaman laut . Keasaman yang meningkat ini menggerogoti cangkang dan
kerangka kalsium karbonat yang diandalkan oleh banyak organisme laut untuk
bertahan hidup.

Cara Mengatasi Global Warming


Setelah mengetahui dampak global warming disebut juga dengan pemanasan,
terakhir terdapat beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk berkontribusi dalam
mengatasi masalah ini. Beberapa cara ini mungkin merupakan tindakan kecil, namun
jika dilakukan oleh banyak masyarakat maka bisa memberikan dampak yang signifikan.

Berikut beberapa cara mengatasi global warming yang bisa Anda lakukan:

 Menanam pohon di lingkungan sekitar tempat tinggal atau mendukung gerakan


penanaman pohon yang dilakukan oleh komunitas.

 Memilih transportasi ramah lingkungan dengan menggunakan kendaraan umum,


naik sepeda, hingga jalan kaki jika tempat yang dituju tidak terlalu jauh.

 Berhenti berinvestasi pada perusahaan batu bara. Dengan berhenti berinvestasi,


semakin sulit bagi produsen batu bara untuk membiayai lebih banyak produksi batu
bara. Sebaliknya, Anda bisa melakukan investasi pada perusahaan yang
memproduksi energi berkelanjutan seperti solar system.
 Kurangi konsumsi daging, karena peternakan hewan dapat menyumbang 15% dari
emisi gas rumah kaca.

 Melakukan advokasi pada pemerintah untuk memberikan aturan pengelolaan


industri yang lebih ramah lingkungan. Anda bisa menuntut pemerintah untuk
melakukan pembatasan jumlah perusahaan karbon yang diizinkan beroperasi,
menyediakan sumber daya untuk mencegah kebocoran emisi, dan memberikan
subsidi teknologi industri yang lebih efisien dan terjangkau.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai