Anda di halaman 1dari 10

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Nama Mahasiswa : ELYA JULIARTI, M.Pd.I.


B. Judul Modul : TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
C. Kegiatan Belajar : KONSEP PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM 2013
(KB.4)
D. Refleksi Pribadi : Setelah membaca dan mempelajari materi saya menyadari
bahwa ilmu yang saya miliki masih sedikit sekali sehingga dapat memotivasi saya
untuk selalu belajar. Mengenai materi tentang konsep pembelajaran dalam
kurikulum 2013 kita dapat mengambil hikmah bahwa Kurikulum ini memang
bagus jika diterapkan di sekolah sekolah dengan daya dukung memadai.
masih belum efektifnya kegiatan dengan kurikulum merdeka belajar. Baik
dari guru sebagai pemberi informasi maupun Siswa sebagai pemberi respon
terhadap informasi yang diberikan.

PETA KONSEP

Pengertian dan
Hubungan SKL, KI- Perubahan Kurikulum
KD, Indikator dan 2013
Tujuan
Pembelajaran

Prinsip-Prinsip POLA PIKIR DAN Menata Kelas


Pembelajaran KARAKTERISTIK Pembelajaran Aktif
Kurikulum 2013 KEILMUAN PAI dan Dinamis

Langkah-Langkah Kurikulum Merdeka


Pembelajaran dalam Belajar
Kurikulum 2013
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
Istilah dan Definisi
 belajar sepanjang hayat (life long education)
 pembelajaran langsung (direct teaching)dan proses
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching).
 instructional effect./keterampilan langsung
 pendekatan saintifik (scientific approach), artinya
pembelajaran yang logic, berbasis pada fakta, data atau
fenomena yang dapat dijelaskan dengan
logika/penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira,
khayalan, legenda, ataupun dongeng semata.
 keterampilan fisikal (hard skills)
 keterampilan mental (soft skills);
 memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo),
 membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
 mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran (tut wuri handayani);
 kegiatan belajar (learning event)
 peripheral, yakni meja ditempatkan di belakang peserta
istilah dan definisi didik.
1 di modul bidang
 Mobilitas: peserta didik dikondisikan ke bagian lain
studi
dalam kelas.
 Aksesibilitas: peserta didik mudah menjangkau sumber
belajar yang tersedia.
 Komunikasi: peserta didik mudah berkomunikasi
secara intensif kepada seluruh teman di kelas.
 Interaksi: memudahkan interaksi antara guru dan
peserta didik maupun antar peserta didik. Interaksi
yang tercipta berupa interaksi multi-arah.
 Dinamika: kelas dinamis, dibuktikan dengan dinamika
kelompok, dinamika individu, dan dinamika
pembelajaran.
 Variasi kerja peserta didik: memungkinkan peserta
didik bekerjasama secara perorangan, berpasangan,
atau kelompok.
 tentatif, fleksibel dan realistis / mengadakan perubahan
setiap saat sesuai dengan keperluan dan kesesuaian
dengan materi ajarnya.
 saling berhadapan (face to face)
1. Konsep Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang menjadi
acuan pelaksanaan pembelajaran di sekolah/madrasah,
dari mulai tingkat pendidikan dasar sampai tingkat
pendidikan menengah. Kebijakan tentang kurikulum
2013 ini tercantum dalam dokumen regulasi
Permendikbud No. 81A tahun 2013 yang diperbaharui
dengan Permendikbud No. 104 tahun 2014 tentang
Pembelajaran. Berdasarkan pada peraturan tersebut,
maka semua pemangku kepentingan Pendidikan di
Indonesia harus bertanggung jawab untuk memberikan
pemahaman kepada guru-guru tentang konsep
pembelajaran kurikulum 2013 sebagaimana yang
diharapkan oleh pemerintah. Dalam implementasinya,
Kurikulum 2013 menghadapi beberapa hambatan yang
disebabkan adanya kesulitan yang dirasakan guru,
Daftar materi /peta
sehingga dalam perkembangannya kurikulum 2013
konsep bidang
studi yang sulit mengalami revisi dari kurikulum 2013 pada awal
dipahami pada dikembangkannya. Kurikulum 2013 berorientasi
2 modul kepada usaha-usaha menyiapkan lahirnya Generasi
Emas Indonesia 2045, yaitu peserta didik yang memiliki
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran,
menamatkan suatu program, atau menyelesaikan
satuan pendidikan.
Pembelajaran ini berorientasi kepada usaha-usaha
menyiapkan lahirnya Generasi Emas Indonesia 2045,
yaitu peserta didik yang memiliki kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan setelah mempelajari
suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu
program, atau menyelesaikan satuan pendidikan
tertentu.
Kebijakan ini tercantum dalam dokumen regulasi
Permendikbud No. 81A tahun 2013 yang diperbaharui
Permendikbud No 104 tahun 2014 tentang
pembelajaran. Sesuai Permendikbud No. 54 tentang
Standar Kompetensi Lulusan, kompetensi yang
diharapkan dapat dimiliki peserta didik adalah:
1. Sikap, /Afektif
2. Pengetahuan / Kognitif
3. Keteampilan/ Psikomotor
Kurikulum 2013 (K-13) mengembangkan dua modus
proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran
langsung (direct teaching)dan proses pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching). Dalam proses
pembelajaran K-13 menggunakan pendekatan saintifik
(scientific approach), artinya pembelajaran yang logic,
berbasis pada fakta, data atau fenomena yang dapat
dijelaskan dengan logika/penalaran tertentu, bukan
sebatas kira-kira, khayalan, legenda, ataupun dongeng
semata.
Langkah-langkah proses pembelajaran 2015 dapat
dirinci dalam berbagai kegiatan belajar
diantaranya
1. Mengamati
2. Menanyakan
3. Mengumpulk an informasi/ eksperimen
4. Mengasosiasikan/ mengolah informasi
5. Mengkomunikasikan
B. Pengertian dan Hubungan SKL, KI- KD, indikator
dan Tujuan pembelajaran
a. SKL (Standar Kompetensi Lulusan)
Merupakan syarat- syarat yang harus dipenuhi oleh
peserta didik dalam mengembangkan kompetensi
yang dimilikinya. Contoh untuk seorang siswa dapat
dikatakan lulus pabila siswa tersebut sudah
mengikutii proses pembelajaran selama 6 semester
untuk Tingkat SMP dengan kategori penilaian tidak
boleh ada 3 nilai dibawah KKM selama proses
pembelajaran. (memiliki Kompetensi Kognitif).
siswa harus memiliki nilai perilaku baik (afektif)
selama 6 semester dalam mengikuti pembelajaran
dan nilai nilai ini tercantum di Laporan Hasil Belajar
siswa masing masing. Siswa juga harus memiliki nilai
Psikomotor sebagai bukti bahwa siswa telah
mempraktekkan hal hal yang diperintahkan selama
proses pembelajaran (kompetensi Keterampilan).
Standar kompetensi lulusan inilah yang digunakan
sebagai pedoman penilaian dalam menentukan
kelulusan peserta didik,dari satuan pendidikan.
b. Kompetensi Inti
Berdasarkan PP No. 32 Tahun 2013, Kompetensi
Inti (KI) merupakan tingkat kemampuan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan yang harus
dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat
kelas. Kompetensi Inti dirancang dalam empat
kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan
dengan:
 KI -1 sikap keagamaan/ sikap spiritual
 KI–2 sikap sosial
 KI-3 pengetahuan dan
 KI-4 Keterampilan
Penerapan pengetahuan Keempat kelompok itu
menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa
pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang
berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial
dikembangkan secara tidak langsung (indirect
teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar
tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3)
dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti
kelompok 4
c. Kompetensi Dasar/ KD adalah
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan
yang harus dikuasai peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan
indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
Kompetensi Dasar bisa dipahami juga sebagai
sejumlah kemampuan minimal baik sikap,
pengetahuan, maupun keterampilan yang harus
dikuasai peserta didik pada suatu mata pelajaran
tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator
pencapaian kompetensi. Contoh dalam materi
Thaharah Kompetensi Dasar yang harus
dicapai adalah Siswa dapat Memahami dan
menjelaskan Ketentuan thaharah
d. Indikator
Indikator merupakan penanda pencapaian KD
yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat
diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Pada hakekatnya indicator
hakekatnya adalah ukuran,karakteristik, ciri-ciri,
pembuatan atau proses yang
berkontribusi/menunjukkan ketercapaian suatu
kompetensi dasar. Oleh karena itu indikator
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diukur, seperti:
mengidentifikasi, membedakan,
menghitung,menyimpulkan, menceritakan
kembali, mempraktekkan, mendemonstrasikan,
dan mendeskripsikan. Contoh siswa dapat
menjelaskan pengertian thaharah(wudhu,
tayamum dan mandi janabat)
e. Tujuan pembelajaran adalah suatu yang ingin
dicapai setelah siswa mengalami proses
pembelajaran yang tercantum dalam indicator.
Contoh Setelah mempelajari materi Thaharah
siswa dapat menjelaskan pengertian Thaharah,
berupa wudhu, Tayamum dan mandi Janabat.
C. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013
1. Berangkat dari kondisi siswa yang diberi tahu jadi
mencari tahu. karena tidak puas dengan informasi
yang didapatkan yang diperolehnya maka siswa
akan mencari jika yang menjadi pertanyaan belum
terjawab
2. Belajar bisa darimanapun ,siapapun , dan kapanpun
sumber tidak terbatas
3. proses pembelajaran sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah;
4. Pembelajaran berbasis kompetensi / kemampuan
mengeksplor apa yang dikuasai
5. Pembelajaran terpadu pembelajaran dapat
dikolaborasikan dengan materi serumpun
contoh Mapel IPA terdiri dari Ilmu Biologi dan
Fisika, IPS terdiri dari ilmu Ekonomi, Geografi
dan sosiologi. Demikian juga PAI mencakup
aspek Alquran, Fiqih, Quran Hadist, Akidah
Akhlak
6. Peningkatan dan keseimbangan ketika siswa
sudah hafal bacaan sholat maka dia akan
melaksanakan shalat dengan penuh kesadaran
tanpa paksaan karena dengan ibadah manusia
kan merasa lebih tenang
7. Pembelajaran itu pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat
tidak mengenal batas usia belajar dari buaian
hingga ke liang lahat selagi masih menghirup
udara proses belajar masih berlanjut
8. Peningkatan dan keseimbangan antara
keterampilan fisikal (hard skills) dan keterampilan
mental (soft skills);
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik sebagai
pembelajar sepanjang hayat;
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan
memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo),
membangun kemauan (ing madyo mangun karso),
dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, sekolah,
dan masyarakat;
12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa
siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan
di mana saja adalah kelas;
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran;
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar
belakang budaya peserta didik.
C. Perencanaan Pembelajaran
Beberapa hal yang harus disiapkan dalam
menyusun perangkat pembelajaran
1. Silabus
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
3. Penilaian Pembelajaran
D. Perubahan Kurikulum 2013
Sembilan poin yang mengalami perubahan kurikulum
2013 dan mulai bulan Juli 2017 diberlakukan secara
nasional, perubahan tersebut adalah:
1. Nama kurikulum menjadi Kurikulum 2013 Edisi
Revisi
2. Penilaian sikap KI 1 dan KI 2 hanya untuk
penilaian bidang studi PAI dan PPKN
3. Jika ada 2 nilai praktik dalam 1 KD , maka yang
diambil adalah nilai yang tertinggi. Nilai akhir
semester didapatkan dari rata – rata dari smt 1 dan
2 dibagi 2
4. Pendekatan scientific 5M bukanlah satu-satunya
metode saat mengajar
5. Silanus Kurtilas Edisi revisi hanya terdiri dari 3
kolom
6. Perubahan terminologi dari Ulangan Menjadi
penilaian seperti UH jadi PH, UAS jadi PAS, UTS
jadi PTS
7. Komponen RPP hanya mencantumkan Tujuan,
proses Pembelajaran, dan penilaian
8. Skala penilaian menjadi 1-100. Penilaian sikap
diberikan dalam bentuk predikat dan deskripsi;
9. Tes remedial diberikan untuk siswa yang nilainya
kurang, setelah diberikan pembelajaran ulang
E. Menata Kelas Pembelajaran Aktif dan Dinamis
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang mensyaratkan
adanya proses pembelajaran yang lebih aktif pada
siswa, sedangkan guru dituntut hanya sebagai
fasilitator agar proses belajar siswa dapat berjalan
dengan kondusif. Guru berperan sebagai fasilitator dan
motivator dan siswa berperan aktif dalam
pembelajaran merupakan syarat proses pembelajaran
kurikulum 2013. Agar terciptanya kondisi belajar yang
aktif dan menyenangkan guru bisa merubah tata letak
tempat duduk siswa agar siswa tidak bosan dengan
yang kondisi kelas yang monoton. Penataan tempat
duduk ini haris memperhatikan area gerak siswa
Sehingga pembelajaran berjalan dengan baik. Dalam
rangka mewujudkan desain belajar siswa, maka
pengaturan ruang kelas dan siswa (setting kelas)
merupakan tahap yang penting dalam melaksanakan
proses belajar mengajar.desain belajar siswa harus
mempertimbangkan hal - hal berikut ini Mobilitas,
Aksesibilitas, Komunikasi, Interaksi, Dinamika
Variasi kerja peserta didik. Tidak ada satu bentuk
ruang kelas yang mutlak ideal, namun ada beberapa
pilihan yang dapat diambil sebagai variasi. beberapa
formasi ini sesuai dengan situasi dan kondisi yang
diinginkan pendidik diantaranya: Formasi Huruf U,
Formasi Lingkaran, Susunan Chevron (V) Kelas
Tradisional
F. Kurikulum Merdeka Belajar
Merdeka belajar adalah Kurukulum yang diluncurkan
oleh Menteri Pendidikan Riset dan Teknologi Nadim
Makarim sebagai tindak lanjut perbaikan kurikullum
2013. Nadim menyatakan bahwa kurikululm merdeka
belajar adalah sebuah pengembangan dan penerapan
dari kurikulum darurat yang diluncurkan sebagai
respon menghadapi pandemic Covid-19. Yang memiliki
makna seperti Namanya yaitu proses belajar siswa
secara merdeka dan bebas sesuai minat dan karakter
mereka. Lebih mendalam guru tidak lagi
berperanuntuk menjalankan kurikulum saja
tetapimenjadi penghubung antara kurikulumdan minat
siswa. Pidato yang disampaikan pada upacara HGN itu
tidak lagi dijadikan sebagai gagasan melainkan sebuah
kebijakan untuk dilaksnakan. Ada tiga tahapan penting
dalam pelaksanaan kurikulum merdeka belajar antara
lain:
1. membangun ekosistem Pendidikan berbasis
teknologi,
2. Kolaborasi antar pihak
Penggunaan data inovasi Kebijakan dan Pola
Pembelajaran.
Daftar materi yang Konsep Merdeka Belajar menimbulkan effect beragam
sering mengalami dilapangan. Yang menmbulkan mis konsepsi bagi siapa saja
3
miskonsepsi dalam yang mengalami dampaknya. Tujuan awal dari
pembelajaran pembelajaran ini adalah memberikan kebebasan belajar
bagi para siswa sesuai dengan minat dan keinginanya.
Sehingga siswa dapat mengeksplore apapun yang
dimilikinya baik dari kognitif, sikap maupun
psikomotornya. Namun dengan penggunakan handpone
sebagai media belajar ini justru menimbulkan dampak
negative lainnya diantara anak tidak lagi fokus terhadap
kegiatan belajar . tetapi malah menghabiskan waktu untuk
bermain game. siswa mengalami penurunan sikap karena
tidak ada lagi pembiasaan yang selama ini diterapkan
disekolah. Anak mulai suka berbohong kepada orang tua
bahkan terkesan melawan orang tua juga kurangnya rasa
hormat kepada guru karena penanaman akhlak yang baik
tidak dapat diserap langsung tanpa adanya pembiasaan/
latihan berulang ulang. Sering tidak tepat waktu. Dan
sering terlambat datang ke sekolah. Inilah yang menjadi
miskonsepsi dalam pembelajaran kurikulum merdeka
belajar.

Anda mungkin juga menyukai