Anda di halaman 1dari 16

PERENCANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN BAWAH

(SUB STRUCTURE) JEMBATAN DESA KUALA TAMBANGAN


PADA RUAS BATAKAN
Revian Daffa Sosiawan1, a *, Eka Purnamasari2,b , Fathurrahman3,c
1
teknik sipil, 22201, teknik, universitas islam kalimantan, NPM. 16640035
2
teknik sipil, 22201, teknik, universitas islam kalimantan, NIDN. 1102018801
3
teknik sipil, 22201, teknik, universitas islam kalimantan, NIDN. 1122127301
*
email: reviandaffasosiawan@gmail.com

Abstrak
Jembatan merupakan suatu konstruksi yang memiliki fungsi untuk
meneruskan/menghubungkan jalan melewati suatu rintangan yang berada lebih rendah.
Rintangan ini dapat berupa jalan lain (jalan air atau jalan lalu lintas biasa).
Perkembangan transportasi yang semakin erat kaitannya dengan pembangunan, baik
berupa pembangunan jalan maupun jembatan yang sangat berperan untuk memperlancar
arus kendaraan sehinggar tercipta efisiensi waktu dalam beraktifitas. Di wilayah
Provinsi Kalimantan Selatan akan dilakukan pelebaran jalan di ruas Batakan Desa
Kuala Tambangan Kabupaten Tanah Laut. Di lokasi tersebut akan dibangun jembatan
yang akan menunjang transportasi salah satunya adalah pembangunan jembatan Desa
Kuala Tambangan pada Ruas Batakan. Jembatan tersebut mempunyai panjang bentang
25,00 m dan lebar 6,00 m. Secara umum, Skripsi ini adalah merencanakan struktur
bangunan bawah dan pondasi jembatan. Untuk pembebanan pada jembatan ini
menggunakan LRFD (Load and Resistance Factor Design), standard pembebanan untuk
jembatan RSNI T-02-2005 dan SNI 1725:2016 dan RSNI T-12-2004 (perencanaan struktur
beton untuk jembatan).

Kata kunci : struktur bawah jembatan, pondasi tiang pancang, abutment,


Abstract
A bridge is a construction that has a function to continue / connect the road through an
obstacle that is lower. This obstacle can take the form of another road (waterway or
ordinary traffic road). The development of transportation which is increasingly closely
related to development, both in the form of road and bridge construction which plays a
very important role in smoothing the flow of vehicles so as to create time efficiency in
activities. In the area of South Kalimantan Province, there will be road widening in the
Batakan Desa Kuala Tambangan section of Tanah Laut Regency. At that location, a
bridge will be built that will support transportation, one of which is the construction of
the Kuala Tambangan Village bridge on the Batakan Section. The bridge has a span
length of 25.00 m and a width of 6.00 m. In general, this thesis is to plan the
substructure and bridge foundations. For loading on this bridge using LRFD (Load and
Resistance Factor Design), loading standards for RSNI T-02-2005 bridges and SNI
1725: 2016 and RSNI T-12-2004 (concrete structure planning for bridges).

Key words: under bridge structure, pile foundation, abutment,

1
PENDAHULUAN 1. Mengetahui perhitungan struktur
Abutmen adalah bangunan bawah bawah (sub structure) jembatan
jembatan yang terletak pada kedua 2. Untuk mengetahui perbandingan
penyangga ujung pilar jembatan, antara kombinasi pembebanan
berfungsi sebagai pemikul beban pada jembatan dengan versi lama
yang terjadi pada struktur atas RSNI T-02-2005 dengan yang
jembatan termasuk beban angin baru SNI 1725:2016
beban plat lantai atau gaya yang 3. Untuk mendapatkan faktor
terjadi oleh beban vertical kebawah. keamanan rencana struktur bawah
Seiring meningkatnya perkembangan (sub structure) jembatan.
suatu daerah yang mengikuti arus
perkembangan zaman, maka setiap
aspek taraf hidup dan juga TINJUAN PUSTAKA
perekonomian dengan sendirinya harus
di tingkatkan. Untuk itu jembatan yang Secara umum suatu konstruksi
merupakan prasarana perhubungan jembatan berfungsi untuk melayani arus
mempunyai fungsi yang sangat penting lalu lintas dengan baik, untuk itu dalam
untuk menunjang perkembangan dan perencanaan dan perancangan jembatan
peningakatan transportasi di daerah- sebaiknya memperhitungkan fungsi
daerah, baik itu perhubungan darat kebutuhan prasarana transportasi,
maupun perhubungan laut. persyaratan standar teknis dan estetika
(keindahan) arsitektural yang mencakup
: Aspek prasarana lalu lintas, Aspek
Semenjak dikeluarkannya Surat
standar teknis, Aspek estetika.
Edaran dari Direktorat Jenderal Bina
Marga dengan No. 05/SE/Db/2017 (Supriyadi dan Muntohar, 2007.
pada Bulan Juli 2017, maka dari itu Pembebanan pada Jembatan
seluruh kegiatan perencanaan ataupun  Sandaran (Railling)
desain jembatan wajib menggunakan  Trotoar
standar pembebanan sesuai SNI
1725 2016. Jembatan girder
 Pelat Lantai Kendaraan Beban
komposit ini direncanakan dengan truk “T” (TT)
menggunakan analisa pembebanan  Penulangan Pelat Lantai
RSNI T-02- 2005 dan SNI 1725:2016. Kendaraan
Dalam hal ini kedua analisa  Gelagar Jembatan (Stiffening
pembebanan tersebut akan dianalisis Girder)
perbedaannya dan membandingkan  Faktor beban dinamis
besarnya perubahan beban antara
peraturan RSNI T-02- 2005 dengan
LE = 𝐿 𝐿 ............... (2-1)
SNI 1725:2016. Dimana dalam  Gaya rem (TB)
perencanaan ini akan analisa  Beban pejalan kaki
perhitungan pembebanan dan faktor  Beban angin
keamanan dengan bentang jembatan a. Tekanan angin horizontal
25 m menggunakan pembebanan
RSNI T-02-2005 dan SNI 1725:2016 VDZ = 2,5 Vo 𝑖𝑛
..................................... (2-2)
TUJUAN b. Beban angin pada struktur
(EWS)
Berdasarkan perumusan masalah di c. PD= PB ............... (2-3)
atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:  Pengaruh gempa

2
EQ = 𝑊 ..................... (2-4) Gambar 1. Percepatan puncak di batuan
dasar (PGA) untuk probabilitas
Q=i  i Qi .................... (2-5) terlampaui 7% dalam 75 tahun
(Sumber : SNI 2833:2016)
i = D R I ≥ 0,95.. (2-6)
𝜂 ≤ 1 ............... (2-7)

Gambar 2. Peta respon spektra


percepatan 0.2 detik di batuan dasar
(Sumber : SNI 2833:2016)

Gambar 3. Peta respon spektra


percepatan 1 detik di batuan dasar untuk
probabilitas terlampaui 7% dalam 75
tahun
(Sumber : SNI 2833:2016)

3
Tabel 1. Kombinasi beban dan factor beban

MS Gunakan salah
MA TT satu
Keada TA TD
an PR TB
EU ES EW BF EU TG ES
Batas PL TR EQ TC TV
SH TP

Kuat I γp 0,50/ γ γ
1,8 1,00 - - 1,00 - - -
1,20 TG ES
Kuat II γp 0,50/ γ γ
1,4 1,00 - - 1,00 - - -
1,20 TG ES
Kuat 0,50/ γ γ
γp - 1,00 1,40 - 1,00 - - -
III 1,20 TG ES
Kuat 0,50/
γp - 1,00 - - 1,00 - - - - -
IV 1,20
Kuat V γp 0,50/ γ γ
- 1,00 0,40 1,00 1,00 - - -
1,20 TG ES
Ekstre
γp γ BQ 1,00 - - 1,00 - - - 1,00 - -
mI
Ekstre
γp 0,50 1,00 - - 1,00 - - - - 1,00 -
m II
Daya 1,00/ γ γ
1,00 1,00 1,00 0,30 1,00 1,00 - - 1,00
layan I 1,20 TG ES
Daya 1,00/
1,00 1,30 1,00 - - 1,00 - - - - -
layan II 1,20
Daya
1,00/ γ γ
layan 1,00 1,80 1,00 - - 1,00 - - -
1,20 TG ES
III
Daya
1,00/ 1,0
layan 1,00 - 1,00 0,70 - 1,00 - - - -
1,20 0
IV
Fatik
(TD
- 0,75 - - - - - - - - - -
dan
TR)
(Sumber : SNI 2833:2016)

4
Daya Dukung Tiang Tunggal dan Setelah didapat penyusunan
Kelompok Tiang tiang kelompok tiang, maka
 Daya Dukung Tiang Tunggal selanjutnya dicek daya Dukung
, ijin kelompok tiang. Bila daya
𝑃 + .. (2-8) Dukung ijin kelompok tiang
telah sesuai dengan persyaratan,
tiang tersebut dapat digunakan
sesuai yang telah direncanakan.
Perhitungan kuat Daya
Dukung ijin Tiang tunggal
dengan menggunakan suatu
ukuran diameter tiang tidak akan
sama dengan perhitungan daya
Dukung ijin Kelompok tiang
dengan menggunakan ukuran
diameter yang sama. Oleh
Gambar 4. Grafik hubung antara kohesi karena itu, perencanaan ukuran
dengan nilai N-SPT untuk tanah kohesif tiang berdasarkan Kekuatan
(Sumber:Terzaghi, 1943) Daya Dukung ijin Tiang tunggal
 Korelasi N-S.P.T terhadap harus diperiksa kembali
dengan nilai overconsolidated berdasarkan daya Dukung ijin
ratio, OCR kelompok tiang.
.
OCR = 0,193. ................. (2-9)  Efisiensi Tiang Kelompok

Tabel 2. Korelasi N-S.P.T dengan


relative Density

(Sumber:Meyerhoff, 1956)
 Kekuatan Daya Dukung ijin
Kelompok Tiang dan Gambar 2.14. Skematik Mobilisisasi
Effisiensi Tekanan
(Sumber: Bahan Ajar Perkuliahan Rekayasa
Pondasi 2 (Hendry,2014-2015)
D a. Persamaan Converse
D Labarre
S Eg = 1 – θ x
(n  1) x m  (m  1) x n
90 x n x m
2D<S
........................................ (2.10)
b. Metode Feld
Gambar 2.13. Jarak antar tiang 𝑄𝑢𝑔 = 𝑄𝑢𝑡 𝑥 𝐸𝑔 ........ (2-11)
(spacing)
(Sumber: Sardjono, 1991)  Pembagian Beban pada Tiang
 Konfigurasi Tiang Pondasi

5
𝑃𝑚𝑎𝑘𝑠. = ±
.
±  Menentukan momen nominal
.
.  ¢ = 0,8 karena komponen lentur
.
........................ (2-12)  Mn = Mu / ø ..................... (2-24)
 Menentukan koefisien ketahanan
Penulangan Abutment perlu (k)
 Menghitung eksentrisitas (e)
e = ............................... (2-13) k=1– 1−
.
. (2-25)
, . . . ^
 Menghitung d’ dan d
d’ = ds –Øs-1/2 . D ........... (2-14)  Menghitung luas tulangan
d = h - d’ ........................ (2-15) tunggal (As)
 Perkiraan luas tulangan (𝐴 =
𝜋𝑟 ) As = ................... (2-26)
. .( )
600
 cb =
600+𝑓𝑦
. d .................. (2-26)  Menghitung luas tulangan
 ab = β1 . cb ............................ (2-17) maksimum ( As maks )
𝑐𝑏−𝑑′
 fs’= 600*
𝑐𝑏
................ (2-18) ρb = β1.
, ,
.( ) (2-27)
 Pnb = 0,85.fc’.b.ab + As’.fs’ – As.fy ρmaks = 0,75. pb ................. (2-28)
............................................. (2-19) Asmaks =ρmaks.b.d .............. (2-29)
 Mnb = 0,85.fc’.b.ab.(0,5.h – 0,5.ab) +  Menghitung luas tulangan
As’.fs’.(0,5.h-d’) – As.fy ( d-0,5.h) minimum ( Asmin )
............................................. (2-20)
 Menghitung eksentrisitas ρmin = 1,4 / fy .................... (2-30)
balanced (eb) As min = ρmin.b.d ............... (2-31)
 Cek eksentrisitas rencana (e)  Menghitung luas tulangan perlu
terhadap eksentrisitas balanced (Asperlu)
 (eb)
Asperlu = ¼ π D2 n.............. (2-32)
 a = , ∗ ∗ ..................... (2-21) Dimana ,
 c = a / β1 ........................... (2-22) n . = jumlah/banyaknya tulangan
 fs’ = 600.( c – d’) / c ........ (2-23)
 Merencanakan tulangan
sengkang pada kolom

Analisis Perbandingan Pembebanan


Tabel 3. Kombinasi Pembebanan berdasarkan RSNI T-02 2005
Kombinasi
No Jenis Beban Faktor
1 2 3 4 5 6 7
1 Berat Sendri (MS) 1.20 √ √ √ √ √ √ √
2 Beban Mati Tambahan (MA) 2.00 √ √ √ √ √ √ √
3 Beban Lajur "D" (TD) 1.80 √ √ √ √ √
4 Gaya Rem (TB) 1.80 √ √ √ √ √
5 Beban pejalan kaki (TP) 1.80 √ √ √ √ √
6 Beban angin (EWS) 1.20 √ √
7 Pengaruh Temperatur (ET) 1.20 √ √
8 Beban Gempa (EQ) 1.00 √

6
(Sumber:RSNI T-02-2005)

Tabel 4. Kombinasi Pembebanan berdasarkan SNI 1725:2016


No Jenis Beban KI K II K III K IV KV EI E II DL I DL II DL III DL IV

1 Berat Sendri (MS) √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2 Beban Mati Tambahan (MA) √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 Beban Lajur "D" (TD) √ √ √ √ √ √ √

4 Gaya Rem (TB) √ √ √ √ √ √ √

5 Beban pejalan kaki (TP) √ √ √ √ √ √ √

6 Beban angin (EWS) √ √ √ √ √

7 Beban angin (EWL) √ √

8 Pengaruh Temperatur (ET) √ √ √ √ √ √ √ √ √

9 Beban Gempa (EQ) √


(Sumber:SNI 1725:2016)

METODE PENELITIAN
Studi Literatur
Lokasi penelitian berada di Desa Mengumpulkan, membaca dan
Kuala Tambangan Kecamatan menganalisa sumber-sumber pustaka
Panyipatan Kabupaten Tanah Laut. yang ada kaitannya dengan
Secara Geografis letak lokasi penelitian temapenulisan skripsi ini, baik melalui
berada pada 4° 3’4.79’ lintang selatan buku-buku, makalah-makalah hasil
dan 114° 38’30’ bujur timur seminar, jurnal, karya tulis ilmiah
Tahapan Penelitian maupun bahan-bahan yang didapatkan
 Mencari informasi dan data-data dari bangku kuliah. Hal ini bertujuan
untuk kelengkapan pelaksanaan untuk memberikan pemahaman
skripsi ini baik dari instansi terhadap permasalahan yang diangkat
yang terkait ataupun dari studi sehingga didapat landasan teori yang
literatur yang dapat berupa kuat dan dapat dipertanggung jawabkan.
buku, skripsi yang telah selesai, Survey Lapangan
dan lain-lain. Survey lapangan yang dilakukan
 Mempelajari data-data yang untuk peninjauan dan identifikasi awal
telah didapatkan untuk dari permasalahan, adalah
selanjutnya dilakukan penyusun denganpengambilan dokumentasi
skripsi. lokasi, yaitu dikawasan Ruas Batakan
 Mencari, mengumpulkan, dan Kabupaten Tanah Laut Provinsi
mempelajari data-data yang Kalimantan Selatan.
mendukung penyusunan skripsi
ini.

7
Bagan Alir Penelitian Beban Tetap
Mulai b = 0,80 m
Latar Belakang & Rumusan Masalah
h = 1,40 m
Tujuan Penelitian Luas = bxh
Studi Pustaka = 0,80 x 1,40
Pengumpulan Data & Analisis (Metodologi)
= 1,120 m2
Data Primer Data Sekunder
Panjang = 8,00 m
Pengolahan Data
Volume = Luas x Panjang
Tidak
= 1,220 x 8,00
Data
Cukup ?
Ya
= 8,960 m3
Analisis Analisis Analisis
Berat = Volume x γBeton Bertulang
-Kombinasi Pembebanan
= 8,960 x 2500
Pebandingan Pembebanan RSNI Faktor Aman
-Penulangan Abutment t-02-2005 & SNI 1725:2016

Hasil
Tulangan Pilecap, Tulangan Hasil
Hasil
Guling Arah x
= 22.400,00 kg
Breast Wall, Tulangan Back
Wall, Tulangan Corbel
Tabel Perbandingan
Guling Arah y
x = 2,01 m
Pembahasan Pembahasan Pembahasan
y = 2,80 m
Cek Memenuhi Syarat Cek Tabel Beda (%) Cek Faktor Aman
Mx = Berat .(x)
Kesimpulan Kesimpulan Kesimpulan
= 22.400,00 . (2,01)
Tulangan BJ-TD 35
Fy 343 MPa
(MS, MA, TD, TB, TP,
EW, EQ) (%)
Lihat Tabel Faktor
Aman (OK) = 45.024,00 kg.m
My = Berat .(y)
Saran
= 22.400,00 . ( 2,80)
Selesai = 62.740,00 kg.m
Gambar 5. Diagram Alir Penelitian
Sumber: Dokumen Pribadi

HASIL DAN PEMBAHASAN


Perencanaan/ Preliminary Design
Abutment Jembatan
0.36 0.35 0.90 0.40 0.79
0.40 0.39

1
0.30
1.70

1.40

2
2.50
0.30

0.30

3
4.067

4
0.80

0.80
1.00

1.00

2.80

Gambar 4.1. Rencana / Preliminary Design Abutment.


Sumber: Dokumen Pribadi

Tabel 4. Berat Abutment


Lua Panjan Volu Berat Titik Berat Momen dititik 0
No b h Berat
s g me Jenis (m) (kgm)
.
(m) (m) (m2) (m) (m3) (kg/m3) (kg) X Y Mx My
0.4 0.3 0.12 8760.
1 8.00 0.960 2500 2400.00 1.81 3.65 4344.00
0 0 0 00

8
0.8 1.4 1.12 22400.0 45024.0 6272
2 8.00 8.960 2500 2.01 2.80
0 0 0 0 0 0.00
1.7 0.3 0.51 10200.0 11577.0 1989
3 8.00 4.080 2500 1.14 1.95
0 0 0 0 0 0.00
2.0 0.8 1.64 32800.0 45428.0 4592
4 8.00 13.120 2500 1.39 1.40
5 0 0 0 0 0.00
2.8 1.0 2.80 56000.0 78400.0 2800
5 8.00 22.400 2500 1.40 0.50
0 0 0 0 0 0.00
∑ 123800. 184773. 1652
= 00 00 90.00
Sumber: Hasil Perhitungan Sendiri

Titik berat abutment terhadap titik 0



Xabutment =∑
. ,
= . ,
= 1,493 m

Yabutment =∑
, ,
= . ,
= 1,335 m
Didapat gaya dari abutmen sendiri
adalah :
Pabutment = ∑Berat
Gambar 6. Sket Tekanan Tanah.
= 123.800,00 kg Sumber: Dokumen Pribadi

Tekanan tanah
Tabel 5. Perhitungan Tekanan Tanah
TT Yi MT
No. Gaya Akibat Tekanan Tanah
(kN) (m) (kN.m)
1
1 TT1 = (0,6.Ws) (H (Ka) (By) 121.97 /2.H = 1.9 TT1.Y1 = 231.74

2 TT2 = 1/2 . (H2) (Ws) (Ka) (By) 386.23 1


/3.H = 1.27 TT2.Y2 = 489.23078
∑= 508.20 720.97
Sumber: Hasil Perhitungan Sendiri

Perbandingan Pembebanan Pada Jembatan


Tabel 6. hasil perhitungan beban kerja pada abutment beradasarkan RSNI-T-02-2005
Vertikal Horizontal Mx My
No. Aksi/ Beban Kode
P (t) Tx (t) Ty (t) (t.m) (t.m)
Beban Tetap :
1 Beban mati (berat sendiri) PM 226.50 8.70
2 Beban mati tambahan PMTBA 7.47
3 Tekanan tanah TT 50.82 72.10
Beban Lalulintas :
1 Beban lajur “D” PTD 84.80

9
2 Beban pejalan kaki (pedestrian) PTP 6.25
3 Gaya rem TR 21.57 27.99
Aksi Lingkungan :
1 Beban angin TEW 4.03 18.17
2 Beban gempa TEQ 34.39 34.39
3 Tekanan tanah akibat gempa TEQ' 8.75 12.25
Aksi Lainnya :
1 Gesekan pada perletakan TFB 1.82 3.82
Sumber: Hasil Perhitungan Sendiri

Tabel 7. hasil perhitungan beban kerja pada abutment beradasarkan SNI 1725:2016
Vertikal Horizontal Mx My
No. Aksi Beban Kode FB
P(t) Tx(t) T(y) (t.m) (t.m)
Beban Tetap :
Beban Mati (berat
1 MS 226.50 8.70
sendiri)
2 Beban Mati Tambahan MA 7.47
3 Tekanan Tanah TA 50.82 72.10
Beban Lalulintas :
1 Beban lajur "D" TD 84.80
2 Beban pejalan kaki TP 6.25
3 Gaya rem TB 24.50 27.99
Aksi lingkungan :
1 Temperatur ET 1.17 2.46
2 Beban angin struktur EWS 2.09 5.50 25.30
Beban angin
3 EWL 1.83 5.66
kendaraan
4 Beban gempa EQ 16.73 5.02 39.04 11.71
Sumber: Hasil Perhitungan Sendiri

Penulangan Abutment

Tabel 8. Rekapitulasi kombinasi beban nominal pada keadaan ultimit.


P Tx Ty Mx My Pn Hn
No. Beban
(ton) (ton) (ton) (t.m) (t.m) (ton) (ton)
1 Kombinasi 1 458.77 104.17 4.03 18.17 155.63 111.81 13.02
2 Kombinasi 2 402.18 86.91 - - 133.24 95.95 10.86
3 Kombinasi 3 390.93 86.91 4.03 18.17 133.24 95.65 10.86
4 Kombinasi 4 390.93 86.91 4.84 21.80 133.24 95.87 10.86
5 Kombinasi 5 390.93 106.30 34.03 - 113.69 87.84 13.29

10
6 Kombinasi 6 306.13 65.34 4.03 18.17 105.25 75.45 8.17
Sumber: Hasil Perhitungan Sendiri

b1 = 2,80 m = 54,95 x 107 N.mm


h1 = 1,00 m h = 850 mm
A1 = 𝑏𝑥ℎ 2,80 𝑥 1,00 d’ = selimut beton, berdasarkan
= 2,80 m2 RSNI T-12-2004, pasal 4.6.3
γ = 2,5 t/m3 = 70 mm
P1 = 𝐴 𝑥 γ = 2,80 𝑥 2,5 d = ℎ − 𝑑′ = 850 − 70
= 7,00 ton = 780 mm
lengan = . 𝑏 b = 1000 mm (lebar tinjauan, per
1m)
= . 2,80 ,
Rn = =
= 1,40 m
M1 = 𝑃1 𝑥 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 = 1,03 N/mm2
= 7,00 x 1,40 ρperlu =
,
. 1− 1− ,
= 9,80 t.m
Pnmaks. = 113,39 ton =
,
. 1− 1−
,
By = panjang abutment ,
= 8,00 m = 0,0027
ny = jumlah titik tiang arah “Y” β = Mengacu SNI 03-2847-2002
= 4 titik f’c ≤ 25 MPa → β = 0,85
FB = Faktor beban untuk berat f’c ≥ 25 MPa → β = 0,85 –
sendiri 0,0008 (f’c –
= 1,30 (lihat tabel kombinasi 300)
RSNI-T-02-2005) {tetapi jika hasil β < 0,65
Vu = Gaya geser ultimit maka β = 0,65}
=
.
− (𝑃1). 𝐹𝐵 = 0,85 – 0,0008 (25 – 300)
= 1,07
,
= ,
− (9,80.1,3) ρb = 𝛽.
,
𝑥 {SKSNI
= 46,29 ton T-15-1991-03} pasal 3.3.3
lengan = Jarak tiang ke titik tinjauan ,
= 1,00 m = 𝛽. 𝑥
Mu = Momen ultimit = 0,0422
.
ρmaks = 0,75 x ρb {SKSNI T-15-1991-
= . 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 − 03} pasal 3.1.3.4.3
= 0,0316
(𝑀). 𝐹𝐵 , ,
,
ρmin = =
= . 1 − (9,80.1,3)
, = 0,0041
= 43,96 t.m ρ = Diambil ρ dengan syarat (ρmin
< ρ < ρmaks)
Tulangan pokok daerah tarik Pile = 0,0041 < 0,0025 < 0,0440.....
Cap (Tidak Memenuhi Syarat)
f’c = 25 MPa = jadi, dipakai ρmin = 0,0041
fy = BJ-TD 35 = 343 MPa Asperlu = 𝜌 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑 = 0,0041 x 1000 x
φ = 0,8 (faktor reduksi lentur) 780
Mn = = ,
,
= 3.183,67 mm2
D = 25 mm
= 54,95 t.m

11
. ,
Atul. = . 𝜋. (𝐷 ) = = ,
= . 3,14. (25 ) = 397,80 mm ≈ 150 mm
. ,
= 490,63 mm2 As = =
s = Jarak antar tulangan = 2.532,93 mm2
. ,
= = Cek dengan syarat, As > Asperlu →
. ,
= 154,11 mm ≈ 150 mm 2.532,93 > 955,10....... OK
. , Digunakan tulangan = D22 – 150 mm.
As = =
= 3.270,83 mm2 Tulangan geser Pile Cap
Cek dengan syarat, As > Asperlu → f’c = 25 MPa
3.270,83 > 3.183,67....... OK fy = BJ-TD 35 = 343 MPa
Digunakan tulangan = D25 – 150 mm. Vu = 47,60 x 104 N
φ = 0,75 (faktor reduksi geser) SNI
Tulangan pokok daerah tekan Pile 03-2847-2002
Cap b = 1000 mm
Asperlu = Diambil 50% dari tulangan d = 780 mm
pokok daerah tarik Vc = 𝑓′𝑐 𝑏 𝑥 𝑑
= 𝜌 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑 𝑥 50%
= 3.183,67 𝑥 50% = √35 1000 𝑥 780
= 1.591,83 mm2 = 650.000,00 N
D = 19 mm φ.Vc = 0,75 x 650.000,
Atul. = . 𝜋. (𝐷 ) = 487.500,00 N
Cek dengan syarat, φ.Vc > Vu
= . 3,14. (19 )
487.500,00 > 475.970,60....... Hanya
= 283,39 mm2 perlu tulangan minimum.
s = Jarak antar tulangan Digunakan tulangan = D10 – 150 mm.
. ,
= = . ,
= 178,02 mm ≈ 150 mm Tulangan susut Pile Cap
. , ρ = Menurut SNI 03-2847-2002
As = = besarnya nilai ρ
= 1.889,23 mm2 = 0,0014
Cek dengan syarat, As > Asperlu → b = 1000 mm (lebar tinjauan, per
1.889,233 > 1.489,796....... OK 1m)
Digunakan tulangan = D19 – 150mm. h = 850 mm
Asperlu = Luas bruto yang ditinjau
Tulangan bagi Pile Cap =𝜌𝑥𝑏𝑥𝑑
Asperlu = Diambil 30% dari tulangan = 0,0014 𝑥 1000 𝑥 850
pokok daerah tarik = 1.190,00 mm2
= 𝜌 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑 𝑥 30% D = 16 mm
= 3.183,67𝑥 30% Atul. = . 𝜋. (𝐷 )
= 955,10 mm2
D = 22 mm = . 3,14. (16 )
Atul. = . 𝜋. (𝐷 ) = 200,96 mm2
s = Jarak antar tulangan
= . 3,14. (22 ) . ,
= =
= 379,94 mm2
s = Jarak antar tulangan = 168,87 mm ≈ 150 mm
. ,
As = =

12
= 1.339,73 mm2
Cek dengan syarat, As > Asperlu → Gambar 7. Sketsa Penulangan Pile Cap.
1.339,73 > 1.190,00....... OK Sumber: Hasil Gambar Sendiri
Digunakan tulangan = D16 – 150 mm.
Kontrol terhadap guling dan geser
b D19-15
e 13 x D22
pada abutmen
i D16-15
Karena pada keadaan batas kuat satu
e 5 x D22 e 5 x D22
g D19-15/30
yang maksimum, maka gaya yang
a D25-15 menyebabkan guling
e 14 x D22
Untuk arah x,
.
= = 1.40
Mp = P x Bx x (1 + k)
0.34

2.70
b
Untuk arah y,
.
g
= = 4.00
a Mp = P x Bx x (1 + k)
0.90

0.90

2.70
3.44
3.44
3.44
2.04
2.04
2.04
2.04

1.73
0.94

0.94
0.94

g2 g 5 g 5 g 5 g 4 g 4 g 4g 4 g3 g2 g2

Tabel 9. Stabilitas guling abutment arah x


Kombinasi Tegangan P Mx My Mpx Angka
SF > Ket.
Beban Berlebihan kN kN.m kN.m kN.m aman
KUAT I 0% 329.99 102.55 8.70 461.98 4.50502 > 2.2 OK
KUAT II 25% 263.99 82.04 6.96 461.98 5.63127 > 2.2 OK
KUAT III 25% 186.84 59.65 27.20 326.97 5.48182 > 2.2 OK
KUAT IV 40% 165.33 53.26 6.22 324.05 6.0848 > 2.2 OK
KUAT V 40% 166.82 57.30 24.29 326.97 5.70661 > 2.2 OK
EKTREM I 50% 215.01 92.75 13.61 451.52 4.86821 > 2.2 OK
Sumber: Hasil Perhitungan Sendiri

Tabel 10. Stabilitas guling abutment arah y


Kombinasi Tegangan P Mx My Mpx Angka
SF > Ket.
Beban Berlebihan kN kN.m kN.m kN.m aman
KUAT I 0% 329.99 102.55 8.70 1,319.94 12.8715 > 2.2 OK
KUAT II 25% 263.99 82.04 6.96 1,319.94 16.0894 > 2.2 OK
KUAT III 25% 186.84 59.65 27.20 934.20 15.6623 > 2.2 OK
KUAT IV 40% 165.33 53.26 6.22 925.86 17.3852 > 2.2 OK
KUAT V 40% 166.82 57.30 24.29 934.20 16.3046 > 2.2 OK
EKTREM I 50% 215.01 92.75 13.61 1,290.06 13.9092 > 2.2 OK
Sumber: Hasil Perhitungan Sendiri

Kesimpulan

13
Setelah dilakukan perencanaan pada Tabel 13. Faktor Keamanan pada guling
struktur jembatan Desa Kuala abutment arah y
Tambangan Pada Ruas Batakan, didapat Angka
Kombinasi Beban SF >
hasil perencanaan sebagai berikut: aman
1. Bedasarkan Struktur bawah
KUAT I 12.8715 > 2.2
(Substructure) Abutment jembatan
dengan panjang = 8,00 m, lebar = KUAT II 16.0894 > 2.2
2,80 m, memiliki mutu beton (f’c) = KUAT III 15.6623 > 2.2
25 MPa dan digunakan mutu baja KUAT IV 17.3852 > 2.2
tulangan BJ-TD 35 dengan mutu baja KUAT V 16.3046 > 2.2
343 MPa. EKTREM I 13.9092 > 2.2
2. Berdasarkan hasil perbandingan Sumber: Hasil Perhitungan Sendiri
pembebanan antara RSNI T-02-2005
dengan SNI 1725:2016, yaitu : Saran
Berdasarkan hasil perhitungan
Tabel 11. Perbandingan Pembebanan. analisis dan pembahasan , maka penulis
Jenis Beban 2005 2006 Beda akan menyampaikan beberapa saran,
Berat Sendri (MS) 226.50 226.50 0% yaitu:
Beban Mati
7.47 7.47 0%
1. Pada perencanaan jembatan maka
Tambahan (MA) hasil penyelidikan tanah sangatlah
Beban Lajur "D" (TD) 84.80 84.80 0%
penting, pada saat perencanaan
Gaya Rem (TB) 21,57 24,50 12% jembatan apabila hasil penyelidikan
Beban pejalan kaki tanah tidak dilakukan maka
6.25 6.25 0%
(TP)
perencanaan tersebut harus
Beban angin (EW) 4.03 7.33 45%
dipertimbangkan perencanaannya
Beban Gempa (EQ) 34.39 16.75 51%
dan akan mengakibatkan jembatan
Sumber: Hasil Perhitungan Sendiri
tersebut runtuh.
2. Agar abutment mampu mendukung
3. Bedasarkan hasil perhitungan
beban yang bekerja sebaiknya harus
faktor keamanan pada guling
memperhatikan tulangan yang
abutment jembatan pada
bekerja pada abutment jembatan
“Perencanaan Konstruksi bangunan
tersebut.
Bawah (Substructure) Jembatan
3. Perencanaan pembangunan
pada ruas batakan, yaitu :
jembatan hendaklah selalu
memperhatikan peraturan
Tabel 12. Faktor Keamanan pada guling
standarisasi untuk perencanaan
abutment arah x
jembatan, agar mendapatkan
Angka
Kombinasi Beban SF >
aman
jembatan yang berkualitas dan
KUAT I 4.50502 > 2.2
sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
KUAT II 5.63127 > 2.2
4. Perencanaan yang berkualitas
KUAT III 5.48182 > 2.2 adalah perencanaan yang mampu
KUAT IV 6.0848 > 2.2 menjadikan struktur jembatan yang
KUAT V 5.70661 > 2.2 baik. Maka perencanaan hendaklah
EKTREM I 4.86821 > 2.2 dilakukan dengan tempo waktu
Sumber: Hasil Perhitungan Sendiri yang terbaik dan jangan tergesa-
gesa.

14
DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Bina Marga (1989).
Pembebanan Jembatan Jalan
Adhitya Narendra Wanarno, Alfred Raya SNI 03-1725 (revisi).
Nobel. (2013). Perencanaan Jakarta
Jembatan Leho Kawasan Pesisir Direktorat Jenderal Bina Marga (1970).
Kabupaten Karimun Kepulauan Tentang Peraturan Muatan untuk
Riau dengan Struktur Jembatan Jembatan Jalan Raya No.
Pelengkung, Jurnal Tugas Akhir, 12/1970 (revisi). Jakarta
Semarang Eko Seftian Randyanto, (2015). Analisis
Alfonsius Marco Hia, (2019). Daya Dukung Tiang Pancang
Evaluasi Perencanaan Abutmen Dengan Menggunakan Metode
Dan Pondasi Pada Proyek Statik Dan Calendring, Vol. 3
Jembatan Di Bawadasi No. 9 Hal. 631-643 ISSN :
Kecamatan Lahomi Kab. Nias 2337-6732, Manado
barat, Vol III, Hal. 36-48, Jurnal Fadjar Mohamad Elfaaz, Indra Noer
Tugas Akhir , Nias Barat Hamdhan, (2016).Analisis Daya
Andy Mahendra . (2015). Kajian Daya Dukung Lateral Fondasi Tiang
Dukung Pondasi Abutment Tunggal Menggunakan Metode
Jembatan Bawas Kabupaten Elemen Hingga, Vol 2. No. 3,
Kubu Raya, Jurnal Tugas Akhir, Bandung
Pontianak Gawit Hidayat (2011). Studi Kasus
Badan Standarisasi Nasional (2005). Analisis Kerusakan Abutmen
Standar Pembebanan Jembatan, Jembatan Sungai Bahalang
RSNI - T - 02 - 2005. Jakarta Kalimantan Tengah, Jurnal
Badan Standarisasi Nasional (2004). Teknologi Berkelanjutan , Vol. I
Perencanaan Struktur Beton Ed. 1 (April 2011) 1-10
untuk Jembatan, RSNI - T - 12 - Banjarmasin
2004. Jakarta Hardiyatmo (2008) Teknik Fondasi II,
Badan Standarisasi Nasional (2016). Edisi-4, Jakarta
Standar Pembebanan Jembatan, Ir. H.J. Struyk C.I., Prof Ir K.H.C.W.
SNI 1725 : 2016. Jakarta Van Der Veen C.I. (1995).
Badan Standarisasi Nasional (2016). Klasifikasi dan Jenis Jembatan,
Perencanaan jembatan terhadap Jakarta
beban gempa, SNI 2833 : 2008. Ir. Agus Iqbal Manu. (1995). Dasar-
Jakarta Dasar Perencanaan Jembatan
Badan Standarisasi Nasional (2016). Beton Bertulang. PT Mediatama
Perencanaan jembatan terhadap Saptakarya, DPU.
beban gempa, SNI 2833 : 2016. Meyerhof, G.G. (1956). “Penetration
Jakarta Test and Bearing Capacity of
CV. ANS CONSULINDO, (2017) Cohesi on less Soil.” Journal of
Laporan Penyelidikan Tanah the Soil Mechanics and
Proyek Pembangunan Jembatan Foundations Division. American
Ruas Batakan – Kuala Society of Civil Engineers. Vol.
Tambangan 82. No. SM-1. pp. 1-19.
Departemen Pekerjaan Umum (1991) McNulty, J.F. (1956). Thrust Loading
Tata Cara Perhitungan Struktur on Piles. Journal Soil Mech. and
Beton Untuk Bangunan Gedung, Foundation. Div. LXXII. ASCE.
SK SNI T-15-1991-03 Nurlatifah Khomsiati, I Wayan Jurna ,
Eko S, (2019). Perbandingan

15
Daya Dukung Aksial Pondasi Pemalang.Vol. 4 No. 4 Hal. 1-2,
Tiang Bor Tungggal Jurnal Tugas Akhir , Semarang
Menggunakan Data Standard
Penatration Test (SPT) dan Pile
Driving Analizir (PDA) Test
pada Proyek Pembangunan Jalan
Tol Pandaan Malang, Vol. 24
No. 1 Hal. 25-32, Malang
Proposal Skripsi Teknik Sipil Uniska
Muhammad Arsyad Al Banjari
https://skripsitsuniskamab.blogs
pot.com/2020/06/proposal-
skripsi-teknik-sipil-uniska.html
Pack, Ralph B.and Hanson , Walter E.
and Thrnburn, Thomas H (1953)
Foundasion Engineering. John
Wiley & Sons, Inc. New York
Rohadi, S, (2017). Perencanaan Struktur
Bangunan Bawah Desa
Sekretariat Kecamatan Bengalon
Kabupaten Kutai Timur. Jurnal
Tugas Akhir, No. 8-14
Steven Long , Ali Iskandar, Sunarjo
Leman (2019). Analisis Daya
Dukung Tiang Bor Aksial,
Lateral, Dan Penurunan Pada
Tanah Clay Shale Di Sentul
Bogor Vol. 2 No. 1 No. 3 Hal
125- 134, Jurnal Tugas Akhir,
Jakarta.
Supriyadi, Dr. Ir. Bambang., & Agus
S.M., (2007). Jembatan
Caturtunggal. Yogyakarta.
Terzaghi, K., dan Peck, R., (1943).
Theoritical Soil Mechanic. John
Willey & Sons, New York
Van Der Veen, K.H.C.W. & Struyk,
H.J. (1984). Jembatan. Jakarta,
Pradnya Paramita
VIS, W.C. dan Kusuma, Gideon (1994).
Dasar-dasar Perencanaan Beton
Bertulang
William Henry "Bill" Gates III
(2000) Microsoft Office,
Amerika Serikat
Y.I. Wicaksono , Indrastono Dwi
Atmono, Sugiyanto, Acmad
Santoso, (2015). Perencanaan
Jembatan Prategang Kali Suru

16

Anda mungkin juga menyukai