Anda di halaman 1dari 14

Analisis Konstruksi Bagian Atas Jalan Rel

Terhadap Daya Angkut Lintas Dalam


Kegiatan Revitalisasi Jalur Lintas
Lahat-Lubuklinggau
(Km. 434+159 – Km. 549+448)

Oleh :
Janriko Romansyah
18 410 031

SKRIPSI

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Teknik Pada


Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palembang
BAB I . PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Sistem Transportasi Kereta Api saat ini berkembang pesat dari segi
kebutuhan manusia maupun jasa angkutan kereta api di daerah- Mengetahui peningkatan daya lintas kereta api di tahun mendatang
daerah industrial. Contohnya Batu Bara di Sumatera Selatan. pada lintas Lahat-Lubuklinggau.
Contoh lain keberhasilan sistem teknologi moda transportasi kereta
Mengetahui kelayakan konstruksi bagian atas seperti Rel Eksisting
api dalam mengurangi kemacetan kendaraan di Indonesia seperti (R.42) dan rel Revitalisasi (R.50 & R.54, serta Bantalan yang
LRT dan MRT. digunakan.
Demi terciptanya kepuasan pengguna kereta api, saat ini PT. KAI
sedang gencarnya meningkatkan sistem & mutu dari segi pelayanan Mengetahui Ketahanan Umur Jalan Rel setelah di revitalisasi.
dan keamanan bagi pengguna.
Seperti pada penelitian kali ini akan yang membahas program Batasan Masalah
Revitalisasi jalur lintas Lahat-Lubuklinggau.
Kondisi konstruksi bagian atas jalan rel (jenis Rel dan Bantalan)
Manfaat Penelitian pada lintas Lahat-Lubuklinggau sepanjang ±115 km.
Standart yang digunakan dalam menganalisa mengacu pada
Sebagai referensi bagi pihak instansi PT. KAI dan Pemerintah agar Peraturan Dinas Perhubungan (PD) Nomor 10 Tahun 1986.
lebih memperhatikan mutu pelayanan angkutan kereta api.
Tidak membahas struktur di bawah rel dan yaitu ballas, penambat,
Memberika informasi kepada masyarakat tentang rel R.42, R.50, bantalan dan subgrade.
dan R.54 serta bantalan kereta api.
BAB II . LANDASAN TEORI

Kereta Api Jalan Rel


Kereta Api adalah transportasi angkutan penumpang maupun barang Struktur Rel terdiri dari dua batang besi kaku yang sama panjang
yang berjalan di atas rel dan bantalan yang terdiri dari beberapa dan dipasang sejajar di atas bantalan sebagai dasar ladasannya.
rangkaian Gerbong serta di tarik atau di dorong oleh Lokomotif. maka perencanaan dan pemasangannya harus tepat serta dari
segi perawatan harus di cek secara berkala.
Jenis Kereta Api Lintas Lahat-Lubuklinggau
Teknis Perhitungan Rel dalam menganalisa mengacu pada
1. KA Penumpang kelas Bisnis Eksekutif (1 Loko, 9 Gerbong)
Peraturan Dinas Perhubungan (PD) Nomor 10 tahun 1986.
2. KA Penumpang kelas Ekonomi (1 Loko, 8 Gerbong)
3. KA Bahan Bakar PT. Pertamina (1 Loko, 20 Gerbong) Untuk menganalisa pembebanan rel yaitu mengetahui Tegangan
4. KA Babaranjang (prediksi tahun mendatang) pada rel (σx) yang terjadi harus lebih kecil dari Tegangan Izin (σ)
berdasarkan beban dinamis dari gaya gandar yang terbesar.
Analisa Beban Rangkaian Kereta Api Bertujuan mengetahui beban
(Tabel 2)
dinamis pada kereta api yang nantinya akan diterima pada rel.
Perhitungan : Gaya Bogie, Gaya Gandar, Gaya Roda.

Beban Daya Lintas Bantalan


Daya Angkut Lintas merupakan beban kereta yang melintas dalam Bantalan Rel berfungsi menerima beban dari rel dan
kurun waktu 1 tahun/ton. Artinya beban daya lintas yang terjadi dapat menyalurkannya ke lapisan balas dengan tingkat tekanan
berpengaruh pada jenis klasifikasi kelas jalan rel dan tingkat (tegangan) yang lebih kecil dan merata.
ketahanan umur rel yang layak.
Pembebanan Bantalan yang akan diterima dari rel harus
Pada Lintas Lahat-Lubuklinggau kondisi eksisting konstruksi atas rel dibawah dari Tegangan Izin sesuai Peraturan Menteri No. 60
menggunakan klasifikasi kelas IV (rel R.42) dan sudah di revitalisasi (PM.60)
menjadi klasifikasi kelas III (rel R.50/R.54). (Tabel. 2)
Kondisi sekarang yang dipasang adalah R.54 berdasarkan tujuan
peningkatan pada daya angkut lintas di tahun mendatang.
Data Penelitian

 Profil Rel  Klasifikasi Kelas Jalan Rel


Tabel 1. Profil Rel Tabel 2. Klasifikasi Kelas Jalan Rel
Tipe Rel
Besaran P
Daya angkut Tegangan
Geometri Rel R.42 R.50 R.54 R.60 Kelas V maks maks Jenis Tegangan
lintas dasar rel
jalan (km/jam) gandar rel ijin (kg/cm²)
H (mm) 138,00 153,00 159,00 172,00 (ton/tahun) (kg/cm²)
(ton)
B (mm) 110,00 127,00 140,00 150,00 R.60 1042
C (mm) 68,50 65,00 72,20 74,30 I > 20.10⁶ 120 18 1325
R.54 1195
D (mm) 13,50 15,00 16,00 16,50 10.10⁶ - R.54 1146
E (mm) 40,50 49,00 49,40 51,00 II 110 18 1325
20.10⁶ R.50 1236
F (mm) 23,50 30,00 30,20 31,50 R.54 1097
G (mm) 72,00 76,00 74,97 80,95 III 5.10⁶ - 10.10⁶ 100 18 R.50 1183 1663
R (mm) 320,00 500,00 508,00 120,00 R.42 1474
A (cm²) 54,26 64,20 69,34 76,86 R.54 1048
W (kg/m) 42,59 50,40 54,43 60,34 2,5.10⁶ -
IV 90 18 R.50 1130 1843
Y♭ (mm) 68,50 71,60 76,20 80,95 5.10⁶
R.42 1409
Iₓ (cm⁴) 1,263 1,860 2,345 3,066 V < 2,5.10⁶ 80 18 R.42 1343 1843
A : Luas penampang Sumber : Peraturan Dinas Nomor 10 Tahun 1986
W : Berat rel per meter
Sumber : Y♭ : Jarak
Peraturan Dinas kaki
Nomor rel ke1986
10 Tahun sumbu x  Tegangan Pada Bantalan
I : Jarak tepi bawah rel ke garis netral
Tabel 3. Tegangan Izin Pada Bantalan Beton
 Beban Rangkaian Kereta Api
- Lokomotif CC202 = 84 ton - Kereta Pembangkit = 42 ton Tegangan Izin Tekan Tegangan Izin Tarik
Mutu Beton
- Lokomotif CC205 = 108 yon - Kereta Barang = 35 ton (kg/cm²) (kg/cm²)
- Kereta Penumpang = 40 ton - Kereta Bongkar = 50 K – 350 120 17,50
ton
K – 500 200 35
- Kereta Makan = 41 ton Sumber : Peraturan Menteri Nomor 60 Tahun 2019 (rev.1)
BAB III . METODOLOGI PENELITIAN

PENGUMPULAN DATA:
• Rangkaian Kereta Api TAHAP
• Berat Lokomotif dan Gerbong (PD
PERSIAPAN
MULAI
8A)
• Tekanan Gandar
• Klasifikasi Kelas Jalan Rel
• Profil Rel
• Bantalan Beton
• Peraturan Dinas No.10
• Peraturan Menteri No. 60

ANALISA DATA DAN Hasil Evaluasi Komponen Jalan Rel


PERHITUNGAN: Berdasarkan Daya Lintas
• Pembebanan dan 1. Rel (eksisting) dan Rel (revitalisasi)
Kekuatan Rel memenuhi syarat atau tidak.
• Daya Angkut Lintas 2. Kekuatan Bantalan layak atau tidak
• Kekuatan Bantalan terhadap daya lintas tahun mendatang.
• Ketahanan Umur 3. Ketahanan Umur Rel (revitalisasi)

SELESAI
BAB IV.
PERHITUNGAN DAN
ANALISA DATA
Pembebanan Kereta Api

Untuk menghitung pembebanan kereta api hanya perlu mengetahui dari beban
terbesar pada rangkaian karena beban tersebut.

Berdasarkan kajian bahwa rangkaian KA Lokomotif CC205 memiliki beban


terbesar yaitu 108 ton dengan tekanan gandar 18 ton untuk diterima tegangan
pada rel.

- Gaya Bogie (Pb) = wlok / 2 = 108 / 2 = 54 ton


- Gaya Gandar (Pg) = Pb / 3 = 54 / 3 = 18 ton
- Gaya Roda (Pr) = Pr / 2 = 18 / 2 = 9 ton
Analisa Daya Angkut Lintas Kereta Api
 Perhitungan Beban Daya Lintas  Daya Angkut Lintas Pertahun

Tabel 4. Beban Daya Lintas Harian


Beban Daya Lintas Perharian (Tonase) Hasil Perhitungan Beban Daya Lintas pertahun pada lintas
Perjalanan KA Lokomoti
Gb. Gb.
Gb.
Gb.
Ket. Lahat-Lubuklingga
Penumpa Gb. Makan Pembangki Bongka
f Katel
ng t r
2x • Lintas Normal (tanpa KA BBR) = 1.838.390 ton/tahun
KA Penumpang •
Bisnis Eksekutif
164 560 82 84 - - perka Lintas Prediksi (dengan KA BBR) = 5.924.001
ton/tahun
2x
KA Penumpang perka
164 480 82 84 - -
Ekonomi
Cara Menghitung Daya Angkut Lintas
KA Bahan 1x
84 - - - 700   perka
Bakar TE = Tp + (Kb x Tb) + (K1 x T1)
1x T = 360 x S x TE
KA Babaranjang 108 - - - - 3000 perka T : Daya angkut lintas (ton/tahun)
Jumlah 520 1.040 164 168 700 3000   TE : Tonase ekivalen (ton/hari)
Total Tp : Tonase penumpang dan kereta harian
5.592 ton/hari
Keseluruhan Tb : Tonase barang dan gerbong perhari
Sumber : Hasil Penelitian (2022) S : Koefisien yang besarnya tergantung kualitas lintas;
1,10 untuk lintas KA pnp, Vmaks = 120 km/jam
1,00 untuk lintas tanpa KA pnp.
Hasil Perhitungan Beban Daya Lintas harian pada lintas Kb : Koefisien beban gandar.
Lahat-Lubuklingga 1,50 untuk beban gandar < 18 ton
- Lintas Normal (tanpa KA BBR) = 2.484 ton/harian. 1,30 untuk beban gandar > 18 ton
T1 : Berat lokomotif
- Lintas Prediksi (dengan KA BBR) = 5.592 ton/harian.
K1 : Koefisien Lokomotif 1,40
V : Kecepatan KA (km/jam)
Ketahanan Umur Rel

Nilai Kontans pada jalur Lahat-Lubuklinggau sepanjang 115 km dari hasil perhitungan
Geometrik Jalur Lurus dan Lengkung adalah 0,173.

 Pada Rel R.50


Tabel 5, Ketahanan Umur Rel Revitalisasi tipe R.50 dan R.54
- Ketahanan Umur Rel untuk daya lintas normail
1.838 jutaton/tahun selama 14-15 tahun.
- Ketahanan Umur Rel untuk daya lintas normail Beban Daya Angkut Lintas
5.924 jutaton/tahun selama 8-9 tahun. Tipe Rel
1.838.390,40 ton/tahun 5.924.001,60 ton/tahun
 Pada Rel R.54

- Ketahanan Umur Rel untuk daya lintas normail R.50 14-15 tahun 8-9 tahun
1.838 jutaton/tahun selama 15-16 tahun.
- Ketahanan Umur Rel untuk daya lintas normail
R.54 15-16 tahun 9-10 tahun
5.924 jutaton/tahun selama 9-10 tahun.
Sumber : Hasil Penelitian (2022)
Dimana:
U : Umur rel bertahan
K : Nilai konstanta reduksi ,
W : Berat jalan rel , W = berat rel x 2.016
D : Kepadatan lalu lintas (MGT) , D = T (daya lintas /ton) x 1.1
Pembebanan Rel

Tabel 6. Tegangan Yang Terjadi Pada Rel Eksisting (R.42) dan


Revitalisasi (R.50 dan R.54)

Tegangan Izin
Tipe Tegangan Yang Terhadap Beban
Rel Terjadi (kg/cm²) Klasifikasi Kelas Gandar 18 ton
Jalan rel (kg/cm²)

R.42 1899,99 1843 Tidak memenuhi syarat


R.50 1142,59 1663 Memenuhi syarat
R.54 954,34 1663 Memenuhi syarat
Sumber : Hasil Penelitian (2022)
 Dari hasil Analisa Beban Dinamis, Momen Rel, dan Tegangan pada rel
maka tipe rel R.42 dengan klasifikasi kelas IV tidak layak jika dilalui
tekanan Gandar 18 ton. Sebaliknya dengan rel klasifikasi kelas III sangat
layak
Pembebanan Rel

Tabel 7. Kekuatan Bantalan Menahan Beban Distribusi Rel ( > )

Beban Yang Mampu


Ditahan Beban Distribusi Rel Ke
Jenis bantalan Bagian Beban Bantalan Keterangan
Bantalan (
()

Memenuhi
Bantalan Dibawah Rel 11,702 kg/cm²
Syarat
Beton 190,073 kg/cm²
Memenuhi
K-500 Ditengah Bantalan 12,132 kg/cm²
Syarat
Sumber : Hasil Penelitian (2022)

 Untuk Bantalan beton Blok Tunggal (Prategang) Mutu K-500 produksi


RUPM yang digunakan revitalisasi lintas Lahat-Lubuklinggat sangat
mampu menerima beban distribusi rel ke bantalan.
 Tegangan yang terjadi di bawah rel dan di tengah bantalan lebih kecil
dari Tegangan Izin bantalan
BAB V . KESIMPULAN DAN SARAN

L AN
PU
E SIM
K Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kegiatan

revitalisasi konstruksi jalan rel bagian atas (Rel dan

Bantalan) yang sudah dilaksanakan di jalur lintas


Penelitian ini hanya membahas terhadap
Lahat-Lubuklinggau layak dilakukan.
konstruksi bagian atas jalan rel diantaranya Rel dan
Bantalan, sedangkan konstruksi bagian bawah jalan
rel tidak dibahas dalam penelitian. Oleh sebab itu,
disarankan kepada instansi terkait agar melakukan
kajian terhadap konstruksi bagian bawah jalan rel
terutama dengan daya dukung tanah, subgrade dan
R AN
ballas. SA
FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai