Anda di halaman 1dari 24

”Rolling Stock Engineering”

TEKNIK SARANA KERETA API

JARAK PENGEREMAN
PADA KERETA API

Presented by :
Ir. ERFIANTO R. CHAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TRANSPORTASI DARAT


POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA - SEKOLAH TINNGI TRANSPORTASI DARAT
BADAN PENGEMBANGAN SDM PRHUBUNGAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TA 2020 - 2021
1
KAPASITAS PENGEREMAN (BRAKING CAPACITY)
Tujuan utama dalam perancangan dan pengoperasian adalah untuk menyediakan
kapasitas pengereman yang diperlukan sesuai dengan jenis dan kecepatan lari spesifik
kendaraan / kereta sesuai dengan keselamatan lalu lintas.

o Kapasitas pengereman adalah fitur penting dari kendaraan dan kereta api mana pun
yang menyatakan desain keseluruhan dan kemampuan fungsional untuk berhenti
dari kecepatan lari maksimum sesuai dengan gaya pengereman maksimum yang
dikembangkan selama pengereman darurat

o Kapasitas pengereman kendaraan kereta api bergantung pada banyak faktor dan
beberapa yang paling penting adalah:
 Kecepatan,
 Berat/bobot,
 Jenis rem,
 Karakteristik konstruktif dan fungsional dari rigging rem,
 Karakteristik pengereman,
 Fenomena termal, dll.

2
KAPASITAS PENGEREMAN (BRAKING CAPACITY)
o Dalam menilai kapasitas pengereman dari kereta, parameter tambahan dilibatkan:
 Jenis kereta,
 Komposisi dan panjang,
 Karakteristik perambatan gelombang pengereman, dll.
o Penilaian kapasitas pengereman secara langsung dan konsisten sulit dicapai.
o Khusus untuk kendaraan rel, kemungkinan gaya pengereman maksimum sangat
penting untuk sistem pengereman dasar roda / rel yang bergantung pada adhesi.
o Kondisi utama yang diberlakukan adalah bahwa gaya pengereman pada permukaan
kontak rel roda Fb, maks tidak boleh melebihi gaya adhesi rel roda Fa, untuk tujuan
perancangan yang dipertimbangkan dalam kondisi normal:

Kemampuan suatu kendaraan rel untuk melakukan pengereman, ditentukan oleh :


Gaya rem yang terjadi pada roda,
1. Berat sarana kendaraan rel,
2. Kecepatan awal dan
3. Karakteristik katup pengatur (control valve) yang digunakan.
Perhitungan pengereman ini digunakan untuk kendaraan rel yang menggunakan rem
udara tekan

3
KAPASITAS PENGEREMAN (BRAKING CAPACITY)
1. RASIO PENGEREMAN ATAU PERSENTASE PENGEREMAN
Rasio Pengereman atau Persentase Pengereman/Persentase tekanan rem blok
menunjukkan rasio (perbandingan) total kekuatan sepatu rem atau total gaya
remblok (bantalan rem) terhadap massa kendaraan

dimana:
 : Persentase Gaya Pengereman/Persentase Tekanan rem blok
P : Gaya tekan rem blok terhadap roda (Gaya pengereman pada roda)
G : Gaya berat beban roda pada rel.
Κ : Gaya gesek rem blok terhadap roda
T : Gaya gesek roda terhadao rel

4
KAPASITAS PENGEREMAN (BRAKING CAPACITY)
 2. PERSENTASE PENGEREMAN /BRAKE PERCENTAGE ( )
Dengan memperhatikan karakteristik katup pengatur pada kereta penumpang dan gerbong
barang, kemudian didefinisikan besaran Persentase Pengereman /Brake Percentage ()
sebagai perbandingan (ratio) antara berat pengereman (brake weight); B dengan berat satu
kereta/gerbong (Gr) atau dengan Berat seluruh rangkaian kereta/gerbong (Gr total).

  B  dimana :
= 𝑥 100 % B : Berat Pengereman (Brake Weight)
Gr : Berat satu kereta/gerbong
  B Gr(total) : Berat seluruh rangkaian kereta/gerbong
= 𝑥 100 %
G r ( total )
Persentase Rem
(Persentase berat rem; daya pengereman efektif)
Rasio - berat rem terhadap berat kendaraan dinyatakan sebagai persentase. ini menentukan
kinerja pengereman. Hubungan antara persentase rem dan kecepatan lari yang diizinkan
pada jarak peringatan yang diberikan pada kemiringan tertentu dapat dikumpulkan dari grafik
pengereman (lihat 5.10 dan 5.11).
Mereka menunjukkan persentase rem yang diperlukan untuk jenis kendaraan tertentu guna
mendapatkan kecepatan maksimum yang diinginkan.
Persentase pengereman maksimum dan minimum yang diperlukan untuk gerbong barang
dan gerbong penumpang ditentukan dalam tabel di bagian 4.7.

5
KAPASITAS PENGEREMAN (BRAKING CAPACITY)
3. BERAT/BOBOT PENGEREMAN (BRAKE WEIGHT)
Berat/Bobot rem adalah istilah yang digunakan dalam operasi kereta api untuk
menunjukkan kinerja pengereman kendaraan, yang ditentukan baik dengan
perhitungan atau dengan pengujian sesuai dengan persyaratan khusus dalam
selebaran UIC 544.

Perbedaan dibuat antara bobot rem untuk rem kereta barang ("G") dan rem kereta
penumpang ("P" dan "R").
o Untuk jenis rem "G"), bobot rem selalu dihitung dengan bantuan faktor "gama"
sebagaimana ditentukan dalam selebaran UIC 544-1 sebagai fungsi dari - tekanan
aplikasi awal, waktu pengisian silinder rem dan gaya sepatu rem ( untuk formula
lihat 4.3).
o Untuk rem "R" / "P", bobot rem harus ditentukan secara eksperimental sebagai
prinsip, prosedur uji aplikasi juga ditentukan dalam selebaran UIC 544-1.
a. Berat Pengereman Pada Kereta Penumpang

6
KAPASITAS PENGEREMAN (BRAKING CAPACITY)
KONDISI PENGOPERASIAN REM

Kondisi Operasi Rem adalah istilah yang digunakan untuk mengkassifikasi rem udara
bertekanan kendaraan rel dengan standar UIC menurut aksinya:
Jenis rem "R" atau "P"
Akting cepat (R = rem daya tinggi; P = Rem kereta penumpang)
Waktu pengisian silinder rem 3 sampai 5 detik (dengan pengereman terkontrol 3
sampai 6 detik)
Waktu rilis 15 hingga 20 detik untuk gerbong barang dengan berat total lebih dari 70
ton)
Jenis rem "G"
SlowActing 9G = rem kereta barang)
Waktu pengisian Silinder Rem 18 hingga 30 detik
Waktu rilis 45 hingga 60 detik
Nilai di atas ditentukan dalam UIC 540.
Rem "R" atau "P" mengetikkan setelan rem berikut yang berbeda pengaruhnya.

7
KAPASITAS PENGEREMAN (BRAKING CAPACITY)
dimana
  :
P = Gaya rem pada roda
= factor empiris dari kereta penumpang,
(melalui percobaan dengan berat 50 ton,
gaya rem total pada roda = 40 ton,
waktu pengisian silinder rem = 5 detik dan
blok rem tunggal dengan panjang tali busur = 400 mm).

b. Berat Pengereman Pada Gerbong Barang

8
KAPASITAS PENGEREMAN (BRAKING CAPACITY)

9
KAPASITAS PENGEREMAN (BRAKING CAPACITY)
CONTOH PERHITUNGAN PENGEREMAN

1
JARAK PENGEREMAN (BRAKING DISTANCE)
JARAK PENGEREMAN
Suatu rangkaian kereta api yang terdiri dari sejumlah kereta penumpang atau gerbong
barang yang ditarik oleh lokomotif mempunyai nilai persentase pengereman  tertentu.
Bila rangkaian kereta api tersebut direm dari suatu kecepatan tertentu dengan
melakukan pengereman sampai silinder rem mencapai tekanan maksimum akan
berhenti pada suatu jarak pengereman tertentu L meter.

Jarak pengereman dapat dihitung dengan beberapa rumus diantaranya sebagai berikut
:
a. Rumus Minden :
1. Untuk Rem R/P

3, 85 . V²
L = ----------------------------------- ………. (m)
6, 1 .  . (1 + r / 10)  ir

Rumus Minden :
2. Untuk Rem G

 
L = …. m
11
JARAK PENGEREMAN (BRAKING DISTANCE)

Kecepatan Rem posisi Rem posisi


V (Km/jam) R atau P G
10 0,45 0,41
20 0,64 0,61
30 0,76 0,75
40 0,84 0,85
50 0,90 0,92
60 0,94 0,97
70 0,96 1,0
80 0,99 1,0
90 1,0 1,0
100 1,0 -
110 1,0 -
120 - -
1
JARAK PENGEREMAN (BRAKING DISTANCE)
Tabel Nilai C1

  Jumlah   24 < n 48 < n 60 < n 80 < n


Rem posisi Gandar  24  48  60  80  100
R/P C 1,10 1,05 1,0 0,97 0,92

  Jumlah   40 < n 80 < n 100 < n 120 < n


Rem posisi Gandar  40  80  100  120  150
G C 1,12 1,06 1,0 0,95 0,9
Tabel Nilai Ci

Kecepatan
V (Km/jam) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Rem posisi
R/P 0,6 0,66 0,72 0,77 0,81 0,84 0,84 0,89 0,9 0,9
Rem posisi
G 0,6 0,62 0,64 0,66 0,68 0,7 0,7 0,74 0,75 -

13
JARAK PENGEREMAN (BRAKING DISTANCE)
b. Rumus Praktis

Untuk kereta api sampai dengan jumlah gandar (axle) 60 gandar dan tipe rem P atau R
pada kecepatan, V = 70 – 160 km/jam.

Kecepatan
70 80 90 100 110 120
V
(Km/jam)

 0,0611 0,0628 0,0631 0,0648 0,667 0,0696

dimana :
 = persentase pengereman
V = kecepatan (Km/jam)
i = lereng (%o)
 = koefisien yang tergantung pada kecepatan

14
JARAK PENGEREMAN (BRAKING DISTANCE)
CONTOH PERHITUNGAN JARAK PENGEREMAN (LANJUTAN DARI CONTOH
SEBELUMNYA)

15
JARAK PENGEREMAN (BRAKING DISTANCE)
Misalkan :
Kecepatan kereta api V = 80 km/jam, maka Jarak pengereman ;
V = 80 (km/jam)
 = 0,99 untuk  = 80 km/jam posisi rem P
ir = ci x i
ci = factor koreksi tanjakan
i = lereng jalan rel ; i = 0 %o (jalan datar)
r = C1 . 
C1= 1 ; (untuk KA 54 gandar
Menurut Rumus Minden, Untuk Rem R/ P :
3, 85 . V²
L = ----------------------------------- ………. (m)
6, 1 .  . (1 + r / 10)  ir

3, 85 . (80)²
L = ------------------------------------------------ ………. (m)
6, 1 . 0,99 . (1 + 71,7 / 10)  0

24460
L = ---------------- = 495 m
6,039 x 8,17
16
JARAK PENGEREMAN (BRAKING DISTANCE)
Kasus (Case ) : Bila ada 2 kereta dalam KA tersebut tidak di rem, maka :
Persentase pengereman KA :
 = (B/ GKA) x 100 %
 = (32,3 x 10)/540 x 100 % = 59,8 %
Jarak pengereman menjadi :
3, 85 . V²
L = ----------------------------------- ………. (m)
6, 1 .  . (1 + r / 10)  ir
3, 85 . (80)²
L = ------------------------------------------------ ………. (m)
6, 1 . 0,99 . (1 + 59,8 / 10)  0

24460
L = ---------------- = 580 m
6,039 x 6,98

17
MENGHITUNG GAYA PADA SILINDER REM
MENGHITUNG GAYA PADA SILINDER REM

Gaya = Tekanan x Luas Bidang Tekan

 
F

 A =
F
 𝐴=0,785 𝐷 ²

  𝐴 =𝜋 𝑟2
Dalam kasus silinder kerja ganda dengan batang, area di mana tekanan bertindak lebih tinggi selama
stroke maju daripada stroke kembali. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa area yang dicakup karena
diameter batang harus dikurangkan dari diameter lubang silinder selama stroke kembali

  )

F = Gaya dorong piston ; kg


P = Tekanan pada bidang permukaan piston kg/Cm²
A = Luas permukaan bidang tekan ; Cm²
D = Diameter Piston ; Cm
d = Diameter Batang piston ; Cm
Ff = Return Spring Force ( gaya kembali pegas RIDE
) 140 kgCONTROL
18
MENGHITUNG GAYA PADA SILINDER REM

Fb

a b

Fr
  Fb x a

19
MENGHITUNG GAYA PADA SILINDER REM
p Fb
a
o
b
Fr

p = tekanan silinder air brake ( kg/cm² )


Fb = Gaya tekan silinder rem
Fr = Gaya tekanan pada rem blok
a = Jarak Gaya tekanan silinder rem ke titik tumpu o
b = Jarak Gaya pengereman dari titik tumpu o

Fb = (p x A – Ff ) kg

A = π/4 D² ; cm² Fb x a = Fr x b
A = Luas penampang silinder rem
D = Diameter silinder rem
Ff = Gaya lawan pegas
RIDE CONTROL
20
MENGHITUNG GAYA PADA SILINDER REM
Contoh Soal

 Diketahui
mekanisme pengereman kereta /Gerbong seperti pada gambar
Diameter Silinder rem (D) = 14 “
Tekanan pada batang pengereman = 3,8 kg/Cm²
Batang link pengereman (a) = 250 cm
Batang link pengereman (b) = 450 cm
Gaya lawan pegas (Ff) = 140 kg
Ditanya
berapa gaya pada rem blok
Jawab :
 F = Fb - Ff
 P = (p x A – Ff ) kg
=( 3,8 x [π/4 x ( 14 x 2,54 – 0,5) ]² - 140 )
= 3530 Kg

  Fb x a
 Fr = Fb x
F = 3530 x
F = 1960 kg

RIDE CONTROL
21
MENGHITUNG GAYA PADA SILINDER REM

RIDE CONTROL
22
MENGHITUNG GAYA PADA SILINDER REM
Contoh Soal
Diketahui sebuah mekanisme seperti
gambar
 Diameter Silinder brake 14 “,
 Tekanan Silinder brake 3,4 kg/cm
 Perbandinngan batang tuas (lever)
seperti pada gambar.
Ditanya :
Berapakah gaya pada setiap rem blok.

23
MENGHITUNG GAYA PADA SILINDER REM

24

Anda mungkin juga menyukai