Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum

DASAR-DASAR FORTRAN
(BASIC SYNTAX)

Disusun Oleh:
Nama : Maghfirah
NIM : 2111101010016
Mata Kuliah : Pemodelan Laut 1

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

FORTRAN merupakan salah satu bahasa pemrograman tingkat tinggi(high level languange)
yang berorientasi kepada suatu masalah tertentu, khususnya masalah yang berkaitan dengan bidang
matematika dan teknik.fortran merupakan bahasa tingkat tinggi tertua dan pertama.
Fortran adalah salah satu bahasa pemrograman komputer penting. Fortran dikembangkan pada
tahun 1957 oleh jhon w Beckus terutama ditujukan untuk aplikasi ilmiah dan teknik. Sejak pertama
kali didesain , fortran terus digunakan untuk keperluan komputasi ilmiah dan numerik, terutama
dibidang-bidang seperti ilmu komputasi dan pemodelan iklim. Kenyataan ini membuat fortran
menjadi bahasa pemrograman yang paling digunakan untuk aplikasi numerik.sebagian orang
berpendapat fortran mencapai popularitasnya karena dibuat mendahului bahasa pemrograman
lainnya. Selain itu, bahasa pemrograman ini terus disempurnakan serta ditambahkan berbagai fitur
yang berguna bagi aplikasi sains dan teknik.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan yang akan dicapai adalah:


1. Mempelajari prinsip-prinsip dasar-dasar fortran
2. Dapat mengenal variable
3. Untuk mengenal Format Fortran

1.3 Manfaat
Adanya manfaat yang akan dicapai adalah:
1. Fortran bias mengenai ekpresi matematika dan logika yang kompleks. Peryataan cukup
pendek dan sederhana.
2. Program fortran yang dikembangkan pada satu tipe computer bias dengan mudah dimodifikasi
agar bias bekerja pada tipe yang lain.
3. Mempermudah pembuatan aplikasi matematika, ilmu pegetahuan, dan tekhnik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pseudocode sering digunakan dalam buku-buku tentang ilmu computer ataupun publikasi ilmiah
untuk menjelaskan urutan proses atau metode tertentu. Seorang programmer yang ingin menerapkan
algoritma tertentu, terutaama yang kompleks atau algoritma baru, biasanya akan memulainya dengan
membuat deskripsi dalam bentuk pseudo-code. Setelah pseudo-code tersebut jadi, maka langkah
selanjutnya hanya tinggal menterjemahkannya ke bahasa pemrograman tertentu. Pseudo-code ini
biasanya disusun dalam bentuk yang terstruktur dengan pendekatan sekuensial (berurutan) dari atas ke
bawah (Shinta Esabella, 2021 ).
Fortran adalah sebuah bahasa pemrograman. Pertama kali dikembangkan pada tahun 1957 oleh
John Backus di IBM. Fortran yang merupakan singkatan dari formula translator/ translation, tetapi
penggunaan huruf besar kemudian ditiadakan sejak versi fortran 90 (Heru Wahyu, 2021).
Di dalam fortran semua variabel pada awalnya tidak diisialisasi, artinya tidak didefinisikan atau
nilainya tidak diketahui. Oleh karena itu, suatu kebiasaan yang baik untuk menginisialisasi variable,
agar tidak terjadi hal yang tak terduga. Inisialisasi dapat dilakukan saat compling dengan
menggunakan perintah berikut ini ( Ahya al anshorie, 2012).
Penulisan Program FORTRAN 77 Penulisan bahasa pemrograman FORTRAN 77 memiliki struktur
dan aturan yang baku, dan bisanya akan lebih mudah jika dilakukan dalam suatu lembar penulisan
program yang disebut Fortran Coding Form. Pada awalnya, Fortran Coding Form tersebut dipakai
untuk penulisan program FORTRAN melalui alat bantu yang disebut “Punch Card”, yaitu suatu
lembaran kertas tebal (setebal kertas karton manila) yang kira-kira bentuknya seperti disajikan pada
gambar 3.4. Kemudian, kertas Punch Card tersebut akan dibaca oleh “Card Reader” dari komputer
yang akan kita pakai, sebelum melakukan kompilasi (Muh Yusuf Pratama, 2014).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

3.2 Pembahasan
Fortran adalah salah satu bahasa pemrograman komputer penting. Fortran dikembangkan pada
tahun 1950an oleh International Business Machines Corporation (IBM) dan terutama ditujukan untuk
aplikasi ilmiah dan teknik. Sejak pertama kali didesain, Fortran terus digunakan untuk keperluan
komputasi ilmiah dan numerik, terutama di bidang-bidang seperti ilmu komputasi dan pemodelan
iklim. Kenyataan ini membuat Fortran menjadi bahasa pemrograman yang paling umum digunakan
untuk aplikasi numerik. Sebagian orang berpendapat Fortran mencapai popularitasnya karena dibuat
mendahului bahasa pemrograman lainnya. Sebab lain, bahasa pemrograman ini terus disempurnakan
serta ditambahkannya berbagai fitur yang berguna bagi aplikasi sains dan teknik. Fortran juga banyak
digunakan karena mempertahankan kompatibilitas dengan versi lama meskipun telah bermunculan
versi yang lebih baru.

Bahasa ini juga memiliki kompiler yang mampu menangani kode lebih cepat, sehingga sangat
cocok untuk penggunaan ilmiah. Sebuah tim programer IBM yang dipimpin oleh John Backus,
dianggap sebagai peletak pondasi Fortran dan memperkenalkan kompiler pertama pada tahun 1957.
Pada awalnya Fortran diciptakan untuk komputer IBM 704. Dengan struktur kontrol dan komponen
input/output bahasa ini segera mencapai popularitas. Segera, tim ini memperkenalkan kompiler lain
yang dirancang untuk digunakan pada model komputer IBM lainnya. Dalam waktu singkat, produsen
lain merasa harus membuat compiler Fortran yang sesuai dengan komputer mereka sendiri sehingga
pada tahun 1960an telah terdapat puluhan kompiler. Sayangnya, penciptaan kompiler berbeda yang
begitu banyak menyebabkan masalah kompatibilitas. Pada tahun 1966, masalah kompatibilitas berhasil
ditangani setelah terbentuknya American national standard.

Gambar 2. Tampilan Commands

Untuk tampilan gambar diagram yang lebih besar, klik gambar dan muncul gambar
sebagai berikut.
Gambar 3. Interpolasi 1D

Sebelum melanjutkan percobaan selanjutnya, tutup terlebih dahulu gambar dengan cara
mengklik titik tiga di kanan atas, lalu klik Close Figure.

Gambar 4. Close Figure

2.1.2 Interpolasi 1D dengan Time Series


Untuk membuat interpolasi 1d dengan time series, langkah awal yang harus kita
lakukan adalah menambahkan file time series dengan format nama times.m dan dengan
data/script yang dibuat sebagai berikut.

%%% time series example


ttt = 5:2.5:10;
ynew = 5.*sin(ttt/10.);
plot (ttt,ynew)
ynew = 5.*sin(ttt/1.);
xinew =3.0:0.05:5;
yinew = interp1(ttt,ynew,xinew);
plot(ttt,ynew,xinew,yinew,'r.')

Kemudan klik Run, maka gambar Interpolasi 1d dengan time series yang dibuat
sebelumnya akan muncul sebagai berikut.

Gambar 5. Hasil Interpolasi 1D dengan Time Series

Gambar menghasilkan suatu keterangan yang didapat dari coding/script yang


dijalankan. Time to Trigger ( ttt ) yang dimuat dengan data 5 : 2,5 : 10 menghasilkan gambar
demikian. Pada gambar grafik dapat dijelaskan bahwa time 1 berada pada titik 5, kemudian
time 2 berada pada titik 2,5, dan time 3 yang berada pada titik 10 sebagai keterangan waktu.

2.1.4 Interpolasi 2 (Making)


Untuk mengerjakan data Interpolasi 2 (Making), cara pembuatannya sama dengan cara
membuat data Interpolasi 1 D dan times series. Cukup digati nama filenya dengan nama
interpolasimaking.m. Lakukan langkahnya sama seperti file interpolasi 1 D dan times series .
Setelah itu, masukan data dengan script sebagai berikut.

%%%% making 2D interpolation


clear all
xrand = rand (100,1)*4-2;
yrand = rand (100,1)*4-2;
zrand = xrand.*exp(-xrand.^2-yrand.^2);
ti = -2:0.15:2;
[xi,yi] = meshgrid(ti,ti);
zi = griddata(xrand,yrand,zrand,xi,yi);
mesh (xi,yi,zi)
hold on
plot3(xrand,yrand,zrand,'oc','linewidth',2)

Setelah selesai, klik Run. Maka dihasilkan gambar sebagai berikut.

Gambar 6. Interpolasi 2

Gambar menghasilkan suatu keterangan yang didapat dari coding/script yang


dijalankan. Dapat dipahami dari grafik di atas menunjukkan implementasi dari wujud data ti = -
2:0.15:2; sebagai xi, yi, dan zi. Di mana xi diolah menggunakan kode perintah xrand = rand
(100,1)*4-2; untuk menampilkan grafik interpolasi x seperti pada gambar grafik di atas.
Kemudian yi diolah menggunakan kode perintah yrand = rand (100,1)*4-2; untuk
menampilkan grafik interpolasi y seperti pada gambar grafik di atas. Kemudian xi diolah
menggunakan kode perintah zrand = xrand.*exp(-xrand.^2-yrand.^2);.
Warna pada gambar grafik di atas menunjukkan posisi titik tinggi rendahnya suatu data
terhadap data lain yang dimuat dalam suatu interpolasi. Warna kuning menunjukkan titik
ketinggian atau besaran angka yang lebih besar daripada 0 (nol). Warna biru menunjukkan titik
kerendahan atau besaran angka yang lebih kecil daripada 0 (nol). Semakin tinggi nilai data
maka semakin cerah gambar yang dihasilkan begitu juga sebaliknya, semakin rendah nilai data
maka semakin gelap gambar yang dihasilkan.

2.1.5 Interpolasi 2 D ( Dua Dimensi )


Untuk mengerjakan data Interpolasi 2 D ( Dua Dimensi ), dibuat dengan cara yang
sama seperti langkah membuat data Interpolasi 1 D dan times series. Cukup diganti nama
dengan Interpolasi2D.m. . Lakukan sama seperti file interpolasi 1 D, time series dan interpolasi
making. Masukkan data ke dalam file dengan script sebagai berikut.

%%%% making 2D interpolation


clear all
[xxx,yyy] = meshgrid(-3:.1:3);
zzz = peaks(xxx,yyy);
mesh(xxx,yyy,zzz);
hold on
[xi,yi] =meshgrid(-1.5:0.05:1.5);
zi = interp2(xxx,yyy,zzz,xi,yi);
mesh (xi,yi,zi+15)

Setelah selesai, klik Run. Maka akan dihasilkan gambar sebagai berikut.

Gambar 7. Interpolasi 2D
Gambar menghasilkan suatu keterangan yang didapat dari coding/script yang
dijalankan. Dapat dipahami dari grafik di atas menunjukkan implementasi dari wujud data
[xxx,yyy] = meshgrid(-3:.1:3); dan [xi,yi] =meshgrid(-1.5:0.05:1.5); dengan mengunakan
rumus mesh (xi,yi,zi+15) sebagai bentuk pengoperasiannya.
Warna pada gambar grafik di atas menunjukkan posisi titik tinggi rendahnya suatu data
terhadap data lain yang dimuat dalam suatu interpolasi. Warna kuning menunjukkan titik
ketinggian atau besaran angka yang lebih besar daripada 0 (nol). Warna biru menunjukkan titik
kerendahan atau besaran angka yang lebih kecil daripada 0 (nol). Semakin tinggi nilai data
maka semakin cerah gambar yang dihasilkan begitu juga sebaliknya, semakin rendah nilai data
maka semakin gelap gambar yang dihasilkan. Hanya saja pada interpolasi data 2 dimensi ini
mengguakan kode perintah yang memisahkan antara warna kuning dan biru, sehingga
dihasilkan seperti gambar grafik di atas.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah :
1. Dapat mengetahui arti Fortran.
2. Dapat mengetahui bahasa dalam pemrograman fortran.
3. Fortran adalah bahasa pemrograman. Pertama kali dikembangkan oleh John W Backus pada
tahun 1956 di IBM.
4. Fortran selalu memakai bilangan asli serta memakai variabel.

4.2 Saran
Dalam praktikum kali ini, asisten sudah cukup baik dalam menjelaskan dan memberikan detail
serta kesempatan untuk mengulang materi bagi yang belum paham atau ketinggalan. Namun terdapat
satu hal yang perlu dijelaskan secara rinci akan tetapi urung diberikan penjelasan, yaitu cara membaca
Crowell, 2017. The Creator Of MATLAB. The Origins Of Matlab.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, CV. Bandung
Susanto, R. 2014. Pengaruh Konsentrasi Ion Erbium pada Sifat Fisik dan Optik Kaca Telurium
Oxide sebagai Bahan Penguat Optik. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF).

Anda mungkin juga menyukai