Makalah
Disusun Oleh :
Delia Rahmawati
0432950715006
E-mail : stikesbanisaleh@yahoo.co.id
November 2016
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
A. Simpatomimetik / Adrenergik
Obat yang meniru efek perangsangan dari saraf simpatis (oleh nonadrenalin),
contohnya efedrin, isoprenalin,dll.
Berdasarkan titik kerjanya pada sel sel efektor dari organ ujung adrenergik dibagi
menjadi reseptor alfa dan beta, dan berdasarkan efek fisiologisnya dibagi menjadi alfa-1 dan
alfa-2 serta beta-1 dan beta-2. Pada umumnya stimulasi pada reseptor menghasilkan efek efek
berikut:
Alfa-1, mengaktivasi organ organ efektor seperti otot-otot polos (vasokontriksi) dan
sel sel kelenjar dengan efek bertambahnya sekresi ludah dan keringat.
Alfa-2, yaitu menghambat pelepasan nonadrenalin pada saraf saraf adrenergik dengan
efek turunnya tekanan darah.
Beta-1, yaitu memperkuat daya dan frekuensi kontraksi jantung.
Beta-2, yaitu bronkodilatasi dan stimulasi metabolisme glikogen dan lemak.
Shock, dengan memperkuat kerja jantung (beta-1), dan melawan hipotensi (alfa),
contohnya adrenalin dan noradrenalin.
Asma, dengan mencapai bronkodilatasi (beta-2), contohnya salbutamol dan
turunannya adrenalin dan efedrin.
Hipertensi, dengan menurunkan daya tahan perifer dari dinding pembuluh melalui
penghambatan pelepasan noradrenalin (alfa-2), contohnya metildopa dan klonidin.
Vasodilator perifer, dengan menciutkan pembuluh darah di pangkal betis dan paha.
Pilek, guna menciutkan selaput lendir yang bengkak (alfa), contohnya imidazolin,
efedrin dan adrenalin.
Midriatikum, yaitu dengan memperlebar pupil mata (alfa), contohnya fenilefrin dan
nafazolin.
Anoreksans, dengan mengurangi nafsu makan pada obesitas (beta-2), contohnya
fenfluramin dan mazindol.
Penghambat his dan nyeri haid dengan relaksasi pada otot rahim (beta-2), contohnya
isoxuprin dan ritordin.
Zat tersendiri
Memiliki semua khasiat adrenergik alfa dan beta dengan efek beta lebih kuat seperti
stimulasi jantung dan bronkodilatasi. Obat ini digunakan pada:
Efek samping pada dosis tinggi adalah nekrosis jaringan menjadi mati karena
vasokontriksi, dan akhirnya kolaps.
Dopamin
Efedrin
Alkaloida dari tumbuhan ehedra vulgaris yang sekarang ini dibuat secara sintetis.
Digunakan pada penderita asma atas dasar efek bronkodilatasinya yang lama,
dekongestiv dan midriatik. Efek samping dosis tinggi pada jantung yaitu cemas,
gelisah, sukar tidur, gemeteran dan takikardia serta kerja sentral
Isoprenalin
Fenilefrin
- Hipotensi
- Midriatik pada mata
- Dekongestif untuk menciutkan mukosa hidung yang bengkak.
Derivat imidazolin
Khusus digunakan untuk dekongestif untuk menciutkan selaput lendir hidung dan
mata pada keadaan pilek atau selesma dengan kerja lebih lama dari efedrin.
Amfetamin
B. Simpatolitik / adrenolitik
Obat yang meniru efek bila saraf parasimpatis ditekan atau melawan efek adrenergik,
contohnya alkaloida sekale, propanolol, dll.
Alfa bloker
Beta bloker
Derivat imidazolin
Yang digunakan sebagai alfa bloker adalah tolazin dan fentolamin, memiliki
bermacam macam efek seperti anti hipertensi, antihistamin, adrenolitik dan
adrenergik.
Khasiat yang terpenting adalah stimulasi otot polos terutama pembuluh darah perifer
dan rahim dengan efek kontraksis otot uterus (oksitosik), vasokontriksi dan tekanan
darah naik. Efek samping pada penggunaan lama dan dosis yang tinggi adalah
matinya jaringan diujung jari (gangrein) akibat vasokontriksi. Digunakan untuk
menghentikan pendarahan setelah persalinan dan pada keadaan haid yang berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, dkk; kaplta selekta kedokteran; edisi ketiga; jilid 1; media aesculapius, FK
UI; Jakarta; 1999.
Katzung, G. Bertram; Farmakologi Dasar dan Klinik; Edisi Keenam; EGC; Jakarta; 1998.