Anda di halaman 1dari 6

Susunan Saraf Otonom (simpatis)

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Tugas Farmakologi

Disusun Oleh :

Delia Rahmawati

0432950715006

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

Jalan RA. Kartini No. 66 Bekasi 17113

Teip. (021) 8834-5084 Fax. (021) 8835 7111

E-mail : stikesbanisaleh@yahoo.co.id

November 2016
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

2.1.1 Saraf Otonom


Susunan saraf otonom adalah susunan saraf yang bekerja tanpa mengikuti kehendak
kita. Misalnya detak jantung, mata berkedip, kesadaran, pernafasan maupun pencernaan
makanan.

2.1.2 Saraf Simpatis


Saraf simpatis adalah saraf yang berpangkal pada sumsum tulang belakang (medula
spinalis) di daerah dada dan pinggang. Saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf
otonom yang cenderung bertindak berlawanan terhadap sistem saraf parasimpatik dan
umumnya berfungsi untuk memacu dan mempercepat kerja organ-organ tubuh, seperti
mempercepat detak jantung dan menyebabkan kontraksi pembuluh darah. Sistem ini
mengatur fungsi kelenjar keringat dan merangsang sekresi glukosa dalam hati. Sistem saraf
simpatis diaktifkan terutama dalam kondisi stres. Sistem saraf simpatis disebut juga sistem
saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai
dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di
sumsum tulang belakang.

2.2 Fungsi Sistem Saraf Simpatis

1. Mempercepat denyut jantung


2. Mempersempit diameter pembuluh darah
3. Memperlambat proses pencernaan
4. Memperkecil bronkus
5. Menurunkan tekanan darah
6. Memperlambat gerak peristaltis
7. Memperlebar pupil
8. Menghambat sekresi empedu
9. Menurunkan sekresi ludah
10. Meningkatkan sekresi adrenalin.

2.3 Obat Obat Saraf Simpatis

A. Simpatomimetik / Adrenergik

Obat yang meniru efek perangsangan dari saraf simpatis (oleh nonadrenalin),
contohnya efedrin, isoprenalin,dll.

Berdasarkan titik kerjanya pada sel sel efektor dari organ ujung adrenergik dibagi
menjadi reseptor alfa dan beta, dan berdasarkan efek fisiologisnya dibagi menjadi alfa-1 dan
alfa-2 serta beta-1 dan beta-2. Pada umumnya stimulasi pada reseptor menghasilkan efek efek
berikut:

 Alfa-1, mengaktivasi organ organ efektor seperti otot-otot polos (vasokontriksi) dan
sel sel kelenjar dengan efek bertambahnya sekresi ludah dan keringat.
 Alfa-2, yaitu menghambat pelepasan nonadrenalin pada saraf saraf adrenergik dengan
efek turunnya tekanan darah.
 Beta-1, yaitu memperkuat daya dan frekuensi kontraksi jantung.
 Beta-2, yaitu bronkodilatasi dan stimulasi metabolisme glikogen dan lemak.

Penggunaan obat-obat Adrenergik

 Shock, dengan memperkuat kerja jantung (beta-1), dan melawan hipotensi (alfa),
contohnya adrenalin dan noradrenalin.
 Asma, dengan mencapai bronkodilatasi (beta-2), contohnya salbutamol dan
turunannya adrenalin dan efedrin.
 Hipertensi, dengan menurunkan daya tahan perifer dari dinding pembuluh melalui
penghambatan pelepasan noradrenalin (alfa-2), contohnya metildopa dan klonidin.
 Vasodilator perifer, dengan menciutkan pembuluh darah di pangkal betis dan paha.
 Pilek, guna menciutkan selaput lendir yang bengkak (alfa), contohnya imidazolin,
efedrin dan adrenalin.
 Midriatikum, yaitu dengan memperlebar pupil mata (alfa), contohnya fenilefrin dan
nafazolin.
 Anoreksans, dengan mengurangi nafsu makan pada obesitas (beta-2), contohnya
fenfluramin dan mazindol.
 Penghambat his dan nyeri haid dengan relaksasi pada otot rahim (beta-2), contohnya
isoxuprin dan ritordin.

Zat tersendiri

 Adrenalin atau epinefrin

Memiliki semua khasiat adrenergik alfa dan beta dengan efek beta lebih kuat seperti
stimulasi jantung dan bronkodilatasi. Obat ini digunakan pada:

 Kolaps, shock, atau jantung berhenti.


 Asma (diberikan dalam bentuk injeksi karena terurai oleh asam lambung).
 Glaukoma dengan efek midriatik.
 Pilek dan hidung tersumbat dengan efek dekongestif.
 Anestetika lokal guna memperpanjang efeknya.

Efek samping pada dosis tinggi adalah nekrosis jaringan menjadi mati karena
vasokontriksi, dan akhirnya kolaps.

 Dopamin

Bekerja meningkatkan tekanan sistolik pada penderita shock serta meningkatkan


aliran darah ginjal dan glomerulus. Efek samping pada dosis tinggi menimbilkan efek
adrenegik yang hebat dengan efek lain berupa nausea, muntah, takikardia, aritmia,
nyeri dada, kepala dan hipertensi.

 Efedrin

Alkaloida dari tumbuhan ehedra vulgaris yang sekarang ini dibuat secara sintetis.
Digunakan pada penderita asma atas dasar efek bronkodilatasinya yang lama,
dekongestiv dan midriatik. Efek samping dosis tinggi pada jantung yaitu cemas,
gelisah, sukar tidur, gemeteran dan takikardia serta kerja sentral

 Isoprenalin

Memiliki efek bronkodilatasi dan stimulasi jantung maka digunakan untuk


pengobatan dan pencegahan serangan asma. Efek samping dosis tinggi pada jantung
adalah berdebar, gelisah, gemeteran, dan muka merah.

 Fenilefrin

- Hipotensi
- Midriatik pada mata
- Dekongestif untuk menciutkan mukosa hidung yang bengkak.

 Derivat imidazolin

Khusus digunakan untuk dekongestif untuk menciutkan selaput lendir hidung dan
mata pada keadaan pilek atau selesma dengan kerja lebih lama dari efedrin.

 Amfetamin

Berkhasiat bronchodilatasi memiliki khasiat kuat terhadap SSP terutama merangsang


pusat pernafasan.

B. Simpatolitik / adrenolitik

Obat yang meniru efek bila saraf parasimpatis ditekan atau melawan efek adrenergik,
contohnya alkaloida sekale, propanolol, dll.

 Alfa bloker

Digunakan pada gangguan sirkulasi untuk memperlancar darah dibagian kulit.


Contohnya derivat imidazollin, derivat haloalkilamin, alkaloida secale,prazosin,
tetrazosin dan yohimbin.

 Beta bloker

Digunakan pada pengobatan gangguan jantung (angina pectoris dan aritmia),


hipertensi dan meringankan kepekaan jantung oleh rangsangan stres, emosional dan
kerja berat. Contohnya propanolol dan turunannya.
 Penghambat neuron neuron adrenergik post ganglion

Bekerja terhadap neuron neuron post ganglion adrenergik dengan mencegah


pembentukan atau pembebasan neurohormon. Efeknya dilatasi otot otot polos dari
dinding pembuluh darah dan turunnya tekanan darah.

Obat obat tersendiri

 Derivat imidazolin

Yang digunakan sebagai alfa bloker adalah tolazin dan fentolamin, memiliki
bermacam macam efek seperti anti hipertensi, antihistamin, adrenolitik dan
adrenergik.

 Derivat alkaloida sekale

Tiga kelompok alkaloida sekale adalah:

- Ergotamin alkaloida sekale


- Ergotoksin yang terdiri dari ergokristin, ergokriptin dan ergokornin
- Argometrin atau ergonovin.

Khasiat yang terpenting adalah stimulasi otot polos terutama pembuluh darah perifer
dan rahim dengan efek kontraksis otot uterus (oksitosik), vasokontriksi dan tekanan
darah naik. Efek samping pada penggunaan lama dan dosis yang tinggi adalah
matinya jaringan diujung jari (gangrein) akibat vasokontriksi. Digunakan untuk
menghentikan pendarahan setelah persalinan dan pada keadaan haid yang berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, dkk; kaplta selekta kedokteran; edisi ketiga; jilid 1; media aesculapius, FK
UI; Jakarta; 1999.

Kasan, Umar; Hortnon Kortikostoria; Penerbit Hipokrates; Jakarta; 1997.

Katzung, G. Bertram; Farmakologi Dasar dan Klinik; Edisi Keenam; EGC; Jakarta; 1998.

Anda mungkin juga menyukai