Anda di halaman 1dari 90

Do Taf’adir Veveu Evav

Mari Belajar Bahasa Evav


|Bahasa Kei|

Beno Mairuma

Edisi Revisi Ke-5 – Agustus 2022

Saran, kritik, ataupun koreksi mohon dialamatkan ke:


benomairuma@gmail.com
Do Taf’adir Veveu Evav

Syukur kepada Tuhan atas waktu yang diberikanNya. Dan terima kasih kepada
teman-teman sesama pemerhati Bahasa Evav |Bahasa Kei| yang telah memberi
dukungan selama penulisan buku ini, teristimewa dua sahabat: Rik Elsoin dan
Marten Kadmaer. Dan teristimewa kepada para pembaca, andalah alasan utama
buku ini ditulis.

“Limang entok vesang, matang entok arung” (tanganku tak sanggup menyentuh
belikatku sendiri, mataku tak mampu melihat telingaku sendiri). Demikianlah
keterbatasan pengetahuanku maka sudah barang tentu banyak kelemahan dan
kekurangan ada padaku.
“Ai ernem vakbo ngean, vat ernem vakbo lutur” (kayu-kayu dihimpun jadilah
pagar, batu-batu ditumpuk jadilah tanggul). Begitulah jika ide, fikiran, dan usaha
bila disatu-padukan tentu membawa hasil yang optimal. Karena itu jangan segan
memberi kritik, saran ataupun koreksi yang bermanfaat bagi kita bersama.

Tabe!

i
Do Taf’adir Veveu Evav

NAUN SNIB VAVAIN

WEJANGAN HIDUP

Batbatang nuhu met Melindungi negeri dengan hasil-hasilnya


Fitroa fitnangan Tujuh di laut dan tujuh di darat
Vu’ut er’is wa’ar Biarkan ikan-ikan mematuk akar-akaran laut
Medar ersai roan Biarkan kuskus menyantap daun-daunan darat
Kuvlai ukadir rir wai doktub 1 Biarlah ulat dan cacing menempati kediamannya

Kita dan alam dimana kita hidup diciptakan untuk saling menghidupi. Biarlah semua makluk hidup
di alamnya dan saling menghidupi. Kehidupan yang hidup adalah kehidupan yang
berkesinambungan.

It dok fo ohoi Kita tinggal bersama demi kampung kita


It mian fo nuhu Kita menetap bersama demi negeri kita
It dok did kovaat doknain Kita hidup di tempat kediaman kita sendiri
It vivnon did bamiir Kita tetap terus menjinjing kepemilikan kita
It var afa ohoinuhu hov ni adat Kita junjung pusaka negeri dengan hukumnya
It vait nablo uban ruran Kita hidup tegak selurus-;urusnya
Ikbo adat enbatang haraang, Agar hukum tetap menjaga dan melindungi,
Nit yamad ubud hov erbatang fangnan, Para leluhur tetap menjaga dan menyayangi,
Duad hov enfangnan vuk. Tuhan pun akan mengasihi juga.

Prinsip-prinsip hidup demikian inilah yang diwariskan para leluhur kita kepada kita supaya kita pun
mewariskannya kepada anak cucu kita. Jangan bertanya apa yang kita dapatkan tetapi bertanyalah
apa yang dapat kita berikan.

(Disadur dari buku Batbatang Fitroa Fitnangan, karya J.P Rahail, 1995).

1
Kuvlai disebut juga dengan nama kuvlek (ulat) dan ukadir disebut juga dengan nama lakadir (cacing).

ii
Do Taf’adir Veveu Evav

DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan ............................................................................................................ 1


Bab II Pedoman Menulis dan Membaca/Mengucap Ejaan Bahasa ……... ......... 8
Bab III Kata Ganti Orang ................................................................................................ 12
Bab IV Kata Ganti Kepunyaan ..................................................................................... 19
Bab V Kata Bilangan ....................................................................................................... 31
Bab VI Kata Penghubung ............................................................................................... 43
Bab VII Kata Tunjuk ......................................................................................................... 48
Bab VIII Kata Tanya .......................................................................................................... 54
Bab IX Kata Ulang ............................................................................................................ 62
Bab X Kata Majemuk ...................................................................................................... 65
Bab XI Kata Turunan Lainnya ……………………………………………….. .............................. 68
Penutup ……… ....................................................................................................................... 79
Lampiran I Kata Ganti Orang Kepunyaan Diri – Anggota Tubuh .................... 80
Lampiran II Kata Ganti Orang Kepunyaan Diri – Anggota Keluarga .............. 82

iii
Do Taf’adir Veveu Evav

BAB I

PENDAHULUAN

A. Veveu Evav (Bahasa Evav)

Veveu Evav (Veveu artinya bahasa; Evav adalah nama asli dari kepulauan Kei).
Kepulauan yang terletak di perairan laut Banda, diapit pulau Seram, pulau
Papua, kepulauan Tanimbar dan kepulauan Aru.

Secara tradisi, Evav merupakan nama identitas diri penduduk setempat.


Mereka menyebut negerinya Nuhu Evav atau Tanat Evav, menyebut kaum
leluhurnya Teteen Evav, menyebut kaum keturunannya Yanat Evav, menyebut
dirinya sendiri Tomat Evav, dan menyebut bahasanya Veveu Evav.
Di kemudian hari kepulauan ini lebih dikenal dengan nama Kai atau Kei hingga
sekarang. Nah, entah sejak kapan dan bagaimana sebenarnya sehingga nama
“Evav” ini berubah menjadi “Kei”? ah, biarlah para pakar di bidang antropologi
ataukah sejarahlah yang lebih tepat menjelaskannya.
Kenyataannya Kei kini telah menjadi nama resmi untuk kepulauan ini lantaran
telah tercatat dalam administrasi negara. Dengan demikian bahasanya pun
lebih dikenal sebagai Bahasa Kei ketimbang Bahasa Evav. Jadi Kei adalah nama
dalam bahasa Indonesia, sedangkan Evav adalah nama dalam bahasa daerah
setempat. Nah, dalam buku ini sengaja diangkat kembali penggunaan nama
bahasa sebagai Bahasa Evav.

-1-
Do Taf’adir Veveu Evav

B. Tinjauan Tata Bahasa Evav |Bahasa Kei|

Sebagai bagian dari rumpun besar Bahasa Austronesia, kosakata dalam Bahasa
Evav |Bahasa Kei| memiliki kemiripan dengan kosakata dalam bahasa
serumpun.

Kemiripan kosakata dengan bahasa-bahasa di wilayah Nusantara:


laut : tahit (bahasa Evav), tasik (bahasa Melayu)
kuda : lajaran (bahasa Evav), jaran (bahasa Jawa)
kelapa : nuur (bahasa Evav), nyiur (bahasa Melayu)
ayam : manut (bahasa Evav), manuk (bahasa Jawa)
daun : roan (bahasa Evav), ron (bahasa Kawi)
hikayat : tom (bahasa Evav), tombo (bahasa Minang)

Kemiripan kosakata dengan bahasa-bahasa di wilayah Pasifik:


satu : sa (bahasa Evav), isa (bahasa Malagasy), isa (bahasa Tagalog)
dua : ru (bahasa Evav), roa (bahasa Malagasy), rua (bahasa Maori)
tiga : tel (bahasa Evav), telo (bahasa Malagsy), etolu (bahasa Fijian)
empat : faak (bahasa Evav), efatra (bahasa Malagasy), eva (bhs Fijian)
lima : lim (bahasa Evav), dim (bahasa Malagasy), lima (bhs Tahitian)
enam : nean (bahasa Evav), enina (bahasa Malagasy), anim (bhs Tagalog)
tujuh : fit (bahasa Evav), fito (bahasa Malagasy), vitu (bahasa Fijian)
delapan : wau (bahasa Evav), walu (bahasa Hawaiian), vau (bhs Tahitian)
sembilan : siw (bahasa Evav), sivy (bahasa Malagasy), ciwa (bahasa Fijian)
saya : ya’au (bahasa Evav), au (bahasa Maori), iyau (bahasa Fijian)
engkau : o (bahasa Evav), oe (bahasa Hawai dan bahasa Tahiti)
dia : i (bahasa Evav), ia (bahasa Maori dan bahasa Hawai)
orang : tomat (bahasa Evav), tangata (bahasa Maori), tamata (bhs Fijian)
langit : lanit (bahasa Evav), lanitra (bahasa Malagasy), lani (bhs Hawai)
bulan : vuan (bahasa Evav), vula (bahasa Fijian), buan (bhs Tagalog)

Kemiripan kosakata dengan bahasa-bahasa proto (kuno) Austronesia seperti


Proto Polynesia, Proto Micronesia, Proto Central Pasific dan Proto
Oceanic/Melanesia:
tangan : lim (bahasa Evav), lima (Proto Polynesia), lima (Proto Central Pasific)
kepala : u (bahasa Evav), ulu (Proto Micronesia), qulu (Proto Oceanic)
gigi : nif (bahasa Evav), nifo (Proto Polynesia), nivo (Proto Central Pasific)
-2-
Do Taf’adir Veveu Evav

mata : mat (bahasa Evav), mata (Proto Polynesia), mata (Proto Micronesia)
tertawa : malit (bhs Evav), malip (Proto Oceanic), mali (Proto Central Pasific)
mimpi : mif (bahasa Evav), miti (Proto Polynesia), mipi (Proto Oceanic)
pilih : fil (bahasa Evav), fili (Proto Micronesia), vili (Proto Central Pasific)
bunga : fuun (bhs Evav), funa (Proto Polynesia), vuna (Proto Central Pasific)
buah : vua (bhs Evav), wua (Proto Micronesia), vua (Proto Central Pasific)
air : wear (bhs Evav), wair (Proto Oceanic), wai (Proto Central Pasific)

Peta rumpun bahasa Austronesia:

Salah satu cabang utama dari rumpun bahasa Austronesia adalah bahasa
Malayo-Polynesia meliputi wilayah-wilayah Asia Tenggara, Madagaskar,
kepulauan Micronesia, Melanesia dan Polinesia di kawasan Pasifik. Nah, Bahasa
Evav |Bahasa Kei| merupakan bagian dari Bahasa Malayo-Polynesia Tengah-
Timur.
Penyebaran bahasa seiring dengan penyebaran manusia itu sendiri maka
ditinjau dari kemiripan bahasa, tipikal manusia dan tradisi budaya, tentu sudah
dapat diduga asal mula penduduk di negeri-negeri ini, termasuk penduduk asli
di kepulauan Kei.

-3-
Do Taf’adir Veveu Evav

Peta penyebaran bahasa Austronesia:

Apakah Bahasa Evav |Bahasa Kei| mempunyai tata bahasa? Ya, tentu saja ada,
hanya saja hingga dewasa ini Tata Bahasa Evav |Bahasa Kei| belum dibakukan,
sehingga masyarakat luas mengalami kesulitan mempelajarinya bahkan di
kalangan penuturnya sendiri mengalami kesulitan menulis ejaan bahasanya
sendiri. Tulisan-tulisan berbahasa Evav |Kei| yang kita temui dalam sejumlah
media tulis, masih belum mempergunakan ejaan bahasa yang seragam,
sehingga seringkali “membingungkan” terutama bagi pembaca yang belum
fasih berbahasa Evav |Kei|.
Pada umumnya mereka menulis kata-kata dalam Bahasa Evav |Bahasa Kei|
menurut caranya sendiri-sendiri, padahal terdapat kata-kata yang serupa
susunan hurufnya tetapi berbeda artinya, tergantung pada intonasi (bunyi vocal
tinggi-rendah atau panjang-pendek) dalam pengucapannya. Oleh karena itu
perlu dirumuskan suatu tata bahasa yang baku agar menjadi pedoman belajar
dan mengajar Bahasa Evav |Bahasa Kei|.
Memang disadari bahwa terdapat banyak perbedaan logat atau aksen lokal
dalam Bahasa Evav |Bahasa Kei|, maka dalam buku ini digunakan logat
bahasa yang sudah secara luas dikenal di kepulauan Kei yaitu logat/aksen di
pulau Kei Kecil – wilayah kota Langgur dan kota Tual sekitarnya – dengan

-4-
Do Taf’adir Veveu Evav

pertimbangan bahwa logat bahasa di kedua wilayah ini pada umumnya lebih
dipahami oleh sebagian besar penduduk dari wilayah atau pulau-pulau
lainnya. Hal ini dikarenakan pusat pemerintahan, pendidikan dan
perdagangan berada di kedua wilayah ini. Namun demikian, berbagai
logat/aksen bahasa yang khas dan ragam kosakata di pulau Kei Besar dan
pulau-pulau lainnya perlu didokumentasikan secara seksama agar menjadi
kekayaan Bahasa Evav |Bahasa Kei| itu sendiri.
Materi Bahasa Evav dalam buku ini disajikan secara sederhana dengan bahasa
sehari-hari yang dipakai dalam percakapan umum, sedangkan corak bahasa
yang lebih tua (bahasa tanah) yang lazimnya dipakai dalam petuturan adat
dan/atau syair-syair tradisional, diluar materi buku ini.
Perlu diingat bahwa suatu bahasa jika tidak mempunyai sistem tulisan yang
baku, akan mengalami perubahan arti, nilai dan makna seiring dengan
perjalanan waktu, terutama pengaruh bahasa-bahasa asing, bahkan lama-
kelamaan bahasa itu bisa punah dengan sendirinya. Demikian pula suatu
bahasa tanpa sistem tulisan yang baku akan sulit berkembang, padahal bahasa
itulah pintu masuk ruang budaya suatu masyarakat.

C. Pengenalan Kata

Seringkali kita mendapati kata-kata dalam Bahasa Evav |Bahasa Kei| yang
bervariasi bentuknya sehingga kadangkala orang mengalami kesulitan
membedakan kata dasar, kata turunan, dan kata serapan.

Kata Dasar

Kata Dasar merupakan kata yang utuh, asli dan memilik arti sendiri. Sebagai
contoh:

lim (tangan) – ye (kaki) – nen/ren (ibu) – mam/yam (bapak) – benau


(makanan) – la’ai (besar) – ve’e (kebun) – yab (karya) – wer (tarik) – tev
(lempar) – dad (buat, bikin) – rok (iris) – vain (hidup) – mat (mati) – vul
(merah) – dan lain-lain.

-5-
Do Taf’adir Veveu Evav

Kata Turunan

Kata Turunan merupakan kata yang dibentuk dari kata dasar melalui proses
pengimbuhan, perulangan, atau pemajemukan sehingga menimbulkan makna
atau arti yang baru. Sebagai contoh:

Kata Dasar Menjadi Kata Turunan


1) lim (tangan) limang (tanganku), limam (tanganmu), liman (tangannya).
2) ye (kaki) yeang (kakiku), yeam (kakimu), yean (kakinya).
3) ren (ibu) renang (ibuku), renam (ibumu), renan (ibunya).
4) yam (bapak) yamang (bapakku), yamam (bapakmu), yaman (bapaknya).
5) la’ai (besar) hala’ai (pembesar), lala’ai (besar-besar)
6) ve’e (kebun) marve’e (petani/pekebun), ve’e yab (perkebunan).
7) yab (karya) maryab (pekarya), yab vaan (karya anyaman).
8) wer (tarik) kafwer/fakwer (saling tarik), wirwer (tarik sana-sini).
9) tev (lempar) kaftev/faktev (saling lempar), tivtev (lempar sana-sini).
10) dad (kerja) fadad ( memperbaiki), dadad (perbuatan).
11) rok (iris) rokan (irisan), rikrok (diiris-iris), rokrokan (irisan-irisan).
12) vain (hidup) vavain (kehidupan), marvain (masih muda, segar).
13) mat (mati) matmatan (kematian).
14) vul (merah) vulvul (merah-merah), havul (memerah).

Bentuk-bentuk kata turunan dapat berupa Kata Ganti, Kata Ulang, Kata
Majemuk dan bentuk-bentuk kata lainnya akan diuraikan pada bab-bab
selanjutnya.

Kata Serapan

Kata Serapan merupakan kata, istilah atau sebutan yang diserap dari bahasa
lain – terutama Bahasa Melayu/Indonesia untuk menerangkan sesuatu atau
menamakan benda/obyek yang baru. Kata-kata itu diadopsi dan diadptasikan
sesuai lafal Bahasa Evav |Bahasa Kei|. Sebagai contoh:

gur (guru) – murit (murid) – buuk (buku) – pen (pena) – pinsil (pensil) – tarkas
(kertas) – skol (sekolah) – sendal (sendal) – sepat (sepatu) – top (topi) – bol
(bola) – arlod (arloji) – kader (kursi) – lemar (lemari) – tengteng (kentongan
besi) – agam (agama) – dan lain-lain.

-6-
Do Taf’adir Veveu Evav

Selain itu ada juga kata-kata dari bahasa lain – terutama bahasa Indonesia –
yang dipakai bercampuran dalam percakapan sehari-hari bahkan nyaris
menggantikan kata-kata asli Bahasa Evav |Bahasa Kei| itu sendiri. Sebagai
contoh:

Kata/sebutan dalam bahasa Evav |Bahasa Kei|


1) bap (bapa, ayah) mam (sapaan untuk bapak)
2) mam (mama, ibu) nen (sapaan untuk ibu)
3) tet (tete, kakek) bun (sapaan untuk kakek)
4) nen (nenek) te’, teb (sapaan untuk nenek)
5) kak (kakak) koya’an (sapaan untuk kakak)
6) ade (adik) kowarin (sapaan untuk adik)
7) tal (tali) warat, lilat (tali)
8) dagam (dagang) havil (perdagangan), fed faha (jual-beli)
9) mangak (mengaku) turut, turun (mengaku, mengakui)
10) parint (perintah) tit, abrin, yangun (titah, perintah)
11) pares (periksa) hanaman (meneliti/menyortir), toar (tafsir)
12) kubur (kubur) haut (kuburan)
13) umat (umat, manusia) tomat (orang, manusia)
14) hormat (hormat) atbe (hormat), jo (sujud)
15) percay (percaya) waat (percaya)

-7-
Do Taf’adir Veveu Evav

BAB II

PEDOMAN MENULIS DAN MEMBACA / MENGUCAP EJAAN BAHASA EVAV


|BAHASA KEI|

Pedoman Menulis dan Membaca / Mengucap Ejaan Bahasa Evav |Bahasa Kei| ini
merupakan suatu usulan rumusan tata bahasa. Sekali lagi, logat/aksen bahasa
yang dipakai disini adalah logat atau aksen yang sudah umum di kepulauan Kei,
sebagaimana dikemukakan pada Bab I. B : Tinjauan Tata Bahasa.
Metode penulisan ejaan ini disederhanakan dan disesuaikan dengan ketersediaan
karakter huruf dan tanda baca standar pada perangkat komputer, laptop,
handphone, atau perangkat tulis lainnya yang lazim digunakan di masa kini agar
setiap orang dapat menulis kata-kata Bahasa Evav |Bahasa Kei| tanpa mengalami
kesulitan.
A. Bunyi Vokal Panjang

Dua huruf vokal yang sama dalam satu kata, dibaca/diucap dengan bunyi
vokal panjang untuk membedakan artinya dengan kata serupa.
1) laar dibaca/diucap dengan bunyi vokal panjang, artinya layar.
lar dibaca/diucap tanpa bunyi vokal panjang, artinya darah.
2) faan dibaca/diucap dengan bunyi vokal panjang, artinya umpan.
fan dibaca/diucap tanpa bunyi vokal panjang, artinya memanah.
3) tuun dibaca/diucap dengan bunyi vokal panjang, artinya tanjung.
tun dibaca/diucap tanpa bunyi vokal panjang, artinya membakar,
menembak.

B. Bunyi Vokal Sentak

Dua huruf vokal dalam satu kata dengan tanda baca petik, dibaca/diucap
dengan bunyi vokal sentak untuk membedakan artinya dengan kata serupa.
1) la’ai dibaca/diucap dengan bunyi vokal sentak, artinya besar.
lai dibaca/diucap tanpa bunyi vokal sentak, artinya
merambat/menjalar.
2) la’ar dibaca/diucap dengan bunyi vokal sentak, artinya menganyam.
lar : dibaca/diucap tanpa bunyi vokal sentak, artinya darah.
-8-
Do Taf’adir Veveu Evav

3) vu’ar dibaca/diucap dengan bunyi vokal sentak, artinya


gunung/bukit.
vuar dibaca/diucap tanpa bunyi vokal sentak, artinya berbuah
(jamak), jantung (jamak).

C. Bunyi Konsonan f, v dan w

Huruf kosonan f, v dan w harus dibaca/diucap dengan bunyi konsonan


(artikulasi) yang jelas untuk membedakan artinya dengan kata yang serupa.
1) faha dibaca/diucap dengan bunyi konsonan f yang jelas, artinya beli.
vaha dibaca/diucap dengan bunyi konsonan v yang jelas, artinya
kuah.
waha dibaca/diucap dengan bunyi konsonan w yang jelas, artinya
wajah.
2) lafar dibaca/diucap dengan bunyi konsonan f yang jelas, artinya
lapar.
lavar dibaca/diucap dengan bunyi konsonan v yang jelas, artinya
lebar.
3) afat dibaca/diucap dengan bunyi konsonan f yang jelas, artinya
potong.
avat dibaca/diucap dengan bunyi konsonan v yang jelas, artinya
sabuk/ikat pinggang.

D. Logat atau aksen Bahasa

Secara umum, kata-kata yang terdiri dari dua suku kata atau lebih,
dibaca/diucap dengan tekanan suara (intonasi) jatuh pada suku kata terakhir.
1) tilur (artinya telor unggas), dibaca/diucap dengan tekanan suara jatuh pada
suku kata terakhir lur.
2) latubur (artinya pekarangan), dibaca/diucap dengan tekanan suara jatuh
pada suku kata terakhir bur.
3) lavovan (artinya kolong rumah), dibaca/diucap dengan tekanan suara jatuh
pada suku kata terakhir van.

-9-
Do Taf’adir Veveu Evav

LATIHAN MEMBACA / MENGUCAP EJAAN BAHASA


Lafalkan kata-kata dibawah ini sesuai ejaan Bahasa Evav |Bahasa Kei| secara
benar.
1) afat (memotong) – avat (sabuk/ikat pinggang).
2) but (panu) – buut (getah).
3) en (ubi) – een (habis, selesai).
4) fadir (mendirikan), f’adir (belajar).
5) fan (memanah) – faan (umpan) – fa’an (memberi makan) – vaan (liang).
6) far (ikan pari) – faar (pelepah) – fa’ar (menyalakan api)2 – var (membawa).
7) faha (beli) – vaha (kuah) – waha (wajah).
8) fen (penyu) – f’en (tidak mau).
9) foar (setan/makluk halus), voar (perangkap hewan).
10) fofan (kayu papan) – vovan (bagian bawah, kolong).
11) fofar (memecah) – vovar (matang, ranum).
12) fok (hanyut) – fook (dusta).
13) funun (setangkai buah), vunun (gundukan, bukit kecil).
14) fuun (berbunga, bertunas) – vuun (berbulu) – vu’un (buku ruas).
15) fur (memutar) – fuur (bersorak) – vur (mengiris, buluh) – vuur (seekor ikan).
16) ifar (ipar) – ivar (kabar).
17) lafar (lapar) – lavar (lebar).
18) lar (darah) – laar (layar) – la’ar (menganyam).
19) lean (celah) – le’an (lainnya/yang lain).
20) mur (belakang), mu’ur (bergosip, bersungut).
21) ngoan (pinggir) – ngo’an (bunyi).
22) tifak (menyulut api) – tivak (mengubur).
23) vilin (harta kawin wanita) – wilin (kemudi).
24) wear (air) – vear (bayar).
25) wang (bagian) – waang (hitung) – wa’ang (menancap bilah ke tanah sambil
digoyangkan).

2Fa’ar juga berarti semacam dinding atau sekatan lebar sebagai penadah angin (sebagai
pelindung rumah di tepi pantai) yang terbuat dari kebatan daun atap rumbia atau daun kelapa.
- 10 -
Do Taf’adir Veveu Evav

LIAT DALIL
(PEPATAH-PERIBAHASA)

“Bafof enfok hauk nuhu, tek enba hauk wear” (Benda hanyut menuju daratan,
timba dibawa menuju sumur).
MENUJU TUJUAN. Supaya pandai belajarlah kepada yang berkepandaian, supaya
bijak belajarlah kepada yang berkebijaksanaan, supaya maju belajarlah kepada yang
berkemajuan. Sebagaimana daratan adalah tujuan dari benda hanyutan dan sumur
adalah tujuan dari timba dibawa, begitulah kepandaian, kebijaksanaan, ataupun
kemajuan tak akan mendatangi kita kecuali kitalah yang mendatanginya.

Krokodok (taman kanak) Tual, 1956-1958 (koleksi pribadi)

“Bulin entod kav” (Jarum menuntun benang).


TUNTUNAN. Guru mendidik murid, atasan membina bawahan, orang-tua
membimbing anak. Bahwa guru, atasan, orang-tua ibarat jarum, sedangkan murid,
bawahan dan anak ibarat benang yang mengikuti jalannya jarum. Begitulah
tuntunan yang benar membawa kebaikan, tetapi tuntunan yang salah
mendatangkan malapetaka!

- 11 -
Do Taf’adir Veveu Evav

BAB III

KATA GANTI ORANG

Kata Ganti Orang adalah kata ganti yang berfungsi untuk menerangkan diri atau
orang.
Kata Ganti Kata Ganti Orang
Orang Pengganti

1) Ya’au U Saya
2) O Mu atau Um Engkau
3) I Na atau En Dia
4) Am Ma Kami
5) Im Bi Kalian/kamu
6) It Ta Kita
7) Hir Ra atau Er Mereka

Rumusan:

 Kata Ganti Orang dipakai sebagai subyek kalimat berpasangan dengan Kata
Ganti Orang Pengganti untuk membuat Kalimat Lengkap (bentuk kalimat
induk).
 Kata Ganti Orang Pengganti dipakai sebagai subyek kalimat untuk membuat
Kalimat Singkat (bentuk kalimat pengganti).
 Kata Ganti Orang Pengganti ditulis serangkai dengan Kata Kerja (Predikat)
yang mengikutinya. Itu sebabnya terlihat seperti suatu pengimbuhan, tetapi itu
lebih bersifat sebagai subyek pelaku.
 Kalimat Lengkap dan Kalimat Singkat mempunyai arti yang sama.

Catatan:
Perlu dipahami bahwa ada perbedaan terhadap pembagian Kata Ganti Orang
dalam Bahasa Evav |Bahasa Kei| dengan pembagian Kata Ganti Orang dalam
Bahasa Indonesia, terutama pada kata ganti orang ‘kami’ dan ‘kita’ (bentuk jamak
dari kata ganti orang pertama). Dalam Bahasa Evav |Bahasa Kei|, ‘kami’ dan ‘kita’
perlu dipisahkan karena ada unsur ‘kata ganti orang pengganti’ yang berbeda
sebagaimana disajikan diatas. Demikian juga hal ini akan berlaku pada Kata Ganti
Kepunyaan yang akan disajikan pada bab selanjutnya.

- 12 -
Do Taf’adir Veveu Evav

Contoh 1:

Kalimat Lengkap Kalimat Singkat


1) Ya’au u’an kokat U’an kokat Saya makan nasi
2) O mu’an kokat Mu’an kokat Engkau makan nasi
3) I na’an kokat Na’an kokat Dia makan nasi
4) Am ma’an kokat Ma’an kokat Kami makan nasi
5) Im bi’an kokat Bi’an kokat Kalian makan nasi
6) It ta’an kokat Ta’an kokat Kita makan nasi
7) Hir ra’an kokat Ra’an kokat Mereka makan nasi

Struktur Kalimat Lengkap: Kata Ganti Orang sebagai subyek.


Kata Ganti Kata Ganti Orang Predikat Obyek
Orang Pengganti
Ya’au (saya) u an (makan) kokat (nasi)
O (engkau) mu an (makan) kokat (nasi)
I (dia) na an (makan) kokat (nasi)
Am (kami) ma an (makan) kokat (nasi)
Im (kalian) bi an (makan) kokat (nasi)
It (kita) ta an (makan) kokat (nasi)
Hir (mereka) ra an (makan) kokat (nasi)

Struktur Kalimat Singkat: Kata Ganti Orang Pengganti sebagai subyek.


Kata Ganti Orang Predikat Obyek
Pengganti
U (saya) an (makan) kokat (nasi)
Mu (engkau) an (makan) kokat (nasi)
Na (dia) an (makan) kokat (nasi)
Ma (kami) an (makan) kokat (nasi)
Bi (kalian) an (makan) kokat (nasi)
Ta (kita) an (makan) kokat (nasi)
Ra (mereka) an (makan) kokat (nasi)

- 13 -
Do Taf’adir Veveu Evav

Contoh 2:

Kalimat Lengkap Kalimat Singkat


1) Ya’au udir rahan u Udir rahan u Saya berdiri di depan rumah
2) O mudir rahan u Mudir rahan u Engkau berdiri di depan rumah
O umdir rahan u Umdir rahan u --,,--
3) I nadir rahan u Nadir rahan u Dia berdiri di depan rumah
I endir rahan u Endir rahan u --,,--
4) Am madir rahan u Madir rahan u Kami berdiri di depan rumah
5) Im bidir rahan u Bidir rahan u Kalian berdiri di depan rumah
6) It tadir rahan u Tadir rahan u Kita berdiri di depan rumah
7) Hir radir rahan u Radir rahan u Mereka berdiri di depan rumah
Hir erdir rahan u Erdir rahan u --,,--

Struktur Kalimat Lengkap: Kata Ganti Orang sebagai subyek.


Kata Ganti Kata Ganti Predikat Keterangan
Orang Orang
Pengganti
Ya’au (saya) u dir (berdiri) rahan u (di depan rumah)
O (engkau) mu / um dir (berdiri) rahan u (di depan rumah)
I (dia) na / en dir (berdiri) rahan u (di depan rumah)
Am (kami) ma dir (berdiri) rahan u (di depan rumah)
Im (kalian) bi dir (berdiri) rahan u (di depan rumah)
It (kita) ta dir (berdiri) rahan u (di depan rumah)
Hir (mereka) ra / er dir (berdiri) rahan u (di depan rumah)

Struktur Kalimat Singkat: Kata Ganti Orang Pengganti sebagai subyek.


Kata Ganti Orang Predikat Keterangan
Pengganti
U (saya) dir (berdiri) rahan u (di depan rumah)
Mu / Um (engkau) dir (berdiri) rahan u (di depan rumah)
Na / En (dia) dir (berdiri) rahan u (di depan rumah)
Ma (kami) dir (berdiri) rahan u (di depan rumah)
Bi (kalian) dir (berdiri) rahan u (di depan rumah)
Ta (kita) dir (berdiri) rahan u (di depan rumah)
Ra / Er (mereka) dir (berdiri) rahan u (di depan rumah)

- 14 -
Do Taf’adir Veveu Evav

Keterangan:
(1) Perhatikan perbedaan kalimat pada contoh 1 dan contoh 2 diatas. Pada
contoh 1, Kata Ganti Orang II (engkau) tidak menggunakan Kata Ganti Orang
Pengganti: Um. Begitu juga Kata Ganti Orang III (dia) tidak menggunakan
Kata Ganti Orang Pengganti: En, dan Kata Ganti Orang VII (mereka) tidak
menggunakan Kata Ganti Orang Pengganti: Er. Berikut penjelasannya:
- Kata Ganti Orang Pengganti: Um, En dan Er tidak dirangkai dengan Kata
Kerja (Predikat) tertentu seperti: an (makan), en (minum), f’adir (belajar),
fla (berlari), dan kata-kata kerja yang diawali dua huruf konsonan seperti:
ngrehi (berbicara), snubur (berdebat), swelat (menjala), swarut
(memancing), snobang (menyuruh), sbit (terantuk), staha (berjabat tangan,
turut menyumbang), blafar (merasa lapar), bro (merasa haus) dan lainnya.

(2) Kata Ganti Orang bentuk jamak seperti: Am, Im, It dan Hir lazimnya dipakai
juga sebagai subyek kalimat tanpa harus diikuti pasangan Kata Ganti Orang
Penggantinya: ma, bi, ta, dan ra. Sebagai contoh:
Am dir rahan u (Kami berdiri di depan rumah)
Im dir rahan u (Kalian berdiri di depan rumah)
It dir rahan u (Kita berdiri di depan rumah)
Hir dir rahan u (Mereka berdiri di depan rumah)

Catatan: Kata Ganti Orang: Am, Im, It dan Hir tidak dirangkai dengan Kata
Kerja (Predikat) tertentu sebagimana dijelaskan pada keterangan poin (1)
diatas, melainkan harus diikuti dengan Kata Ganti Orang Penggantinya: ma,
bi, ta dan ra. Sebagai contoh:
Tanpa Kata Ganti Orang Dengan Kata Ganti Orang
Pengganti Pengganti
Kami makan Am an (salah) Am ma’an (benar)
Kalian belajar Im f’adir (salah) Im bif’adir (benar)
Kita berbicara It ngrehi (salah) It tangrehi (benar)
Mereka lapar Hir blafar (salah) Hir rablafar (benar)
(3) Bentuk Kata Ganti Orang Pengganti: u, mu/um, na/en, ma, bi, ta, ra/er sebagai
Subyek yang dirangkai dengan Kata Kerja Dasar – baik dalam bentuk kalimat
lengkap maupun kalimat singkat – sebagaimana diuraikan dalam bab ini
merupakan bentuk kata kerja aktif yaitu kata kerja yang memberi tindakan
kepada obyek dimana subyek berposisi sebagai pelaku.

- 15 -
Do Taf’adir Veveu Evav

Penggunaan Kata Ganti Orang dimana terdapat 2 (dua) kata kerja dalam satu
kalimat, maka Kata Ganti Orang Penggantinya dirangkaikan pada Kata Kerja
yang kedua. Sebagai contoh:

1) Ya’au ba ufaha manut (Saya pergi |sambil| membeli ayam).


Dalam kalimat ini terdapat 2 (dua) kata kerja yaitu ba (pergi) dan faha (beli),
maka Kata Ganti Orang Pengganti u dirangkaikan pada kata kerja kedua
menjadi ufaha (saya membeli).
2) O ba mufed/umfed mu’u (Engkau pergi |sambil|menjual pisang).
Dalam kalimat ini terdapat 2 (dua) kata kerja yaitu ba (pergi) dan fed (jual),
maka Kata Ganti Orang Pengganti mu/um dirangkaikan pada kata kerja
kedua menjadi mufed/umfed (engkau menjual).
3) I dok natun/entun vu’ut (Dia duduk |sambil| memanggang ikan).
Dalam kalimat ini terdapat 2 (dua) kata kerja yaitu dok (duduk) dan tun
(bakar/panggang), maka Kata Ganti Orang Pengganti na/en dirangkaikan
pada kata kerja kedua menjadi natun/entun (dia memanggang).
4) Am dok makinin uarsin (Kami duduk |sambil| mengupas kacang tanah).
Dalam kalimat ini terdapat 2 (dua) kata kerja yaitu dok (duduk) dan kinin
(kupas), maka Kata Ganti Orang Pengganti ma dirangkaikan pada kata kerja
kedua menjadi makinin (kami mengupas).
5) Im dok bihol tom (Kalian duduk bertutur ceritera).
Dalam kalimat ini terdapat 2 (dua) kata kerja yaitu dok (duduk) dan hol
(tutur), maka Kata Ganti Orang Pengganti bi dirangkaikan pada kata kerja
kedua menjadi bihol (kalian bertutur).
6) It dir tasikar (Kita berdiri |sambil| bernyanyi).
Dalam kalimat ini terdapat 2 (dua) kata kerja yaitu dir (berdiri) dan sikar
(nyanyi), maka Kata Ganti Orang Pengganti ta dirangkaikan pada kata kerja
kedua menjadi tasikar (kita bernyanyi).
7) Hir dir rasul/ersul (Mereka berdiri |sambil| menari).
Dalam kalimat ini terdapat 2 (dua) kata kerja yaitu dir (berdiri) dan sul (tari),
maka Kata Ganti Orang Pengganti ra/er dirangkaikan pada kata kerja kedua
menjadi rasul/ersul (mereka menari).

Catatan:
Dalam percakapan sehari-hari terjadi pemendekan Kata Ganti Orang Pengganti
seperti: u’an (saya makan) menjadi uan, mudok/umdok (engkau duduk) menjadi
mdok, nadir/endir (dia berdiri) menjadi ndir, dan lain-lain.

- 16 -
Do Taf’adir Veveu Evav

LATIHAN KATA GANTI ORANG


Lengkapi kalimat-kalimat dibawah ini dengan Kata Ganti Orang sebagai subyek
Kalimat Lengkap dan Kata Ganti Orang Pengganti sebagai subyek Kalimat
Singkat.
Kalimat Lengkap Kalimat Singkat
1) Saya menanak nasi. ……….. vaik kokat. ….. vaik kokat.
2) Engkau mengupas kacang. ……….. kinik uarsin. ….. kinik uarsin.
……….. kinik uarsin. ….. kinik uarsin.
3) Dia mencuci piring. ……….. vurik bingan. …. vurik bingan.
……….. vurik bingan. …. vurik bingan.
4) Kami menggoreng ikan. ……….. levan vu’ut. ….. levan vu’ut.
……….. levan vu’ut.
5) Kalian merebus air. ……….. ahang wear. ….. ahang wear.
……….. ahang wear.
6) Kita menanam jagung. ……….. foi silar. ….. foi silar.
……….. foi silar.
7) Mereka menebang pohon. ……….. etan ai. ….. etan ai.
……….. etan ai. ….. etan ai.
……….. etan ai.
8) Kami pergi ke Jakarta. ……….. ba Jakarta. ….. ba Jakarta.
……….. ba Jakarta.
9) Dia menanam pisang. ……….. foi mu’u. ….. foi mu’u.
……….. foi mu’u. ….. foi mu’u.
10) Mereka membuat pagar. ……….. dad ngean. ….. dad ngean.
……….. dad ngean. ….. dad ngean.
……….. dad ngean.
11) Engkau mendayung sampan. ……….. vehe lebleb. .…. vehe lebleb.
…….... vehe lebleb. ….. vehe lebleb.
12) Kita belajar bahasa Evav. …..….. f’adir veveu Evav. ….. f’adir veveu Evav.

Kosakata: vaik (memasak); kokat (nasi/beras); kinin (mengupas); uarsin (kacang


tanah); vurik (membasuh); bingan (piring); levan (menggoreng); vu’ut (ikan); ahang
(merebus); wear (air); foi (menanam); silar (jagung); etan (menebang); ai (kayu); ba
(pergi/berjalan); mu’u (pisang); dad (mengerjakan); ngean (pagar kayu); vehe
(dayung/mendayung); lebleb (sampan); f’adir (belajar); veveu (bahasa).

- 17 -
Do Taf’adir Veveu Evav

LIAT DALIL
(PEPATAH – PERIBAHASA)

“Adat en’ot rat na’a dunyai” (Adat menjadikan raja di dunia).


SIKAP HIDUP BARADAB. Beradat berarti beradab yakni memiliki sikap hidup yang
berhormat – sopan dalam bertutur kata, santun dalam bertingkah laku, arif dalam
berfikir dan bijak dalam bertindak. Orang seperti itulah yang dihormati/dimuliakan
banyak orang. Dikatakan juga “Adat enlaan hormat” (Adat berlari menuju
kehormatan), bahwa kehormatan itu asalnya dari sikap hidup yang beradat.

Pemandangan pelabuhan Tual, 1930an (NMVW-Collectie)

“Er ihin raan manga (Pohon rumbia berisi penuh sagu).


BERBUAH KEBAJIKAN. Sagu sebagai salah satu makanan pokok maka pohon
rumbia terbaik adalah yang menghasilkan banyak sagu. Sebagaimana padi yang
terbaik adalah yang mengasilkan banyak beras. Itulah harapan setiap petani.
Demikianlah sebaik-baiknya manusia adalah dia yang berbuah kebajikan bagi
sesamanya, orang-tuanya, nusa dan bangsanya. Itulah harapan kita semua.

- 18 -
Do Taf’adir Veveu Evav

BAB IV
KATA GANTI KEPUNYAAN

Kata Ganti Kepunyaan adalah kata ganti yang berfungsi menerangkan milik atau
kepunyaan seseorang. Dalam Bahasa Evav |Bahasa Kei|, Kata Ganti Kepunyaan
dibedakan menjadi Kata Ganti Kepunyaan Benda dan Kata Ganti Kepunyaan Diri.

A. KATA GANTI KEPUNYAAN BENDA.

Kata Ganti Kepunyaan Benda berfungsi untuk menerangkan milik atau


kepunyaan terhadap benda/obyek, selain dari anggota tubuh dan anggota
keluarga.

Kata Ganti Orang Kata Ganti Kepunyaan Benda


1) Ya’au (Saya) Ning (Saya punya)
2) O (Engkau) Mu (Engkau punya)
3) I (Dia) Ni (Dia punya)
4) Am (Kami) Mam (Kami punya)
5) Im (Kalian) Bir (Kalian punya)
6) It (Kita) Did (Kita punya)
7) Hir (Mereka) Rir (Mereka punya)

Rumusan:
 Kata Ganti Orang dipakai sebagai subyek kalimat berpasangan dengan Kata
Ganti Kepunyaan Benda untuk membuat Kalimat Lengkap (bentuk kalimat
induk)
 Kata Ganti Kepunyaan Benda dipakai sebagai subyek kalimat untuk
membuat Kalimat Singkat (bentuk kalimat pengganti).
 Kalimat Lengkap dan Kalimat Singkat mempunyai arti yang sama.

- 19 -
Do Taf’adir Veveu Evav

Contoh 1:

Kalimat Lengkap Kalimat Singkat


1) Ya’au ning ravit vait. Ning ravit vait. Saya punya baju baru.
2) O mu ravit vait. Mu ravit vait. Engkau punya baju baru.
3) I ni ravit vait. Ni ravit vait. Dia punya baju baru.
4) Am mam ravit vait. Mam ravit vait. Kami punya baju baru.
5) Im bir ravit vait. Bir ravit vait. Kalian punya baju baru.
6) It did ravit vait. Did ravit vait. Kita punya baju baru.
7) Hir rir ravit vait. Rir ravit vait. Mereka punya baju baru.

Contoh 2:

Kalimat Lengkap Kalimat Singkat


1) Ya’au ning rahan la’ai. Ning rahan la’ai. Saya punya rumah besar
2) O mu rahan la’ai. Mu rahan la’ai. Engkau punya rumah besar
3) I ni rahan la’ai. Ni rahan la’ai. Dia punya rumah besar
4) Am mam rahan la’ai. Mam rahan la’ai. Kami punya rumah besar
5) Im bir rahan la’ai. Bir rahan la’ai. Kalian punya rumah besar
6) It did rahan la’ai. Did rahan la’ai. Kita punya rumah besar
7) Hir rir rahan la’ai. Rir rahan la’ai. Mereka punya rumah besar

Struktur Kalimat Lengkap : Kata Ganti Orang sebagai subyek kalimat (lihat contoh
1 diatas).
Kata Ganti Orang Kata Ganti Kata Benda Keterangan
Kepunyaan Benda
Ya’au (saya) ning (punya) ravit (baju) vait (baru)
O (engkau) mu (punya) ravit (baju) vait (baru)
I (dia) ni (punya) ravit (baju) vait (baru)
Am (kami) mam (punya) ravit (baju) vait (baru)
Im (kalian) bir (punya) ravit (baju) vait (baru)
It (kita) did (punya) ravit (baju) vait (baru)
Hir (mereka) rir (punya) ravit (baju) vait (baru)

- 20 -
Do Taf’adir Veveu Evav

Struktur Kalimat Singkat : Kata Ganti Kepunyaan Benda sebagai subyek kalimat
(lihat contoh 2 diatas).
Kata Ganti Kepunyaan Kata Benda Keterangan
Benda
Ning (saya punya) rahan (rumah) la’ai (besar)
Mu (engkau punya) rahan (rumah) la’ai (besar)
Ni (dia punya) rahan (rumah) la’ai (besar)
Mam (kami punya) rahan (rumah) la’ai (besar)
Bir (kalian punya) rahan (rumah) la’ai (besar)
Did (kita punya) rahan (rumah) la’ai (besar)
Rir (mereka punya) rahan (rumah) la’ai (besar)

- 21 -
Do Taf’adir Veveu Evav

LATIHAN KATA GANTI KEPUNYAAN BENDA

Lengkapi kalimat-kalimat dibawah ini dengan Kata Ganti Orang sebagai subyek
Kalimat Lengkap dan Kata Ganti Kepunyaan Benda sebagai subyek Kalimat
Singkat.
Kalimat Lengkap Kalimat Singkat
1) Saya punya anjing tidur. …………… yahau entub. …..… yahau entub.
2) Engkau punya ayam terbang. …………… manut na’or. …..… manut na’or.
3) Dia punya rumah bagus. …………… rahan bokbok. ……… rahan bokbok.
4) Kalian punya kuda besar. …………… lajaran la’ai. ..…… lajaran la’ai.
5) Kita punya tikar lebar. …………… sihit ngalavar. …..… sihit ngalavar.
6) Mereka punya perahu panjang. …………… habo baloat. ……… habo baloat.
7) Dia punya kambing melompat. …………… bib en’ohok. ……… bib en’ohok.
8) Kami punya kebun jauh. …………… ve’e roro. …….… ve’e roro.
9) Saya punya celana pendek. …………… serwau ket. …….… serwau ket.
10) Kalian punya pintu …………… fid tuvtuvang. …….… fid tuvtuvang.
tertutup.
11) Mereka punya jendela ………..… snivut vatvatun. ……… snivut vatvatun.
terbuka.
12) Dia punya uang banyak. ………..… kubang vangled. …….. kubang vangled.

Kosakata: yahau (anjing); tub (tidur); manut (ayam); or (terbang); rahan (rumah);
bokbok (bagus); lajaran (kuda); la’ai (besar); sihit (tikar); lavar (lebar, luas) –
ngalavar (keadaan lebar, luas); habo (perahu); baloat (panjang); bib (kambing);
ohok (melompat); ve’e (kebun); roro (jauh); serwau (celana); ket (pendek); vid
(pintu); tuvang (tutup) – tuvtuvang (keadaan tertutup); snivut (jendela); vatun
(buka) – vatvatun (keadaan terbuka); kubang (uang); vangled (banyak).

- 22 -
Do Taf’adir Veveu Evav

LIAT DALIL
(PEPATAH – PERIBAHASA)

“Ankod ensilik reng loban baritin” (Nahkoda menyandang ukiran indah berhias
permata).
PEMIMPIN SEJATI. Pemimpin sejati menyandang nilai-nilai mulia dalam dirinya.
Bukan tentang kegagahan, kepintaran atau kefasihan bicaranya, tetapi tentang
karakter, sifat dan wataknya. Maka pemimpin itu tercermin dari kepemimpinannya,
bukan kedudukannya!.

“Rumah sepanjang pantai”, Langgur 1925 (NMVW-Collectie)

“Ankod nutun kovaat” (Nahkoda pada setiap awak perahu/kapal).


BERJIWA PEMIMPIN. Pemimpin tidak melulu tentang sosok yang memimpin
suatu masyarakat atau suatu organisasi, tetapi pemimpin adalah jiwa atau
karakteristik yang dimiliki setiap orang. Maka siapa saja adalah pemimpin di posisi
apapun atau profesi apapun. Memang tidak setiap orang bisa jadi pimpinan, tapi
setiap orang bisa jadi pemimpin. Ya, sejatinya setiap orang adalah pemimpin,
setidaknya memimpin dirinya sebelum memimpin orang lain.

- 23 -
Do Taf’adir Veveu Evav

B. KATA GANTI KEPUNYAAN DIRI

Kata Ganti Kepunyaan Diri berfungsi untuk menerangkan milik atau


kepunyaan terhadap anggota tubuh dan/atau anggota keluarga.
Bentuk Kata Ganti Kepunyaan Diri merupakan bentuk perubahan dari nama
anggota tubuh (termasuk unsur diri: nama, suara, nafas, dll) dan/atau anggota
kaluarga, dengan cara penambahan suatu sisipan tertentu pada akhir kata
dasar dengan variasi bunyi vokal a , i, dan u:

-ang, -ing, -ung : menyatakan milik/kepunyaan terhadap anggota tubuh


dan/atau anggota keluarga dari saya.
-am, -im, -um : menyatakan milik/kepunyaan terhadap anggota tubuh
dan/atau anggota keluarga dari engkau.
-an, -in, -un : menyatakan milik/kepunyaan terhadap anggota tubuh
dan/atau anggota keluarga dari dia.
-ab, -ib, -ub : menyatakan milik/kepunyaan terhadap anggota tubuh
dan/atau anggota keluarga dari kami dan kalian.
-ad, -id, -ud : menyatakan milik/kepunyaan terhadap anggota tubuh
dan/atau anggota keluarga dari kita.
-ar, -ir, -ur : menyatakan milik/kepunyaan terhadap anggota tubuh
dan/atau anggota keluarga dari mereka

I. Kata Ganti Kepunyaan Diri untuk Anggota Tubuh

1) Dengan sisipan bunyi vokal a


Kata Ganti Orang Kata Benda Kata Ganti Kepunyaan Diri
Ya’au (saya) limang (tangan saya)
O (engkau) limam (tangan mu)
I (dia) liman (tangan nya)
lim
Am (kami) limab (tangan kami)
(tangan)
Im (kalian) limab (tangan kalian)
It (kita) limad (tangan kita)
Hir (mereka) limar (tangan mereka)

- 24 -
Do Taf’adir Veveu Evav

2) Dengan sisipan bunyi vokal i

Kata Ganti Orang Kata Benda Kata Ganti Kepunyaan Diri


Ya’au (saya) uling (kulit saya)
O (engkau) ulim (kulit mu)
I (dia) ulin (kulit nya)
ul
Am (kami) ulib (kulit kami)
(kulit)
Im (kalian) ulib (kulit kalian)
It (kita) ulid (kulit kita)
Hir (mereka) ulir (kulit mereka)

3) Dengan sisipan bunyi vokal u

Kata Ganti Orang Kata Benda Kata Ganti Kepunyaan Diri


Ya’au (saya) murung (rambut saya)
O (engkau) murum (rambut mu)
I (dia) murun (rambut nya)
mur
Am (kami) murub (rambut kami)
(rambut)
Im (kalian) murub (rambut kalian)
It (kita) murud (rambut kita)
Hir (mereka) murur (rambut mereka)

II. Kata Ganti Kepunyaan Diri untuk Anggota Keluarga

1) Dengan sisipan bunyi vokal a

Kata Ganti Orang Kata Benda Kata Ganti Kepunyaan Diri


Ya’au (saya) renang (ibu saya)
O (engkau) renam (ibu mu)
I (dia) renan (ibu nya)
ren
Am (kami) renab (ibu kami)
(ibu)
Im (kalian) renab (ibu kalian)
It (kita) renad (ibu kita)
Hir (mereka) renar (ibu mereka)

- 25 -
Do Taf’adir Veveu Evav

2) Dengan sisipan bunyi vokal i

Kata Ganti Orang Kata Benda Kata Ganti Kepunyaan Diri


Ya’au (saya) waring (adik saya)
O (engkau) warim (adik mu)
I (dia) warin (adik nya)
war
Am (kami) warib (adik kami)
(adik)
Im (kalian) warib (adik kalian)
It (kita) warid (adik kita)
Hir (mereka) warir (adik mereka)

3) Dengan sisipan bunyi vokal u

Kata Ganti Orang Kata Benda Kata Ganti Kepunyaan Diri


Ya’au (saya) ubung turan (kakek saya)
O (engkau) ubum turan (kakek mu)
I (dia) ubun turan (kakek nya)
ub turan
Am (kami) ubub turan (kakek kami)
(kakek)
Im (kalian) ubub turan (kakek kalian)
It (kita) ubud turan (kakek kita)
Hir (mereka) ubur turan (kakek mereka)

Rumusan:

 Kata Ganti Orang dipakai sebagai subyek kalimat berpasangan dengan Kata
Ganti Kepunyaan Diri untuk membuat Kalimat Lengkap.
 Kata Ganti Kepunyaan Diri dipakai sebagai subyek kalimat untuk membuat
Kalimat Singkat.
 Kata Ganti Kepunyaan Diri ditulis serangkai dengan Kata Benda yang
mendahulainya. Itu sebabnya terlihat seperti suatu pengimbuhan, tetapi itu
lebih bersifat sebagai subyek pemilik.
 Kalimat Lengkap dan Kalimat Singkat mempunyai arti yang sama.

(Daftar Kata Ganti Kepunyaan Diri secara lengkap ada pada Lampiran I dan
Lampiran II buku ini).

- 26 -
Do Taf’adir Veveu Evav

Contoh 1:
Kalimat Lengkap Kalimat Singkat
1) Ya’au limang kot Limang kot Saya punya tangan kecil
2) O limam la’ai Limam la’ai Engkau punya tangan besar
3) I ulin ngangiar Ulin ngangiar Dia punya kulit putih
4) Am ulib ngamitan Ulib ngamitan Kami punya kulit hitam
5) Im murub ket Murub ket Kalian punya rambut pendek
6) It murud baloat Murud baloat Kita punya rambut panjang
7) Hir murur ma’afa Murur ma’afa Mereka punya rambut lebat

Contoh 2:
Kalimat Lengkap Kalimat Singkat
1) Ya’au renang endok Renang endok Saya punya ibu duduk
2) O renam endir Renam endir Engkau punya ibu berdiri
3) I warin enroon Warin enroon Dia punya adik menangis
4) Am warib enmalit Warib enmalit Kami punya adik tertawa
5) Im ubub turan ensivar Ubub turan ensivar Kalian punya kakek bersiul
6) It ubud turan ensikar Ubud turan ensikar Kita punya kakek bernyanyi
7) Hir ubur turan ensul Ubur turan ensul Mereka punya kakek menari

Struktur Kalimat Lengkap : Kata Ganti Orang sebagai subyek kalimat (lihat
contoh 1 diatas)
Kata Ganti Kata Ganti Keterangan
Orang Kepunyaan Diri
Ya’au (saya) limang kot (kecil)
O (engkau) limam la’ai (besar)
I (dia) ulin ngangiar (putih)
Am (kami) ulib ngamitan (hitam)
Im (kalian) murub ket (pendek)
It (kita) murud baloat (panjang)
Hir (mereka) murur ma’afa (lebat)

Struktur Kalimat Singkat : Kata Ganti Kepunyaan Diri sebagai subyek kalimat
(lihat contoh 2 diatas)

- 27 -
Do Taf’adir Veveu Evav

Kata Ganti Kepunyaan Diri Keterangan


Renang (ibu saya) endok (dia duduk)
Renam (ibu mu) endir (dia berdiri)
Warin (adik nya) enroon (dia menangis)
Warib (adik kami) enmalit (dia tertawa)
Ubub turan (kakek kalian) ensivar (dia bersiul)
Ubud turan (kakek kita) ensikar (dia bernyanyi)
Ubur turan (kakek mereka) ensul (dia menari)

Keterangan:
Perhatikan bahwa perubahan Kata Benda menjadi Kata Ganti Kepunyaan Diri
Ke-4 (kami punya) dan Kata Ganti Kepunyaan Diri Ke-5 (kalian punya)
mempunyai bentuk yang sama:
Kata Benda Kata Ganti Kepunyaan Kata Ganti Kepunyaan
Diri Ke-4 Diri Ke-5
- lim (tangan) limab (tangan kami) limab (tangan kalian)
- ul (kulit) ulib (kulit kami) ulib (kulit kalian)
- mur (rambut) murub (rambut kami) murub (rambut kalian)
- ren (ibu) renab (ibu kami) renab (ibu kalian)
- war (adik) warib (adik kami) warib (adik kalian)
- ub turan (kakek) ubub turan (kakek kami) ubub turan (kakek kalian)

Nah, pada umumnya Kata Ganti Kepunyaan Diri seperti: limab, ulib, murub,
renab, warib, ubub turan (lihat contoh diatas) ketika dipakai sebagai subyek
kalimat tanpa didahului Kata Ganti Orang, maka orang akan mengartikannya
sebagai tangan kalian, kulit kalian, rambut kalian, ibu kalian, adik kalian,
kakek kalian; bukan tangan kami, kulit kami, rambut kami, ibu kami, adik
kami, kakek kami.

Maka untuk menegaskan arti/maksud dari suatu kalimat atau ucapan, khusus
untuk Kata Ganti Kepunyaan Diri Ke-4 (kami punya), sebaiknya tetap
menggunakan Kata Ganti Orang Am (kami) sebagai subyek kalimat: Am limab
(tangan kami), Am ulib (kulit kami), Am murub (rambut kami), Am renab (ibu
kami), dan seterusnya.

- 28 -
Do Taf’adir Veveu Evav

LATIHAN KATA GANTI KEPUNYAAN DIRI


Lengkapi kalimat-kalimat dibawah ini dengan Kata Ganti Orang sebagai subyek
kalimat dalam Kalimat Lengkap dan Kata Ganti Kepunyaan Diri sebagai subyek
kalimat dalam Kalimat Singkat (gunakan bantuan kosakata dibawah).

Kalimat lengkap Kalimat singkat


1) Saya punya kepala pusing. Ya’au ………… naswail. ………… naswail.
2) Engkau punya wajah bundar. O ……..… kubkuban. ……..… kubkuban.
3) Dia punya rambut beruban. I ………… nakmaat. ………… nakmaat.
4) Kami punya mata perih. Am ………… sumiir. ………… sumiir.
5) Kalian punya gigi tanggal. Im ………… nakles. ………… nakles.
6) Kita punya bahu lebar. It ………… ngalavar. ………… ngalavar.
7) Mereka punya kaki capek. Hir ………… nafre. ………… nafre.
8) Saya punya kakak memanjat Ya’au ……… enseb nuur ………… enseb nuur.
kelapa.
9) Engkau punya saudari O ……..… envaik vu’ut. …..…… envaik vu’ut.
memasak ikan.
10) Dia punya ibu menanam I ………… enfoi enmav. ……..… enfoi enmav.
petatas.
11) Kami punya bapak membuat Am ……… endad habo. ……….. endad habo.
perahu.
12) Kalian punya anak2 bermain Im ……… erbeen bol. ………… erbeen bol.
bola.

Kosakata: swail (pusing); kubkuban (bundar); kmaat/kamaat (uban); sumir (perih);


kles/kales (tanggal/terlepas); ngalavar (lebar); fre (capek); seb (panjat); nuur
(kelapa); vaik (masak/rebus); vu’ut (ikan); foi (tanam); enmav (petatas); dad
(membuat); habo (perahu); been (bermain); bol (bola).

Catatan: Daftar Kata Ganti Kepunyaan Diri secara lengkap ada pada Lampiran I
dan Lampiran II buku ini.

- 29 -
Do Taf’adir Veveu Evav

LIAT DALIL
PEPATAH – PERIBAHASA

“It tatai fo sor ru, vakbo Hira entai fo sor tel” (Kita memintal dua lapis, barulah Dia
memintal menjadi tiga lapis).
KUNCI KEBERHASILAN. Usaha yang sunguh-sungguh, itulah kunci
keberhasilan. Memintal dua lapis bermakna berusaha sungguh-sungguh sebab
dengan kesungguhan itulah engkau akan berhasil. PertolonganNya datang kepada
orang yang bersungguh-sungguh dalam usaha, dan berkatNya turun atas orang
yang bersungguh-sungguh dalam doa. Rintangan dan halangan hanyalah batu uji
bagimu.

Pemandangan di teluk Elat, 1930an (NMVW-Collectie)

“Ai dir enloloang tee fofan, er dir enloloang tee manga” (Pohon kayu bertumbuh
mengandung papan, pohon rumbiah bertumbuh mengandung sagu).
BERTUMBUH. Bertumbuh tandanya ada kehidupan. Kehidupan yang
menghasilkan buah-buah kebajikan. Seperti tumbuhnya pohon kayu menghasilkan
papan (simbol sandang), dan tumbuhnya pohon rumbia menghasilkan sagu (simbol
pangan), kedua-duanyanya berbuah manfaat. Begitu pula, dibalik sukses itu ada
proses bertumbuh, bertumbuh dalam usaha yang tekun dan sabar.

- 30 -
Do Taf’adir Veveu Evav

BAB V
KATA BILANGAN

Kata Bilangan adalah kata yang dipakai untuk menyatakan jumlah, hitungan,
atau banyaknya sesuatu obyek.
A. Bilangan Utama – Menyatakan jumlah yang pasti.

Bilangan Satuan Bilangan Belasan Bilangan Puluhan


1 : sa (ansa) 11 : vut ansa 10 : vut
2 : ru (anru) 12 : vut anru 20 : vutru
3 : tel (antel) 13 : vut antel 30 : vuttel
4 : faak (anfaak) 14 : vut anfaak 40 : vutfaak
5 : lim (anlim) 15 : vut anlim 50 : vutlim
6 : nean (annean) 16 : vut annean 60 : vutnean
7 : fit (anfit) 17 : vut anfit 70 : vutfit
8 : wau (anwau) 18 : vut anwau 80 : vutwau
9 : siw (ansiw) 19 : vut ansiw 90 : vutsiw
Bilangan Ratusan Bilangan Ribuan Bilangan Puluhan Ribu
100 : ratut 1.000 : rivun 10.000 : rivun vut
200 : ratru 2.000 : rivun ru 20.000 : rivun vutru
300 : rattel 3.000 : rivun tel 30.000 : rivun vuttel
400 : ratfaak 4.000 : rivun faak 40.000 : rivun vutfaak
500 : ratlim 5.000 : rivun lim 50.000 : rivun vutlim
600 : ratnean 6.000 : rivun nean 60.000 : rivun vutnean
700 : ratfit 7.000 : rivun fit 70.000 : rivun vutfit
800 : ratwau 8.000 : rivun wau 80.000 : rivun vutwau
900 : ratsiw 9.000 : rivun siw 90.000 : rivun vutsiw
Bilangan Ratusan Ribu Bilangan Jutaan
100.000 : rivun ratut 1.000.000 : kures
200.000 : rivun ratru 2.000.000 : kures ru
300.000 : rivun rattel 3.000.000 : kures tel
400.000 : rivun ratfaak 4.000.000 : kures faak
500.000 : rivun ratlim 5.000.000 : kures lim
600.000 : rivun ratnean 6.000.000 : kures nean
700.000 : rivun ratfit 7.000.000 : kures fit
800.000 : rivun ratwau 8.000.000 : kures wau
900.000 : rivun ratsiw 9.000.000 : kures siw

- 31 -
Do Taf’adir Veveu Evav

Beberapa Bilangan Utama Lainnya


25 vutru anlim
:
150 ratut vutlim
:
775 ratfit vutfit anlim
:
1.645 rivun, ratnean vutfaak anlim
:
22.500 rivun vutru anru, ratlim
:
22.565 rivun vutru anru, ratlim vutnean anlim
:
455.000 rivun ratfaak vutlim anlim
:
455.735 rivun ratfaak vutlim anlim, ratfit vuttel anlim
:
6.775.000 kures nean, rivun ratfit vutfit anlim
:
6.775.445 kures nean, rivun ratfit vutfit anlim, ratfaak vutvaak anlim
:
95.765.000 kures vutsiw anlim, rivun ratfit vutnean anlim
:
95.765.675 kures vutsiw anlim, rivun ratfit vutnean anlim, ratnean vutfit
:
anlim
822.655.000 : kures ratwau vutru anru, rivun ratnean vutlim anlim
822.655.295 : kures ratwau vutru anru, rivun ratnean vutlim anlim, ratru
vutsiw anlim
Keterangan:
1) Penyebutan lain untuk satu yaitu ain. Tetapi kata ain lebih bermakna
sebagai tunggal (bukan angka dalam hitungan).
2) Penyebutan lain untuk bilangan jutaan yaitu: sak (satu juta) – sak ru (dua
juta) – sak tel (tiga juta) – sak faak (empat juta) – sak lim (lima juta) – sak
nean (enam juta) – sak fit (tujuh juta) – dan seterusnya.
3) Penyebutan jumlah uang dalam rupiah digunakan kata rubi dan satuan
vaan.
Contoh:
- Rp 5 : rubi vaanlim
- Rp 25 : rubi vutru vaanlim
- Rp 225 : rubi ratru vutru vaanlim
- Rp 250 : rubi ratru vutlim
- Rp 750 : rubi ratfit vutlim
- Rp 5,750: rubi rivun lim, ratfit vutlim
4) Penulisan bilangan (dalam huruf) pada bilangan ribuan atau lebih, dengan
membubuhkan tanda koma pada setiap deret ribuan, yang berfungsi
sebagai jeda baca / jeda ucap untuk membedakan arti dengan bilangan
lainnya.

- 32 -
Do Taf’adir Veveu Evav

Contoh:
- 1.050 : rivun, vutlim (jeda baca / jeda ucap pada tanda koma)
- 50.000 : rivun vutlim (tanpa jeda baca / jeda ucap)
- 1.250 : rivun, ratru vutlim (jeda baca / jeda ucap pada tanda koma)
- 250.000 : rivun ratru vutlim (tanpa jeda baca / jeda ucap)
- 1.500 : rivun, ratlim (jeda baca / jeda ucap pada tanda koma)
- 500.000 : rivun ratlim (tanpa jeda baca / jeda ucap)

B. Bilangan Bertingkat – Menyatakan urutan atau susunan hitungan bertingkat.

- isa (kesatu) - inean (keenam) - ivut ansa (kesebelas)


- iru (kedua) - ifit (ketujuh) - ivut anru (keduabelas)
- itel (ketiga) - iwau (kedelapan) - ivut antel (ketigabelas)
- ifaak (keempat) - isiw (kesembilan) - ivut anfaak (keempatbelas)
- ilim (kelima) - ivut (kesepuluh) - ivut anlim (kelimabelas)
Dan seterusnya.

Contoh:
1) Rahan isa Rumah (yang) kesatu
2) Rahan iru Rumah (yang) kedua
3) Rahan itel Rumah (yang) ketiga
4) Tomat ifaak Orang (yang) keempat
5) Tomat ilim Orang (yang) kelima
6) Tomat inean Orang (yang) keenam

C. Bilangan Kelipatan - Menyatakan urutan atau susunan kelipatan (frekwensi).

Bilangan Kelipatan I

- fa’a / fa’a mehe (satu kali) - fawau (delapan kali)


- faru (dua kali) - fasiw (sembilan kali)
- fatel (tiga kali) - favut (sepuluh kali)
- fafaak (empat kali) - favut ansa (sebelas kali)
- falim (lima kali) - favut anru (duabelas kali)
- fanean (enam kali) - favut antel (tigabelas kali)
- fafit (tujuh kali) - favut anfaak (empatbelas kali)
Dan seterusnya.

- 33 -
Do Taf’adir Veveu Evav

Contoh:
1) Ya’au u langut fa’a / fa’a mehe. Saya melangkah satu kali.
2) O mu langut faru. Engkau melangkah dua kali.
3) I na langut fatel. Dia melangkah tiga kali.
4) Am ma langut fafaak. Kami melangkah empat kali.
5) Im bi langut falim. Kalian melangkah lima kali.
6) It ta langut fanean. Kita melangkah enam kali.
7) Hir ra langut fafit. Mereka melangkah tujuh kali.

Catatan: Kata raan dapat juga dipakai sebagai Bilangan Kelipatan: raan mehe
(satu kali), raan ru (dua kali), raan tel (tiga kali), raan faak (empat kali), raan
lim (lima kali), raan nean (enam kali), raan fit (tujuh kali) dan seterusnya.

Bilangan Kelipatan II

- fafa’a (satu-satu kali) - fafitfit (tujuh-tujuh kali)


- faruru (dua-dua kali) - fawawau (delapan-delapan kali)
- fateltel (tiga-tiga kali) - fasiwsiw (sembilan-sembilan kali)
- fafafaak (empat-empat kali) - favutvut (sepuluh-sepuluh kali)
- falimlim (lima-lima kali) - favutvut ansa (sebelas-sebelas kali)
- fanenean (enam-enam kali) - favutvut anru (duabelas-duabelas kali)
Dan seterusnya.

Contoh:

1) It ta ohok fafa’a. Kita melompat satu-satu kali.


2) Hir ra ohok faruru. Mereka melompat dua-dua kali.
3) Nella na ohok fateltel. Nella melompat tiga-tiga kali.
4) Agus na ohok fafafaak. Agus melompat empat-empat kali.
5) Abas na ohok falimlim. Abas melompat lima-lima kali.
6) It ta ohok fanenean. Kita melompat enam-enam kali.
7) Hir ra ohok fafitfit. Mereka melompat tujuh-tujuh kali.

Keterangan: Kata raan dapat juga dipakai sebagai Bilangan Kelipatan: raan
memehe (satu-satu kali), raan ruru (dua-dua kali), raan teltel (tiga-tiga kali),
raan fafaak (empat-empat kali), raan limlim (lima-lima kali), dan seterusnya.

- 34 -
Do Taf’adir Veveu Evav

D. Bilangan Tak Tentu – Menyatakan jumlah yang tak tentu / tak pasti (relatif).

1) Odan (sepenggal, sekedarnya, secukupnya):


- Vu’ut odan (Ikan sepenggal)
- Kokat odan (Nasi sekedarnya/secukupnya)
2) Oan (separuh, sepotong):
- Ngu bidu oan (Minyak separuh/setengah botol)
- Ai oan (Kayu sepotong)
3) Kidin (sebelah):
- Fofan kidin (Papan sebelah)
- Vu’ut kidin (Ikan sebelah)
4) Voho (beberapa):
- Tomat voho (Orang beberapa)
- Habo voho (Perahu beberapa)
5) Denkot (sedikit):
- Ning wang denkot (Bagian saya sedikit)
- Mam kes denkot mehe (Bekal kami sedikit saja)
6) Avled/vangled (banyak):
- Ni kubang vangled (Uangnya banyak)
- Rir ravit vangled li (Baju mereka banyak sekali)
7) Bisa/bisbisa (semua/semuanya):
- Am bisa (Kami semua)
- Im bisbisa (Kalian semuanya)
8) Kanimun (seantero/seutuhnya):
- Dunyai kanimun (Dunia seantero/seutuhnya)
- Ai kanimun (kayu antero/utuh)
9) Barurun (berlimpah):
- Arta barurun (Harta berlimpah)
- Vu’ut barurun (Ikan berlimpah)
10) Nutun (setiap):
- Nutun leran (setiap hari)
- Nutun vuan (setiap bulan)

Kosakata: vu’ut (ikan) - kokat (nasi, beras) - ngu (minyak) - bidu (botol) - ai
(kayu) - fofan (papan) - tomat (orang) – habo (perahu) - ning (punya saya) -
wang (bagian) - mam (punya kami) – kes (bekal) – ni (punya dia) – kubang
(uang) – vangled (banyak) - rir (punya mereka) - ravit (baju) – dunyai (dunia)
– arta (harta) – leran (hari) – vuan (bulan).

- 35 -
Do Taf’adir Veveu Evav

E. Kata Bantu Bilangan – Menyatakan jumlah satuan dan/atau himpunan jenis


obyek tertentu.

1) Vatu (~butir) untuk obyek berupa buah/biji:


- Banglu vatu mehe (Peluru satu butir)
- Tilur vatu ru (Telor dua butir)
2) Ngain (~ batang) untuk obyek berupa tiang/lonjor:
- Ngunit ngain tel (Bambu tiga batang)
- Sadsad ngain faak (Meriam kuno empat batang)
3) Ngain (~ unit) untuk obyek berupa bangunan:
- Rahan ngain lim (Rumah lima unit)
4) Foin (~ ikat/kebat) untuk obyek yang lazimnya diikat/dikebat:
- Ai honghong foin nean (Kayu bakar enam ikat)
5) Hingin (~ lempeng) untuk obyek berupa lempengan:
- Manga babau hingin fit (Sagu bakar tujuh lempeng)3
- Enbal babau hingin lim (Enbal bakar lima lempeng)4
6) Miir (~ tusuk/tali) untuk obyek yang lazimnya dirangkai dengan tali:
- Vu’ut miir wau (Ikan delapan tusuk)
7) Oan (~ potong/penggal) untuk obyek berupa potongan/penggalan:
- Ai oan siw (Kayu sembilan potong/penggal)
- Mu’u oan vut (Pisang sepuluh potong/penggal)
8) Rokan (~ potong/iris) untuk obyek berupa potongan/irisan:
- Bib ihin rokan mehe (Daging kambing satu potong/iris)
9) Voat (~ pohon) untuk obyek berupa tumbuhan/tanaman:
- Manad voat ru (Keladi dua pohon)
- Fau voat tel (Mangga tiga pohon)
10) Vuur (~ ekor) untuk jenis hewan laut:
- Vu’ut vuur faak (Ikan empat ekor)
- Yeu vuur lim (Hiu lima ekor)
11) Welan (~ ekor) untuk jenis hewan darat:
- Sab welan nean (Sapi enam ekor)
- Kurba welan fit (Kerbau tujuh ekor)
12) Vil (~ bungkus) untuk obyek berwadah bungkusan/kemasan:
- Tubak vil wau (Rokok delapan bungkus)
13) Avin (~ lembar) untuk obyek berupa lembaran:

3Manga babau terbuat dari tepung sagu mentah yang dibakar dalam porna/cetakan lempeng
(disebut bau) yang terbuat dari tanah liat. Proses pembakaran: tepung sagu diisi kedalam
lubang2 porna yang sebelumnya telah dipanaskan di api.
4 Enbal babau terbuat dari tepung ubi kayu mentah yang dibakar dalam porna/cetakan

lempeng (disebut bau) yang terbuat dari tanah liat. Proses pembakaran: sama seperti manga
babau.
- 36 -
Do Taf’adir Veveu Evav

- Rafat avin siw (Atap rumbia sembilan lembar)


14) Vaan (~ helai) untuk obyek berupa helaian:
- Murut vaan vut (Rambut sepuluh helai)
- Nuur roan vaan mehe (Daun kelapa satu helai)
15) Ref (~ depa) untuk ukuran panjang/lebar:
- Warat ref ru (Tali dua depa)
16) Fangat (~ jengkal) untuk ukuran panjang/lebar:
- Kav fangat tel (Benang tiga jengkal)
17) Bis (~ kantong) untuk obyek berwadah kantong/bantalan:
- Semen bis faak (Semen empat kantong)
18) Funun (~ tandan) untuk jenis buah bertandan:
- Mu’u funun lim (Pisang lima tandan)
19) Aher (~ ruas) untuk jenis obyek beruas:
- Tev aher nean (Tebu enam ruas)
20) Tangan (~ tangkai) untuk jenis obyek bertangkai:
- Kustel roan tangan fit (Daun pepaya tujuh tangkai)

Keterangan:
(1) Kata Bantu Bilangan: vatu, ngain, foin, dan seterusnya diletakkan di depan
Kata Bilangan Utama: ru, tel, faak, dan seterusnya.
(2) Kata Bilangan: mehe artinya tunggal/sendiri dipakai sebagai bilangan
utama: satu. Dalam suatu kalimat, kata mehe boleh ditiadakan karena
Kata Bantu Bilangan: vatu, ngain, foin, dan seterusnya sekaligus
bersifat/bermakna tunggal. Jadi kalimat: Tilur vatu mehe (Telor satu butir)
dapat diubah menjadi: Tilur vatu (Telor sebutir).

Kata Bantu Bilangan lainnya untuk menyatakan/menerangkan satuan jumlah


benda/obyek tertentu disesuaikan nama wadah yang lazim menampung
benda/obyek itu:
1) Bidu (botol) untuk benda/obyek berwadah botol:
- Ngu tanat bidu mehe (Minyak tanah satu botol)
2) Ub (suram) untuk benda/obyek berwadah suram/tempayan:
- Wear ub ru (Air dua suram)
3) Hab (saloi)5 untuk benda/obyek berwadah seloi:
- Enbal hab tel (Ubi kayu tiga saloi)
- Enmav hab faak (Petatas empat saloi)
5Hab (saloi), keranjang yang dianyam dari rotan, dilengkapi dengan tali untuk disangkutkan di
kepala sambil membawa keranjang di belakang/punggung badan. Biasanya dipakai oleh kaum
perempuan untuk mengangkut hasil kebun.
- 37 -
Do Taf’adir Veveu Evav

4) Baku (bakul) untuk benda/obyek berwadah bakul:


- Lav baku lim (Kacang merah lima bakul)
- Tangun baku nean (Kacang hujau enam bakul)
5) Bingan (piring) untuk benda/obyek berwadah piring:
- Kokat bingan fit (Nasi tujuh piring)
- Siyor bingan wau (Sayur delapan piring)
6) Uran (belanga) untuk benda/obyek berwadah belanga:
- Mu’u vavaik uran tel (Pisang rebus tiga belanga)
7) Kud (peti) untuk benda/obyek berwadah peti:
- Bakean kud ru (Pakaian dua peti)

Keterangan: Kata Bantu Bilangan: bidu, ub, hab, dan seterusnya diletakkan di
depan Kata Bilangan Utama: mehe, ru, tel, faak, dan seterusnya.

F. Bilangan Bantu Puluhan – khusus untuk menyatakan himpunan sejumlah 10


(sepuluh) terhadap benda atau obyek tertentu:

1) Teran (sepuluh) untuk buah/butir:


- Nuur teran (Kelapa sepuluh buah/butir)
- Tilur teran ru (Telor dua puluh buah/butir)
2) Wiin (sepuluh) untuk umbi-umbian:
- Manad wiin (Keladi sepuluh umbi)
- Enmav wiin tel (Petatas tiga puluh umbi)
3) Vilur (sepuluh) untuk hewan:
- Vu’ut vilur (Ikan sepuluh ekor)
- Manut vilur faak (Ayam empat puluh ekor)
4) Inga (sepuluh) untuk pohon:
- Er inga (Rumbia/pohon sagu sepuluh pohon)
- Fau inga lim (Mangga lima puluh pohon)
5) Disin (sepuluh) untuk benda harta:
- Sadsad disin (Lela6 sepuluh buah/batang)
- Dada disin ru (Gong dua puluh buah)
6) Tair (sepuluh) untuk perahu dan sejenisnya:
- Habo tair (Perahu sepuluh unit)
- Belan7 tair tel (Perahu belan dua puluh unit)

6 Sadsad (lela), meriam kuno peninggalan Portugis berukuran kecil/sedang yang dipakai sebagai
salah satu benda/harta adat.
7 Perahu belan, sejenis perahu berbentuk ramping panjang tanpa layar yang lazim dipakai dalam

berbagai perhelatan adat antar kampung atau kegiatan tradisional tertentu.


- 38 -
Do Taf’adir Veveu Evav

Untuk hitungan selebihnya dari bilangan puluhan diatas, disesuaikan dengan


jenis Kata Bantu Bilangan dari benda/obyek tersebut:
1) Teran (sepuluh untuk buah) digunakan kata bantu bilangan vatu (butir):
teran vatu mehe (sebelas butir) – teran vatu ru (dua belas butir) – teran
vatu tel (tiga belas butir) – teran ru vatu mehe (dua puluh satu butir) –
teran ru vatu ru (dua puluh dua butir) – teran ru vatu tel (dua puluh tiga
butir) – dan seterusnya.
2) Wiin (sepuluh untuk umbi) digunakan kata bantu bilangan vatu (buah
umbi): wiin vatu mehe (sebelas umbi) – wiin vatu ru (dua belas umbi) – wiin
vatu tel (tiga belas umbi) – wiin tel vatu mehe (tiga puluh satu umbi) – wiin
tel vatu ru (tiga puluh dua umbi) – wiin tel vatu tel (tiga puluh tiga umbi)
– dan seterusnya.
3) Vilur (sepuluh untuk hewan) digunakan kata bantu bilangan vuur (ekor –
hewan laut) atau welan (ekor – hewan darat): vilur vuur/welan mehe
(sebelas ekor) – vilur vuur/welan ru (dua belas ekor) – vilur vuur/welan tel
(tiga belas ekor) – vilur faak vuur/welan mehe (empat puluh satu ekor) –
vilur faak vuur/welan ru (empat puluh dua ekor) – vilur faak vuur/welan tel
(empat puluh tiga ekor) – dan seterusnya.
4) Inga (sepuluh pohon) digunakan kata bantu bilangan voat (pohon
tumbuhan): inga voat mehe (sebelas pohon) – inga voat ru (dua belas
pohon) – inga voat tel (tiga belas pohon) – inga lim voat mehe (lima pukuh
satu pohon) – inga lim voat ru (lima puluh dua pohon) – inga lim voat tel
(lima puluh tiga pohon) – dan seterusnya.
5) Disin (sepuluh untuk benda harta) digunakan kata bantu bilangan ngain
(untuk obyek batang/lonjor) atau vatu (untuk obyek bundar/buah): disin
ngain/vatu mehe (sebelas batang) – disin ngain/vatu ru (dua belas batang)
– disin ngain/vatu tel (tiga belas batang) – disin nean ngain/vatu mehe
(enam puluh satu batang) – disin nean ngain/vatu ru (enam puluh dua
batang) – disin nean ngain/vatu tel (enam puluh tiga batang) – dan
seterusnya.
6) Tair (sepuluh untuk perahu dan sejenis) digunakan kata bantu bilangan u
(unit/haluan): tair u mehe (sebelas unit/haluan) – tair u ru (duabelas
unit/haluan) – tair u tel (tigabelas unit/haluan) – tair fit u mehe (tujuh puluh
satu unit/haluan) – tair fit u ru (tujuh puluh dua unit/haluan) – tair fit u tel
(tujuh puluh tiga unit/haluan) – dan seterusnya.

- 39 -
Do Taf’adir Veveu Evav

Selanjutnya Kata Bantu Bilangan: tomat (orang) digunakan untuk menyatakan


jumlah orang.
1) Untuk jumlah satuan (1 sampai 9), jumlah puluhan pokok (10, 20, 30 hingga
90), jumlah ratusan pokok (100, 200, 300 hingga 900), jumlah ribuan pokok
(1.000, 2.000, 3.000 hingga 9.000), kata bantu bilangan tomat diletakkan di
depan kata bilangan pokok:

- Tomat mehe (satu orang) – tomat ru (dua orang) – tomat tel (tiga orang)
– tomat faak (empat orang) – tomat lim (lima orang) – dan seterusnya.
- Tomat vut (sepuluh orang) – tomat vutru (dua puluh orang) – tomat vuttel
(tiga puluh orang) – dan seterusnya.
- Tomat ratut (seratus orang) – tomat ratru (dua ratus orang) – tomat rattel
(tiga ratus orang) – dan seterusnya.
- Tomat rivun (seribu orang) – tomat rivun ru (dua ribu orang) – tomat rivun
tel (tiga ribu orang) – dan seterusnya.

2) Untuk bilangan belasan dan lainnya (selain bilangan pokok puluhan, ratusan,
ribuan), kata bantu bilangan tomat disisipkan diantara kata bilangan pokok
dan bilangan satuan selebihnya:

- Vut tomat mehe (sebelas orang) – vut tomat ru (dua belas orang) – vut
tomat tel (tiga belas orang) – dan seterusnya.
- Vutru tomat mehe (dua puluh satu orang) – vutru tomat ru (dua puluh
dua orang) – vutru tomat tel (dua puluh tiga orang) – dan seterusnya.
- Ratut tomat mehe (seratus satu orang) – ratut tomat ru (seratus dua
orang) – ratut tomat tel (seratus tiga orang) – dan seterusnya.
- Ratru tomat mehe (dua ratus satu orang) – ratru tomat ru (dua ratus dua
orang) – ratru tomat tel (dua ratus tiga orang) – dan seterusnya.
- Rivun tomat mehe (seribu satu orang) – rivun tomat ru (seribu dua orang)
– rivun tomat tel (seribu tiga orang) – dan seterusnya.
- Rivun ru tomat mehe (dua ribu satu orang) – rivun ru tomat ru (dua ribu
dua orang) – rivun ru tomat tel (dua ribu tiga orang) – dan seterusnya.

- 40 -
Do Taf’adir Veveu Evav

LATIHAN KATA GANTI BILANGAN

Lengkapi kalimat-kalimat dibawah ini dengan Kata Ganti Bilangan yang sesuai.

1) 75 Vutfit ...............
2) 673 Ratnean ...............
3) 6.725 Rivun nean, ...............
4) 136.225 Rivun ratut vuttel ........., ratru ..........
5) 750.625 Rivun ratfit .........., ratnean ..........
6) 5 orang. Tomat ...............
7) 15 orang. ............... tomat ...............
8) Mereka 25 orang. Hir .................... tomat ...............
9) Kami semua 30 orang. Am .................. tomat ...............
10) Minyak tanah 3 botol. Ngu tanat ..................
11) Telor 7 butir. Tilur ..................
12) Mangga 35 butir. Fau ..................
13) Pepaya 15 pohon. Kustel ..................
14) Kita semua makan pisang. It .................. ta’an mu’u.
15) Dia memdapat ikan sebelah. I enyo’at vu’ut ..................
16) Abu lari keliling kampung 2 kali Abu nafla yal ohoi ............ nutun
setiap hari. leran.
17) Abas mengetuk pintu tujuh-tujuh Abas enfifik fid ..................
kali.
18) Rokok 3 bungkus. Tubak ..................
19) Tali 9 depa. Warat ..................
20) Saya makan sepotong pisang. Yaau u’an mu’u ..................

Kosakata: tomat (orang) - ngu tanat (minyak tanah) - tilur (telor) - fau (mangga)
- kustel (pepaya) - mu’u (pisang) - vu’ut (ikan) - fla (lari) - yal (keliling) - ohoi
(kampung) - nutun (setiap) - leran (hari) - fifik (ketuk) - fid (pintu) - tubak (rokok)
- warat (tali).

- 41 -
Do Taf’adir Veveu Evav

LIAT DALIL
PEPATAH – PERIBAHASA

“Foing fo kut foin, fau fo banglu vatu” (Dikebat menjadi seikat suluh, ditempa
menjadi sebutir peluru). Kut terbuat dari sayatan-sayatan mayang kelapa kering
yang disatukan dan dikebat menjadi seikat suluh).
BERSATU PADU. Sepakat dalam kata, bersatu dalam karsa, bersama dalam karya
menuju tujuan. Kebatlah persatuan itu menjadi suluh penerang, obor penyemangat
dan api perjuangan. Tempalah kebersamaan itu menjadi peluru penghancur
kemalasan, ketidak-pedulian dan ketidak-setiakawanan.

“Angkat Rumah”, tradisi lama yang dipraktekkan oleh banyak suku di Nusantara,
termasuk suku Kei (sumber gambar: www.orangperak.com)

“Ai nangan do enhov vakbo habo tahit ajad, vat tahit do enhov vakbo lutur nangan
ajad” (Kayu di darat diikut-sertakan menjadikan perahu di laut, batu di laut diikut-
sertakan menjadikan tanggul di darat).
SALING MELENGKAPI. Berbagi ide, bersambung rasa, bertukar fikiran, berpegang
tangan oleh para pihak (gotong royong) niscaya pekerjaan berat menjadi ringan,
persoalan rumit menjadi gampang. Bersama dalam keberagaman, berpadu dalam
keanekaan, bersatu dalam kebinekaan, itulah sejatinya kita.

- 42 -
Do Taf’adir Veveu Evav

BAB VI
KATA PENGHUBUNG

Kata Penghubung adalah kata yang dipakai untuk menghubungkan kata-kata


atau anak kalimat menjadi satu kalimat:

1) Hov (dan/dengan):
- Ya’au u’an kokat hov vu’ut (Saya makan nasi dengan ikan)
- Alo hov Ali erba Yabun (Alo dan Ali pergi ke Ambon)
2) Vakbo (lalu/setelah itu):
- I ensubian lain vakbo enba (Dia berdoa dulu setelah itu dia pergi)
Vakbo (maka):
- It taf’adir vakbo tafkain (Kita belajar maka kita pandai)
3) Te (atau):
- Mel te balit (Kanan atau kiri)
- Nger te ngiv neran harmes wat (Parang atau pisau tajamnya sama saja)
4) Neraki (tetapi):
- I nabtuan rak neraki hob nangsear (Dia sudah tua tetapi masih kuat)
- Rumun kot neraki inan lulin (Badannya kecil tetapi berwatak rajin)
5) Folan (agar/supaya):
- It tasikar folan Tina ensul (Kita bernyanyi supaya Tina menari)
6) Utin (karena/sebab):
- Abas nafkain utin inan lulin naf’adir (Abas pintar karena rajinlah ia belajar)
7) Betfel / fel (jika): 8
- Betfel taf’adir vakbo tafkain (Jika kita belajar maka kita pandai)
- Fel matam kasluun iya umtub (Jika matamu mengantuk maka tidurlah)
8) Iya (ialah/adalah): 9
- Ravit ngiar i iya Abas ni (Baju putih ini adalah kepunyaan Abas)
- Rahan la’ai he iya Ali ni (Rumah besar itu adalah kepunyaan Ali)
- Nuhu Evav iya mam nuhu kilkilun (Negeri Evav adalah negeri kecintaan kami)

8Betfel (atau bentuk singkatnya: fel ) lazimnya diletakkan di awal kalimat.


9Iya dari I (dia/ia) dan ya (ini) yang dimaknai sebagai ialah/adalah. Jadi terjemahan harfiah dari
perkataan ‘Ravit ngiar i iya Abas ni’ menjadi ‘baju putih ini, ia (baju) ini, kepunyaan Abas’ (= baju
putih ini ialah/adalah kepunyaan Abas). Iya seringkali disingkat ya saja.
- 43 -
Do Taf’adir Veveu Evav

Iya (sama dengan ‘ya’ dalam bahasa Indonesia yang bermakna ‘konfirmasi’
terhadap sesuatu):
- Fel matam kasluun iya umtub (Jika matamu mengantuk, ya tidurlah)
- Tevat umdo iya Ya’au uba rak (Ketika engkau datang, ya saya sudah pergi)
- Betfel umba iya Ya’au uba vuk (Jika engkau pergi, ya saya pergi juga)
9) Ne (sedangkan):
- O umdok ne Ya’au udir (Engkau duduk sedangkan saya berdiri)
- I enba ne Ya’au udok (Dia pergi sedangkan saya tinggal)
Ne (bahwa):
- Agus ensib ne I hauk endo (Aguas berpesan bahwa dia hendak kesini)
10) Waun, felak, sar (seperti/bagaikan/ibarat): 10
- Dina hinarun waun/felak/sar renan (Dina cantik seperti/bagaikan ibunya)
- Felak hauk do’ot (Sepertinya mau hujan)
- Sar mutan erloi lanlean (Ibarat awan melayang diangkasa)
11) Ma, nanweang, edbo (sehingga/maka):
- Ali yean suhut ma endok wat (Ali kakinya sakit sehingga dia duduk saja)
- Alo ulin suhut nanweang entub wat (Alo badannya sakit sehingga dia tidur saja)
- Ani nabre li edbo entub rak (Ani lelah sekali sehingga dia sudah tidur)
12) Daung (maupun/sekaligus):
- Maria hinarun daung inan lulin (Maria cantik maupun/sekaligus berwatak rajin)
- Ana ensikar daung ensul (Ana bernyanyi maupun/sekaligus menari)
13) … wa’id ne …11 (… bukan tetapi/melainkan …):
- I wa’id ne Ya’au (Dia bukan tetapi/melainkan saya)
- I meman Ali wa’id ne Alo (Dia namanya bukan Ali tetapi/melainkan Alo)
14) … mehe wa’id ne … vuk (bukan hanya … tetapi/melainkan … juga):
- I mehe wa’id ne Ya’au vuk (Bukan hanya dia tetapi/melainkan saya juga)
- Ali mehe enba wa’id ne Alo vuk (Bukan hanya Ali pergi tetapi Alo juga)

Kosakata: an (makan) - kokat (nasi) - vu’ut (ikan) - ba (pergi/berjalan) – subian


(sembahyang/berdoa) – lain (dulu/duluan) – f’adir (belajar) – fkain (pandai) - nger
(parang) - ngiv (pisau) - neran (tajam) - harmes (sama) - wat (saja) - nabtuan
(menua “tunggal”) - rak (sudah/telah) – hob (masih, belum) – nangsear (kuat,
bugar “tunggal:) – rumun (badannya) – kot (kecil) – inan lulin (berwatak/bersifat
rajin) – sikar (bernyanyi) – sul (menari) – matam (matamu) – kasluun (mengantuk)

10 Waun, felak, dan sar lazimnya dipakai dalam perumpamaan-perumpamaan.


11 Kata wa’id dalam logat/aksen lain adalah wa’aid, kedua-duanya punya arti yang sama yaitu
‘bukan’ atau ‘tidak’ tergantung konteksnya.
- 44 -
Do Taf’adir Veveu Evav

– tub (tidur) – ravit (baju) – ngiar (putih) – i (ini) – rahan (rumah) – la’ai (besar) –
he (itu) – nuhu (negeri, pulau) – kilkilun (kesayangan) – tevat (ketika, waktu itu)
– do (datang) – vuk (juga) – dok (tinggal, duduk) – sib (berpesan) – hauk (hendak)
– hinarun (cantik) - renan (ibunya) – do’ot (hujan) – mutan (awan) – loi
(tergantung, melayang) – lanlean (angkasa) - yean (kakinya) - suhut (sakit) – wat
(saja) – bre (capek, lelah) – li (sangat, sekali) – meman (namanya).

- 45 -
Do Taf’adir Veveu Evav

LATIHAN KATA PENGHUBUNG


Lengkapi kalimat-kalimat dibawah dengan Kata Penghubung yang sesuai.
1) Rumah besar sana adalah kepunyaan saya.
Rahan laai ro ……………… Ya’au ning.
2) Saya dan engkau adalah bersaudara.
Yaau ……………… O ……………… ya’awar.
3) Kami makan nasi dengan ikan.
Am ma’an kokat ……………… vuut.
4) Alo pintar karena dia rajin belajar.
Alo naf’kain ……………… inan lulin naf’adir.
5) Kaki saya sakit sehingga tak dapat berjalan.
Yaau yeang suhut ……………… uba na wa’id.
6) Gadis itu cantik tetapi dia malas.
Kotvat he hinarun ……………… inan-sian.
7) Kami pergi ke Malang sedangkan kalian pergi ke Surabaya.
Am maba Malang ……………… Im biba Surabaya.
8) Dia mengatakan bahwa ibunya hendak kemari esok.
I endeangtul ……………… renan hauk endo meran.
9) Saya dan Alex pergi belajar.
Ya’au ……………… Alex ba maf’adir.
10) Mereka memasak makanan setelah itu mereka pergi.
Hir ervaik benau ……………… ro erba.
11) Hasan masih kecil tetapi dia rajin.
Hasan hob kot ……………… inan-lulin.
12) Anjing ini sakit sehingga ia tidur saja.
Yahau i ulin suhut ……………… entub wat.
13) Dia menari bagus seperti ibunya.
I ensul bokbok ……………… renan.
14) Kami mau pergi ke Jakarta jika kami punya uang sudah cukup.
Am hauk maba Jakarta ……………… mam kubang yo’an rak.
15) Bukan hanya tangannya sakit tetapi juga kakinya.
Liman ……………… suhut ……………… yean ………………
Kosakata: rahan (rumah) – lala’ai (besar-besar) – ya’awar (kakak-beradik) – kokat (nasi)
– vu’ut (ikan) – f’kain/fakain (pandai) – yeang (kakiku) – suhut (sakit) – ba
(berjalan/pergi) – na (dapat/sanggup) – wa’id (tidak/bukan) – kotvat (gadis) – he (itu) –
hinarun (cantik) – inan-sian (berwatak malas) – deangtul (memberitahu) – renan
(ibunya) – hauk (hendak/mau) – do (kemari) – meran (esok) – f’adir (belajar) – vaik
(memasak) – benau (makanan) – hob (masih/belum) – kot (kecil) – inan-lulin (berwatak
rajin) – yahau (anjing)- ulin suhut (badannya sakit) – tub (tidur) – wat (saja/hanya) – sul
(menari) – bokbok (bagus) – kubang (uang) – yo’an (cukup) – liman (tangannya).

- 46 -
Do Taf’adir Veveu Evav

LIAT DALIL
PEPATAH–PERIBAHASA

“Ko entod la’ai, sian entod lulin” (Yang kecil menarik yang besar, yang buruk
menarik yang elok).
SEDIKIT JADI BUKIT. Dari yang sedikit, yang kecil, yang masih buruk itulah asalkan
tekun diusahakan, tentu akan menjadi banyak, besar, elok jua. Setiap usaha tampak
sulit pada awalnya, tetapi begitu anda memulainya dan tekun memperjuangkannya,
anda sedang menuju keberhasilan. Tak akan ada seribu langkah, jika tak pernah ada
satu langkah pertama.

Jalan raya kampung Ohoidertutu, 1925 (NMVW-Collectie)

“Sian fatnim, ne bok maninin” (Buruk asalkan milik sendiri, daripada elok tetapi
barang pinjaman).
JADILAH DIRI SENDIRI. Sekalipun buruk asalkan milik sendiri jauh lebih berharga
daripada elok tetapi milik orang lain. Pamer diri dengan kemewahan, itu namanya
kesombongan, apalagi kemewahan itu hanyalah barang pinjaman, itu namanya
penistaan diri sendiri. Kebutuhan bisa dicukupi, tetapi keinginan tak bisa dicukupi.
Maka hargailah milik sendiri, dan jadilah diri sendiri.

- 47 -
Do Taf’adir Veveu Evav

BAB VII
KATA TUNJUK

Kata Tunjuk adalak kata yang dipakai untuk menunjukan tempat atau letak.

A. Kata Tunjuk Dekat

1) i atau ya (ini):
- Rahan i kot (Rumah ini kecil)
- Rahan ya la’ai (Rumah ini besar)
2) En i atau en ya (yang ini “tunggal”):
- Habo en i kot (Perahu yang ini kecil)
- Habo en ya la’ai (Perahu yang ini besar)
3) Hir i atau hir ya (yang ini “jamak’’):
- Ravit hir i kotkot (Baju-baju ini kecil-kecil)
- Serwau hir i lala’ai (Celana-celana ini besar-besar)
4) Den i atau den ya (disini):
- Ya’au udok den i (Saya duduk disini)
- O mudir den ya (Engkau berdiri disini)

Keterangan:
Dalam suatu kalimat majemuk, kata tunjuk dekat: en i dan en ya, hir i dan hir
ya, den i dan den ya, dipakai sebagai suatu pembanding untuk menunjukkan
tempat atau letak yang berbeda. Sebagai contoh:
- Rahan en i kot ne rahan en ya la’ai (Rumah yang ini kecil sedangkan rumah
yang ini besar). Kalimat ini maksudnya membandingkan dua buah rumah
yang berbeda ukuran dan letaknya.
- Rahan hir i kotkot ne rahan hir ya lala’ai (Rumah2 yang ini kecil2 sedangkan
rumah2 yang ini besar2). Kalimat ini maksudnya membandingkan dua
kelompok rumah yang berbeda ukuran dan letaknya.
- Ya’au udok den i ne O umdok den ya (Saya duduk disini sedangkan engkau
duduk disini). Kalimat ini maksudnya membandingkan dua tempat duduk
yang berbeda letaknya.

- 48 -
Do Taf’adir Veveu Evav

B. Kata Tunjuk Jauh

1) He (itu):
- Rahan he kot (Rumah itu kecil)
- Rahan he la’ai (Rumah itu besar)
2) En he (yang itu “tunggal”):
- Habo en he kot (Perahu yang itu kecil)
- Habo en he la’ai (Perahu yang itu besar)
3) Hir he (yang itu “jamak”):
- Ravit hir he kotkot (Baju-baju yang itu kecil-kecil)
- Serwau hir he lala’ai (Celana-celana yang itu besar-besar)
4) Den he (disitu):
- O umtub den he (Engkau tidur disitu)
5) Ro atau vel (sana):
- Rahan ro kot (Rumah sana besar)
- Habo vel la’ai (Perahu sana besar)
6) En ro atau en vel (yang sana “tunggal”):
- Ya’au ning rahan en ro (Saya punya rumah yang sana)
- O mu habo en vel (Engkau punya perahu yang sana)
7) Hir ro atau hir vel (yang sana “jamak”):
- Rahan hir o bokbok (Rumah-rumah yang sana bagus-bagus)
- Habo hir vel lala’ai (Perahu-perahu yang sana besar-besar)
8) Den ro atau den vel (disana):
- I ni rahan na’a den ro (Dia punya rumah berada disana)
- Hir rir rahan na’a der vel (Mereka punya rumah berada disana)
Keterangan:
Dalam suatu kalimat majemuk, kata tunjuk jauh: en ro dan en vel, hir ro dan hir
vel, den ro dan den vel, dipakai sebagai suatu pembanding untuk menunjukkan
tempat atau letak yang berbeda. Sebagai contoh:
- Rahan en ro kot ne rahan en vel la’ai (Rumah yang itu kecil sedangkan
rumah yang itu besar). Kalimat ini maksudnya membandingkan dua buah
rumah yang berbeda ukuran dan letaknya.
- Rahan hir ro kotkot ne rahan hir vel lala’ai (Rumah2 yang itu kecil2
sedangkan rumah2 yang itu besar2). Kalimat ini maksudnya
membandingkan dua kelompok rumah yang berbeda ukuran dan
letaknya.

- 49 -
Do Taf’adir Veveu Evav

- Ya’au udok den ro ne O umdok den vel (Saya duduk disana sedangkan
engkau duduk disana). Kalimat ini maksudnya membandingkan dua
tempat duduk yang berbeda letaknya.

C. Kata Tunjuk Tujuan

1) Ti (kesitu):
- Ya’au uti (Saya kesitu)
- Ya’au uba ti (Saya berjalan kesitu)
2) Ma (kesini):
- O muma (Engkau kesini)
- O muba ma (Engkau berjalan kesini)
3) Ro (kesana):
- Am maro (Kami kesana)
- Am maba ro (Kami berjalan kesana)
4) Do (kemari):
- Im bido (Kalian kemari)
- Im biba do (Kalian berjalan kemari)

Keterangan:
(1) Dalam suatu kalimat majemuk, kata tunjuk tujuan: ti (kesitu) berpasangan
dengan ma (kesini), sedangkan ro (kesana) berpasangan dengan do (kemari),
dipakai sebagai pembanding untuk menunjukkan arah yang berbeda.
Sebagai contoh:
- Ya’au uba ti ma (Saya berjalan kesitu dan kesini)
- Am maba ro do (Kami berjalan kesana dan kemari)
- Ya’au uba ti ne O muba ma (Saya bejalan kesitu sedangkan engkau
berjalan kesini)
- Am maba ro ne Im biba do (Kami berjalan kesana sedangkan kalian
berjalan kemari)
(2) Kata Tunjuk Tujuan sebagaimana disajikan diatas merupakan dasar-dasar
pemahaman secara umum sebagai materi belajar. Sedangkan
penggunaannya yang lebih spesifik masih diperlukan penjelasan lebih lanjut
terkait kebiasaan tertentu di Kei, misalnya:
- Tujuan pergi ke suatu pulau dalam lingkungan kepulauan Kei, misalnya
dari pulau Kei Kecil ke pulau Kei Besar maka digunakan kata tunjuk
tujuan ro :

- 50 -
Do Taf’adir Veveu Evav

Ya’au uba ro Yuut (Saya pergi ke pulau Yuut |Kei Besar|). Bukan Ya’au
uba ti Yuut.
- Tujuan pergi ke suatu tempat di luar lingkungan kepulauan Kei, misalnya
dari Tual ke Surabaya maka digunakan kata tunjuk tujuan ti :
Ya’au uba ti Surabaya (Saya pergi ke Surabaya). Bukan Ya’au uba ro
Surabaya.

Kedua contoh diatas menunjukkan perbedaan penggunaan kata tunjuk


tujuan: ti dan ro. Nah, apakah penggunaan kedua kata tunjuk tujuan ini
dibedakan berdasarkan arah tujuan ke suatu tempat di timur atau di barat?
Jauh atau dekat? Pembahasannya akan dilanjutkan pada lain kesempatan.

Selain itu, dikenal juga kata tunjuk tujuan tertentu seperti: su (turun) dan rat (naik),
yang biasanya dipakai untuk menerangkan arah tujuan ke suatu tempat di utara
atau di selatan dalam lingkungan kepulauan Kei, misalnya:
- Seseorang dari kota Tual pergi ke kampung Dulla, maka dikatakan:
I enba su Dua (Dia pergi ke Dulla), karena Dulla terletak di bagian utara dari
Tual.
- Seseorang dari kota Langgur pergi ke kampung Danar, maka dikatakan:
I enba rat Danar (Dia pergi ke Danar), karena Danar terletak di bagian
selatan dari Langgur.

Pembahasan lebih lanjut tentang penggunaan kata tunjuk tujuan tertentu: su dan
rat akan dilanjutkan pada lain kesempatan.

- 51 -
Do Taf’adir Veveu Evav

LATIHAN KATA TUNJUK

Lengkapi kalimat-kalimat dibawah dengan Kata Tunjuk yang sesuai.


1) Kalian membeli celana ini a) Im bifaha serwau ……………
b) Im bifaha serwau ……………
2) Kita punyai rumah yang ini a) It did rahan ……………
b) It did rahan ……..……
3) Rumah-rumah yang ini besar-besar a) Rahan ……………… lala’ai
b) Rahan ……………… lala’ai
4) Dia duduk disini a) I endok ……………
b) I endok ……………
5) Perahu itu sudah rusak Habo ……………… sian rak
6) Perahu yang itu masih baik Habo ………………. hob bok
7) Kami membeli perahu-perahu yang itu Am mafaha habo ……………..
8) Bertha berdiri disitu Bertha endir ……………
9) Seseorang sana berjalan kesini a) Hira ……………. enba ……
b) Hira ……………. enba ……
10) Kebun yang sana punya Tomas a) Ve’e ……………. Tomas ni
b) Ve’e ……………. Tomas ni
11) Sampan-sampan yang sana punya a) Lebleb …………. mang Bugis rir
orang Bugis b) Lebleb …………. mang Bugis rir
12) Alo punya rumah berada disana a) Alo ni rahan na’a ………………
b) Alo ni rahan na’a ………………
13) Ayam berlari kesitu Manut nafla ………………
14) Burung-burung terbang kesana Man er’or ……….……
15) Anak-anak berlari kemari Koko rafla ………….…
16) Perahu besar itu berlayar kesini Habo la’ai …………. nafla ………………
17) Gantunglah baju itu disini a) Fakloi ravit ……....… na’a .......…..…
b) Fakloi ravit ……....… na’a ....……..…
18) Dia berlari kesana sedangkan saya I enba ………… ne Ya’au uba …………
berlari kesini

Kosakata: faha (beli) - serwau (celana) - rahan (rumah) - dok (duduk) - habo
(perahu) - sian (rusak) - rak (sudah/telah) - hob (masih/belum) - bok (baik/bagus)
- dir (berdiri) - ba (berjalan) - ve’e (kebun) - lebleb (sampan) - mang (orang) - or
(terbang) - la’ai (besar) - fakloi (gantungkan) - ravit (baju).

- 52 -
Do Taf’adir Veveu Evav

LIAT DALIL
PEPATAH – PERIBAHASA

“Kes u, yang mur” (Perbekalan di muka, persediaan di belakang).


HARI INI & HARI ESOK. Memperkuat perbekalan hidup di masa/generasi sekarang,
sekaligus memperkokoh persediaan hidup untuk masa/generasi mendatang. Sebuah
pesan untuk merawat kehidupan yang berkesinambungan. It lavur entok leran, ne
It fadad leran entok (Merusak itu tak sampai sehari, tetapi memperbaikinya sehari
tak cukup). Pesan ini juga bermakna bahwa memperbanyak perbuatan baik selagi di
dunia ini sebagai bekal kebahagiaan di akhirat kelak.

Tanam sasi laut (hawear) di Ohoiren, 2007 (koleksi Nilam Ratna)

“Tuv mehe entar felan, tuv ru entar tenain” (Beranak satu menambah cantik,
beranak dua semakin rupawan).

BUAH KEBAJIKAN. Anak sebagai simbol kebajikan, buah dari cinta kasih. Semakin
banyak berbuat kebajikan, semakin terhormatlah hidup seseorang. Jika keagungan
itu sebuah istana, dan kehormatan itu pilar-pilarnya, maka kebajikan adalah kedua-
duanya.

- 53 -
Do Taf’adir Veveu Evav

BAB VIII
KATA TANYA

Kata Tanya dipakai untuk menanyakan benda, orang, waktu, tempat, keadaan,
dan sebagainya.

A. Apa – untuk menanyakan tentang obyek, keadaan, perbuatan atau peristiwa.

1) Aka (apa – untuk menanyakan nama benda/obyek):


Afa i meman aka? (Barang/benda ini namanya apa?)
Kaba en ro meman aka? (Kapal yang sana namanya apa?)
2) Aka (apa – untuk menanyakan nama hari dan bulan):
Ler i leran aka? (Hari ini hari apa?)
Vuan i vuan aka? (Bulan ini bulan apa?)
3) Aka atau afaka (apa – untuk menanyakan suatu obyek):
Aka/afaka i? (Apa ini?)
Aka/afaka he? (Apa itu?)
Aka/afaka enloi den ro? (Barang/benda apa yg tergantung di sana?)
4) Aka atau afaka (apa – untuk menanyakan perbuatan/peristiwa):
O umdad aka/afaka he? (Engkau mengerjakan apa itu?)
Im bif’adir aka/afaka? (Kalian belajar apa?)
5) Aka nanweang dan utin aka (apa sebabnya / karena apa):
Aka nanweang umdo wa’id i? (Apa sebabnya engkau tidak datang?)
Aka nanweang yeam suhut i? (Apa sebabnya kakimu sakit?)
Utin aka muf’adir wa’id i? (Apa sebabnya engkau tidak belajar?) atau
Muf’adir wa’id i utin aka? (Engkau tidak belajar karena apa?)
Catatan: Penambahan partikel “i” pada akhir kalimat tanya diatas
(……….… wa’id i? atau ………… suhut i? ) sebagai suatu penegasan/konfirmasi
dalam logat/aksen bahasa.
Keterangan:
(1) Kata tanya: aka/afaka (apa – untuk menanyakan suatu obyek) dan aka
nanweang (apa sebabnya), diletakkan di awal kalimat.
(2) Kata tanya: aka/afaka (apa – untuk menanyakan nama benda/obyek,
nama hari/bulan, perbuatan/peristiwa), diletakkan di akhir kalimat.
(3) Kata tanya: utin aka (karena apa), dapat diletakkan di awal atau akhir
kalimat.

- 54 -
Do Taf’adir Veveu Evav

B. Siapa – untuk menanyakan tentang orang, namanya, miliknya, dan lain-lain.

1) Enbe atau hirabe (siapa “tunggal”):


Enbe/hirabe he? (Siapakah itu?)
Enbe/hirabe endir den ro? (Siapakah yang berdiri disana?)
2) Mangbe (siapa “jamak”):
Mangbe he? (Siapa-siapakah itu?)
Mangbe erdok den ro? (Siapa-siapakah yang duduk disana?)
3) Enbe ni atau hirabe ni (siapa yang punya “tunggal”):
Enbe/hirabe ni rahan i? (Siapa yang punya rumah ini?) atau
Rahan i enbe/hirabe ni? (Rumah ini siapa yang punya?)
4) Mangbe rir (siapa yang punya “jamak”):
Mangbe rir ravit hir he? (Siapa-siapa yang punya baju-baju itu?) atau
Ravit hir he mangbe rir? (Baju-baju itu siapa siapa-siapa yg punya?)
5) Enbe (siapa – untuk menanyakan nama orang):
O memam enbe? (Namamu siapa?)
O warim meman enbe? (Adikmu namanya siapa?)
I meman enbe? (Dia namanya siapa?)

Keterangan:
(1) Kata tanya: enbe atau hirabe (siapakah “tunggal”) dan mangbe (siapakah
“jamak”), diletakkan di awal kalimat.
(2) Kata tanya: enbe (siapa nama), diletakkan di akhir kalimat.
(3) Kata tanya: enbe ni atau hirabe ni (siapa punya “tunggal”) dan mangbe rir
(siapa punya “jamak”), dapat diletakkan di awal atau di akhir kalimat.

C. Bagaimana – untuk menanyakan keadaan atau kejelasan terhadap suatu hal.

1) Felbe (bagaimana)
Felbe? (Bagaimana? = Apa kabar?)
O mu ivar felbe? (Kabarmu bagaimana? = Apa kabarmu?)
O umfikir felbe? (Pemikiranmu bagaimana? = Bagaimana menurutmu?)
Aad warid na’a Evav rir ivar felbe? (Saudara2 kita di Kei kabarnya bagaimana?
Keterangan:
(1) Kata tanya felbe itu sendiri lazimnya dipakai sebagai “kata sapaan” ketika
saling berjumpa yang bermakna: ‘apa kabar’.
(2) Kata tanya: felbe (bagaimana) diletakkan di akhir kalimat.

- 55 -
Do Taf’adir Veveu Evav

D. Mengapa – untuk menanyakan alasan atau sebab suatu peristiwa/kejadian.

1) Felbe (mengapa):
Felbe Im bido wa’id i? (Mengapa kalian tidak datang?)
Felbe I ba naskol wa’id i? (Mengapa dia tidak pergi bersekolah?)
Kata tanya felbe, juga lazimnya ditambahkan partikel ‘ka’ yang berfungsi
sebagai suatu penegasan/konfirmasi sehingga kalimat diatas menjadi:
Felbe ka Im bido wa’id i? (Mengapa kalian tidak datang?)
Felbe ka I ba naskol wa’id i? (Mengapa dia tidak pergi bersekolah?)
2) Felbe vakbo (mengapa sehingga):
Felbe vakbo muf’adir wa’id i? (Mengapa sehingga engkau tidak belajar?)
Felbe vakbo vu’ut inan la’ai i? (Mengapa sehingga ikan harganya mahal?)
Felbe vakbo Ani enroon i? (Mengapa sehingga Ani menangis?
Keterangan:
(1) Penambahan partikel “i” pada akhir kalimat tanya diatas (…‘wa’id i’ atau
‘la’ai i’ atau ‘enroon i’ ) adalah sebagai suatu penegasan/konfirmasi dalam
logat/aksen bahasa.
(2) Kata tanya: felbe atau felbe ka (mengapa) dan felbe vakbo (mengapa
sehingga), diletakkan di awal kalimat.

E. Kapan – untuk menanyakan waktu suatu kejadian/peristiwa suatu keadaan.

1) Nanan be atau lafir (kapan):


Nanan be O um’il Evav? (Kapan engkau pulang ke Kei?) atau
O um’il Evav nanan be? (Engkau pulang ke Kei kapan?)
Lafir Anton enba Yabun? (Kapan Anton pergi ke Ambon?) atau
Anton enba Yabun lafir? (Anton pergi ke Ambon kapan?)
Keterangan:
Kata tanya nanan be dan lafir, dapat diletakkan di awal kalimat atau di akhir
kalimat.

F. Berapa – untuk menanyakan jumlah, waktu, besaran.

1) Fir (berapa – dipakai dengan satuan bantu bilangan):


Tomat fir? (Berapa orang?)
Vu’ut vuur fir? (Ikan berapa ekor?)
Im na’a Surbay vuan fir? (Kalian berada di Surabaya berapa bulan?)

- 56 -
Do Taf’adir Veveu Evav

Fir (berapa orang – dipakai dengan kata ganti orang “jamak”):


Im fir? (Kalian berapa orang?)
It fir? (Kita berapa orang?)
Hir fir? (Mereka berapa orang?)
Hir fir erba Surabaya? (Mereka berapa orang yg pergi ke Surabaya?)
2) Anfir (berapa banyak):
O mu ravit anfir? (Engkau punya baju berapa banyak?)
Im bir manut anfir (Kalian punya ayam berapa banyak?)
3) Arikfir (seberapa banyak):
O mu kubang arikfir? (Engkau punya uang seberapa banyak?)
Hir eryo’at vuut arikfir (Mereka mendapat ikan seberapa banyak?)
4) Fafir (berapa kali):
Leran ain Im bif’adir fafir? (Sehari kalian belajar berapa kali?)
I na’an rak fafir? (Dia makan sudah berapa kali?)
5) Nanan fir (berapa lama):
Im bidok Mangasar nanan fir? (Kalian tinggal di Makasar berapa lama?)
Ya’au uteok O fo nanan fir? (Saya menunggumu untuk berapa lama?)
6) Ba’ail be (berapa – menanyakan harga):
Tantan en i inan ba’ail be? (Cincin yang ini harganya berapa?)
O mu serwau he inan ba’ail be? (Engkau punya baju itu harganya berapa?)
Ba’ai be (berapa – menanyakan waktu):
Haran i jam ba’ail be? (Sekarang ini jam berapa?)
Ba’ail be (seberapa besar – menanyakan ukuran):
Ni lavar ba’ail be? (Lebarnya seberapa?)
Ni baloat ba’ail be? (Panjangya seberapa?)
O mu habo ba’ail be? (Engkau punya perahu seberapa besar?)
Im bir rahan ni lavar ba’ail be? (Kalian punya rumah lebarnya seberapa?)
Keterangan:
(1) Kata tanya: fir (berapa), anfir (berapa banyak), arikfir (seberapa banyak),
fafir (berapa kali), nanan fir (berapa lama), dan ba’ail be (berapa untuk
harga, waktu, besaran), semua diletakkan di akhir kalimat.

- 57 -
Do Taf’adir Veveu Evav

G. Mana, Dimana, Kemana, Dari mana – untuk menanyakan tempat, pilihan, dll.
1) Be (mana):
I be? (dia mana?) atau
I na’a be? (Dia di mana?)
Ali i be? (Ali dia mana?) atau
Ali i na’a be? (Ali dia di mana?)
Ali hov Alo hir be? (Ali dan Alo mereka mana?) atau
Ali hov Alo hir na’a be? (Ali dan Alo mereka di mana?)
2) Den be (dimana, kemana):
Hir den be? (Mereka dimana?) atau
Hir na’a den be? (Mereka ada dimana?)
O mu rahan den be? (Engkau punya rumah dimana?) atau
O mu rahan na’a den be? (Engkau punya rumah ada dimana?)
Im bidok den be? (Kalian duduk/tinggal dimana?)
Hir erba denbe? (Mereka pergi kemana?)
3) Ain be (yang mana):
O mu buuk ain be? (Engkau punya buku yang mana?)
I ni manut ain be? (Dia punya ayam yang mana?)
Im bir rahan ain be? (Kalian punya rumah yang mana?)
4) Tav be (dari mana) dan ho be (ke mana):
Im bitav be? atau Im tav be? (Kalian dari mana?) 12
Im biho be? atau Im ho be? (Kalian mau ke mana?)
Habo i entav be? (Perahu ini dari mana?)
O umho be? (Engkau ke mana?)

H. Bentuk Kata Tanya lainnya.

Selain kata-kata tanya tersebut diatas, ada beberapa kata/frasa 13 tertentu yang
juga berfungsi membentuk kalimat bertanya.
1) Penambahan partikel ‘a’ atau ‘wa’ pada akhir kalimat/pernyataan (+/-
sama arti dengan partikel ‘kah’ dalam bahasa Indonesia):
Alo hauk entub a? (Alo mau tidurkah?)
Alo entub rak a? (Alo sudah tidurkah?)
12 Pertanyaan: Im bitav be? atau Im tav be? juga berarti ‘Kalian berasal dari mana?’. Untuk
memperjelas pertanyaannya, sebaiknya bertanya seperti: Im bitav ohoi be? (= Kalian berasal dari
kampung mana?).
13 Frasa adalah gabungan kata yang tidak mempentuk kalimat sempurna tetapi mempunyai

satu makna tertentu.


- 58 -
Do Taf’adir Veveu Evav

Alo entub hob a? (Alo belum tidurkah?)


Ali hauk enba wa? (Ali mau pergikah?)
Ali enfaha mu’u wa? (Ali membeli pisangkah?)
Ali ni habo i wa? (Ali punya perahu inikah?)
Keterangan: Partikel ‘a’ sebagai partikel tanya diletakkan pada akhir
kalimat dimana kata terakhirnya berhuruf konsonan (huruf mati).
Sedangkan partikel ‘wa’ diletakan pada akhir kalimat dimana kata
terakhirnya berhuruf vokal (huruf hidup).
2) … te hob (apakah … ataukah belum) untuk mengkonfirmasi perihal ‘sudah
atau belum’:
I naf’adir te hob (Apakah dia sudah belajar ataukah belum?)
Hir erdo te hob? (Apakah mereka sudah datang ataukah belum?)
O mu’an benau te hob? (Engkau sudah makan makanan ataukah belum?)
3) … te wa’id (apakah … ataukah tidak) untuk mengkonfirmasi perihal ‘ya atau
tidak’:
Im bihov vuk te wa’id? (Apakah kalian ikut juga ataukah tidak?)
Agus enba ve’e te wa’id? (Apakah Agus pergi ke kebun ataukah tidak?)
Hir raf’adir te wa’id? (Apakah mereka belajar ataukah tidak?)
4) … te felbe (apakah … ataukah bagaimana) untuk menanyakan pendapat
orang lain:
Ya’au uhov vuk te felbe? (Apakah saya ikut juga ataukah bagaimana?)
Am maba lain u te felbe? (Apakah kami pergi duluan ataukah bagaimana?)

- 59 -
Do Taf’adir Veveu Evav

LATIHAN KATA TANYA


Lengkapi kalimat-kalimat dibawah ini dengan Kata Tanya yang sesuai.
1) Apa ini? …………… i? Atau ……………….i?
2) Siapa itu? a) …………… he?
b) …………… he?
3) Esok hari apa? Meran leran …………………?
4) Kapan kalian hendak pergi? a) …………… Im hauk biba?
b) Im hauk biba …………….?
5) Berapa harga baju yang ini? Ravit en i inan …………….?
6) Mengapa engkau tidak tidur? a) ……………… O umtub hob i?
b) ……………… O umtub hob i?
7) Siapa yang punya kuda besar itu? a) ……………… lajaran la’ai he?
b) ……………… lajaran la’ai he?
8) Berapa lama kalian tinggal di Manado? Im bidok Manado ………………..?
9) Dimanakah dia berada? I na’a ………………?
10) Siapakah namanya? I meman ………………?
11) Bungkusanku dimana? Ya’au ning bakvil na’a …………?
12) Bagaimana kabar ibumu? O renam ni ivar ………………?
13) Rumahnya yang mana? I ni rahan ……….…………?
14) Cincinmu berapa banyak? O mu tantan ………..…………?
15) Mengapa Etus tidak menunggu kita? ………….… Etus nateok It wa’id i?
16) Apa sebabnya engkau sedih? a) ……………… O mu masuhun i?
b) O mu masuhun i …………….?
17) Rumah yang besar sana punya siapa? a) …………………… rahan la’ai ro?
b) ………..………… rahan la’ai ro?
18) Apakah kalian sudah belajar Im bif’adir ……………….…….………?
ataukah belum?
19) Apakah Alo pergi bersekolah Alo ba naskol ………………………..?
ataukah tidak?
20) Apakah kita pergi sekarang ini atau It taba haran i …………………..?
bagaimana?

Kosakata: i (ini) – he (itu) – meran (esok) – leran (hari) - hauk (mau, hendak) –
ba (pergi, berjalan) – ravit (baju) – inan (harga, nilai) – tub (tidur) – lajaran (kuda)
– la’ai (besar) – dok (tinggal, duduk) – na’a (ada, berada) – mem (nama) – bakvil
(bungkusan) – ren (ibu) – ivar (kabar, berita) – rahan (rumah) – tantan ( cincin)
– teok (tunggu, nanti) - masuhun (sedih) – f’adir (belajar) – ba (pergi, berjalan) –
skol (sekolah) – haran i (sekarang ini).

- 60 -
Do Taf’adir Veveu Evav

LIAT DALIL

PEPATAH - PERIBAHASA

“Kurba enmat human entok fid, ne kerkim enmat human en’yal nuhu” (Kerbau
mati bauhnya tak sampai ke pintu, sedangkan semut mati bauhnya meliputi negeri).

KRITIK SOSIAL. Perkara2 besar atau kesalahan sang pembesar (penguasa/pejabat)


dikecil-kecilkan, ditutup rapat. Sebaliknya perkara2 kecil atau kesalahan si orang
kecil (rakyat jelata, bawahan) dibesar-besarkan, dibuka lebar. Keadaan begini
memang terjadi di tengah-tengah kehidupan kita.

Jalan raya dan rumah-rumah di tepi pantai, ciri perkampungan di Kei, 1920an
(NMVW-Collectie)

“Vat vu’ar nasleb il su wirin, ne vat wirin nasleb il rat vu’ar” (Batu di gunung terguling
ke lembah, sedangkan batu di lembah berguling ke gunung).

ANTIKLIMAKS. Oleh karena kecerobohannya, seorang atasan jatuh kedudukan dan


kehormatannya; sedangkan oleh karena ketekunannya, seorang bawahan berhasil
mencapai kedudukan tinggi lagi terhormat. Memang, sifat takabur itu berteman
baik dengan kecerobohan dan kecerobohan adalah pangkal kejatuhan. Tetapi
ketekunan akan membawamu mencapai cita-cita.

- 61 -
Do Taf’adir Veveu Evav

BAB IX
KATA ULANG

Kata Ulang adalah kata turunan yang berasal dari perulangan kata dasar sehingga
menimbulkan arti/makna yang baru. Perulangan kata ini berupa perulangan
secara utuh atau sebagian tanpa perubahan bunyi vokalnya ataupun dengan
perubahan bunyi vokalnya.
Kata Ulang Kata Dasar
1) fikfikir (pemikiran, buah pikir) fikir (pikir)
2) kotkot (kecil-kecil) kot (kecil)
3) lala’ai (besar-besar) la’ai (besar)
4) lalain (dahulu, waktu lampau) lain (duluan)
5) lerleran (sehari-hari) leran (hari)
6) matmatan (kematian) mat (mati)
7) metmetan (berkelompok-kelompok) metan (kelompok)
8) ngamirmiran (gelap gulita) ngamiran (gelap)
9) roro (jauh) ro (sana)
10) siksikar (nyanyian, lagu) sikar (nyanyi)
11) sisian (keburukan, kerusakan) sian (buruk, rusak)
12) sobsob (persembahan, permohonan) sob (sembah, mohon)
13) teteen (orang-tua, leluhur) teen (induk)
14) vavain (kehidupan) vain (hidup, berdaya)
15) ad’adir (ajaran, pengajaran), id’adir adir (ajar)
(mengajar-ngajari)
16) banbanan (pelancongan, perjalanan), ba (berjalan)
binbanan (melancong-lancong)
17) batbatang (penjagaan, pelindungan), batang (jaga)
bitbatang (menjaga-jaga)
18) bebeen (permainan), bibeen (bermain- been (main)
main)
19) busbusung (teka-teki), bisbusung (me busung (terka)
nerka-nerka)
20) fangnanan (pengasihan, kerinduan), fangnan (kasih, rindu)
fangninan (mengasih-ngasihi)
21) futfutar (pemutar, pemutaran), fitfutar futar (putar)
(memutar-mutari)
22) haruvruv (keabu-abuan, berdebu), haruv (abu, debu)
harivruv (berdebu-debu)

- 62 -
Do Taf’adir Veveu Evav

23) kabkabil (pengait), kibkabil (mengait- kabil (kait)


ngait)
24) lamlamur (kekacauan, pengacau), lamur (kacau)
limlamur (mengacau-ngacau)
25) lavlavur (perusakan, perusak), livlavur lavur (merusak)
(merusak-rusaki)
26) masusuhun (kesedihan, kedukaan), masuhun (sedih, duka)
masisuhun (bersedih-sedih)
27) mayuyuun (kesayangan), mayiyuun mayuun (sayang)
(menyayang-nyayangi)
28) raraha (pengasah, batu asah), riraha raha (asah)
(mengasah-asah)
29) tuntunan (kebenaran, keaslian), tunan (benar, asli)
tintunan (sebenar-benarnya)
30) tuvtuvang (tertutup), tivtuvang (me tuvang (tutup)
nutup-nutupi)
31) vatvatun (terbuka), vitvatun (mem vatun (buka)
buka-bukai)
32) vavaik (hasil masakan, rebusan), vivaik vaik (masak, rebus)
(memasak-masak, merebus-rebus)
33) yaryar (pengasohan, peristirahatan), yar (mengaso, istirahat)
yiryar (mengaso-ngaso)

Dan sebagainya.

Keterangan:
(1) Pada umumnya perulangan kata terjadi pada atau diambil dari suku kata
pertama dari kata dasar.
(2) Ada kata-kata dasar yang mengalami perulangan kata tanpa perubahan
bunyi vokalnya (contoh 1 sampai 14), dan ada pula kata-kata dasar yang
mengalami perulangan kata dengan perubahan bunyi vokalnya (contoh 15
sampai 33).

- 63 -
Do Taf’adir Veveu Evav

LIAT DALIL
PEPATAH-PERIBAHASA

Batahan ta’an, ne mat tanginik” (yang sudah matang baiklah kita makan, sedangkan
yang masih mentah baiklah kita kupas lebih dahulu).
KEHATI-HATIAN. Boleh percaya terhadap sesuatu yang sudah pasti kebenarannya,
tetapi sesuatu yang belum pasti kebenarannya hendaklah diselidiki terlebih dahulu.
Kebenaran itu sederhana saja tetapi orang menafsirkannya menjadi rumit, maka
berhati-hatilah. Awalilah dengan menjadi orang benar, bukan orang yang merasa
diri benar. Sebab orang benar tidak berfikiran bahwa dirinyalah yang paling benar,
tetapi orang yang merasa diri benar berfikiran bahwa dirinyalah yang paling benar.

“Pasukan Pengibar Bendera”, Lodar El – Tual, 1950an (Koleksi Pribadi)

“Toel u, savak mur” (Tataplah ke muka, perhatikanlah di belakang).


PERTIMBANGAN & KEWASPADAAN. Setiap perencanaan memerlukan
pertimbangan, dan suatu pelaksanaan memerlukan kewaspadaan. Maka tataplah
masa depanmu dengan penuh optimis, dan petiklah pengalaman sebagai pengajaran
yang berharga bagimu. Pengetahuan akan menuntunmu menuju masa depan dan
pengalaman membimbingmu di jalan yang benar.

- 64 -
Do Taf’adir Veveu Evav

BAB X
KATA MAJEMUK

Kata Majemuk adalah kata turunan yang berasal dari pemajemukan atau
penggabungan/kombinasi dua kata sehingga menimbulkan arti/makna yang baru.
Pemajemukan kata ini dapat berupa penggabungan dua kata yang setara/sejenis,
ataupun penggabungan/kombinasi dua kata yang tak setara/tak sejenis.
Kata Majemuk Kata Asal
1) ai warat (pepohonan di hutan) ai (kayu), warat (tali, sulur akar)
2) batang haraang (pemeliharaan) batang (jaga), haraang (rawat)
3) fook wasil (tipu daya) fook (bohong, dusta), wasil (tipu)
4) kesyang (perbekalan, persediaan) kes (bekal), yang (sediaan, simpanan)
5) kevbangil (perkelahian) kev (tumbuk), bangil (pukul)
6) kidyaan (sahabat) kid (pasangan), yaan (teman)
7) leengloak (mempertimbangkan) leeng (mentaksir), loak (menilai)
8) melya’an (pemuka masyarakat) mel (bangsawan), ya’an (kakak, tetua)
9) nam nuhutel (samudera) nam (laut dalam), nuhutel (laut lepas)
10) nuhumet (negeri, tanah air) nuhu (pulau), met (perairan/pantai)
11) ravit sibo (sandang) ravit (baju), sibo/esbo (kain, sarung)
12) sib surak (menasehati) sib (memberi pesan), surak (memberi
teladan)
13) teenya’an (pemuka masyarakat) teen (orang tua, induk), ya’an (kakak)
14) tun avun (pembakaran) tun (panggang), avun (bakar)
15) tur adir (mengajari, mendidik) tur (tunjuk), adir (ajar)
16) tuv har (generasi) tuv (keturunan), har (angkatan)
17) uun matan (pemuka masyarakat) uun (kepalanya), matan (matanya)
18) vat baran (suami isteri) vat (wanita), baran (pria)
19) veen hanaan (amanat seseorang) veen (suaranya), hanaan (nafasnya)
20) vusin manan (lestari, abadi) vusin (keras, kokoh), manan (lama,
bersifat tetap)
21) wear benau (pangan) wear (air, minuman), benau (makanan)
22) yaat waraian (kehutanan) yaat (hutan primer), warain (hutan
sekunder)
23) dokrahan (melahirkan) dok (berdiam, tinggal), rahan (rumah)
24) dokmol (bertirakat, berpantang) dok (berdiam), mol (pemali, pantangan)
25) lanlelean (angkasa, dirgantara) lan (langit), lean (celah, antara)
26) lelanmulin (bagian istimewa/ lelan (kehidupannya), mulin (keramat)
sakral)
27) lelwai (nasib, jalan hidup) lel (kehidupan), wai (tempat)
- 65 -
Do Taf’adir Veveu Evav

28) mang’ohoi (pihak mempelai mang (orang-orang), ohoi (kampung)


wanita)
29) matwain (pilihan hati) mat (mata), wain (tanda, bekas)
30) ohoiratut (masyarakat umum) ohoi (kampung), ratut (seratus)
31) ohoitom (kampung tua/asli/situs) ohoi (kampung), tom (sejarah, ceritera)
32) rahantet (kediaman keluarga) rahan (rumah), tet (pendopo)
33) rahanyam (kekerabatan semarga) rahan (rumah), yam (bapak)
34) riinrahan (rumah tangga) riin (kamar, bilik), rahan (rumah)
35) savarngil (seruling) savar (siul), ngil (nyaring, merdu)
36) savaldiu (jungkir balik) saval (balik), diu (pantat)
37) teabel (kekerabatan antar tea (gores, iris), bel (darah)
kampung/kelompok tertentu)
38) tomtad (peninggalan sejarah) tom (cerita, hikayat), tad (bukti)
39) urwar (bersaudari) ur (saudari), war (adik)
40) utinkain (leluhur, asal usul) utin (pangkal), kain (situs, bekas)
41) vatroa (tepi pantai) vat (batu), roa (laut)
42) vev’aroan (ramuan obat2an) vev (bungkus dan kebat), aroan (obat)
43) ya’anwar (bersaudara) ya’an (kakak), war (adik)
44) yante (sekeluarga) yan (anak), te’/teen (induk, orang-tua)
45) yan’ur (pihak mempelai pria) yanan (anaknya), uran (saudarinya)
46) yelim (sumbangan, bantuan) ye (kaki), lim (tangan)

Dan sebagainya.
Keterangan:
(1) Pada umumnya pembentukan kata majemuk – terutama kombinasi dua
kata yang tak setara/tak sejenis – sehingga menimbulkan arti/makna baru,
berhubungan erat dengan cara pandang tradisional dan mengandung makna
folosofi tertentu. Misalnya:
- Dokrahan (melahirkan/ibu bersalin), disebut demikian berdasarkan suatu
tradisi bahwa jika seorang ibu melahirkan maka ia hendaknya berdiam
diri ( dok ) di dalam rumah ( rahan ) selama +/- 40 hari sambil berdiang di
perapian dan meminum obat2an untuk melancarkan air susu ibu dan
pemulihan diri.
- Yelim (sumbangan, urun dana/tenaga/bahan), bermakna saling tolong
menolong dalam berbagai hal. Disebut demikian karena sumbangan itu
merupakan pemberian sukarela dari apa yang dihasilkan dari jalannya
kaki ( ye ) yang kerjanya tangan ( lim ).
(2) Kata majemuk dari penggabungan dua kata yang setara/sejenis (contoh 1
sampai 22), dan kata majemuk dari kombinasi dua kata yang tak setara/tak
sejenis (contoh 23 sampai 46).

- 66 -
Do Taf’adir Veveu Evav

LIAT DALIL

PEPATAH-PERIBAHASA

“Habo la’ai nafla tahit, habo kot nafla vuk tahit” (Perahu besar berlayarnya di laut,
perahu kecil pun berlayarnya di laut).

KITA BISA! Setiap orang diberi waktu dan kesempatan, demikian pula setiap orang
dihadapkan pada cobaan, tak peduli siapa dia. Yang berbeda adalah kemauan untuk
memanfaatkan waktu dan kesempatan itu, dan kegigihan untuk menghadapi
cobaan. Seperti laut tersedia untuk dilayari dengan gelombang sebagai tantangan,
tak peduli perahu besar ataukah perahu kecil, dan engkaulah nahkodanya. Setiap
nahkoda tentu tahu betul kondisi dan kemampuan perahunya, ia juga tahu alur
pelayarannya. Demikian itulah kita mengarungi lautan kehidupan ini dengan segala
cobaannya. Maka optimalkan talenta yang engkau punya, dan minimalkan keluh
kesah yang melelahkan. Dimana ada kamauan, disitu ada jalan. Kita bisa!

Perahu belan ini dipakai selama ekspedisi Sibolga (survey biota laut) 1899-1900
(NMVW-Collectie)

- 67 -
Do Taf’adir Veveu Evav

BAB XI
KATA TURUNAN LAINNYA

Selain dari Kata Ulang dan Kata Majemuk yang merupakan bentuk-bentuk kata
turunan melalui proses perulangan dan pemajemukan (lihat Bab IX dan Bab X),
berikut ini adalah bentuk-bentuk kata turunan lainnya melalui proses
pengimbuhan dengan ataupun tanpa variasi bunyi vokal tertentu. Pengimbuhan
terhadap kata asal ini menimbulkan arti/makna baru dalam bentuk Kata Benda,
Kata Sifat, ataupun Kata Kerja.
1) Awalan “ba”, “bar” dan “bak” membentuk beberapa kata benda konkret, kata
benda abstrak. Sebagai contoh:
Kata Turunan Kata Asal
bafof (benda hanyutan) fof/fok (hanyut)
bangilwau (kayu pelempar) ngilwau (lempar dgn sepotong kayu)
bavil (bungkusan) vil (bungkus)
bamiir (tali penusuk) miir (merangkai hasil buruan dgn tali
penusuk)
basib (penyumbat) sib (sumbat)
bangutun (penutup) ngutun (tutup)
barihing (pengalas lantai) rihing (mengalas lantai)
banoar (bahan/alat jahit) hoar (jahit)
basukat (pengukur, pembanding) sukat (ukur, banding)
bardingil (palang pengunci) dingil (palang/kunci pintu/jendela)
barkain (berkepandaian) kain (pandai)
barwel (berarakan) wel (lenggang, baris)
bak’eak (tali pengikat) eak (ikat)
bakreat (hiasan) reat (hias)
bakean (pakaian) ean (jalin, tenun)

2) Awalan “ma” membentuk beberapa kata benda yang bermakna ‘suatu


peristiwa”, ‘perihal’. Sebagai contoh:
Kata Turunan Kata Asal
madivun (persidangan, musyawarah) divun (sidang, runding, rapat)
mahair (pembukaan, pembebasan) hair (buka, gelar)
maluruk (permandian, pemandian) luruk (mandi)
malulin (kerajinan, kebaikan) lulin (rajin, baik)
malaan (pengejaran) laan (kejar)

- 68 -
Do Taf’adir Veveu Evav

maroman (intisari/hasil perasan) roman (ramas, peras)


mananan (lestari, kesinambungan) nanan (jangka waktu, selama)
malukat (pergurauan) lukat (gurau, kelakar)
maroin (peratapan) roin (ratap)
malehar (pengusahaan, peng- lehar (usaha, upaya, ongkos)
ongkosan)

3) Awalan “mar” membentuk beberapa kata benda yang bermakna ‘pelaku’,


‘profesi’. Sebagai contoh:
Kata Turunan Kata Asal
mar’ai (tukang kayu) ai (kayu)
mar’ail (nelayan) ail (alat pancing)
marhoba (perantau) hoba (rantau)
marve’e (petani, pekebun) ve’e (kebun)
marvutun (pendatang, orang asing, vutun (perbukitan, pedalaman, per-
tamu) batasan)
maryab (pengrajin/pekarya) yab (karya, kerajinan tangan)
marhabo (tukang perahu) habo (perahu)
mar’ohoi (penduduk kampung) ohoi (kampung)
marwad (pemburu) wad (hewan buruan)
maryadat (orang/sesuatu yg ber- adat (adat)
mutu)

4) Awalan “ka” membentuk beberapa kata benda yang bermakna ‘sifat’, ‘alat’,
‘tempat’. Sebagai contoh:
Kata Turunan Kata Asal
kakain (pengetahuan, kepandaian) kai/kain (tahu, mengerti, pandai)
kakail (penggaet, bantal guling) kail (gaet, kait, rangkul)
kaloi (gantungan, penggantung) loi (gantung, apung)
kamoan (berwatak pendiam) moan (diam)
kavul (bungkusan merah, jimat) vul (merah)
kalavar (rak dari papan yang lebar) lavar (lebar)
katar (perisai) tar (sokong, tadah, tahan)
katlean (ruangan tengah rumah) lean (ruang, celah, tengah)
kasoin (pinggiran, tepian) soin (pinggir, tepi, batas)

5) Awalan “nga” membentuk beberapa kata sifat/keadaan yang bermakna


‘dalam keadaan’, ‘bersifat’. Sebagai contoh:
Kata Turunan Kata Asal
ngabor (berwatak pencuri) bor (curi)
- 69 -
Do Taf’adir Veveu Evav

ngabobar (berwatak petakut) bobar (takut)


ngalulin (berwatak rajin, murah hati) lulin (rajin, baik)
ngabetan (bersifat kikir, pelit) betan (busuk, basi)
ngaroon (berwatak cengeng) roon (menangis)
ngaboar (berwatak petualang) boar (berpetualang, melancong)
ngamarut (bersifat jinak) marut (jinak)
ngamoan (berwatak pendiam) moan (diam)

6) Awalan “var” membentuk beberapa kata sifat/keadaan/keterangan yang


bermakna ‘berlebihan’, ‘terlalu’, ‘suka melakukan’. Sebagai contoh:
Kata Turunan Kata Asal
varbenau (banyak makannya/rakus) benau (makanan)
var’inan (berharga/bernilai mahal) inan (harganya/nilainya)
varngarehe (suka marah, agresif) ngarehe (watak pemarah)
varngerehi (banyak bicara, cerewet) ngarehi (bicara, kata-kata)
varminat (rasanya enak/sedap sekali) minat (enak/sedap)
varteran (banyak teman) teran (teman, kawan)
varvuan (lebat buahnya) vuan (buahnya)
var’ihin (banyak dagingnya, berotot) ihin (dagingnya)
varlurin (banyak tulangnya) lurin (tulangnya)
varminan (banyak lemaknya, gemuk) minan (lemaknya)
varvuun (lebat bulunya) vuun (bulunya)
varyatan (besar maunya, bernafsu) yatan (hatinya)

7) Awalan “fa” dan “fang” membentuk beberapa kata kerja yang bermakna
‘melakukan sesuatu’, ‘menyebabkan sesuatu’ . Sebagai contoh:
Kata Turunan Kata Asal
fa’adir (mengajari/~kan) adir (ajar)
fadir (memberdirikan) dir (berdiri)
fabobar (menakuti) bobar (takut)
fadok (mendudukkan, memasangkan) dok (duduk)
famem (menamai/-kan) mem (nama)
fa’an (memberi makan) an (makan)
favul (memerahi/-kan) vul (merah)
fangiar (memutihi/-kan) ngiar (putih)
fabod (membodohi/-kan) bod (bodoh)
fadad (memperbaiki) dad (kerja)
famal (mengaibi/-kan) mal (aib)
fahu (menyuluh ikan) hu (suluh, obor)
fangsear (menguati, membugarkan) sear (segar, bugar)

- 70 -
Do Taf’adir Veveu Evav

fangvait (memperbaharui/-kan) vait (hidup, baru)


fangvain (memberdayai/-kan) vain (daya hidup, semangat)

Selain itu, awalan “fa” juga membentuk beberapa kata benda, kata
sifat/keterangan seperti:
famur (yg belakangan, yg kemudian) mur (belakang)
famas (yang keemasan) mas (emas)
fanean (pertanda) neat (tanda, alur)
fatetat (pahat) tetat (putus)

8) Awalan “fak/kaf” membentuk beberapa kata kerja yang bermakna ‘saling’,


‘berbalasan’. Sebagai contoh:
Kata Turunan Kata Asal
fakbangil/kafbangil (baku pukul) bangil (pukul)
faklaan/kaflaan (baku kejar) laan (kejar)
faktev/kaftev (baku lempar) tev (lempar)
faktuak/kaftuak (baku tolak) tuak (tolak)
fakbit/kafbit (baku tendang) bit (tendang)
faktuung/kaftuung (baku tolong) tuung (tolong)
fakwer/kafwer (baku tarik) wer (tarik)

9) Awalan “ha” dan “hang” membentuk beberapa kata kerja yang bermakna
‘menjadi’. Sebagai contoh:
Kata Turunan Kata Asal
hababur (bernanah) babur (nanah)
habar (membengkak) bar (bengkak)
hame’ar (menyembuh) me’ar (sembuh/pulih dari luka)
hanil (melicin, mengkilap) nil (licin, kilap)
haruan (berkelit, mengelak) ruan (tepis, tangkal)
havul (memerah) vul (merah)
hatom (menguning) tom (kuning)
habir (membiru) bir (biru)
hangiar (memutih) ngiar (putih)
hangruhu (memiring pada satu sisi) ruhu (sisi samping)

Selain itu, awalan “ha” juga membentuk beberapa kata benda seperti:
hala’ai (pembesar masyarakat) la’ai (besar)
hakratat (petinggi masyarakat) kratat (tinggi)
hama’an (makan bersama) ma’an (kami makan)
- 71 -
Do Taf’adir Veveu Evav

haratut (himpunan warga sekampung) ratut (ratusan)


hamaren (kegotong-royongan) maren (gotong-royong)

10) Awalan “kab” membentuk beberapa kata kerja yang bermakna ‘melakukan
perbuatan’, ‘akibat dari perbuatan’. Sebagai contoh:
Kata Turunan Kata Asal
kablamur (mengacau, sembrono) lamur (kacau)
kabten (mengejan) ten (ejan)
kabfook (mendustai) fook (dusta)
kabwasil (menipu) wasil (tipu)
kabyau (menerkam untuk menangkapi) yau (raih, tindih)
kabnis (mengaisi, mematuk-matuki) is (kais, patuk)
kabra’auk (meraupi) ra’auk (raup)
kabrer (merabai) rer (raba, urut)
kabhaur (terhempas, terjerembab) haur (ayun pukulan)
kabfar (terbanting) far (banting)

11) Akhiran “an” membentuk kata benda. Sebagai contoh:


Kata Turunan Kata Asal
adan (tua, menjadi kering) ad (kering)
desan (potongan, irisan) des (iris agak besar)
kotan (sempit) kot (kecil)
kamaran (kekeringan) kamar (kering)
human (bauh) hum (cium/membauh)
leran (hari) ler (matahari)
rokan (potongan, irisan) rok (iris kecil2)
roran (uap panas) ror (asar)
ratan (atas, diatas) rat (naik, ke atas)
tuban (dipan, tempat tidur) tub (tidur)
vovan (bagian bawah/pangkal) vov (arah kebawah)
yeban (cahaya, sinar) yeb (menyinari, menerangi)

Terdapat juga beberapa akhiran lain seperti “in” dan “un”:


Kata Turunan Kata Asal
dafin (tingkatatan, lapisan) daf (tingkat, lapis)
murin (area belakang/area luar) mur (belakang)
isin (mengupas) is (mematuk)
kumin (hasil kikisan) kum (kikis)
valin (berjelma, bertukar, berganti) val (balik)

- 72 -
Do Taf’adir Veveu Evav

yalin (sekitarnya, sekelilingnya) yal (mengitar, mengeliling)


bavilun (bantalan) bavil (bungkusan)
harubun (kesuburan, menyubur) harub (subur)
yavun (injakan, tumpuan) yav (tumpu)

- 73 -
Do Taf’adir Veveu Evav

MISIL MASAL

PERUMPAMAAN-PERIBARATAN

“Felak karit entub vat” (Bagai gurita hinggap di bebatuan).

PENYESUAIAN DIRI. Setiap lingkungan punya tatacara, adat-istiadat dan norma


hidup sendiri-sendiri. Maka pertama-tama bukanlah lingkungan dipaksa untuk
menyesuaikan diri terhadap kita, tetapi kitalah yang menyesuaikan diri terhadap
lingkungan dimana kita berada, sambil memperbaiki apa-apa yang perlu kiranya
diperbaiki dalam lingkungan itu sebagai andil keberadaan kita.

“Waun kerkim er dad rir ohoi” (Seperti semut membangun sarangnya).

ETOS KERJA. Pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama, bahu-membahu,


dalam keteraturan dan kedisiplinan. Etos kerja seperti semut inilah menjadi
perhatian sejak dahulu. Sang Hikmat berkata: Wahai pemalas, pergilah kepada semut,
perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak! Tanpa diatur-atur, tanpa diawas-awasi,
mereka membangun sarangnya dan mengumpulkan persediaan makanan dengan
rajin. Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi hati orang rajin diberi kelimpahan”.

- 74 -
Do Taf’adir Veveu Evav

Disamping kata-kata turunan tersebut diatas, ada pula bentuk kata turunan yang
khusus berhubungan dengan pembentukan kata kerja melalui proses
pengimbuhan.

Pengimbuhan dimaksud dengan menggunakan bentuk kata ganti orang


pengganti: ‘na’ (dia) sebagai suatu awalan dasar sekaligus bermakna ‘tunggal’.
Dan menggunakan bentuk kata ganti orang pengganti: ‘ra’ (mereka) sebagai
suatu awalan dasar sekaligus bermakna ‘jamak’.

1) Awalan “naf”/“raf” membentuk kata kerja yang bermakna ‘menjadi’, ‘bersifat’,


‘berwatak’, ‘berkeadaan’. Sebagai contoh:

Kata Turunan Kata Asal


nafyaat/rafyaat (menghutan) yaat (hutan)
nafhumang/rafhumang (bermendung) humang (mendung)
naf’adat/raf’adat (beradat) adat (adat)
nafve’e/rafve’e (berkebun) ve’e (kebun)
navhavil/rafhavil (berdagang) havil (dagang)
nafbakean/rafbakean (berpakaian) bakean (pakaian)
naftaver/raftaver (menjadi jejaka) taver (jejaka)
nafteteen/rafteteen (berwatak tetua) teteen (orang-tua, tetua)
nafkahai/rafkahai (berwatak kekanakan) kahai (kanak-kanak)
nafkain/rafkain (berkepandaian) kain/kai (pandai/tahu)
nafmayek/rafmayek (bergaya) mayek (gaya)
nafkabi/rafkabi (berasa keasaman) kabi (asam)
nafkafer/rafkafer (berasa kepahitan) kafer (pahit)
nafkalun/rafkalun (bermanja) kalun (manja)
nafbaloat/rafbaloat (berukuran panjang) baloat (panjang)
nafkratat/rafkratat (berukuran tinggi) kratat (tinggi)
nafkanimun/rafkanimun (menjadi utuh) kanimun (utuh, antero)
nafwolean/rafwolean (menjadi terang) wolean (terang)
nafngamiran/rafngamiran (menjadi gelap) ngamiran (gelap)

Selain awalan naf/raf, ada juga awalan nav/rav dan nab/rab dengan makna
yang sama. Sebagai contoh:

Kata Turunan Kata Asal


navyoel/ravyoel (berguguran) yoel (gugur)
navyaduk/ravyaduk (berguncangan) yaduk (guncang)
navruak/ravruak (bergegasan, bereaksi) ruak (segera, serentak)
navraha/ravraha (beruntuhan, terbongkar) raha (runtuh, bongkar)

- 75 -
Do Taf’adir Veveu Evav

nabluung/rabluung (berlengkungan) luung (lengkung)


nabrungun/rabrungun (beremukan) rungun (remuk)
nabkurat/rabkurat (berkeriput) kurat (keriput)

Catatan:
(1) Awalan naf/raf tidak diterapkan pada kata asal yang berhuruf awal ‘f’.
(2) Awalan nav/rav tidak diterapkan pada kata asal yang berhuruf awal ‘v’.
(3) Awalan nab/rab tidak diterapkan pada kata asal yang berhuruf awal ‘b’.

2) Awalan “nam/ram” membentuk kata kerja yang bermakna ‘sudah/telah


terjadi’ atau ‘dalam keadaan’.

Kata Turunan Kata Asal


nam’ad/ram’ad (mengering) ad (kering)
nam’avun/ram’avun (terbakar) avun (bakar)
namdir/ramdir (tertegak, menegak) dir (berdiri)
namdinik/ramdinik (teruncing) dinik (runcing)
namdingil/ramdingil (terkunci, terganjal) dingil (kunci/ganjal)
namsair/ramsait (terobek) sait (robek)
namlavur/ramlavur (terusak/menjadi rusak) lavur (merusak)
namhain/ramhain (terbuka/lepas ikatannya) hain (buka ikatan)
namdidur/ramdidur (bercucur/berlinang) didur (corong)
namkek/ramkek (terputus) kek (putus)
namratat/ramratat (terkoyak) ratat (koyak, sobek)

Selain awalan nam/ram, ada juga awalan nak/rak dan nat/rat dengan makna
yang sama. Sebagai contoh:

Kata Turunan Kata Asal


nakbas/rakbas (terpenyet,tergilas) bas (penyet, gilas)
nakbusil/rakbusil (terlewat/berlalu) busil (lewat)
naktavar/raktavar (tercuat, mencuat) tavar (tarik keluar)
nakvis/rakvis (mengempes) vis (kempes)
nakles/rakles (terlepas) les (melepas sst dari)
nakvinit/rakvinit (terkelupas) vinit (kupas)
nakvaku/rakvaku (tercopot/tertanggal) vaku (copot/tanggal)
nakbitur/rakbitur (terletup, meletup) bitur (letup)
nakfan/rakfan (terlontar/terlesat) fan (panah)
natval/ratval (terbalik) val (balik)
natbiluk/ratbiluk (terbengkok) biluk (bengkok)
natfea/ratfea (terpatah) fea (patah)

- 76 -
Do Taf’adir Veveu Evav

natviak/ratviak (terpecah) viak (pecah)


natridak/ratridak (terbelah) ridak (belah)
natvaku/ratvaku (tertanggal/tercopot) vaku (tanggal, copot)
natfutar/ratfutar (terputar) futar (putar)
natrangit/ratrangit (terlilit) rangit (lilit)
natrungun/ratrungun (teremuk) rungun (remuk)

Catatan:
(1) Awalan nam/ram tidak diterapkan pada kata asal yang berhuruf awal ‘m’.
(2) Awalan nak/rak tidak diterapkan pada kata asal yang berhuruf awal ‘k’.
(3) Awalan nar/rat tidak diterapkan pada kata asal yang berhuruf awal ‘t’.

3) Awalan “nas”/”ras” membentuk kata kerja yang bermakna ‘sedang


berlangsung’, ‘dalam keadaan’.

Kata Turunan Kata Asal


nas’ahai/ras’ahai (tertikam-tikam) ahai (tikam)
nasdidin/rasdidin (menggigil) didin (gigil)
nastatar/rastatar (bergetar) tatar (getar)
naskuba/raskuba (melenting) kuba (lenting)
nasrangit/rasrangit (berlilitan) rangit (lilit)
nas’eak/ras’eak (tersangkut, terikat) eak (ikat)
nasfutar/rasfutar (berputar) futar (putar)
nasbobar/rasbobar (merasa takut) bobar (takut)
nasdakur/rasdakur (berdebar) dakur (debar)
naskotan/raskotan (kesempitan) kotan (sempit)

Catatan:
Awalan nas/ras tidak diterapkan pada kata asal yang berhuruf awal “s”.

4) Awalan “nar”/”rar” membentuk kata kerja yang bermakna ‘menjadi’, ‘dalam


keadaan’.

Kata Turunan Kata Asal


nardidin/rardidin (bergetar, bergementar) didin (getar, gementar)
narniin/rarniin (menegang) niin (tegang)
narkukut/rarkukut (menciut, mengecil) kukut (ciut)

Catatan:
Awalan nar/rar tidak diterapkan pada kata asal yang berhuruf awal ‘r’.

- 77 -
Do Taf’adir Veveu Evav

5) Awalan “nang”/”rang” membentuk kata kerja yang bermakna ‘bersifat’,


‘menjadi’.

Kata Turunan Kata Asal


nangbor/rangbor (melakukan pencurian) ngabor (pencuri)
nangbobar/rangbobar (merasa ketakutan) ngabobar (penakut)
nangbetan/rangbetan (berwatak kikir/pelit) ngabetan (orang kikir/pelit)
nangsear/rangsear (bertenaga, kuat) ngasear (bugar)
nangwaak/rangwaak (menyangkal, memungkiri) ngawaak (sangkal/pungkir)
nangrutun/rangrutun (menghangus) ngarutun (hangus)
nangne/rangne (memanas) ngane (panas)
nangridin/rangridin (mendingin) ngaridin (dingin)

Catatan:
Awalan nang/rang ini lebih merupakan ‘variasi awalan’ dari kata asalnya yang
juga berawalan ‘nga’, sehingga menimbulkan makna baru yang berarti
‘menjadi’ atau ‘pelaku’ dari kata asalnya.

Kata-kata Turunan diatas hanyalah beberapa saja yang dapat disajikan sebagai
contoh. Adapun susunan selengkapnya didokumentasikan dalam buku yang lain
sebagai kelanjutan dari buku ini.

- 78 -
Do Taf’adir Veveu Evav

PENUTUP

1) Bahasa Evav |Bahasa Kei| sebagai salah satu bahasa dari rumpun besar Bahasa
Austronesia yang oleh para ilmuan bahasa digolongkan dalam rumpun bahasa
Melayu-Polinesia Tengah-Timur antara lain meliputi bahasa-bahasa daerah di
wilayah kepulauan Nusa Tenggara, kepulauan Maluku dan semenanjung
Bomberai di Papua Barat. Pada umumnya bahasa-bahasa ini belum
mempunyai sistem tulisan tata bahasa yang baku, sehingga beberapa
diantaranya mengalami kepunahan seiring waktu. 14 Oleh karena itu kita
mendorong gagasan untuk pembakuan Tata Bahasa Evav |Bahasa Kei|.

2) Bahasa Evav |Bahasa Kei| memiliki beberapa logat atau aksen, juga terdapat
beberapa perbedaan kosakata. Secara umum perbedaan itu dapat
dikategorikan dalam 3 kelompok yaitu (1) Logat pulau Kei Kecil; (2) Logat
pulau Kei Besar; dan (3) Logat pulau-pulau (Kuur, Tam, Tayandu, Tanimbar
Kei). Pada umumnya kosakata yang sudah terdokumentasikan selama ini
adalah kosakata menurut logat pulau Kei Kecil, maka untuk memperkaya
kosakata Bahasa Evav |Bahasa Kei| perlu didokumentasikan juga kosakata
menurut logat pulau Kei Besar dan logat pulau-pulau.

3) Materi Bahasa Evav dalam buku ini hanya memuat dasar-dasar Tata Bahasa
Evav yang disajikan secara sederhana, maka sudah barang tentu terdapat
banyak kekurangan terutama di bidang ilmu bahasa. Maka kepada para
pembaca terutama para sarjana di bidang ilmu bahasa dibuka ruang kritik
seluas-luasnya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan itu.

14
Sumber: Rumpun bahasa Melayu-Polinesia Tengah - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas
- 79 -
Do Taf’adir Veveu Evav

LAMPIRAN I
KOSAKATA KATA GANTI KEPUNYAAN DIRI – ANGGOTA TUBUH

Kata Ganti Kepunyaan Diri – Sisipan Bunyi Vokal a


Kata Dasar Ya’au O I Am & Im It Hir
(saya) (engkau) (dia) (kami & kalian) (kita) (mereka)
nama mem memang memam meman memab memad memar
nafas hana hanaang hanaam hanaan hanaab hanaad hanaar
darah lar larang laram laran larab larad larar
jantung vu vuang vuam vuan vuab vuad vuar
hati yat yatang yatam yatan yatab yatad yatar
usus tane taneang taneam tanean taneab tanead tanear
wajah waha wahang waham wahan wahab wahad wahar
mata mat matang matam matan matab matad matar
biji mata mat yanan matang yanan matam yanan matan yanan matab yanan matad yanan matar yanan
bulu mata mat vuun matang vuun matam vuun matan vuun matab vuun matad vuun matar vuun
dahi ye ratan yeang ratan yeam ratan yean ratan yeab ratan yead ratan year ratan
dagu kakea kakeang kakeam kakean kakeab kakead kakear
gigi nif nifang nifam nifan nifab nifad nifar
liur ber berang beram beran berab berad berar
janggut kakea vuun kakeang vuun kakeam vuun kakean vuun kakeab vuun kakead vuun kakear vuun
leher lel lelang lelam lelan lelab lelad lelar
tangan lim limang limam liman limab limad limar
jari tangan lim tanan limang tanan limam tanan liman tanan limab tanan limad tanan limar tanan
kuku tangan lim kukun limang kukun limam kukun liman kukun limab kukun limad kukun limar kukun
tapak tangan lim lavar limang lavar limam lavar liman lavar limab lavar limad lavar limar lavar
tengkuk atvuna atvunang atvunam atvunan atvunab atvunad atvunar
belakang tet tetang tetam tetan tetab tetad tetar
bahu ngab ngabang ngabam ngaban ngabab ngabad ngabar
belikat ves vesang vesam vesan vesab vesad vesar
punggung abnoha abnohang abnoham abnohan abnohab abnohad abnohar
dada yara yarang yaram yaran yarab yarad yarar
pinggang tuwa tuwaang tuwaam tuwaan tuwaab tuwaad tuwaar
kaki ye yeang yeam yean yeab yead year
paha ye faan yeang faan yeam faan yean faan yeab faan yead faan year faan
lutut ye tuur yeang tuur yeam tuur yean tuur yeab tuur yead tuur year tuur
tulang kering ye hoin yeang hoin yeam hoin yean hoin yeab hoin yead hoin year hoin
betis ye ivun yeang ivun yeam ivun yean ivun yeab ivun yead ivun year ivun
buku kaki ye loar yeang loar yeam loar yean loar yeab loar yead loar year loar
bulu kaki ye vuun yeang vuun yeam vuun yean vuun yeab vuun yead vuun year vuun
jari kaki ye tanan yeang tanan yeam tanan yean tanan yeab tanan yead tanan year tanan
kuku kaki ye kukun yeang kukun yeam kukun yean kukun yeab kukun yead kukun year kukun
ujung kaki ye tutu yeang tutu yeam tutu yean tutu yeab tutu yead tutu year tutu
tumit kaki ye tavun yeang tavun yeam tavun yean tavun yeab tavun yead tavun year tavun
punggung kaki ye tetan yeang tetan yeam tetan yean tetan yeab tetan yead tetan year tetan
tapak kaki ye lavar yeang lavar yeam lavar yean lavar yeab lavar yead lavar year lavar
Catatan: Am & Im (kami & kalian/kamu) dijadikan satu kolom karena kedua-duanya mempunyai bentuk Kata Ganti
Kepunyaan Diri yang sama.

- 80 -
Do Taf’adir Veveu Evav

Kata Ganti Kepunyaan Diri – Sisipan Bunyi Vokal i


Kata Dasar Ya’au O I Am & Im It Hir
(saya) (engkau) (dia) (kami & kalian) (kita) (mereka)
kulit ul uling ulim ulin ulib ulid ulir
tulang lur luring lurim lurin lurib lurid lurir
daging ihi ihing ihim ihin ihib ihid ihir
mulut ngoe ngoeing ngoeim ngoein ngoeib ngoeid ngoeir
kumis ngoe vuun ngoeing vuun ngoeim vuun ngoein vuun ngoeib vuun ngoeid vuun ngoeir vuun
pipi adfif adfifing adfifim adfifin adfifib adfifid adfifir
lidah e’ear e’earing e’earim e’earin e’earib e’earid e’earir
rusuk dadir dadiring dadirim dadirin dadirib dadirid dadirir
ketiak halil haliling halilim halilin halilib halilid halilir
pusar fuhar fuharing fuharim fuharin fuharib fuharid fuharir

Kata Ganti Kepunyaan Diri – Sisipan Bunyi Vokal u


Kata Dasar Ya’au O I Am & Im It Hir
(saya) (engkau) (dia) (kami & kalian) (kita) (mereka)
tubuh rum rumung rumum rumun rumub rumud rumur
kepala uu uung uum uun uub uud uur
rambut mur murung murum murun murub murud murur
telinga ar arung arum arun arub arud arur
hidung nur nurung nurum nurun nurub nurud nurur
perut iv ivung ivum ivun ivub ivud ivur
empedu firu firung firum firun firub firud firur

Kata Ganti Kepunyaan Diri – Anggota Tubuh Lainnya


Kata Dasar Ya’au O I Am & Im It Hir
(saya) (engkau) (dia) (kami & kalian) (kita) (mereka)
pantat diu ning diu mu diu ni diu mam diu & did diu rir diu
bir diu

- 81 -
Do Taf’adir Veveu Evav

LAMPIRAN II

KOSAKATA KATA GANTI KEPUNYAAN DIRI – ANGGOTA KELUARGA

Kata Ganti Kepunyaan Diri – Sisipan Bunyi Vokal a


Kata Dasar Ya’au O I Am & Im It Hir
(saya) (engkau) (dia) (kami & kalian) (kita) (mereka)
ayah yam (mam) yamang yamam yaman yamab yamad yamar
ibu ren (nen) renang renam renan renab renad renar
kakak (lk)
mam ya’an yamang ya’an yamam ya’an yaman ya’an yamab ya’an yamad ya’an yamar ya’an
ayah/ibu
adik (lk)
mam warin yamang warin yamam warin yaman warin yamab warin yamad warin yamar warin
ayah/ibu
kakak (pr)
nen ya’an renang ya’an renam ya’an renan ya’an renab ya’an renad ya’an renar ya’an
ayah/ibu
adik (pr)
nen warin renang warin renam warin renan warin renab warin renad warin renar warin
ayah/ibu
tante av avang avam avan avab avad avar
mertua (lk) mam turan yamang turan yamam turan yaman turan yamab turan yamad turan yamar turan
mertua (pr) nen te renang te renam te renan te renab te renad te renar te
menantu (lk) et bran etang bran etam bran etan bran etab bran etad bran etar bran
menantu (pr) et vat etang vat etam vat etan vat etab vat etad vat etar vat
kakak a a’ang a’am a’an a’ab a’ad a’ar
kakak (lk) a bran a’ang bran a’am bran a’an bran a’ab bran a’ad bran a’ar bran
kakak (pr) a vat a’ang vat a’am vat a’an vat a’ab vat a’ad vat a’ar vat
anak yan yanang yanam yanan yanab yanad yanar
anak (lk) yan bran yanang bran yanam bran yanan bran yanab bran yanad bran yanar bran
yan bran yanag bran yanam bran yanan bran yanab bran yanad bran yanar bran
anak (lk) tertua
ya’an ya’an ya’an ya’an ya’an ya’an ya’an
anak (lk) yan bran yanang bran yanam bran yanan bran yanab bran yanad bran yanar bran
tengah matwaan matwan matwan matwan matwan matwan matwan
anak (lk) yan bran yanang bran yanam bran yanan bran yanab bran yanad bran yanar bran
termuda warin warin warin warin warin warin warin
anak (pr) yan vat yanang vat yanam vat yanan vat yanab vat yanad vat yanar vat
anak (pr) yan vat yanang vat yanam vat yanan vat yanab vat yanad vat yanar vat
tertua ya’an ya’an ya’an ya’an ya’an ya’an ya’an
anak (pr) yan vat yanang vat yanam vat yanan vat yanab vat yanad vat yanar vat
tengah matwan matwan matwan matwan matwan matwan matwan
anak (pr) yan vat yanang vat yanam vat yanan vat yanab vat yanad vat yanar vat
termuda warin warin warin warin warin warin warin
saudara/i * ur urang uram uran urab urad urar
saudara ** ur bran urang bran uram bran uran bran urab bran urad bran urar bran
saudari *** ur vat urang vat uram vat uran vat urab vat urad vat urar vat
Catatan: Am & Im (kami & kalian/kamu) dijadikan satu kolom karena kedua-duanya mempunyai bentuk Kata Ganti
Kepunyaan Diri yang sama.

* Laki-laki yang mempunyai kakak/adik perempuan, atau perempuan mempunyai kakak/adik laki-laki.
** Perempuan yang mempunyai kakak/adik laki-laki.
*** Laki-laki yang mempunyai kakak/adik perempuan.

- 82 -
Do Taf’adir Veveu Evav

Kata Ganti Kepunyaan Diri – Sisipan Bunyi Vokal i


Kata Dasar Ya’au O I Am & Im It Hir
(saya) (engkau) (dia) (kami & kalian) (kita) (mereka)
paman mim miming mimim mimin mimib mimid mimir
adik war waring warim warin warib warid warir
adik (lk) war bran waring bran warim bran warin bran warib bran warid bran warir bran
adik (pr) war vat waring vat warim vat warin vat warib vat warid vat warir vat
ipar ifar ifaring ifarim ifarin ifarib ifarid ifarir

Kata Ganti Kepunyaan Diri – Sisipan Bunyi Vokal u


Kata Dasar Ya’au O I Am & Im It Hir
(saya) (engkau) (dia) (kami & kalian) (kita) (mereka)
kakek ub turan ubung turan ubum turan ubun turan ubub turan ubud turan ubur turan
nenek ub te ubung te ubum te ubun te ubub te ubud te ubur te
cucu ub kot ubung kot ubum kot ubun kot ubub kot ubud kot ubur kot
cucu (lk) ub bran ubung bran ubum bran ubun bran ubub bran ubud bran ubur bran
cucu (pr) ub vat ubung vat ubum vat ubun vat ubub vat ubud vat ubur vat

Kata Ganti Kepunyaan Diri – Anggota Keluarga Lainnya


Kata Dasar Ya’au O I Am & Im It Hir
(saya) (engkau) (dia) (kami & kalian) (kita) (mereka)
mam teteen &
orang-tua* teteen ning teteen mu teteen ni teteen did teteen rir teteen
bir teteen
para orang- yam mim yamang miming yamam mimim yaman mimin yamab mimib yamad mimid yamar mimir
tua (lk)** yam a yamang aang yamam aam yaman aan yamab aab yamad aad yamar aar
para orang- nen av renang avang renam avam renan avan renab avab renad avad renar avar
tua (pr) *** nen ur renang urang renam uram renan uran renab urab renad urad renar urar
mam yante &
sekeluarga yantee ning yantee mu yantee ni yantee did yantee rir yantee
bir yantee
sesaudara ya’awar ya’ang waring ya’am warim ya’an warin ya’ab warib ya’ad warid ya’ar warir
sesaudari urwar urang waring uram warim uran warin urab warib urad warid urar warir
mam ulya’an &
level kakak ulya’an ning ulya’an mu ulya’an ni ulya’an did ulya’an rir ulya’an
bir ulya’an
mam kowarwar &
level adik kowarwar ning kowarwar mu kowarwar ni kowarwar did kowarwar rir kowarwar
bir kowarwar
mam yanwar &
anak-anak yan war ning yanwar mu yanwar ni yanwar did yanwar rir yanwar
bir yanwar
anak-cucu yan ub yanang ubung yanam ubum yanan ubun yanab ubub yanad ubud yanar ubur

* Para orang-tua (selevel ayah/ibu dan diatasnya), pada umumnya disebut teteen.
** Kaum bapak (selevel ayah kita), pada umumnya kita sebut yamad mimid atau yamad aad.
*** Kaum ibu (selevel ibu kita), pada umumnya kita sebut renad avad atau renad urad.

- 83 -
Do Taf’adir Veveu Evav

REFERENSI

http://id.wikipedia.org/wiki/Rumpun_bahasa_Austronesia, diakses terakhir 10 Maret


2014.
http://language.psy.auckland.ac.nz/austronesian/word.php, diakses terakhir 15
Maret 2014.
https://www.feliks-malakh.net , diakses terakhir Januari 2022
Pusat Studi Maluku (PSM) Universitas Pattimura dengan Summer Institute of
Linguistics (SIL) dan Pemerintah Daerah Tingkat II Maluku Tenggara. (1990). Hasil
Seminar “Masa Lalu dan Masa Depan Bahasa Kei”, Tual: Panitia Seminar.
Rahail, J.P. (1995). Batbatang Fitroa Fitnangan, Jakarta: Yayasan Sejati.
Renyaan, Ph. (tanpa tahun). Misil-Masal Liat-Dalil Sukat-Sarang Evav, Langgur:
penerbit tidak diketahui.
Sunarti, S.Pd dan Yani Maryani, Dra. (2006). Intisari Tata Bahasa Indonesia untuk
SMP Kelas VII, VIII dan IX Edisi Revisi, Bandung: Pustaka Setia.

- 84 -
Do Taf’adir Veveu Evav

PENULIS. Beno Mairuma lahir di Ohoiren, Kei Kecil.


Setamat SMA di kota Tual, ia merantau hingga kini
bermukim di kota Surabaya.
Mulai menulis tentang Bahasa Evav |Bahasa Kei| sejak
2005, yang hanya berupa sebuah diktat kecil berisi
materi seputar kata ganti orang dan beberapa
kosakata sebagai bahan ajar di komunitas “Yante”
Surabaya.
Buku ini merupakan edisi revisi ke-5 atas buku
sebelumnya dengan judul yang sama. Kepada para
pembaca, teristimewa teman-teman sepemerhati
Bahasa Evav |Bahasa Kei| dimohon memberi kritik
dan/atau koreksi melalui alamat email:
benomairuma@gmail.com.

- 85 -

Anda mungkin juga menyukai