Beno Mairuma
Syukur kepada Tuhan atas waktu yang diberikanNya. Dan terima kasih kepada
teman-teman sesama pemerhati Bahasa Evav |Bahasa Kei| yang telah memberi
dukungan selama penulisan buku ini, teristimewa dua sahabat: Rik Elsoin dan
Marten Kadmaer. Dan teristimewa kepada para pembaca, andalah alasan utama
buku ini ditulis.
“Limang entok vesang, matang entok arung” (tanganku tak sanggup menyentuh
belikatku sendiri, mataku tak mampu melihat telingaku sendiri). Demikianlah
keterbatasan pengetahuanku maka sudah barang tentu banyak kelemahan dan
kekurangan ada padaku.
“Ai ernem vakbo ngean, vat ernem vakbo lutur” (kayu-kayu dihimpun jadilah
pagar, batu-batu ditumpuk jadilah tanggul). Begitulah jika ide, fikiran, dan usaha
bila disatu-padukan tentu membawa hasil yang optimal. Karena itu jangan segan
memberi kritik, saran ataupun koreksi yang bermanfaat bagi kita bersama.
Tabe!
i
Do Taf’adir Veveu Evav
WEJANGAN HIDUP
Kita dan alam dimana kita hidup diciptakan untuk saling menghidupi. Biarlah semua makluk hidup
di alamnya dan saling menghidupi. Kehidupan yang hidup adalah kehidupan yang
berkesinambungan.
Prinsip-prinsip hidup demikian inilah yang diwariskan para leluhur kita kepada kita supaya kita pun
mewariskannya kepada anak cucu kita. Jangan bertanya apa yang kita dapatkan tetapi bertanyalah
apa yang dapat kita berikan.
(Disadur dari buku Batbatang Fitroa Fitnangan, karya J.P Rahail, 1995).
1
Kuvlai disebut juga dengan nama kuvlek (ulat) dan ukadir disebut juga dengan nama lakadir (cacing).
ii
Do Taf’adir Veveu Evav
DAFTAR ISI
iii
Do Taf’adir Veveu Evav
BAB I
PENDAHULUAN
Veveu Evav (Veveu artinya bahasa; Evav adalah nama asli dari kepulauan Kei).
Kepulauan yang terletak di perairan laut Banda, diapit pulau Seram, pulau
Papua, kepulauan Tanimbar dan kepulauan Aru.
-1-
Do Taf’adir Veveu Evav
Sebagai bagian dari rumpun besar Bahasa Austronesia, kosakata dalam Bahasa
Evav |Bahasa Kei| memiliki kemiripan dengan kosakata dalam bahasa
serumpun.
mata : mat (bahasa Evav), mata (Proto Polynesia), mata (Proto Micronesia)
tertawa : malit (bhs Evav), malip (Proto Oceanic), mali (Proto Central Pasific)
mimpi : mif (bahasa Evav), miti (Proto Polynesia), mipi (Proto Oceanic)
pilih : fil (bahasa Evav), fili (Proto Micronesia), vili (Proto Central Pasific)
bunga : fuun (bhs Evav), funa (Proto Polynesia), vuna (Proto Central Pasific)
buah : vua (bhs Evav), wua (Proto Micronesia), vua (Proto Central Pasific)
air : wear (bhs Evav), wair (Proto Oceanic), wai (Proto Central Pasific)
Salah satu cabang utama dari rumpun bahasa Austronesia adalah bahasa
Malayo-Polynesia meliputi wilayah-wilayah Asia Tenggara, Madagaskar,
kepulauan Micronesia, Melanesia dan Polinesia di kawasan Pasifik. Nah, Bahasa
Evav |Bahasa Kei| merupakan bagian dari Bahasa Malayo-Polynesia Tengah-
Timur.
Penyebaran bahasa seiring dengan penyebaran manusia itu sendiri maka
ditinjau dari kemiripan bahasa, tipikal manusia dan tradisi budaya, tentu sudah
dapat diduga asal mula penduduk di negeri-negeri ini, termasuk penduduk asli
di kepulauan Kei.
-3-
Do Taf’adir Veveu Evav
Apakah Bahasa Evav |Bahasa Kei| mempunyai tata bahasa? Ya, tentu saja ada,
hanya saja hingga dewasa ini Tata Bahasa Evav |Bahasa Kei| belum dibakukan,
sehingga masyarakat luas mengalami kesulitan mempelajarinya bahkan di
kalangan penuturnya sendiri mengalami kesulitan menulis ejaan bahasanya
sendiri. Tulisan-tulisan berbahasa Evav |Kei| yang kita temui dalam sejumlah
media tulis, masih belum mempergunakan ejaan bahasa yang seragam,
sehingga seringkali “membingungkan” terutama bagi pembaca yang belum
fasih berbahasa Evav |Kei|.
Pada umumnya mereka menulis kata-kata dalam Bahasa Evav |Bahasa Kei|
menurut caranya sendiri-sendiri, padahal terdapat kata-kata yang serupa
susunan hurufnya tetapi berbeda artinya, tergantung pada intonasi (bunyi vocal
tinggi-rendah atau panjang-pendek) dalam pengucapannya. Oleh karena itu
perlu dirumuskan suatu tata bahasa yang baku agar menjadi pedoman belajar
dan mengajar Bahasa Evav |Bahasa Kei|.
Memang disadari bahwa terdapat banyak perbedaan logat atau aksen lokal
dalam Bahasa Evav |Bahasa Kei|, maka dalam buku ini digunakan logat
bahasa yang sudah secara luas dikenal di kepulauan Kei yaitu logat/aksen di
pulau Kei Kecil – wilayah kota Langgur dan kota Tual sekitarnya – dengan
-4-
Do Taf’adir Veveu Evav
pertimbangan bahwa logat bahasa di kedua wilayah ini pada umumnya lebih
dipahami oleh sebagian besar penduduk dari wilayah atau pulau-pulau
lainnya. Hal ini dikarenakan pusat pemerintahan, pendidikan dan
perdagangan berada di kedua wilayah ini. Namun demikian, berbagai
logat/aksen bahasa yang khas dan ragam kosakata di pulau Kei Besar dan
pulau-pulau lainnya perlu didokumentasikan secara seksama agar menjadi
kekayaan Bahasa Evav |Bahasa Kei| itu sendiri.
Materi Bahasa Evav dalam buku ini disajikan secara sederhana dengan bahasa
sehari-hari yang dipakai dalam percakapan umum, sedangkan corak bahasa
yang lebih tua (bahasa tanah) yang lazimnya dipakai dalam petuturan adat
dan/atau syair-syair tradisional, diluar materi buku ini.
Perlu diingat bahwa suatu bahasa jika tidak mempunyai sistem tulisan yang
baku, akan mengalami perubahan arti, nilai dan makna seiring dengan
perjalanan waktu, terutama pengaruh bahasa-bahasa asing, bahkan lama-
kelamaan bahasa itu bisa punah dengan sendirinya. Demikian pula suatu
bahasa tanpa sistem tulisan yang baku akan sulit berkembang, padahal bahasa
itulah pintu masuk ruang budaya suatu masyarakat.
C. Pengenalan Kata
Seringkali kita mendapati kata-kata dalam Bahasa Evav |Bahasa Kei| yang
bervariasi bentuknya sehingga kadangkala orang mengalami kesulitan
membedakan kata dasar, kata turunan, dan kata serapan.
Kata Dasar
Kata Dasar merupakan kata yang utuh, asli dan memilik arti sendiri. Sebagai
contoh:
-5-
Do Taf’adir Veveu Evav
Kata Turunan
Kata Turunan merupakan kata yang dibentuk dari kata dasar melalui proses
pengimbuhan, perulangan, atau pemajemukan sehingga menimbulkan makna
atau arti yang baru. Sebagai contoh:
Bentuk-bentuk kata turunan dapat berupa Kata Ganti, Kata Ulang, Kata
Majemuk dan bentuk-bentuk kata lainnya akan diuraikan pada bab-bab
selanjutnya.
Kata Serapan
Kata Serapan merupakan kata, istilah atau sebutan yang diserap dari bahasa
lain – terutama Bahasa Melayu/Indonesia untuk menerangkan sesuatu atau
menamakan benda/obyek yang baru. Kata-kata itu diadopsi dan diadptasikan
sesuai lafal Bahasa Evav |Bahasa Kei|. Sebagai contoh:
gur (guru) – murit (murid) – buuk (buku) – pen (pena) – pinsil (pensil) – tarkas
(kertas) – skol (sekolah) – sendal (sendal) – sepat (sepatu) – top (topi) – bol
(bola) – arlod (arloji) – kader (kursi) – lemar (lemari) – tengteng (kentongan
besi) – agam (agama) – dan lain-lain.
-6-
Do Taf’adir Veveu Evav
Selain itu ada juga kata-kata dari bahasa lain – terutama bahasa Indonesia –
yang dipakai bercampuran dalam percakapan sehari-hari bahkan nyaris
menggantikan kata-kata asli Bahasa Evav |Bahasa Kei| itu sendiri. Sebagai
contoh:
-7-
Do Taf’adir Veveu Evav
BAB II
Pedoman Menulis dan Membaca / Mengucap Ejaan Bahasa Evav |Bahasa Kei| ini
merupakan suatu usulan rumusan tata bahasa. Sekali lagi, logat/aksen bahasa
yang dipakai disini adalah logat atau aksen yang sudah umum di kepulauan Kei,
sebagaimana dikemukakan pada Bab I. B : Tinjauan Tata Bahasa.
Metode penulisan ejaan ini disederhanakan dan disesuaikan dengan ketersediaan
karakter huruf dan tanda baca standar pada perangkat komputer, laptop,
handphone, atau perangkat tulis lainnya yang lazim digunakan di masa kini agar
setiap orang dapat menulis kata-kata Bahasa Evav |Bahasa Kei| tanpa mengalami
kesulitan.
A. Bunyi Vokal Panjang
Dua huruf vokal yang sama dalam satu kata, dibaca/diucap dengan bunyi
vokal panjang untuk membedakan artinya dengan kata serupa.
1) laar dibaca/diucap dengan bunyi vokal panjang, artinya layar.
lar dibaca/diucap tanpa bunyi vokal panjang, artinya darah.
2) faan dibaca/diucap dengan bunyi vokal panjang, artinya umpan.
fan dibaca/diucap tanpa bunyi vokal panjang, artinya memanah.
3) tuun dibaca/diucap dengan bunyi vokal panjang, artinya tanjung.
tun dibaca/diucap tanpa bunyi vokal panjang, artinya membakar,
menembak.
Dua huruf vokal dalam satu kata dengan tanda baca petik, dibaca/diucap
dengan bunyi vokal sentak untuk membedakan artinya dengan kata serupa.
1) la’ai dibaca/diucap dengan bunyi vokal sentak, artinya besar.
lai dibaca/diucap tanpa bunyi vokal sentak, artinya
merambat/menjalar.
2) la’ar dibaca/diucap dengan bunyi vokal sentak, artinya menganyam.
lar : dibaca/diucap tanpa bunyi vokal sentak, artinya darah.
-8-
Do Taf’adir Veveu Evav
Secara umum, kata-kata yang terdiri dari dua suku kata atau lebih,
dibaca/diucap dengan tekanan suara (intonasi) jatuh pada suku kata terakhir.
1) tilur (artinya telor unggas), dibaca/diucap dengan tekanan suara jatuh pada
suku kata terakhir lur.
2) latubur (artinya pekarangan), dibaca/diucap dengan tekanan suara jatuh
pada suku kata terakhir bur.
3) lavovan (artinya kolong rumah), dibaca/diucap dengan tekanan suara jatuh
pada suku kata terakhir van.
-9-
Do Taf’adir Veveu Evav
2Fa’ar juga berarti semacam dinding atau sekatan lebar sebagai penadah angin (sebagai
pelindung rumah di tepi pantai) yang terbuat dari kebatan daun atap rumbia atau daun kelapa.
- 10 -
Do Taf’adir Veveu Evav
LIAT DALIL
(PEPATAH-PERIBAHASA)
“Bafof enfok hauk nuhu, tek enba hauk wear” (Benda hanyut menuju daratan,
timba dibawa menuju sumur).
MENUJU TUJUAN. Supaya pandai belajarlah kepada yang berkepandaian, supaya
bijak belajarlah kepada yang berkebijaksanaan, supaya maju belajarlah kepada yang
berkemajuan. Sebagaimana daratan adalah tujuan dari benda hanyutan dan sumur
adalah tujuan dari timba dibawa, begitulah kepandaian, kebijaksanaan, ataupun
kemajuan tak akan mendatangi kita kecuali kitalah yang mendatanginya.
- 11 -
Do Taf’adir Veveu Evav
BAB III
Kata Ganti Orang adalah kata ganti yang berfungsi untuk menerangkan diri atau
orang.
Kata Ganti Kata Ganti Orang
Orang Pengganti
1) Ya’au U Saya
2) O Mu atau Um Engkau
3) I Na atau En Dia
4) Am Ma Kami
5) Im Bi Kalian/kamu
6) It Ta Kita
7) Hir Ra atau Er Mereka
Rumusan:
Kata Ganti Orang dipakai sebagai subyek kalimat berpasangan dengan Kata
Ganti Orang Pengganti untuk membuat Kalimat Lengkap (bentuk kalimat
induk).
Kata Ganti Orang Pengganti dipakai sebagai subyek kalimat untuk membuat
Kalimat Singkat (bentuk kalimat pengganti).
Kata Ganti Orang Pengganti ditulis serangkai dengan Kata Kerja (Predikat)
yang mengikutinya. Itu sebabnya terlihat seperti suatu pengimbuhan, tetapi itu
lebih bersifat sebagai subyek pelaku.
Kalimat Lengkap dan Kalimat Singkat mempunyai arti yang sama.
Catatan:
Perlu dipahami bahwa ada perbedaan terhadap pembagian Kata Ganti Orang
dalam Bahasa Evav |Bahasa Kei| dengan pembagian Kata Ganti Orang dalam
Bahasa Indonesia, terutama pada kata ganti orang ‘kami’ dan ‘kita’ (bentuk jamak
dari kata ganti orang pertama). Dalam Bahasa Evav |Bahasa Kei|, ‘kami’ dan ‘kita’
perlu dipisahkan karena ada unsur ‘kata ganti orang pengganti’ yang berbeda
sebagaimana disajikan diatas. Demikian juga hal ini akan berlaku pada Kata Ganti
Kepunyaan yang akan disajikan pada bab selanjutnya.
- 12 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Contoh 1:
- 13 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Contoh 2:
- 14 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Keterangan:
(1) Perhatikan perbedaan kalimat pada contoh 1 dan contoh 2 diatas. Pada
contoh 1, Kata Ganti Orang II (engkau) tidak menggunakan Kata Ganti Orang
Pengganti: Um. Begitu juga Kata Ganti Orang III (dia) tidak menggunakan
Kata Ganti Orang Pengganti: En, dan Kata Ganti Orang VII (mereka) tidak
menggunakan Kata Ganti Orang Pengganti: Er. Berikut penjelasannya:
- Kata Ganti Orang Pengganti: Um, En dan Er tidak dirangkai dengan Kata
Kerja (Predikat) tertentu seperti: an (makan), en (minum), f’adir (belajar),
fla (berlari), dan kata-kata kerja yang diawali dua huruf konsonan seperti:
ngrehi (berbicara), snubur (berdebat), swelat (menjala), swarut
(memancing), snobang (menyuruh), sbit (terantuk), staha (berjabat tangan,
turut menyumbang), blafar (merasa lapar), bro (merasa haus) dan lainnya.
(2) Kata Ganti Orang bentuk jamak seperti: Am, Im, It dan Hir lazimnya dipakai
juga sebagai subyek kalimat tanpa harus diikuti pasangan Kata Ganti Orang
Penggantinya: ma, bi, ta, dan ra. Sebagai contoh:
Am dir rahan u (Kami berdiri di depan rumah)
Im dir rahan u (Kalian berdiri di depan rumah)
It dir rahan u (Kita berdiri di depan rumah)
Hir dir rahan u (Mereka berdiri di depan rumah)
Catatan: Kata Ganti Orang: Am, Im, It dan Hir tidak dirangkai dengan Kata
Kerja (Predikat) tertentu sebagimana dijelaskan pada keterangan poin (1)
diatas, melainkan harus diikuti dengan Kata Ganti Orang Penggantinya: ma,
bi, ta dan ra. Sebagai contoh:
Tanpa Kata Ganti Orang Dengan Kata Ganti Orang
Pengganti Pengganti
Kami makan Am an (salah) Am ma’an (benar)
Kalian belajar Im f’adir (salah) Im bif’adir (benar)
Kita berbicara It ngrehi (salah) It tangrehi (benar)
Mereka lapar Hir blafar (salah) Hir rablafar (benar)
(3) Bentuk Kata Ganti Orang Pengganti: u, mu/um, na/en, ma, bi, ta, ra/er sebagai
Subyek yang dirangkai dengan Kata Kerja Dasar – baik dalam bentuk kalimat
lengkap maupun kalimat singkat – sebagaimana diuraikan dalam bab ini
merupakan bentuk kata kerja aktif yaitu kata kerja yang memberi tindakan
kepada obyek dimana subyek berposisi sebagai pelaku.
- 15 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Penggunaan Kata Ganti Orang dimana terdapat 2 (dua) kata kerja dalam satu
kalimat, maka Kata Ganti Orang Penggantinya dirangkaikan pada Kata Kerja
yang kedua. Sebagai contoh:
Catatan:
Dalam percakapan sehari-hari terjadi pemendekan Kata Ganti Orang Pengganti
seperti: u’an (saya makan) menjadi uan, mudok/umdok (engkau duduk) menjadi
mdok, nadir/endir (dia berdiri) menjadi ndir, dan lain-lain.
- 16 -
Do Taf’adir Veveu Evav
- 17 -
Do Taf’adir Veveu Evav
LIAT DALIL
(PEPATAH – PERIBAHASA)
- 18 -
Do Taf’adir Veveu Evav
BAB IV
KATA GANTI KEPUNYAAN
Kata Ganti Kepunyaan adalah kata ganti yang berfungsi menerangkan milik atau
kepunyaan seseorang. Dalam Bahasa Evav |Bahasa Kei|, Kata Ganti Kepunyaan
dibedakan menjadi Kata Ganti Kepunyaan Benda dan Kata Ganti Kepunyaan Diri.
Rumusan:
Kata Ganti Orang dipakai sebagai subyek kalimat berpasangan dengan Kata
Ganti Kepunyaan Benda untuk membuat Kalimat Lengkap (bentuk kalimat
induk)
Kata Ganti Kepunyaan Benda dipakai sebagai subyek kalimat untuk
membuat Kalimat Singkat (bentuk kalimat pengganti).
Kalimat Lengkap dan Kalimat Singkat mempunyai arti yang sama.
- 19 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Contoh 1:
Contoh 2:
Struktur Kalimat Lengkap : Kata Ganti Orang sebagai subyek kalimat (lihat contoh
1 diatas).
Kata Ganti Orang Kata Ganti Kata Benda Keterangan
Kepunyaan Benda
Ya’au (saya) ning (punya) ravit (baju) vait (baru)
O (engkau) mu (punya) ravit (baju) vait (baru)
I (dia) ni (punya) ravit (baju) vait (baru)
Am (kami) mam (punya) ravit (baju) vait (baru)
Im (kalian) bir (punya) ravit (baju) vait (baru)
It (kita) did (punya) ravit (baju) vait (baru)
Hir (mereka) rir (punya) ravit (baju) vait (baru)
- 20 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Struktur Kalimat Singkat : Kata Ganti Kepunyaan Benda sebagai subyek kalimat
(lihat contoh 2 diatas).
Kata Ganti Kepunyaan Kata Benda Keterangan
Benda
Ning (saya punya) rahan (rumah) la’ai (besar)
Mu (engkau punya) rahan (rumah) la’ai (besar)
Ni (dia punya) rahan (rumah) la’ai (besar)
Mam (kami punya) rahan (rumah) la’ai (besar)
Bir (kalian punya) rahan (rumah) la’ai (besar)
Did (kita punya) rahan (rumah) la’ai (besar)
Rir (mereka punya) rahan (rumah) la’ai (besar)
- 21 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Lengkapi kalimat-kalimat dibawah ini dengan Kata Ganti Orang sebagai subyek
Kalimat Lengkap dan Kata Ganti Kepunyaan Benda sebagai subyek Kalimat
Singkat.
Kalimat Lengkap Kalimat Singkat
1) Saya punya anjing tidur. …………… yahau entub. …..… yahau entub.
2) Engkau punya ayam terbang. …………… manut na’or. …..… manut na’or.
3) Dia punya rumah bagus. …………… rahan bokbok. ……… rahan bokbok.
4) Kalian punya kuda besar. …………… lajaran la’ai. ..…… lajaran la’ai.
5) Kita punya tikar lebar. …………… sihit ngalavar. …..… sihit ngalavar.
6) Mereka punya perahu panjang. …………… habo baloat. ……… habo baloat.
7) Dia punya kambing melompat. …………… bib en’ohok. ……… bib en’ohok.
8) Kami punya kebun jauh. …………… ve’e roro. …….… ve’e roro.
9) Saya punya celana pendek. …………… serwau ket. …….… serwau ket.
10) Kalian punya pintu …………… fid tuvtuvang. …….… fid tuvtuvang.
tertutup.
11) Mereka punya jendela ………..… snivut vatvatun. ……… snivut vatvatun.
terbuka.
12) Dia punya uang banyak. ………..… kubang vangled. …….. kubang vangled.
Kosakata: yahau (anjing); tub (tidur); manut (ayam); or (terbang); rahan (rumah);
bokbok (bagus); lajaran (kuda); la’ai (besar); sihit (tikar); lavar (lebar, luas) –
ngalavar (keadaan lebar, luas); habo (perahu); baloat (panjang); bib (kambing);
ohok (melompat); ve’e (kebun); roro (jauh); serwau (celana); ket (pendek); vid
(pintu); tuvang (tutup) – tuvtuvang (keadaan tertutup); snivut (jendela); vatun
(buka) – vatvatun (keadaan terbuka); kubang (uang); vangled (banyak).
- 22 -
Do Taf’adir Veveu Evav
LIAT DALIL
(PEPATAH – PERIBAHASA)
“Ankod ensilik reng loban baritin” (Nahkoda menyandang ukiran indah berhias
permata).
PEMIMPIN SEJATI. Pemimpin sejati menyandang nilai-nilai mulia dalam dirinya.
Bukan tentang kegagahan, kepintaran atau kefasihan bicaranya, tetapi tentang
karakter, sifat dan wataknya. Maka pemimpin itu tercermin dari kepemimpinannya,
bukan kedudukannya!.
- 23 -
Do Taf’adir Veveu Evav
- 24 -
Do Taf’adir Veveu Evav
- 25 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Rumusan:
Kata Ganti Orang dipakai sebagai subyek kalimat berpasangan dengan Kata
Ganti Kepunyaan Diri untuk membuat Kalimat Lengkap.
Kata Ganti Kepunyaan Diri dipakai sebagai subyek kalimat untuk membuat
Kalimat Singkat.
Kata Ganti Kepunyaan Diri ditulis serangkai dengan Kata Benda yang
mendahulainya. Itu sebabnya terlihat seperti suatu pengimbuhan, tetapi itu
lebih bersifat sebagai subyek pemilik.
Kalimat Lengkap dan Kalimat Singkat mempunyai arti yang sama.
(Daftar Kata Ganti Kepunyaan Diri secara lengkap ada pada Lampiran I dan
Lampiran II buku ini).
- 26 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Contoh 1:
Kalimat Lengkap Kalimat Singkat
1) Ya’au limang kot Limang kot Saya punya tangan kecil
2) O limam la’ai Limam la’ai Engkau punya tangan besar
3) I ulin ngangiar Ulin ngangiar Dia punya kulit putih
4) Am ulib ngamitan Ulib ngamitan Kami punya kulit hitam
5) Im murub ket Murub ket Kalian punya rambut pendek
6) It murud baloat Murud baloat Kita punya rambut panjang
7) Hir murur ma’afa Murur ma’afa Mereka punya rambut lebat
Contoh 2:
Kalimat Lengkap Kalimat Singkat
1) Ya’au renang endok Renang endok Saya punya ibu duduk
2) O renam endir Renam endir Engkau punya ibu berdiri
3) I warin enroon Warin enroon Dia punya adik menangis
4) Am warib enmalit Warib enmalit Kami punya adik tertawa
5) Im ubub turan ensivar Ubub turan ensivar Kalian punya kakek bersiul
6) It ubud turan ensikar Ubud turan ensikar Kita punya kakek bernyanyi
7) Hir ubur turan ensul Ubur turan ensul Mereka punya kakek menari
Struktur Kalimat Lengkap : Kata Ganti Orang sebagai subyek kalimat (lihat
contoh 1 diatas)
Kata Ganti Kata Ganti Keterangan
Orang Kepunyaan Diri
Ya’au (saya) limang kot (kecil)
O (engkau) limam la’ai (besar)
I (dia) ulin ngangiar (putih)
Am (kami) ulib ngamitan (hitam)
Im (kalian) murub ket (pendek)
It (kita) murud baloat (panjang)
Hir (mereka) murur ma’afa (lebat)
Struktur Kalimat Singkat : Kata Ganti Kepunyaan Diri sebagai subyek kalimat
(lihat contoh 2 diatas)
- 27 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Keterangan:
Perhatikan bahwa perubahan Kata Benda menjadi Kata Ganti Kepunyaan Diri
Ke-4 (kami punya) dan Kata Ganti Kepunyaan Diri Ke-5 (kalian punya)
mempunyai bentuk yang sama:
Kata Benda Kata Ganti Kepunyaan Kata Ganti Kepunyaan
Diri Ke-4 Diri Ke-5
- lim (tangan) limab (tangan kami) limab (tangan kalian)
- ul (kulit) ulib (kulit kami) ulib (kulit kalian)
- mur (rambut) murub (rambut kami) murub (rambut kalian)
- ren (ibu) renab (ibu kami) renab (ibu kalian)
- war (adik) warib (adik kami) warib (adik kalian)
- ub turan (kakek) ubub turan (kakek kami) ubub turan (kakek kalian)
Nah, pada umumnya Kata Ganti Kepunyaan Diri seperti: limab, ulib, murub,
renab, warib, ubub turan (lihat contoh diatas) ketika dipakai sebagai subyek
kalimat tanpa didahului Kata Ganti Orang, maka orang akan mengartikannya
sebagai tangan kalian, kulit kalian, rambut kalian, ibu kalian, adik kalian,
kakek kalian; bukan tangan kami, kulit kami, rambut kami, ibu kami, adik
kami, kakek kami.
Maka untuk menegaskan arti/maksud dari suatu kalimat atau ucapan, khusus
untuk Kata Ganti Kepunyaan Diri Ke-4 (kami punya), sebaiknya tetap
menggunakan Kata Ganti Orang Am (kami) sebagai subyek kalimat: Am limab
(tangan kami), Am ulib (kulit kami), Am murub (rambut kami), Am renab (ibu
kami), dan seterusnya.
- 28 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Catatan: Daftar Kata Ganti Kepunyaan Diri secara lengkap ada pada Lampiran I
dan Lampiran II buku ini.
- 29 -
Do Taf’adir Veveu Evav
LIAT DALIL
PEPATAH – PERIBAHASA
“It tatai fo sor ru, vakbo Hira entai fo sor tel” (Kita memintal dua lapis, barulah Dia
memintal menjadi tiga lapis).
KUNCI KEBERHASILAN. Usaha yang sunguh-sungguh, itulah kunci
keberhasilan. Memintal dua lapis bermakna berusaha sungguh-sungguh sebab
dengan kesungguhan itulah engkau akan berhasil. PertolonganNya datang kepada
orang yang bersungguh-sungguh dalam usaha, dan berkatNya turun atas orang
yang bersungguh-sungguh dalam doa. Rintangan dan halangan hanyalah batu uji
bagimu.
“Ai dir enloloang tee fofan, er dir enloloang tee manga” (Pohon kayu bertumbuh
mengandung papan, pohon rumbiah bertumbuh mengandung sagu).
BERTUMBUH. Bertumbuh tandanya ada kehidupan. Kehidupan yang
menghasilkan buah-buah kebajikan. Seperti tumbuhnya pohon kayu menghasilkan
papan (simbol sandang), dan tumbuhnya pohon rumbia menghasilkan sagu (simbol
pangan), kedua-duanyanya berbuah manfaat. Begitu pula, dibalik sukses itu ada
proses bertumbuh, bertumbuh dalam usaha yang tekun dan sabar.
- 30 -
Do Taf’adir Veveu Evav
BAB V
KATA BILANGAN
Kata Bilangan adalah kata yang dipakai untuk menyatakan jumlah, hitungan,
atau banyaknya sesuatu obyek.
A. Bilangan Utama – Menyatakan jumlah yang pasti.
- 31 -
Do Taf’adir Veveu Evav
- 32 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Contoh:
- 1.050 : rivun, vutlim (jeda baca / jeda ucap pada tanda koma)
- 50.000 : rivun vutlim (tanpa jeda baca / jeda ucap)
- 1.250 : rivun, ratru vutlim (jeda baca / jeda ucap pada tanda koma)
- 250.000 : rivun ratru vutlim (tanpa jeda baca / jeda ucap)
- 1.500 : rivun, ratlim (jeda baca / jeda ucap pada tanda koma)
- 500.000 : rivun ratlim (tanpa jeda baca / jeda ucap)
Contoh:
1) Rahan isa Rumah (yang) kesatu
2) Rahan iru Rumah (yang) kedua
3) Rahan itel Rumah (yang) ketiga
4) Tomat ifaak Orang (yang) keempat
5) Tomat ilim Orang (yang) kelima
6) Tomat inean Orang (yang) keenam
Bilangan Kelipatan I
- 33 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Contoh:
1) Ya’au u langut fa’a / fa’a mehe. Saya melangkah satu kali.
2) O mu langut faru. Engkau melangkah dua kali.
3) I na langut fatel. Dia melangkah tiga kali.
4) Am ma langut fafaak. Kami melangkah empat kali.
5) Im bi langut falim. Kalian melangkah lima kali.
6) It ta langut fanean. Kita melangkah enam kali.
7) Hir ra langut fafit. Mereka melangkah tujuh kali.
Catatan: Kata raan dapat juga dipakai sebagai Bilangan Kelipatan: raan mehe
(satu kali), raan ru (dua kali), raan tel (tiga kali), raan faak (empat kali), raan
lim (lima kali), raan nean (enam kali), raan fit (tujuh kali) dan seterusnya.
Bilangan Kelipatan II
Contoh:
Keterangan: Kata raan dapat juga dipakai sebagai Bilangan Kelipatan: raan
memehe (satu-satu kali), raan ruru (dua-dua kali), raan teltel (tiga-tiga kali),
raan fafaak (empat-empat kali), raan limlim (lima-lima kali), dan seterusnya.
- 34 -
Do Taf’adir Veveu Evav
D. Bilangan Tak Tentu – Menyatakan jumlah yang tak tentu / tak pasti (relatif).
Kosakata: vu’ut (ikan) - kokat (nasi, beras) - ngu (minyak) - bidu (botol) - ai
(kayu) - fofan (papan) - tomat (orang) – habo (perahu) - ning (punya saya) -
wang (bagian) - mam (punya kami) – kes (bekal) – ni (punya dia) – kubang
(uang) – vangled (banyak) - rir (punya mereka) - ravit (baju) – dunyai (dunia)
– arta (harta) – leran (hari) – vuan (bulan).
- 35 -
Do Taf’adir Veveu Evav
3Manga babau terbuat dari tepung sagu mentah yang dibakar dalam porna/cetakan lempeng
(disebut bau) yang terbuat dari tanah liat. Proses pembakaran: tepung sagu diisi kedalam
lubang2 porna yang sebelumnya telah dipanaskan di api.
4 Enbal babau terbuat dari tepung ubi kayu mentah yang dibakar dalam porna/cetakan
lempeng (disebut bau) yang terbuat dari tanah liat. Proses pembakaran: sama seperti manga
babau.
- 36 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Keterangan:
(1) Kata Bantu Bilangan: vatu, ngain, foin, dan seterusnya diletakkan di depan
Kata Bilangan Utama: ru, tel, faak, dan seterusnya.
(2) Kata Bilangan: mehe artinya tunggal/sendiri dipakai sebagai bilangan
utama: satu. Dalam suatu kalimat, kata mehe boleh ditiadakan karena
Kata Bantu Bilangan: vatu, ngain, foin, dan seterusnya sekaligus
bersifat/bermakna tunggal. Jadi kalimat: Tilur vatu mehe (Telor satu butir)
dapat diubah menjadi: Tilur vatu (Telor sebutir).
Keterangan: Kata Bantu Bilangan: bidu, ub, hab, dan seterusnya diletakkan di
depan Kata Bilangan Utama: mehe, ru, tel, faak, dan seterusnya.
6 Sadsad (lela), meriam kuno peninggalan Portugis berukuran kecil/sedang yang dipakai sebagai
salah satu benda/harta adat.
7 Perahu belan, sejenis perahu berbentuk ramping panjang tanpa layar yang lazim dipakai dalam
- 39 -
Do Taf’adir Veveu Evav
- Tomat mehe (satu orang) – tomat ru (dua orang) – tomat tel (tiga orang)
– tomat faak (empat orang) – tomat lim (lima orang) – dan seterusnya.
- Tomat vut (sepuluh orang) – tomat vutru (dua puluh orang) – tomat vuttel
(tiga puluh orang) – dan seterusnya.
- Tomat ratut (seratus orang) – tomat ratru (dua ratus orang) – tomat rattel
(tiga ratus orang) – dan seterusnya.
- Tomat rivun (seribu orang) – tomat rivun ru (dua ribu orang) – tomat rivun
tel (tiga ribu orang) – dan seterusnya.
2) Untuk bilangan belasan dan lainnya (selain bilangan pokok puluhan, ratusan,
ribuan), kata bantu bilangan tomat disisipkan diantara kata bilangan pokok
dan bilangan satuan selebihnya:
- Vut tomat mehe (sebelas orang) – vut tomat ru (dua belas orang) – vut
tomat tel (tiga belas orang) – dan seterusnya.
- Vutru tomat mehe (dua puluh satu orang) – vutru tomat ru (dua puluh
dua orang) – vutru tomat tel (dua puluh tiga orang) – dan seterusnya.
- Ratut tomat mehe (seratus satu orang) – ratut tomat ru (seratus dua
orang) – ratut tomat tel (seratus tiga orang) – dan seterusnya.
- Ratru tomat mehe (dua ratus satu orang) – ratru tomat ru (dua ratus dua
orang) – ratru tomat tel (dua ratus tiga orang) – dan seterusnya.
- Rivun tomat mehe (seribu satu orang) – rivun tomat ru (seribu dua orang)
– rivun tomat tel (seribu tiga orang) – dan seterusnya.
- Rivun ru tomat mehe (dua ribu satu orang) – rivun ru tomat ru (dua ribu
dua orang) – rivun ru tomat tel (dua ribu tiga orang) – dan seterusnya.
- 40 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Lengkapi kalimat-kalimat dibawah ini dengan Kata Ganti Bilangan yang sesuai.
1) 75 Vutfit ...............
2) 673 Ratnean ...............
3) 6.725 Rivun nean, ...............
4) 136.225 Rivun ratut vuttel ........., ratru ..........
5) 750.625 Rivun ratfit .........., ratnean ..........
6) 5 orang. Tomat ...............
7) 15 orang. ............... tomat ...............
8) Mereka 25 orang. Hir .................... tomat ...............
9) Kami semua 30 orang. Am .................. tomat ...............
10) Minyak tanah 3 botol. Ngu tanat ..................
11) Telor 7 butir. Tilur ..................
12) Mangga 35 butir. Fau ..................
13) Pepaya 15 pohon. Kustel ..................
14) Kita semua makan pisang. It .................. ta’an mu’u.
15) Dia memdapat ikan sebelah. I enyo’at vu’ut ..................
16) Abu lari keliling kampung 2 kali Abu nafla yal ohoi ............ nutun
setiap hari. leran.
17) Abas mengetuk pintu tujuh-tujuh Abas enfifik fid ..................
kali.
18) Rokok 3 bungkus. Tubak ..................
19) Tali 9 depa. Warat ..................
20) Saya makan sepotong pisang. Yaau u’an mu’u ..................
Kosakata: tomat (orang) - ngu tanat (minyak tanah) - tilur (telor) - fau (mangga)
- kustel (pepaya) - mu’u (pisang) - vu’ut (ikan) - fla (lari) - yal (keliling) - ohoi
(kampung) - nutun (setiap) - leran (hari) - fifik (ketuk) - fid (pintu) - tubak (rokok)
- warat (tali).
- 41 -
Do Taf’adir Veveu Evav
LIAT DALIL
PEPATAH – PERIBAHASA
“Foing fo kut foin, fau fo banglu vatu” (Dikebat menjadi seikat suluh, ditempa
menjadi sebutir peluru). Kut terbuat dari sayatan-sayatan mayang kelapa kering
yang disatukan dan dikebat menjadi seikat suluh).
BERSATU PADU. Sepakat dalam kata, bersatu dalam karsa, bersama dalam karya
menuju tujuan. Kebatlah persatuan itu menjadi suluh penerang, obor penyemangat
dan api perjuangan. Tempalah kebersamaan itu menjadi peluru penghancur
kemalasan, ketidak-pedulian dan ketidak-setiakawanan.
“Angkat Rumah”, tradisi lama yang dipraktekkan oleh banyak suku di Nusantara,
termasuk suku Kei (sumber gambar: www.orangperak.com)
“Ai nangan do enhov vakbo habo tahit ajad, vat tahit do enhov vakbo lutur nangan
ajad” (Kayu di darat diikut-sertakan menjadikan perahu di laut, batu di laut diikut-
sertakan menjadikan tanggul di darat).
SALING MELENGKAPI. Berbagi ide, bersambung rasa, bertukar fikiran, berpegang
tangan oleh para pihak (gotong royong) niscaya pekerjaan berat menjadi ringan,
persoalan rumit menjadi gampang. Bersama dalam keberagaman, berpadu dalam
keanekaan, bersatu dalam kebinekaan, itulah sejatinya kita.
- 42 -
Do Taf’adir Veveu Evav
BAB VI
KATA PENGHUBUNG
1) Hov (dan/dengan):
- Ya’au u’an kokat hov vu’ut (Saya makan nasi dengan ikan)
- Alo hov Ali erba Yabun (Alo dan Ali pergi ke Ambon)
2) Vakbo (lalu/setelah itu):
- I ensubian lain vakbo enba (Dia berdoa dulu setelah itu dia pergi)
Vakbo (maka):
- It taf’adir vakbo tafkain (Kita belajar maka kita pandai)
3) Te (atau):
- Mel te balit (Kanan atau kiri)
- Nger te ngiv neran harmes wat (Parang atau pisau tajamnya sama saja)
4) Neraki (tetapi):
- I nabtuan rak neraki hob nangsear (Dia sudah tua tetapi masih kuat)
- Rumun kot neraki inan lulin (Badannya kecil tetapi berwatak rajin)
5) Folan (agar/supaya):
- It tasikar folan Tina ensul (Kita bernyanyi supaya Tina menari)
6) Utin (karena/sebab):
- Abas nafkain utin inan lulin naf’adir (Abas pintar karena rajinlah ia belajar)
7) Betfel / fel (jika): 8
- Betfel taf’adir vakbo tafkain (Jika kita belajar maka kita pandai)
- Fel matam kasluun iya umtub (Jika matamu mengantuk maka tidurlah)
8) Iya (ialah/adalah): 9
- Ravit ngiar i iya Abas ni (Baju putih ini adalah kepunyaan Abas)
- Rahan la’ai he iya Ali ni (Rumah besar itu adalah kepunyaan Ali)
- Nuhu Evav iya mam nuhu kilkilun (Negeri Evav adalah negeri kecintaan kami)
Iya (sama dengan ‘ya’ dalam bahasa Indonesia yang bermakna ‘konfirmasi’
terhadap sesuatu):
- Fel matam kasluun iya umtub (Jika matamu mengantuk, ya tidurlah)
- Tevat umdo iya Ya’au uba rak (Ketika engkau datang, ya saya sudah pergi)
- Betfel umba iya Ya’au uba vuk (Jika engkau pergi, ya saya pergi juga)
9) Ne (sedangkan):
- O umdok ne Ya’au udir (Engkau duduk sedangkan saya berdiri)
- I enba ne Ya’au udok (Dia pergi sedangkan saya tinggal)
Ne (bahwa):
- Agus ensib ne I hauk endo (Aguas berpesan bahwa dia hendak kesini)
10) Waun, felak, sar (seperti/bagaikan/ibarat): 10
- Dina hinarun waun/felak/sar renan (Dina cantik seperti/bagaikan ibunya)
- Felak hauk do’ot (Sepertinya mau hujan)
- Sar mutan erloi lanlean (Ibarat awan melayang diangkasa)
11) Ma, nanweang, edbo (sehingga/maka):
- Ali yean suhut ma endok wat (Ali kakinya sakit sehingga dia duduk saja)
- Alo ulin suhut nanweang entub wat (Alo badannya sakit sehingga dia tidur saja)
- Ani nabre li edbo entub rak (Ani lelah sekali sehingga dia sudah tidur)
12) Daung (maupun/sekaligus):
- Maria hinarun daung inan lulin (Maria cantik maupun/sekaligus berwatak rajin)
- Ana ensikar daung ensul (Ana bernyanyi maupun/sekaligus menari)
13) … wa’id ne …11 (… bukan tetapi/melainkan …):
- I wa’id ne Ya’au (Dia bukan tetapi/melainkan saya)
- I meman Ali wa’id ne Alo (Dia namanya bukan Ali tetapi/melainkan Alo)
14) … mehe wa’id ne … vuk (bukan hanya … tetapi/melainkan … juga):
- I mehe wa’id ne Ya’au vuk (Bukan hanya dia tetapi/melainkan saya juga)
- Ali mehe enba wa’id ne Alo vuk (Bukan hanya Ali pergi tetapi Alo juga)
– tub (tidur) – ravit (baju) – ngiar (putih) – i (ini) – rahan (rumah) – la’ai (besar) –
he (itu) – nuhu (negeri, pulau) – kilkilun (kesayangan) – tevat (ketika, waktu itu)
– do (datang) – vuk (juga) – dok (tinggal, duduk) – sib (berpesan) – hauk (hendak)
– hinarun (cantik) - renan (ibunya) – do’ot (hujan) – mutan (awan) – loi
(tergantung, melayang) – lanlean (angkasa) - yean (kakinya) - suhut (sakit) – wat
(saja) – bre (capek, lelah) – li (sangat, sekali) – meman (namanya).
- 45 -
Do Taf’adir Veveu Evav
- 46 -
Do Taf’adir Veveu Evav
LIAT DALIL
PEPATAH–PERIBAHASA
“Ko entod la’ai, sian entod lulin” (Yang kecil menarik yang besar, yang buruk
menarik yang elok).
SEDIKIT JADI BUKIT. Dari yang sedikit, yang kecil, yang masih buruk itulah asalkan
tekun diusahakan, tentu akan menjadi banyak, besar, elok jua. Setiap usaha tampak
sulit pada awalnya, tetapi begitu anda memulainya dan tekun memperjuangkannya,
anda sedang menuju keberhasilan. Tak akan ada seribu langkah, jika tak pernah ada
satu langkah pertama.
“Sian fatnim, ne bok maninin” (Buruk asalkan milik sendiri, daripada elok tetapi
barang pinjaman).
JADILAH DIRI SENDIRI. Sekalipun buruk asalkan milik sendiri jauh lebih berharga
daripada elok tetapi milik orang lain. Pamer diri dengan kemewahan, itu namanya
kesombongan, apalagi kemewahan itu hanyalah barang pinjaman, itu namanya
penistaan diri sendiri. Kebutuhan bisa dicukupi, tetapi keinginan tak bisa dicukupi.
Maka hargailah milik sendiri, dan jadilah diri sendiri.
- 47 -
Do Taf’adir Veveu Evav
BAB VII
KATA TUNJUK
Kata Tunjuk adalak kata yang dipakai untuk menunjukan tempat atau letak.
1) i atau ya (ini):
- Rahan i kot (Rumah ini kecil)
- Rahan ya la’ai (Rumah ini besar)
2) En i atau en ya (yang ini “tunggal”):
- Habo en i kot (Perahu yang ini kecil)
- Habo en ya la’ai (Perahu yang ini besar)
3) Hir i atau hir ya (yang ini “jamak’’):
- Ravit hir i kotkot (Baju-baju ini kecil-kecil)
- Serwau hir i lala’ai (Celana-celana ini besar-besar)
4) Den i atau den ya (disini):
- Ya’au udok den i (Saya duduk disini)
- O mudir den ya (Engkau berdiri disini)
Keterangan:
Dalam suatu kalimat majemuk, kata tunjuk dekat: en i dan en ya, hir i dan hir
ya, den i dan den ya, dipakai sebagai suatu pembanding untuk menunjukkan
tempat atau letak yang berbeda. Sebagai contoh:
- Rahan en i kot ne rahan en ya la’ai (Rumah yang ini kecil sedangkan rumah
yang ini besar). Kalimat ini maksudnya membandingkan dua buah rumah
yang berbeda ukuran dan letaknya.
- Rahan hir i kotkot ne rahan hir ya lala’ai (Rumah2 yang ini kecil2 sedangkan
rumah2 yang ini besar2). Kalimat ini maksudnya membandingkan dua
kelompok rumah yang berbeda ukuran dan letaknya.
- Ya’au udok den i ne O umdok den ya (Saya duduk disini sedangkan engkau
duduk disini). Kalimat ini maksudnya membandingkan dua tempat duduk
yang berbeda letaknya.
- 48 -
Do Taf’adir Veveu Evav
1) He (itu):
- Rahan he kot (Rumah itu kecil)
- Rahan he la’ai (Rumah itu besar)
2) En he (yang itu “tunggal”):
- Habo en he kot (Perahu yang itu kecil)
- Habo en he la’ai (Perahu yang itu besar)
3) Hir he (yang itu “jamak”):
- Ravit hir he kotkot (Baju-baju yang itu kecil-kecil)
- Serwau hir he lala’ai (Celana-celana yang itu besar-besar)
4) Den he (disitu):
- O umtub den he (Engkau tidur disitu)
5) Ro atau vel (sana):
- Rahan ro kot (Rumah sana besar)
- Habo vel la’ai (Perahu sana besar)
6) En ro atau en vel (yang sana “tunggal”):
- Ya’au ning rahan en ro (Saya punya rumah yang sana)
- O mu habo en vel (Engkau punya perahu yang sana)
7) Hir ro atau hir vel (yang sana “jamak”):
- Rahan hir o bokbok (Rumah-rumah yang sana bagus-bagus)
- Habo hir vel lala’ai (Perahu-perahu yang sana besar-besar)
8) Den ro atau den vel (disana):
- I ni rahan na’a den ro (Dia punya rumah berada disana)
- Hir rir rahan na’a der vel (Mereka punya rumah berada disana)
Keterangan:
Dalam suatu kalimat majemuk, kata tunjuk jauh: en ro dan en vel, hir ro dan hir
vel, den ro dan den vel, dipakai sebagai suatu pembanding untuk menunjukkan
tempat atau letak yang berbeda. Sebagai contoh:
- Rahan en ro kot ne rahan en vel la’ai (Rumah yang itu kecil sedangkan
rumah yang itu besar). Kalimat ini maksudnya membandingkan dua buah
rumah yang berbeda ukuran dan letaknya.
- Rahan hir ro kotkot ne rahan hir vel lala’ai (Rumah2 yang itu kecil2
sedangkan rumah2 yang itu besar2). Kalimat ini maksudnya
membandingkan dua kelompok rumah yang berbeda ukuran dan
letaknya.
- 49 -
Do Taf’adir Veveu Evav
- Ya’au udok den ro ne O umdok den vel (Saya duduk disana sedangkan
engkau duduk disana). Kalimat ini maksudnya membandingkan dua
tempat duduk yang berbeda letaknya.
1) Ti (kesitu):
- Ya’au uti (Saya kesitu)
- Ya’au uba ti (Saya berjalan kesitu)
2) Ma (kesini):
- O muma (Engkau kesini)
- O muba ma (Engkau berjalan kesini)
3) Ro (kesana):
- Am maro (Kami kesana)
- Am maba ro (Kami berjalan kesana)
4) Do (kemari):
- Im bido (Kalian kemari)
- Im biba do (Kalian berjalan kemari)
Keterangan:
(1) Dalam suatu kalimat majemuk, kata tunjuk tujuan: ti (kesitu) berpasangan
dengan ma (kesini), sedangkan ro (kesana) berpasangan dengan do (kemari),
dipakai sebagai pembanding untuk menunjukkan arah yang berbeda.
Sebagai contoh:
- Ya’au uba ti ma (Saya berjalan kesitu dan kesini)
- Am maba ro do (Kami berjalan kesana dan kemari)
- Ya’au uba ti ne O muba ma (Saya bejalan kesitu sedangkan engkau
berjalan kesini)
- Am maba ro ne Im biba do (Kami berjalan kesana sedangkan kalian
berjalan kemari)
(2) Kata Tunjuk Tujuan sebagaimana disajikan diatas merupakan dasar-dasar
pemahaman secara umum sebagai materi belajar. Sedangkan
penggunaannya yang lebih spesifik masih diperlukan penjelasan lebih lanjut
terkait kebiasaan tertentu di Kei, misalnya:
- Tujuan pergi ke suatu pulau dalam lingkungan kepulauan Kei, misalnya
dari pulau Kei Kecil ke pulau Kei Besar maka digunakan kata tunjuk
tujuan ro :
- 50 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Ya’au uba ro Yuut (Saya pergi ke pulau Yuut |Kei Besar|). Bukan Ya’au
uba ti Yuut.
- Tujuan pergi ke suatu tempat di luar lingkungan kepulauan Kei, misalnya
dari Tual ke Surabaya maka digunakan kata tunjuk tujuan ti :
Ya’au uba ti Surabaya (Saya pergi ke Surabaya). Bukan Ya’au uba ro
Surabaya.
Selain itu, dikenal juga kata tunjuk tujuan tertentu seperti: su (turun) dan rat (naik),
yang biasanya dipakai untuk menerangkan arah tujuan ke suatu tempat di utara
atau di selatan dalam lingkungan kepulauan Kei, misalnya:
- Seseorang dari kota Tual pergi ke kampung Dulla, maka dikatakan:
I enba su Dua (Dia pergi ke Dulla), karena Dulla terletak di bagian utara dari
Tual.
- Seseorang dari kota Langgur pergi ke kampung Danar, maka dikatakan:
I enba rat Danar (Dia pergi ke Danar), karena Danar terletak di bagian
selatan dari Langgur.
Pembahasan lebih lanjut tentang penggunaan kata tunjuk tujuan tertentu: su dan
rat akan dilanjutkan pada lain kesempatan.
- 51 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Kosakata: faha (beli) - serwau (celana) - rahan (rumah) - dok (duduk) - habo
(perahu) - sian (rusak) - rak (sudah/telah) - hob (masih/belum) - bok (baik/bagus)
- dir (berdiri) - ba (berjalan) - ve’e (kebun) - lebleb (sampan) - mang (orang) - or
(terbang) - la’ai (besar) - fakloi (gantungkan) - ravit (baju).
- 52 -
Do Taf’adir Veveu Evav
LIAT DALIL
PEPATAH – PERIBAHASA
“Tuv mehe entar felan, tuv ru entar tenain” (Beranak satu menambah cantik,
beranak dua semakin rupawan).
BUAH KEBAJIKAN. Anak sebagai simbol kebajikan, buah dari cinta kasih. Semakin
banyak berbuat kebajikan, semakin terhormatlah hidup seseorang. Jika keagungan
itu sebuah istana, dan kehormatan itu pilar-pilarnya, maka kebajikan adalah kedua-
duanya.
- 53 -
Do Taf’adir Veveu Evav
BAB VIII
KATA TANYA
Kata Tanya dipakai untuk menanyakan benda, orang, waktu, tempat, keadaan,
dan sebagainya.
- 54 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Keterangan:
(1) Kata tanya: enbe atau hirabe (siapakah “tunggal”) dan mangbe (siapakah
“jamak”), diletakkan di awal kalimat.
(2) Kata tanya: enbe (siapa nama), diletakkan di akhir kalimat.
(3) Kata tanya: enbe ni atau hirabe ni (siapa punya “tunggal”) dan mangbe rir
(siapa punya “jamak”), dapat diletakkan di awal atau di akhir kalimat.
1) Felbe (bagaimana)
Felbe? (Bagaimana? = Apa kabar?)
O mu ivar felbe? (Kabarmu bagaimana? = Apa kabarmu?)
O umfikir felbe? (Pemikiranmu bagaimana? = Bagaimana menurutmu?)
Aad warid na’a Evav rir ivar felbe? (Saudara2 kita di Kei kabarnya bagaimana?
Keterangan:
(1) Kata tanya felbe itu sendiri lazimnya dipakai sebagai “kata sapaan” ketika
saling berjumpa yang bermakna: ‘apa kabar’.
(2) Kata tanya: felbe (bagaimana) diletakkan di akhir kalimat.
- 55 -
Do Taf’adir Veveu Evav
1) Felbe (mengapa):
Felbe Im bido wa’id i? (Mengapa kalian tidak datang?)
Felbe I ba naskol wa’id i? (Mengapa dia tidak pergi bersekolah?)
Kata tanya felbe, juga lazimnya ditambahkan partikel ‘ka’ yang berfungsi
sebagai suatu penegasan/konfirmasi sehingga kalimat diatas menjadi:
Felbe ka Im bido wa’id i? (Mengapa kalian tidak datang?)
Felbe ka I ba naskol wa’id i? (Mengapa dia tidak pergi bersekolah?)
2) Felbe vakbo (mengapa sehingga):
Felbe vakbo muf’adir wa’id i? (Mengapa sehingga engkau tidak belajar?)
Felbe vakbo vu’ut inan la’ai i? (Mengapa sehingga ikan harganya mahal?)
Felbe vakbo Ani enroon i? (Mengapa sehingga Ani menangis?
Keterangan:
(1) Penambahan partikel “i” pada akhir kalimat tanya diatas (…‘wa’id i’ atau
‘la’ai i’ atau ‘enroon i’ ) adalah sebagai suatu penegasan/konfirmasi dalam
logat/aksen bahasa.
(2) Kata tanya: felbe atau felbe ka (mengapa) dan felbe vakbo (mengapa
sehingga), diletakkan di awal kalimat.
- 56 -
Do Taf’adir Veveu Evav
- 57 -
Do Taf’adir Veveu Evav
G. Mana, Dimana, Kemana, Dari mana – untuk menanyakan tempat, pilihan, dll.
1) Be (mana):
I be? (dia mana?) atau
I na’a be? (Dia di mana?)
Ali i be? (Ali dia mana?) atau
Ali i na’a be? (Ali dia di mana?)
Ali hov Alo hir be? (Ali dan Alo mereka mana?) atau
Ali hov Alo hir na’a be? (Ali dan Alo mereka di mana?)
2) Den be (dimana, kemana):
Hir den be? (Mereka dimana?) atau
Hir na’a den be? (Mereka ada dimana?)
O mu rahan den be? (Engkau punya rumah dimana?) atau
O mu rahan na’a den be? (Engkau punya rumah ada dimana?)
Im bidok den be? (Kalian duduk/tinggal dimana?)
Hir erba denbe? (Mereka pergi kemana?)
3) Ain be (yang mana):
O mu buuk ain be? (Engkau punya buku yang mana?)
I ni manut ain be? (Dia punya ayam yang mana?)
Im bir rahan ain be? (Kalian punya rumah yang mana?)
4) Tav be (dari mana) dan ho be (ke mana):
Im bitav be? atau Im tav be? (Kalian dari mana?) 12
Im biho be? atau Im ho be? (Kalian mau ke mana?)
Habo i entav be? (Perahu ini dari mana?)
O umho be? (Engkau ke mana?)
Selain kata-kata tanya tersebut diatas, ada beberapa kata/frasa 13 tertentu yang
juga berfungsi membentuk kalimat bertanya.
1) Penambahan partikel ‘a’ atau ‘wa’ pada akhir kalimat/pernyataan (+/-
sama arti dengan partikel ‘kah’ dalam bahasa Indonesia):
Alo hauk entub a? (Alo mau tidurkah?)
Alo entub rak a? (Alo sudah tidurkah?)
12 Pertanyaan: Im bitav be? atau Im tav be? juga berarti ‘Kalian berasal dari mana?’. Untuk
memperjelas pertanyaannya, sebaiknya bertanya seperti: Im bitav ohoi be? (= Kalian berasal dari
kampung mana?).
13 Frasa adalah gabungan kata yang tidak mempentuk kalimat sempurna tetapi mempunyai
- 59 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Kosakata: i (ini) – he (itu) – meran (esok) – leran (hari) - hauk (mau, hendak) –
ba (pergi, berjalan) – ravit (baju) – inan (harga, nilai) – tub (tidur) – lajaran (kuda)
– la’ai (besar) – dok (tinggal, duduk) – na’a (ada, berada) – mem (nama) – bakvil
(bungkusan) – ren (ibu) – ivar (kabar, berita) – rahan (rumah) – tantan ( cincin)
– teok (tunggu, nanti) - masuhun (sedih) – f’adir (belajar) – ba (pergi, berjalan) –
skol (sekolah) – haran i (sekarang ini).
- 60 -
Do Taf’adir Veveu Evav
LIAT DALIL
PEPATAH - PERIBAHASA
“Kurba enmat human entok fid, ne kerkim enmat human en’yal nuhu” (Kerbau
mati bauhnya tak sampai ke pintu, sedangkan semut mati bauhnya meliputi negeri).
Jalan raya dan rumah-rumah di tepi pantai, ciri perkampungan di Kei, 1920an
(NMVW-Collectie)
“Vat vu’ar nasleb il su wirin, ne vat wirin nasleb il rat vu’ar” (Batu di gunung terguling
ke lembah, sedangkan batu di lembah berguling ke gunung).
- 61 -
Do Taf’adir Veveu Evav
BAB IX
KATA ULANG
Kata Ulang adalah kata turunan yang berasal dari perulangan kata dasar sehingga
menimbulkan arti/makna yang baru. Perulangan kata ini berupa perulangan
secara utuh atau sebagian tanpa perubahan bunyi vokalnya ataupun dengan
perubahan bunyi vokalnya.
Kata Ulang Kata Dasar
1) fikfikir (pemikiran, buah pikir) fikir (pikir)
2) kotkot (kecil-kecil) kot (kecil)
3) lala’ai (besar-besar) la’ai (besar)
4) lalain (dahulu, waktu lampau) lain (duluan)
5) lerleran (sehari-hari) leran (hari)
6) matmatan (kematian) mat (mati)
7) metmetan (berkelompok-kelompok) metan (kelompok)
8) ngamirmiran (gelap gulita) ngamiran (gelap)
9) roro (jauh) ro (sana)
10) siksikar (nyanyian, lagu) sikar (nyanyi)
11) sisian (keburukan, kerusakan) sian (buruk, rusak)
12) sobsob (persembahan, permohonan) sob (sembah, mohon)
13) teteen (orang-tua, leluhur) teen (induk)
14) vavain (kehidupan) vain (hidup, berdaya)
15) ad’adir (ajaran, pengajaran), id’adir adir (ajar)
(mengajar-ngajari)
16) banbanan (pelancongan, perjalanan), ba (berjalan)
binbanan (melancong-lancong)
17) batbatang (penjagaan, pelindungan), batang (jaga)
bitbatang (menjaga-jaga)
18) bebeen (permainan), bibeen (bermain- been (main)
main)
19) busbusung (teka-teki), bisbusung (me busung (terka)
nerka-nerka)
20) fangnanan (pengasihan, kerinduan), fangnan (kasih, rindu)
fangninan (mengasih-ngasihi)
21) futfutar (pemutar, pemutaran), fitfutar futar (putar)
(memutar-mutari)
22) haruvruv (keabu-abuan, berdebu), haruv (abu, debu)
harivruv (berdebu-debu)
- 62 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Dan sebagainya.
Keterangan:
(1) Pada umumnya perulangan kata terjadi pada atau diambil dari suku kata
pertama dari kata dasar.
(2) Ada kata-kata dasar yang mengalami perulangan kata tanpa perubahan
bunyi vokalnya (contoh 1 sampai 14), dan ada pula kata-kata dasar yang
mengalami perulangan kata dengan perubahan bunyi vokalnya (contoh 15
sampai 33).
- 63 -
Do Taf’adir Veveu Evav
LIAT DALIL
PEPATAH-PERIBAHASA
Batahan ta’an, ne mat tanginik” (yang sudah matang baiklah kita makan, sedangkan
yang masih mentah baiklah kita kupas lebih dahulu).
KEHATI-HATIAN. Boleh percaya terhadap sesuatu yang sudah pasti kebenarannya,
tetapi sesuatu yang belum pasti kebenarannya hendaklah diselidiki terlebih dahulu.
Kebenaran itu sederhana saja tetapi orang menafsirkannya menjadi rumit, maka
berhati-hatilah. Awalilah dengan menjadi orang benar, bukan orang yang merasa
diri benar. Sebab orang benar tidak berfikiran bahwa dirinyalah yang paling benar,
tetapi orang yang merasa diri benar berfikiran bahwa dirinyalah yang paling benar.
- 64 -
Do Taf’adir Veveu Evav
BAB X
KATA MAJEMUK
Kata Majemuk adalah kata turunan yang berasal dari pemajemukan atau
penggabungan/kombinasi dua kata sehingga menimbulkan arti/makna yang baru.
Pemajemukan kata ini dapat berupa penggabungan dua kata yang setara/sejenis,
ataupun penggabungan/kombinasi dua kata yang tak setara/tak sejenis.
Kata Majemuk Kata Asal
1) ai warat (pepohonan di hutan) ai (kayu), warat (tali, sulur akar)
2) batang haraang (pemeliharaan) batang (jaga), haraang (rawat)
3) fook wasil (tipu daya) fook (bohong, dusta), wasil (tipu)
4) kesyang (perbekalan, persediaan) kes (bekal), yang (sediaan, simpanan)
5) kevbangil (perkelahian) kev (tumbuk), bangil (pukul)
6) kidyaan (sahabat) kid (pasangan), yaan (teman)
7) leengloak (mempertimbangkan) leeng (mentaksir), loak (menilai)
8) melya’an (pemuka masyarakat) mel (bangsawan), ya’an (kakak, tetua)
9) nam nuhutel (samudera) nam (laut dalam), nuhutel (laut lepas)
10) nuhumet (negeri, tanah air) nuhu (pulau), met (perairan/pantai)
11) ravit sibo (sandang) ravit (baju), sibo/esbo (kain, sarung)
12) sib surak (menasehati) sib (memberi pesan), surak (memberi
teladan)
13) teenya’an (pemuka masyarakat) teen (orang tua, induk), ya’an (kakak)
14) tun avun (pembakaran) tun (panggang), avun (bakar)
15) tur adir (mengajari, mendidik) tur (tunjuk), adir (ajar)
16) tuv har (generasi) tuv (keturunan), har (angkatan)
17) uun matan (pemuka masyarakat) uun (kepalanya), matan (matanya)
18) vat baran (suami isteri) vat (wanita), baran (pria)
19) veen hanaan (amanat seseorang) veen (suaranya), hanaan (nafasnya)
20) vusin manan (lestari, abadi) vusin (keras, kokoh), manan (lama,
bersifat tetap)
21) wear benau (pangan) wear (air, minuman), benau (makanan)
22) yaat waraian (kehutanan) yaat (hutan primer), warain (hutan
sekunder)
23) dokrahan (melahirkan) dok (berdiam, tinggal), rahan (rumah)
24) dokmol (bertirakat, berpantang) dok (berdiam), mol (pemali, pantangan)
25) lanlelean (angkasa, dirgantara) lan (langit), lean (celah, antara)
26) lelanmulin (bagian istimewa/ lelan (kehidupannya), mulin (keramat)
sakral)
27) lelwai (nasib, jalan hidup) lel (kehidupan), wai (tempat)
- 65 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Dan sebagainya.
Keterangan:
(1) Pada umumnya pembentukan kata majemuk – terutama kombinasi dua
kata yang tak setara/tak sejenis – sehingga menimbulkan arti/makna baru,
berhubungan erat dengan cara pandang tradisional dan mengandung makna
folosofi tertentu. Misalnya:
- Dokrahan (melahirkan/ibu bersalin), disebut demikian berdasarkan suatu
tradisi bahwa jika seorang ibu melahirkan maka ia hendaknya berdiam
diri ( dok ) di dalam rumah ( rahan ) selama +/- 40 hari sambil berdiang di
perapian dan meminum obat2an untuk melancarkan air susu ibu dan
pemulihan diri.
- Yelim (sumbangan, urun dana/tenaga/bahan), bermakna saling tolong
menolong dalam berbagai hal. Disebut demikian karena sumbangan itu
merupakan pemberian sukarela dari apa yang dihasilkan dari jalannya
kaki ( ye ) yang kerjanya tangan ( lim ).
(2) Kata majemuk dari penggabungan dua kata yang setara/sejenis (contoh 1
sampai 22), dan kata majemuk dari kombinasi dua kata yang tak setara/tak
sejenis (contoh 23 sampai 46).
- 66 -
Do Taf’adir Veveu Evav
LIAT DALIL
PEPATAH-PERIBAHASA
“Habo la’ai nafla tahit, habo kot nafla vuk tahit” (Perahu besar berlayarnya di laut,
perahu kecil pun berlayarnya di laut).
KITA BISA! Setiap orang diberi waktu dan kesempatan, demikian pula setiap orang
dihadapkan pada cobaan, tak peduli siapa dia. Yang berbeda adalah kemauan untuk
memanfaatkan waktu dan kesempatan itu, dan kegigihan untuk menghadapi
cobaan. Seperti laut tersedia untuk dilayari dengan gelombang sebagai tantangan,
tak peduli perahu besar ataukah perahu kecil, dan engkaulah nahkodanya. Setiap
nahkoda tentu tahu betul kondisi dan kemampuan perahunya, ia juga tahu alur
pelayarannya. Demikian itulah kita mengarungi lautan kehidupan ini dengan segala
cobaannya. Maka optimalkan talenta yang engkau punya, dan minimalkan keluh
kesah yang melelahkan. Dimana ada kamauan, disitu ada jalan. Kita bisa!
Perahu belan ini dipakai selama ekspedisi Sibolga (survey biota laut) 1899-1900
(NMVW-Collectie)
- 67 -
Do Taf’adir Veveu Evav
BAB XI
KATA TURUNAN LAINNYA
Selain dari Kata Ulang dan Kata Majemuk yang merupakan bentuk-bentuk kata
turunan melalui proses perulangan dan pemajemukan (lihat Bab IX dan Bab X),
berikut ini adalah bentuk-bentuk kata turunan lainnya melalui proses
pengimbuhan dengan ataupun tanpa variasi bunyi vokal tertentu. Pengimbuhan
terhadap kata asal ini menimbulkan arti/makna baru dalam bentuk Kata Benda,
Kata Sifat, ataupun Kata Kerja.
1) Awalan “ba”, “bar” dan “bak” membentuk beberapa kata benda konkret, kata
benda abstrak. Sebagai contoh:
Kata Turunan Kata Asal
bafof (benda hanyutan) fof/fok (hanyut)
bangilwau (kayu pelempar) ngilwau (lempar dgn sepotong kayu)
bavil (bungkusan) vil (bungkus)
bamiir (tali penusuk) miir (merangkai hasil buruan dgn tali
penusuk)
basib (penyumbat) sib (sumbat)
bangutun (penutup) ngutun (tutup)
barihing (pengalas lantai) rihing (mengalas lantai)
banoar (bahan/alat jahit) hoar (jahit)
basukat (pengukur, pembanding) sukat (ukur, banding)
bardingil (palang pengunci) dingil (palang/kunci pintu/jendela)
barkain (berkepandaian) kain (pandai)
barwel (berarakan) wel (lenggang, baris)
bak’eak (tali pengikat) eak (ikat)
bakreat (hiasan) reat (hias)
bakean (pakaian) ean (jalin, tenun)
- 68 -
Do Taf’adir Veveu Evav
4) Awalan “ka” membentuk beberapa kata benda yang bermakna ‘sifat’, ‘alat’,
‘tempat’. Sebagai contoh:
Kata Turunan Kata Asal
kakain (pengetahuan, kepandaian) kai/kain (tahu, mengerti, pandai)
kakail (penggaet, bantal guling) kail (gaet, kait, rangkul)
kaloi (gantungan, penggantung) loi (gantung, apung)
kamoan (berwatak pendiam) moan (diam)
kavul (bungkusan merah, jimat) vul (merah)
kalavar (rak dari papan yang lebar) lavar (lebar)
katar (perisai) tar (sokong, tadah, tahan)
katlean (ruangan tengah rumah) lean (ruang, celah, tengah)
kasoin (pinggiran, tepian) soin (pinggir, tepi, batas)
7) Awalan “fa” dan “fang” membentuk beberapa kata kerja yang bermakna
‘melakukan sesuatu’, ‘menyebabkan sesuatu’ . Sebagai contoh:
Kata Turunan Kata Asal
fa’adir (mengajari/~kan) adir (ajar)
fadir (memberdirikan) dir (berdiri)
fabobar (menakuti) bobar (takut)
fadok (mendudukkan, memasangkan) dok (duduk)
famem (menamai/-kan) mem (nama)
fa’an (memberi makan) an (makan)
favul (memerahi/-kan) vul (merah)
fangiar (memutihi/-kan) ngiar (putih)
fabod (membodohi/-kan) bod (bodoh)
fadad (memperbaiki) dad (kerja)
famal (mengaibi/-kan) mal (aib)
fahu (menyuluh ikan) hu (suluh, obor)
fangsear (menguati, membugarkan) sear (segar, bugar)
- 70 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Selain itu, awalan “fa” juga membentuk beberapa kata benda, kata
sifat/keterangan seperti:
famur (yg belakangan, yg kemudian) mur (belakang)
famas (yang keemasan) mas (emas)
fanean (pertanda) neat (tanda, alur)
fatetat (pahat) tetat (putus)
9) Awalan “ha” dan “hang” membentuk beberapa kata kerja yang bermakna
‘menjadi’. Sebagai contoh:
Kata Turunan Kata Asal
hababur (bernanah) babur (nanah)
habar (membengkak) bar (bengkak)
hame’ar (menyembuh) me’ar (sembuh/pulih dari luka)
hanil (melicin, mengkilap) nil (licin, kilap)
haruan (berkelit, mengelak) ruan (tepis, tangkal)
havul (memerah) vul (merah)
hatom (menguning) tom (kuning)
habir (membiru) bir (biru)
hangiar (memutih) ngiar (putih)
hangruhu (memiring pada satu sisi) ruhu (sisi samping)
Selain itu, awalan “ha” juga membentuk beberapa kata benda seperti:
hala’ai (pembesar masyarakat) la’ai (besar)
hakratat (petinggi masyarakat) kratat (tinggi)
hama’an (makan bersama) ma’an (kami makan)
- 71 -
Do Taf’adir Veveu Evav
10) Awalan “kab” membentuk beberapa kata kerja yang bermakna ‘melakukan
perbuatan’, ‘akibat dari perbuatan’. Sebagai contoh:
Kata Turunan Kata Asal
kablamur (mengacau, sembrono) lamur (kacau)
kabten (mengejan) ten (ejan)
kabfook (mendustai) fook (dusta)
kabwasil (menipu) wasil (tipu)
kabyau (menerkam untuk menangkapi) yau (raih, tindih)
kabnis (mengaisi, mematuk-matuki) is (kais, patuk)
kabra’auk (meraupi) ra’auk (raup)
kabrer (merabai) rer (raba, urut)
kabhaur (terhempas, terjerembab) haur (ayun pukulan)
kabfar (terbanting) far (banting)
- 72 -
Do Taf’adir Veveu Evav
- 73 -
Do Taf’adir Veveu Evav
MISIL MASAL
PERUMPAMAAN-PERIBARATAN
- 74 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Disamping kata-kata turunan tersebut diatas, ada pula bentuk kata turunan yang
khusus berhubungan dengan pembentukan kata kerja melalui proses
pengimbuhan.
Selain awalan naf/raf, ada juga awalan nav/rav dan nab/rab dengan makna
yang sama. Sebagai contoh:
- 75 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Catatan:
(1) Awalan naf/raf tidak diterapkan pada kata asal yang berhuruf awal ‘f’.
(2) Awalan nav/rav tidak diterapkan pada kata asal yang berhuruf awal ‘v’.
(3) Awalan nab/rab tidak diterapkan pada kata asal yang berhuruf awal ‘b’.
Selain awalan nam/ram, ada juga awalan nak/rak dan nat/rat dengan makna
yang sama. Sebagai contoh:
- 76 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Catatan:
(1) Awalan nam/ram tidak diterapkan pada kata asal yang berhuruf awal ‘m’.
(2) Awalan nak/rak tidak diterapkan pada kata asal yang berhuruf awal ‘k’.
(3) Awalan nar/rat tidak diterapkan pada kata asal yang berhuruf awal ‘t’.
Catatan:
Awalan nas/ras tidak diterapkan pada kata asal yang berhuruf awal “s”.
Catatan:
Awalan nar/rar tidak diterapkan pada kata asal yang berhuruf awal ‘r’.
- 77 -
Do Taf’adir Veveu Evav
Catatan:
Awalan nang/rang ini lebih merupakan ‘variasi awalan’ dari kata asalnya yang
juga berawalan ‘nga’, sehingga menimbulkan makna baru yang berarti
‘menjadi’ atau ‘pelaku’ dari kata asalnya.
Kata-kata Turunan diatas hanyalah beberapa saja yang dapat disajikan sebagai
contoh. Adapun susunan selengkapnya didokumentasikan dalam buku yang lain
sebagai kelanjutan dari buku ini.
- 78 -
Do Taf’adir Veveu Evav
PENUTUP
1) Bahasa Evav |Bahasa Kei| sebagai salah satu bahasa dari rumpun besar Bahasa
Austronesia yang oleh para ilmuan bahasa digolongkan dalam rumpun bahasa
Melayu-Polinesia Tengah-Timur antara lain meliputi bahasa-bahasa daerah di
wilayah kepulauan Nusa Tenggara, kepulauan Maluku dan semenanjung
Bomberai di Papua Barat. Pada umumnya bahasa-bahasa ini belum
mempunyai sistem tulisan tata bahasa yang baku, sehingga beberapa
diantaranya mengalami kepunahan seiring waktu. 14 Oleh karena itu kita
mendorong gagasan untuk pembakuan Tata Bahasa Evav |Bahasa Kei|.
2) Bahasa Evav |Bahasa Kei| memiliki beberapa logat atau aksen, juga terdapat
beberapa perbedaan kosakata. Secara umum perbedaan itu dapat
dikategorikan dalam 3 kelompok yaitu (1) Logat pulau Kei Kecil; (2) Logat
pulau Kei Besar; dan (3) Logat pulau-pulau (Kuur, Tam, Tayandu, Tanimbar
Kei). Pada umumnya kosakata yang sudah terdokumentasikan selama ini
adalah kosakata menurut logat pulau Kei Kecil, maka untuk memperkaya
kosakata Bahasa Evav |Bahasa Kei| perlu didokumentasikan juga kosakata
menurut logat pulau Kei Besar dan logat pulau-pulau.
3) Materi Bahasa Evav dalam buku ini hanya memuat dasar-dasar Tata Bahasa
Evav yang disajikan secara sederhana, maka sudah barang tentu terdapat
banyak kekurangan terutama di bidang ilmu bahasa. Maka kepada para
pembaca terutama para sarjana di bidang ilmu bahasa dibuka ruang kritik
seluas-luasnya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan itu.
14
Sumber: Rumpun bahasa Melayu-Polinesia Tengah - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas
- 79 -
Do Taf’adir Veveu Evav
LAMPIRAN I
KOSAKATA KATA GANTI KEPUNYAAN DIRI – ANGGOTA TUBUH
- 80 -
Do Taf’adir Veveu Evav
- 81 -
Do Taf’adir Veveu Evav
LAMPIRAN II
* Laki-laki yang mempunyai kakak/adik perempuan, atau perempuan mempunyai kakak/adik laki-laki.
** Perempuan yang mempunyai kakak/adik laki-laki.
*** Laki-laki yang mempunyai kakak/adik perempuan.
- 82 -
Do Taf’adir Veveu Evav
* Para orang-tua (selevel ayah/ibu dan diatasnya), pada umumnya disebut teteen.
** Kaum bapak (selevel ayah kita), pada umumnya kita sebut yamad mimid atau yamad aad.
*** Kaum ibu (selevel ibu kita), pada umumnya kita sebut renad avad atau renad urad.
- 83 -
Do Taf’adir Veveu Evav
REFERENSI
- 84 -
Do Taf’adir Veveu Evav
- 85 -