Anda di halaman 1dari 2

Diskusi 2 :

Pada Pasal 24 Ayat (3) dijelaskan bahwa dalam menghitung batas jumlah pajak yang boleh dikreditkan,
sumber penghasilan ditentukan sebagai berikut:

1. Penghasilan dari saham dan sekuritas lainnya serta keuntungan dari pengalihan saham dan
sekuritas lainnya adalah negara tempat badan yang menerbitkan saham atau sekuritas
tersebut didirikan atau bertempat kedudukan.
a. Deviden
dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi
kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi; (UU PPh Pasal 4
Ayat 1 (g) dan Penjelasannya ). Sumber Penghasilan Dividen :
 Dividen yang dibayarkan oleh dan kepada siapa pun atas saham yang
diterbitkan oleh badan yang bertempat kedudukan di Indonesia (tanpa
memperhatikan negara tempat pendirian) dianggap diperoleh dari sumber
Indonesia.
 Tempat kedudukan badan dianggap lebih tepat dari tempat pendirian karena
tempat kedudukan dapat menunjuk pada keadaan substansial atau efektif
tempat pengoperasian perusahaan
 keuntungan dari penjualan (di mana saja) saham dan sekuritas yang diterbitkan
oleh badan yang bertempat kedudukan di Indonesia dianggap diperoleh dari
sumber di negara ini. Walaupun transaksi penjualan saham terjadi di luar
Indonesia, secara yuridis, sesuai dengan ketentuan Pasal 2 (4) UU PPh Indonesia
berhak mengenakan pajak atas keuntungan tersebut.
 Penghasilan dari saham dan sekuritas yang diterbitkan oleh badan-dianggap
bersumber di Indonesia. Sementara itu, apabila ada badan yang didirikan di
Indonesia namun bertempat kedudukan di luar negara tersebut secara efektif
tidak akan dapat memberikan penghasilan dari saham dan sekuritas yang
bersumber dari Indonesia.

2. Penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa sehubungan dengan penggunaan harta gerak
adalah negara tempat pihak yang membayar atau dibebani bunga, royalti, atau sewa tersebut
bertempat kedudukan atau berada. Dalam menentukan letak sumber penghasilan Pasal 24
Ayat 3 memakai dua kriteria (yang bersifat alternatif) yaitu
a. pendekatan pembayaran (paying-source approach), dan
b. pendekatan pembebanan biaya (cost bearing approach).
Pendekatan tersebut lebih menunjuk pada tersedianya dana / tempat biaya bunga,royalty dan
sewa dibebankan sebagai pengurang penghasilan kena pajak memproduksi penghasilan
bukan pada tempat pemberian pinjaman / pemanfaatan dana (pinjaman) untuk memproduksi
penghasilan (lokasi faktor produksi). Penanggung beban bunga, royalty dan sewa dapat
berbentuk orang pribadi / badan.

3. Sewa harta tidak bergerak


Pendekatan produksi / situs harta tidak bergerak dimanfaatkan untuk menentukan letak
sumber penghasilan dari harta tidak bergerak. Sewa atas harta tidak bergerak yang berada di
Indonesia dianggap bersumber dinegara tersebut, sebaliknya swa atas harta tidak bergerak
yang terletak diluar Indonesia dapat dianggap bersumber selain di negara tersebut. Oleh
karena itu pajak yang dibayar atas penghasilan dimaksud berhak atas KPLN.
4. Penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan
Penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan adalah negara
tempat pihak yang membayar atau dibebani imbalan tersebut bertempat kedudukan atau
berada. Dan pajak atas penghasilan dari jasa, pekerjaan dan kegiatan pembayarannya /
menjadi beban wajib pajak yang tidak bertempat kedudukan di Indonesia kiranya dapat
memperoleh hak atas KPLN.

5. Penghasilan bentuk usaha tetap


Penghasilan bentuk usaha tetap adalah negara tempat bentuk usaha tetap tersebut
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan. Penghasilan yang dapat diatribusikan kepada
BUT dapat dikenakan pajak oleh negara tempat BUT tersebut terletak walaupun penghasilan
di peroleh dari luar negara yang dimaksud. Hak pemajakan tersebut menurut Pires,
berdasarkan asumsi bahwa tempat usaha merupakan manifestasi dari keberadaan sumber.

6. Penghasilan dari pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan atau tanda turut serta
dalam pembiayaan atau permodalan dalam perusahaan pertambangan adalah negara tempat
lokasi penambangan berada.
7. Keuntungan karena pengalihan harta tetap adalah negara tempat harta tetap berada.
8. Keuntungan karena pengalihan harta yang menjadi bagian dari suatu bentuk usaha tetap
adalah negara tempat bentuk usaha tetap berada.

Menurut Undang -Undang PPh pasal 24 ayat (4) adalah Penentuan sumber penghasilan selain
penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menggunakan prinsip yang sama dengan prinsip
yang dimaksud pada ayat tersebut.

Menurut Gunadi, pasal 24 ayat (3) dan ayat (4) merupakan bagian integral dari ketentuan pasal 24
yang mengatur tentang pemberian keringanan pajak berganda Internasional yang dapat terjadi akibat
pengenaan pajak Indonesia atas penghasilan yang diterima oleh WDPN dari sumber di luar negeri.

Referensi :

BMP PAJA3332 / PAJAK PENGHASILAN III MODUL 2

MATERI INISASI 2 pptx.

PPh Pasal 24 (Pajak Penghasilan Pasal 24) (online-pajak.com)

Pengertian Kredit Pajak PPh Pasal 24 dan Contoh Perhitungannya (klikpajak.id)

Anda mungkin juga menyukai