SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Hukum
Oleh:
MUHAMMAD DONI
1813020006
FAKULTAS SYARI’AH
1444 H/2022 M
HALAMAN PERSEMBAHAN
احلمد هلل الذي قد اخرخا نتائج الفكر الرابب احلجا وحط عنهم من مساء العقل كل
Karya ku ini pertama kali aku persembahkan teruntuk kedua orang tuaku
bapak dan amak
berkat dukungan dan do’a dari beliaulah perjuanganku dalam menuntut ilmu
dari sekolah dasar hingga tingkat perguruan tinggi ini
aku sangat berterima kasih kepada bapak dan amak terlebih lagi di antara
ketiga anak amak hanya akulah yang sampai melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi
teruntuk guru-guruku dan pribadi yang telah mengajarkan aku mulai dari
tulis baca semoga ilmu yang telah engkau ajarkan bernilai pahala di sisi-Nya
dan menjadi ilmu yang bermanfaat
ucapan terimakasih juga teruntuk uda dan uni sebagai kakak kandung yang
selalu mendukung adikmu untuk giat dalam menjalani perkuliahan ini
i
ucapan terimaksih selanjutnya kepada kawan-kawan Himpunan Mahasiswa
Prodi Perbandingan Mazhab (HMP PM)
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan-kekurangan akibat kelemahan dan ketidaktahuan
penulis.
Penulis,
Muhammad Doni
NIM. 1813020006
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Disetujui Oleh,
Pembimbing I Pembimbing II
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Disahkan di : Padang
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang menyatakan,
Muhammad Doni
NIM. 1813020006
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang Menyatakan,
Muhammad Doni
NIM. 1813020006
vi
KATA PENGANTAR
1. Rektor UIN Imam Bonjol Padang, Ibu Prof. Dr. Martin Kustati, M.Pd
dan kepada Wakil Rektor I Bapak Dr. Yasrul Huda, MA dan kepada
Wakil Rektor II Bapak Testru Hendra, M.Ag dan Wakil Rektor III
Bapak Welhendri Azwar, M.Si, Ph.D serta seluruh jajarannya.
Kemudian Dekan Fakultas Syari’ah, Bapak Dr. Ikhwan, SH, M.Ag
serta Wakil Dekan I Bapak Dr. Abrar, M.Ag dan Wakil Dekan II Ibu
Azhariah Khalida, M.Ag dan Wakil Dekan III Ibu Ridha Mulyani, SH,
MH kemudian Bapak Alfadli, M.Ag dan Bapak Aidil Aulya, S.H.I.,
M.A. Hk selaku Ketua dan Sekretaris Prodi Perbandingan Mazhab
yang telah membimbing dan menasehati penulis dalam menjalani
studi di kampus ini.
2. Ibu Dr. Asrina, M.Ag selaku Dosen Penasehat Akademik, Bapak Dr.
H. Zulfikri., MA selaku pembimbing I, Ibu Neni Yuherlis, MH selaku
pembimbing II, yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
untuk membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu seluruh Dosen Fakultas Syari’ah yang telah
memberikan semua ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat
bagi penulis selama menuntut ilmu di UIN Imam Bonjol Padang,
serta seluruh karyawan/ti dan segenap civitas akademika Fakultas
Syari’ah.
4. Pimpinan perpustakaan Universitas dan Pimpinan perpustakaan
Fakultas beserta jajarannya yang telah memfasilitasi penulis dalam
mengumpulkan sumber-sumber dalam penulisan skrpsi ini.
5. Teman-teman Prodi Perbandingan Mazhab yang sama-sama
berjuang dan menulis skripsi dan saling membantu dalam
pencarian sumber terkait demi selesainya skripsi ini.
vii
6. Teman-teman KKN Tematik Nagari Bukik Batabuah Kecamatan
Canduang, teman-teman Praktek Peradilan di Pengadilan Agama
Maninjau, teman-teman dari Resimen Mahasiswa (MENWA)
Batalyon 103 Mahasakti UIN IB Padang, keluarga Ikatan
Mahasiswa Sri Antokan (IMSA) Kab. Agam, serta sahabat-sahabat
penulis terutama Ukhwatun Hasanah (Rizky Ramadhana, Azmi
Noris, Haryuni Husna, Rahmeza Putri, Qorry A’yuna Putri) dan
sahabat penulis khususnya kepada Aknes Fitraloka, Yosi Muliardi,
Zulhairi, Melin Sari Narti, Dinda Asrona, Suci Yani, Jenofri Mardian,
Alvino Sandra, Betalia Hasmi, Nadia Surtika, Lathifah, Tegar
Mayukho Rifa’i, Ardiansyah, M. Hasbi Mukhlis, Mhd. Ilham Armi,
Asna Melinda, dan teman-teman yang sepergaulan dengan penulis.
Penulis,
Muhammad Doni
NIM. 1813020006
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI
ب B ظ Zh
ت T ع ‘
ث Ts غ Gh
ج J ف F
ح H ق Q
خ Kh ك K
د D ل L
ذ Dz م M
ر R ن N
ز Z و W
س S ه H
ش Sy ء ‘
ص Sh ي Y
ض Dh
ix
Catatan :
Pengecualian:
a. Nama atau kata yang dirangkai dengan kata Allah, ditulis menjadi
satu, seperti ( )عبد هللاditulis abdullah, ( )الي هللاditulis ilallah.
x
b. Untuk kata yang diserap secara baku dalam bahasa Indonesia, ditulis
dengan ejaan Indonesia seperti: ( )صالةditulis shalat, ( )حديثditulis
hadits.
c. Untuk nama-nama kota yang sudah populer tersebut seperti ()قاهرة
ditulis cairo, ( )دمشقditulis damaskus, ( )يردنditulis yordania.
xi
ABSTRAK
xii
ABSTRACT
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………………………….... i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………………………. iv
PERNYATAAN ORINALITAS……………………………………………………….………... v
PEDOMAN TRANSLITERASI…………………………………………………………….…. ix
ABSTRAK…………………………………………………………………………………………..… xii
BAB I : PENDAHULUAN
2.1. Mahar
xiv
2.1.2. Syarat Mahar……………………………………………………….... 20
2.1.3. Bentuk, jenis dan nilai mahar……………………………...…. 21
2.1.4. Ukuran Mahar…………………………………………………..…... 24
2.1.5. Macam-macam Mahar………………………………………..…. 25
2.1.6. Pendapat Imam Malik tentang Mahar………………..…… 27
2.1.7. Pendapat Imam Syafi’i tentang Mahar…………….…….... 30
2.2. Perceraian
xv
3.2.4. Murid-murid Imam Syafi’i……………………………………... 56
3.2.5. Pemikiran dan Karya Imam Syafi’i…………………………. 57
3.2.6. Fiqih Imam Syafi’i…………………………………………….……. 60
3.2.7. Metode Istinbath Hukum Imam Syafi’i………………….… 61
BAB V : PENUTUP
5.1. Kesimpulan…………………………………………………..…………………. 73
5.2. Saran ………………………………………………………………..…………….. 74
KEPUSTAKAAN…………………………………………………………………………...….….. 75
BIODATA PENULIS...............…………………………………………….…………………… 78
LAMPIRAN…………………………………………………………………….……………..…… 79
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Artinya: “ Tidak ada nikah melainkan dengan wali dan dua orang saksi yang
adil, pernikahan yang bukan demikian maka batal”. (Al-Mulaqqan, hal.
363-364)
Tanpa adanya wali dan dua orang saksi yang adil maka nikah
seseorang tidak sah atau batal.
Ijab dan qabul adalah ucapan inti dalam sebuah pernikahan. Ijab adalah
ucapan wali dari pihak perempuan, sedangkan qabul adalah ucapan
mempelai laki-laki. Qabul berarti menerima yaitu menerima aqad yang
disampaikan oleh wali dari si perempuan. (Moh.Rifa'i, 1978, hal. 453)
.ًع فَِا ْن ِخ ْفتُ ْم اََّال تَ ْع ِدلُْوا فَ َو ِح َدة َ َس ِاء َمثْ ََن َوثُل
َ ث َوُرَاب ِ ِ
َ ّاب لَ ُك ْم م َن الن
ِ
َ َفَانْك ُح ْوا َما ط
Artinya:
مث طلقها, أرأيت ان تزوج الرجل ادلرأة فوىبت لو صداقها قبل البناء هبا:قلت
ال: قال مالك:الزوج أيكون لو عليها من الصداق شيء ام ال يف قول مالك؟ قال
(Anas, 1994, hal. 153) .شيءللزوج عليها
”Aku bertanya: apakah menurutmu jika seorang laki-laki menikahi
seorang wanita dan dia memberinya mahar sebelum membangun bersamanya,
kemudian suaminya menceraikannya, apakah dia memiliki sesuatu dari
maharnya atau tidak, menurut Malik? Dia berkata: Malik berkata: tidak ada
sesuatu bagi suami atasnya (dari si istri)”.
4
واذا أصدق الرجل ادلرأة داننْي او دراىم فدفعها اليها:قال الشافعي رمحة هللا عليو
ومها يتصادقان, والداننْي والدارىم قائمة ابعياهنا مل تغْي,مث طلقها قبل ان يدخل هبا
.على اهنا ىي أبعياهنا رجع عليها بنصفها
(Asy-Syafi'i, 2001, hal. 158)
واجلمهور على ان ادلرأة الصغْية واحملجورة ليس ذلا ان هتب من صداقها النصف
. اال ان يعفوا: جيوز ان هتب مصْيا لعموم قولو تعاىل: وشذ قوم فقالوا,الواجب ذلا
. يرجع عليها بنصف الصداق: وقال الشافعي, ليس يرجع عليها بشيئ: فقال مالك
(Rusyd, Bidayatul Mujtahid, hal. 19)
“Jumhur berpendapat bahwa wanita yang masih kecil dan wanita yang
dalam perwalian tidak boleh mengembalikan maharnya yang telah menjadi
haknya. Sekelompok ulama berpendapat dengan pendapat yang aneh, mereka
mengatakan bahwa wanita itu boleh mengembalikan maharnya. Dalam
pembahasan ini mereka ulama berbeda pendapat tentang seorang wanita jika
mengembalikan mahar kepada suaminya yang diceraikan sebelum dukhul.
Menurut Imam Malik bahwa suami tidak boleh meminta kembali kepada
istrinya sedikitpun. Sedangkan menurut Imam Syafi’i boleh meminta kembali
kepada istrinya setengah dari mahar”. (Rusyd, Bidayatul Mujtahid Wa
Nihayatul Muqtashid, 2016, hal. 47-48)
5
Inilah perkataan dari Imam Malik dan Imam Syafi’i tentang perbedaan
pendapat mengenai status mahar terhadap kasus perceraian Qabla Dukhul .
Jadi, perceraian yang terjadi pada kasus ini adalah terhadap wanita
yang dicerai sebelum dukhul. Pada kondisi inilah Imam Malik dan Imam
Syafi’i berbeda pendapat mengenai status mahar dalam persoalan perceraian
yang terjadi Qabla Dukhul .
Artinya:
Dan jika kamu menceraikan mereka sebelum kamu sentuh (campuri), padahal
kamu sudah menentukan maharnya, maka (bayarlah) seperdua dari yang
telah kamu tentukan kecuali jika mereka (membebaskan) atau dibebaskan
oleh orang yang akad nikah ada di tangannya. Pembebasan itu lebih dekat
kepada taqwa. Dan janganlah kamu lupa kebaikan di antara kamu. Sungguh,
Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan. ( Q.S Al-Baqarah;237)
Ulama juga sepakat bahwa dalam perceraian yang diajukan oleh istri
kepada suami (khuluk) dengan membayar mut’ah atau ganti terhadap
terjadinya perceraian tersebut. Namun, dalam persoalan ini perceraian yang
terjadi adalah perceraian dari suami kepada istri (thalaq) yang terdapat
perbedaan pendapat pada furu’iyah dari perceraian itu.
1.7.1. Mahar
Mahar dalam bahasa arab Shadaq. Asalnya isim masdar dari kata
ashdaqa, masdarnya isdaq di ambil dari kata shidqin (benar).
11
1.7.2. Perceraian
Perceraian adalah melepaskan ikatan antara suami dengan istri
dalam suatu pernikahan yang sah dengan menggunakan lafadh
tertentu. Perceraian adalah perbuatan yang halal namun juga
suatu hal yang dibenci oleh Allah SWT.
Sebagaimana sabda Nabi SAW.
Data primer
Data primer merupakan jenis data pokok. Pada uraian ini
data pokoknya adalah kitab-kitab sebagai sumber rujukan utama
dalam penulisan ini. Kitab yang dimaksud adalah kitab kuning
atau kitab klasik yang dari para ulama terdahulu yang termasuk di
dalamnya pendapat-pendapat ulama mazhab, kitab tersebut
adalah kitab karya dari Imam Malik: Kitab Al-mudawwanatul
Kubra dan kitab karya Imam Syafi’i: Kitab Al-Umm dengan kitab
perbandingannya adalah kitab Bidayatul Mujtahid karangan Ibnu
Rusyd.
Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang mendukung data primer.
Sebagai pendukung dari data primer ini yaitu dengan
menggunakan buku-buku dari ulama kontemporer serta buku-
buku lainnya yang berkaitan dengan tema penelitian ini.
2.1. Mahar
2.1.1. Pengertian dan dasar hukum mahar
17
18
ِ ِ ِ ِ ِِ ِ
ً ب لَ ُك ْم َع ْن َشْي ٍئ ّمْنوُ نَ ْف
ُسا فَ ُكلُ ْوه َ ْ ص ُدقَاهت َّن ْنلَةً فَا ْن ط
َ سآ َء
َ َّوآتُوا الن
َىنِْي ئًآ َّم ِريْ ًئآ
“Berikanlah mahar kepada perempuan (yang kamu nikahi)
sebagai pemberian penuh kerelaan. Kemudian jika mereka
menyerahkan kepada kamu sebagian dari mahar itu dengan senang
hati, maka makanlah pemberian itu (sebagai Makanan) yang sedap
lagi baik akibatnya”. (Q.S. An-Nisa’:4)
ارا فََال ََْ ُخ ُذ ْوا ِ ال َزو ٍج َّم َكا َن َزو ٍج وآتَي تم اِح َد ِ ْ ُواِ ْن اَر ْد ُت
ً َاى َّن قْنط
ُ ْ ُْْ َ ْ ْ َ استْب َد َ َ
ِمْنوُ َشْي ئًا اَََْ ُخ ُذ ْونَوُ بُ ْهتَ ًاان َواِ ْثًا ُّمبِْي نَا
“Dan jika kamu mengganti istrimu dengan istri yang lain,
sedangkan kamu telah memberikan kepada seseorang diantara
mereka harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambil
kembali darinya barang sedikitpun. Apakah kamu akan
mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan
dengan (menanggung) dosa yang nyata?” (Q.S. An-Nisa’: 20)
19
Karena mahar itu harus ada saat nikah, bahkan Imam Malik
mengatakan mahar sebagai rukun nikah, maka hukum
memberikannya adalah wajib. (Ghozali, 2003, hal. 86)
ان النِب ملسو هيلع هللا ىلص اجاز نكاح امراة: عن عبد هللا بن عامر بن ربيعة عن ابيو
)( رواه امحد وابن ماجو والرتمذي. اخرجو الرتمذي وصححو,على نغلني
Artinya:
Dari Abdullah bin ‘Amir bin Rabi’ah ra. Dari ayahnya bahwa
Nabi SAW membolehkan menikahi perempuan dengan sepasang
sandal. Diriwayatkan oleh al-Tirmidzi, dinilai shahih olehnya. (al-
Shan'ani, 2006, hal. 414)
اي رسول هللا ان مل يكن لك هبا حاجة فزوجنيها فقال ىل عندك من...
فقال اذىب اىل اىلك فانرر ىل دجد,شيئ فقال ال وهللا اي رسول هللا
20
شيئا فذىب مث رجع فقال ال و هللا ما وجدت شيئا فقال رسول هللا صلى
...هللا عليو وسلم انرر ولو خاَتا من حديد
(Bulughul Maram 1005/1597)
Artinya:
Mahar itu ialah suatu yang wajib ada dan dijelaskan bentuk
dan harganya pada waktu akad berlangsung. Jika tidak disebutkan
pada waktu akad, maka kewajibannya harus ditunaikannya
selama masa perkawinan hingga putusnya perkawinan dalam
bentuk kematian ataupun dalam bentuk perceraian. Mahar yang
disebut secara jelas dalam aqad disebut mahar musamma. Jika
mahar tidak disebutkan jenis dan jumlahnya, maka kewajibannya
adalah sebesar mahar yang diterima oleh perempuan lain dalam
keluarganya. Mahar dalam bentuk ini disebut mahar mitsil.
قال,قال ماذا معك من القرأن قال معي سورة كذا و كذا عددىا...
اذىب فقد ملكتكها ِبا معك: قال,تقرؤ ىن عن ظهر قلبك قال نعم
من القرأن
(Bulughul Maram 1005/1597)
Artinya:
,خْي الصداق أيسره: قال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص: قال, هنع هللا يضر,عن عقبة بن عامر
. وصححو احلاكم,أخرجو أبو داود
Artinya:
Hal ini dikuatkan pula dengan hadits Nabi dari Sahal ibn
Sa’ad yang dikeluarkan oleh al-Hakim yang mengatakan:
زوج النىب ملسو هيلع هللا ىلص رجال امرأة: قال, رضي هللا عنهما,عن سهل بن سعد
Artinya:
ارا فََال ِ ال َزو ٍج َّم َكا َن َزو ٍج وآتَي تم اِح َد ِ ْ ُواِ ْن اَر ْد ُّت
ً َاى َّن قْنط
ُ ْ ُْْ َ ْ ْ َ استْب َد َ َ
ََْ ُخ ُذ ْوا ِمْنوُ َشْي ئًا
Artinya:
Artinya:
yang mengatakan bahwa mahar itu bukan dari rukun nikah adalah
pendapat yang sangat sedikit sekali dan justru tidak menganggap
penting perbedaan itu.
2.2. Perceraian
Artinya:
. ابغض احلالل اىل هللا الطالق: عن النِب ملسو هيلع هللا ىلص قال,عن ابن عمر هنع هللا يضر
)(رواه ابوا داود وابن ماجة
Artinya:
32
أنت خلية أو برية أو ابئنة اهنا ثالث:قال مالك يف الرجل يقول المرأتو
أواحدة, ويدين يف الت مل يدخل هبا,تطليقات للمرأة الت قد دخلو هبا
. فان قال واحدة أحلف علي ذالك,أراد ثالاث
(Malik, 2011, hal. 271)
Artinya:
sadar, penderita ayan, dan orang tidur. Begitu juga talaq yang
dilakukan oleh bukan suami atau wakilnya juga tidak sah.
Termasuk talaq orang yang dipaksa tanpa alasan yang benar juga
tidak sah. Misalkan seorang suami yang diancam akan dibunuh,
dipotong anggota tubuhnya, dipukuli, dikecam atau dipukul dengan
ringan sementara dia adalah orang yang terhormat dan
dipermalukan itu menghinakannya. (Zuhaili, 2010, hal. 581)
Artinya:
39
40
al-Ahlil Ahwa Fatwa, fatwa dari para sahabat-sahabat dan ilmu fiqih
ahli ra’yu (fikir). (Asy-Syubarbasi, 1993, hal. 75)
Selain itu sejak kecil beliau juga telah hafal Al-qur’an. Hal itu
beliau lakukan karena senantiasa beliau mendapatkan dorongan
dari ibundanya agar senantiasa giat menuntut ilmu.
Murid-murid Imam Malik ada yang datang dari Mesir, Afrika Utara,
dan Spanyol. Tujuh orang yang termasyhur dari Mesir adalah:
1. Abu Abdullah, Abdurrahman ibnu Qasim (meninggal di Mesir
pada tahun 191 H) dia belajar ilmu fiqih dari Imam Malik
selama 20 tahun dan al-Laits bin Sa’ad seorang ahli fiqih Mesir
(meninggal tahun 175 H). abu Abdullah adalah seorang yang
paling alim tentang ilmu Imam Malik dikalangan sahabatnya,
dan orang yang paling amanah terhadap ilmu Imam Malik.
2. Abu Muhammad, Abdullah bin Wahb bin Muslim (dilahirkan
pada tahun 125 H dan meninggal tahun 197 H). dia belajar
dari Imam Malik selama 20 tahun. Setelah itu, dia
mengembang madzhab Maliki di Mesir. Dia telah melakukan
usaha yang serius untuk membekukan mazhab Maliki. Imam
Malik pernah menulis suratnya kepadanya dengan menyebut
gelar “Fiqih Mesir” dan “ Abu Muhammad al-Mufti”. Dia juga
pernah belajar ilmu fiqih dari al-Laits bin Sa’ad. Dia juga
seorang ahli hadits yang dipercaya dan mendapat julukan
“Diwan Ilmu”.
3. Asyhab bin Abdul Aziz al-Qaisi, dilahirkan pada tahun yang
sama dengan Imam Syafi’i, yaitu pada tahun 150 H, dan
meninggal pada tahun 204 H. kelahirannya tepat Sembilan
belas hari setelah Imam Syafi’i lahir. Dia telah mempelajari
ilmu fiqih dari Imam Malik dan al-Laits bin Sa’ad.
4. Abu Muhammad Abdullah bin Avdul Hakam. Meninggal pada
tahun 214 H. dia merupakan orang yang paling alim tentang
pendapat Imam Malik. Dia menjadi pemimpin madzhab Malili
setelah Asyhab.
5. Asbagh Ibnul Fajr al-Umawi. Dia dinisbahkan kepada Bani
Umayyah karena ada hubungan hamba sahaya. Dia meninggal
45
pada tahun 225 H. dia belajar fiqih kepada Ibnul Qasim, Ibnu
Wahb, dan Asyhab.
6. Muhammad bib Abdullah Ibnul Hakam. Dia meninggal pada
tahun 268 H. dia menuntut ilmu, khususnya ilmu fiqih kepada
ayahnya dan juga kepada ulam Madzhab Maliki pada
zamannya, dia juga belajar kepada Imam Syafi’i.
7. Muhammad bin Ibrahim al-Askandari bin Ziyad yang terkenal
dengan Ibnul Mawaz (meninggal pada tahun 269 H). dia
belajar ilmu fiqih kepada ulama semasanya sehingga dia
mumpuni dalam bidang fiqih dan fatwa. Kitab al-
Nawwaziyyah merupakan kitab yang agung yang pernah
dihasilkan oleh madzhab Maliki. Ia mengandungi masalah
hukum yang paling shahih, bahasanya mudah dan
pembahasannya menyeluruh. Cara kitab ini menyelesaikan
masalah-masalah cabang ialah dengan menyandarkan kepada
ushul (asas dan dasar). (Az-Zuhaili, 2010, hal. 41)
وخالصة ماذكره ىذان العادلان وغْيمها إن منهاج إمام دار اذلجرة انو ايخذ
, فان مل جيد ىف كتاب هللا تعاىل نصا ادجو اىل السنة,بكتاب هللا تعاىل اوال
وفتاوي الصحابة واقضيتهم,ويدخل يف السنة عنده احاديث رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص
ومن بعد آلة بشيىت فروعها جيئ القياس.وعمل اىل ادلدينة
Artinya:
1. Al-qur’an
Ialah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dengan bahasa arab yang diriwayatkan
secara mutawatir dan tertulis dalam mushaf. (Ash-Shiedieqy,
1997, hal. 88)Dalam mengambil hukum di dalam al-Qur’an
beliau berdasarkam atas dzahir nash Al-Qur’an atau
keumamannya, meliputi mahfum al-muwaffaqah dan mafhum
aula dengan memperhatikan illatnya.
2. Sunnah (Hadits)
50
4.1. Sebab perbedaan pendapat antara Imam Malik dan Imam Syafi’i
Dalam hal ini Imam Malik dan Imam Syafi’i berbeda pendapat
tentang seorang wanita yang diceraikan sebelum digauli:
مث طلقها, أرأيت ان تزوج الرجل ادلرأة فوىبت لو صداقها قبل البناء هبا:قلت
ال: قال مالك:الزوج أيكون لو عليها من الصداق شيء ام ال يف قول مالك؟ قال
(Anas, 1994, hal. 153) .شيءللزوج عليها
Artinya:
63
64
واذا أصدق الرجل ادلرأة داننْي او دراىم فدفعها:قال الشافعي رمحة هللا عليو
ومها, والداننْي والدارىم قائمة ابعياهنا مل تغْي,اليها مث طلقها قبل ان يدخل هبا
.يتصادقان على اهنا ىي أبعياهنا رجع عليها بنصفها
(Asy-Syafi'i, 2001, hal. 158)
Artinya:
Artinya:
Dari Ibnu Ibnu Umar dan ibnu abbas, dari Nabi SAW bersabda:
Tidaklah halal jika seorang memberikan pemberian kemudian dia menarik
lagi pemberiannya, kecuali orang tua (yang menarik lagi) sesuatu yang
telah dia berikan kepada anaknya. Perumpamaan orang yang memberi
kemudian menarik kembali pemberiannya seperti anjing yang memakan
kembali muntahannya.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu
Majah) (Dawud, 3539)
ضتُ ْم
ْ ف َما فَ َر ْ ِضةً فَن
ُ ص َ ْضتُ ْم َذلُ َّن فَ ِري ُّ َََواِ ْن طَلَّ ْقتُ ُم ْو ُى َّن ِم ْن قَ ْب ِل أَ ْن َت
ْ س ْو ُى َّن َوقَ ْدفَ َر
ب لِلتَّ ْق َوى َوَال ِ اَِّال اَ ْن يَّ ْع ُف ْو َن اَ ْويَ ْع ُف َوا الَّ ِذ ْي بِيَ ِدهِ ُع ْق َدةُ النِّ َك
ُ اح َواَ ْن تَ ْع ُف ْوا اَق َْر
ِ اَّلل ِِبَا تَ ْعملُو َن ب ِ
ص ْي ٌر َ َْ ََّ ض َل بَ ْي نَ ُك ْم ا َّن
ْ س ُوا الْ َف
َ تَ ْن
Artinya:
PENUTUP
A. Kesimpulan
73
74
B. Saran
a) Kepada semua pihak yang akan melakukan pernikahan dan yang telah
berkeluarga agar menjaga hubungan pernikahan sehingga terciptanya
keluarga yang sakinah mawaddah warahmah agar tidak terjadi
perceraian.
b) Kepada semua kalangan masyarakat agar tidak saling menyalahkan
antara satu dengan yang lainnya terhadap perbedaan-perbedaan yang
terjadi terutama dalam masalah hukum.
c) Kepada penuntut ilmu supaya tidak hanya memandang hukum itu
kepada satu pendapat saja agar tidak terjadinya pemahaman yang
sempit.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Al-Qur’an al-Karim
Al-Malibari, Zainuddin Bin Abdul Aziz. 1993. Terjemahan Fathul Mu’in (3).
Surabaya: Al-Hidayah.
Yogyakarta: LPPPSM.
Al-Qur’anul Karim
Pustaka Hidayah.
Asy-Syurbasi, Ahmad. 1993. Sejarah dan Biografi 4 Imam Mazhab. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Insani.
75
Ghozali, Abdul Rahman. 2003. Fiqh Munakahat. Jakarta: Prenadamedia
Group.
Grafindo Persada.
Mubarok, Jaih. 2000. Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam. Cet. II.
Bandung: Rosdakarya.
Rasyid, Ibnu. 2007. Bidayatul Mujtahid Analisa Fiqih Para Mujtahid. Jakarta:
Pustaka Amani.
Rifa’i, Moh. 1978. Ilmu Fiqih Islam Lengkap. Semarang: CV. Toha Putra
Semarang.
Azzam
Group.
Logos.
Almahira.
Zuhaily, Wahbah. Al-Fiqh Islami Wa ‘Adillatuhu. Cet. Ke-4 Juz ke-9. Suriah: Dar
At-Fikr
BIODATA PENULIS
NIM : 1813020006
N0. HP : 0812-6114-4568
Laweh,
Orang Tua:
Jenjang Pendidikan: