Anda di halaman 1dari 6

Studi Kasus

Judul artikel Penerapan Massage Dengan Minyak Atsiri Jahe Merah Dalam Mengurangi
Nyeri Pada Klien Dengan Gout Arthritis

Aulia Praptiwi Ningrum¹, Much. Nurkharistna Al Jihad², Dewi Setyawatiᶾ


1,2 Program Studi D3 Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Semarang

Informasi Artikel Abstrak


Riwayat Artikel: Latar belakang : gout arthritis merupakan suatu penyakit karena tingginya
Submit : 1 September 2022 kadar purin dalam darah yang disebabkan oleh pemecahan purin yang tidak
maksimal dalam tubuh sehingga terjadi hiperurisemia dan menyebabkan nyeri
Kata kunci: pada persendian. Nilia asam urat normal adalah 2,4-5,7 mg/dL untuk
gout arthritis, massage perempuan dan 3,4-7,0 mg/dL untuk laki-laki. Metode nonfarmakologi menjadi
pilihan yang tepat untuk membantu menyembuhkan penyakit karena diyakini
tanpa memiliki efek samping. Metode nonfarmakologi dalam mengurangi nyeri
akibat gout arthritis salah satunya dapat dilakukan dengan massage dengan
kombinasi dengan minyak atsiri jahe merah. Tujuan : studi kasus ini bertujuan
untuk melakukan penerapan massage dengan minyak atsiri jahe merah pada
klien dengan nyeri akibat gout arthritis di Kecamatan Sale Kabupaten Rembang.
Desain studi kasus : studi kasus ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan
menerapkan beberapa jurnal tentang penerapan massage dengan minyak atsiri
jahe merah untuk penderita gout arthritis yang dilakukan selama 5 hari. Hasil :
penerapan massage dengan minyak atsiri jahe merah selama 5 hari
menunjukkan penurunan skala nyeri.

Kata kunci : gout arthritis, massage

Background: Gout arthritis is a disease due to high levels of purines in the


blood caused by the breakdown of purines that are not optimal in the body,
resulting in hyperuricemia and causing pain in the joints. Normal uric acid
levels are 2.4-5.7 mg/dL for women and 3.4-7.0 mg/dL for men. Non-
pharmacological methods are the right choice to help cure diseases because they
are believed to have no side effects. One of the non-pharmacological methods
of reducing pain due to gout arthritis can be done by massage in combination
with red ginger essential oil. Objective: This case study aims to apply massage
with red ginger essential oil on clients with pain due to gout arthritis in Sale
District, Rembang Regency. Case study design: This case study was conducted
using a descriptive method by applying several journals about the application of
massage with red ginger essential oil for gout arthritis sufferers for 5 days.
Results: the application of massage with red ginger essential oil for 5 days
showed a decrease in the pain scale.

Keywords : gout arthritis, massage

Korespondensi
Nama : Aulia Praptiwi Ningrum
Email : praptiwiaulia2@gmail.com
PENDAHULUAN

Asam urat merupakan produk akhir dalam metabolisme berupa pemecahan purin yang
terjadi dalam tubuh (Herliana 2013.). Asam urat akan berperan sebagai antioksidan alami
apabila dalam batas normal yang dihasilkan oleh tubuh sendiri (Lingga 2012)
Dalam penelitian tentang asam urat pada lansia menjelaskan bahwa lansia sangat
beresiko terkena asam urat karena perubahan hormone dan menurunnya fungsi organ tubuh
karena proses menua. Laki-laki lebih banyak terkena penyakit asam urat karena hormone
androgen pada usia dewasa menjadi lebih aktif, sedangkan pada wanita karena adanya
penurunan hormone estrogen yang terjadi penumpukan dan menyebabkan asam urat yang
tinggi dalam tubuh (Nasir, M. 2017). Penyakit asam urat merupakan penyakit degeneratif
yang dapat mengakibatkan beberapa keluhan pada penderitanya seperti radang sendi yang
dapat menyebabkan kelainan pada sendi terutama lansia, selain itu asam urat juga dapat
menyebabkan komplikasi lain yaitu gagal ginjal dan penyakit batu ginjal. (Kalsum, Lesmana &
Pertiwi. 2019) dalam (Rahayu et al. 2021). Penyakit asam urat dapat mengganggu aktivitas
sehari-hari pada lansia, selain itu asam urat dapat mempengaruhi pola tidur sehingga
menyebabkan gangguan kenyamanan pada lansia (Widiany 2019). Asam urat merupakan
penyakit yang menyumbang terjadinya nyeri sendi pada lansia. Prevalensi kejadian nyeri
sendi pada usia 55-64 tahun dengan presentase 15,5%, usia 65-74 dengan presentase 18,6%
dan usia 75 tahun keatas dengan prevalensi 18,9% (kemenkes n.d.) Di jawa tengah prevalensi
terjadinya nyeri sendi pada lansia rata-rata tercatat sebanyak 6,78% dengan jumlah 67.977
jiwa dan penyumbang nyeri sendi di Kabupaten Rembang tercatat sebanyak 9,61% penderita
nyeri sendi (Riskesdas 2018).
Nyeri sendi dapat diakibatkan oleh beberapa penyakit yang salah satunya adalah gout
arthritis atau asam urat. terdapat 2 metode penatalaksanaan gout arthritis yaitu metode
farmakologis dan nonfarmakologis. Salah satu metode nonfarmakologi untuk mengurangi
nyeri sendi akibat gout arthritis adalah dengan massage. Massage adalah suatu teknik
pemijatan dan pengurutan pada anggota tubuh yang berguna untuk menstimulasi sirkulasi
darah dan metabolisme dalam jaringan sehingga dapat memberikan kenyamanan pada area
yang dilakukan massage (Wijayanti. 2021). Massage pada daerah sendi dapat mengurangi
ketegangan otot sehingga dapat mengurangi kecemasan serta memberikan rangsangan
serabut besar otot agar dapat memblok dan menurunkan impuls nyeri (Wahyurianto & Sendi.
2017).
Massage menjadi salah satu pilihan dalam metode nonfarmakologi untuk mengurangi
nyeri sendi karena massage merupakan suatu metode sederhana yang dapat dilakukan oleh
siapa saja. Massage menjadi salah satu metode nonfarmakologi dalam terapi komplementer
yang dapat mengurangi nyeri tanpa menimbulkan efek samping dengan pemilihan teknik
yang sesuai untuk massage yang dapat dilakukan pada daerah sendi khususnya pada sendi
lutut (Aryanti, Haryanto, and Ulfiana 2019). Massage ini dapat dikombinasi dengan beberapa
bahan yaitu minyak atsiri jahe merah yang memiliki banyak senyawa yang mengandung
antioksidan yang baik untuk dikombinasikan dalam mengobati penyakit (Redi Aryanta 2019).
Serta pemilihan minyak VCO sebagai carier untuk mempertahankan kelembaban pada kulit
serta mengurangi penguapan air yang lebih saat dilakukan massage (sari dkk. 2018). .
Tujuan studi kasus ini adalah melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan klien
yang menderita gout arthritis dengan menerapkan terapi komplementer berupa massage
yang dikombinasi dengan minyak atsiri jahe merah dan minyak carier untuk mengurangi
nyeri pada sendi lutut akibat gout arthritis, serta mengajarkan kepada keluarga teknik
massage yang tepat untuk klien.
METODE

Studi kasus ini diabil dengan metode random sampling, pengambilan data dilakukan dengan
cara menetapkan kriteria inklusi kepada klien lansia dengan gout arthritis. Kriteria inklusi
yang diambil adalah :
a. Lansia yang mengalami nyeri sendi pada lutut akibat gout arthritis selama 1 bulan
terakhir.
b. Berusia 60-85 tahun.
c. Merasakan nyeri sendi dengan skala 3-10.
d. Dapat berkomunikasi dengan baik
e. Tidak ada kelainan mental
Penerapan massage dengan minyak atsiri jahe merah dilakukan pada klien lansia
dengan gout arthritis di Kecamatan Sale, Kabupaten Rembang dengan melakukan asuhan
keperawatan kepada klien dan keluarga yang meliputi pengkajian, diagnosaa, intervensi,
implementasi dan evaluasi. Massage dengan minyak atsiri jahe merah untuk klien dengan
gout arthritis ini dilakukan selama 5 hari dengan penerapan massage selama 20 menit dalam
satu pertemuan. Dalam pengukuran skala nyeri sendi klien menggunakan Numeric Rating
Scale (NRS) atau skala angka 1-10 (Wittoek et al. 2019).
Metode pengumpulan data dilakukan dengan administrative yaitu menyertakan surat
ijin penerapan yang diperoleh dari Program Studi DIII Keperawatan yang ditanda tangani
oleh Kaprodi, melakukan random sampling sesuai kriteria inklusi dan pengukuran asam urat
yang dilakukan di posbindu lansia bekerja sama dengan puskesmas, memberikan surat ijin
kepada responden dan melakukan informed consent untuk persetujuan responden,
selanjutnya melakukan pengkajian dan penerapan massage dengan minyak atsiri jahe merah.

HASIL

Penerapan studi kasus ini dilakukan dengan melakukan asuhan keperawatan keluarga yang di
awali dengan pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Pengkajian
keluarga dilakukan pada tanggal 20 Juni 2022 di lakukan di Desa Wonokerto Kecamatan Sale
Kabupaten Rembang. Studi kasus dilakukan pada 3 responden lansia sesuai dengan kriteria
inklusi, dengan keterlibatan keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan.
Pada tanggal 20 Juni 2022 dilakukan pengkajian nyeri pada klien dan mendapatkan
data sebagai berikut :
Pengkajian nyeri
Provokatif Quality (Q) Region (R) Scale (S) Time (T)
(P)
Ny. R Ketika Seperti di Lutut kanan 5 Terus-
berdiri tusuk-tusuk dan kiri menerus
Ny. Rs Ketika Seperti di Lutut kanan 5 Terus-
berdiri dan tusuk-tusuk dan kiri menerus
berjalan
Ny. T ketika Seperti di Lutut kanan 4 Terus-
berjalan tusuk-tusuk dan kiri menerus
menjalar
hingga betis

Tabel 1 menunjukkan hasil pengkajian skala nyeri pada 3 responden yang dilakukan
sebelum melakukan penerapan massage dengan minyak atsiri jahe merah untuk mengurangi
nyeri. Skala nyeri yang didapatkan adalah skala 5 dan skala 4 dengan penyebab dan lokasi
nyeri yang sama serta waktu yang sama.
Dari pengkajian nyeri tersebut maka dapat dirumuskan diagnosa utama yaitu nyeri kronik
(D.0078) (PPNI 2017).
Dari hasil pengkajian nyeri dan rumusan diagnosa, maka penerapan massage dengan
menggunakan minyak atsiri jahe merah menjadi pilihan sebagai terapi komplementer untuk
mengurangi nyeri pada klien. Massage dengan minyak atsiri jahe merah dilakukan pada
daerah quadriceps femoris, gracillis, dan biceps femoris pada paha dengan menggunakan
teknik effleurage, tappotement, dan friction yang dilakukan selama 20 menit selama 5 hari
atau 5 pertemuan. Massage ini dilakukan dengan mengkombinasi minyak atsiri jahe merah
dengan minyak kelapa sebagai minyak carier/pelumas. Minyak atsiri jahe merah akan
memberikan sensasi hangat yang dapat melebarkan pembuluh darah sehingga dapat
menurunkan impuls nyeri (Wahyurianto and Sendi 2017). Sedangkan minyak kelapa VCO
berfungsi sebagai minyak carier atau pelumas untuk mengurangi penguapan air dan menjaga
kelembaban kulit selama dilakukan massage (Sari 2018)
Pelaksanaan massage dilakukan selama 5 pertemuan dengan diawali pengkajian nyeri
kemudian melakukan massage dan mengajarkan kepada keluarga untuk penerapan massage
dengan minyak atsiri jahe merah untuk mengurangi nyeri sendi pada klien. Respon klien dan
keluarga saat dilakukan studi kasus dapat menerima dengan baik dan dapat mengikuti contoh
penerapan.
Setelah dilakukan massage selama 5 hari dengan selalu melakukan pengkajian nyeri
pada klien didapatkan hasil penurunan skala nyeri yang signifikan.

Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5 Rata-rata
pre post Skala post pre post pre post pre post pre post
Nyeri
Ny.R 5 5 5 5 5 4 4 3 3 3 4,4 4
Ny.Rs 5 5 5 5 5 4 4 3 3 3 4,4 4
Ny.T 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3,4 3,4

Grafik 1.1 gambaran penurunan skala nyeri sendi

4
Ny. R
3
Ny. Rs
Ny. T
2

0
hari ke-1 hari ke-2 hari ke-3 hari ke-4 hari ke-5 rata-rata

Tabel 2 menggambarkan tentang penurunan skala nyeri klien setelah dilakukan massage
selama 5 pertemuan. Nyeri klien menurun pada skala 3 yang terjadi pada hari ke-3 dan ke-4.
Hal ini menunjukkan bahwa massage dengan kombinasi minyak atsiri jahe merah dan VCO
dapat menurunkan skala nyeri sendi pada klien dengan gout arthritis.

PEMBAHASAN

Hasil studi kasus ini menunjukkan bahwa massage dengan minyak atsiri jahe merah dapat
menurunkan skala nyeri pada klien dengan gout arthritis. Hasil studi ini sama dengan hasil
penelitian lain yang menjelaskan bahwa massage swedia dengan teknik effleurage, petrissage,
friction, dan tappotement yang dapat menurunkan tingkat nyeri sendi tangan karena dapat
membantu mengalirkan darah lebih baik karena pembuluh darah melebar sehingga dapat
menurunkan ketegangan pada otot dan dapat meningkatkan kenyamanan (Zahratunnisa,
Yasmina, and Agustina 2013) Penelitian serupa tentang massage yang dilakukan untuk
penderita rheumatoid arthritis juga menunjukkan penurunan skala nyeri, dari nyeri sedang
dengan skala 4-6 menjadi nyeri ringan dengan skala 1-3 (Rispawati, Susanti, and Hajri 2021)
Penelitian lain tentang massage swedia yang dilakukan pada klien dengan osteoarthritis juga
menunjukkan penurunan skala nyeri dengan penerapan massage selama 15 menit dalam
sehari (Abbasi et al. 2021)
Penurunan nyeri pada klien setelah massage terjadi karena adanya relaksasi pada
daerah otot sekitar sendi akibat ranngsangan pada serabut besar otot sehingga dapat
memblok dan menurunkan impuls nyeri. Intensitas nyeri akan menurun setelah dilakukan
massage salama 5 hari karena massage dapat meningkatkan sirkulasi darah dengan baik,
melebarkan pembuluh darah yang dapat menurunkan ketegangan pada otot dan syaraf
sehingga dapat menurunkan nyeri. Penurunan nyeri akan signifikan apabila massage
dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur yang menjadi panduan serta waktu
dan lokasi massage yang tepat. Teknik massage juga berpengaruh terhadap efektivitas kerja
massage dalam menurunkan nyeri sendi yang dilakukan pada daerah otot sekitar sendi lutut.

SIMPULAN

Pelaksanaan massage dengan minyak atsiri jahe merah mampu menurunkan skala nyeri sendi
lutut pada klien lansia dengan gout arthritis. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian dari
jurnal yang menjadi literature dalam studi kasus ini. Nyeri sendi lutut akibat gout arthritis
yang dilakukan penerapan adalah dengan skala nyeri sedang yaitu 4-6 dan setelah dilakukan
massage selama 5 hari dengan teknik massage effleurage, tappotement, dan friction turun
menjadi skala ringan yaitu 1-3. Massage dapat menjadi pilihan terapi komplementer yang
tepat untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga, karena dapat dilakukan dirumah
secara mandiri.

UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini, serta
untuk dosen pembimbing dan penguji dan Universitas Muhammadiyah Semarang yang
memberikan fasilitas dengan baik, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.

REFERENSI

Abbasi, Zohreh et al. 2021. “The Effect of Effleurage Massage Therapy on Symptoms of
Osteoarthritis in Elderly Women with Osteoarthritis: A Cross-Clinical Trial.” Open Access
Macedonian Journal of Medical Sciences 9: 244–50.
Aryanti, Putu Indraswari, Joni Haryanto, and Elida Ulfiana. 2019. “Red Ginger (Zingiber
Officinale Var. Rubrum) Massage Reduces Stiffness and Functional Disability in Elderly
with Osteoarthritis.” Jurnal Ners 13(2).
Herliana, E. 2013. Penyakit Asam Urat Kandas Berkat Herbal. 1st ed. ed. D Fahlevi. Jakarta:
FMedia.
https://www.google.co.id/books/edition/Penyakit_Asam_Urat_Kandas_Berkat_Herbal/_-
LIAwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=herliana+2013+asam+urat&printsec=frontcover.
kemenkes. “Laporan Riskesdas 2018.”
http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/Laporan_Na
sional_RKD2018_FINAL.pdf.
Lingga, Lanny PhD. 2012. Bebas Penyakit Asam Urat Tanpa Obat. 1st ed. ed. Tinton DP. Jakarta
Selatan: PT AgroMedia Pustaka.
https://www.google.co.id/books/edition/Bebas_Penyakit_Asam_Urat_Tanpa_Obat/1mDj
AwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Lingga+2012+asam+urat&printsec=frontcover.
PPNI, Pokja SDKI DPP. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat.
Rahayu, Dwi et al. 2021. “Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular Pada Lansia.” Jurnal Peduli
Masyarakat 3(1): 91–96.
Redi Aryanta, I Wayan. 2019. “MANFAAT JAHE UNTUK KESEHATAN.” Widya Kesehatan 1(2).
Riskesdas. 2018. Kementerian Kesehatan RI Laporan Provinsi Jawa Tengah Riskesdas 2018.
Rispawati, Baik Heni, Dewi Susanti, and Zuhratul Hajri. 2021. “Pengaruh Penerapan Masase
Kaki Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Rheumatoid Arthritis.” jornal Ilmiah
Kesehatn pencerahan 10(2): 232–39. https://stikesmu-sidrap.e-
journal.id/JIKP/article/view/280.
Sari, Eristya Diana. 2018. “Pengaruh Pemberian Virgin Coconut Oil (VCO) Pada Area Tertekan
Untuk Mencegah Luka Tekan Pada Pasien Tirah Baring.” Jurnal ProNers 3(1): 1–15.
Wahyurianto, Yasin, and Nyeri Sendi. 2017. “Effect of Massage To Decrease Joint Pain in
Elderly.” Jurnak keperawatan X(1): 33–37.
Widiany, Fery Lusviana. 2019. “Pemeriksaan Kesehatan Lansia Di Posyandu Lansia Dusun
Demangan Gunungan, Pleret, Bantul.” Jurnal Pengabdian Dharma Bakti 2(2): 45.
Wittoek, Ruth et al. 2019. “Report from the Hand Osteoarthritis Working Group at OMERACT
2018: Update on Core Instrument Set Development.” Journal of Rheumatology 46(9):
1183–87.
Zahratunnisa, Enny, Alfi Yasmina, and Rismia Agustina. 2013. “Masase Swedia Terhadap
Tingkat Nyeri Sendi Tangan Pada Penderita Artritis Di Puskesmas Sungai Besar
Banjarbaru.” Dunia Keperawatan 01(01): 8–15.
http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/JDK/article/view/1648.

Anda mungkin juga menyukai