Anda di halaman 1dari 18

BAB II

KONSTRUKSI GEOMETRIS

Tujuan pembelajaran umum :


1. Mampu memahami dan menggambarkan konstruksi geometris
 
Tujuan pembelajaran khusus :
1. Mampu memahami dan menggambarkan konstruksi geometris membagi
garis, sudut dengan beberapa cara
2. Mampu memahami dan menggambarkan konstruksi geometris membagi
garis, sudut, parabola dan ellips dengan beberapa cara
3. Mampu memahami langkah-langkah penyelesaian konstruksi geometris

2 PEMAKAIAN GEOMETRI

Kebanyakan dari garis-garis yang berbentuk pandangan pada gambar teknik dapat
digambar memakai peralatan dan perlengkapan.
Akan tetapi konstruksi geometri mempunyai kegunaan-kegunaan yang penting,
dalam hal pembuatan gambar maupun pemecahan problem dengan grafik dan
diagram. Kadang-kadang ini perlu menggambar konstruksi geometri, terutama jika
penggambar tidak mempunyai keuntungan yang diperoleh dari mesin gambar, dan
papan gambar.

2.1 MEMBUAT GARIS TEGAK LURUS DAN GARIS SEJAJAR


2.1.1 Menggambar sebuah garis tegak lurus atau sejajar terhadap suatu garis
sembarang yang diketahui (A-B) dengan mempergunakan penggaris
segitiga.
Posisi sepasang penggaris segitiga, pergunakan penggaris segitiga kedua
sebagai dasar, dengan demikian salah satu sisi dari segitiga pertama
berimpit dengan garis AB yang diketahui.

Gambar 2.1

GAMBAR TEKNIK 1   2‐1 


 
Geser segitiga pertama sepanjang sisi dari segitiga kedua. Salah satu sisi
akan menghasilkan garis sejajar (s), sisi yang lain akan mengasilkan
garis tegak lurus (1).

Gambar 2.2

2.1.2 Membuat garis sejajar terhadap garis tertentu (A-B) melalui titik P yang
diketahui dengan memakai jangka.

Gambar 2.3

Gambar sebuah busur yang mempunyai hari-jari = AP dengan pusat di B.


gambar sebuah busur yang mempunyai jari-jari = AB dengan pusat di P.
hubungkan dua buah busur yang berpotongan (1) dengan titik P, garis ini
adalah sejajar dengan AB.

GAMBAR TEKNIK 1   2‐2 


 
2.1.3 Membuat garis tegak lurus terhadap garis tertentu (A-B) melalui titik P
yang diketahui dengan memakai jangka.

Gambar 2.4

Gambar sebuah busur memotong garis AB dengan pusat di P. Dari ke


dua titik potong tersebut (1 dan 2) gambar dua busur lagi. Hubungkan
titik potong (3) dengan titik P, garis ini adalah tegak lurus dengan AB.

2.2 MEMBAGI DUA SAMA BESAR


2.2.1. Membagi dua sama besar seluruh garis.
Diketahui garis AB, atur jangka untuk sebuah jari-jari ( R ) lebih besar
dari ½ AB. Dengan memakai titik-titik pada A dan B, gambar
perpotongan busur-busur diatas dan di bawah garis AB sebuah garis 1-
2 melalui titik potong-titik potong akan membagi A-B menjadi 2
bagian yang sama dan akan tegak lurus denggan garis AB.

 
Gambar 2.5

GAMBAR TEKNIK 1   2‐3 


 
2.2.2. Membagi dua sama besar seluruh sudut.
Diketahui sudut BAC dengan pusat A dan jari-jari sesuai gambar
sebuah busur untuk memotong AB di 1 dan AC di 2. Dengan pusat 1
dan 2 gambar busur2busur dengan jari-jari yang sama, gambar
perpotongan busur-busur di 3.

 
Gambar 2.6

2.3 MEMBAGI PANJANG GARIS MENJADI BAGIAN YANG SAMA


Diketahui garis A-B dan nomor dari bagian-bagian yang sama yang
dikehendaki (misalnya 7) gamabar salah satu garis dari A atau dari B. Dengan
memakai skala atau jangka tandai bagian-bagian yang sama seperti nomor dari
bagian-bagian ingin kita dapatkan pada garis AB (untuk ini misalnya 7).
Hubungkan titik terakhir (7) dengan ujung dari garis yang diketahui (B).
gambar garis-garis sejajar dengan garis B-7 melalui titik-titik yang bertanda.
Pembagian garis AB seperti yang kita kehendaki.

 
Gambar 2.7

2.4 KONSTRUKSI SUDUT MEMAKAI MISTAR SEGI TIGA


Peralatan gambar dasar termasuk dua penggaris segitiga ;
45o / 45o / 90o 30o / 60o / 90o
Dengan menggunakan penggaris segitiga pada waktu yang sama kita akan
memperoleh ukuran sudut yang lebih banyak.

GAMBAR TEKNIK 1   2‐4 


 
 
Gambar 2.8

2.5 KONTRUKSI SUDUT MEMAKAI JANGKA


Konstruksi dari sudut-sudut umumnya dibuat dengan penggaris segitiga,tapi
untuk beberapa design ini penting untuk deketahui bagaimana menggambar
sudut-sudut mempergunakan sebuah jangka.

2.5.1 Sudut 90°


Untuk membuat sudut 90°ada 2 macam :
Cara pertama :
Letakkan sebuah titik (1) diluar garis A-B yang diketahui dan dengan
pusat 1 dan jari-jari 1-B gambar sebuah lingkaran. Kita sebut titik 2
perpotongan antara garis A-B dan lingkaran. Hubungkan titik 2 dan 1
dan buat garis untuk menghubungkan lingkaran (3). Hubungan garis titik
3 dan B adalah tegak lurus dengan AB.

GAMBAR TEKNIK 1   2‐5 


 
 
Gambar 2.9
Cara kedua :
Dengan pusat pada salah satu ujung A atau B gambar sebuah lingkaran
dengan jari-jari yang sesuai. Dengan jari-jari yang sama gambar sebuah
busur dari 1 (perpotongan AB dengan lingkaran) pada lingkaran (2) dan
dari 2 sekali lagi busur yang berpotongan dengan perpanjangan dari garis
1-2 adalah titik 3. Hubungan garis titik-titik 3 dan B adalah tegak lurus
dengan AB.

 
Gambar 2.10
2.5.2 Sudut 60°
Dengan pusat di A gambar sebuah busur dengan sebuah jari-jari yang
sesuai. Dengan jari-jari yang sama gambar sebuah busur dari sebuah titik
1 (perpotongan AB dengan busur) perpotongan dari dua busur (2) yang
dihubungkan dengan titik A adalah sisi dari sudut yang dimaksud.

 
Gambar 2.11
GAMBAR TEKNIK 1   2‐6 
 
2.5.3 Sudut 45° dan 30°
Untuk membuat sudut 45° dan 30° pertama kali sudut 90° atau 60° dan
bagilah menjadi sama bagian. Dengan cara ini kita akan mendapat sudut
lebih banyak seperti 22,5° dan 15° dll hanya dengan membagi sama
bagian sudut sekali lagi.

2.5.4 Pembagian sudut 90° menjadi tiga bagian


Dengan proses yang sama seperti membuat sudut 60°, gambar sebuah
busur dengan pusat di A. dengan jari-jari yang sama gambar dua busur
dari titik 1 dan titik 2. Dua titik potong (3,4) dihubungkan dengan A akan
membagi sudut menjadi 3 bagian yang sama.

 
Gambar 2.12

2.6 MENGHUBUNGKAN GARIS-GARIS LURUS


2.6.1 Menggambar sebuah busur menyinggung dua garis yang saling
tegak lurus.

Diketahui R sebagai jari-jari dari busur. Gambar sebuah busur yang


mempunyai jari-jari R dengan pusat di B, memotong garis2 AB dan BC
di 1 dan 2. Dengan 1 dan 2 sebagai pusat-pusat dan dengan jari-jari yang
sama, gambar busur-busur yang berpotongan di O. dengan pusat O
gambar busur yang dikehendaki. Titik-titik singgung adalah 1 dan 2.

 
Gambar 2.13
GAMBAR TEKNIK 1   2‐7 
 
2.6.2 Menggambar sebuah busur menyinggung sisi-sisi dari sebuah sudut
lancip. 

Gambar 2.14
Diketahui R sebagai jari-jari dari busur. Gambar garis-garis didalam
sudut, sejajar dengan garis yang telah diketahui, jarak R. Pusat dari busur
akan di 1. Setel jangka dengan jari-jari R dan dengan pusat 1 gambar
busur menyinggung garis-garis yang telah diketahui. Titik-titik singgung
2 dan 3 didapatkan oleh penggambaran tegak lurus melalui titik 1 dengan
garis-garis yang telah diketahui.

2.6.3 Menggambar sebuah busur menyinggung dua sisi dari sebuah sudut
tumpul.

Ikuti cara-cara sama seperti pada sudut lancip (no. 2.6.2)

 
Gambar 2.15
GAMBAR TEKNIK 1   2‐8 
 
2.6.4 Menggambar sebuah kurva yang saling terbalik yang
menghubungkan dua garis sejajar.

Diketahui garis sejajar AB dan CD dan jarak x dan y, hubungka titik-titik


B dan C dengan sebuah garis. Dirikan sebuah garis tegak lurus pada AB
dan CD dari titik B dan C. Pilih titik E pada garis BC dimana kurva akan
bertemu. Bagi sama besar BE dan EC. Titik-titik 1 dan 2 dimana pusat-
pusat untuk busur-busur membentuk hubungan kurva.

 
Gambar 2.16
2.6.5 Menggambar sebuah busur menyinggung sebuah lingkaran dan
garis lurus.

Diketahui R sebagai jari-jari dari busur, gambar sebuah garis sejajar


dengan garis lurus antara lingkaran dan garis pada jarak R dari garis yang
diketahui. Dengan pusat dari lingkaran sebagai pusat dari jari-jari R1
(jari-jari dari lingkaran ditambah R) gambar sebuah busur memotong
garis lurus sejajar di 1. Dengan pusat 1 dan jari-jari R, gambar busur
menyinggung lungkaran dan garis lurus yang dikehendaki.

Gambar 2.17

2.7 MENGHUBUNGKAN LINGKARAN - LINGKARAN


2.7.1 Menggambar sebuah busur cekung menyinggung dua lingkaran
Diketahui R sebagai jari-jari dari busur, dengan pusat dari lingkaran A
sebagai pusat dan jari-jari R2 (jari-jari dari lingkaran A ditambah R),
gambar sebuah busur dalam daerah antara lingkaran-lingkaran. Dengan
pusat dari lingkaran B sebagai pusat dan jari-jari R2 (jari-jari dari
lingkaran B ditambah R) gambar sebuah busur memotong busur lain di

GAMBAR TEKNIK 1   2‐9 


 
1. dengan pusat 1 dan jari-jari R gambar busur menyinggung lingkaran-
lingkaran yang dikehendaki.

Gambar 2.18
2.7.2 Menggambar sebuah Busur Cembung menyinggung dua lingkaran
Diketahui R sebagai jari-jari dari busur, dengan pusat dari lingkaran A
sebagai pusat dan jari-jari R-RA, gambar sebuah busur dalam daerah
antara lingkaran-lingkaran. Dengan pusat dari lingkaran B sebagai pusat
dan jari-jari R-RB, gambar sebuah busur memotong busur lain di 1.
dengan pusat 1 dan jari2 R, gambar busur menyinggung lingkaran-
lingkaran yang dikehendaki.

 
Gambar 2.19

GAMBAR TEKNIK 1   2‐10 


 
2.8 KONSTRUKSI BUSUR MELALUI 3 TITIK
2.8.1 Menggambar sebuah busur atau lingkaran melalui 3 titik, tidak
pada sebuah garis lurus.

Diketahui titik-titik A, B dan C, hubungkan titik-titik A, B dan C seperti


terlihat. Bagi sama besar garis-garis AB dan BC dan perpanjang garis-
garis pembagi pada perpotongan di O. Titik O adalah pusat dari
lingkaran busur yang dikehendaki. Dengan pusat O dan jari-jari OA
gambar sebuah busur.

 
Gambar 2.20

2.8.2 Mencari pusat dari sebuah lingkaran atau busur.


Tetapkan 3 titik pada lingkaran yang telah diketahui yaitu titik A, B, dan
C dan ikuti cara yang sama seperti nomor 2.8.1

 
Gambar 2.21

GAMBAR TEKNIK 1   2‐11 


 
2.9 GARIS SINGGUNG
2.9.1 Menggambar sebuah garis lurus menyinggung dua lingkaran.
Letakkan penggaris T atau tepi lurus sehingga tepi atas menyentuh
pinggir-pinggir dari lingkaran-lingkaran dan gambar garis singgung.
Garis-garis tegak lurus pada garis ini dari pusat-pusat daari lingkaran-
lingkaran memberikan garis singgung titik-titik T1 dan T2.

 
Gambar 2.22

2.10 Konstruksi Kurva


2.10.1 Ellips
Secara matematis ellips adalah suatu kurva yang terberbentuk oleh
sebuah pergeseran titik, sehingga pada beberapa posisi jumlah jarak-
jaraknya dari dua titik-titik tetap adalah konstan (sama dengan diameter
panjang). Bentuk ini sering ditemukan didalam orthografis, apabila
bentuk-bentuk lubang atau lingkaran dilihat secara miring. Biasanya
diameter panjang dan pendek telah diketahui.

2.10.2 Ellips dengan metoda dua lingkaran


1. Diketahui sumbu panjang AB dan sumbu pendek CD
2. Buat lingkaran dengan diameter sumbu panjang dan sumbu pendek
3. Bagi lingkaran-lingkaran tersebut menjadi beberapa bagian sama
besar
4. Gambarkan garis-garis diametrical seperti P1-P2, dari titik P1 pada
lingkaran besar
5. Gambar sebuah garis sejajar CD dan dari titik P1’ pada lingkaran
dalam, gambar sebuah garis sejajar AB
6. Titik pada perpotongan garis-garis ini E terletak pada garis ellips
yang dikehendaki
7. Ulangi dengan cara yang sama dan buat titik-titik lainnya dari pada
ellips

GAMBAR TEKNIK 1   2‐12 


 
Gambar 2.23

2.10.3 Ellips dengan metoda empat titik pusat


1. Diketahui sumbu panjang AB pada garis horizontal dan sumbu
pendek CD pada garis vertikal yang membentuk garis salib sumbu
2. Tentukan titik O pada titik persilangan
3. Hubungkan titik A dan C dengan garis tipis
4. Letakkan titik E pada garis AC dimana CE = AO-CO
5. Gambarkan dua buah busur lingkaran dititik pusat A dan dititik
pusat E dimana jari lebih besar ½ AE
6. Tentukan 1 dan 2 pada perpotongan kedua busur lingkaran tadi
7. Hubungkan titik 1 dan titik 2 denga garis tipis sehingga memotong
perpanjangan garis OD di F dan perpotongan di garis AO di G
8. Tentukan titik G1 pada garis OB maka OG1=OG dan tentukan titik
F1 di garis perpanjangan OC maka CF1=DF
9. Hubungkan titik F ke G1 dengan garis tipis dan hubungkan titik F1
ke G1 dengan garis tipis serta hubungkan titik F1 ke G dengan garis
tipis.
10. Maka titik G, G1, F dan F1 adalah titik pusat ellips yang kita cari
11. Gambarkan busur lingkaran dengan titik pusat F dengan jari-jari
FC, busur lingkaran yang terbentuk dimulai dari titik C s.d. garis
FG dan busur lingkaran dengan titik pusat G dengan jari-jari AG,
busur lingkaran yang terbentuk dimulai garis FG dan garis F1G
12. Dan lakukan dengan cara yang sama untuk bentuk yang sebelah
kanan
13. Maka terbentuklah Ellip yang dimaksud

GAMBAR TEKNIK 1   2‐13 


 
Gambar 2.24

2.10.4 Ellips dengan metoda Parallelogram


1. Gambarkan salib sumbu dengan sumbu panjang AB dan sumbu
pendek CD
2. Tetntukan titik O pada perpotongan salib sumbu tersebut.
3. Gambarkan segi empat yang melalui titik A, B, C dan D dan
tentukan titik E pada sudut kiri atas, titik F sudut kanan atas, titik G
pada sudut kiri bawah, dan titik H sudut kanan bawah
4. Tentukan titik 1, 2, 3, 4, dan 5 pada garis AE sama panjang dan
titik 1’, 2’, 3’, 4’, dan 5’ pada garis AO sama panjang.
5. Hubungkan titik 1, 2, 3, 4, dan 5 ke titik C dengan garis tipis
6. Hubungkan titik 1’, 2’, 3’, 4’, dan 5’ ke titik D dengan garis tipis
7. Garis perpanjangan D-1’ memotong garis C-1 di titik a
8. Garis perpanjangan D-2’ memotong garis C-2 di titik b
9. Garis perpanjangan D-3’ memotong garis C-3 di titik c
10. Garis perpanjangan D-4’ memotong garis C-4 di titik d
11. Garis perpanjangan D-5’ memotong garis C-5 di titik e

GAMBAR TEKNIK 1   2‐14 


 
12. Hubungkan dengan garis lengkungan dari A-a-b-c-d-e-C
13. Dan lakukan dengan cara yang sama untuk yang lainnya.

Gambar 2.25

2.11 PARABOLA
Secara matematis parabola adalah titik yang terbentuk oleh sebuah pergeseran
titik sehingga pada beberapa posisi jaraknya dari sebuah titik tetap (focus)
adalah selalu tepat sama dengan jarak garis tetap (directrix)
Dalam perencanaan teknik, parabola digunakan pada statika untuk
menggambarkan momen yang terjadi pada sebuah balok, untuk
menggambarkan kurva vertical pada jalan raya dan untuk busur jembatan.

2.11.1 Parabola dengan metoda garis singgung


1 Tentukan Titik A dan B pada garis horizontal
2 Tentukan titik C di tengah garis AB
3 Buat garis vertical yang dimulai dari titik C dan tarik kebawah
sepanjang tinggi parabola yang dikehendaki, sehingga Titik D
berada pada ujung garis bawah
4 Gambarkan perpanjangan garis CD kebawah untuk menentukan
titik E, maka CD = DE
5 Buat beberapa bagian sama panjang pada garis AE juga sama untuk
garis BE
6 Tentukan titik 1, 2, 3 dan seterusnya pada garis AE yang dimulai
dari titik A kemudian Tentukan titik 1’, 2’, 3’ dan seterusnya pada
garis BE yang dimulai dari titik E
7 Hubungkan dengan garis tipis 1 ke 1’ dan 2 ke 2’ dan seterusnya
8 Gambarkan garis-garis gambar singgung pada langkah 7, sehingga
terbentuklah parabola yang kita kehendaki.

GAMBAR TEKNIK 1   2‐15 


 
Gambar 2.26

2.11.2 Parabola dengan metoda Paralellogram


1. Diketahui titik A, B, C, dan D pada garis yang berbentuk segi
empat.
2. Garis A – B merupakan lebar parabola dan C – D merupakan dasar
parabola.
3. Tentukan titik E ditengah garis C – D, titik E adalah puncak
parabola.
4. Panjang garis A – C dibagi menjadi beberapa bagian sama panjang
dan garis E – C dibagi menjadi beberapa bagian sama panjang
5. Tandai dengan angka 1, 2, 3, dan seterusnya pada garis A – C yang
diawali dari titik C
6. Tandai dengan angka 1’, 2’, 3’, dan seterusnya pada garis E – C
yang diawali dari titik E
7. Hubungkan titik E ke 1, E ke 2, E ke 3 dan seterusnya.
8. Gambarkan garis vertical pada titik 1’ hingga memotong garis E-1
dititik a, titik 2’ hingga memotong garis E-2 dititik b, titik 3’ hingga
memotong garis E-3 dititik c dan seterusnya.
9. Hubungkan titik A, a, b, c, . . . . E dengan garis gambar, maka
terbentuklah ½ parabola yang kita kehendaki
10. Semakin banyak pembagian garis pada langkah 4 maka hasil
gambar parabola semakin halus (mendekati sempurna)

GAMBAR TEKNIK 1   2‐16 


 
Gambar 2.27

GAMBAR TEKNIK 1   2‐17 


 
2.12 LATIHAN-LATIHAN

2.11.1. Gambarkan pada kertas gambar ukuran A3


1. sebuah garis sejajar terhadap garis AB yang diketahui melalui titik P
yang diketahui.
2. sebuah garis tegak lurus terhadap garis AB yang diketahui melalui
titik P yang diketahui.
3. sumbu dari sebuah garis.
4. pembagi sama besar sebuah sudut
5. bagi garis a dalam 9 sama bagian
6. bagi garis a dalam 11 sama bagian
2.11.2. Buat dengan mempergunakan sebuah jangka pada kertas gambar A3 :
1. sebuah sudut 90° (cara pertama)
2. sebuah sudut 90° (cara kedua)
3. sebuah sudut 60°
4. sebuah sudut 45°
5. sebuah sudut 30°
6. bagi sebuah sudut 90° dalam 3 bagian yang sama

2.11.3. Bagi kertas gambar A3 kedalam dua bagian sama dengan sebuah garis
vertical
1. Pada sisi kiri gambarkan Parabola dengan metoda dua lingkaran
dengan diketahui lingkaran besar jari-jari 3 cm. dan lingkaran kecil
jari-jari 2 cm.
2. Pada sisi kanan gambarkan Ellips dengan metoda empat titik pusat
diketahui AB sisi panjang 12 cm dan CD sisi pendek 7.5 cm.

2.11.4.Pada kertas A4 buatlah Ellips dengan metoda Paralellogram diketahui


Garis AB dengan jarak 8 cm. dan Garis CD dengan jarak 6 cm.

2.11.5. Bagi kertas gambar A3 kedalam dua bagian sama dengan sebuah garis
vertical buatlah sebuah Parabola
1. Pada sisi kiri gambarkan Parabola dengan metoda garis singgung
diketahui Garis AB dengan jarak 6 cm. dan Garis CD dengan jarak 4
cm.
2. Pada sisi kanan gambarkan Parabola dengan metoda paralellogram
AB=CD sisi panjang 12 cm dan AC=BD sisi pendek 7.5 cm.

GAMBAR TEKNIK 1   2‐18 


 

Anda mungkin juga menyukai