Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik,

merupakan kegiatan atau aktivitas dalam pemenuhan kebutuhan 

pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan  untuk setiap

warga negara dan masyarakat  atas barang dan jasa, atau pelayanan 

administratif yang tersedia oleh penyelenggara pelayanan publik.

Pelayanan adalah proses memenuhi kebutuhan melalui kegiatan orang lain

secara langsung, merupakan konsep praktis dalam setiap organisasi.

Pelayanan publik, efisiensi dan efektivitas tidak bisa dijadikan tolak ukur.

Diperlukannya tindakan lain seperti keadilan, karena ketimpangan dalam

pelayanan tidak bisa dihindari tanpa adanya keadilan.

Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara (ASN), ASN merupakan pegawai negeri sipil dan pegawai

pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina

kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintah atau

diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan perundang-undangan.

Pengelolaan ASN, dibutuhkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki

nilai-nilai dasar, etika profesi, tidak ada campur tangan politik, bersih dari

praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.


2

Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan harapan bagi masyarakat pada

urusan pelayanan publik. Kebutuhan maupun urusan masyarakat dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara, pengelolaan dan manajemen ASN

harus dilaksanakan semaksimal mungkin (Hayat 2017 : hal 133). ASN

dalam melaksanakan tugasnya, harus memperhatikan kode etik dan kode

perilaku yang diatur dalam pasal 5 (UU No. 5 Tahun 2014 Tentang

Aparatur Sipil Negara) kode etik dan kode perilaku Aparatur Sipil Negara

(ASN). ASN dalam melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung

jawab, berintegritas tinggi, cermat, disiplin, melayani dengan sikap

hormat, sopan santun, tanpa tekanan dan melaksanakan tugasnya sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menurut PP (Peraturan Pemerintah) Nomor 42 Tahun 2004 tentang

Pembinaan Jiwa KORPS dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil, kode etik

Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan

perbuatan Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugasnya dan

pergaulan hidup sehari-hari. Pada pasal 10 ( PP No. 24 Tahun 2004), etika

setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam bermasyarakat harus

memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka dan adil serta tidak

diskriminatif. Selain itu, memberikan pelayanan dengan empati, hormat

dan santun, tanpa pamrih dan tanpa unsur pemaksaan.

Meningkatkan kinerja pelayanan publik, etika merupakan hal yang

memiliki peran penting. Tanpa ada etika maka akan berpengaruh terhadap

kinerja pelayanan aparatur pemerintah terhadap masyarakat. Sedangkan,


3

tingkat kepuasan masyarakat salah satunya diperoleh dari pelayanan

aparatur pemerintah. Pelayanan yang diberikan semakin baik oleh aparatur

pemerintah, tingkat kepuasan masyarakat semakin tinggi.

Etika pemerintahan dalam pelayanan publik perlu memperhatikan hal

equality (memperlakukan dengan sama dari pelayanan yang akan

diberikan), equity (memperlakukan secara adil), loyality (memberikan

kesetiaan), dan responsibility (tanggungjawab apapun). (eJournal Ilmu

Pemerintahan, www.ejournal.unsrat.ac.id., 2018 : hal 7-8).

Etika merupakan pola perilaku dalam diri manusia. Norma-norma moral

yang menjadikan pedoman individu atau kelompok dalam mengatur

tingkah lakunya atau tindakannya disebut etika. Etika bisa dianggap

penting pada penyelenggaraan pemerintahan. Pertama adalah

permasalahan yang ada pada penyelenggaraan pemerintahan semakin

lama semakin baik. Kedua yaitu keberhasilan dalam pembangunan

meningkatkan dinamika dan kecepatan perubahan pada lingkungan

penyelenggara pemerintahan.

Pedoman atau kode etik yang berlaku pada setiap aparatur pemerintah

wajib menjadi pola perilaku dan tindakan yang dimiliki pemerintah. Etika

pada pemerintahan timbul dengan berlandaskan paham dasar yang

menggambarkan suatu sistem yang hidup pada masyarakat harus

diwujudkan oleh setiap aparatur pemerintah dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara. Penyusunan kode etik pada


4

umumnya, minimal berdasarkan 4 (empat) aspek pertimbangan (Sahya

2013 : hal 258-259) yaitu profesionalisme, akuntabilitas, menjaga

kerahasiaan, dan independensi.

Etika pemerintahan tidak hanya mengungkapkan apa yang boleh atau tidak

dikerjakan oleh aparat pemerintahan. Tetapi, yaitu upaya yang

dilaksanakan dalam meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme

supaya segala tindakan maupun perilakunya tercermin etika baik yang

bermanfaat untuk pelayanan kepada masyarakat, sehingga bisa terciptanya

birokrasi pemerintahan yang profesional dan bersih.

Aparat Sipil Negara (ASN) mempunyai kewajiban yang telah dijelaskan di

dalam Pasal 23 ( UU No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara ).

Aparatur pemerintah dalam menyelenggarakan pelayanan harus selalu

menanamkan rasa bahwa mempunyai kewajiban untuk masyarakat,

sehingga masyarakat merasa hal apa yang harus dilaksanakan oleh

aparatur pemerintah merupakan suatu hak dari masyarakat. Salah satu

bentuk pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat yaitu dalam

keadministrasian (surat-menyurat), yang terjadi di kantor Kelurahan

Jagabaya II Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung. Masyarakat

membutuhkan surat tersebut sesuai dengan apa yang diperlukan, seperti

halnya surat keterangan izin atau milik usaha, SKTM atau surat keterangan

tidak mampu, surat keterangan kematian, surat nikah, dan lain sebagainya.

Saat memberikan pelayanan kepada masyarakat, tentunya diperlukannya

aparatur pemerintah yang sangat tepat dibidangnya.


5

Pelayanan publik dipemerintahan kelurahan harus mempunyai etika yang

baik kepada masyarakat, terutama dalam keadministrasian. Akan tetapi,

dalam praktiknya tidak semudah yang dilakukan. Maka, etika baik saat

memberikan pelayanan untuk masyarakat harus sangat diperhatikan. Hal

ini supaya masyarakat mendapatkan pelayanan yang berkualitas baik oleh

aparat pemerintah. Etika pemerintahan ditanamkan pada setiap aparat

pemerintah kelurahan, baik Lurah maupun para Staf ahlinya.

Peneliti melakukan observasi atau mengamati di sekitar kantor Kelurahan

Jagabaya II dalam waktu kurang lebih 20 hari yang bertepatan dengan

pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri. Peneliti hadir di kantor

Kelurahan Jagabaya II sesuai dengan waktu jam operasional untuk

mengisi daftar hadir yaitu pukul 08.00 WIB. Sikap-sikap dan kepribadian

yang baik harus dimiliki dan dijalankan oleh aparat pemerintah kelurahan,

seperti rasa tanggungjawab, kejujuran, kedisiplinan, yang masih belum

optimal dikarenakan kondisi tertentu. Salah satunya sikap disiplin dari

aparat pemerintah yang kurang, seperti halnya dalam ketepatan waktu

hadir di kantor.Berdasarkan jam operasional di kantor Kelurahan Jagabaya

II yaitu dimulai pukul 08.00 WIB s/d selesai sehingga kedisiplinan

ketepatan waktu hadir sangatlah penting dalam memberikan pelayanan

publik (adminsitrasi), namun masih ada pegawai yang hadir tidak tepat

waktu. Kesadaran diri sangatlah penting dalam membangun sikap disiplin

dalam suatu pekerjaan. Jika terdapat hambatan yang tidak terduga, ini akan

menjadikan keterlambatan dalam pelayanan administrasi, di kantor


6

Kelurahan Jagabaya II. Hal ini sangat penting mengenai kedisiplinan

waktu dalam memberikan pelayanan administrasi terhadap masyarakat.

Karena dalam waktu tersebut sudah ada masyarakat yang datang ke kantor

Kelurahan Jagabaya II untuk mendapatkan pelayanan tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti dalam penelitian ini

mengangkat judul “ETIKA PEMERINTAHAN DALAM

PELAYANAN PUBLIK (ADMINISTRASI) KEPADA

MASYARAKAT TAHUN 2020 (STUDI PADA KANTOR

KELURAHAN JAGABAYA II KECAMATAN WAY HALIM KOTA

BANDAR LAMPUNG) ”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas, identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Etika pemerintahan yang dilakukan aparat pemerintah saat

memberikan pelayanan publik (administrasi) terhadap masyarakat

belum optimal.

2. Masih adanya pegawai yang kurangnya disiplin dalam ketepatan waktu

hadir di kantor.
7

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, peneliti merumuskan

permasalahan pada penelitian ini yaitu “ Bagaimanakah etika aparat

pemerintah dalam pelayanan publik (administrasi) kepada masyarakat

tahun 2020 di kantor Kelurahan Jagabaya II Kecamatan Way Halim Kota

Bandar Lampung ? ”

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui etika pemerintahan

dalam pelayanan publik (administrasi) kepada masyarakat tahun 2020 di

kantor Kelurahan Jagabaya II Kecamatan Way Halim Kota Bandar

Lampung.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini berharap dapat bermanfaat untuk yang memerlukannya,

sehingga pada penelitian ini memiliki manfaat yang baik secara teoritis

dan praktis.

1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian yang dilakukan ini, berharap bisa memberikan

pengetahuan tambahan dan wawasan bagi pembaca terutama

mahasiswa/i mengenai pelayanan etika pemerintahan dalam

pelayanan publik (administrasi) kepada masyarakat.


8

1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian yang dilakukan ini, memberikan masukkan kepada

pegawai di kantor Kelurahan Jagabaya II dalam menjalankan

pelayanan publik (administrasi) kepada masyarakat.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Etika Pemerintahan

2.1.1 Pengertian Etika

Mempelajari etika sebagai ilmu, muncul berbagai rumusan dari

definisi etika. Para etikiawan (YP. Wisok, 2009 : hal 15-16)

merumuskan definisi etika secara jelas dalam perkembangan,

yaitu:

a. Ethics is the study of right and wrong. Artinya, mempelajari

mengenai suatu hal yang benar dan salah. Benar atau

salahnya yaitu tindakan manusia. Etika pada studi ini tidak

meluas, dikarenakan hanya memperhatikan hal yang benar

dan salahnya tindakan dari manusia berdasarkan aturan

yang berlaku.

b. Ethics is the study of moral. Artinya, mempelajari mengenai

moral dan tingkah laku manusia. Definisi tersebut

menunjukkan pada objek material etika. Secara objek

formal, etika berkaitan dengan ilmu-ilmu lainnya, yaitu

ilmu sosiologis atau ilmu antropologi yang membatasi

terhadap pandangan moral.


10

c. Ethics is not the study of what is, but of what ought be.

Artinya, etika bukan mempelajari tentang apa yang ada,

tetapi apa yang seharusnya.

Etika adalah pola perilaku dalam diri manusia. Norma-norma moral

yang menjadi dasar setiap individu ataupun kelompok dalam

mengatur perilakunya disebut dengan etika. Usaha manusia untuk

menggunakan akal dan pikirannya saat mengatasi setiap masalah

dalam kehidupannya merupakan pencapaian etika tersebut.

Tingkah laku yang baik terarah kepada kebaikan, kebenaran, dan

juga ketepatan.

Etika dalam lingkup luas tidak saja mengenai hal baik ataupun hal

buruk, tapi yaitu tindakan yang dilakukan dengan benar, baik,

ataupun tepat. Suatu hal yang sulit dan berat, etika bisa

memperoleh ketiga hal yang dimaksud, akan tetapi tujuan untuk

melakukan yang menguntungkan segalanya sangat jelas dan

membutuhkan usaha-usaha sangat keras untuk tercapainya ketiga

hal tersebut. Nilai-nilai etika yang hidup dan berlaku dalam

masyarakat tidak hanya menjadi keyakinan individu, tapi menjadi

seperangkat norma yang terlembagakan.


11

2.1.2 Pengertian Pemerintahan

Pemerintahan menurut estimologis berasal dari kata “perintah”,

artinya menyuruh melakukan sesuatu. Pemerintahan dalam bahasa

inggris disebut dengan government yang berarti mengendalikan.

Pemerintah didefinisikan sebagai organisasi, instansi ataupun

lembaga yang mempunyai kekuasaan dalam membuat maupun

menerapkan hukum dan undang-undang. (Ismail 2017 : hal 9).

Pemerintahan adalah lembaga atau instansi pada tingkat tertentu

yang berfungsi untuk menjaga dan menjamin ketertiban dan

menyediakan sarana maupun prasarana sosial yang diperlukan

masyarakat untuk kepentingan aktivitas atau kegiatan sosialnya.

(Muhadam 2014 : hal 36).

Organisasi yang meletakkan hak untuk melaksanakan kekuasaan

berdaulat atau tertinggi disebut dengan pemerintahan.

Sumaryadi (2010) mengatakan, pemerintahan adalah suatu

organisasi yang mempunyai :

1. Kekuasaan memerintah dari suatu unit politik.

2. Wewenang dalam memerintah suatu masyarakat politik.

3. Aparatur yang termasuk lembaga pemerintahan yang

mempunyai fungsi dan menjalankan kekuasaan.


12

4. Kekuasaan dalam merumuskan peraturan perundang-

undangan, memecahkan suatu permasalahan dan

membahas keputusan administrasi.

Pemerintahan dapat didefinisikan suatu kelompok yang memiliki

kekuasaan dalam suatu negara. Pemerintahan dibentuk agar suatu

negara terkoordinasi dengan terutama dalam pelayanan kepada

masyarakat dan mencapai tujuan yaitu salah satunya kesejahteraan

rakyat.

2.1.3 Kode Etik Pemerintahan

Kode etik pemerintahan minimal berdasarkan 4 (empat) aspek

pertimbangan (Sahyan 2013 : hal 258-259), yaitu :

1. Profesionalisme.

Seseorang yang mempunyai keahlian khusus yang

diperoleh dari pendidikan formal, mempunyai bakat,

ataupun dari suatu kompetensi dalam melakukan suatu

hal.

2. Akuntabilitas.

Seseorang mempunyai kesanggupan dalam

mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang telah

dilakukannya, terkait dengan pekerjaan serta perannya

sehingga mendapatkan kepercayaan.


13

3. Menjaga Kerahasiaan.

Seseorang mampu menjaga kepercayaan dengan selalu

berhati-hati saat memberi suatu informasi.

4. Independensi.

Merupakan sikap netral atau tidak memihak salah satu

pihak. Sadar atas segala batasan dalam mengungkapkan

sesuatu hal.

2.1.4 Fungsi Etika Pemerintahan

Menerapkan dan memperhatikan etika dalam menjalankan suatu

pekerjaan terutama dalam pemerintahan sangatlah penting. Selain

itu, etika pemerintahan mempunyai fungsi, yaitu :

1. Sebagai acuan atau pedoman dalam menjalankan

pemerintahan.

2. Sebagai acuan dalam pengambilan keputusan.

2.2 Definisi Pelayanan Publik

2.2.1 Pengertian Pelayanan

Pelayanan didefinisikan suatu kegiatan dalam pemenuhan

kebutuhan individu atau orang lain secara lebih memuaskan berupa

produk jasa yang sifatnya tidak kasat mata atau tidak bisa diraba.

Penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan merupakan bagian yang


14

tidak dapat terpisahkan. Pelayanan merupakan konkret pemerintah

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Bersifat

administratif ataupun pemenuhan terhadap barang atau jasa

merupakan kebutuhan masyarakat terhadap pemerintah. (Hayat

2017 : hal 16).

2.2.2 Pengertian Publik

Publik berarti banyak orang atau khalayak ramai berkaitan dengan

masyarakat. Publik merupakan sejumlah individu pada suatu

kesempatan, di suatu tempat, dan terjadi komunikasi satu sama

lainnya (Sahya 2016 : hal 213-216). Jadi, publik dapat dikatakan

sebagai kumpulan orang-orang atau individu-individu dalam

jumlah banyak.

2.2.3 Pengertian Pelayanan Publik

Mahmudi (2019 : hal 219), pelayanan publik merupakan suatu

kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh penyelenggara pelayanan

publik dalam upaya pemenuhan kebutuhan publik dan

melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penyelenggaraan pelayanan publik, aparatur pemerintahan

bertanggungjawab untuk memberikan pelayanan terbaik kepada

masyarakat untuk menciptakan kesejahteraan.


15

Pelayanan publik didefinisikan pemberian layanan atau melayani

keperluan individu maupun masyarakat yang mempunyai

kepentingan sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah

ditetapkan dan berlaku. Setiap individu membutuhkan pelayanan.

Jadi, pelayanan tidak dapat terpisahkan dengan kehidupan manusia.

Suatu kegiatan pelayanan yang dilakukan pihak penyelenggara

pelayanan publik dalam usaha memenuhi kebutuhan penerima

pelayanan dan melaksanakan ketentuan peraturan perundang-

undangan disebut sebagai pelayanan publik menurut Kepmenpan

No.63/KEP/M.PAN/7/2003. Jadi, memenuhi suatu keinginan dan

kebutuhan masyarakat oleh pihak penyelenggara pelayanan atau

suatu instansi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. (Lijan, dkk. 2010 : hal 5 ).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009, pelayanan

publik merupakan kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan 

pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan  bagi

setiap warga negara dan penduduk atau masyarakat  atas barang,

jasa, atau pelayanan  administratif yang telah disediakan oleh

penyelenggara pelayanan publik. Ruang lingkup pelayanan publik

menurut Undang-Undang tersebut meliputi, pelayanan barang

publik dan jasa publik serta pelayanan administratif yang diatur

dalam peraturan perundang-undangan. Ruang lingkup tersebut

termasuk pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat


16

tinggal, komunikasi dan informasi,  lingkungan hidup, kesehatan,

jaminan sosial,  energi, perbankan, perhubungan, sumber daya 

alam, pariwisata, dan sektor strategis lainnya. (Pasal 5 UU No 25

Tahun 2009).

Pelayanan publik adalah suatu pelayanan yang dibutuhkan oleh

masyarakat, baik secara individu maupun kelompok. Setiap

individu mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pelayanan

dari pemerintah, agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya

dan keperluannya. Seperti hal dalam administrasi atau surat

menyurat. Masyarakat membutuhkan surat menyurat untuk

melengkapi administrasi dalam hal bantuan dari pemerintah

maupun persyaratan lainnya.

2.2.4 Pengertian Administrasi

Administrasi didefinisikan suatu cara pengorganisasian sumber-

sumber agar tugas pekerjaan pada suatu organisasi dapat berjalan

baik. (Sahya 2016 : hal 11). Usaha atau aktivitas terkait dengan

penyelenggaraan kebijakan dalam mencapai tujuan disebut dengan

administrasi. Suatu aktivitas terkait catat mencatat, surat menyurat,

agenda, dokumen-dokumen, dan lain sebagainya yang bersifat

teknik ketatausahaan, disebut dengan administrasi


17

Pelayanan administratif adalah suatu pelayanan yang memberikan

atau menyediakan macam-macam bentuk dokumen yang

diperlukan publik atau masyarakat (Mahmudi 2019 : hal 223),

seperti :

a. Surat Keterangan atau Akta Kelahiran

b. KTP (Kartu Tanda Penduduk)

c. Surat Keterangan Kematian

d. Sertifikat Keterangan Kepemilikan Tanah

e. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), dan lain sebagainya.

Administrasi atau pelayanan administratif identik dengan surat

menyurat, jadi dapat dikatakan sebagai suatu pelayanan terkait

dengan surat menyurat yang diperlukan oleh masyarakat.

2.2.5 Asas Pelayanan Publik

Pelayanan publik bertujuan untuk memuaskan dan memenuhi

kebutuhan masyarakat. Saat memberikan suatu pelayanan kepada

masyarakat, setiap instansi yang menyediakan pelayanan publik

harus memperhatikan asas pelayanan publik (Mahmudi 2019 : hal

224), sebagai berikut.

1. Transparansi

Memberikan pelayanan harus bersifat terbuka, mudah dan

setiap orang dapat mengaksesnya, sesuai dengan apa yang


18

dibutuhkan serta menyediakannya secara memadai dan

mudah dipahami.

2. Akuntabilitas

Memberikan pelayanan kepada masyarakat harus

dipertanggungjawabkan, dilakukan berdasarkan dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Kondisional

Memberikan pelayanan harus sesuai dengan kondisi dan

kemampuan dari pemberi maupun penerima pelayanan,

tetapi harus tetap berdasarkan dengan prinsip efisiensi dan

efektivitas.

4. Partisipatif

Memajukan kedudukan dan masyarakat pada

penyelenggaraan pelayanan dengan selalu memperhatikan

aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

5. Kesamaan hak

Pelayanan yang diberikan tidak bersifat diskriminatif,

artinya tidak membeda-bedakan suku, status sosial, status

ekonomi, gender, agama, ras serta golongan.


19

6. Keseimbangan hak dan kewajiban

Pelayanan publik, penerima maupun pemberi pelayanan

tetap harus memenuhi hak dan kewajiban setiap masing-

masing pihak.

2.2.6 Klasifikasi Pelayanan Publik

Pemerintah dalam memberikan pelayanan publik, diklasifikasikan

dalam dua kategori utama (Mahmudi 2019 : hal 220-224), yaitu

sebagai berikut.

1. Pelayanan Kebutuhan Dasar

Kebutuhan dasar dalam pelayanan yang diberikan oleh

pemerintah kepada masyarakat, yaitu :

a. Kesehatan

b. Pendidikan dasar

c. Bahan kebutuhan pokok masyarakat

2. Pelayanan Umum

Instansi penyedia pelayanan publik memberikan

pelayanan umum kepada masyarakat, yaitu :

a. Pelayananan administratif

b. Pelayanan barang

c. Pelayanan jasa
20

2.3 Definisi Aparatur Sipil Negara

2.3.1 Pengertian Aparatur Sipil Negara

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara (ASN), ASN merupakan pegawai negeri

sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang

diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas

dalam suatu jabatan pemerintah atau diserahi tugas negara lainnya

dan digaji berdasarkan perundang-undangan. Pengelolaan ASN,

dilakukan bertujuan untuk memperoleh Pegawai ASN yang

profesional, mempunyai nilai dasar, etika profesi, bebas dari

intervensi politik, bersih dari praktik KKN (Korupsi, Kolusi, dan

Nepotisme).

2.3.2 Kode Etik Pegawai Negeri Sipil

Berdasarkan pasal 5 (UU No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil

Negara) kode etik dan kode perilaku Aparatur Sipil Negara (ASN)

adalah sebagai berikut.

1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung

jawab, dan berintegritas tinggi.

2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.

3. Melayani dengan sikap hormat, sopan santun, dan tanpa

tekanan.
21

4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan

atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan

etika pemerintahan.

6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan

negara.

7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara

bertanggung jawab, efektif, dan efisien.

8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam

melaksanakan tugasnya.

9. Memberikan informasi secara benar dan tidak

menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan

informasi terkait kepentingan kedinasan.

10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,

status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapatkan

atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri

atau untuk orang lain.

11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga

reputasi dan integritas ASN.

12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan

mengenai disiplin Pegawai ASN.


22

Berdasarkan PP (Peraturan Pemerintah) Nomor 42 Tahun 2004

tentang Pembinaan Jiwa KORPS dan Kode Etik Pegawai Negeri

Sipil, kode etik Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan pedoman

sikap, tingkah laku, dan perbuatan Pegawai Negeri Sipil di dalam

melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari.

Berdasarkan pasal 10 ( PP No. 24 Tahun 2004), etika setiap

Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam bermasyarakat harus :

a. Mewujudkan pola hidup sederhana

b. Memberikan pelayanan dengan empati, hormat dan

santun, tanpa pamrih dan tanpa unsur pemaksaan.

c. Memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka dan

adil serta tidak diskriminatif.

d. Tanggap terhadap keadaan lingkungan masyarakat.

e. Berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan

masyarakat dalam melaksanakan tugas.


23

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 1.
24
25

2.5 Kerangka Pikir

Aparat pemerintah salah satunya di kelurahan harus mempunyai etika baik

dalam menjalankan pelayanan publik, terutama dalam administrasi. Etika

pemerintahan harus ditanamkan bagi aparat pemerintahan. Terutama

pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN). Hal tersebut dilakukan supaya

pelayanan publik berjalan dan dilaksanakan dengan baik. Jadi, masyarakat

merasa sangat senang atau puas dengan pelayanan yang didapatkan. Maka,

aparat pemerintahan harus memiliki etika yang baik dan memperhatikan

kode etik dalam menjalankan tugasnya, terutama dalam pelayanan publik

(administrasi) kepada masyarakat.

Kode etik pemerintahan, didasari minimal 4 (empat) aspek pertimbangan,

yaitu :

1. Profesionalisme : seseorang yang memiliki keahlian dibidangnya.

2. Akuntabilitas : mempunyai sikap sanggup dalam mempertanggung

jawabkan apa saja yang dilakukan terkait dengan pekerjaan dan

tugasnya, sehingga mendapatkan kepercayaan.

3. Menjaga Kerahasiaan : mampu dalam menjaga kepercayaan

dengan selalu berhati-hati ketika memberi suatu informasi.

4. Independensi : bersikap netral/tidak memihak salah satu pihak, dan

sadar atas segala batasan dalam mengungkapkan suatu hal.


26

Instansi yang sebagai penyedia pelayanan publik ketika menjalankan atau

memberi suatu pelayanan kepada masyarakat harus tetap memperhatikan

dan menerapkan asas pelayanan publik dengan benar (Mahmudi 2019 : hal

224), yaitu :

ASN dalam memberikan pelayanan publik (administrasi) harus

memperhatikan kode etik dan asas pelayanan publik di kantor Kelurahan

Jagabaya II. Pada keduanya terdapat hal penting yaitu rasa tanggungjawab

atau akuntabilitas. Artinya rasa tanggungjawab merupakan hal penting dan


27

harus diperhatikan terutama dalam kedisipilanan. Setelah kedua indikator

tersebut dijalankan, diharapkan dapat terwujudnya etika pemerintahan

dalam pelayanan publik (administrasi) di kantor Kelurahan Jagabaya II

Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung tahun 2020 yang maju.
28

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif (descriptive research),

yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematik, benar & akurat

terkait fakta dan sifat populasi atau pada daerah tertentu. (Sugiyono 2019 :

hal 12).

Peneliti menggunakan Metode Kualitatif Deskriptif pada penelitian ini.

Peneliti mengumpulkan data di lapangan. Peneliti memahami dan

mendeskripsikan makna dari suatu aktivitas interaksi tingkah laku manusia

pada situasi tertentu, menurut perspektif peneliti. Tujuannya adalah

memahami dan mengerti obyek yang diteliti secara mendalam.

Melalui metode penelitian deskriptif, metode ini mendeskripsikan secara

rinci atau mendalam mengenai etika pemerintahan dalam pelayanan publik

(administrasi) kepada masyarakat di kantor Kelurahan Jagabaya II

Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung.

3.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian yang dilakukan peneliti yaitu etika pemerintahan dalam

pelayanan publik (administrasi) kepada masyarakat di kantor Kelurahan

Jagabaya II. Penerapan tersebut dilakukan oleh Aparatur Sipil Negara


30

(ASN). Peneliti membatasi studi kualitatif dan membatasi penelitian untuk

menentukan antara data yang relevan dengan data yang tidak relevan.

Pembatasan pada penelitian kualitatif berdasarkan pada tingkatan kajian

yang hendak diteliti di kantor Kelurahan Jagabaya II Kecamatan

Wayhalim Kota Bandar Lampung.

3.3 Informan atau Narasumber

Kriteria yang dipenuhi sebagai informan (Sugiyono 2019 : hal 291-292)

yaitu :

1. Seseorang yang paham sesuatu hal melalui proses enkulturasi,


sehingga hal tersebut tidak hanya diketahui, melainkan dihayatinya
juga.

2. Seseorang yang sedang terlibat dalam kegiatan yang sedang


diteliti.

3. Seseorang yang memiliki waktu cukup untuk dapat diminta suatu


informasi.

4. Seseorang yang tidak hanya memberikan informasi dari hasil


“kemasannya” sendiri.

5. Seseorang yang awalnya termasuk “cukup asing” pada peneliti


sehingga menjadi lebih tertarik untuk dijadikan narasumber.

Berdasarkan kriteria di atas, informan pada penelitian ini yaitu :

1. Bapak Bahril selaku Lurah Jagabaya II.


2. Ibu Rubiyem, S.E., selaku Sekretaris Lurah Jagabaya II.
31

3. Ibu Suhariyah selaku Staf Seksi Pemerintahan dan Pelayanan


Umum.
4. 5 ( Lima) warga Kelurahan Jagabaya II yaitu, Bapak Khairuddin,
Bapak Sution, S.E., Bapak Sofyan Effendi, Ibu Leli Haryani, dan
Bapak Sumarsono.

3.4 Sumber dan Jenis Data

3.4.1 Data Primer

Data primer pada penelitian ini adalah data dari hasil wawancara

yang telah dilakukan peneliti kepada informan atau narasumber di

Kelurahan Jagabaya II.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder pada penelitian ini adalah data pendukung untuk

data primer, yaitu berupa catatan-catatan dan dokumen penting

mengenai Kelurahan Jagabaya II.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data yaitu

sebagai berikut.

1. Wawancara
Peneliti mewawancarai informan dengan menanyakan hal-hal

mengenai etika pemerintahan dalam pelayanan publik (administrasi)


32

kepada masyarakat tahun 2020 di kantor Kelurahan Jagabaya II.

Wawancara ini dilakukan dengan satu persatu informan.

2. Observasi
Peneliti melakukan observasi atau mengumpulkan data langsung dari

kantor Kelurahan Jagabaya II. Observasi yang dilakukan dengan

mengamati sekitar dan memperoleh gambaran umum mengenai

Kelurahan Jagabaya II.

3. Dokumentasi
Peneliti memperoleh data dokumentasi selama penelitian yaitu dalam

berupa catatan-catatan mengenai kantor Kelurahan Jagabaya II, data

dari informan dan foto-foto kegiatan penelitian berlangsung.

3.6 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan peneliti pada penelitian ini setelah

mengumpulkan data, lalu membuat catatan-catatan dari hasil di lapangan.

Lebih memfokuskan data yang sudah didapatkan dengan apa yang diteliti

dalam mengolah data tersebut.

3.7 Teknik Analisis Data

Data yang telah didapat dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi yang telah dilakukan oleh peneliti, lalu diorganisasikan ke

dalam kategori dan menjabarkan data ke dalam beberapa unit, menyusun


33

data ke dalam pola, menentukan data yang penting dan yang akan

dipelajari, lalu membuat kesimpulan yang mudah dipahami.

3.8 Teknik Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan

uji kredibilitas data atau kepercayaan dari data yang didapatkan peneliti

dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan penelitian,

analisis kasus negatif, dan member check. Lalu, melakukan audit pada

keseluruhan proses penelitian dan menguji hasil penelitian, dikaitkan

dengan proses yang telah dilakukan.

3.9 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di kantor Kelurahan Jagabaya II, Kecamatan Way

Halim, Kota Bandar Lampung.

Waktu pada penelitian ini yaitu : Januari – Februari 2021.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat


disimpulkan bahwa :

1. Etika Pemerintahan dalam Pelayanan publik (administrasi) di


Kantor Kelurahan Jagabaya II belum optimal dikarenakan
koordinasi yang kurang dan harus dipertegas kembali.

2. Kedisiplinan Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam ketepatan


waktu hadir di Kantor Kelurahan Jagabaya II masih kurang,
dikarenakan harus absen terlebih dahulu di Kantor Kecamatan
Way Halim. Jadi, hal ini dapat menjadi hambatan dalam
pelayanan administrasi yang dibutuhkan oleh masyarakat pada
waktu yang telah ditentukan.

5.2 Saran

Saran dari peneliti pada penelitian ini yaitu :

1. Koordinasi antar pegawai ASN lebih ditingkatkan, agar penerapan


etika pemerintahan dalam pelayanan publik (administrasi) dapat
optimal. Melakukan evaluasi setiap satu bulan sekali atau setiap senin
melakukan apel pagi yang dilakukan Lurah untuk lebih mengingatkan
pegawai lainnya, untuk selalu optimal dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat.

2. Lebih dapat mengatur waktu dalam kehadiran agar tepat waktu,


sebaiknya absen bisa dilakukan di Kantor Kelurahan Jagabaya II lalu
dilaporkan ke Kantor Kecamatan Way Halim.
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Anggara, Sahya. 2013. Sistem Politik Indonesia. Bandung : Pustaka Setia.

. 2016. Ilmu Administrasi Negara. Bandung : Pustaka


Setia.

Aslichati, Lilik., H.I. Bambang., Prasetya Irawan. 2013. Metode Penelitian


Sosial. Banten : Universitas Terbuka.

Hayat. 2017. Manajemen Pelayanan Publik. Jakarta : PT Raja Grafindo


Persada.

Ismail. 2017. Etika Pemerintahan. Yogyakarta : Lintang Rasi Aksara


Books.

Labolo, Muhadam. 2014. Memahami Ilmu Pemerintahan. Jakarta : PT


Rajagrafindo Persada.

Mahmudi. 2019. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : UPP


STIM YKPN.

Raco. 2010. Metode Penelitian Kualitatif (Jenis, Karakteristik, dan


Keunggulan). Jakarta : PT Grasindo.

Sinambela, Lijan Poltak. 2010. Reformasi Pelayanan Publik. Teori,


Kebijakan, dan Impelementasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Sugiyono. 2019 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.


Bandung : Alfabeta.

JURNAL ON-LINE DAN INTERNET

eJournal Ilmu Pemerintahan, 2018, 1 ISSN 2337 – 5736,


ejournal.unsrat.ac.id.

eJournal Ilmiah Dinamika Sosial, 2017 1 ISSN 2581 – 2424,


journal.undiknas.ac.id.
PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa


KORPS dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.

Anda mungkin juga menyukai