Anda di halaman 1dari 19

2.

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Inovasi


Inovasi adalah suatu proses untuk mengubah kesempatan menjadi ide yang
dapat dipasarkan. Inovasi juga adalah suatu kombinasi visi untuk menciptakan
suatu gagasan yang baik dan keteguhan serta dedikasi untuk mempertahankan
konsep melalui implementasi. Dengan inovasi wirausahawan menciptakan baik
sumber daya produksi baru maupun mengelola sumber daya yang ada dengan
peningkatan nilai potensi untuk menciptakan modal (Machfoedz dan
Machfoedz,2004).
Inovasi merupakan jenis perubahan secara khusus. Inovasi adalah gagasan
baru yang di terapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki produk, proses atau
jasa. Jadi semua inovasi menyangkut pada perubahan, tapi tidak semua perubahan
harus mencakup gagasan baru atau mendorong ke perbaikan yang mencolok
(Robbins,2007).
Dalam inovasi, banyak tantangan yang di hadapi organisasi yang sama
dalam proses yang kreatif yang hadir, dan manajemen memainkan peranan
penting. Kreatifitas juga merupakan sebuah proses untuk memunculkan ide di
mana Inovasi adalah hasilnya, tapi kreativitas dan inovasi saling terkait
(Gupta,2007).

2.2 Tahap Inovasi


Menurut Sherwood (2002) inovasi adalah suatu proses yang memerlukan
empat tahap yaitu:
a. Pengajuan gagasan- mempunyai ide lebih dulu.
Pengajuan gagasan adalah bagian tengah sasaran suatu inovasi.
b. Evaluasi – memilih gagasan-gagasan yang akan ditindaklanjuti
Evaluasi adalah suatu proses yang digunakan untuk memilih gagasan
untuk dikembangkan lebih jauh atau kemungkinan lainnya ditolak.
Evaluasi terjadi didalam tiga cara yang berbeda yaitu :

6
Universitas Kristen Petra
 Secara formal, misalnya dalam konteks masalah bisnis dan
persetujuan proyek.
 Secara informal, digunakan dalam kelmpok-kelompok kecil, dalam
pertemuan dan diskusi.
 Secara pribadi di kepala sendiri
c. Pengembangan – memperbaiki gagasan tersebut dari konsep menjadi
realitas yang menghasilkan sesuatu.
Pengembangan adalah proses yang mengakibatkan suatu gagasan
terbukti sebagai realitas praktis.
d. Implementasi- mengupayakan gagsan tersebut sungguh-sungguh
terjadi.
Implementasi adalah segala kegiatan yang mengakibatkan gagasan
yang telah terbukti kebenarannyatersebut benar-benar membuahkan
hasil.

2.2.1 Peran inovasi


Menurut Sherwood (2002), inovasi dapat memiliki
peran yang penting dalam berbagai bidang, termasuk:
a. Pengembangan produk baru
Cepat atau lambat setiap produk dan jasa akan mencapai tanggal
kadarluarsanya (maturity), barang kali pesaing telah memperkenalkan
produk yang serupa dengan ciri-ciri lebih baik. Penemuan,
pengembangan dan keberhasilan memperkenalkan produk dan jasa
baru terus-menerus tanpa diragukan lagi merupakan keharusan setiap
bisnis.
Tujuan utama dalm memperkenalkan produk baru dan jasa ialah untuk
menghasilkan pendapatan yang baru dan menguntungkan.
b. Desain proses baru
Proses tidak merujuk pada apa yang dikerjakan, melainkan bagaimana
mengerjakannya.
c. Stuktur organisasi baru

7
Universitas Kristen Petra
Melakukan sesuatu yang baru secara structural dalam organisasi dapat
menyiratkan perubahan peran dan tanggung jawab orang, hak dan
kewajiban setiap orang.
d. Bentuk-bentuk hubungan baru
Inovasi hubungan seluruhnya adalah masalah desain interaksi yang
baru antara orang-orang yang terlepas dari struktur organisasi.
Umumnya hubungan ini mempunyai dua jenis, yaitu : melintas batas-
batas antar organisasi dan dalam organisasi itu sendiri.
e. Strategy bisnis terobosan baru
Strategi seluruhnya terkait dengan upaya memperoleh keunggulan
bersaing dan bahwa keunggulan bersaing tersebut berasal dari
kemampuan melakukan sesuatu yang berbeda dari pesaing.

2.2.2 Peluang Inovasi


Menurut Peter F Druker (1985) inovasi dapat bersumber dari adanya
peluang-peluang (dalam Stamm, 2008, p.382.) sebagai berikut;
a. Penelitian dan Pengembangan
Inovasi dapat dihasilkan melalui suatu penelitian dan
pengembangan (research and development). Perusahaan-perusahaan yang
telah maju atau besar umumnya mempunyai satu divisi khusus untuk
melakukan penelitian dan pengembangan bagi bagi produk-produk
barunya. Penelitian dan pengembangan ini merupakan suatu inovasi yang
sistematis dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Perusahaan ini
berprinsip harus melakukan inovasi terus-menerus bagi kelangsungan
hidupnya.
b. Keberhasilan/kegagalan
Keberhasilan/kegagalan baik dari perusahaanan sendiri maupun
dari perusahaan lain dapat dijadikan sumber ide bagi suatu inovasi.
Keberhasilan peluncuran suatu produk merupakan ide untuk melakukan
inovasi bagi produk yang lainnya. Produk inovasi tersebut dapat sama
tetapi dengan perbedaan spesifikasinya. Misalnya, munculnya kendaraan
diesel Isuzu Panther merupakan sumber inovasi bagi Toyota Kijang untuk

8
Universitas Kristen Petra
memproduksi kendaraan diesel Kijang baru dengan bahan bakar solar.
(http://www.drive.com.au/editorial/articledetail.aspx?ArticleID=42875&vf
=1). Peluncuran suatu produk juga dapat menjadi sumber inovasi bagi
produk suplemen lainnya. Inovasi dapat bersumber dari memperhatikan
kebutuhan, keinginan dan daya beli masyarakat. Misalnya, semua
masyarakat mempunyai kebutuhan akan perumahan. Namun keinginan
dari individu masyarakat tersebut berbeda-beda sesuai dengan selera dan
keadaan ekonomi mereka. Selanjutnya permintaan akan perumahan
dipengaruhi oleh daya beli masyarakat. Seorang yang butuh perumahan
mungkin menginginkan rumah besar dengan harga lebih mahal. Namun
karena kemampuan daya belinya tidak memadai maka ia harus membeli
rumah yang kecil yang terjangkau oleh daya belinya. Seorang pemimpin
perusahaan dalam hal ini harus membuat perumahan dengan tipe-tipe yang
sesuai dengan keinginan dan daya beli mereka.
c. Persaingan
Persaingan adalah sumber inovasi yang sangat besar andilnya
dalam peluncuran produk-produk baru. Dengan adanya persaingan
perusahaan akan terdorong untuk melakukan inovasi. Sebagai contoh,
persaingan dalam produk pasta gigi dari beberapa merek menyebabkan
perusahaan meningkatkan penelitian dan pengembangan akan produknya
untuk menciptkan produk-produk baru dengan spesifikasi dan
keunggulannya masing-masing.
d. Demografi
Perubahan demografi dapat merupakan sumber inovasi untuk
menyesuaikan produk-produk yang ada atau membuat produksi sama
sekali baru. Perubahan demografi meliputi; usia, seks, jumlah keluarga,
siklus kehidupan keluarga, pendapatan, kedudukan, pendidikan, agama,
ras, kebangsaan.
e. Perubahan Selera
Konsumen dapat diasumsikan mudah tertarik dengan sesuatu hal
baru atau berbeda dari apa yang biasa dilihatnya sehari-hari. Konsumen
mempunyai keinginan untuk tampil beda dengan yang lainnya sesuai

9
Universitas Kristen Petra
dengan seleranya masing-masing. Perubahan harus cermat memperhatikan
selera para konsumen dan perubahannya untuk segera melakukan inovasi
bagi produknya.
f. Ipteks baru
Munculnya ilmu pengetahuan dan teknologi baru untuk
memudahkan memproduksi suatu barang atau jasa dapat merupakan
sumber inovasi. Contoh dengan adanya komputer maka produksi dalam
industry percetakan dan grafika mengalami revolusi. Percetakan dapat
menampilkan gambar seperti foto dengan lebih mudah dan cepat. Revolusi
ini mengakibatkan perubahan dalm perwajahan kemasan (packaging)
suatu barang

2.2.3 Tipe-tipe inovasi


Konsep inovasi mempunyai sejarah panjang dan pengertian berbeda-beda,
terutama didasarkan pada persaingan antar perusahaan-perusahan dan strategi
berbeda-beda yang bisa di manfaatkan untuk bersaing. Sejumlah upaya yang
dilakukan untuk melakukan riset terhadap proses inovasi meliputi jenis inovasi,
lingkungan yang mendukung, sumber daya yang diperlukan, dan tantangan yang
dibuat untuk sebuag organisasi telah terjadi.
Menurut Abernathy, Clark, dan Tidd (1993) menyebutkan tipe-tipe dari
inovasi (dalam Stamm, 2008, p.32) adalah:
a. Architectural innovation : inovasi seperti ini terletak pada produk
dasar, proses dan terkait dengan pemasaran yang digunakan
sebagai pedoman untuk perkembangan selanjutnya.
b. Market niche innovation : inovasi seperti ini membuka peluang
pasar baru melalui penggunaan teknologi yang sudah ada untuk
mencapai keunggulan kompetitif yang berbeda dengan produk
pesaing.
c. Regular innovation : inovasi seperti ini melibatkan perubahan yang
membangun pada produksi yang sesuai dengan pasar dan
pelanggan yang ada.

10
Universitas Kristen Petra
d. Innovation revolusioner : inovasi yang belum pernah ada
sebelumnya , namun diterapkan pada pasar dan pelanggan yang
ada (Stamm,2008).

Sebuah kategori umum inovasi adalah untuk membedakan antara inovasi (hal-hal
yang ditawarkan perusahan) dengan proses inovasi (cara-cara dimana produk
dibuat dan dikirimkan) (Stamm,2008) . Pengambaran level dan kategori dari
inovasi dapat dilihat pada gambar 2.1. berikut:

Sumber : Tidd, dkk dikutip dalam Stamm (2008)

2.3 Inovasi Internal


Inovasi internal merupakan inovasi yang melibatkan seluruh aspek yang
ada di perusahaan. Setiap aspek organisasi yang sejalan dengan budaya
perusahaan dapat mendukung tujuan perusahaan. Sistem yang ada di perusahaan,
proses, gaya kepemimpinan dan budaya semua menegakkan satu sama lain
(Stamm,2008).
Menurut White Burton (2007) ada empat elemen yang perlu di
perhatikan dalam penerapan strategi inovasi internal, yaitu:
a. Kepemimpinan

11
Universitas Kristen Petra
Dalam menerapkan inovasi internal di perusahaan, salah satu yang
memegang peranan penting adalah kepemimpinan organisasi atau
perusahaan. Dimana sebuah organisasi perusahaan yang telah dibentuk
suatu tim yang memiliki pemimpin kunci dan berperan memberikan
petunjuk serta memiliki peranan yang penting dalam mencapai
keberhasilan perusahaan. Hal ini menyebabkan adanya ketergantungan
dengan pemimpin karena perusahaan-perusahaan ini bersaing di
lingkungan yang maju dan berkembang pesat. Sehingga perlu dingat,
bahwa pemimpin perlu ada di setiap tingkatan organisasi perusahaan.
Para pemimpin perusahaan-perusahaan yang inovatif telah bisa
memberikan kepastian bahwa adanya unsur kerja sama diantara para
karyawan.
b. Keterlibatan
Keterlibatan merupakan hal yang kedua harus diperhatikan dalam
pelaksanaan inovasi internal di perusahaan. Hal yang terpenting dalam
suatu keterlibatan adalah bagaimana suatu organisasi bisa mendapatkan
pandangan dan arahan yang sama dalam sebuah organisasi yang dinamis
ini. Para pemimpin organisasi berusaha untuk menciptakan lingkungan
yang kondusif untuk internal perusahaan berguna bagi setiap karyawan
dan pekerja untuk bisa percaya bahwa mereka adalah sebuah sistem
dalam organisasi yang akan memungkinkan inovasi bisa terjadi dengan
mereka secara aktif terlibat dalam kegiatan perusahaan. Bila sebaliknya
karyawan tidak percaya, maka akan bisa menimbulkan masalah dalam
menerapkan inovasi dalam lingkungan internal.
c. Pengetahuan
Hal yang ketiga yang perlu diperhatikan dalam melakukan strategi
inovasi internal adalah pengetahuan. Dimana pengetahuan akan akan
memberikan bantuan yang besar. Bila mana perusahaan memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai produk dan kompetensi pasar, maka
perusahaan akan bisa melakukan inovasi internal.
d. Keterpaduan

12
Universitas Kristen Petra
Hal yang terakhir dalam melakukan inovasi internal di perusahaan yaitu
adanya keterpaduan. Perusahaan harus memiliki sistem yang jelas serta
mudah dimengerti untuk bisa memfasilitasi suatu proses strategi inovasi.
Tapi untuk melaksanakan inovasi internal tidak hanya menggunakan
sistem melainkan di perlukannya kesalarasan antara sistem-sistem yang
ada di perusahaan. Hal ini dapat mendukung pada saat melakukan
strategi inovasi di perusahaan.
Dari keempat elemen yang disebutkan diatas menunjukkan dalam
melakukan inovasi internal diperlukan penerapan elemen-elemen tersebut dengan
baik. Keempat elemen ini saling mendukung satu sama lainnya dalam melakukan
inovasi internal di perusahaan. Dari elemen-elemen yang disebutkan elemen yang
memiliki peran penting adalah kepemimpinan.

2.4 Inovasi External


Inovasi external merupakan inovasi yang dilakukan perusahaan dengan
menjalin kerja sama dengan pihak lain atau perusahaan lain. Dalam inovasi
external perusahaan menjajaki ide-ide inovatif perusahaan-perusahaan lain dan
menciptakan produk baru dan inovasi sejalan dengan mitra korporatnya (White
and Burton 2007). Adanya beberapa hal yang memiliki pengaruh dalam
melakukan strategi inovasi eksternal di perusahaan yaitu sebagai berikut:
a. Aliansi
Aliansi disini merupakan rekan kerja sama antar perusahaan yang biasanya
menyangkut aspek strategik maupun non strategik. Aliansi strategik adalah
kerja sama antar perusahaan yang relatif awet dengan melibatkan sumber
daya, struktur dan tata kelola perusahaan untuk pencapaian tujuan
perusahaan. Aliansi taktis yaitu kerja sama antar perusahaan tanpa
melibatkan hal-hal yang bersifat strategik. Ada juga sebutan aliansi
informal yang merupakan kerja sama antara dua perusahaan yang setuju
untuk saling memberikan dukungan untuk kegiatan-kegiatan berbagai hal.
Perusahaan-perusahaan yang menggunakan aliansi informal ini tidak
adanya perjanjian yang formal untuk saling mendukung dan membantu
satu sama lain.

13
Universitas Kristen Petra
b. Merger
Salah satu strategi inovasi eksternal adalah dengan melakukan merger
yaitu proses pengabungan perusahaan menjadi satu. Perusahaan yang
melakukan merger akan mengambil atau membeli semua asset perusahaan
yang diajak merger, dengan begitu perusahaan setidaknya memiliki paling
tidak 50% saham atas kegitan merger tersebut. Perusahaan yang dimerger
berhenti beroperasi atau sistem operasinya digabung menjadi satu dan
berubah menjadi sistem yang baru serta pemegang sahamnya akan
menerima sejumlah uang atau saham di perusahaan yang baru sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di perusahaan yang baru.
c. Akuisisi
Akuisisi adalah pengambil alihan perusahaan. Jadi sebuah perusahaan
membeli sebagian besar saham atau asset perusahaan tersebut dan
perusahaan yang di beli tetap ada tetapi berganti kepemilikan biasanya.

2.5 Inovasi produk


Perusahaan sebagian besar menginginkan untuk menjadi lebih inovatif
dalam membuat produk. Hal ini sangat berhubungan sekali dengan pengembangan
akan produk baru yang dimulai dari pemunculan ide sampai dengan
komersialisasi. Inovasi produk merupakan gabungan dari kreativitas dan
komersialisasi (Stamm,2008).
Semua orang akan memuaskan keinginan dan kebutuhannya melalui
produk. Produk adalah setiap tawaran yang dapat memuaskan kebutuhan dan
keinginan (Kotler,2002).
Kreativitas adalah prasyarat untuk inovasi produk dan transformasi
organisasi, karena tanpa kreativitas, inovasi tidak berarti, dan transformasi
tersebut akan kurang lebih sama dengan sebelumnya. Tanpa inovasi, ide-ide dan
kreatifitas tidak pernah diterapkan. Kreativitas menciptakan solusi untuk masalah
dan inovasi melibatkan pelaksanan. Dalam inovasi produk, banyak tantangan
yang di hadapi organisasi yang sama dalam proses yang kreatif yang hadir, dan
manajemen memainkan peranan penting. Kreatifitas juga merupakan sebuah

14
Universitas Kristen Petra
proses di mana inovasi adalah hasilnya, tapi kreativitas dan inovasi saling terkait.
(Gupta, 2007).

Menurut Kotler (2002) wujud produk yang dapat di klasifikasikan ke dalam dua
kelompok utama, yaitu:
a. Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik ,sehingga dapat dilihat
,diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan
perlakukan fisik lainnya.
b. Jasa
Jasa merupakan aktivitas, manfaat dan kepuasan yang ditawarkan untuk
dijual (dikonsumsi pihak lain). Kotler (2002) juga mendefinisikan jasa
sebagai berikut: Jasa adalah setap tindakan atau kegiatan yang data
ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain, yang pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produknya dapat
dikaitkan atau tidak di kaitkan dengan suatu produk fisik.

2.5.1 Kategori inovasi produk


Inovasi produk dapat meliputi beberapa kategori (Stamm,2008). yaitu;
a. Produk baru yang menciptakan pasar baru secara keseluruhan (new
to the world products)
b. Produk baru yang memungkinkan perusahaan untuk masuk dan
membangun pasar untuk pertamakalinya (new product lines)
c. Produk baru yang melengkapi kini produk yang telah ada (addition
to existing product lines)
d. Produk baru yang menyajikan perbaikan kinerja atau nilai yang
dirasakan oleh pelanggan lebih besar yang menggantikan produk
yang ada (improvements in revision to existing products)
e. Produk yang sudah ada namun ditargetkan ke pasar atau segmen
yang baru (repositionings)
f. Produksi baru yang menyajikan produk yang sama tetapi dengan
harga yang lebih rendah (cost reductions)

15
Universitas Kristen Petra
2.6 Tahapan-tahapan Pengembangan Produk
Menurut Stamm, (2008) ada beberapa langkah yang harus ditempuh dan
diikuti untuk bisa melakukan pengembangan produk yaitu sebagai
berikut:
1. Analisa Awal
Pada tahap analisa awal ini dilakukan pengidentifikasian target
kebutuhan pasar, pengevaluasian konsep-konsep produk dan pemilihan saru
atau lebih konsep yang akan digunakan dalam pengembangan produk.
2. Mendefinisikan
Pada tahap ini akan di bahas lebih lanjut mengenai definisi
arsitektur atau konstruksi produk dan menguraikan produk menjadi
subsistem-subsistem serta komponen-komponen. Gambaran perakitan akhir
untuk sistem produksi biasanya di jelaskan dalam proses ini. Output yang
dihasilakan dalam proses ini biasanya mencakup tata letak bentuk produk,
spesifikasi bentuk produk secara fungsional dari subsistem produk serta
diagram aliran proses pendahuluan untuk proses perakitan akhir.
3. Desain
Pada proses ini di lakukan pembahasan mengenai spesifikasi
lengkap dari bentuk, material, dan toleransi-toleransi dari keseluruhan
komponen produk. Output dari proses ini adalah pencatatan pengendalian
untuk produk, seperti gambar tentang bentuk dari tiap komponen produk.
4. Operasi
Proses produksi awal dimana produk di buat dengan menggunakan
sistem yang sesungguhnya.

2.7 Proses pengembangan produk baru


Sebuah studi yang berpengaruh bukan hanya untuk proses pengembangan
produk tetapi juga untuk produk baru secara umum di lakukan oleh
Hamilton (1982) (dalam Stamm 2008, p 40) sebagai berikut:
1. Pemunculan ide
Tahap ini di mulainya dengan munculnya ide-ide baru. Pada tahap ini
pimpinan puncak di perusahaan akan menunjuk seorang manajer ide untuk

16
Universitas Kristen Petra
menampung ide-ide tersebut. Seseorang yang ditunjuk oleh pimpinan
puncak tersebut bertanggung jawab terhadap ide-ide produk yang
ditampung dengan tujuan pengembangan lebih lanjut. Banyak sumber ide
untuk konsep layanan baru dan sumber ide dapat diperoleh dari pendapat
para konsumen.
2. Penyaringan dan evaluasi
Tahap penyaringan ide terdiri atas sejumlah aktivitas yang dirancang
untuk mengevaluasi suatu konsep produk baru. Konsekuensinya, akan ada
banyak informasi yang diperoleh dalam tahap penyaringan dapat
membantu pihak manajemen untuk: (1) mengambarkan tingkat
permintaan potensial, (2) menentukan peluang keberhasilan produk,.
Kegiatan-kegiatan penyaringan dapat meliputi studi potensi pasar (market
potential studies), pengujian konsep (concept test), dan model scoring
(scoring model). Dalam penyaringan ide, perusahaan harus menghindari
dua jenis kesalahan. Yang pertama adalah menolak ide yang sesungguhnya
bagus, dan yang kedua adalah menerima dan meneruskan ide yang buruk
ke tahap pengembangan dan komersialisasi. Dalam hal ini, kita dapat
membedakan tiga jenis kegagalan produk. Pertama, kegagalan produk
yang absolute, yaitu kegagalan yang dapat menimbulkan kerugian, dimana
penjualan tidak dapat menutupi biaya variabel. Kedua, kegagalan produk
yang bersifat parsial, di mana ini menimbulkan kerugian tetapi
penjualannya dapat menutupi biaya variabel dan sebagian biaya tetap.
Sedangkan yang ketiga, kerugian produk relative adalah jenis kegagalan
produk yang memberikan laba yang lebih kecil daripada sasaran tingkat
pengembalian yang diharapkan perusahaan. Tujuan penyaringan ide
adalah untuk menolak ide-ide buruk sedini mungkin. Jika manajemen
beranggapan bahwa mereka tlah melakukan banyak investasi dalam
produk tersebut, sehingga produk itu harus diluncurkan untuk
mengembalikan investasi yang telah dikeluarkan. Padahal seseungguhnya
ide awalnya bukanlah ide bagus, Karena itu situasi ini dapat menimbulkan
kerugian besar bagi perusahaan.
3. Analisa bisnis

17
Universitas Kristen Petra
analisa bisnis adalah untuk mendapatkan gambaran sekomprehensif
mungkin tentang dampak finansial yang dapat diperoleh dari
memperkenalkan suatu produk baru. Sejumlah ukuran( seperti biaya, laba,
Return On Investment, dan arus kas) digunakan, demikian pula metode-
metode seperti analisis payback period, break even analysis dan risk
analysis. Analisis bisnis membutuhkan informasi rinci mengenai biaya
manufaktur, biaya pemasaran, tingkat penjualan yang diperkirakan, dan
tingkat kemungkinan kanibalisasi produk. Evaluasi finansial untuk produk
baru lebih kompleks di bandingkan produk yang sudah mapan. Hal ini
terjadi karena sejumlah faktor, di antaranya rentang waktu, kemungkinan
kanibalisasi, dari kebutuhan akan investasi. Dalam hal rentang waktu
misalnya penjualan dan biaya untuk produk baru seringkali sangat
bervariasi sepanjang waktu. Jarang sekali ada produk baru yang langsung
diadopsi konsumen. Konsekuensinya, biaya pemasaran pada tahun
pertama akan sangat besar dibandingkan tahun-tahun berikutnya, oleh
Karena adanya tuntutan kebutuhan untuk menciptakan awareness dan
insentif untuk distribusi produk serta product trial. Selain itu, jika produk
baru mengkanibalisasi penjualan produk yang sudah ada atau
memanfaatkan fasilitas produksi dan atau pemasaran yang sama dengan
produk saat ini, maka hanya penjualan dan biaya incremental saja dari
produk baru bersangkutan saja yang boleh diperhitungkan dalam
mengevaluasi kontribusi laba produk baru tersebut.
4. Pengembangan
Ide-ide yang menarik harus disempurnakan dengan konsep produk yang
dapat diuji. Ada perbedaan ide produk, konsep produk, dan citra produk.
Yang dinamakan ide produk adalah produk yang mungkin ditawarkan
dipasaran oleh perusahaan ke pasar. Konsep produk merupakan versi yang
lebih rinci dari suatu ide yang dinyatakan dalam istilah yang dimengerti
konsumen. Sedangkan citra produk ialah gambaran khusus yang diperoleh
konsumen mengenai produk yang masih potensial ataupun yang sudah
aktual. Pengembang produk merupakan upaya teknis yang mengubah
suatu konsep menjadi produk nyata (working product).

18
Universitas Kristen Petra
5. Testing/ pengujian
Pada proses ini perusahaan memberikan penilaian yang lebih rinci
mengenai peluang sukses produk baru, menguji produk untuk hasil yang
maksimal, mengidentifikasi penyesuaian-penyesuaian akhir yang
dibutuhkan untuk produk dan menetapkan elemen-elemen penting dalam
program pemasaran yang akan digunakan untuk memperkenalkan produk
di pasaran.
6. Komersialisasi
Tahap komersialisasi menyangkut pelaksanaan strategi peluncuran
(launching strategy) produk baru ke pasar, seperti penentuan timing
introduksi produk baru. Timing peluncuran produk baru merupakan aspek
krusial, baik dari sudut pandang permintaan pelanggan maupun kompetisi.
Dalam hal permintaan pelanggan, misalnya ada tingkat musiman
(seasonality) tertentu dalam kategori produk spesifik. Sementara itu,
dalam perspektif kompetisi, apabila diferensiasi produk relatif rendah,
maka keputusan untuk secepat mungkin untuk memasuki pasar merupakan
pilihan yang strategis. Pemimpin pasar cenderung memperoleh
keunggulan dalam hal consumer awareness dan pangsa pasar dalam kasus
tersebut (Stamm,2008).

2.8 Perusahaan Keluarga


2.8.1 Definisi Perusahaan Keluarga
Menurut John L.Ward dan Craig E. Aronoff (2002) (dalam Susanto,
Wijanarko dan Mertosono ,2007, p 58) , suatu perusahaan dinamakan perusahaan
keluarga apabila terdiri dari dua atau lebih anggota keluarga yang mengawasi
keuangan perusahaan. Sedangkan menurut Robert G. Donnelley (2002) ( dalam
Susanto, Wijanarko dan Mertosono ,2007, p 58). Suatu organisasi dinamakan
perusahaan keluarga apabila paling sedikit ada keterlibatan dua generasi dalam
keluarga itu dan mereka mempengaruhi kebijakan perusahaan. Dengan demikian
tidak heran jika nilai-nilai perusahaan keluarga identik dengan nilai-nilai keluarga
pemiliknya, baik dilihat dari tradisi informal organisasi maupun dari publikasi
formal perusahaan.

19
Universitas Kristen Petra
Menurut Susanto, Wijanarko dan Mertosono (2007), ada dua jenis perusahaan
keluarga yang dapat di jelaskan disini:
1. Family Owned Enterprise (FOE) adalah perusahaan yang di miliki oleh
keluarga tetapi di kelola oleh eksekutif professional yang berasal dari luar
liingkaran keluarga.
2. Family Business Enterprise (FBE) adalah perusahaan yang dimiliki dan di
kelola oleh anggota keluarga sendiri. Perusahaan keluarga yang dicirikan
terutama dengan kepemilikan dan kerterlibatan yang signifikan dari
keluarga dalam manajemen. Dengan sendirinya anggota keluarga akan
mengantisipasi bahwa kepemimpinan dan pengawasan dilakukan oleh
keluarga dan akan diturunkan pada generasi penerus. Pengambilan
keputusan dan kebijakan, penyusunan strategi dan kegiatan bisnis sehari-
hari dilakukan oleh keluarga. Kepemilikan dari keluarga terjadi kalau
suatu keluarga memiliki semua porsi pengawasan perusahaan dan berperan
aktif dalam menetapkan strategi dan menjalankan bisnis setiap hari.

2.8.2 Karakteristik Perusahaan Keluarga


Berikut ini beberapa karakteristik lain dari perusahaan keluarga (Susanto,
Wijanarko dan Mertosono, 2007), yaitu :
a. Keterlibatan anggota keluarga
Jika sejak kecil anak-anak sudah di magangkan, maka
keterlibatannya tinggi, sehingga komitmen terhadap bisnis juga tinggi.
b. Lingkungan pembelajaran yang saling berbagi
Bisnis selalu menjadi topik pembicaraan dalam pertemuan
keluarga, sehingga jiwa bisnis mereka sudah meresap dan mendarah
daging, dan kurva pembelajaran menjadi lebih cepat bagi mereka.
c. Tingginya saling keterandalan
Setiap anggota keluarga yang bekerja dalam satu peusahaan dapat
saling mengandalkan karena adanya rasa saling percaya.
d. Kekuatan emosi

20
Universitas Kristen Petra
Anggota keluarga lebih memiliki komitmen jangka panjang
terhadap bisnisnya, dan cenderung loyal terhadap visi, misi dan nilai-nilai
pendiri.
e. Kurang formal
Perusahaan keluarga ini dikelola oleh anggota keluarga sendiri
tanpa menggunakan pekerja yang professional dan semua pekerjaan
dikerjakan oleh anggota keluarga.
f. Kepemimpinan ganda
Intervensi pihak keluarga terhadap kepemimpinan perusahaan tetap
tinggi meskipun sudah ada eksekutif dan professional, yang dapat
membingungkan anak buah.

2.8.3 Kekuatan Perusahaan Keluarga


Menurut Ward (dalam Susanto, Wijanarko dan Mertosono 2007, p 61)
perusahaan keluarga memiliki beberapa keuntungan di bandingkan dengan jenis
perusahaan lainnya. Adapun beberapa kekuatan perusahaan keluarga adalah
sebagai berikut:
1. Tingginya tingkat kemandirian (Independence of action)
Artinya hanya sedikit atau bahkan tidak ada tekanan dari bursa
saham (stock market) serta resiko yang kecil terhadap pengambilalihan
perusahaan, juga terdapat financial benefit-keuangan adalah milik keluarga
yang tidak dapat dibagi dengan pemegang saham atau perusahan lain.
2. Budaya perusahaan
Kultur budaya merupakan suatu kebanggaan tersendiri yang
menunjukkan adanya stabilitas, identitas, motivasi, komitmen yang kuat
serta kontinuitas dalam kepemimpinan. Perusahaan keluarga yang mampu
bertahan dan mempunyai knowledge of business yang bagus tentu
mempunyai jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) yang luar biasa.
3. Reinvestasi profit sesuai kesepakatan
Adanya kemauan untuk menginvestasikan kembali profit sesuai
kesepakatan bersama untuk mengembangkan perusahaan.

21
Universitas Kristen Petra
4. Manfaat-manfaat secara finansial berupa kemungkinan memperoleh
sukses yang besar
5. Pelatihan dan pengetahuan bisnis
Anggota keluarga sudah dari awal memperoleh latihan dari
keluarga tentang pengelolaan perusahaannya.
6. Birokrasi yang kecil
Birokrasi yang kecil dan flexible dengan mengedepankan
cooperate governance dan sistem akuntabilitas, serta jelasnya sistem
tanggung jawab.

2.8.4 Kelemahan Perusahaan Keluarga


Perusahaan keluarga juga memiliki beberapa kerugian/ kelemahan (Susanto,
Wijanarko dan Mertosono 2007) seperti :
a. Perusahaan keluarga adalah organisasi yang membingungkan
Besarnya pengaruh anggota keluarga akan mempengaruhi anggota
keluarga lainnya seperti peran istri/suami organisasi, bila istri/suami duduk
dalam organisasi, tidak menjadi masalah, tetapi bilamana istri/suami diluar
organisasi ikut mengatur, maka akan terjadi organisasi yang
membingungkan (confusing organization).
b. Dominasi keluarga dalam perusahaan
Adanya dominasi keluarga dalam perusahaan, dimana alasan-
alasan keluarga mengalahkan logika bisnis (family reason over business
logic); sistem penghargaan yang tidak adil, dan kesulitan menarik
manajemen professional.
c. Sindrom anak manja (spoiled child syndrome)
Dalam perusahaan keluarga toleransi terhadap anggota keluarga
yang tidak kompeten, misalnya terhadap cucu kesayangan atau yang
berkaitan dengan crown prince atau princess sebagai calon pengganti.
d. Terjadinya milking the business
Satu hal yang mungkin menyimpang terjadi didalam perusahaan
keluarga adalah milking the business, yaitu anggota keluarga yang sangat
berpengaruh di perusahaan menyedot revenue dari bisnis tersebut untuk

22
Universitas Kristen Petra
keperluan lain atau pribadi. Isu-isu keuangan lain yang merupakan
kerugian sebagai perusahaan keluarga adalah akses yang terbatas di pasar
modal, adanya ketidakseimbangan antara kontribusi dan kompensasi.

Menurut Ward (dalam Susanto, Wijanarko dan Mertosono 2007, p 75)


menambahkan beberapa kerugian lain dari bisnis bersama anggota keluarga yaitu:
a. Potensi munculnya konflik
b. Munculnya kekecewaan ketika tujuan pribadi tidak tercapai
c. Terlalu banyak masalah finansial
d. Hilangnya privacy sebagai akibat publisitas di masyarakat
e. Rentan terhadap kritik dari luar keluarga
Ada beberapa dimensi dalam perusahaan menjadi sebuah kekuatan
atau justru menjadi kelemahan bergantung kepada :
a. Seberapa jauh batasan-batasan antar bisnis dan keluarga di kelola
b. Efektifitas masing-masing sistem
c. Seberapa jauh adaptibilitas dan pembelajaran dihalangi atau di
dorong

23
Universitas Kristen Petra
2.9 Kerangka Berpikir

Pengembangan produk furniture pada


perusahaan keluarga PT Multi Modern
Nusantara

Tahapan Pengembangan Produk Baru:

1. Pemunculan ide
Ide yang bersifat baru dan fresh
2. Penyaringan dan evaluasi
Pemilihan ide-ide potensial
3. Analisa bisnis
Analisis market dan lingkungan bisnis
4. Pengembangan
Pengembangan ide menjadi produk
5. Testing/ pengujian
Pengujian atas produk baru
6. Komersialisasi
Memasarkan produk pada market

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir


Sumber : Stamm, (2008, p.109)

24
Universitas Kristen Petra

Anda mungkin juga menyukai