Anda di halaman 1dari 9

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PERTOLONGAN PERSALINAN
No. Dokumen Revisi Halaman
1/9

RSUD Tanggal Terbit Ditetapkan,


Dr.H.CHASAN Direktur RSUD Dr.H.Chasan Boesoirie
BOESOIRIE

Standar
Dr.H.Syamsul Bahri Sp.OG.,S,.H.M.M.Kes
Prosedur
NIP. 19650210 199603 1 003
Operasional
(Spo)
Pengertian Persalinan normal adalah persalinan normal secara spontan,
beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian
selama proses persalinan,bayi lahir secara spontan dalam
presentasi belakang kepala pada usia kehamilan 37-42 minggu
lengkap dan setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam
kondisi sehat
Tujuan Mampu melaksanakan Asuhan Persalinan normal yaitu
persalinan yang sesuai dengan Pilar Safemotherhood yaitu
Persalinan Bersih Aman, Sayang Ibu dan Berorientasi
Keselamatan. Dengan APN kita dapat mencegah kematian
yang disebabkan Perdarahan, Eklamsia, Sepsis. .

Kebijakan Mengacu pada standar operasional asuhan kebidanan


1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala ll
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan,
termasuk menyiapkan oksitosin kedalam spuit
3. Memakai celemek plastik
Prosedur 4. Memastikan lengan tidak menggunakan perhiasan,
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
5. Menggunakan sarung tangan DTT, pada tangan kanan
yang akan digunakan melakukan pemeriksaan dalam
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PERTOLONGAN PERSALINAN
RSUD
Dr.H.CHASA No. Dokumen Revisi Halaman
N BOESOIRIE 2/9

6. Mengambil alat suntik dengan yang bersarung tangan, isi


dengan oksitosin dan letakkan kembali kedalam partus set
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan menggunakan
kapas basah yang telah dibasahi oleh air matang (DTT),
dengan gerakan vulva ke perineum
8. Melakukan pemeriksaan dalam, pastikan pembukaan
sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.
9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke
dalam larutan klorik 0,5 %, membuka sarung tangan
dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan
klorin 0,5%
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus
selesai, pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160
x/menit)
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada
his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapakn posisi ibu
untuk meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi
setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai
dorongan yang kuat untuk meneran
14. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi nyaman saat
melahirkan.
15. Meletakkan handuk bersih ( untukl mengeringkan bayi)
diperut ibu, jika kepala bayi telat membuka vulva dengan
diameter 5 – 6 cm.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PERTOLONGAN PERSALINAN

RSUD No. Dokumen Revisi Halaman

Dr.H.CHASA 3/9

N BOESOIRIE
16. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah
bokong ibu.
17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali
kelengkap alat dan bahan
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6
cm, memasang handuk bersih pada perut ibu untuk
mengeringkan bayi jika telah lahir dan kain kering dan
bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu.
Setelah itu kita melakukan perasat stenen (perasat untuk
melindungi perineum dengan satu tangan), dibawah kain
bersih dan kering, ibu jari pada salah satu sisi perineum
dan 4 jari tangan pada sisi yang lain dan tangan yang lain
pada belakang kepala bayi. Tahan belakang kepala bayi
agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara
bertahap melewati introitus dan perium ).
20. Setelah kepala keluar menyeka mulut dan hidung bayi
dengan kasa steril kemudian memeriksa adanya lilitan tali
pusat pada leher janin.
21. Tunggu hingga kepal janin selesai melakukkan putaran
paksi luar secara spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang
secara biparen
23. tal. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat
kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah
dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus
pubis dan kemudian gerakan atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PERTOLONGAN PERSALINAN

RSUD No. Dokumen Revisi Halaman

Dr.H.CHASA 4/9

N BOESOIRIE
24. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum
ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah
bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang tangan dan siku sebelah atas.
25. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri
punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk
memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan
kiri diantara kedua lutut janin).
26. Melakukan penilaian selintas :
a. Apakah bayi cukup bulan?
b. Apakah bayi menagis kuat dan atau bernapas tanpa
kesulitan
c. Apakah bayi bergerak aktif ?
27. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan
bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan
handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.
28. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada
lagi bayi dalam uterus
29. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar
uterus berkontraksi baik
30. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin
10 unit IM (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal
lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntik oksitosin )
31. Setelah 2 menit pasca persalinan,, jepit tali pusat dengan
klem kira – kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali
pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada
2 cm distal dari klem pertama. Dengan satu tangan.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PERTOLONGAN PERSALINAN
RSUD No. Dokumen Revisi Halaman
Dr.H.CHASA 5/9
N BOESOIRIE
32. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi),
dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem
tersebut
33. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada
satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut
dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
34. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan
memasang topi dikepala bayi
35. Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari
vulva.
36. Meletakan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu,
tepat diatas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini
untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan
uterus, memegang tali pusat dan klem dengan tangan
yang lain.
37. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah
bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah
belakang – atas ( dorso – kranial) secara hati-hati (untuk
mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah
30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu
hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur
diatas.
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau
anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.
38. Lakukan peregangan dan dorongan dorso-kranial hingga
plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong
menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PERTOLONGAN PERSALINAN
RSUD No. Dokumen Revisi Halaman
Dr.H.CHASA 6/9
N BOESOIRIE
39. kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir, (tetap
lakukan tekanan dorso-kranial)
a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem
hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan
plasenta.
b. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit
menegangkan tali pusat:
 Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
 Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih
penuh.
 Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
 Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya.
Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir
atau bila terjadi perdarahan, segera lakukan plasenta
manual.
40. Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lahirkan plasenta
dengan menggunakan ke dua tangan, pegang dan putar
plasenta hingga selaput ketuban terpilih kemudian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah
disediakan.
a. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT
atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput
kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT
atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang
tertinggal.
b. Rangsangan Taktil (Masase) Uterus.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PERTOLONGAN PERSALINAN
RSUD
No. Dokumen Revisi Halaman
Dr.H.CHASA
N BOESOIRIE 7/9

41. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,


melakukan Masase uterus, meletakan telapak tangan di
fundus dan melakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi
( Fundus menjadi keras).Lakukan tindakan yang
diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik
masase.
42. Memeriksa kedua sisi placenta baik bagian ibu maupun
bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh.
Masukan plesenta kedalam kantung plastik atau tempat
khusus.
43. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum
dan segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan
aktif. Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan
aktif segera lakukan penjahitan.
44. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi  perdarahan pervaginam
45. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5% dan membilasnya dengan air
DTT kemudian keringkan
46. Pastikan uterus berkontraksi uterus dengan baik serta
kandung kemih kosong
47. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
melakukan kontraksi
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan ibu baik
50. Pantau keadaan bayi dan bayi bernafas dengan baik

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PERTOLONGAN PERSALINAN
RSUD
No. Dokumen Revisi Halaman
Dr.H.CHASA
8/9
N BOESOIRIE

51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan


klorin 0,5% untuk dekontaminasi. Cuci dan bilas peralatan
setelah di dekontaminasi
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat
sampah yang sesuai
53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bantu ibu
memakai pasien yang bersih dan kering
54. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu menyusu bayinya.
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu makanan dan
minuman yang diinginkan
55. Dekontaminasi tempat bersalin dan apron yang dipakai
dalam larutan klorin 0,5%
56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
lepaskan dalam keadaan terbalik kemudian rendam dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit
Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
kemudian keringkan
57. Pakai sarung tanga bersih atau DTTUntuk penatalaksanaan
bayi baru lahir
58. Dalam waktu satu jam,beri antibiotik salep mata
Gentamicin, dan vitamin K 0,5 mg intramuskular dipaha kiri
anterolateral. Setelah itu lakukan pemeriksaan fisik bayi
baru lahir, pantau setiap 15 menit untuk pastikan bahwa
bayi bernapas dengan baik
59. Setelah satu jam pemberian vitamin K, berikan suntikan
imjunisasi HB0 dipaha kanan anterolateral. Letakkan bayi
didalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PERTOLONGAN PERSALINAN
RSUD
No. Dokumen Revisi Halaman
Dr.H.CHASA
N BOESOIRIE 9/9

60. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir


kemudian keringkan dan lengkapi partograf

Unit Terkait UGD, Kamar Bersalin, Kamar Operasi

Anda mungkin juga menyukai