Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
IMUNISASI IBU HAMIL

Nama:
Faizatus Sholekhah
NIM: 21144010017
PRODI D3 KEPERAWATAN
STIKES RAJEKWESI BOJONEGORO
TAHUN 2021
SATUAN ACARA
PENYULUHAN

Topik : Imunisasi
Sub pokok bahasan :
- Pengertian imunisasi
- Tujuan dari imunisasi
- Jenis-jenis imunisasi yang dianjurkan pada ibu hamil
- Jenis-jenis imunisasi yang tidak dianjurkan pada ibu
hamil
- Manfaat dari imunisasi
- Jadwal dari imunisasi
Sasaran : Ibu-ibu hamil
Target : Ibu hamil
Hari / Tanggal : Senin / 30 Mei 2022
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : STIKES RAJEKWESI Bojonegoro
Penyuluh : Faizatus Sholekhah (Mahasiswa STIKES Rajekwesi
Bojonegoro Prodi D3 Keperawatan)
A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa penyakit yang sering


muncul pada ibu hamil banyak ditemukan penyakit seperti : hepatitis A, hepatitis
B, Tetanus Toxoid, Meningitis, Pneumucoccal, dan Influenza. Karena itu harus
diberikan imunisasi pada ibu hamil untuk mencegah terjadinya suatu penyakit
pada calon bayi yang masih didalam kandungan.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Ibu hamil mampu memahami dan mengerti tentang macam – macam imunisasi yang
dianjurkan untuk ibu hamil.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

1. Mengetahui Pengertian Imunisasi.


2. Mengetahui tujuan dari imunisasi.
3. Mengetahui Jenis – jenis Imunisasi yang dianjurkan untuk ibu hamil.
4. Mengetahui Jenis-jenis Imunisasi yang tidak dianjurkan untuk ibu hamil.
5. Mengetahui Manfaat dari Imunisasi.
6. Mengetahui jadwal imunisasi

D. MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian imunisasi.
2. Tujuan dari imunisasi.
3. Jenis –jenis imunisasi yang dianjurkan pada ibu hamil.
4. Jenis-jenis imunisasi yang tidak dianjurkan untuk ibu hamil.
5. Manfaat imunisasi pada ibu hamil.
6. Jadwal imunisasi pada ibu hamil.

E. METODE

1. Ceramah
2. Tanya jawab

F. MEDIA

1. Leaflet
2. PPT
G. EVALUASI

1. Penyiapan media yang akan digunakan


2. Persiapan tempat yang akan digunakan
3. Persiapan SAP

H. PENGORGANISASIAN & URAIAN TUGAS


1. Protokol / Pembawa acara: Mengatur jalannya penyuluhan,membuka,dan menutup
acara
2. Penyuluh / Pengajar : Memberikan penyuluhan
3. Fasilitator : Memfasilitasi jalannya penyuluhan
4. Observer : Mengawasi jalannya penyuluhan

I. PROSES PELAKSANAAN

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA

Pembukaan:
1. Salam pembukaan - Menjawab salam
2. Menjelaskan tujuan umum dan khusus - Mendengarkan dan
3. Menyampaikan waktu yang akan menyimak
1 5 menit - Bertanya mengenai
digunakan dan mendiskusikannya
perkenalan dan tujuan
dengan peserta jika ada yang kurang
4. Memberikan sedikit gambaran jelas
mengenai informasi yang disampaikan

Pelaksanaan :
1. Menjelaskan pengertian imunisasi
2. Menjelaskan tujuan dari imunisasi
3. Menjelaskan jenis-jenis imunisasi - Mendengarkan
yang dianjurkan untuk ibu hamil penjelasan dan
2 20 menit
menyimak
4. Menjelaskan jenis-jenis imunisasi
yang tidak dianjurkan untuk ibu hamil
5. Menjelaskan manfaat imunisasi
6. Menjelaskan jadwal imunisasi
Evaluasi :
1. Memberi kesempatan kepada peserta
untuk bertanya - Bertanya
3 15 menit 2. Mengklarifikasi pertanyaan peserta dan - Merespon/memberi
menarik kesimpulan dari materi yang tanggapan
diberikan
Terminasi :
1. Petugas penyuluhan mengucapkan
4 5 menit - Menjawab salam
terimakasih atas segala perhatiannya
2. Mengucapkan salam penutup

J. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur :
- Kesiapan materi
- Kesiapan SAP
- Kesipan media
- Peserta hadir ditempat penyuluhan
2. Evaluasi Proses :
- Fase dimulai sesuai waktu yang direncanakan
- Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
- Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
3. Evaluasi Hasil :
- Memahami Pengertian Imunisasi
- Memahami tujuan imunisasi
- Mengetahui jenis-jenis imunisasi untuk ibu hamil
- Mengetahui manfaat imunisasi bagi ibu hamil
- Mengetahui jadwal imunisasi untuk ibu hamil

K. PENGORGANISASIAN
Pembawa acara : ……………………………………………..
Pembicara : Faizatus Sholekhah
Observer : ……………………………………………..
Fasilitator : ……………………………………………..
Pembimbing : Sri Mulyani, M. Kes

L. SUMBER

1. Kusmiati.2010.Perawatan Ibu Hamil.Yogyakarta : Fitramaya


2. http://klinikanakonline.com/2014/09/29/kenali-imunisasi-pada-ibuhamul-yang-
dianjurkan-dan-dilarang/
3. http://mdqyudh.blogspot.com/2009/11/imunisasipadaibuhamil

M. MATERI

1.    Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang
sedang mewabah atau berbahaya bagi ibu hamil.

Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi
terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan untuk terhindar dari penyakit lain
diperlukan imunisasi lainnya.

2.    Tujuan Imunisasi

Tujuan dari diberikannya suatu imunitas adalah untuk mengurangi angka


penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa
menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari
dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B, hepatitis A, meningitis, pneumococcal,
tetanus toxoid, dan influenza.

3.    Jenis – jenis Imunisasi yang di anjurkan pada Ibu Hamil

1.      Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)


Tetanus disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui luka terbuka dan
menghasilkan racun yang kemudian menyerang sistem saraf pusat. Penderita
mengalami kejang otot serta diikuti kesulitan menelan dan bahkan bernafas.
Tetanus khususnya beresiko pada bayi – bayi yang dilahirkan dengan
bantuan dukun bayi dirumah dengan peralatan yang tidak steril. Mereka juga
beresiko ketika alat – alat yang tidak bersih digunakan untuk memotong tali
pusar dan oles – olesan tradisional atau abu digunakan untuk menutup luka
bekas potongan.
Hal ini berisiko menimbulkan infeksi oleh kuman tetanus pada ibu dan
bayi hingga jiwa mereka terancam. Rahim ibu melahirkan rentan terinfeksi
kuman tetanus, sedangkan pada bayi infeksi ini dimulai dari luka pada tali
pusatnya. Bakteri Klostridium tetanus pada bayi baru lahir dapat menimbulkan
penyakit tetanus neonatorum yang dapat mengakibatkan kematian. Bakteri
atau spora tetanus tumbuh dalam luka yang tidak steril.
Semua ibu hamil harus memastikan mereka telah mendapat imunisasi
tetanus toksoid (TT) untuk menghindari jangkitan tetanus yang berisiko pada
diri dan bayinya. Walaupun sudah mendapatkan imunisasi sebelumnya, ibu
membutuhkan tambahan vaksin tetanus toksoid yang biasanya dianjurkan
menjelang pernikahan. Bila terlewat, bisa diberikan saat ibu hamil sebanyak
dua kali dengan jarak 1 sampai 2 bulan. Menjelang waktu persalinan,
imunisasi ini harus sudah lengkap. Karenanya,  di masa hamil, imunisasi ini
dilakukan di usia kehamilan 7 bulan, kemudian 8 bulan, dan dapat diulangi
tiga tahun kemudian. Setelah diimunisasi, ibu biasanya mengalami  demam
ringan meski sangat jarang terjadi, agak nyeri, dan sedikit bengkak pada
daerah bekas suntikan. Sesudah persalinan, ibu juga harus memastikan bahwa
luka di vagina atau perutnya (akibat sesar) dalam keadaan bersih. Begitu pula
tali pusat bayinya.
Jumlah dan Dosis Pemberian Imunisasi TT untuk Ibu Hamil yaitu
Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali, dengan dosis 0,5 cc
diinjeksikan intramuskuler atau subkutan dalam.
Waktu pemberian Imunisasi TT yaitu sebaiknya diberikan sebelum kehamilan
8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap. TT 1 dapat diberikan sejak
diketahui positif hamil dimana biasanya diberikan pada kunjungan pertama ibu
hamik ke sarana kesehatan.
Jarak pemberian Imunisasi TT yaitu imunisasi TT 1 dengan TT 2
minimal 4 minggu.
Efek samping Imunisasi TT yaitu biasanya hanya gejala – gejala ringan
saja seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan. TT
adalah antigen yang sangat aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada
bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT. Efek samping
tersebut berlangsung 1 – 2 hari, ini akan sembuh sendiri dan tidak diperlukan
tindakan atau pengobatan. Tempat pelayanan untuk mendapatkan Imunisasi
TT :
a)      Puskesmas / puskesmas pembantu
b)      Rumah sakit pemerintah / swasta
c)      Rumah bersalin
d)     Polindes
e)      Posyandu
f)       Dokter / bidan praktik

2.      Imunisasi Influenza
Sebuah penelitian terhadap 340 ibu hamil di Bangladesh yang
mendapatkan suntikan vaksin flu menunjukkan ibu-ibu tersebut memiliki bayi
yang lebih tahan terhadap influenza. Hanya ditemukan tiga kasus flu ketika
usia bayi mereka masih di bawah enam bulan. “Padahal tidak pernah terbukti
sebelumnya bahwa imunisasi terhadap ibu hamil memberikan keuntungan
besar kepada bayinya. Di Amerika, hanya 14% ibu hamil yang menjalani
imunisasi ini. Angka ini terpaut tidak jauh dibandingkan di negara miskin
dimana akses kesehatan terbatas. Di banyak daerah, program ini telah banyak
diberikan kepada ibu  hamil termasuk suntikan antitetanus. Mereka seharusnya
menambahkan vaksin influenza,” ujar Mark Steinhoff, Profesor Pediatrik dari
Johns Hopkins Universitiy, di Baltimore.
Menurut sebuah laporan dalam jurnal medis di Inggris tahun 2005, rata-
rata kematian akibat flu masih tinggi untuk bayi usia di bawah enam bulan.
Sedangkan di Indonesia, penyakit influenza sering dianggap biasa. Padahal
bisa mengganggu kesehatan ibu dan janin. 
Waktu pemberian imunisasi influenza ini sebaiknya di berikan pada
trimester kedua atau ketiga kehamilan.
Efek samping dari imunisasi influenza yaitu ibu mengalami demam
ringan, bengkak, dan kemerahan di daerah bekas suntikan.
Lakukan imunisasi saat tubuh benar-benar dalam keadaan sehat. Setelah
melakukan imunisasi, lakukan cukup istirahat, makan  makanan bergizi, dan
jangan dekati orang yang sedang terkena influenza karena akan mudah tertular.
Sempatkanlah memeriksakan diri ke dokter jika ibu mengidap flu untuk
memastikan flu tersebut tidak membahayakan.

3.      Hepatitis B
Umumnya seseorang tidak langsung menyadari bahwa dirinya terinfeksi
virus hepatitis B. Bahayanya, janin bisa ikut tertular ketika menjalani proses
kelahiran. Karenanya, imunisasi hepatitis B sangat perlu bagi ibu hamil. Bayi
baru lahir pun diwajibkan segera mendapat imunisasi Hepatitis B.
Vaksin Hepatitis B terbuat dari bahan rekombinan yaitu vaksin yang
dibuat dengan bahan rekayasa genetika sehingga menyerupai virus Hepatitis B.
Vaksin ini aman diberikan kepada ibu hamil.
Waktu pemberian imunisasi ini adalah pada kehamilan bulan pertama,
kedua, dan keenam.
Ibu hamil akan diperiksa kadar HbsAg dan Anti-Hbs-nya (reaksi
antigen-antibodi). Jika hasil Anti-HbsAg-nya positif, ibu tak perlu imunisasi
lagi karena sudah mempunyai zat antobodi/kekebalan hepatitis B.
Efek samping dari imunisasi hepatitis B yaitu timbulnya demam ringan
dan nyeri pada bekas suntikan. Bila tidak ada infeksi dan belum mempunyai
antibodi, maka vaksin hepatitis B dapat diberikan kepada ibu hamil.

4.      Meningococcal
Vaksin pencegah meningitis atau radang selaput otak ini terbuat dari
bakteri meningococcal yang sudah mati/tidak aktif sehingga aman untuk ibu
hamil. Apabila ibu hamil menderita meningitis, maka kumannya pun dapat
menjalar ke otak janin. Waktu pemberian imunisasi ini sebaiknya diberikan
setelah trimester pertama untuk menghindari risiko umum yang terjadi pada
kehamilan trimester pertama seperti keguguran.
Sebaiknya, lakukan imunisasi ini saat tubuh benar-benar sehat meski
pada beberapa orang hanya akan muncul demam ringan. Studi mengenai
pemberian imunisasi ini pada ibu hamil memang belum pernah menunjukkan
adanya efek merugikan bagi sang ibu maupun bayinya. Jadi, imunisasi
Meningococcal bisa diberikan, terutama bagi ibu hamil yang terindikasi akan
terpapar virus tersebut. Misalnya, mereka yang berencana melakukan
perjalanan ke negara-negara dengan risiko terpapar virus meningococcal.
Meski begitu, pemberian imunisasi ini tetap harus didasarkan pada indikasi,
serta turut pula memperhitungkan faktor risiko dan keuntungannya.

5.      Hepatitis A
Dalam Panduan Pemberian Imunisasi bagi Wanita Hamil dan Menyusui
(dikeluarkan CDC) disebutkan, keamanan pemberian imunisasi Hepatitis A
masih belum bisa dipastikan. Namun, karena vaksin ini dibuat dari virus mati
atau tidak aktif, secara teoritis risiko janin terpengaruh sangat rendah. Jadi,
imunisasi ini bisa diberikan pada ibu hamil, jika ada indikasi berisiko tinggi
terkena penyakit tersebut.
Misalnya,memiliki kelainan hati, hidup di lingkungan yang berisiko
terinfeksi Hepatitis A, sering berada di Tempat Penitipan Anak (TPA), atau
akan bepergian ke negara dimana penyakit ini menjadi endemis.

6.      Imunisasi Pneumococcal
Imunisasi Penumococcal wajib dilakukan pada calon ibu yang punya
risiko tinggi terkena penyakit pneumococcal. Kondisinya mencakup punya
masalah sistem pernapasan atau asma, memiliki penyakit diabetes mellitus,
penyakit kardiovaskular, gagal ginjal kronis, asplenia dan kelainan jantung,
kondisi melemahnya sistem imun seperti HIV, Lymphoma, Leukimia.
Vaksin pneumokokus diberikan sebagai injeksi tunggal pada ibu hamil.
Vaksin ini disuntikkan sebagai solusi cair 0,5 ml kedalam otot (intramuskular
atau IM), otot deltoid biasanya, atau dibawah kulit (subkutan atau SC).
Efek samping dari imunisasi pneumokokkus yaitu rasa sakit atau
kemerahan ditempat suntikan, demam, ruam dan reaksi alergi.

4.    Jenis – jenis Imunisasi yang tidak dianjurkan pada Ibu Hamil.

1.      Mumps, Measles, Rubella (MMR)


Vaksin MMR diberikan untuk mencegah penyakit campak, gondong, dan
rubella. MMR ini adalah salah satu jenis vaksin aktif yang dapat beresiko
menyebabkan bayi lahir cacat, kelainan mental, bahkan kematian. Karena itu, ibu
hamil hanya diperbolehkan menerima vaksin pasif. Selain itu, ibu hamil yang
tengah terpapar penyakit ini akan makin parah jika diberi vaksin. Mengetahui
dampak negatif pada ibu hamil maka sebaiknya imunisasi ini diberikan pada masa
perencanaan kehamilan atau sebelum kehamilan. Jarak pemberian vaksin dan
kehamilan sebaiknya tiga bulan.

2.      Human Papiloma Virus (HPV)


Vaksin HPV bertujuan mencegah penyakit kanker mulut rahim atau serviks.
Vaksin yang menggunakan virus hidup ini tidak aman bagi ibu hamil karena
dapat menyebabkan efek buruk bahkan juga pada janin.
3.      Varicella
Vaksin variecella ini bermanfaat untuk mencegah penyakit cacar air. Virus
dalam vaksin ini dapat menginfeksi janin karena merupakan virus hidup atau
aktif. Karena itu, vaksin ini sebaiknya diberikan sebelum kehamilan. Jarak
pemberian vaksin dan kehamilan sebaiknya minimal satu bulan.

4.      Bacillus Calmette Guerin (BCG)


Vaksin BCG bertujuan mencegah penyakit Tuberkulosis (TB). Ibu hamil
tidak diperkenankan menerima vaksin BCG karena menggunakan virus aktif
sehingga memiliki efek samping pada ibu hamil dan janinnya.

5. Manfaat Imunisasi Ibu Hamil

1. Manfaat Imunisasi TT.


Manfaat dari imunisasi TT yaitu:
a.       Melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005; Chin,
2000). Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada
neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium
tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem
saraf pusat (Saifuddin dkk, 2001).
b.      Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes RI,
2000).

2.      Manfaat Imunisasi Influenza.


Manfaat dari imunisasi influeza yaitu untuk melindungi dirinya dan calon
anaknya dari penyakit influenza.

3.      Manfaat Imunisasi Hepatitis B.


Manfaat dari imunisasi hepatitis B yaitu untuk mencegah janin dari virus
hepatitis B. Dan manfaat lain dari imunisasi hepatitis B yaitu mencegah
penyebaran hepatitis B.

4. Manfaat imunisasi Meningococcal


Manfaat dari imunisasi meningococcal bagi ibu hamil adalah untuk
menghindari risiko terkena virus meningitis atau radang selaput otak. Imunisasi
ini juga bisa diberikan terutama bagi ibu hamil yang terindikasi akan terpapar
virus miningitis.

5.      Manfaat Imunisasi Hepatitis A.


Manfaat dari imunisasi hepatitis A bagi ibu hamil yaitu untuk mencegah
janin dari infeksi virus hepatitis A, jadi ibu hamil yang diberikan imunisasi
hepatitis A ini hanya sebagian ibu hamil yang memiliki kelainan hati.

6. Manfaat Imunisasi Pneumococcal


Manfaat dari imunisasi Pneumococcal bagi ibu hamil yaitu untuk mencegah
risiko janin terkena virus pneumococcal dan menghindarkan janin terkena
penyakit jantung, asma, diabetes miletus dan gagal ginjal kronis.

6.     Jadwal Imunisasi Pada Ibu Hamil

1)    Jadwal Imunisasi TT

Imunisasi TT I        : Segera setelah ada tanda kehamilan dan pada saat
pendaftaran   nikah

Imunisasi TT II       : Satu bulan setelah TT I

Jadwal Imunisasi TT Long Life

No TT Interval Lama Perlindungan

1 Imunisasi TT I Suntikan Pertama 4 minggu

4 minggu setelah suntikan


2 Imunisasi TT II 6 bulan
pertama

6 bulan setelah suntikan


3 Imunisasi TT III 1 tahun
kedua

4 Imunisasi TT IV 1 tahun dari suntikan ketiga 5 tahun

1 tahun dari suntikan


5 Imunisasi TT V 25 tahun
keempat

2)   Jadwal Imunisasi Influenza

         Pemberian Imunisasi Influenza diberikan pada Trimester kedua atau


Trimester ketiga kehamilan.

3)   Jadwal Imunisasi Hepatitis B

         Waktu pemberian imunisasi Hepatitis B diberikan pada kehamilan bulan


pertama, kedua, dan keenam. Ibu hamil akan diperiksa kadar HbsAg dan Anti
Hbs nya (reaksi antigen – antibodi). Jika hasil Anti Hbs nya positif, ibu tak perlu
imunisasi lagi karena sudah mempunyai zat antibodi / kekebalan hepatitis B.
Biasanya setelah imunisasi, timbul demam ringan dan nyeri bekas suntikan. Bila
tidak ada infeksi dan belum mempunyai antibodi, maka vaksin hepatitis B dapat
diberikan kepada ibu hamil.

4)   Jadwal Imunisasi Meningococcal

         Imunisasi ini sebaiknya diberikan setelah trimester pertama untuk


menghindari resiko umum yang terjadi pada kehamilan trimester pertama seperti
keguguran. Sebaiknya lakukan imunisasi saat tubuh benar – benar sehat meski
pada beberapa orang hanya akan muncul demam ringan. Studi mengenai
pemberian imunisasi ini pada ibu hamil memang belum pernah menunjukkan
adanya efek merugikan bagi sang ibu maupun bayinya. Jadi, imunisasi
meningococcal bisa diberikan, terutama bagi ibu hamil yang terpapar virus
tersebut. Misalnya, mereka yang berencana melakukan perjalan ke negara –
negara dengan resiko terpapar virus meningococcal. Meski begitu, pemberian
imunisasi ini tetap harus didasarkan pada indikasi, serta turut pula
memperhitungkan faktor resiko dan keuntungannya.

5)   Jadwal Imunisasi Hepatitis A

         Imunisasi Hepatitis A ini diberikan pada kehamilan bulan pertama, kedua,
dan keenam dan Ibu hamil yang terindikasi atau beresiko tinggi terkena penyakit
tersebut. Misalnya, memiliki kelainan hati, hidup di lingkungan yang beresiko
terinfeksi Hepatitis A, sering berada di Tempat Penitipan Anak (TPA), atau
akan berpergian ke negara dimana penyakit ini menjadi endemis.

6)   Jadwal Imunisasi Pneumococcal

         Jadwal pemberian Imunisasi Pneumococcal pada trimester pertama


kehamilan. Imunisasi ini di indikasikan pada ibu hamil yang beresiko tinggi
terkena virus tersebut, jika tidak beresiko tinggi imunisasi ini tidak perlu
diberikan.

7)   Jadwal Imunisasi DPT

         Pemberian imunisasi pada ibu hamil di berikan pada ibu hamil yang
bekerja di Tempat Penitipan Anak di mana banyak terdapat kasus pertusis.
Imunisasi ini hanya di indikasikan pada ibu hamil yang kemungkinan terpapar
penyakit pertusis atau batuk rejan. Pemberian imunisasi ini dapat
dipertimbangkan jika tidak perlu, maka imunisasi ini boleh tidak dilakukan.

N. LEMBAR SOAL

1. Kenapa imunisasi TT menjadi imunisasi yang umum dan yang paling penting bagi
ibu hamil?
2. Kapan waktu yang tepat suntik tetanus pada ibu hamil?
3. Jika hamil pertama sudah melakukan imunisasi, apakah di kehamilan berikutnya
harus imunisasi lagi?

Anda mungkin juga menyukai